commit to user
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan pada waktu sekarang ini mulai diperhatikan oleh pemerintah. Hal tersebut terbukti dengan adanya program pemerintah yang mendukung untuk memperbaiki, mengembangkan bahkan mendirikan penyedia jasa perpustakaan khususnya di bidang pendidikan. Untuk itu perlu adanya pengolahan bahan pustaka yang tepat.
Menurut Deklarasi UNESCO yang dalam Sudjini (2009: 16) perpustakaan adalah sesuatu kekuatan yang bisa menghidupkan pendidikan, kebudayaan, informasi, dan pembagunaan nasional dan sebagai suatu media yang penting untuk membantu menciptakan kerukunan perdamaian dan pengertiaan diantar bangsa- bangsa di dunia.
Ada pula pengertian menurut Sutarno NS (2003: 33) menyatakan bahwa perpustakaan adalah suatu tempat penyedia informasi yang mempunyai manfaat yang penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, keberadaan perpustakaan sangat penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta bagi pelaksanaan usaha–usaha pengembangan nasional.
commit to user
Sedangkan pengertian perpustakaan perguruan tinggi antara lain sebagai berikut :
1. Soeatminah (1992: 40) mengartikan “perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unsur penunjang yang merupakan perangkat kelengkapan dibidang pendidikan, penelitian, dan pengapdian kepada masyarakat.” 2. Rahman Hermawan S (2006: 33) mengartikan “perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat di lingkungan lembaga pendidikan tinggi seperti, universitas, institut, sekolah tinggi, akademi dan lembaga perguruan tinggi lainnya.”
3. Sulistyo Basuki (1993 : 51) mengartikan “perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat padaperguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya.”
Perbedaan perpustakaan perguruan tinggi tidaklah terlalu menonjol, hanya letaknya yang berada dibawah naungan institusi atau perguruan tinggi yang membedakan perpustakaan perguruan tinggi dengan jenis perpustakaan lainnya. Bahkan tujuan utama dari semua perpustakaan sama yaitu melayani pengguna dengan baik, menyediakan koleksi yang berkualitas kepada pengguna, dan memperoleh kepuasan dari pengguna perpustakaan.
B. Fungsi Perpustakaan
Setiap perpustakaan memiliki fungsi dan tujuan tertentu. Oleh karena itu ada pebedaan fungsi yang sifatnya lebih spesifik pada setiap jenis
commit to user
perpustakaan. Fungsi perpustakaan menurut Sutarno NS (2003: 26) sebagai berikut:
1. Dapat mengikuti peristiwa dan perkembangan dunia terakhir, melalui sumber bacaan.
2. Secara tidak langsung mendapatkan pengajaran dan pendidikan.
3. Selain dapat memupuk kemampuan dan kepercayaan diri setelah menguasai banyak informasi dan ilmu pengetahuan, seseorang yang rajin ke perpustakaan akan memperoleh kenikmatan dan kepuasan, sebab kebutuhan jiwanya dapat diisi dengan apa yang ia senangi. Jika diperhatikan dengan seksama, peran, tugas dan fungsi perpustakaan cukup menantang seperti:
1. Cara membina dan mengembangkan serta memberdayakan dalam segala bentuk potensinya.
2. Mengembangkan minat dan respon masyarakat untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan secara maksimal, menumbuhkan kesadaran sendiri dan bukan atas paksaan.
C. Pengertian Bahan Pustaka
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, pustaka artinya kitab, buku. Istilah yang berkaitan erat dengan pustaka adalah bahan pustaka. Sebenarnya bahan pustaka artinya sama dengan pustaka. Bahan pustaka merupakan media informasi rekam baik tercetak maupun non cetak yang
commit to user
merupakan komponen utama di setiap system informasi, baik perpustakaan ataupun unit informasi lainnya. (Yulia, 2009: 14).
Menurut UU Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, memberikan pengertian bahwa bahan perpustakaan atau bahan pustaka adalah semua hasil karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam. Sedangkan Sulistyo Basuki (1993:8) memberikan cakupan dari bahan pustaka, yaitu :
1. Karya cetak atau karya grafis seperti buku, majalah surat kabar, disertasi, laporan.
2. Karya non-cetak atau karya rekam, seperti piringan hitam, rekaman audio, kaset, dan video.
3. Bentuk mikro, seperti microfilm, mikrofis, dan microopaque. 4. Karya dalam bentuk elektronik dan bahan digital lainnya.
Bahan pustaka juga disebut koleksi yang memiliki beberapa jenis. Jenis – jenis koleksi yang dapat diadakan untuk perpustakaan dewasa ini adalah koleksi dalam bentuk tercetak maupun non cetak. Koleksi tercetak meliputi buku, majalah, jurnal, tabloid, dan surat kabar, sedangkan koleksi non cetak meliputi microfilm, mikrofis, audio tape, piringan hitam, pita magnetic, video tape, slide, kaset, CD, DVD, dan lain – lain” (Rahayuningsih, 2007:13).
commit to user D. Jenis Bahan Pustaka
Kumpulan bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan dikenal dengan istilah koleksi perpustakaan. Menurut Yuyu Yulia (2006: 13) jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi perpustakaan antara lain:
1. Karya Cetak
Karya cetak adalah hasil pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:
a. Buku
Bahan pustaka yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan yang plaing umum terdapat dalam koleksi perpustakaan, Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan.
b. Terbitan Berseri
Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan, bulanan dan lainnya), laporan yang terbit dengan jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, triwulan dan sebagainya.
2. Karya Noncetak
Karya noncetak adalah hasil pikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah., melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar, dan sebagainya.
commit to user
Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan nonbuku, atau bahan pandang dengar. Yang termasuk dalam buku pustaka non cetak adalah:
a. Rekaman suara, yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam.
b. Gambar hidup dan rekaman video. Yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video.
c. Bahan grafika. Ada dua tipe bahan pustaka yang dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya slide, transparan, dan filmstrip).
d. Bahan kartografi. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah peta, atlas, bola dunia, foto udara, dan sebaginya.
3. Bentuk Mikro
Bentuk mikro adalah suatu alat yang digunakan untuk menunjukan semua bahan pustaka yang menggunakn media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus menakai alat yang dinamakan microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukan dalam bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar dan sebaginya. Ada 3 (tiga) macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan, yaitu:
commit to user
a. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm.
b. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.
c. Microopaque, bentuk mikri dimana informasinya dicetak ke dalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya. Ukurannya sebesar mikrofis.
4. Karya dalam Bentuk Elektronik
Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau dosk. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CD- Room, player, dan sebagainya.
E. Proses Pengolahan Bahan Pustaka
Menurut Soetminah (1992: 96) proses pengolahan bahan pustakan adalah pengolahan dilakukan sejak pustaka masuk ke perpustakaan sampai siap untuk di manfaatkan/dipinjam oleh pemakainya. Kegiatan kerja pengolahan meliputi:
1. Pemberian Stempel Hak Milik Perpustakaan dan Stempel Inventaris Setiap buku yang dimiliki perpustakaan hendaknya diberi stempel perpustakaan untuk menyatakan bahwa buku tersebut milik perpustakaan. Pemberian stempel perpustakaan diletakkan pada salah
commit to user
satu halaman, tergantung dari kebijakan pustakaan masing-masing. Perpustakaan juga perlu memberikan stempel perpustakaan di salah satu halaman buku secara tetap sebagai kode rahasia. Pemberian stempel diusahakan tidak menggangu tulisan.
a. Stempel perpustakaan adalah stempel yang terdiri dari nama perpustakaan yang bersangkutan dan bentuknya terserah pada selera perpustakaan yang memiliki. Setiap perpustakaan disalah satu halaman bahan pustaka secara tetap sebagai kode rahasia
b. Stempel inventaris adalah cap atau stempel kolom isian nomor inventaris dan tanggal pada waktu buku didaftar didalam buku inventaris.
2. Inventaris
Pengertian inventaris adalah kegiatan mencatat setiap eksemplar buku dalam buku induk dan memberi nomor induk atau untuk setiap eksemplar buku kemudian mencatatnya dalam buku inventaris (Soetminah,1992: 81).
Dari kesimpulan diatas penulis berpendapat bahwa inventaris adalah kegiatan membubuhkan stempel milik, memberi nomor inventaris, dan mencatat setiap eksemplar buku dalam buku inventaris agar tercatat secara teratur. Manfaat inventaris adalah memudahkan pustakawan dalam merencanakan pengadaan koleksi
commit to user
pada tahun-tahun berikutnya dan memudahkan pustakawan melakukan pengawasan terhadap koleksi yang dimilikinya.
a. Penomoran dalam inventaris bahan pustaka
1) Nomor inventaris dimulai dari nomor 1,2,3 dan seterusnya, sesuai dengan urutan bahan pustaka yang diterima oleh perpustakaan tanpa memperhatikan pergantian tahun. Dengan sistem ini, bahan pustaka dapat diketahui dengan mudah karena nomor urut terakhir menunjukkan jumlah koleksi yang dimilikinya. 2) Nomor inventaris berganti setiap tahun. Dengan sistem ini berarti setiap awal tahun, nomor inventaris akan dimulai dengan angka (1). Dengan sistem ini bahan pustaka yang dimiliki setiap tahun dapat diketahui jumlahnya dengan mudah.
b. Kolom-kolom yang terdapat pada buku inventaris, antara lain : 1) Tanggal, bulan, dan tahun pencatata
2) Asal buku 3) Nama pengarang
4) Judul buku dan anak judul jika ada 5) Kolom eksemplar
6) Kolom tahun
7) Kolom asal buku ( hadiah, DIPA, lainnya) 8) Kolom jenis buku
commit to user 9) Kolom bahasa
10) Kolom nomor inventaris 11) Kolom tahun buku c. Klasifikasi
Menurut Soetminah (1992: 96) pengertian klasifikasi adalah suatu bagan pengelompokan pustaka atas dasar subyek atau bentuk, berfungsi sebagai alat untuk mengelompokkan dan menyusun pustaka di rak secara logis, dan menentukkan lokasinya di rak.
Dari kesimpulan diatas penulis berpendapat bahwa klasifikasi merupakan upaya mengelompokkan bahan pustaka tentu ada beberapa macam, yang dimaksud berdasarkan subyek yaitu hal yang dibicarakan dengan subyek dalam kalimat sebagai pokok kalimat yang artinya yang yang menjadi pokok pembicaraan dalam kalimat.
Menurut Sulistyo Basuki (1991: 397) “tujuan klasifikasi adalah berusaha menemukan kembali dokumen yangdimiliki perpustakaan dengan tidak memandang besar kecilnya koleksi perpustakaan.” Pengolahan bahan pustaka dalam perpustakaa sebagai berikut:
1) Sistem klasifikasi yang sering digunakan dalam perpustakaan adalah:
commit to user
b) Universal Decimal Classification ( UDC )
c) Library of Congress Classification ( LCC )
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sistem itu selalu direvisi oleh Panitia Revisi UDC. Klasifikasi itu merupakan sistem klasifikasi persepuluhan yang diteliti dan universal. Sistem itu mencakup semua cabang ilmu pengetahuan yang dibagi menjadi sepuluh cabang dengan pecahan persepuluhan.
Menurut Syihabbudin Qalyubi (2001: 166) daftar subyek DDC adalah :
Tabel 2.1
Daftar Subyek DDC (Dewey Decimal Clasification) Kelas 000 – 099 Karya Umum
Kelas 100 – 199 Filsafat Kelas 200 – 299 Agama
Kelas 300 – 399 Ilmu-ilmu Sosial Kelas 400 – 499 Bahasa
Kelas 500 – 599 Ilmu Murni
Kelas 600 – 699 Ilmu terapan dan teknologi Kelas 700 – 799 Seni dan olah raga
Kelas 800 – 899 Sastra
Kelas 900 – 999 Sejarah dan Geografi Sumber: Perpustakaan Politeknik ATMI Surakarta, 2013 2) Langkah-langkah proses klasifikasi DDC adalah:
a) menentukan subyek dari bahan pustaka
b) menentukan subyek dari buku dengan membaca i. Halaman judul
commit to user iii. Kata pendahuluan iv. Daftar isi
v. Keterangan yang tercatat pada sampul muka atau belakang buku
vi. Jika perlu dari isi buku tersebut
vii. Apabila buku tersebut membahas dua subyek yang berhubungan maka dipilih subyeknya yang paling banyak nmendapat tekanan dalam uraianya
viii. Apabila sebuah buku membahas tiga subyek atau lebih yang merupakan bagian dari subyek yang lebih luas maka digoongkan pada subyek yang lebih luas.
c) Menentukan Nomor Klasifikasi Prosedurnya
i. secara tidak langsung melalui indeks relative yang harus ditempuh
(1) menentukan dulu subyek buku (2) mencari dalam indeks
(3) meneliti penemuan tajuk tersebut untuk mengetahui aspek yang cepat ii. secara langsung pada bagan langkah-langkah
yang harus ditempuh
commit to user
(2) menentukan keluar utama (3) menentukan divisinya d. Katalogisasi
Menurut Syihabuddin Qalyubi (2003:130) Katalogisasi adalah proses pembuatan entri katalog sebagai sarana temu kembali informasi di perpustakaan.
Sedangkan pengertian katalog adalah daftar pustaka (buku dan non buku) milik suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk mencari dan menemukan lokasi pustaka dengan mudah dan cepat (Soetminah,1992 : 96 ).
Dari kesimpulan diatas penulis berpendapat bahwa katalogisasi merupakan proses pembuatan katalog-katalog dengan daftar bahan-bahan koleksi perpustakaan yang disusun secara alfabetis atau secara sistematis. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah orang-orang yang memerlukan bahan-bahan yang ada diperpustakaan.
1) Tujuan dari katalogisasi yaitu :
a) Memberikan kemungkinan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan pengarangnya judulnya, atau sebagainya.
commit to user
b) Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan dari pengarang tertentu, berdasarkan subyek tertentu,atau dalam jenis literature tertentu. c) Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan
edisinya atau berdasarkan karakternya 2) Macam-macam bentuk kartu katalog yaitu
a) Katalog pengarang yaitu katalog yang disusun secara alphabetis menurut nama pengarang b) Katalog judul yaitu katalog yamg disusun
menurut judul buku atau koleksi.
c) Katalog subyek disebut katalog subyek karena bertajuk pada subyek.
d) Katalog shelf fist yaitu katalog yang diturunkan sesuai dengan susunan buku dirak.(Sulistyo Basuki, 1991: 316 )
f. Perlengkapan
1) Label nomor penempatan ( call number ) yaitu lembaran kertas persegi kecil ukuran tertentu untuk mencatumkan nomor penempatan (call number) yang akan ditempelkan pada punggung buku. Dengan label nomor penempatan tersebut buku yang bersangkutan mempunyai tanda petunjuk dimana bisa disusun. Pada dasarnya nomor penempatan buku terdiri dari :
commit to user
a) Nomor klass (nomor golongan ilmu/subyek) buku.
b) 3 huruf pertama dari nama pengarang c) 1 huruf pertama dari judul buku 2) Barcode
Barcode yaitu kode baris yang hanya bisa dibaca dengan barcode reader.Menurut pendapat (Lasa Hs, 1998 : 9) barcode reader yaitu pembaca sandi palang
F. Software SLIMS (Senayan Library Management System)
Dalam http:// kamerad69.blogspot.com/2010/03/04 senayan- library- managemet- system- slims. Html, SENAYAN adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3. Aplikasi ini pertama kali dikembangkan dan digunakan oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, Kementerian Pendidikan Nasional. Aplikasi SENAYAN dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL, dan pengontrol versi Git. Pada tahun 2009, SENAYAN mendapat penghargaan tingkat pertama dalam ajang INAICTA 2009 untuk kategori open source.
Ketika dirilis pertama kali, SENAYAN baru diunduh 704 kali. Angka ini melonjak menjadi 6.000 kali lebih pada Desember 2007 dan 11 ribu lebih Januari 2008. Adapun pada Oktober lalu program itu sudah diunduh
commit to user
hampir 27 ribu kali. Dengan demikian, total sudah 250 ribu kali lebih program itu diunduh. Saat ini SENAYAN telah digunakan luas oleh berbagai perpustakaan, baik di dalam maupun luar negeri. Dalam http://kamerad69.blogspot.com/2010/03/04 senayan- library- managemet- system- slims. Html ada beberapa Fitur Senayan, antara lain :
1. Online Public Access Catalog (OPAC) dengan pembuatan thumbnail
yang di- generate on-thefly.
2. Thumbnail berguna untuk menampilkan cover buku.
3. Mode penelusuran tersedia untuk yang sederhana (Simple Search) dan tingkat lanjut (Advanced Search).
4. Detail record juga tersedia format XML (Extensible Markup
Language) untuk kebutuhan web service.
5. Manajemen data bibliografi yang efisien meminimalisasi redundansi data.
6. Manajemen masterfile untuk data referensial seperti GMD (General
Material Designation), Tipe Koleksi, Penerbit, Pengarang, Lokasi,
Supplier, dan lain-lain.
7. Sirkulasi dengan fitur: Transaksi peminjaman dan pengembalian, Reservasi koleksi, Aturan peminjaman yang fleksibel, Informasi keterlambatan dan denda.
8. Manajemen keanggotaan
9. Inventarisasi koleksi (stocktaking) 10. Laporan dan Statistik
commit to user 11. Pengelolaan terbitan berkala.
12. Dukungan pengelolaan dokumen multimedia (.flv,.mp3) dan dokumen digital. Khusus untuk pdf dalam bentuk streaming.
13. Senayan mendukung beragam format bahasa termasuk bahasa yang tidak menggunakan penulisan selain latin.
14. Menyediakan berbagai bahasa pengantar (Indonesia, Inggris, Spanyol, Arab, Jerman).
15. Dukungan Modul Union Catalog Service 16. Counter Pengunjung perpustakaan
17. Member Area untuk melihat koleksi sedang dipinjam oleh anggota. 18. Modul sistem dengan fitur: Konfigurasi sistem global, Manajemen
modul, Manajemen User.
19. Staf Perpustakaan dan grup, Pengaturan hari libur, Pembuatan barcode otomatis, Utilitas untuk backup.
G. Manfaat menggunakan Sotware SLIMS (Senayan Library Management System)
Menurut http://kamerad69.blogspot.com/2010/03/04 senayan- library- managemet- system- slims. Html, manfaat menggunakan Sotware SLIMS
(Senayan Library Management System) adalah
1. Terpadu dan Akurat
SLIMS (Senayan Library Managemet System) dirancang dengan menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris,
commit to user
memberikan daftar menu pilihan yang memudahkan operator untuk menjalankan program.
2. Praktis dan Cepat
SLIMS (Senayan Library Management System) dapat mempercepat proses sirkulasi, pencarian dan peminjaman, penelusuran serta pemasukan dan penyuntingan data koleksi, penelusuran dengan menggunakan kata kunci penelususran.
3. Fungsional dan Akurat
Tampilan data dalam SLIMS (Senayan Library Management System) sangat akurat dalam menunjang pengelolaan perpustakaan terutama dibagian sirkulais dan penelusuran.
4. Fleksibel
SLIMS (Senayan Library Management System) memberikan fleksibilitas di bidang aplikasi dan pemilihan hadware. SLIMS dapat dioperasikan menyesuaikan dengan kemmapuan perpustakaan dan dapat menegembangkan secara bertahap.
5. Multi-platform
Bisa berjalan secara otomatis hampir di semua system operasi yang bias menjalankan bhasa pemrograman PHP dan RDBMS MySQL. SENAYAN sendiri dikembangkan di atas platform GNU/Linux dan berjalan dengan baik di atas platform lainnya seperti FreeBDS dan Windows.
commit to user
6. Penggunaan akan mendapat peluang lebih banyak untuk menelusuri dan menemukan informasi dari pangklan data yang ada.