• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENYEBAB DIJUALNYA HARTA PUSAKA TINGGI DI NAGARI ALAHAN MATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR PENYEBAB DIJUALNYA HARTA PUSAKA TINGGI DI NAGARI ALAHAN MATI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR PENYEBAB DIJUALNYA HARTA PUSAKA TINGGI DI NAGARI ALAHAN MATI

(Studi Kasus: Masyarakat Di Kenagarian Alahan Mati Kecamatan Simpati Kabupaten Pasaman)

Randi Agusman1, Nilda Elfemi2, Adiyalmon2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Randiagusman00@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by the number of people who sell their treasures in Kenagarian Alahan Mati Simpati Sub-district, Pasaman Regency, caused by the dispute of greed, greed and the existence of the matter among their fellow citizens so that the high treasure is bought and sold. This research is arranged based on the old research of the factor of the sale of high treasures in Kenagarian Alahan Mati Kecamatan Simpati Pasaman. The theory used in this research is the theory of social action by max weber. This type of research used qualitative research. The technique of selecting informants using purposive sampling technique. The type of data used in this research is primary data and secondary data. Methods of data collection are methods of observation, interview and document study. Data analysis used (1) data collection (2) data reduction (3) data presentation and (4) drawing conclusion. The results of this study reveal that there are several factors causing the sale and purchase of heritage land (1) the existence of debt of the people (2) descendants of extinction and (3) conflict. Keywords: Community, Heritage Treasures

PENDAHULUAN

Raja Iskandar Zulkarnaini Yang Agung sebagaimana tercantum dalam Tambo Alam Minangkabau, yang berhuruf Arab-melayu bahwa sebelum ranah minang bernama minangkabau, belum berluhak dan berlaras, belum berpenghulu berandiko, belum bercupak dan bergantang, belum berukuran dan berjangka, belum berbaris

berbelabeh, yang dimulai pada zaman purbakala sekitar empat abad masehi (400 SM), yang diawali pada kerajaan macedonia yang diperintahi oleh seorang raja besar pula dan namanya diabadikan oleh allah SWT dalam Al-Quran surat AL-Kahfi ayat 83-98, yaitu Zulkarnaini (Raja Iskandar Zulkarnaini Yang Agung).

Dalam sejarah dunia Raja Iskandar Zulkarnaini dikenal sebagai

(2)

seorang raja yang paling besar kekuasaannya pada zamannya, merupakan seorang maharaja, sehingga namanya pun lebih dikenal dengan sebutan Iskandar Yang Agung. Pada masanya telah menaklukkan sebahagian besar wilayah di Benua Eropa, sebahagian lagi daerah-daerah di Benua Asia dan Afrika. Wilayah kekuasaannya telah mencangkup seluruh negara-negara Balkan sekarang ini yaitu Yunani, Bulgaria, Rumania, Yugoslavia (Bosnia dan Kroasia), dan wilayah Asia sepanjang Persia (Iran), Irak, Rusia sebahagian Tiongkok, serta wilayah Afrika seperti Mesir, Sudan. Selama pemerintahan Raja Iskandar Zulkarnaini, jumlah penduduk diawali pemerintahnya duapuluh kali lebih dari jumlah penduduk diawal pemerintahnya, dengan luas wilayah lima puluh kali lebih luas (Piliang& Sungut, 2010: 5-6).

Menurut sejarah tanah ulayat di beberapa daerah indonesia, pada masa lalu orang membuka tanah dimulai dengan memberi tanda mebali, yaitu tanda akan membuka tanah. Tanda-tanda itu biasanya berupa tanda silang atau lengkungan

yang terdiri atas rotan atau bambu yang di pasang di atas pohon; atau berupa dahan kayu yang di ikat dengan rotan atau tali ijuk yang ditegakkan di atas tanah tegalan (padang rumput atau semak belukar) dan kelihatan dari jauh. Dengan memberi tanda-tanda tersebut maka timbulah hak untuk mengusahakan sebidang tanah dan biasa disebut dengan istilah hak membuka tanah. Jika di kemudian hari tanah tersebut terus dibuka oleh seseorang dan dijadikan tanah perladangan seperti ditanami palawija dan sebaliknya, maka status tanahnya meningkat menjadi hak pakai atau hak pengusahakan tanah. Tetapi, jika tanah tersebut tidak di teruskan penggarapannya, sedangkan tanda mebali masih tetap terpasang di atas pohon, maka yang ada hanya hak atas pohon (tanaman), tidak ada hak atas tanah tersebut.

Konsep hak milik tanah masyarakat adat mempunyai kekuatan daya timbal balik. Hak milik perorangan menjadi kuat, apabila ke dudukannya didalam hak milik bersama. Jika hak milik perorangan dihadapkan keluar, maka

(3)

hak milik persekutuan (ulayat) menjadi sangat kuat. Hak milik tanah tidak dapat dialihkan dalam bentuk jual beli tanah seperti yang dianut oleh UUPA 1960. Konstruksi hak milik telah dibangun oleh leluhur masyarakat adat sesuai dengan nilai-nilai hidup dan berkembang dan dimanifestasikan dalam sistem kepemilikan, penguasaan, dan penggunaan hak tanah masyarakat adat.

Provinsi Sumatera Barat merupakan daerah utama masyarakat Minangkabau, sedangkan masyarakat Minangkabau masih ada yang berada di provinsi tetangga seperti provinsi Riau, Jambi, Bengkulu dan daerah lainnya (Perantauan) di Indonesia bahkan ada yang di luar Negeri. Sistem kekerabatan dari etnis Minangkabau sudah berlangsung dari dulu hingga sekarang adalah kekerabatan Matriliniel yang mengatur garis keturunan menurut garis Ibu (Perempuan).Anak-anak yang dilahirkan para ibu termasuk suku (Clan) ibunya atau suku saudara-saudara ibunya, sementara ayah termasuk suku ibunya pula. Status suku ini sifatnya permanen,

tidak ada perpindahan suku dalam sistem kekerabatan Matriliniel (Zainuddin, 2010 : 6-9).

Dalam budaya harta pusaka merupakan salah satu ciri khas adat Minangkabau, karena harta pusaka yang tergolong kepada pusaka tinggi adalah merupakan milik bersama dan diwariskan secara turun temurun melalui garis keturunan ibu sedangkan perempuan merupakan pemilik harta tersebut, laki-laki hanya bertugas memelihara dan memperoleh “Kehormatan” terhadap kepemilikan harta dan pusaka kaum tersebut, dengan pengaturan pemanfaatannya diatur oleh Penghulu/Datuk sebagai pimpinan suku (Zainuddin, 2010 : 14).

Pada zaman sekarang banyak terjadi sengketa karena harta pusaka oleh karena sudah tidak jelasnya. Pewarisan harta pusaka diturunkan melalui ibu kepada anak perempuan sedangkan anak laki-laki adalah sebagai pemegang kehormatan yang menjaga harta pusaka tersebut.Harta pusaka rendah atau harta pencaharian orang tua maka sistem pewarisannya berdasarkan hukum Islam, sedangkan

(4)

harta pusaka tinggi berlaku ketentuan adat yang baku bahwa tidak boleh dijual dan bila tergadai harus dikembalikan dalam waktu yang tidak terlalu lama (Zainuddin, 2010 : 14-16).

Masyarakat Alahan Mati dewasa ini dihadapkan pada suatu realitas bahwa harta pusaka tinggi kaumnya tersebut ada yang menjual atau berpindah tangan atau tidak lagidalam keadaan utuh. Suatu keadaan yang bertolak belakang dengan prinsip penguasaan harta pusaka tinggi di Minangkabau yang telah memberikan batasan yang jelas bahwa harta pusaka tinggi tidak dapat dialihkan dan bersifat tetap sebagai milik suatu kaum, dalam pepatah adat disebutkan ”Kabau

Tagak Kubangan Tingga’’. Kalau

pun harta pusaka tinggi tersebut akan di jual harus lah memenuhi di beberapa persyaratan sebagai yang telah diuraikan di atas dan untuk proses jual harta pusaka tinggi ini maka harus ada izin dari ninik mamak kaum (mamak kepala waris).

Terdapat 6 suku yang ada Kenagarian Alahan Mati ada tiga suku yang paling tinggi mempunyai

masalah dengan harta pusaka, sedangkan tiga suku lainnya tidak begitu banyak yang bermasalah dengan harta pusaka tersebut bahkan dari data yang didapatkan hanya suku koto, sikumbang dan melayu saja yang banyak menjual harta pusaka. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Faktor Penyebab dijualnya Harta Pusaka Tinggi Di Nagari Alahan Mati (Studi Kasus : Masyarakat Di Nagari Alahan Mati Kecamatan Simpati Kabupaten Pasaman ).

METODE PENELITIAN

Peneliti melakukan penelitian pada bulan Juli sampai Agustus 2017. Bertempat di Kenagarian Alahan Mati Kecamatan Simpati Kabupaten Pasaman Barat. Pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif, dengan tipe deskriptif. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong, 2010:132). Teknik informan dalam

(5)

penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu sebelum melakukan

penelitian para peneliti menerapkan kriteria tertentu yang mesti dipenuhi oleh orang yang akan dijadikan sumber informasi. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, peneliti telah mengetahui identitas orang-orang yang akan dijadikan informan penelitiannya sebelum penelitian dilakukan (Afrizal, 2008:66).

Jenis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diantaranya yaitu observasi, wawancara dan studi dokumen. Unit analisis merupakan keseluruhan yang akan diteliti. Unit analisis ini dapat berupa individu, kelompok, organisasi atau keluarga (Martono, 2011:73).

Analisis data dalam penelitian ini yang peneliti gunakan yaitu menurut Miles dan Huberman (Miles Huberman, 1992:20). Diantaranya yaitu : pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Lokasi penelitian ini bertempat di Kenagarian Alahan

Mati Kecamatan Simpati Kabupaten Pasaman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Kasus-Kasus Penjual Tanah Pusaka Tinggi

Kasus penjualan tanah pusaka tinggi banyak terjadi di Kenagarian Alahan Mati Kecamatan Simpati Kabupaten Pasaman. Penjualan tanah pusaka tinggi ini berupa tanah perkebunan, sawah, tanah perumahan dan lain sebagainya. Harta pusaka tinggi yang diperjualkan harus memenuhi persyaratan dan harus ada izin dari ninik mamak kaum.

Adapun ketentuan yang harus dipenuhi dari proses jual beli yaitu : kata sepakat antara pihak penjual dan pihak pembeli, kesanggupan penjual dan pembeli untuk mengikat diri, suatu sebab yang halal dan suatu hal tertentu.

Kasus penjualan harta pusaka tinggi di Kenagarian Alahan Mati banyak dilakukan oleh kaum dari suku koto. Hal itu dikarenakan

(6)

banyaknya sengketa atau masalah yang terjadi di kaum koto.

Terdapat lima orang dari kaum suku koto yang menjual harta pusaka tinggi, diantaranya Sanimar, Delna Metri, Muhammad Fauzi, Yuniman dan Nursam. Harta pusaka tinggi ini berupa perkebunan, sawah serta tanah perumahan, dengan haraga yang cukup fantastis mulai dari harga Rp 11.000.000 hingga Rp 150.000.000. Adanya faktor yang melatarbelakangi harta pusaka tinggi itu dijual disebabkan adanya hutang kaum, konflik serta keturunan yang punah.

5.2 Penyebab Dijualnya Harta Pusaka

5.2.1 Adanya Hutang Kaum

Hutang adalah suatu transaksi dimana seseorang meminjam harta benda kepada orang lain dengan janji akan dikembalikan pada waktu yang ditentukan dengan jumlah yang sama. Disini kaum yang berutang adalah suku Koto. Kaum ini berutang untuk membuat rumah adat, membuat jalan, membuat suarau

yang berada di wilayah suku tempat tinggal mereka. Mereka berutang untuk membeli bahan bangunan seperti pasir, kayu, atap, semen, batu dan lain sebagainya. Banyaknya pinjaman yang dipinjam oleh para generasi tua terdahulu yang telah tiada membuat generasi penerus atau generasi muda berkewajiban untuk menyelesaikan hutang piutang. Hutang yang terlampau banyak membuat harta pusako tinggi dijual.

5.2.1.1 Memperbaiki Rumah Adat Rumah adat adalah bangunan yang memiliki ciri khas khusus yang digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu. Rumah adat di Kenagarian Alahan Mati ini dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku atau kaum secara turun temurun dan hanya dimiliki dan diwarisi dari dan kepada perempuan kaum tersebut. Rumah adat ini memiliki keunikan bentuk arsitektur dengan bentuk puncaknya atapnya yang runcing yang menyerupai tanduk kerbau dan dahulunya dibuat dari bahan ijuk yang dapat tahan dampai puluhan tahun. Rumah adat

(7)

ini didirikan oleh nenek moyang kita terdahulu. Adapun fungsi rumah adat didirikan sebagai tempat tinggal bersama. Tetapi rumah adat ini sekarang telah mengalami kerusakan seperti atap bocor, dinding retak dan tonggak kayu yang keropos.

5.2.2.2 Biaya Perkawinan

Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum dan norma sosial. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu pula.

Pengesahan secara hukum suatu pernikahan biasanya terjadi pada saat dokumen tertulis mencatatkan pernikahan ditanda tangani. Upacara pernikahan sendiri biasanya merupakan acara yang dilangsungkan untuk melakukan upacara berdasarkan adat istiadat yang berlaku, dan kesempatan untuk

merayakannya bersama teman dan keluarga. Adapun tata cara adat perkawinan di minangkabau antara lain maresek, maminang, mahanta sirih, babako-babaki, malam bainai, manjapuik marapulai, panyambutan dirumah anak daro dan tradisi usai akad nikah. Perayaan tersebut membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar. Dana perkawinan tersebut di dapatkan dari hasil penjualan tanah.

5.2.2.3 Untuk Keperluan Biaya Pendidikan

Pendidikan adalah istilah atau menuntut ilmu dari jenjang Kanak-Kanak, SD, SMP, SMA dan sampai Perguruan Tinggi atau LPTK yang sudah biasa kita dengar dari warga masyarakat. Merupakan kata-kata motivasi mendorong masyarakat bahwa pendidikan itu lebih penting diri agar berusaha segala upaya untuk kehidupan lebih berhasil. . Sekolah merupakan tempat peserta didik menuntut ilmu pengetahuan. biaya sekolah ini yang begitu mahal membuat kami menjual harta pusaka

(8)

ini untuk membayar uang masuk sekolah, seragam sekolah serta uang semester. Hal itu dilakukan untuk membangkitkan semangat bagi penerus agar menjadi anak yang bisa dibanggakan bagi nusa dan bangsa.

5.2.2.4 Biaya Untuk Pengobatan Keluarga Yang Sakit

Salah satu faktor penyebab dijualnya harta pusaka tinggi oleh kemenakan yaitu untuk membiayai Rumah Sakit. Biaya rumah sakit yang begitu mahal dan uang yang dipunyai sedikit membuat harta pusaka tinggi dijual.

5.2.2 Keturunan Yang Punah Salah satu faktor penyebab dijualnya harta pusaka tinggi yaitu tidak adanya keturunan yang terakhir dikaum yang sasuku saparuik dan sapayuang. Generasi tersebut punah di pihak perempuan terakhir dan tidak ada lagi generasi perempuan lainnya yang akan menguasai harta pusaka tinggi.

5.2.3 Adanya Konflik

Konflik dapat diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dimana salah satu dari mereka berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Konflik harta pusaka tinggi ini dialami oleh suku Koto, Caniago dan Melayu. Konflik ini terjadi setelah meninggalnya nenek moyang mereka. Sejak nenek moyang mereka masih hidup konflik ini sudah terjadi hal itu dikarenakan karena salah seorang dari generasi tersebut telah menjual harta pusako tinggi dan ia beranggapan bahwa harta pusako tinggi tersebut merupakan haknya. Tidak menerima haknya dikuasai oleh pihak lain, terjadilah konflik antar kaum. Dimana mereka sama-sama berhak atas tanah yang dimiliki oleh nenek moyang mereka tersebut. Melihat kaum tua yang sering bertengkar membuat kaum muda atau kemenakan turun tangan atas penyeleaian masalah tersebut dngan menjual tanah pusaka tinggi dan

(9)

kemudian membagikannya dengan seadil mungkin.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor penyebab dijualnya harta pusaka tinggi di Nagari Alahan Mati yaitu adanya hutang piutang seperti hutang yang dilakukan untuk perbaikan rumah gadang, perkawinan, biaya pendidikan serta pembuatan jalan. Selanjutnya harta pusaka tinggi dijual disebabkan keturunan yang punah, maksudnya disini generasi untuk penerus akan harta pusaka tidak ada sehingga mereka menjual tanah pusaka tersebut secara adil sesuai dengan jumlah saudara mereka. Sedangkan penyebab yang ketiga yaitu adanya konflik, konflik yang terjadi sejak nenek moyang masih hidup menimbulkan percecokan karena diantara mereka tidak terima akan penjualan harta pusaka tanpa seizing pihak keluarga mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2008. Metode Penelitian

Kualitatif. Jakarta : Rajawali

Pers.

Piliang, E. &. S. Marajo. 2010. Tambo. Minangkabau (

Budayadan Hukum Adat

di Minangkabau). Kristal

Multimedia

Martono, Nanang. 2011. Metode

Penelitian Sosial :

Konsep-konsep Kunci. Jakarta :

Rajawali Pers.

Moleong, Lexy J. 2010. Metode

Penelitian Kualitatif. Bandung :

PT Remaja Rosdakarya.

Zainuddin, Musyair. 2010.

Implementasi Pemerintahan

Nagari Berdasar kanhak

Asal-Usul Adat Minangkabau.

Referensi

Dokumen terkait

Dibandingkan Metode Fungsi Energi Ekuivalen”. 3) Billington, R., Power System Reliability Evaluation, Gordon and breach science publishers, New York, 1970. R.R, “Power

Orang tua yang ingin menikahkan anaknya yang masih di bawah umur, maka terlebih dahulu harus melalui izin dari Pengadilan Agama dengan mengajukan permohonan dispensasi

Artinya, Fadlal bin Dakyan memberitakan kepadaku, bahwa Israil memberitakan dari Jabir, dari ‘Amir, yang berkata bahwa jumlah tahanan rasulullah Saw, pada saat perang badar

Harapannya, setelah tanah lempung lunak dicampur dengan fly ash dapat memperkecil nilai pemampatan tanah, yang bisa dilihat dari parameter konsolidasi yaitu

Dengan penggunaan alat hand mixer maka pada proses pengadukan adonan tersebut tidak dapat digunakan pada kapasitas wadah yang besar dan sulitnya saat pengadukan pada

Dorongan adalah daya (force) yang menyebabkan perenang dapat bergerak maju. Hal itu disebabkan oleh gerakan tangan dan kaki yang dilakukan perenang yang berhasil mendorong air

B003 Mengunggah file dengan size kurang dari 2 MB dan dengan format yang tidak diijikan sistem “.exe” lalu tekan tombol Save Changes.. Sistem menerima dan file tersimpan

[r]