• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL ILMIAH PERAN RESERSE KEPOLISIAN DALAM MENGUNGKAP KASUS PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR (STUDI DI WILAYAH HUKUM POLRES MATARAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL ILMIAH PERAN RESERSE KEPOLISIAN DALAM MENGUNGKAP KASUS PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR (STUDI DI WILAYAH HUKUM POLRES MATARAM)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i

JURNAL ILMIAH

PERAN RESERSE KEPOLISIAN DALAM MENGUNGKAP KASUS PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR

(STUDI DI WILAYAH HUKUM POLRES MATARAM)

Program Studi Ilmu Hukum

Oleh: Oleh: ULFA MARIANA D1A114 259 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2018

(2)

ii

Halaman Pengesahan

PERAN RESERSE KEPOLISIAN DALAM MENGUNGKAP KASUS PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR

(STUDI DI WILAYAH HUKUM POLRES MATARAM)

Oleh: ULFA MARIANA D1A111 259 Menyetujui Pembimbimbing Pertama, Abdul Hamid, SH., MH NIP: 19590731 198703 1001 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2018

(3)

iii

PERAN RESERSE KEPOLISIAN DALAM MENGUNGKAP KASUS PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR

(STUDI DI WILAYAH HUKUM POLRES MATARAM) ULFA MARIANA

D1A 114 259

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kepolisian menurut hukum dan undang-undang dan untuk mengetahui kendalakepolisian dalam mengungkap kasus pencurian sepeda motor di Kota Mataram.Penelitian ini menggunakan penelitian hukum empiris yang mengunakan pendekatan undang-undang, pendekatan konseptual, dan pendekatan sosiologis.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan, studi kepustakaan, dan wawancara.sedangkan analisis data mengunakan kualitatif deskriptif. Adapun hasil dari penelitian yaitu:1)Peran dan upaya yang dilakukan untuk mengungkap dan menangani kasus pencurian sepeda motor yang terjadi di Kota Mataram adalah dengan melakukan penyidikan dan penyelidikan serta upaya yang dilakukan yaitu upaya preventif (pencegahan) dan upaya Represif. 2). Kendala yang dihadapi Kepolisian antara lain: Kurangnya informasi dari masyarakat, hasil curian (motor) biasanya tidak dijual secara utuh oleh pelaku, dan Jaringan pelaku pencurian sepeda motor yang sudah sangat luas.

Kata kunci: Peran Kepolisian, Pencurian kendaraan bermotor

THE ROLES OF CRIMINAL POLICE UNIT FOR UNCOVERING MOTORCYCLE VEHICLE THEFT

(Study in Polres Mataram Jurisdiction) ABSTRACT

This study has purpose to find out the role of Police based on laws and acts and to find out the police’s obstacles to uncover motorcycle vehicle theft in Mataram City. This research uses empirical legal research within statute approach, conceptual approach, and sociological approach. The data collection technique on this research uses library study and interview. Moreover the data analyze uses descriptive qualitative. The results of this study consist of: 1) the roles and the efforts to uncovered and to revealed motorcycle vehicle theft cases in Mataram have been doing by preliminary investigation and (full) investigation and the efforts they are doing through by preventive and repressive. 2) the obstacles of police faced consist of: lack information from society, motorcycle vehicle usually sell spare parts separately, the network of motorcycle vehicle theft very widely.

(4)

I. PENDAHULUAN

Dalam upaya mewujudkan penegakan supermasi hukum di Indonesia dititik beratkan kepada aparat penegak hukum. Aparat penegak hukum yang memiliki peranan penting dalam melaksanakan terwujudnya penegakan hukum tersebut ialah pihak kepolisian. Hal ini termuat dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia yang menyebutkan bahwa tugas dari kepolisian tersebut yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; menegakan hukum; dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Peran kepolisian sebagai penegak hukum itu memiliki andil yang cukup besar dalam menanggulangi suatu tindak pidana.

Tindak pidana pencurian yang marak terjadi di Indonesia adalah tindak pidana pencurian kendaraan bermotor, salahsatunya sepeda motor. Kasus ini terjadi hampir diseluruh wilayah di Indonesia tak terkecuali di Provinsi Nusa Tenggara Barat khususnya di Kota Mataram.Terkait dengan masalah pencurian ini merupakan salah satu kejahatan yang paling umum terjadi. Tindak pidana pencurian ini tidak hanya terjadi pada daerah perkotaan ataupun pada daerah pedesaan, tetapi juga sering terjadi di kawasan pendidikan misalkan di kampus-kampus, dan hampir semua tempat yang ada di Kota Mataram seperti di kantor instansi pemerintah, wisata dan tempat-tempat umum lainya

Pada tulisan ini penyusun membatasi membahas sepeda motor saja tidak membahas tentang kendaraan bermotor dengan alasan kasus pencurian sepeda motor sangat meresahkan masyarakat. Contoh1 kasus pencurian sepeda motor yang terjadi di Kota mataram dalam kurun waktu 2014-2017

(5)

yang masuk laporan ke pihak kepolisian di masing-masing tahun 2014 sebanyak 659 laporan yang masuk yang di selesaiakan 190 kasus, tahun 2015 sebanyak 401 kasus yang mampu di selesaiakan 60 kasus, 2016 kasus yang di laporkan 505 kasus, 31 kasus yang di selesaiakan dan tahun 2017 sebanyak 42 kasus hanya 1 kasus yang mampu di selesaiakan.

Penelitian ini Bertujuan untuk mengetahui: 1). Untuk mengetahui tugas dan wewenang kepolisian menurut hukum dan undang undang. 2). Untuk mengetahui kendala Polisis dalam mengungkap kasus pencurian sepeda motor di Kota Mataram.

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1). Untuk menjadi bahan acuan dalam penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan teori/ konsep dan ilmu pengetahuan khususnya dalam

bidang ilmu hukum tentang hukum pidana dalam konteks peran reserse dalam kepolisian untuk mengungkap kasus pencurian motor, 2). Sebagai sumbangan keilmuan bagi wacana yang sedang berkembang saat ini, yaitu tentang hukum pidana dalam konteks kasus pencurian motor 3). Memberikan kontribusi terhadap perkembangan hukum di Indonesia

Adapun metode penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Jenis Penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris, yang dimana penelitian jenis empiris.2) Metode Pendekatan dalam penelitian ini adalah: a) Pendekatan Undang-undang (Statute Approach), b) Pendekatan konseptual (Conseptual Approach), c) Pendekatan Sosiologis. 3) Sumber dan jenis data dalam penelitian ini yakni sebagai berikut : a). Sumber Data, yaitu: 1). data lapangan 2). data kepustakaan. b).

(6)

jenis data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1). Data primer, 2). data sekunder, 4) Tekhnik dan alat pengumpulan data Dalam penelitian guna mendapatkan informasi yang diharapakan, pengumpulan data dilakukan melalui : a). Studi kepustakaan data b). Wawancara5) Analisis data yang dilakukan adalah a).Kualitatif b).deskriptif .

(7)

II. PEMBAHASAN

Gambaran Umum Tentang Wilayah Hukum Polres Mataram

Polisi mengandung arti sebagai organ dan fungsi, yakni sebagai organ pemerintah dengan tugas mengawasi, jika perlu menggunakan paksaan agar yang diperintah menjalankan badan tidak melakukan larangan-larangan perintah. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (selanjutnya disebut UU Kepolisian), definisi “Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”Jadi dasar terbentuknya Reserse dalam tubuh Polri adalah dasar hukumnya yaitu Undnag-Undang Kepolisian No. 2 tahun 2002.2

Kepolisian Daerah Kota Mataram merupakan satuan Polisi Republik Indonesia yang ada di wilayah daerah Kota Mataram yang wilayah hukumnya di bantu oleh masing masing polsek di tiap kecamatan yang dimana Polsek yang ada di bawah komando Resor Mataram yaitu Polsek Mataram, polsek Ampenan, Polsek, Cakra Negara, dan Polsek Pagutan, untuk wilayah hukum tambahan Polres Mataram ada 3 Polsek yang masuk dalam komando Polres Mataram yang bukan wilayah adsministarsi Kota Mataram yakni Polsek Naramada, Polsek Gunung Sari Dan Polsek Batu Layar Lombok Barat.

Gambaran Umum Tentang Pencurian Motor Di Kota Mataram

Dalam kehidupan masyarakat kejahatan terhadap harta benda orang marak sekali terjadi. Kejahatan terhadap harta benda ini adalah berupa

(8)

perkosaan atau penyerangan terhadap kepentingan hukum orang atas harta benda milik orang lain (bukan milik petindak). Jenis-jenis kejahatan terhadap harta benda orang dimuat dalam buku II Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yaitu: 3

a) Pencurian (diefstal), diatur dalam Bab XXII.

b) Pemerasan dan pengancaman (afpersing dan afdreiging), diatur dalam Bab XXIII.

c) Penggelapan (versduistering), diatur dalam Bab XXIV. d) Penipuan (bedrog), diatur dalam Bab XXV.

e) Penghancuran dan perusakan benda (vemieling of beschadiging van goederen), diatur dalam Bab XXVII.

f) Penadahan (heling), diatur dalam Bab XXX.

Data Hasil wawancara dengan pihak Reserse Polres Mataram mengaenai kasus pencurian sepeda motor yang masuk di polres Mataram dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 dapat di lihat pada tabel berikut ini: No Tahun Kasus Yang Masuk

Laporan

Kasus yang selesai di Ungkap

Kasus Yang Tidak Berhasil di ungkap 1 2014 659 Kasus 190 Kasus 469 Kasus

2 2015 401 Kasus 60 Kasus 341 Kasus 3 2016 505 Kasus 31 Kasus 474 Kasus 4 2017 42 Kasus 1 Kasus 41 Kasus Jumlah 1607 Kasus 282 Kasus 1319 Kasus Data Hasil Olahan dari Polres Mataram

Sumber Reserse Polres Mataram

Berdasarkan data yang diperoleh penulis dalam penelitiannya di POLRES MATARAM, maka jumlah keseluruhan kasus pencurian

3 Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Harta Benda. Bayumedia, Malang, 2006, (selanjutnya

(9)

sepedamotor di Kota Mataram dari bulan Januari 2014 sampai Desember 2015 sebanyak 659 kasus untuk 2014, 401 kasus untuk 2015, januari 2016 sampai dengan desember 2016 jumlah laporan yang masuk ke pihak Kepolisian Kota Mataram sebanyak 505 kasus, dan januari 2017 sampai pertengahan 2017 baru 42 kasus yang masuk laporanya. Dari jumlah kasus yang masuk laporanya ke pihak Polres Mataram yang di mulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 adalah sebesar 1607 kasus pencurian sepeda motor di Kota Mataram yang terjadi, yang berhasil diungkap oleh Aparat kepolisian dalam hal ini reserse hanya sebagian kecil yaitu hanya 282 kasus.Dari jumlah kasus yang begitu banyak yang masuk laporan ke pihak kepolisian hanya sebagian kecil yang mampu di selesaikan oleh pihak kepolisian Kota Mataram.Lokasi kejadian pencurian kendaraan bermotor ini yang terdiri dari 7 wilayah hukum Polres Mataram yang terdiri dari masing masing kecematan di seluruh wilayah hukum Polres Mataram.

Hasil wawancara dengan pihak reserse dan reseskrim Polres Mataram dalam hal ini I Nengah Bawa SH bahwa penyebab terjadinya tindak pidana pencurian sepeda motor biasanya karena kelalaian masyarakat itu sendiri seperti lupa mengambil kunci motor ketika memarkir kendaraannya, terlalu percaya pada orang lain sehigga meminjamkan kendaraannya yang bisa saja mempunyai niat jahat untuk melakukan pencurian dan sembarangan dalam memarkir kendaraan motornya tersebut sehingga sangat memancing bagi para pelaku untuk melakukan aksinya yaitu melakukan tindak pidana pencurian sepeda motor.

(10)

Peran Pihak Kepolisian dalam Mengungkap Kasus Pencurian Sepeda Motor di Kota Mataram

Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan pada tanggal 25 November 2017 dengan pihak kepolisian dalam hal ini bapak anggota reserse kepolisian bapak Bripka M.Jocky dan bripda Samsul Rizal menyatakan bahwa peran reserse Kepolisian dalam mengukap kasus kasus pencurian kendaraan bermotor di kota Mataram di lakukan dengan hal sebagai berikut:4

Melakukan penyelidikan

Berkaitan dengan tugas pokok polri seperti yang tertuang dalam undang undang maka kewenangan umum yang dimiliki oleh Polri diatur dalam Pasal 15 UU No. 2 Tahun 2002 yang menyebutkan : Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 dan pasal 14, Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum berwenang, menerima laporan dan atau pengaduan, setelah menerima laporan yang masuk dalam hal ini laporan masyarakat tentang kelhilangan sepeda motor maka jelas langkah selanjutnya atau upaya yang dilakukan pihak kepolisian dalm hal ini reserse Polres Mataram melakukan penyelidikan terhadap hasil laporan yang masuk. Langkah langkah yang di tempuh dalam persiapan melakukan penyelidikan yaitu polisi dari pihak Polres Mataram mendatangi lokasi tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang kehilangan kendaraan bermotor, dengan melihat alat-alat

4

(11)

bukti dan meminta keterangan keterangan saksi dan orang di sekitar TKP atau yang lebih penting adalah melakukan menanyakan sikorban. Melakukan Penyidikan

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak kepolisian Resor Mataram dalam upaya menindak lanjuti hasil penyelidikan dan para tersangka atau pelaku suadah di tangkap, maka tugas pihak selanjutnya adalah melakukan penyelidikan terhadap tersangka. Jika dalam hasil penyidikan menunjukan bahwa tersangka adalah pelakunya dengan di tambah lagi dengan alat bukti yang cukup maka si pelaku atau tersangaka akan di naikan perkaranya ke meja pengadilan.

Melihat dari data yang masuk di polres mataram kaitan dengan kasus pencurian sepeda motor yang kisaranya 1607 kasus yang masuk dalam kurun waktu 3 tahun antra 2014 awal samapai dengan tahun 2017 bulan juni, yang hanya mampu diselesaikan hanya 282 kasus dan sisanya 1329 kasus tidak mampu diselesaikan.

Upaya upaya yang di lakukan Pihak Polres Mataram dalam menanggulangi kasus pencurian sepeda motor di Kota Mataram adalah sebagai beriku:

Upaya Preventif (Pencegahan)

Upaya preventif adalah upaya yang dilakukan sebelum terjadinya tindak pidana atau lebih tepatnya sebagai upaya pencegahan dari suatu tindak pidana.Melaksanakan Patroli-Patroli:1.Melakukan Pemeriksaan Penertiban Kelengkapan

(12)

Kendaraan Bermotor:2.Memperbanyak Informan : 3:Memperbanyak Sosialisasi yang di lakukan pihak Kepolisian Tindakan Represif

Upaya represif adalah tindakan yang dilakukan pihak kepolisian setelah tindak pidana tersebut terjadi. Upaya represif baru diterapkan apabila upaya lain sudah tidak memadai atau tidak efektif lagi untuk mengatasi suatu tindak pidana dalam hal ini tindak pidana pencuriaan sepeda motor. Kemudian upaya Represif yaitu upaya ini dimaksudkan untuk menindak para pelaku kejahatan sesuai dengan perbuatannya serta memperbaikinya kembali agar mereka sadar bahwa perbuatan yang mereka lakukan adalah perbuatan yang melanggar hukum dan membahayakan masyarakat.

Kendala Yang Dihadapi Kepolisian dalam Menangani kasus pencurian Sepeda Motor Di Kota Mataram

Kendala-kendala yang dihadapi oleh pihak kepolisian dalam menangani kasus pencurian motor di Kota Mataram ini antara lain:a.Kurangnya informasi dari masyarakat atau masyarakat yang kurang tanggap melapor 1X24 Jam ketika terjadi tindak pidana pencurian sepeda motor sehingga biasanya kendaraan motor yang dicuri tersebut sudah jauh dari jangkaun sehingga menyulitkan pihak kepolisian dalam hal ini reserse dalam mengungkap kasus pencurian sepeda motor tersebut.:b.Barang hasil curian (motor) biasanya tidak dijual secara utuh oleh pelaku. Sehingga sangat

(13)

menyulitkan pihak kepolisian dalam mendeteksi kendaran motor hasil curian tersebut. :c.Jaringan pelaku pencurian sepeda motor yang sudah sangat luas sehingga sulit bagi para pihak kepolisian untuk mengungkap kasus pencurian motor yang terjadi di Kota Mataram. :d.Faktor Pendukung dan penghambat dalam Penanganan Kasus Pencurian Sepada Motordi Kota Mataram

Faktor Pendukung dalam Penanganan Kasus Pencurian sepeda motor di Kota mataram

Faktor-faktor yang mendukung aparat kepolisian (reserse) dalam penanganan dan pengungkapan kasus pencuriansepeda motor di Kota Mataram yaitu:a.Adanya partisipasi dari beberapa pihak seperti masyarakat yang bekerja sama dengan aparat kepolisian dalam penanganan dan pengungkapan kasus pencuriansepeda motor di Kota Mataram, sebab masyarakat dan kepolisian tidak bisa dipisahkan karena ada ketergantungan oleh masyarakat.:b.Adanya partisipasi dan bantuan dari pihak polsek sehingga memudahkan aparat kepolisian dalam hal ini reserse dalam menangani dan mengungkap kasus pencurian motor di Kota Mataram ini.5

Faktor Penghambat dalam Penanganan Kasus Pencurian sepeda motor di Kota Mataram

Faktor-faktor yang menghambat aparat kepolisian (reserse) dalam penanganan dan pengungkapan kasus pencurian sepeda motor di Kota Maram yaitu: a.Kurangnya informasi dari masyarakat, ketika masyarakat mengalami sebuah kasus seperti kasus pencurian sepeda motor.:b.Barang curian yang dicuri pelaku dalam hal ini sepeda motor

5

Wawancara langsung dengan Bripka I Nengah Bawa selaku Penyidik Pembantu reskrim Polres Mataram Pada Tanggal 26 November Pukul 10:30 Wita.

(14)

sudah tidak sesuai aslinya.:c.Tidak diketahuinya identitas pelaku, identitas pelaku yang tidak diketahui itu sangat menyulitkan pihak Kepolisian (reserse) untuk mengungkap kasus pencurian sepeda motor tersebut.:d.Jumlah Personil aparat Kepolisian dalam hal ini reserse yang kurang memadai.6

Dari hasil wawancara dengan pihak Kepolisian Kota Mataram7 bahwa kendala- kendala yang di alamai oleh pihak kepolisian dalam hal ini reserse kepolisian Kota Mataram, seperti yang tertera di atas sehingga menyulitkan pihak kepolisian untuk mengungkap kasus pencurian sepeda motor di Kota Mataram. Dalam upaya yang harus di lakukan untuk menekan angka pencurian sepeda motor yang marak terjadi di kota Mataram di perlukan kerjasama dari berbagai pihak terutama pihak masyarakat dan pemerintah. Dan masyarakat harus kooperatif terhadap kasus-kasus seperti ini dalam artian mereka harus peran aktif dalam membantu pihak kepolisian untuk mengungkap kasus-kasus pencurian speda motor yang sering terjadi di Kota Matarm. Adapun langkah langkah yang harus di tempuh oleh masyarakat yaitu seperti mereka harus tetap siaga, segera melaporkan ke pihak polisi dari setiap kasus pencurian yang terjadi, informasi harus lebih akurat lagi, dan masyarakat harus berani untuk sama sama pihak kepolisian untuk mengungakap jaringan jaringan para pelaku pencurian sepeda motor. Dari pihak keplisian ini akan terus di upayakan dalam hal pengungkapan jaringan jaringan para pelaku pencurian sehingga bisa di lakukan upaya pengungkapan kasus pencurian kendaraan sepeda motor di Kota Mataram. Di sektor kepoliasian di sebabakan oleh masih kurangnya sumberdayayang memadai misalakan jumlah personil yang masih kurang sehingga salah satu faktor inilah yang menyebabkan terjadinya sulit untuk mengngungkap kasus pencurian sepeda motor di Kota Mataram.

6

Wawancara langsung dengan Bripka I Nengah Bawa selaku Penyidik Pembantu reskrim Polres Mataram Pada Tanggal 26 November Pukul 10:30 Wita

(15)

III. PENUTUP Kesimpulan

Dari uraian yang telah dikemukakan di dalam pembahasan tentang Pearan Reserse Kepolisian dalam mengungkap kasus Pencurian Kendaraan Sepeda Motor Di Kota Mataram maka Penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:1.Peran dan upaya yang dilakukan untuk mengungkap dan menangani kasus pencurian sepeda motor yang terjadi di Kota Mataram antara lain dengan melakukan penyelidikan dan penyidikan serata melakukan upaya preventif (pencegahan) dan Upaya Represif. Upaya-upaya tersebut antara lain: Melaksanakan Patroli-Patroli, Melakukan Pemeriksaan Penertiban Kelengkapan Kendaraan Bermotor (Sweeping), dan Memperbanyak informan.:2.Kendala yang dihadapi Kepolisian dalam Menangani Kasus Pencurian Motor Di Kota Mataram antara lain: Kurangnya informasi dari masyarakat atau masyarakat yang kurang tanggap melapor 1X24 Jam ketika terjadi tindak pidana pencurian sepeda motor, Barang hasil curian (motor) biasanya tidak dijual secara utuh oleh pelaku, dan Jaringan pelaku pencurian motor “curanmor” yang sudah sangat luas.

(16)

Saran

1.ada perhatian dan penanganan terhadap kasus pencurian sepedamotor yang terjadi secara lebih serius, komprehensif, terencana dan terpadu dari semua lembaga pemerintahan khususnya bagi aparat kepolisian dan juga perlu adanya penjatuhan sanksi yang lebih berat terhadap pelaku pencurian sepeda motor di Kota Mataram sehingga ada efek jera khususnya bagi residivis dalam kasus pencurian sepeda motor sehingga pelaku bisa berpikir berulang kali ketika ingin melakukan kejahatan.:2.Peran kepolisian dalam hal ini reserse sebagai mitra masyarakat dalam konteks penanganan dan pengungkapan serta pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencurian sepeda motor harus senantiasa ditingkatkan dengan program-program yang langsung terjun ke dalam masyarakat.

(17)

DAFTRAR PUSTAKA Buku

Adang, Yesmil Anwar. Kriminologi.Cet ke-I; Bandung: Refika Aditama, 2010.

Adang, Yesmil Anwar. Sistem Peradilan Pidana. Cet ke-I; Bandung: Widya Padjajaran, 2011.

Alam, A.S. Pengantar Kriminologi. Cet ke-I; Makassar: Pustaka Refleksi, 2010.

Ashikin Zaenal, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012.

Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1989.

Chazawi, Adami. Pelajaran Hukum Pidana I (Stelsel pidana, Tindak Pidana, Teori-teori Pemidanaan & Batas-batas Berlakunya Hukum Pidana). Cet. VI; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet-Ke- IV; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2008.

DL, Chryhnanda, Polisi Penjaga Kehidupan. Jakarta: YPKIK, 2009 Soejono Seokonto,1993,Kriminologi Sebab dan Penanggulangan Kejahatan,Sinar Grafika Jakarta.

Poewardarmita, W,J,S. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2003.

Rahardi Pudi, Hukum Kepolisian (Kemandirian, Profesionalisme dan Reformasi Polri). Jakarta: Laksbang Grafika, 2014.

Syamsuddin, Rahman. Hukum Acara Pidana dalam Integrasi Keilmuan, Cet ke-1; Makassar: Alauddin University Press, 2013.

Tim Penyusun Fakultas Hukum Universitas Mataram 2013.Pedoman Penyususnan Skripsi,Fakultas Hukum Universitas Mataram.

(18)

Peraturan Perundang-Undangan

1. Indonesia, Kitap Undang-undang Hukum Pidana Edisi 24,Penerbit Sinar Grafika Jakarta.:2.KUHP (Kitab undang-undang hukum pidana) KUHAP (Kitab undang-undang hukum acara pidana). Cet ke-1; Pustaka Mahardika, 2010:3.Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas danAngkutan Jalan.:4.Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi - transaksi yang terjadi dan

Penelitian Sutrisno tahun 2006 di RSUD Swadana Pare Kediri. Subyek penelitian adalah pasien pre operasi di RSUD Swadana Pare Kediri. Hasil penelitian membuktikan ada

kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya ta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari

Strategi pemuliaan dengan metode seleksi berulang yang diaplikasikan pada spesies tanaman hutan tropis, selain mempunyai mutu genetik tinggi juga mudah, cepat dan relatif

ABSTRAK. Jakarta banyak memiliki beragam potensi, salah satu diantaranya berupa wisata kota. Melihat potensi ini Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta merencanakan

Dapat disimpulkan bahwa perlakuan peleting efektif menekan pertumbuhan bakteri Coliform dan Salmonella , namun penambahan zeolit tidak efektif dalam menekan

Dalam penetapan biaya untuk layanan referensi di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh pasca perpindahan lokasi sesuai dengan Standar Badan Arsip dan Perpustakaan tahun 2016

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Penulisan Hukum (skripsi) ini guna meraih derajat