• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hak Cipta pada Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hak Cipta pada Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang"

Copied!
228
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

BIOLOGI AGROBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI

Hak Cipta pada Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang

Milik Negara

Tidak Diperdagangkan

Penulis: E.D Purbajanti H.P Kusumaningsrum M. Zainuri

(4)

KATA PENGANTAR

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3) mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanat tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Implementasi dari undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tersebut yang dijabarkan melalui sejumlah peraturan pemerintan, memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, diantaranya adalah standar sarana dan prasarana. Guna peningkatan kualitas lulusan SMK maka salah satu sarana yang harus dipenuhi oleh Direktorat Pembinaan SMK adalah ketersediaan bahan ajar siswa khususnya bahan ajar Peminatan C1 SMK sebagai sumber belajar yang memuat materi dasar kejuruan

Kurikulum yang digunakan di SMK baik kurikulum 2013 maupun kurikulum KTSP pada dasarnya adalah kurikulum berbasis kompetensi. Di dalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik serta rumusan proses pembelajaran dan penilaian yang diperlukan oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Bahan ajar Siswa Peminatan C1 SMK ini dirancang dengan menggunakan proses pembelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi yang telah dirumuskan dan diukur dengan proses penilaian yang sesuai.

Sejalan dengan itu, kompetensi keterampilan yang diharapkan dari seorang lulusan SMK adalah kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. Kompetensi itu dirancang untuk dicapai melalui proses pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) melalui kegiatan-kegiatan berbentuk tugas (project based learning), dan penyelesaian masalah (problem solving

based learning) yang mencakup proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Khusus untuk SMK ditambah dengan

(5)

kemampuan mencipta . Bahan ajar ini merupakan penjabaran hal-hal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan kurikulum yang digunakan, peserta didik diajak berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Bahan ajar ini merupakan edisi ke-1. Oleh sebab itu Bahan Ajar ini perlu terus menerus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.

Kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya sangat kami harapkan; sekaligus, akan terus memperkaya kualitas penyajian bahan ajar ini.Atas kontribusi itu, kami ucapkan terima kasih. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada kontributor naskah, editor isi, dan editor bahasa atas kerjasamanya. Mudah-mudahan, kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan menengah kejuruan dalam rangka mempersiapkan Generasi Emas seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

Jakarta, Agustus 2017 Direktorat Pembinaan SMK

(6)

i

Pemetaan Biologi

Jilid 1

Bab 1 Ciri Kelompok Jamur

Materi Standar Kompetensi Kompetensi dasar

Ciri-ciri kelompok jamur (Kamir dan kapang) dalam hal morfologi, cara

memperoleh nutrisi, reproduksi

Manfaat jamur(khamir dan kapang) secara ekologis, ekonomis, medis, dan pengembangan iptek

Memahami ciri, peranan, dan reproduksi jamur (khamir dan kapang )

Mampu menyebutkan ciri-ciri kelompok jamur

Mampu menjelaskan manfaat jamur(khamir dan kapang) secara ekologis, ekonomis, medis, dan pengembangan iptek

.

Bab 2 Virus dan Protista

Materi Standar Kompetensi Kompetensi dasar

Ciri-ciri virus dan protista:

Struktur virus Struktur protista Kasus-kasus penyakit yang disebabkan virus Peran virus dan protista dalam agribisnis dan agroteknologi

Memahami ciri,sifat dan reproduksi virus dan protista

Mendeskripsikan/mengidentifikasi ciri,sifat dan reproduksi virus dan protista

Menjelaskan kasus penyakit .yang disebabkan oleh virus

Menjelaskan Peran virus dan protista dalam agribisnis dan agroteknologi

Bab 3. Kingdom Monera

Materi Standar Kompetensi Kompetensi dasar

Kingdom monera: bakteri, Archaebacteria, Eubacteria, Karakteristik,

ciri-ciri, sifat , perkembangbiakan, peranan bakteri dalam bidang agribisnis dan agroteknologi Mampu memahami pentingnya Kingdom monera: bakteri, Archaebacteria, Eubacteria, Karakteristik, ciri-ciri, sifat , perkembangbiakan, peranan bakteri dalam bidang agribisnis dan agroteknologi

Menganalisis ciri dan peranan bakteri dalam bidang agrobisnis dan agroteknologi

(7)

ii Bab 4. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan dan Hewan

Materi Standar Kompetensi Kompetensi dasar

Pertumbuhan pada tumbuhan:

Pengertian pertumbuhan. Pertumbuhan primer. Jaringan yang mengalami pertumbuhan,titik tumbuh, kambiumpembuluh, kambium gabus, perisikel batang.

Perkembangan tumbuhan Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

danperkembangan

Memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dan mengaitkan faktor – faktor yang mempengaruhinya

Menganalisis proses pertumbuhan dan

perkembangan makhluk hidup dan mengaitkan faktor – faktor yang

mempengaruhinya

Pertumbuhan pada hewan : Fase pertumbuhan hewan. Proses deferensiasi dan spesialisasi. Perkembangan hewan. Faktor- faktor yangmempengaruhi pertumbuhan danperkembangan hewan. Memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dan mengaitkan faktor – faktor yang mempengaruhinya

Menganalisis proses pertumbuhan dan

perkembangan makhluk hidup dan mengaitkan faktor – faktor yang

mempengaruhinya

Bab 5. Reproduksi Tumbuhan dan Hewan

Materi Standar Kompetensi Kompetensi dasar

Reproduksi pada tumbuhan Tujuan reproduksi

Macam- cara reproduksi pada tumbuhan

Pemencaran alat

perkembangbiakan ( tanpa bantuan faktor luar dan dengan bantuan faktor luar )

Memahami konsep proses reproduksi pada

tumbuhan

Memahami proses reproduksi pada tumbuhan

Reproduksi pada hewan : Berbagai cara reproduksi pada hewan

Proses reproduksi Perkembangan embrio

Memahami konsep proses reproduksi pada hewan

Memahami proses reproduksi pada hewan

(8)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... III DAFTAR TABEL ... V DAFTAR GAMBAR ... VI BAB 1 CIRI KELOMPOK JAMUR ... 1

A.Pendahuluan ... 2

B. Yeast Atau Ragi (Khamir) ... 9

C. Kapang ... 14

D. Peranan Jamur di Bidang Agribisnis dan Agroteknologi ... 17

Rangkuman ... 23

Evaluasi (Soal) ... 24

BAB 2 VIRUS DAN PROTISTA ... 26

A. Virus ... 28

B. Protista ... 28

C. Peran Virus Dan Protista Dalam Agribisnis Dan Agroteknologi ... 28

Rangkuman ... 58

Evaluasi (Soal) ... 62

BAB 3 PROKARIOT ... 69

A Pro Kariot ... 67

B. Sianobakteri ... 86

C. Peranan Bakteri Dalam Bidang Agribisnis Dan Agroteknologi ... 99

Rangkuman ... 93

Evaluasi (Soal) ... 93

BAB 4 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN HEWAN ... 99

A. Pertumbuhan Tumbuhan ... 97

B. Pertumbuhan Dan Perkembangan Hewan ... 117

Rangkuman ... 132

Evaluasi Soal ... 133

BAB 5 REPRODUKSI TUMBUHAN DAN HEWAN ... 143

A.Reproduksi Tumbuhan ... 138

(9)

iv Rangkuman ... 173 Evaluasi (Soal) ... 174 DAFTAR PUSTAKA ... 186 GLOSARIUM ... 196 INDEKS ... 210

(10)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Klasifikasi Fungi ... 4

Tabel 1.2 . Karakteristik Morfologi Khamir Dan Kapang ... 16

Tabel 1.3: Komposisi Media Fermentasi ... 21

Tabel 1.4. Peran Kapang Untuk Bahan Pangan ... 22

Tabel 3.1 Perbandingan Karakteristik Antara Arkeobakteria Dan Eubakteria ... 70

Tabel 3.2. Bakteri Yang Menguntungkan Dalam Kehidupan Manusia ... 88

Tabel 4.1. Unsur Hara Esensiil Bagi Tanaman ... 112

Tabel 5.1. Reproduksi Aseksual Alami ... 150

Tabel 5.2. Pembiakan Aseksual Buatan ... 152

Tabel 5.3. Fase Perkembangan Lumut Dan Paku ... 158

Tabel 5.4 . Perbandingan Meiosis Dan Mitosis ... 166

Tabel 5.5. Umur Dan Berat Badan Pada Saat Pubertas Dari Spesies Dan Bangsa Yang Berbeda ... 177

(11)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Contoh Fungi ... 2

Gambar 1.2. Contoh Fungi ... 3

Gambar 1.3. Bentuk Spora Fungi Yaitu Aseksual dan Seksual ... 5

Gambar 1.4. Reproduksi Pada Fungi Basidiomycota ... 5

Gambar 1.5. Repoduksi Zygomycota ... 6

Gambar 1.6 . Contoh Ragi ... 8

Gambar 1.7. Contoh Khamir Dibawah Mikroskop ... 9

Gambar 1.8. Kapang ... 13

Gambar 1.9 . Perbedaan Khamir (Yeast) dan Kapang ... 14

Gambar 1.10 . Contoh Kapang ... 15

Gambar 1.11 . Contoh Mikoriza ... 18

Gambar 1.12. .Contoh Ektomiroriza ... 19

Gambar 2. 1 Berbagai Bentuk Virus A) Virus Nukleokapsid; B) Virus Bermembran;C) Virus T4(Bakteriofage) ... 29

Gambar 2. 2. Reproduksi Virus Bakteriofage A) Siklus Litik ; B) Siklus Lisogenik ... 31

Gambar 2.3. Contoh Virus Yang Menyerang Tanaman Tomat dan Ketimun ... 33

Gambar 2.4. Contoh Ayam Terkena New Castle Disease Virus ... 33

Gambar 2.5. Contoh Kindom Protista ... 40

Gambar 2.6. Contoh Rhizopoda ... 41

Gambar 2.7. Contoh Zoomastigophora ... 42

Gambar 2.8. Contoh Paramaecium Dengan Trikosista (A) dan Struktur Tubuh Paramaecium (B) ... 43

Gambar 2.9 . Cangkang Foraminifera Yang Ditemukan Di Laut ... 44

Gambar 2.10 . Contoh Filum Actinopoda Yaitu Heliozoa (A) Dan Radiozoa (B) Laut ... 46

Gambar 2.11. Dictyostelium Discoideum ... 48

Gambar 2.12. Contoh Myxomycota ... 49

Gambar 2.13. Daur Hidup Myxomycotina dan Acraciomycotina ... 50

Gambar 2.14. Citridiales ... 50

Gambar 2.15. Saprolegnia sp ... 52

Gambar 2.16. Chlorella, Ganggang Hijau ... 54

(12)

vii

Gambar 2.18 . Tahap Pergiliran Hidup dari Bentuk Talus Haploid Multiseluler Menjadi Diploid Multisel ... 55

Gambar 3.1. Bentuk Bakteri Coccus ... 74

Gambar 3.2. Struktur Bakteri ... 75

Gambar 3.3. Reproduksi Bakteri dengan Pembelahan Biner Melintang ... 76

Gambar 3.4. Transformasi ... 77

Gambar 3.5. Transduksi ... 78

Gambar 3.6. Konjugasi ... 78

Gambar 3.7. Pewarnaan Bakteri ... 81

Gambar 3.8. Rhizobium, Bakteri Penambat N Udara ... 86

Gambar 3.9. Azotobacter, Bakteri Penambat Nitrogen dalam Siklus Nitrogen ... 87

Gambar 3.10. Macam-Macam Sianobakteri ... 90

Gambar 3.11. Anabaena Cycadae ... 91

Gambar 3.12. Struktur Hormogomium Dan Akinet ... 92

Gambar 3.13. Frankia Alni, Bakteri Penambat Nitrogen Pada Akar Tanaman ... 93

Gambar 3.14. Beberapa Bakteri Bergabung Yang Bertindak Sebagai Daur Nitrogen Di Alam ... 95

Gambar 4.1. Alat Pengukur Pertumbuhan dan Kurva Pertumbuhan ... 101

Gambar 4.2. Lingkaran Tahun Pada Pohon Berkayu ... 120

Gambar 4.3. Metamorfosis Kupu-Kupu ... 125

Gambar 4.4. Metamorfosis Pada Kepik ... 126

Gambar 4.5. Spermiogenesis ... 127

Gambar 4.6 . Pembelahan Pada Telur ... 128

Gambar 4.7. Spermatogenesis ... 129

Gambar 4.8. Fertilisasi Pada Sea Urchin ... 131

Gambar 4.9. Proliferasi Sel Mesodermal ... 133

Gambar 4.10. Mengecilnya Yolk Seiring Pertumbuhan Embrio ... 135

Gambar 4.11. Amnion Berisi Cairan Amnion Yang Mengandung Air Metabolik Dari Jaringan Embrio ... 137

Gambar 4.12. Contoh Plasenta ... 137

Gambar 5.1. Letak Spora Tumbuhan Paku ... 146

Gambar 5.2. Reproduksi Tumbuhan Paku ... 146

Gambar 5.3. Siklus Tumbuhan Berbunga ... 147

(13)

viii

Gambar 5.5. Organ Reproduksi Tumbuhan ... 149

Gambar 5.6. Reproduksi Alami Tumbuhan ... 151

Gambar 5.7. Reproduksi Buatan ... 152

Gambar 5.8.Daur Bryophyta ... 157

Gambar 5.9.Proses Pembuahan Tunggal Pada Pinus (Gymnospermae) ... 161

Gambar 5.10. Proses Pembuahan Ganda Pada Angiospermae ... 162

Gambar 5.11 . Fase Yang Terjadi Selama Pembelahan Mitosis ... 165

Gambar 5.12 .Fase-Fase Pembelahan Meiosis Pada Hewan ... 166

Gambar 5.13. Perkembangbiakan Amoeba ... 168

Gambar 5.14. Perkembangbiakan Hydra Dengan Tunas ... 168

Gambar 5.15. Fragmentasi Planaria ... 169

Gambar 5.16. Reproduksi Aseksual Partenogenesis ... 169

Gambar 5.17. Sistem Reproduksi Ikan ... 171

Gambar 5.18. A. Alat Kelamin Jantan Pada Ikan, B. Alat Kelamin Betina Pada Ikan ... 172

Gambar 5.19. Alat Kelamin Betina Katak (A), Alat Kelamin Jantan Katak(B) ... 172

Gambar 5.20. Alat Kelamin Jantan Reptil(A) dan Alat Kelamin Betina Reptil (B) ... 173

Gambar 5.21. A. Alat Kelamin Betinaa Pada Burung, B. Alat Kelamin Jantan Pada Burung ... 174

Gambar 5.22 Telur ... 175

(14)

. 1 a

BAB 1

CIRI KELOMPOK JAMUR

Setelah Kalian mempelajari materi tentang Ciri Kelompok Jamur diharapkan kalian dapat mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan, dan kajian literature serta peranannya bagi kehidupan, serta dapat menjelaskan ciri-ciri umum divisi dalam kingdom fungi, membandingkan reproduksi pada jamur, khamir dan kapang, menyajikan data contoh peran jamur bagi kehidupan

Peta Konsep

Fungi

Zygomyceta Ascomyceta Basidiomyceta Omyceta

Jamur tempe ragi jamur merang Aphanomyces (penyakit akar)

(15)

. 2

A.

Pendahuluan

Fungi disebut juga jamur atau cendawan, merupakan kelompok organisme eukarotik atau organisme yang inti selnya telah memiliki membran, tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya, dan mengekskresikan enzym ekstraselular ke lingkungan melalui spora, melakukan reproduksi seksual dan aseksual. Fungi adalah nama dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik, heterotrof yang mampu mencerna makanan di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel nya.

Sumber: psychedelicadventure.net Gambar 1.1: Contoh fungi

Mikologi adalah ilmu mengenai jamur berasal dari bahasa Yunani yakni :

mykes = jamur, logos = ilmu. Fungi dalam bahasa latin juga berarti jamur.

Fungi makroskopik yang memiliki tubuh buah besar, dikenal sebagai makrofungi. Penemuan mikroskop telah mengungkap lebih banyak dari bagian-bagian yang semula tidak terlihat sama sekali, akan tetapi merupakan bagian penting dari makrofungi tersebut.

Di dalam dunia mikrobia, jamur termasuk divisio Mycota (fungi). Mycota berasal dari kata mykes (bahasa Yunani), disebut juga fungi (bahasa Latin). Ada beberapa istilah yang dikenal untuk menyebut jamur, (a) mushroom yaitu jamur yang dapat menghasilkan badan buah besar, termasuk jamur yang dapat dimakan, (b) mold yaitu jamur yang berbentuk seperti benang-benang, dan (c) khamir yaitu jamur bersel satu. Jamur merupakan jasad eukariot, yang berbentuk benang atau sel tunggal, multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil, dinding sel tersusun dari khitin, dan belum ada diferensiasi jaringan. Jamur bersifat khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari oksidasi senyawa organik. Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik). Habitat (tempat hidup) jamur terdapat pada air dan tanah. Cara hidupnya bebas atau bersimbiosis, tumbuh sebagai saprofit atau parasit pada tanaman, hewan, dan manusia.

Ada dua jenis organisme tergolong fungi antara kapang (mold) dan ragi atau khamir (yeast). Kapang adalah fungi yang mempunyai filament (miselium), sedangkan

(16)

. 3 ragi merupakan fungi sel tunggal tanpa filament. Beberapa fungi disebut fungi dimorfik karena dapat tumbuh dalam bentuk filament seperti kapang atau berbentuk sel tunggal seperti ragi. Fungi sebenarnya merupakan organisme yang menyerupai tanaman, tetapi mempunyai beberapa perbedaan yaitu: Tidak mempunyai klorofil, mempunyai dinding sel, berkembang biak dengan spora, tidak mempunyai batang/cabang, akar, daun, tidak mempunyai system vascular seperti tanaman, bersifat multiseluler tetapi tidak mempunyai pembagian fungsi bagian seperti pada tanaman.

Sumber: https://www.vemale.com Gambar 1.2: Contoh fungi

1.

Sifat-Sifat Umum Fungi

Fungsi (jamak) atau fungus (tunggal) adalah suatu organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri spesifik sebagai berikut: Mempunyai inti sel, memproduksi spora, tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis, dapat berkembang biak secara seksaual maupun aseksual, beberapa mempunyai bagian-bagian tubuh berbentuk filament dengan dinding sel yang mengandung selulosa atau khitin atau keduanya.

Fungi dapat bersifat parasit memperoleh makanan dari benda hidup, atau bersifat saprofit yaitu memperoleh makanan dari benda mati. Fungi yang bersifat saprofit obligat hanya dapat hidup pada benda mati, tetapi tidak dapat hidup atau melakukan infeksi pada benda hidup. Fungi semacam ini sering tumbuh pada makanan dan menyebabkan kerusakan makanan. Fungi yang bersifat parasit/ saprofit fakultatif dapat hidup pada bahan organic yang hidup maupun mati, dan menyebabkan penyakit. Fungi semacam ini tidak dapat dibiakkan pada jaringan atau tenunan yang masih hidup, seperti cara kultur jaringan. Fungi yang bersifat parasit obligasi tidak dapat hidup pada benda mati. Fungi

(17)

. 4 dapat mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa atau maltose), sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya. Sumber karbon yang terbaik adalah glukosa, sedangkan sumber nitrogen yang terbaik nitrogen dari bahan organik. Bahan anorganik yang dapat digunakan sebagai sumber nitrogen adalah ammonium dan nitrat.

Beberapa fungi dapat mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan berkembang biak, sedangkan beberapa fungi lainnya harus mendapatkan vitamin, misalnya thiamin dan biotin, dari substrat. Fungi menyimpan kelebihan makanan dalam bentuk Glikogen atau lemak.

2.

Klasifikasi Fungi

Klasifikasi fungi berdasarkan cara reproduksi seksual dan struktur tubuh adalah sebagai berikut (Tabel 1.1)

Jenis Sifat Reproduksi Bentuk

ZYGOMYCETA Habitat di darat Multiseluler, hifa tak bersekat Saprofit Bagian hifa berdeferensiasi menjadi sporangium yang didukung sporangiofor Aseksual : sporangispor Fragmentasi Seksual : konjugasi membentuk zigospora

ASCOMYCOTA Sebagian besar multiseluler, hifa bersekat (yang uniseluler Saccharomyces cereviceae) Memilikiaskus (sporangium penghasil askospora)

Tubuh buah disebut askokarp

Saprofit dan parasit Hifa berdiferensiasi menjadi konidiofor Aseksual : tunas (uniseluler), konidiospor, fragmentasi (multiseluler) Seksual : dengan askospora BASIDIOMYCOTA Kebanyakan makroskopis, hifa bersekat

Saprofit dan parasit Tubuh buah disebut basidiokarp

Aseksual: konidiospora Seksual : Basidiospora

(18)

. 5

OMYCOTA Mikroskopis Hifa bersekat Saprofit dan parasit Penyebab penyakit Aseksual : konidiospora Seksual: belum diketahui Sumber:

Tabel 1.1 Klasifikasi Fungi

3.

Reproduksi Fungi

Fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora

vegetatif) pada fungi multiseluler.

Sumber: www.google.co.id

Gambar 1.3: Bentuk spora fungi yaitu aseksual dan seksual

Sumber: http://basidiomicota.blogspot.co.id

(19)

. 6

a.

Zygomycota

Sumber: https://www.slideshare.net Gambar 1.5. Repoduksi Zygomycota

b.

Peranan fungi Zygomycota

Fungi zygomycota berperan dalam proses pembuatan makanan

- Rhizopusoryzae : tempe - Mucorjavanicus : tape

Berperan dalam pengurai sisa organisme atau bahan produk organism

- Mucormucedo : saprofit pada roti, kotoran ternak, sisa makanan yang

mengandung karbohidrat

c.

Ascomycota

Peranan Ascomycota adalah pembuatan makanan dan minuman beralkohol

- Saccharomyces cereviceae : roti , minuman beralkohol, - Neurosporacrassa : oncom,

- Aspergilluswentii : sake, kecap

Bidang kesehatan :

- Penicilliumnotatum : penghasil antibiotik

Bersimbiosis membentuk mikoriza dan liken

- Tuber melanosporum

(20)

. 7

Bersifat parasit

- Claviceps purpurea : penyakit ergot pada gandum

- Aspergillusflavus : kanker pada manusia (racunaflatoksin) - Aspergillusfumigatus : penyakit paru-paru pada burung

d.

Basidiomycota

Peranan fungi Basidimycota kebanyakan dapat dimakan. Jenis fungi Basisiomycota yang berguna sebagai sumber makanan adalah

- Jamur kuping : Auriculariapolytricha - Jamur merang : Volvariellavolvacea - Jamur tiram : Pleurotusspkapri - Jamur shitake : Lentinullaedodes

Fungi Basidiomycota juga dapat menjadi penyebab parasit pada tanaman. Contoh Parasit pada tanaman jagung Ustillagomaydis dan Pucciniagraminis

e.

Omyceta

Aphanomyces euteiches penyebab penyakit akar pada kapri

Tugas

Bersama teman sebangkumu, carilah literatur mengenai manfaat salah satu spesies kingdom Fungi. Kumpulkan data mengenai nama spesies, ciri morfologi, lingkungan tempat hidup, gambar, dan contoh pemanfaatannya. Pencarian literatur dapat dilakukan di perpustakaan sekolah, majalah, koran, dan melalui internet akan lebih baik. Tuliskan hasil temuan dalam bentuk laporan. Penulisan laporan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku dan jangan lupa tuliskan sumber literaturnya. Presentasikan hasilnya di depan kelas.

B. Yeast atau Ragi (

Khamir)

Khamir merupakan bagian dari kelompok kapang dan dibedakan dari hampir semua jamur yang lain karena bersel tunggal dan membelah diri dengan bertunas. Pengetahuan mikrobiologi merupakan pengetahuan tentang klasifikasi fungi dalam genus dan spesies. Klasifikasi pada tingkat ini didasarkan atas kemampuannya membentuk spora, bentuk dan jumlah spora yang dihasilkan setiap askus, bentuk sel dan cara perbanyakan sel seperti pertunasan multipolar atau bipolar, pembentukan

pseodomiselium dan berbagai ragam uji biokimia dan fisiologis seperti fermentasi gula dan asimilasi serta penggunaan nitrogen. Berdasarkan pada uji-uji tersebut diatas,

(21)

. 8 para ahli taksonomi mengenal sekitar 40 genus khamir yang terdiri dari sekitar 400 spesies yang berbeda. Sebagian sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibandingkan kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Berdasarkan sifat metabolismenya, Khamir dibedakan menjadi dua yaitu, khamir fermentasi dan oksidatif. Khamir fermentasi atau fermentative dapat melakukan fermentasi alkohol yaitu dengan memecah glukosa dengan jalur glikolisis.

Khamir merupakan mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5 dan 20 mikron. Khamir berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari bakteri. Beberapa jenis spesies umum digunakan untuk membuat roti, fermentasiminuman beralkohol, dan bahkan digunakan percobaan sel bahan bakar. Kebanyakan khamir merupakan anggota divisi Ascomycota, walaupun ada juga yang digolongkan dalam Basidiomycota. Beberapa jenis khamir, seperti Candida albicans, dapat menyebabkan infeksipada manusia (kandidiasis). Lebih dari seribu spesies khamir telah diidentifikasi. Khamir yang paling umum digunakan adalah Saccharomyces cere visiae. Pertumbuhan khamir dapat terjadi secara unisel juga dapat melakukan perkembangan dengan pertunasan. Istilah khamir umumnya digunakan untuk bentuk-bentuk yang menyerupai jamur dari kelompok Ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi uniseluler berbentuk ovoid atau spheroid.

Sumber: http://dithacookingclass.blogspot.co.id Gambar 1.6 . Contoh ragi

(22)

. 9 Sumber: http://salamahligizi.blogspot.co.id)

Gambar 1.7. Contoh khamir dibawah mikroskop

Khamir ada yang bermanfaat ada pula yang membahayakan bagi manusia. Fermentasi khamir banyak digunakan dalam pembuatan roti, bir, wine, vinegar dan sebagainya dalam bentuk ragi. Khamir yang tidak diinginkan adalah yang pada makanan dan menyebabkan kerusakan pada saurkraut, juice buah, sirup, molase, madu, jelly, daging dan sebagainya.

1.

Morfologi Khamir

Bentuk khamir dapat berbentuk bulat oval, seperti jeruk, silindris, segitiga, memanjang seperti miselium sejati atau miselium palsu, ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung, dan lain-lain. Bagian struktur yang terlihat adalah dinding sel, sitoplasma, vakuola, butir lemak, albumin, dan pati. Pewarnaan khusus akan membantu kita melihat intinya. Khamir tidak bergerak karena itu tidak mempunyai struktur tambahan di bagian luarnya seperti flagella. Beberapa jenis khamir membentuk kapsul di sebelah luar. Tipe endospora aseksual yang tahan panas seperti yang diproduksi bakteri Bacillus dan Clostridium tidak dihasilkan oleh khamir. Ukuran dan bentuk sel dalam kultur yang sama mungkin berbeda karena pengaruh perbedaan umur dan kondisi lingkungan selama pertumbuhan. Sel muda mungkin berbeda bentuknya dari yang tua karena adanya proses ontogeny, yaitu perkembangan individu sel. Contoh Khamir yang berbentuk apikulat umumnya berasal dari tunas berbentuk bulat sampai bulat oval yang terlepas dari induknya, kemudian tumbuh dan membentuk tunas sendiri.

Seperti bakteri, sel-sel khamir mempunyai lapisan dinding luar yang terdiri dari polisakarida kompleks dan di bawahnya terletak membran sel. Sitoplasma mengandung

(23)

. 10 suatu inti yang bebas (discreate nucleus) dan bagian yang berisi sejumlah besar cairan yang disebut vakuola.

Khamir termasuk fungi, dibedakan dari kapang karena bentuknya yang uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai sel tunggal, khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibandingkan dengan kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Khamir juga lebih efektik dalam memecah komponen kimia dibandingkan dengan kapang karena mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volume yang lebih besar. Khamir juga berbeda dari ganggang karena tidak dapat melakukan proses fotosintesis, dan berbeda dari protozoa karena mempunyai dinding sel yang tegar. Khamir mudah dibedakan dari bakteri karena ukurannya yang lebih besar dan morfologinya yang berbeda. Khamir pada umumnya diklasifikasi berdasarkan sifat-sifat fisiologinya, tidak beredar pada perbedaan morfologinya seperti pada kapang. Beberapa khamir tidak membentuk spora (asporogenous) dan digolongkan ke dalam Fungi imperfekti dan yang lainnya membentuk spora seksual sehingga digolongkan ke dalam Ascomycetes dan

Basidiomycetes.

Ciri-Ciri Khamir ada 5 yaitu;

a. Pertumbuhan dan Perkembangbiakan

Khamir dapat tumbuh dalam media cair dan padat seperti bakteri. Khamir berkembang biak secara aseksual atau pertunasan. Pertunasan yaitu suatu proses penonjolan protoplasma keluar dari dinding sel seperti pembentukan tunas, pembesaran, dan akhirnya pelepasan diri menjadi sebuah sel khamir baru. Mula-mula timbul suatu gelembung kecil dari permukaan sel induk. Gelembung ini secara bertahap membesar, dan setelah mencapai ukuran yang sama dengan induknya terjadi pengerutan yang melepaskan tunas dari induknya. Sel yang baru terbentuk selanjutnya akan memasuki tahap pertunasan kembali. Bagi kebanyakan khamir seperti Sacharomyces cerevisae, tunas dapat berkembang dari setiap bagian sel induk (pertunasan multipolar), tetapi bagi beberapa spesies hanya pada bagian tertentu saja. Pada khamir-khamir dengan pertunasan bipolar (spesies Hanseniaspora) pembentukan tunas terbatas pada dua bagian sel yang berlawanan dan sel berbentuk jeruk (lemon) atau bentuk apikulatif. Spesies dari genusTrigonopsis, pertunasan terbatas pada tiga titik dari permukaan segitiga. Beberapa jenis khamir dapat berkemban biak dengan pembelahan.

(24)

. 11 Perkembang biakan khamir secara seksual dengan pembentukan askospora dalam kotak (ascus). Askospora dapat berkembang menjadi sel somatis atau sel vegetatif. Sel vegetatif dapat membelah membentuk sel anak. Dua sel anak ini saling menempel dan dinding selnya larut membentuk pembuluh kopulasi yaitu tempat yang akan dilalui oleh inti sel. Kedua inti sel mengadakan perkawinan yang dinamakan kariogami. Hasil dari kariogami ini adalah zigot dengan sebuah inti yang memiliki 2n kromosom. Bila sudah cukup dewasa, zigot akan membelah secara meiosis membentuk 4 inti, kemudian membelah lagi sehingga membentuk 8 inti. Pada ekosistem pangan, khamir dapat tumbuh bersama-sama dengan mikroorganisme lain dan dapat tumbuh bersama berinteraksi saling menguntungkan atau merugikan. Khamir juga berasosiasi dengan mikroorganisme, tanaman, binatang dan manusia. Interaksi dapat mutalisme, netralisme, sinergisme, atau antagonisme.

b. Kisaran Aktivitas air

Batas aktivitas air khamir terendah untuk pertumbuhan berkisar antara 0,88-0,94. Selain itu banyak jalur ragi yang bersifat osmofilik yakni dapat tumbuh pada medium dengan aktivitas air relative rendah, yaitu 0,62-0,65.

c. Kisaran Suhu dan pH

Kisaran suhu untuk pertumbuhan kebanyakan khamir pada umumnya hampir sama dengan kapang, yaitu suhu optimum 25 – 30 derajat celcius dan suhu maksimum 34 – 47 derajat celcius, tetapi beberapa khamir dapat tumbuh pada suhu 0 derajat celcius. Kebanyakan khamir lebih cepat tumbuh pada pH 4,0 - 4,5 dan tidak dapat tumbuh dengan baik pada medium alkali, kecuali jika telah beradaptasi.

d. Kebutuhan Khamir

Khamir bersifat aerob yaitu mutlak memerlukan oksigen. Kecuali khamir yang bersifat fermentatif yang hidup dalam keadaan anaerob yaitu tidak memerlukan oksigen bebas. Nutrisi yang diperlukan khamir untuk pertumbuhan yaitu nitrogen dalam bentuk sederhana atau kompleks misalnya dalam bentuk ammonia dan urea atau asam amino dan polipeptida. Khamir tidak berperan dalam penyakit yang ditularkan melalui makanan.

e. Resistensi Khamir terhadap Panas

Askospora (spora) khamir dapat dibunuh pada suhu 5 - 10oC lebih besar dari sel vegetatifnya. Sebagian besar askospora khamir terbunuh pada suhu 60oC selama 10 – 15 menit. Ada juga yang resisten pada keadaan tersebut tetapi pada umumnya tidak dapat

(25)

. 12 hidup pada suhu 100oC. Sel khamir vegetatif terbunuh pada suhu 50oC - 58oC dalam waktu 10 – 15 menit.

f. Sistem Reproduksi Khamir

Khamir dapat melakukan reproduksi atau perkembangbiakan dengan beberapa cara yaitu: Pembelahan, Pertunasan, Pembelahan tunas, kombinasi antara pertunasan dan pembelahan, Sporulasi atau pembentukan spora yang dapat dibedakan atas dua macam yaitu: Spora aseksual, Spora seksual.

Reproduksi dengan cara pertunasan pembelahan, pembelahan tunas dan pembentukan spora aseksual disebut repfroduksi vegetatif, sedangkan reproduksi dengan cara membentuk spora seksual disebut reproduksi seksual.

Ayo Mengamati

Judul : Pengamatan jamur roti

Tujuan: Menumbuhkan jamur pada roti dan mengamati beberapa faktor yang mempengaruhinya

Alat dan Bahan: Lima buah kantung plastik transparan, lima potong roti tawar tanpa bahan pengawet, lup, air, kertas label, dan lemari pendingin.

Langkah Kerja:

1. Percikkan sedikit air pada lima potong roti. Masukkan potongan roti dalam setiap kantung plastik. Tutup atau ikat semua plastik hingga kedap udara.

2. Beri label plastik seperti berikut.  Kantung A, sedikit cahaya  Kantung B, cahaya kamar  Kantung C, cahaya terang  Kantung D, lemari pendingin

 Kantung E, tempat hangat (di belakang lemari pendingin).

3. Simpan kantung A pada tempat gelap, seperti di lemari atau di bawah tempat tidur. Simpan kantung B di meja kamar. Simpan kantung C di dekat jendela atau bawah lampu. Simpan kantung D di dalam lemari pendingin. Kantung E disimpan di belakang lemari pendingin, pada tempat hangat.

4. Periksa dan amati kantung setiap hari selama satu minggu. Gunakan lup (kaca pembesar) jika diperlukan.

(26)

. 13 5. Perhatikan penampakan serta pertumbuhan jamur pada setiap kantung.

Gambarkan serta tuliskan penampakan jamur tersebut dalam tabel dibawah ini Hari KE Kantung A B C D E 1 2 3 4 5

Bagaimana hasil yang kalian peroleh? Diskusikan hasilnya bersama kelompok, dan buat laporan tertulis dari hasil diskusi kalian. Presentasikan di depan kelas.

C. Kapang

Fungi multiseluler atau kapang mempunyai miselium dan pertumbuhannya mudah sekali terlihat pada bahan makanan yaitu berbentuk seperti kapas. Pertumbuhan kapang mula-mula berwarna putih, tetapi bila telah momproduksi spora, maka akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sifat kapang yang berwarna, baik dalam bentuk mikroskopik ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang.

Sumber: http://blog.umy.ac.id Gambar 1.8. Kapang

Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam mangan-mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih,.dinding penyekat pada kapang disebut dengan septum yang tidak bertutup rapat sehingga sitoplasma masih dapat bebas bergerak dari satu ruang keruang lainnya. Kapang tidak berseptat intinya tersebar disepanjang septa.

(27)

. 14 Sumber: https://medlineplus.gov

Gambar 1.9 . Perbedaan khamir (yeast) dan kapang

1. Sifat-Sifat Fisiologi Kapang

a. Kebutuhan Air

Pada umumnya, kebanyakan kapang membutuhkan aw minimal untuk pertumbuhan lebih rendah, dibandingkan dengan khamir dan bakteri. Kadar air bahan pangan kurang dari 14-15%, misalnya pada beras dan serealia, dapat menghambat atau memperlambat pertumbuhan kebanyakan khamir.

b. Suhu Pertumbuhan

Kebanyakan kapang bersifat mesofilik, yaitu tumbuh baik pada suhu kamar. Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah sekitar 25-30oC tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35-37 o C atau lebih tinggi, misalnya Aspergillus. Beberapa kapang bersifat psikrotrofik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu lemari es, dan beberapa bahkan masih dapat tumbuh lambat, pada suhu di bawah suhu pembekuan, misalnya pada suhu 5 oC -10 oC. Beberapa kapang juga bersifat termofilik, yaitu dapat tumbuh pada suhu tinggi.

c. Kebutuhan Oksigen dan pH

Semua kapang bersifat aerobic, yaitu membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat tumbuh pada kisaran pH yang luas, yaitu pH 2- 8,5, tetapi biasanya pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi asam atau pH rendah.

(28)

. 15

d. Makanan

Pada umumnya kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan, dari yang sederhana sampai kompleks. Kebanyakan kapang memproduksi enzim hidrolitik, misalnya amylase, pektinase, proteinase dan lipase. Oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan-makanan yang mengandung pati, pectin, protein, atau lipid.

e. Komponen Penghambat

Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat organisasi lainnya. Komponen ini disebut antibiotik, misalnya penisilin yang diproduksi oleh

penicilium chrysogenum, dan clavasin yang diproduksi oleh Aspergillus clacatus. Sebaliknya beberapa komponen lain bersifat mikostatik atau fungistatik, yaitu menghambat pertumbuhan kapang, misalnya asam sorbet, propionate dan asetat, atau bersifat fungisidal yaitu membunuh kapang. Pertumbuhan kapang biasanya berjalan lambat, bila dibandingkan dengan pertumbuhan bakteri dan khamir. Oleh karena itu, jika kondisi pertumbuhan memungkinkan semua mikroorganisme untuk tumbuh, kapang biasanya kalah dalam kompetisi dengan khamir dan bakteri. Tetapi sekali kapang dapat mulai tumbuh, pertumbuhan yang di tandai dengan pembentukan miselium dapat berlangsung dengan cepat.

Sumber: http://www.phadia.com dan https://id.pinterest.com

(29)

. 16

2.

Sistem Reproduksi Kapang

Secara aseksual, kapang dapat tumbuh dari sepotong miselium, tetapi cara ini jarang terjadi dan yang paling umum terjadi adalah pertumbuhan dari spora aseksual. Terdapat dua macam sistem reproduksi pada kapang yaitu; reproduksi aseksual, dan reproduksi seksual.

Reproduksi seksual dimulai dari spora seksual, dan kapang yang mempunyai spora seksual disebut kapang sempurna (perfect mold), yaitu terdiri dari;

a. Oomycetes dan Zygomycetes (nonseptat) b. Ascomycetes dan Basidiomycetes (septat)

Karakteristik Khamir kapang

Jumlah sel pembangun tubuh

Satu sel (uniseluler) Banyak sel (multiseluler)

Ukuran sel (diameter) + 4 m 5 – 30 m

Bentuk pertumbuhan sel Membentuk tunas Membentuk hifa Komponen dinding sel Kitin dan glukan dalam

komposisi yang beragam

Kitin dan glukan

Spora Tidak berwarna Memiliki pigmen

Nukleus (inti) Bersifat haploid atau diploid

Kebanyakan bersifat haploid

Sumber : Ernawati, dkk, 2006

Tabel 1.2 . Karakteristik morfologi khamir dan kapang

Fungi yang tidak mempunyai spora seksual tetapi hanya mempunyai spora aseksual disebut fungi tidak sempurna (fungi imperfecti) yang biasanya mempunyai hifa septat, misalnya yang termasuk Deuteromycetes. Karakteristik morfologi khamir dan kapang Karakteristik morfologi khamir dan kapang. Karakteristik morfologi khamir dan kapang terdapat pada Tabel 1.2.

D. Peranan Jamur di bidang Agribisnis dan Agroteknologi

Beberapa jenis fungi mempunyai peran yang menguntungkan bagi pertanian. Pada Sub bab ini akan dibahas Mikoriza dan Trichoderma sp.

1.

Mikoriza

Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) adalah salah satu tipe cendawan pembentuk mikoriza yang akhir-akhir ini cukup populer mendapat perhatian dari para peneliti lingkungan dan biologis. Cendawan ini diperkirakan pada masa mendatang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif teknologi untuk membantu pertumbuhan,

(30)

. 17 meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman terutama yang ditanam pada lahan-lahan marginal yang kurang subur.

Istilah mikoriza diambil dari Bahasa Yunani yang secara harfiah berarti jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa mutualisme antara jamur dan akar tumbuhan. Jamur memperoleh karbohidrat dalam bentuk gula sederhana (glukosa) dari tumbuhan. Sebaliknya, jamur menyalurkan air dan hara tanah untuk tumbuhan. Mikoriza merupakan jamur yang hidup secara bersimbiosis dengan sistem perakaran tanaman tingkat tinggi, tetapi ada juga yang bersimbiosis dengan rizoid (akar semu) jamur. Asosiasi antara akar tanaman dengan jamur ini memberikan manfaat yang sangat baik bagi tanah dan tanaman inang tempat jamur tersebut tumbuh dan berkembang biak.

Cendawan Mikoriza Arbuskular merupakan tipe asosiasi mikoriza yang tersebar sangat luas dan ada pada sebagian besar ekosistem yang menghubungkan antara tanaman dengan rizosfer. Simbiosis terjadi dalam akar tanaman dimana cendawan mengkolonisasi apoplast dan sel korteks untuk memperoleh karbon dari hasil fotosintesis dari tanaman (Delvian, 2006). CMA termasuk fungi divisi Zygomicetes, famili Endogonaceae yang terdiri dari Glomus, Entrophospora, Acaulospora, Archaeospora, Paraglomus, Gigaspora dan Scutellospora. Hifa memasuki sel kortek akar, sedangkan hifa yang lain mempenetrasi tanah, membentuk chlamydospores. Tercatat lebih dari 80% tanaman dapat bersimbiosis dengan CMA serta terdapat pada sebagian besar ekosistem alam dan pertanian serta memiliki peranan yang penting dalam pertumbuhan, kesehatan, dan produktivitas tanaman.

Berdasarkan struktur dan cara cendawan menginfeksi akar, mikoriza dapat dikelompokkan ke dalam tiga tipe: Ektomikoriza, Ektendomikoriza, Endomikoriza a. Ektomikoriza mempunyai sifat antara lain akar yang kena infeksi membesar, bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar dan berfungsi sebagi alat yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air, hifa tidak masuk ke dalam sel tetapi hanya berkembang diantara dinding-dinding sel jaringan korteks membentuk struktur seperti jaringan akar.

b. Ektendomikoriza merupakan bentuk antara (intermediet) kedua mikoriza yang lain. Ciri-cirinya antara lain adanya selubung akar yang tipis berupa jaringan Hartiq, hifa dapat menginfeksi dinding sel korteks juga sel-sel kortek. Penyebarannya terbatas dalam tanah-tanah hutan sehingga pengetahuan tentang mikoriza tipe ini sangat terbatas.

(31)

. 18 c. Endomikoriza mempunyai sifat-sifat antar lain akar yang kena infeksi tidak membesar, lapisan hifa pada permukaan akar tipis, hifa masuk ke dalam individu sel jaringan korteks, adanya bentukan khusus yang berbentuk oval yang disebut Vasiculae (vesikel) dan sistem percabangan hifa yang dichotomous disebut arbuscules (arbuskul).

Hampir sebagian besar jenis tumbuhan berasosiasi dengan jamur tipe AM (Arbuskul Mikoriza), mulai dari paku-pakuan, jenis rumput-rumputan, padi, hingga pohon rambutan, mangga, karet, kelapa sawit, dan lain-lain. Sedangkan beberapa keluarga (family) pohon tingkat tinggi yang biasa dijumpai pada tahap suksesi akhir bersimbiosa dengan jamur EM (Ekto Mikoriza), misalnya jenis-jenis meranti, kruing, kamper (jenis-jenis Dipterocarapaceae), pasang, mempening (jenis-jenis Fagaceae), pinus, beberapa jenis Myrtaceae (jambu-jambuan) dan beberapa jenis legum.

Sumber Madjid, 2010 Gambar 1.11 . Contoh mikoriza

Struktur anatomi AM berbeda dengan EM. Akar yang bersimbiosa dengan EM memiliki struktur khas berupa mantel (lapisan hifa) yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Struktur mikoriza tersebut berfungsi sebagai pelindung akar, tempat pertukaran sumber karbon dan hara serta tempat cadangan karbohidrat bagi jamur. Hifa jamur EM tidak masuk ke dalam dinding sel tanaman inang. Sedangkan akar yang bersimbiosa dengan AM, harus diamati dibawah mikroskop, karena struktur arbuskular atau vesicular terbentuk di dalam sel tanaman inang dan hanya dapat diamati di bawah mikroskop setelah dilakukan perlakuan khusus dan pewarnaan. Struktur arbuskular dan vesicular berfungsi sebagai tempat cadangan karbon dan tempat penyerapan hara bagi tanaman.

(32)

. 19 Miselium eksternal terdapat pada tipe EM dan AM, merupakan perpanjangan mantel ke dalam tanah.

Suatu simbiosis terjadi apabila cendawan masuk ke dalam akar atau melakukan infeksi. Proses infeksi dimulai dengan perkecambahan spora didalam tanah. Hifa yang tumbuh melakukan penetrasi ke dalam akar dan berkembang di dalam korteks. Pada akar yang terinfeksi akan terbentuk arbuskul, vesikel intraseluler, hifa internal diantara sel-sel korteks dan hifa ekternal. Penetrasi hifa dan perkembangannya biasanya terjadi pada bagian yang masih mengalami proses diferensissi dan proses pertumbuhan. Hifa berkembang tanpa merusak sel.

Sumber: Madjid, 2010

Gambar 1.12. .Contoh ektomiroriza

Hampir semua tanaman pertanian akarnya terinfeksi cendawan mikoriza. Gramineae dan Leguminosa umumnya bermikoriza. Jagung merupakan contoh tanaman yang terinfeksi hebat oleh mikoriza. Tanaman pertanian yang telah dilaporkan terinfeksi mikoriza vesikular-arbuskular adalah kedelai, barley, bawang, kacang tunggak, nenas, padi gogo, pepaya, selada, singkong dan sorgum. Tanaman perkebunan yang telah dilaporkan akarnya terinfeksi mikoriza adalah tebu, teh, tembakau, palem, kopi, karet, kapas, jeruk, kakao, apel, dan anggur.

Tugas :

Bersama kelompokmu, amati di bawah mikroskop ragi dan jamur tempe. Gambarkan hasil pengamatan kalian

(33)

. 20

2.

Trichoderma sp

Trichoderma sp sejenis fungi yang termasuk kelas Ascomycetes. Trichoderma

sp. memiliki aktivitas antifungal. Trichoderma banyak ditemukan di tanah pertanian atau pada substrat berkayu. Suhu optimum untuk tumbuhnya Trichoderma berbeda-beda setiap spesiesnya. Ada beberapa spesies yang dapat tumbuh pada temperatur rendah maupun temperatur cukup tinggi berkisar antara 7 °C – 41 °C. Trichoderma yang dikultur dapat tumbuh cepat pada suhu 25-30 °C, namun pada suhu 35 °C cendawan ini tidak dapat tumbuh.

Kemampuan merespon kondisi pH dan kandungan CO2 juga bervariasi. [2] Namun secara umum apabila kandungan CO2 meningkat maka kondisi pH untuk pertumbuhan akan bergeser menjadi semakin basa. Di udara, pH optimum bagi Trichoderma berkisar antara 3-7. Faktor lain yang memengaruhi pertumbuhan Trichoderma adalah kelembaban, sedangkan kandungan garam tidak terlalu memengaruhi Trichoderma. Penambahan HCO3- dapat menghambat mekanisme kerja Trichoderma.

Melalui uji biokimia diketahui bahwa dibandingkan sukrosa, glukosa merupakan sumber karbon utama bagi Trichoderma, sedangkan pada beberapa spesies sumber nitrogennya berasal dari ekstrak khamir dan tripton. Kandungan garam tidak terlalu memengaruhi Trichoderma.[2] Penambahan HCO3- dapat menghambat mekanisme kerja Trichoderma.

Biakan jamur Trichoderma dalam media aplikatif seperti dedak dapat diberikan ke areal pertanaman dan berlaku sebagai biodekomposer, mendekomposisi limbah organik (rontokan dedaunan dan ranting tua) menjadi kompos yang bermutu. Serta dapat berlaku sebagai biofungisida. Trichoderma dapat menghambat pertumbuhan beberapa jamur penyebab penyakit pada tanaman antara lain Rigidiforus lignosus, Fusarium

oxysporum, Rizoctonia solani, Sclerotium rolfsii.

Pupuk biologis Trichodermasp dapat dibuat dengan inokulasi biakan murni pada media aplikatif, misalnya dedak. Sedangkan biakan murni dapat dibuat melalui isolasi dari perakaran tanaman, serta dapat diperbanyak dan diremajakan kembali pada media PDA (Potato Dextrose Agar). Isolasi banyak dilakukan oleh kalangan peneliti maupun produsen pupuk, tetapi masih terlalu merepotkan untuk diadopsi oleh petani. Sebagai petani, untuk lebih efisiennya dapat memproduksi pupuk biologis yang siap aplikasi, sehingga hanya perlu membeli dan memperbanyak sendiri biakan murninya dan diinokulasikan pada media aplikatif. Atau jika menginginkan kepraktisan dapat membeli pupuk yang siap tebar untuk setiap kali aplikasi.

(34)

. 21 Pupuk biologis Trichodermasp akan meningkatkan efisiensi pemupukan. Pada tanah yang tandus pemberian pupuk organik Trichodermasp dan pupuk kimia secara bersamaan akan memberikan hasil yang maksimal daripada pemberian pupuk organik atau pupuk kimia secara terpisah walaupun dengan jumlah yang banyak. Dengan pemberian pupuk organik akan menghemat penggunaan pupuk kimia. Biasanya penyakit layu dan busuk pangkal batang pada tanaman disebabkan oleh jamur fusarium sangat sulit dikendalikan dengan fungisida kimia. Oleh karena itu tidak ada salahnya kita mencoba mengaplikasikan pupuk biologis dan biofungisida Trichoderma sp pada tanaman kita untuk mencegah penyakit akar dan busuk pangkal batang yang dapat menyebabkan layu tanaman.

a.

Perbanyakan Jamur Trichoderma

Jamur Trichodermasp dapat digunakan sebagai agensia hayati pengendali penyakit tanaman. Potensi jamur Trichoderma sebagai jamur antapengendali gonis yang bersifat preventif terhadap serangan penyakit tanaman, telah menjadikan jamur tersebut semakin luas digunakan oleh petani dalam usaha pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Disamping karakternya sebagai antagonis diketahui pula bahwa Trichodermasp. Juga berfungsi sebagai dekomposer dalam pembuatan pupuk organik. Aplikasi jamur Trichoderma pada pembibitan tanaman menjadi perlindungan preventif oleh tanaman.

b.

Peremajaan Trichoderma

Trichoderma viride FNCC 6013 yang berasal dari isolat murni diambil sebanyak satu

kawat ose dan diinokulasikan pada media agar miring PDA (potato dextroagar) secara berulang sampai tiga kali. Setelah itu dilakukan pemindahan inokulum pada erlenmeyer yang berisi media fermentasi cair secara aseptik. Media fermentasi tersebut kemudian diinkubasi pada inkubator bergoyang. Komposisi media fermentasi untuk mengembangbiakkan khamir terdapat pada Tabel 1.3. Peran kapang untuk Bahan pangan pada Tabel 1.4. Komposisi Jumlah (g/L) Ekstrak khamir 30 Pepton 20 Amilosa 10 (NH4)2SO4 2,0 CaCl2 2,0 terdMgSO4 0,5

(35)

. 22

FeSO4 0,1

Bufer asetat Sampai 1000 mL

Sumber: Atmaja dkk,2013 Tabel 1.3. Komposisi media fermentasi

Produk Bahan dasar Jenis kapang

Tempe Kedelai Rhizopus oligosporus

Rhizopus oryzae

Oncom merah Bungkil kacang tanah Neurospore sitophia

Oncom hitam Ampas tahu Rhizopus oligosporus

Rhizopus oryzae

Kecap Kedelai Aspergillus oryzae

Tauco kedelai Aspergillus oryzae

Ragi tape Tepung beras Rhizopus, Aspergillus

Keju biru susu Penicillium roqueforti

Keju camembert susu Penicillium roqueforti

Sumber: Atmaja dkk, 2013

Tabel 1.4. Peran kapang untuk Bahan pangan

Rangkuman

Hampir semua tanaman pertanian akarnya terinfeksi cendawan mikoriza. Gramineae dan Leguminosa umumnya bermikoriza. Jagung merupakan contoh tanaman yang terinfeksi hebat oleh mikoriza. Fungi disebut juga jamur atau cendawan, merupakan kelompok organisme eukarotik atau organisme yang inti selnya telah memiliki membran, tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding sel, dan mengekskresikan enzym ekstraselular ke lingkungan melalui spora, melakukan reproduksi seksual dan aseksual. Fungi adalah nama dari sekelompok makhluk hidup eukariotik dan heterotrof yang mencerna makanan di luar tubuhnya, lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel. Ada dua jenis organisme tergolong fungi antara kapang (mold) dan ragi atau khamir (yeast). Kapang adalah fungi yang mempunyai filament (miselium), sedangkan ragi merupakan fungi sel tunggal tanpa filament. Beberapa fungi disebut fungi dimorfik karena dapat tumbuh dalam bentuk filament seperti kapang atau berbentuk sel tunggal seperti ragi.

Khamir termasuk fungi, tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai sel tunggal, kahmir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibandingkan dengan kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Khamir juga lebih efektik dalam

(36)

. 23 memecah komponen kimia dibandingkan dengan kapang karena mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volume yang lebih besar.

Khamir dapat tumbuh dalam media cair dan padat dengan cara yang sama seperti bakteri. Khamir kebanyakan berkembangbiak secara aseksual atau pertunasan. Fungi multiseluler atau kapang mempunyai miselium dan pertumbuhannya mudah sekali terlihat pada bahan makanan yaitu berbentuk seperti kapas.

(37)

. 24

UJI KOMPETENSI

1. Jamur yang hanya memiliki satu sel adalah a. Khamir

b. Kapang c. Miselium d. Septat e. Mushroom

2. Jamur yang bereproduksi dengan menghasilkan konidiospora, kecuali a. Mucor

b. Aspergillus c. Amanita d. Volvariella e. Saccharomyces

3. Jamur merang yang seing kita konsumsi termasuk dalam divisi a. Basidiomycota

b. Ascomycota c. Zygomycota d. Deuteromycota e. Omycota

4. Berikut spora bermacam-macam spora aseksual fungi, kecuali a. Konidiospora

b. Klamidiospora c. Askospora d. Artrospora e. Sporangiospora

5. Reproduksi aseksual pada fungi berlangsung melalui beberapa cara, kecuali a. Pembelahan biner

b. Pembentukan zigospora c. Pembentukan spora aseksual d. Pertunasan dan penguncupan e. Fragmentasi

(38)

. 25 menjadi a. Spora seksual b. Gamet c. Zigot d. Hifa

e. Tangkai pendukung spora

7. Tubuh jamur yang seperti benang disebut a. Koloni

b. Konidiofor c. Talus d. Hifa

e. Sporangiofor

8. Jamur memperoleh makan dari zat organik, oleh sebab itu jamur disebut a. Heterotrof

b. Autotrof c. Aerob d. Fototrof e. Anaerob

9. Divisi jamur yang memiliki ciri khas membentuk askus (kantung tempat terbentuknya askospora atau spora seksual) adalah

a. Zygomycota b. Basidiomycota c. Ascomycota d. Deuteromycota e. Omycota

10. Beberapa jenis fungi saprobik dapat bersifat sebagai parasit apabila kondisi memungkinkan. Sifat fungi ini disebut

a. Parasit murni b. Mutualisme c. Patogenik d. Komensalisme e. fakultatif

(39)

26

BAB 2

VIRUS DAN PROTISTA

Setelah mempelajari materi tentang Virus dan Protista kalian diharapkan dapat mendeskripsikan, mengidentifikasi ciri-ciri virus dan protista, peranannya bagi kehidupan, dan mampu menguraikan dengan benar deskripsi virus dan protista serta peranannya bagi manusia.

Peta Konsep

Ribovirus Virus

Dioksiribovirus

Protista mirip hewan

Rhizopoda, Zoomastigophora Ciliophora

Foraminifera Apicomplexa Actinopoda

Protista

Protista mirip jamur Acrasiomycota

Myxomycota Cytridiomycota Oomycota

Protista mirip tumbuhan Ganggang hijau (Chlorophyta) Ganggang coklat ( Phalaephyta) Ganggang merah (Rhodophyta) Ganggang keemasan(Chrysophyta)

(40)

27

A. Virus

Virus dan kelompok ini dikenal sebagai kerajaan yang tak terlihat, dalam bahasa Inggris disebut ―The invisible kingdom‖. Disebut demikian karena virus dan prokariota merupakan makhluk hidup yang sangat kecil yang tidak dapat diamati secara langsung dengan mata telanjang, tetapi benar-benar ada dan sangat banyak jumlahnya.

Virus berasal dari bahasa Yunani venom yang berarti racun. Virus merupakan suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah ia termasuk makhluk hidup atau benda mati. Virus dianggap benda mati karena dapat dikristalkan, namun virus dikatakan benda hidup karena virus dapat memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh inang.

Para ahli biologi terus meneliti tentang virus ini, akhirnya partikel tersebut dikelompokkan sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus. Virus merupakan organisme non-seluler, karena ia tidak memilki kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa membelah diri sendiri. Secara umum virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang. Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di luar inang terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion. Virion tidak melakukan aktivitas biosintesis dan reproduksi. Pada saat virion memasuki sel inang, baru akan terjadi proses reproduksi.

Apabila virus memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk menghasilkan komponen-komponen pembentuk virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang infeksi. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.

Berdasarkan sifat hidupnya maka virus dimasukkan sebagai parasit obligat, sebab keberlangsungan hidupnya sangat tergandung pada materi genetik inang

(41)

28

1. Ciri-Ciri dan Sifat Virus

a. Ukuran Virus

Ukuran virus lebih kecil dibandingkan dengan sel bakteri, berkisar dari 0,02 sampai 0,3 mikrometer (1 µm = 1/1000 mm). Unit pengukuran virus dinyatakan dalam nanometer (nm). Satu nanometer sama dengan 1/1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. Virus cacar merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm, dan virus polio merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm.

b. Struktur Virus

Partikel virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk maupun komposisi kimiawinya. Bentuk virus yang sudah diketahui ada yang seperti bola, berbentuk kotak, berbentuk batang, dan ada yang seperti hurut T.

Struktur utama virus adalah asam nukleat berupa RNA (Ribonucleicacid) atau

DNA (Deoxyribonucleic acid). Asam nukleat ini dikelilingi oleh subunit protein yang disebut kapsomer. Susunan kapsomer tersebut membentuk mantel dinamakan kapsid. Kapsid dan asam nukleat Virus dinamakan nukleokapsid. Beberapa virus memiliki struktur yang lebih kompleks seperti adanya pembungkus khusus berupa membran. Membran yang menyusun virus ini merupakan membran lipid bilayer dan protein,

biasanya glikoprotein.

Beberapa virus memiliki struktur yang lebih kompleks lagi. Virus yang strukturnya paling rumit adalah virus bakteriofage. Misalnya bakteriofage T4 yang menyerang bakteri Escherichia coli, memiliki ekor yang merupakan struktur kompleks. Ekor T4 disusun oleh lebih dari 20 macam protein dan kepalanya disusun oleh beberapa protein lainnya.

(42)

29 a) virus nukleokapsid b) virus bermembran c) virus T4 (bakteriofage)

Sumber : http://svet-biologije.com, http://robi-biologi.blogspot.co.id , http://bokunobiology.blogspot.co.id Gambar 2. 1 Berbagai bentuk virus a) virus nukleokapsid; b) virus bermembran;c) virus

T4 (bakteriofage)

b.

Klasifikasi Virus

Virus dapat dikelompokkan berdasarkan aspek tertentu, yaitu: a) Berdasarkan jenis inang yang diinfeksi

(a) virus tanaman

contoh: Tobacco mozaic virus (TMV) sejenis virus yang menyerangdaun tembakau, PotatoYellow dwarf virus (virus kentang kuning)

(b) virus hewan

contoh : Rhabdovirus yang menyebabkan rabies pada anjing, NCD (New

Castle Disease) yang menyebabkan penyakit tetelo pada unggas (c) virus manusia

contoh : polio, influenza, hepatitis, AIDS , SARS dan flu burung. (d) virus bakteri: bakteriofage T4

b) Berdasarkan jenis asam nukleat yang dikandung oleh virus: (a) virus RNA, mengandung Ribonucleicacid

contoh: virus influenza, virus HIV, corona virus (virus SARS), virus H5N1 (penyebab flu burung)

(b) Virus DNA, mengandung dioksi ribonucleic acid contoh: poxvirus, herpesvirus, adenovirus

(43)

30

c.

Pengembangbiakan virus

Virus sebagai makhluk hidup dapat dikembangbiakkan di laboratorium dengan

berbaga icara yaitu

(a) Kultur sel atau jaringan

Kultur sel diperoleh dengan cara menumbuhkan sel yang diambil secara aseptik dari organ tubuh hewan percobaan. Sel dari organ tersebut kemudian dipisah-pisahkan dengan menggunakan enzim yang kemudian ditumbuhkan pada permukaan cawan petri. Sel-sel tersebut kemudian menghasilkan substrat semacam glikoprotein yang berfungsi menempelkan sel pada permukaan media setelah diinkubasi pada temperatur ruangan. Media yang digunakan untuk kultur sel terdiri dari asam amino, vitamin, garam, gula, dan buffer bikarbonat. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, maka ke dalam medium ditambahkan sedikit serum.

(b) Embrio ayam

Virus dapat dikembangbiakkan pada telur ayam yang sudah berisi embrio dengan cara menyuntikkan biakan virus tersebut dengan alat khusus dan kemudian di inkubasikan, sehingga terbentuklah virus-virus baru.

d.

Reproduksi Virus

Virus dapat memperbanyak diri bila partikel virus menginfeksi inang untuk mensintesa semua komponen yang diperlukan dan membentuk lebih banyak partikel virus. Komponen-komponen tersebut kemudian dirakit menjadi bentuk struktur virus dan partikel virus yang baru dibentuk harus keluar dari sel inang untuk dapat menginfeksi kembali sel-sel lain. Berdasarkan tahap akhir setelah asam partikel virus berada dalam sel inang akan terjadi dua kemungkinan ada yang mengalami siklus litik (sel inang pecah dan partikel virus keluar) dan ada yang permanen tetap dalam DNA sel inang berupa siklus lisogenik.

(44)

31 Sumber : http://www.ebiologi.com

Gambar 2. 2. Reproduksi virus bakteriofage a) siklus litik ; b) siklus lisogenik

1) Tahapan reproduksi virus secara umum dilakukan dalam tujuh langkah, yaitu: Adsorpsi (penempelan) dari partikel virus (virion) pada sel inang yang sesuai.

2) Penetrasi (injeksi)dari virion atau asam nukelat virus ke dalam sel inang.

3) Tahap awal replikasi (Eklipse) dari asam nukleat virus, dalam peristiwa ini mesin bioseintesa sel inang diambil alih untuk memulai sintesa asam nukleat virus, enzim-enzim spesifik virus mulai dihasilkan dalam tahap ini.

4) Replikasi dari asam nukleat virus

5) Sintesa dari protein sub unit dari mantel virus

6) Perakitan dari asam nukleat dan protein sub unit (dan komponen membran pada virus bermembran) kedalam partikel virus.

7) Pelepasan partikel virus yang matang dari sel (lisis).

2.Kasus-Kasus Penyakit yang Disebabkan Virus

a. Virus penyebab penyakit pada tanaman

Beberapa virus yang sering menyerang tumbuhan, antara lain:

a) Mosaik merupakan penyakit tumbuhan, seperti tembakau (Tobacco Mosaic

Virus/TMV), mentimun (Cucumber mozaic), gandum (Wheat mozaic), buncis (Bean cane mozaic dan Bean mozaic), tebu (Sugar cane mozaic). Virus TMV pada tanaman ditularkan secara mekanis atau melalui benih. Penyakit ini menyebabkan daun tanaman yang terserang menjadi belang hijau tua atau bercak

(45)

32 kuning, ukuran daun relatif lebih kecil, dan jika menyerang tanaman muda menyebabkan pertumbuhannya terhambat.

b) Penyakit kuning pada cabai dan tomat yang disebabkan oleh Begomovirus (bean

golden mosaic virus)

c) Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk oleh virus Citrus vein Phloem

Degeneration (CVPD). Virus ini dengan begitu cepat menyebar ditularkan serangga vektor Homoptera psyllidae.

d) Tungro, merupakan penyakit yang menyerang padi dan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, berkurangnya jumlah anakan, pelepah, dan helaian daun memendek, serta berwarna kuning samoai kuning-orange. Penyebabnya adalah virus tungro yang disebarkan oleh wereng hijau Nephotettix

malayanus dan Nephotetittix virescens.

e) Daun menggulung, terjadi pada daun tembakau, kapas, dan lobak yang diserang virus TYMV (Turnip Yellow Mosaic Virus)

Contoh : Tomato yellow leaf curl virus ( TYLCV)

Gejala pada daun tomat, mengkerut dan keriting pada daun muda, sedangkan daun tua tetap.

(46)

33 Terjadi klorosis pada daun (daun trotol kuning), belang hijau coklat. Permukaan daun berlekuk lekuk (bergelombang). Ukuran permukaan daun menjadi lebih kecil. Daun berlepuh hijau gelap (blister). Daun berbentuk mangkuk atau cawan. Bercak hijau putih pada buah.

Sumber : https://maulzxxx.wordpress.com/

Gambar 2.3. Contoh virus yang menyerang tanaman tomat dan ketimun

c.

Virus Penyebab Penyakit pada Hewan

Beberapa virus yang sering menyerang hewan, antara lain:

a) Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV). Ayam yang terjangkit penyakit ini harus dimusnahkan karena dapat menjadi sumber pencemaran dan penularan penyakit, diikuti oleh gangguan syaraf serta diare,

menyerang ayam secara tiba-tiba dan bersifat ganas atau akut. Gejala yang tampak adanya gangguan pernapasan (ngorok), diare, leher berputar (torticolis), dan kelumpuhan yang diikuti dengan kematian.

Sumber : http://www.cfsph.iastate.edu

Gambar 2.4. Contoh ayam terkena new castle disease virus

b) Penyakit kuku dan mulut, adalah jenis penyakit kuku dan mulut yang disebabkan oleh virus yang mudah menyerang hewan ternak berkuku belah diantaranya sapi, kerbau, domba, kambing, dan babi. Penyebaran penyakit itu dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya virus yang terbawa oleh angin, persinggungan badan dengan hewan ternak yang sudah terinveksi, bercampurnya hewan ternak dalam angkutan truk, serta pakan ternak yang mengandung virus. Penyakit kuku dan mulut mengakibatkan sariawan yang mengganggu kuku dan mulut sehingga

(47)

34 ternak tidak nafsu makan selama hampir dua minggu, hingga berangsur kurus dan akhirnya mati.

c) Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet. Penyebabnya adalah Rhabdovirus. Penyakit anjing gila (rabies) adalah suatu penyakit menular yang akut, menyerang susunan syaraf pusat, virus rabies jenis Rhabdho adalah virus yang dapat menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia. Penyakit ini sangat ditakuti dan mengganggu ketentraman hidup manusia, karena apabila gejala klinis penyakit rabies timbul maka biasanya diakhiri dengan kematian.

d) Flu burung (H5N1), suatu jenis influenza tipe A yang menyerang hewan unggas terutama ayam. Flu burung dapat berpindah dari unggas hidup kepada manusia, walaupun penularan antara manusia relatif jarang terjadi. Gejala umumnya sama seperti virus influenza, demam, nyeri persendian otot, batuk, dan sakit tenggorokan. Namun pada beberapa kasus dapat berakibat pada demam yang tinggi, infeksi paru-paru, gagal pernapasan, kegagalan fungsi organ lainnya, dan kematian.

d. Penyakit pada Manusia

Seperti halnya pada hewan, penyakit pada manusia pun banyak yang disebabkan oleh virus. Penularan oleh virus ini dapat melalui berbagai cara, antara lain melalui udara, cairan tubuh, dan air.

Virus penyebab beberapa penyakit pada manusia antara lain:

a) Influenza, disebabkan virus Orthomyxovirus yang berbentuk seperti bola. Virus ini menyebar melalui udara dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan. Gejala influenza demam, sakit kepala, nyeri persendian otot, dan kehilangan nafsu makan.

b) Campak, disebabkan virus Paramyxovirus yang tidak mengandung enzim

neurominidase. Gejalanya demam tinggi, batuk, dan rasa nyeri di seluruh tubuh. Di awal masa inkubasi, virus berlipat ganda di saluran pernapasan atas. Di akhir masa inkubasi, virus menuju darah dan beredar keseluruh bagian tubuh, terutama kulit.

c) Polio, disebabkan oleh virus Polio. Virus ini menyerang anak-anak berusia antara 1-5 tahun. Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman, atau melalui

Gambar

Gambar 1.3: Bentuk spora fungi yaitu aseksual dan seksual
Gambar 1.9 . Perbedaan khamir (yeast) dan kapang
Gambar 1.12.  .Contoh ektomiroriza
Gambar 2. 1   Berbagai bentuk virus a) virus nukleokapsid; b) virus bermembran;c) virus   T4 (bakteriofage)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bidang Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pelayanan Pendidikan Agama Islam bagi seluruh mahasiswa UB yang memprogram matakuliah PAI.. Ketua

salak gula pasir seperti jumlah tandan panen per tanaman, berat buah dengan tandan per tanaman, berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan berat per

Setelah dilakukan simulasi sebesar 10% dan 20% pada aktivitas-aktivitas kritis, kemudian dilakukan antisipasi keterlambatan dengan penambahan jumlah pekerja dan jam

1 Anggaran penjualan suatu perusahan berisikan informasi tentang perkiraan …… a Jumlah unit barang atau jasa yang akan dijual dalam suatu periode anggaran.. b Harga jual barang

Pendidikan Agama di Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm.. sikap peduli sosial siswa juga bisa dipengaruhi oleh faktor lain. Jadi, asumsi penulis

[r]

As Sa'adah Wonorejo Glagah Lamongan Bahasa Inggris 29 10050715720070 LAILATUL MUNAWAROH MTs Tarbiyatut Tholabah Kranji Lamongan Bahasa Inggris... Nashoihuddin Sugio Lamongan

 Kendala alamiah yakni adanya wilayah rawan bencana di Kabupaten Lamongan, yaitu wilayah yang secara topografis mempunyai ketinggian o-7 m diatas permukaan