• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, SDM DAN BUDAYA

ORGANISASI TERHADAP GOOD GOVERNANCE PEMERINTAH

ACEH DENGAN PENERAPAN E-GOVERNMENT SEBAGAI

MEDIATING VARIABLE PADA DINAS PERHUBUNGAN

KOMUNIKASI INFORMASI DAN TELEMATIKA

Alfajrian1, Mukhlis Yunus2, T. Roli Ilhamsyah Putra3 1)Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2,3)Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract: This study aims to determine the effect of organizational commitment, human

resources and organizational culture on good governance of the Aceh Government with the implementation of e-government as a mediating variable in the Department of Transportation, Communication, Information and Telematics Aceh. The research sample 239 employees taken proportionately from each sampling area at that agency. the census method. The data was collected using a questionnaire. The data is analyzed by using equition structural model (SEM). The study found that organizational commitment, human resources and organizational culture affect the adoption of e-government and the implementation of the principles of good governance in Department of Transportation, Communication, Information and Telematics Aceh. The higher commitment to the organization, the better the human resources and the better employee assessment of organizational culture, the application of e-government is also getting better. Similarly, good governance, the better the organizational commitment, human resources and better assessment of the organizational culture will better the application of the principles of good governance. The existence of e-government can strengthen the influence of organizational commitment, human resources and organizational culture of good governance. Because it should be the head of the Department of Transportation, Communication, Information and Telematics Aceh is necessary to increase the commitment of the organization, the quality of human resources and maintain an organizational culture that was in effect at the institution.

Keywords : Good Governance, E-Government, Organizational Commitment, Human

Resources and Organizational Culture

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi, sumber daya

manusia dan budaya organisasi terhadap good governance Pemerintah Aceh dengan penerapan e-government sebagai mediating variable pada Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh. Sampel penelitian 239 orang pegawai yang diambil secara proporsional sampling dari masing-masing bidang pada instansi tersebut. dengan metode sensus. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Peralatan analisis data yang digunakan adalah structural equition model (SEM). Penelitian menemukan bahwa komitmen organisasi, sumber daya manusia dan budaya organisasi berpengaruh terhadap penerapan e-government dan pelaksanaan prinsip-prinsip good governance pada Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh. Semakin tinggi komitmen organisasi, semakin baik sumber daya manusia dan semakin baik penilaian pegawai terhadap budaya organisasi maka penerapan e-government juga semakin baik. Demikian pula halnya dengan good governance, semakin baik komitmen organisasi, sumber daya manusia dan semakin baik penilaian terhadap budaya organisasi akan semakin baik pula penerapan prinsip-prinsip good governance. Keberadaan e-government dapat memperkuat pengaruh komitmen organisasi, sumber daya manusia dan budaya organisasi terhadap good governance. Karena itu sebaiknya kepala Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh dipandang perlu meningkatkan komitmen organisasi, kualitas sumber daya manusia dan mempertahankan budaya organisasi yang sudah berlaku pada instansi tersebut.

Kata kunci : Good Governance, E-Government, Komitmen Organisasi, Sumber Daya Manusia dan

(2)

PENDAHULUAN

Pemerintah yang baik (good goverment) merupakan isu yang penting dalam pengelolaan administrasi publik. Guna meningkatkan good

governance maka pemerintah berupaya

menerapkan electronic government. Inisiatif

e-government di Indonesia telah diperkenalkan

melalui Instruksi Presiden No. 6/2001 tgl. 24 April 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika) yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi. Lebih jauh lagi, untuk mendukung pemerintahan yang baik

e-government wajib diperkenalkan untuk tujuan yang

berbeda di kantor-kantor pemerintahan. Untuk menindaklanjuti implementasi e-government sendiri dengan mengacu pada INPRES No.3 tahun 2003 mengenai Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-government, Depkominfo mengeluarkan peraturan No. 28 tahun 2006 tentang pengaturan nama-nama domain go.id untuk situs web resmi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Inisiatif-inisiatif seperti inilah yang mulai memicu pemerintah-pemerintah daerah untuk segera menerapkan e-government di daerahnya masing-masing.

Munculnya inisiatif-inisiatif pemerintah tentang pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pembenahan baik internal maupun eksternal khususnya kesiapan dalam menerapkan

e-government. Penerapan E-government oleh

pemerintah daerah tentunya terkait dengan berbagai

faktor seperti komitmen aparatur pemerintah, kesiapan sumber daya manusia (SDM) dan budaya organisasi instansi pemerintah. Hal ini disebabkan, keberhasilan penerapan E-government sangat ditentukan oleh dukungan seluruh aparatur pemerintah serta tingkat kesiapan mereka dalam melaksanakan program tersebut. Selain itu, budaya kerja organisasi publik seperti halnya instansi pemerintah juga dapat menjadi faktor pendorong atau pun penghambat penerapan E-government. Apalagi budaya organisasi berkaitan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang dijunjung tinggi oleh seluruh anggota organisasi. Sehingga kesungguhan aparatur pemerintah dalam mendukung keberhasilan E-government akan terkait dengan budaya organisasi yang berlaku pada instansi tempat mereka bekerja.

Komitmen organisasi merupakan keterikatan seseorang terhadap organisasi tempat mereka bekerja, yang ditandai dengan adanya keinginan untuk mempertahankan keberadaan mereka dalam organisasi dan kemauan untuk memberikan yang terbaik bagi pencapaian tujuan organisasi. Penerapan E-government dalam instansi pemerintah seperti halnya Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh merupakan suatu keharusan dan perlu mendapatkan dukungan dari seluruh pegawainya. Hal ini berarti bahwa komitmen organisasi yang diwujudkan dalam bentuk keinginan pegawai untuk mendukung seluruh tujuan instansi tersebut tentunya dapat mempengaruhi implementasi E-government itu sendiri.

(3)

juga dapat mempengaruhi implementasi E-government. Sumber daya manusia merupakan

suatu hal yang sangat penting bagi setiap organisasi sehingga perlu dikelola, diatur dan dimanfaatkan agar dapat berfungsi secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Penerapan E-government membutuhkan adanya pegawai yang

memiliki kapasitas dan kemampuan yang baik, terutama kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi. Keberhasilan penerapan E-government dapat dipengaruhi oleh komitmen organisasi, kualitas SDM dan budaya organisasi. Selanjutnya good governance tidak hanya dapat dipengaruhi oleh komitmen organisasi, kualitas SDM dan budaya organisasi, tetapi juga dipengaruhi oleh E-government sebagai variabel perantara (pemediasi). Hasil survei awal seperti diuraikan di atas mengindikasikan bahwa pegawai Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh memiliki berbeda dalam komitmen organisasi dan kualitas SDM.

Hasil survey awal juga mengindikasikan bahwa, penilaian pegawai terhadap budaya organisasi pada instansi tersebut juga relatif berbeda. Karena itu, dipandang perlu ada kajian mengenai keterkaitan antara penerapan E-government dan

Good Governance dengan ketiga variabel tersebut.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

E-Government dan Good Governance

Keberhasilan pelaksanaan good

governance dapat dinilai dari kepatuhan

terhadap prinsip-prinsip good governance,

seperti tingkat kepedulian pada stakeholder, efektifitas dan efisien, partisipasi masyarakat,

akuntabilitas, transparansi. E-Government

dengan dukungan teknologi informasi yang baik dan pelaksana yang mempunyai integritas dipercaya akan sangat membantu pencapaian

good governance tersebut.

Electronic Government

(E-Government) menurut Instruksi Presiden RI

Nomor 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-Government merupakan proses transformasi dimana pemerintah mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi untuk mengeliminasi sekat-sekat birokrasi, serta membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi pemerin-tah bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses dan transparansi ke semua informasi dan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah.

Komitmen Organisasi dan Good Governance Komitmen atau rasa keterkaitan aparatur pemerintah terhadap instansi tempat mereka bekerja dapat berpengaruh pada terciptanya tata pemerintahan yang baik (good

governance) pada instansi tersebut. Hal ini

disebabkan pelaksanaan good governance

mengandalkan aparatur/ pegawai instansi pemerintah sebagai sumber daya utamanya. Sebagaimana dikemukakan oleh Indrajit (2004) Implementasi e-government Indonesia saat ini, dilihat dari sisi aplikasi layanan baik itu G2C, G2B, maupun G2G, indonesia saat ini masih tertinggal jauh. Layanan back office (G2B) masih belum memberikan dukungan

(4)

sepenuhnya terhadap layanan front office (G2C dan G2B), hal itu juga disebabkan oleh kurangnya komitmen dari para stakeholder. Penerapan ICT yang belum merata, tingkat kemampuan sumber daya manusia yang masih kurang handal juga tercermin pada budaya kerja, budaya organisasi dan kepemimpinan. Kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah baik itu tentang tujuan penerapan, manfaat bahkan strategi pengembangan

e-government belum sepenuhnya dilaksanakan.

Sampai saat ini layanan portal dimiliki oleh hampir semua lembaga pemerintah, lembaga pemerintah non departemen, dan pemerintah daerah, tetapi pemanfaatan IT dalam hal ini masih sangat minim, administrator web hanya melakukan update berdasarkan informasi sekunder seperti dari surat kabar, internet dan hasil perbandingan opini publik.

Budaya Organisasi dan Good Governance Budaya organisasi yang kuat dan luas akan meningkatkan keberhasilan kinerja suatu organisasi pemerintah. Apabila budaya organisasi suatu instansi pemerintah lemah pasti membuat pelayanan terhadap masyarakat akan sulit tercapai. Jadi antara budaya organisasi dengan pelayanan pemerintahan yang baik (good governance) terdapat pengaruh yang signifikan (positif) yaitu semakin baik budaya organisasi maka akan semakin baik pula pelayanan pemerintah (good governance) kepada masyarakat.

Adanya keterkaitan antara budaya organisasi dengan penerapan e government juga

dikemukakan oleh Maniatopoulos yang dikutip oleh Kanungo, S., dan Vikas Jain (2011) mengatakan bahwa budaya organisasi sebagai tantangan kunci dalam implementasi e-government di sektor publik.

Sumber Daya Manusia dan Good

Governance

Pembenahan atas pengelolaan SDM Aparatur akan berdampak terhadap jalannya birokrasi yang efektif dan efisien sehingga cita-cita mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik jelas bukan sekedar angan-angan belaka. Thoha (2005) mengatakan upaya untuk melakukan penataan kembali (right sizing) merupakan suatu kebutuhan yang amat mendesak untuk melihat seberapa jauh kepegawaian pemerintah ini bisa berperan untuk menciptakan tata kepemerintahan yang baik. Sementara itu, upaya untuk melakukan evaluasi terhadap sistem, prosedur, dan proses pengelolaan kepegawaian di dalam pemerintahan perlu juga diketahui dan dilakukan agar diperoleh suatu sistem yang kondusif terhadap perubahan yang ada.

Budaya Organisasi dan E-Government Ibrahim (2007) menjelaskan sasaran jangka pendek dan menengah yang ingin dicapai dari pengembangan budaya kerja aparatur tersebut adalah, untuk menumbuh kembangkan nilai-nilai moral dan budaya kerja produktif kepada setiap aparatur negara yang bersumber dari nilai-nilai pancasila, agama, tradisi, dan nilai nilai kerja produktif modern, sesuai dengan perkembangan IPTEK.

(5)

Selanjutnya, dapat memperbaiki persepsi, pola pikir, dan perilaku aparatur negara yang menyimpang dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat, sekaligus untuk mempercepat pemberantasan praktek KKN. Sasaran lainnya adalah meningkatkan kinerja aparatur negara melalui kelompok-kelompok kerja dan forum-forum profesional agar lebih peka, kreatif, dan dinamis untuk memperbaiki kinerjanya secara berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan masyarakat serta daya saing baik di dalam maupun di luar negeri, serta juga memperbaiki citra aparatur negara dan meningkatkan kepercayaan (trust) masyarakat kepada aparatur pemerintah.

Komitmen Organisasi dan E-Government Komitmen atau keterikatan pegawai terhadap instansi tempat mereka bekerja sangat menentukan penerapan E-Government pada instansi tersebut. hal ini disebabkan pegawai merupakan sumber daya utama dalam mendukung seluruh kebijakan yang ada dalam instansi tempat mereka bekerja. Kesungguhan pegawai dalam mendukung kebijakan penerapan E-Government sangat menentukan keberhasilan program tersebut. hal ini sesuai dengan pendapat Indrajit (2002: 27) yang menyatakan, seorang pemimpin memegang peranan yang penting dalam kebijakan penerapan e-Government. Adapun strategi dari seorang pemimpin yang harus diperhatikan adalah seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas, strategi yang berkualitas serta

adanya kesadaran dari seorang pemimpin dan yang lebih penting adalah seorang pemimpin harus ditunjang dengan pengetahuan dan skill yang baik serta memiliki komitmen dalam kebijakan penerapan e-Government tersebut.

Sumber Daya Manusia dan E-Government Untuk dapat melaksanakan program

E-Government dengan optimal diperlukan SDM

yang menguasai kompetensi dasar bidang komputer, jaringan komputer dan internet, minimal sebagai pengguna biasa. Khusus untuk para pejabat/pengambil keputusan, maka perlu juga mengetahui konsep dasar sistem informasi manajemen (management information system).

Banyak kendala yang mempenga-ruhi keberhasilan E-Government, antara lain: SDM, infrastruktrur, budaya kerja dan hubungan sosial, regulasi (dalam pengertian terbatas maupun luas), anggaran, penguasaan teknologi, aplikasi, dan dukungan kepemimpinan nasional. Faktor SDM dan dukungan kepemimpinan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam hal ini. Keberhasilan E-Government secara mendasar akan merubah cara pandang masyarakat terhadap pemerintah yang selama ini selalu berkonotasi jelek dengan ciri-ciri antara lain, in-efisiensi, prosedur layanan berbelit-belit, biaya siluman yang tinggi hingga ketidakjelasan fungsi kelembagaan (Setiyadi, 2003).

Mengacu pada uraian di atas jelaslah bahwa sumber daya manusia memiliki peran penting dalam penerapan E-Government.

(6)

sumber daya manusia dengan penerapan program tersebut. semakin baik kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu instansi, akan semakin mudah penerapan E-government, yang pada akhirnya dapat mendorong peningkatan kualitas good governance.

Demikian pula sebaliknya, apabila sumber daya manusia yang ada dalam suatu instansi pemerintah memiliki kualitas rendah sehingga terkendala dalam penggunaan teknologi informasi, maka penerapan E-Government

tentunya juga akan terkendala dan pada gilirannya berdampak buruk pada upaya peningkatan good governance.

Komitmen Organisasi, Sumber Daya Manusia dan Budaya Organisasi

Komitmen organisasi atau rasa keterikatan pegawai terhadap organisasi tempat terkait dengan kualitas pegawai tersebut. Pegawai dengan kualitas SDM lebih baik biasanya memiliki kemampuan kerja yang lebih baik sehingga ia betah dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan. Selain itu, kemampuan kerja sebagai salah satu tolok ukur kualitas SDM juga dapat memberikan kepuasan dalam bekerja dikarenakan keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan. Pada akhirnya pegawai tersebut akan betah bekerja pada bidang pekerjaan yang ditetapkan. Tidak hanya itu, kualitas SDM juga menentukan tingkat kesungguhan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan sehingga ikut mempengaruhi kontribusi mereka terhadap pencapaian tujuan organisasi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh. Objek penelitian berhubungan dengan penerapan E-Goverment dan good governance pada instansi tersebut yang dikaitkan dengan komitmen organisasi, SDM dan Budaya Organisasi. Penerapan

E-Government tidak hanya berperan sebagai predictor variable bagi good governance, tetapi

juga sebagai variabel mediasi (mediating

variable) antara komitmen organisasi, SDM dan

budaya organisasi dan good government. Sampel penelitian sebanyak 239 orang pegawai yang diambil secara proporsional sampling pada setiap bidang tugas. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan peralatan statistik structural equition model (SEM).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Komitmen Organisasi, Sumber Daya Manusia, Budaya Organisasi,

Penerapan E-Government dan Good

Governance pada Dinas Komunikasi,

Informasi dan Telematika Aceh

Komitmen organisasi merupakan keterikatan pegawai terhadap organisasi tempat pegawai tersebut bekerja. Organisasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Dinas Perhubungan Komunikasi Infomrasi dan Telematika Aceh. Hasil penelitian menunjukkan secara umum pegawai instansi tersebut sudah memiliki komitmen yang relatif kuat terhadap instansi tersebut, ditunjukkan nilai rata-rata

(7)

skor kompensasi sebesar 4,053 berada pada interval 3,41-4,20 untuk katagori baik. Dengan demikian dapat diartikan bahwa komitmen organisasi dikalangan pegawai Dinas Perhubungan Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh sudah baik.

Selanjutnya kualitas sumber daya manusia, penilaian terhadap budaya organisasi, pelaksanaan e-government dan penerapan prinsip-prinsip good governance pada instansi tersebut sudah dipersepsikan baik oleh pegawainya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata skor masing-masing variabel sebesar 4,103 untuk kualitas SDM, sebesar 4,110 untuk budaya organisasi, sebesar 4,102 untuk e-government dan sebesar 4,098 untuk good governance.

Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi, Kualitas SDM dan Budaya Organisasi Terhadap E-Goverment

Komitmen organisasi, kualitas SDM dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap penerapan e-government pada Dinas Perhubungan Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh. Hal ini berarti semakin tinggi komitmen atau rasa keterikatan karyawan terhadap instansi tersebut maka penerapan

e-government semakin baik. Demikian pula

halnya dengan kualitas SDM dan budaya organisasi, semakin baik kualitas SDM dan budaya organisasi yang berlaku pada instansi tersebut maka penerapan e-government semakin baik. hasil pengolahan data seperti terlihat dalam Nilai p-value untuk masing-masing variabel (komitmen organisasi, kualitas SDM

dan budaya orgnisasi) lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat diartikan komitmen organisasi, kualitas SDM dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap penerapan e-government pada Dinas Perhubungan Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh.

Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi, Kualitas SDM dan Budaya Organisasi Terhadap Good Governance

Komitmen organisasi, kualitas SDM dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap good governance pada Dinas Perhubungan Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh. Hal ini berarti semakin tinggi komitmen atau rasa keterikatan karyawan terhadap instansi tersebut maka penerapan prinsip-prinsip good governance semakin baik. Demikian pula halnya dengan kualitas SDM dan budaya organisasi, semakin baik kualitas SDM dan budaya organisasi yang berlaku pada instansi tersebut maka penerapan prinsiprinsip good governance semakin baik. Nilai p-value untuk masing-masing variabel (komitmen organisasi, kualitas SDM dan budaya orgnisasi) lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat diartikan komitmen organisasi, kualitas SDM dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap penerapan prinsip-prinsip good governance pada Dinas Perhubungan Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh.

Analisis Pengaruh E-Government Terhadap

Good Governance

Penerapan e-government berpe-ngaruh positif terhadap good governance pada Dinas

(8)

Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh. Hal ini bermakna bahwa semakin tinggi intensitas penerapan

e-government pada penerapan prinsip-prinsip

good governance pada instansi tersebut juga

semakin baik. Dengan kata lain, program pemerintah daerah yang menerapkan e-government pada instansi pemerintah mampu mendorong terwujudkan penerapan prinsip-prinsip good governance pada instansi tersebut. hasil pengolahan data memperlihatkan nilai p-value variabel e-government lebih kecil dari 0,05 dapat diartikan e-government secara nyata berpengaruh terhadap penerapan prinsip-prinsip good governance pada Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) yang

menyatakan penerapan E-Goverment

berpengaruh terhadap Good Governance pada Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh dapat diterima.

Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi, Kualitas SDM dan Budaya Organisasi Terhadap Good Governance Melalui E-Government

Pengaruh komitmen organisasi, kualitas SDM dan budaya organisasi terhadap

good governance tidak hanya terjadi secara

langsung (direct effect), tetapi juga dapat terjadi secara tidak langsung (indirect effect) melalui

e-government sebagai variabel perantara. Bahkan

pengaruh tidak langsung (indirect effect) komitmen organisasi, kualitas SDM dan budaya organisasi terhadap good governance melalui e-government lebih besar bila dibandingkan

dengan pengaruh langsung (direct effect) ketiga variabel tersebut terhadap good governance. Hal ini bermakna bahwa keberadaan e-government dapat memperkuat pengaruh komitmen organisasi, kualitas SDM dan budaya organisasi terhadap penerapan prinsip-prinsip good governance pada Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh. Dengan demikian hipotesis kelima (H5) yang

menyatakan, Komitmen Organisasi, SDM dan Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Good

Governance pada Dinas Perhubungan

Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh melalui penerapan E-Goverment dapat diterima.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Umumnya komitmen organisasi, sumber daya manusia, budaya organisasi, penerapan e-goverment dan pelaksanaan good

governance pada Dinas Komunikasi, Informasi

dan Telematika Aceh sudah baik. Komitmen organisasi, SDM dan budaya organisasi secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap penerapan E-Goverment pada Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh. Pengaruh langsung (direct

effect) komitmen organisasi terhadap

e-government sebesar 11,49 persen. Pengaruh

langsung (direct effect) kualitas SDM terhadap

e-government sebesar 17,39 persen, dan

pengaruh langsung (direct effect) budaya organisasi organisasi terhadap e-government sebesar 4,58 persen. Nilai p-value masing-masing variabel (komitmen organisasi, kualitas

(9)

SDM dan budaya organisasi lebih kecil dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi, kualitas SDM dan budaya organisasi berpengaruh signfikan (nyata) terhadap penerapan E-Goverment pada Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh.

Komitmen organisasi, SDM dan budaya organisasi secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap Good Governance pada Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh. Pengaruh langsung (direct

effect) komitmen organisasi terhadap good governance sebesar 9,73 persen. Pengaruh

langsung (direct effect) kualitas SDM terhadap

good governance sebesar 10,30 persen, dan

pengaruh langsung (direct effect) budaya organisasi organisasi terhadap good governance sebesar 14,36 persen.

Penerapan E-Goverment berpe-ngaruh terhadap Good Governance pada Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh. Pengaruh langsung e-government terhadap good governance sebesar 17,47 persen. Secara parsial e-government juga berpengaruh signifikan (nyata) terhadap good

governance.

Komitmen organisasi, SDM dan budaya organisasi berpengaruh terhadap Good

Governance pada Dinas Perhubungan

Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh melalui penerapan E-Goverment.

Saran

Sebaiknya Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi Infomrasi dan Telematika Aceh meningkatkan komitmen atau rasa keterikatan pegawai terhadap instansi yang dipimpinnnya. Upaya peningkatan komitmen organisasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kesejahteraan pegawai. Dalam hal ini, kebijakan kompensasi sebagai imbalan yang diterima pegawai atas pengorbanan yang mereka berikan kepada instansi tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif intervensi kebijakan.

Tingkatkan kualitas sumber daya manusia pada Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh. Secara operasional, upaya peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan tuntutan tugas yang dibebankan kepada mereka. Tingkatkan intensitas penerapan

e-government dengan cara mendukung seluruh

program e-government yang diterapkan oleh pemerintah daerah. Upaya meningkatkan intensitas penerapan e-government harus didukung oleh ketersediaan infrastruktur teknologi yang sesuai dengan kebutuhan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Thoha, M. 2000. Peranan Ilmu Administrasi Publik dalam Mewujudkan Tata Kepemerintahan Yang Baik. Makalah dalam Pembukaan Kuliah Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

(10)

Kanungo, S., dan V. Jain. 2011. Organizational

Culture and E-Government Performance:

An Empirical Study, International Journal of Electronic Government Research, 7(2), 36-58, April-June 2011.

Indrajit, R. E., et al. 2004. Electronic Government: Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Berbasis Teknologi Digital. Yogjakarta :Andi.

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003: Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government.

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2001: Tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika). Setiyadi, M. W. R. 2003. E-Government

Sebagai Suatu Investasi: Mengukur Resiko Keuntungan dan Kegagalan – Keberhasilan Implementasi E-Government di Pemerintah Daerah. Pudjianto, B,, Hanjung Zo, Andrew P. Ciganek,

dan Jae J. R. 2011. Determinants of

E-Government Assimilation in Indonesia:

An Emperical Investigation Using a TOE Framework. Asia Journal of Information Systems, Vol. 21, No. 1, March 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan dalam buku Data Perbankan Indonesia bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang dilaporkan oleh Bank Umum kepada Bank Indonesia, kecuali dinyatakan

Input, pemrosesan, output, penyimpanan dan kendali dari sumberdaya data adalah data van, sopir, data pelanggan, lokasi trip,data reservasi.. Input dari produk informasi

Digunakannya parameter deformasi maksimum (secara realistik dan aktual) sebagai landasan untuk kelompok metoda-metoda berbasis perpindahan (Displacement-Based Design) dipandang

Kesejahteraan pun Setiap manusia yang hidup di dunia ini telah terlahir dengan tipe yang berbeda-beda, ada sebagian dari mereka yang dengan mudahnya dapat bertahan dan bangkit

Ketika komponen-komponen dalam variabel budaya organisasi berdiri sendiri- sendiri dalam rangka untuk mencari hu- bungan dengan variabel kepuasan kerja, serta untuk

Jika ada karyawan bagian divisi produksi PT “X” di kota Cikampek yang tidak mengerti pekerjaannya, karyawan tersebut bertanya kepada supervisornya maupun kepada karyawan

16 Semangat kerjasama di antara rekan-rekan kerja saya 17 Kesempatan untuk merencanakan pekerjaan saya 18 Cara saya diberitahu apabila saya bekerja dengan baik 19

bahwa training dan pendidikan yang diberikan sering kali kurang merata (hanya orang- orang tertentu saja berdasarkan kedekatan dengan atasan). Selain itu 13,33 % karyawan merasa