BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
MASALAH KEBUTUHAN DASAR NUTRISI
DEFINISI
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digubakan dalam aktivitas tubuh.( Hidayat, 2006).
Kebutuhan berikut ini, seringkali disebut 14 kebutuhan dasar Henderson, memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson, 1996);
1. Bernapas secara normal 2. Makan dan minum cukup 3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang di kehendaki 5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepas pakaian 7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal 8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9. Menghindari bahaya dari lingkungan 10.Berkomunikasi dengan orang lain 11.Beribadah menurut keyakinan 12.Berkerja yang menjanjikan prestasi
13.Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
Berdasarkan Teori Henderson, hipertensi masuk ke dalam tingkatan kebutuhan dasar manusia yang ke dua yaitu “Makan dan minum cukup”.(Potter & Perry, 2005).
PRINSIP-PRINSIP NUTRISI
Pada umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika pemasukan kalori melebihin kebutuhan energi, maka berat seseorang akan menambah. Ketika pemasukan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan energi, maka seseorang akan kehilangan berat badan.
Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Air adalah komponen tubuh yang vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam-basa.
Makanan kadang-kadang digambarkan menurut kepadatan nutrien, proposi nutrien penting untuk jumlah kalori. Makanan dengan kepadatan nutrien tinggi, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, , menyediakan sejumlah besar nutrien yang berhubungan dengan kalori. Makanan dengan kepadatan nutrien rendah, seperti gula dan alkohol, tinggi kalorinya tapi berzat gizi rendah.( Potter & Perry, 2006).
Karbohidrat
maltosa oleh amilase pankreas diubah seluruhnya menjadi maltosa. Maltosa ini kemudian diteruskan ke dalam usus halus. Usus halus mengeluarkan getah pankreas hidrat arang, yaitu maltose yang bertugas mengubah maltosa menjadi dua molekul glukosa sakarosa, fruktosa dan glukosa. Laktose bertugas mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Setelah berada dalam usus halus, seluruhnya diubah menjadi monosakarida oleh enzim-enzim tadi..
Penyerapan karbohidrat yang dikonsumsi/ dimakan masih dapat ditemukan dalam tiga bentuk, yaitu polisakarida, disakarida dan monosakarida. Disakarida dan monosakarida mempunyai sifat mudah larut dalam air sehingga dapat diserap melewati dinding usus/mukosa usus mengikuti hukum difusi osmose dan tidak memerlukan tenanga serta langsung memasuki pembuluh darah. Proses penyerapan yang tidak memerlukan tenaga dan mengikuti hukum difusi osmose dikenal sebagai penyerapan pasif..( Hidayat, 2006).
Lemak
Pencernaan lemak dimulai dalam lambung ( walaupun hanya sedikit), karena dalam mulut tidak ada enzim pemecah lemak. Lambung mengeluarkan enzim lipase untuk mengubah sebagian kecil lemak menjadi asam lemak dan gliserin, kemudian diangkut melalui getah bening dan selanjutnya masuk kedalam peredaran darah untuk kemudian tiba dihati. Sintesis kembali terjadi dalam saluran getah bening, mengubah lemak gliserin menjadi lemak seperti aslinya.
Protein
Kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease. Enzim protease baru terdapat dalam lambung, yaitu pepsin yang mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton.( Hidayat, 2010)
Kebutuhan Protein per Hari
Umur Berat Badan
(kg)
Tinggi Badan
(cm)
Protein
(gr)
0-6 bulan 5.5 60 12
7-12 bulan 8.5 71 14
1-3 tahun 12 89 23
4-6 tahun 18 108 32
7-9 tahun 23.5 120 36
PRIA
10-12 tahun 30 135 45
13-15 tahun 40 152 57
16-19 tahun 53 160 62
20-59 tahun 56 162 50
60 tahun 56 162 50
WANITA
10-12 tahun 32 139 49
13-15 tahun 42 153 47
16-19 tahun 46 154 47
20-59 tahun 50 154 44
60 tahun 50 154 44
Mineral
dengan mudah melalui dinding usus halus secara difusi pasif maupun transportasi aktif.
Mekanisme transportasi aktif penting jika kebutuhan tubuh meningkat atau adanya diet rendah kadar mineral. Hormon adalah zat yang memegang peranan penting dalam mengatur mekanisme aktif ini. Penyerapan dapat lebih jauh dipengaruhi oleh sistem pencernaan.
Beberapa senyawa organik tertentu, seperti asam oxalit, akan menghambat penyerapan kalsium. Mineral dipakai dalam berbagai hal. Beberapa dari mineral adalah komponen esensial dari jaringan tubuh, sedang yang lainnya esensial pada proses kimia tertentu. (Hidayat, 2010)
Jenis Mineral, Sumber dan Fungsi
Jenis Mineral Sumber Fungsi
Kalsium Susu Pembentukan gigi dan
tulang, aktivitas neuromuskular dan
koagulasi ( penggumpalan) darah.
Fosfor Telur, daging dan susu Penyangga pembentukan gusi dan tulang.
Yodium Garam beryodium dan makanan laut
Pengaturan metabolisme tubuh dan mempelancar pertumbuhan.
Besi Hati, telur dan daging Komponen hemoglobin dan membantu oksidasi dalam sel.
Magnesium Biji-bijian, susu dan daging
Zinc Makanan laut dan hati Bahan pembentuk enzim dan insulin.
Vitamin
Pencernaan vitamin melibatkan pengurainnya menjadi molekul-molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap dengan efektif. Beberapa penyerapan vitamin dilakukan dengan difusi sederhana, tetapi sistem transportasi aktif sangat penting untuk memastikan pemasukan yang cukup.( Hidayat, 2010).
Jenis Vitamin, Sumber dan Fungsi
Jenis vitamin Sumber Fungsi Vitamin A Lemak hewani, mentega,
keju, kuning telur, susu lengkap, minyak ikan, sayuran hijau, buah yang kuning dan sayuran.
Membantu pertumbuhan sel tubuh dan pengelihatan,
menyehatkan rambut dan kulit, integritas membran epitel dan mencegah xerophtalmia.
Vitamin B1 (thiamin)
Larut dalam air
Ikan, daging ayam tanpa lemak, kacang-kacangan dan susu.
Metabolisme karbohidrat, membantu kelancaran sistempersarafan dan mencegah beri-beri atau penyakit yang ditandai neuritis.
Vitamin B2 (riboflavin)
Larut dalam air
Telur, sayuran hijau, daging tanpa lemak, susu dan biji-bijian.
Membantu pembentukan enzim, pertumbuhan dan membant adaptasi cahaya dalam mata.
Vitamin B3 (niacian) Daging tanpa lemak, hati, ikan, kacang-kacangan,
biji-bijian, telur dan hati komponen enzim serta mencegah menurunnya nafsu makan.
Vitamin B6
(pyridoksin)
Biji-bijian, sayuran, daging, pisang
Membantu kesehatan gusi dan gigi, pembentukan sel darah merah, serta metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Vitamin B12
(cyancobalamin)
Hati, susu, daging tanpa lemak, ikan dan kerang laut
Metabolisme protein, membantu pembentukan sel darah merah, kesehatan jaringan dan mencegah anemia.
Vitamin C
(ascorbutacid)
Jeruk, tomat, kubis, sayuran hijau dan kentang
Menjaga kesehatan tulang, gigi dan gusi, membantu pembentukan dinding pembuluh darah dan pembuluh kapiler, kesembuhan jaringan dan
tulang, serta memudahkan penyerapan
zat besi dan asam folat. Vitamin D Minyak ikan, susu,
kuning telur, mentega, hati, kerang, atau terbentuk dikulit akibat pemanasan sinar matahari
Membantu penyerapan kalsium dan fosfor serta mencegah rakhitis.
Vitamin E ( alpha tocopherol)
Vitamin (biotin) Kuning telur, sayuran hijau, susu dan hati
Membantu kegiatan enzim serta metabolisme karbohidrt, lemak dan protein.
Vitamin K Hati, telur dan sayuran hijau
Membantu produksi protrombin.
Air
Air merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel bergantung pada lingkungan cair. Air menyusun 60% hingga 70% dari seluruh berat badan. Persentase seluruh air dalam tubuh lebih banyak untuk orang kurus daripada orang gemuk karena otot terdiri dari banyak air daripada jaringan lain kecuali darah. Bayi memiliki persentase terbesar dari total berat badan untuk air, dan orang tua mempunyai lebih sedikit. Ketika kehilangan air, seseorang dapat bertahan tidak lebih dari beberapa jam di padang pasir atau beberapa hari dilingkungan yang sangat terlindungi.( Hidayat, 2010).
Rentang Kebutuhan Cairan Sehari-hari
Usia Kebutuhan cairan
(ml/kg/hari)
3 hari 80-100
10 hari 125-150
3 bulan 140-160
6 bulan 130-155
9 bulan 125-145
1 tahun 120-135
2 tahun 115-125
4 tahun 100-110
10 tahun 90-100
14 tahun 50-60
18 tahun 40-50
19-50 tahun 50
Masalah Kebutuhan Nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, kanker dan anoreksia nervosa..( Hidayat, 2006).
Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.( Hidayat, 2006).
Tanda Klinis :
- Berat badan 10-20% dibawah normal. - Tinggi badan dibawah ideal.
- Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar. - Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
- Adanya penurunan albumin serum. - Adanya penurunan transferin.
Kemungkinan Penyebab :
- Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
- Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
Tanda Klinis:
- Berat badan lebih dari 10% berat ideal. - Obesitas ( lebih dari 20% berat ideal).
- Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita. - Adanya jumlah asupan yang berlebihan.
- Aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan Penyebab :
- Perubahan pola makan.
- Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.( Hidayat, 2010)
Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihin kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.( Hidayat, 2006).
Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva dan lain-lain.( Hidayat, 2006).
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kurang insulin atau enggunaan karbohidrat secara berlebiha.( Hidayat, 2006).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI
Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.(Hidayat, 2010).
Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makan bergizi tinggi dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, dibeberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah , tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakann karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.(Hidayat, 2010).
Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat memengaruhi status gizi. Misalnya, dibeberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.(Hidayat, 2010).
Kesukaan
gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini, para remaja di kota-kota besar di negara kita memiliki kecenderungan menyenangi makanan tertentu secara berlebihan, seperti makanan cepat saji ( junkfood) , bakso dan lain-lainnya. Makanan-makanan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.(Hidayat, 2010).
Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.( Hidayat, 2010).
Proses Asuhan Keperawatan dengan
Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Nutrisi
1.
Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.( Hidayat, 2006).
1. Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe makanan yangg dihindari atau diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang, dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
2. Kemampuan makan
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
4. Nafsu makan, jumlah asupan 5. Tingkat aktivitas.
6. Pengonsumsian obat. 7. Penampilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek-aspek berikut: rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan tidak mengalami kebotakan bukan karena faktor usia; daerah diatas kedua pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap; mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah; daerah bibir tidak kering, pecah-pecah, ataupun mengalami pembengkakan; lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna merah terang, dan tidak ada luka pada permukaannya; gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi harus rapat serta erat tidak tertarik kebawah sampai dibawah permukaan gigi; gigi tidak berlubang dan ttidak berwarna; kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan, atau tidak terjadi pendarahan yang berlebihan; kuku jari kuat dan berwarna merah muda.
8. Pengukuran Antropometrik
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkaran lengan. Tinggi badan anak dapat digambarkan pada suatu kurva/gravik sehingga dapat terlihat pola perkembangannya.(Hidayat, 2010).
2.Rumusan Masalah
- Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
- Resiko ketidakseimbangan nutrisi
- Kesiapan Meningkatkan Nutrisi
3. Analisa Data
Data objektif:− Klien mengatakan sering makan yang mengandung tinggi garam
− Klien mengatakan sering pusing
− Klien mengatakan sakit dibagian lehernya Data subjektif:
− Klien tampak mengalami kegemukan
− Klien tampak pucat
− Klien tampak lemas
− Klien tampak memegangi lehernya
4. Perencanaan
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. (Potter&Perry,2005)
Tujuan :
− Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang.
− Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi.
− Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parentral. Rencana tindakan :
− Monitor perubahan faktor yang menyebabkann terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya.
− Kurangi faktor yang memengaruhi perubahan nutrisi.
− Ajarkan untuk merencanakan makanan.
− Kaji tanda vital dan bising usus.
− Monitor glukosa, elektrolit, albumin dan hemoglobin.
− Berikan pendidikan keperawatan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.
− Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan.
− Memberi makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering dengan memerhatikan jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi.
− Menata ruangan senyaman mungkin.
− Menurunkan stres psikologis.
− Menjaga kebersihan mulut.
− Menyajikan makanan yang mudah dicerna.
− Hindari makanan yang mengandung gas.
Tindakan pada gangguan obstruksi mekanis secara umum dapat dilakukan dengan cara:
− Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur-kumur menggunakan minuman bikarbonat rendah kalori atau ½ atau ¼ larutan hidrogen peroksida dan air sebagai pembersih mulut.
− Ajarkan teknik mempertahankan nafsu makan dengan mengubah variasi dan kepadatan seperti jus atau sop kental.
− Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein.
Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum dapat dilakukan dengan cara :
− Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau di tepi tempat tidur.
− Pertahankan posisi selama 10-15 menit.
− Fleksikan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45 derajat untuk mempertahankan kepatenan esofagus.
− Mulai dari jumlah yang kecil.
− Anjurukan untuk membersihkan mulut, hindari makan yang pedas atau asam, makanan berserat ( sayur mentah), dan rendam makanan kering yang lunak.
− Hindari makanan yang mengandung lemak
− Berikan motivasi untuk menurunkan berat badan
B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
1. Pengkajian
Data Umum
Intial kepala keluarga : Tn. A Usia : 80 Tahun Pendidikan : S1
Agama : Islam
Suku : Batak Mandiling Alamat : Jln. Sakti Lubis Tipe Keluarga : Keluarga Inti Komposisi Keluarga :
Ny. A
Jenis kelamin : Perempuan Hubungan dengan KK : Istri
Umur : 75 Tahun Pendidikan : SMA Tn. FZ
Jenis kelamin : Laki-laki Hubungan dengan KK : Anak Umur : 45 Tahun Pendidikan : S1 Tn. FA
Jenis kelamin : Laki-laki Hubungan dengan KK : Anak Umur : 42 Tahun Pendidikan : S1 Tn. FI
Genogram
Keterangan :
Status Social Ekonomi Keluarga :
Sumber pendapatan keluarga berasal dari suami dan anak-anak sejumlah Rp. 3.000.000/ bulan.
Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Biasanya keluarga nonton acara tv bersama dihari libur dan apabila ada libur panjang jalan-jalan ke tempat hiburan.
Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap Perkembangan keluarga Saat Ini : Keluarga dengan anak dewasa
Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi : Masih ada yang belum terpenuhi
Riwayat Keluarga Inti :
Ny. A menderita penyakit hipertensi hingga saat ini, sehingga Ny. A sering : Laki-laki
: Perempuan : Laki- laki ( Keluarga Binaan) : Perempuan
mengalami keterbatasan aktivitas akibat pusing yang dialaminya, suka makan-makanan tinggi lemak.
Riwayat Keluarga Sebelumnya :
Dari pengakuan keduanya tidak ada anggota keluarga yang menderit penyakit menular atau penyakit seperti yang diderita oleh Ny. A saat ini.
Lingkungan
Karakteristik Rumah :
Rumah terbuat dari batu bata dan permanet terdiri dari 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, ada halaman. Rumah rapi dan bersih.
Denah Rumah :
Keterangan :
: Kamar Tidur
: Kamar Mandi
: Dapur
Karakteristik Lingkungan : Hubungan keluarga dengan antar tetangga terjain dengan baik. Mobilitas Geografis Keluarga : Keluarga Tn. A sudah tinggal dilingkungan tersebut 45 tahun. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat : Keluarga ikut serta dalam kegiatan yang dibuat dilingkungan. Sistem Pendukung Keluarga :
Struktur keluarga
Pola Komunikasi Keluarga :
Keluarga biasanya menggunakan bahasa indonesia dan bahasa daerah mandailing. Struktur Kekuatan Keluarga :
Setiap ada masalah diselesaikan dengan cara diskusi dan musyawarah. Struktur Peran :
Setiap masing-masing anggota keluarga menjalankan peran sesuai dengan perannya masing-masing.
Nilai dan Norma Keluarga :
Keluarga percaya bahwa hidup sudah diatur Allah SWT dan kadang ikut dengan tata cara tradisi sebagai suku batak mandailing.
Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif :
Hubungan antar keluarga baik , saling mendukung, bila ada yang sakit langsung dibawa ke petugas kesehatan.
Fungsi Sosial :
Hubungan antar anggota keluarga terjalin harmonis dan baik. hubungan keluarga dengan tetangga juga terjalin baik.
Fungsi Reproduksi : Jumlah anak 3 orang.
Fungsi Ekonomi :
Keluarga dapat memenuhu kebutuhan makan 3 kali sehari, kebutuhan pakaiab, biaya berobat, listrik, dan lain-lain.
Fungsi Perawatan Kesehatan :
Mengenai masalah kesehatan Ny. A mengatakan kadang lupa minum obat dan suka makanan asin dan bersantan.
Stress dan Koping Keluarga
Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang : Jangka Pendek : Ny. A sering merasa pusing
Keluarga selalu memeriksakan anggota eluarga yang sakit ke petugas kesehatan terdekat.
Strategi Koping yang Digunakan : Keluarga selalu menyelesaikan masalah dengan diskusi dan musyawarah. Strategi Adaptasi Disfungsional : Apabila merasa kurang sehat langsung istirahat.
Harapan Keluarga :
Keluarga berharap menjadi keluarga yang lebih baik.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pemeriksaan FisikTD : 130/80 mmhg
RR : 22 x/i
DN : 72x/i
Nafas : Tidak Teratur
Kulit : Tidak Ada Sianosis
BB : 70 Kg
2.
Analisa Data
Data Masalah kesehatan Masalah keperawatan keluarga Ds : Ny. A mengatakan
sering sakit di kuduk bagian belakang, kepala berdenyut-denyut.
Do : Ny. A tampak kesakitan dan memegang kuduk bagian belakang.
Saraf simpatis
Ach
Saraf pasca ganglion
Aorepinefrine
Konriksi
Sakit kepala
Nyeri
Nyeri pada keluarga Tn. A terutama pada Ny.A
berdasarkan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi
Ds : keluarga mengatakan bahwa Ny.A mudah merasa lelah saat melakukan aktivitas.
Do : Ny. A tampak kelihatan lelah dan lemas.
Peningkatan Co
Peningkatan afterload
Frekuensi jantung meningkat
Kelelahan
Aktivitas terhambat
Intoleransi aktivitas
intoleransi aktivitas pada keluarga Tn. A terutama pada Ny.A berdasarkan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
Ds : Ny. A mengatakan makan yang sama dengan anggota keluarga yang lain.
Do : Tidak memisahkan makanan untuk anggota
Intake nutrisi adekuat
Keyakinan budaya
Pola hidup monoton
Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
Pemenuhan nutrisi mengenai hubungan antara aturan penanganan dan kontrol proses penyaki pada keluarga
keluarga dengan makanan Ny.A.
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
3. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri pada keluarga Tn. A terutama pada Ny.A berdasarkan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
- Resiko intoleransiaktivitas pada keluarga Tn. A terutama pada Ny.A berdasarkan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
- Resiko ketidakseimbangan nutrisi mengenai hubungan antara aturan penanganan dan kontrol proses penyakt pada keluarga Tn.A berdasarkan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
4. Perencanaan
N o
Diagnosa keperawatan
Tujuan Evaluasi intervens i pkan tidak adanya skit kepala dan tampak
Ny.A dalam mejalanka n terapi farmakolo gis.
meningk atkan sakit kepala misal batuk panjang membun gkuk. Anjurkan keluarga untuk selalu melakuk an cek tekanan darah setiap 1 minggu sekali. Anjurkan keluarga untuk memanta u
ogis 2 intoleransi
aktivitas dengan rasa nyaman. Tidak mudah merasa
lelah saat beraktivitas
Klien dapat berpertisipa tan energi saat beraktivit as.
aktivitas 3 ketidakseimb
angan nutrisi
Keluarg yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi oleh klien.
5. Implementasi dan Evaluasi
Hari/tanggal N0. Dx Implementasi
Keperawatan
Evaluasi
(SOAP) Senin ,
24 Mei 2016
Nyeri Mengatur posisi tirah baring.
Mengajarkan
Ny.A teknik relaksasi.
Mengajarkan
anggota kelurga mengontrol
aktivitas Ny.A Menganjurkan
keluarga untuk mencek TD Ny. A setiap minggu.
S:
pasien
mengatakan nyeri sedikit berkurang.
O:
TD: 130/80mmhg
RR:
22x/i
HR:
70x/i
A:
masalah belum teratasi.
P:
intervesi dilanjutkan. Senin,
24 Mei 2016
intoleransi aktivitas
Mengkaji TD Ny.A.
Menganjurkan
S:
Ny.A banyak istirahat.
Menganjurkan
Ny.A untuk melakukan
aktivitas secara bertahap.
Menganjurkan anggota keluarga untuk membantu kegiatan Ny.A
aktivitas secara perlahan.
O:
TD: 130/80mmhg
RR:
22x/i
HR:
70x/i
A:
Masalah sebagian teratasi. anggota keluarga memisahkan makanan. Mengajarkan Ny.A untuk gaya hidup sehat.
Menganjurkan
keluarga untuk S:
Ny. A mulai mengurangi
mkanan yang tinggi garam.
O:
memberi motivasi untuk Ny.A.
RR:
22x/i
HR:
70x/i
A:
Masalah sebagian teratasi.
P: