BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini adalah tipe penelitian eksplanasi yaitu untuk menguji hubungan antara
variabel yang dihipotesiskan atau mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiasi
ataukah tidak dengan variabel lainnya untuk memperkuat hipotesis tersebut, akan
dianalisis secara kuantitatif, sehingga diharapkan dapat menjelaskan hubungan dan
pengaruh suatu gejala dengan gejala lain (Faisal, 2007: 21).
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara yang
beralamat di Padang Bulan Km.10 Jalan Tali Air No. 21 Medan. Adapun alasan
peneliti melakukan penelitian di lokasi ini adalah karena Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu Rumah Sakit Jiwa terbesar yang
terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Dan merupakan pusat pelayanan kesehatan jiwa
yang berupaya memberikan pelayanan kesehatan jiwa dan fisik secara profesional
untuk kepuasan masyarakat, juga memberikan program psikoedukasi kepada
keluarga pasien guna membantu keluarga pasien dalam melakukan perawatan sendiri
pasca perawatan di rumah sakit.
3. 3 Populasi Penelitian
Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik
tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat,
harus didefenisikan secara spesifik dan tidak mendua (Silalahi, 2009: 253). Populasi
dari penelitian ini adalah keluarga pasien gangguan jiwa akibat ketergantungan
narkoba yang sedang melakukan rawat jalan dan telah mendapatkan psikoedukasi
keluarga yaitu berjumlah 30 orang. Keseluruhan populasi penelitian diambil datanya
untuk dianalisis.
3.4Teknik PengumpulanData
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian digunakan teknik sebagai
berikut :
1. Studi kepustakaan (library research), yaitu teknik pengumpulan data atau
informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan
menelaah buku yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti,
laporan-laporan penelitian, jurnal-jurnal, pendapat para ahli/pakar dan sebagainya
yang berhubungan dengan masalah penelitian yang digunakan untuk
memperoleh data sekunder.
2. Studi lapangan, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui
kegiatan penelitian dengan langsung terjun ke lokasi penelitian untuk
mencari fakta kondisi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu:
a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk
mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.
b. Wawancara, merupakan cara pengumpulan data dimana peneliti dan
responden hadir dalam waktu dan tempat yang sama dalam
rangka memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Siagian, 2011:211). Dalam penelitian ini wawancara yang
responden yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperlukan.
c. Penyebaran kuesioner (angket), yaitu kegiatan mengumpulkan data
dengan cara menyebar daftar pertanyaan yang diperlukan dalam
penelitian (Siagian, 2011: 206-207), yang digunakan untuk memperoleh
data primer.
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Pengukuran Variabel Penelitian
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi skala
Likert, yaitu dari 1 sampai 3 (Sugiono, 2002: 70). Adapun penggunaan skala 1
sampai 3 untuk setiap jawaban responden selanjutnya dibagi kedalam tiga kategori
yakni:
• Tahu diberi skor 3
• Kurang Tahu diberi skor 2
• Tidak Tahu diberi skor 1
3.5.2 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan bantuan software SPSS. Selain
itu dilakukan pula teknik analisis data kualitatif sebagai pendukung data kuantitatif,
dimana jenis penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu suatu metode lebih didasarkan
kepada pemberian gambaran yang terperinci.
Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun metode pengujian yang
a. Analisis Tabel Frekuensi
Analisis tabel frekuensi merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan
membagi-bagi variable kedalam kategori- kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel-
tabel frekuensi merupakan langkah awal atau bahan dasar untuk analisis selanjutnya.
tabel frekuensi biasanya memuat dua kolom, terdiri dari frekuensi dan presentasi
untuk setiap ketegori (Nasruddin, 2008:9).
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah suatu uji yang digunakan untuk melihat apakah instrument
penelitian memerlukan instrument yang handal dan dapat dipercaya. Reliabilitas
dapat diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan melakukan reliability analisis
dengan SPSS 20. Jika Alpha Cronbach ≥ 0.6 dikatakan reliable, sebaliknya jika
Alpha Cronbach ≤ 0.6 maka dikatakan tidak reliable.
c. Korelasi Product Moment
Korelasi Product Moment merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengukur
hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X (Pengaruh Program Family Support)
terhadap variabel Y (Resiliensi Keluarga Yang Memiliki Anak Autistik). Korelasi
dapat menghasilkan angka positif (+) atau (-). Angka korelasi berkisar antara -1
sampai dengan 1. Jika angka mendekati 1 maka hubungan kedua variabel semakin
kuat. Jika korelasi mendekati -1, maka hubungan kedua variabel semakin lemah.
Nilai koefisien korelasi sama dengan nol, berarti tidak ada hubungan (Sugiono, 2002:
121). Dalam penelitian ini, korelasi kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis
dalam SPSS adalah sebagai berikut:
• Tolak H0 jika nilai probabilitas yang dihitung < probabilitas yang
ditetapkan sebesar 0.1 (sig. 2-tailed < α 0.1)
ditetapkan sebesar 0.1 (sig.2-tailed > α 0.1)
d. Uji Normalitas
Distribusi normal merupakan salah satu distribusi yang sering digunakan dalam
statistik. Distribusi ini sangat penting, karena banyak sekaqli uji statistik yang
memerlukan data yang berdistribusi normal. Ciri penting dari distribusi normal
adalah:
1. Berbentuk seperti lonceng
2. Simetrik pada nilai tengah μ
3. Sekitar 68% pengamatan berada pada satu standar deviasi dari nilai
rata; sekitar 95% pengamatan berada pada dua kali standard deviasi dari nilai
rata-rata; dan hampir semua pengamatan (99.7%) pengamatan berada pada tiga kali
standard deviasi dari nilai rata-rata (Sugiono, 2002: 99).
• Uji Grafik Histogram
Histogram dari data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan ciri
bentuknya yang menyerupai lonceng; oleh karenanya kita dapat memeriksa sebuah
histogram (diagram dahan daun) untuk melihat kenormalan data. Apabila data dalam
bentuk melengkung keatas seperti lonceng menandakan data berdistribusi normal.
• Uji Normalitas P-P Plot
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu
pada normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Gambar dari hasil uji
normalitas tersebut menggunakan software SPSS akan menunjukkan apakah titik
menyebar disekitar garis diagonal, ada yang menyebar diatas garis diagonal dan ada
e. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana dilakukan dengan bantuan software SPSS
dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat (Sugiono, 2002: 163). Model regresi linier sederhana yaitu:
Y = a + bx
Keterangan
Y = Variabel Resiliensi Keluarga Yang Memiliki Anak Autistik :
X = Variabel Program Family Support
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
f. Pengujian Hipotesis
Dalam menguji hipotesis, digunakan uji T (uji parsial) dilakukan untuk
melihat secara individual pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel bebas
(variabel independen) yaitu x, terhadap variabel terikat (variabel dependen) yaitu y,
dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 90%
(α = 0.1) (Cornelius, 2005: 134).
Kriteria Penilaian
Tolak H0 jika nilai probabilitas (sig < α 0.1) :
Tolak H0 jika nilai probabilitas (sig > α 0.1).
Selain itu juga dilakukan pembandingan nilai T hitung dan nilai t tabel dengan
kriteria penerimaan sebagai berikut:
Tolak H0 jika nilai T hitung ≥ t tabel
BAB IV
PROFIL RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA
4.1 Sejarah Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara
Tahun 1935 didirikan ” Doorgangshuizen Voor Krankzinnigen” (Rumah Sakit
Jiwa) di Glugur, sebagai Rumah Sakit Jiwa yang ke-5 dan memiliki kapasitas 26
tempat tidur sampai dengan masa pendudukan Jepang Tahun 1943. Dengan
adanya pendudukan tentara sekutu (1943-1947) penderita gangguan jiwa di
evakuasi ke Dolok Marangir +
Berdasarkan surat Menteri Kesehatan RI Nomor 1987/YanKes/DKJ/78 dan
dengan persetujuan Menteri Keuangan tanggal 8 Desember 1978 Nomor: S-
849/MK/001/1978 Rumah Sakit Jiwa Medan di Ruislaag dipindahkan ke lokasi
baru yang terletak di Padang Bulan Km.10 Jalan Bekala Lama, Kampung
Mangga Kecamatan Medan Johor dengan luas areal
100 Km dari Medan ke arah Pematang Siantar
selama 3 tahun lamanya. Tahun 1950 penderita gangguan jiwa di pindahkan oleh
tentara Belanda ke bekas Rumah Sakit Harrison dan Crossfield, serta sebahagian
di tampung di Rumah Penjara Pematang Siantar. Tahun 1950-1958 di buka
poliklinik Psikiatri yang merupakan Anak Rumah Sakit Jiwa Pematang Siantar
terletak di jalan Timor no.19 Medan. Tahun 1958-1981 Rumah Sakit milik
Belanda (Zieken Verpleging) letaknya di jalan Timor Medan di manfaatkan
sebagai Rumah Sakit Jiwa Medan dan menampung pasien dari Pematang Siantar
dengan kapasitas 200 tempat tidur (TT).
+ 38.000 m2 (3,8 Ha) dan
alamat baru yaitu Jalan Letjend Djamin Ginting Km. 10/ Jl. Tali Air No. 21
Medan dan di resmikan oleh Menteri Kesehatan RI (Dr. Suwardjono Suryanigrat)
pada tanggal 15 Oktober 1981 memiliki 450 tempat tidur yang merupakan
Rumah Sakit Jiwa Departemen Kesehatan.
Setelah otonomi tahun 2000-2003, Rumah Sakit Jiwa Medan merupakan UPT
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Kemudian sesuai Perda Nomor :
188.34/2641/K/2004 tentang petunjuk pelaksana Peraturan Daerah Provinsi
Sumatera Utara, maka Rumah Sakit Jiwa Pusat medan menjadi Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Sejak Desember 2009 Gubernur Sumatera Utara melalui surat Keputusan Gubsu
NO. 445/4496/K/Thn 2009 telah menetapkan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara sebagai Penyelenggara Pola Keuangan BLUD.
4.2 Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
A. Visi
Menjadikan pelayanan kesehatan jiwa dan fisik yang terbaik secara
profesional untuk kepuasan masyarakat.
B. Misi
a. Melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa dan fisik yang terpadu
b. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan gangguan jiwa dan
masalah psikososial masyarakat
c. Menyediakan dan mengembangkan fasilitas pendidikan, pelatihan, dan
penelitian dalam bidang pelayanan kesehatan jiwa
melalui pengembangan ilmu filosofi, keterampilan, dan etika Profesi
C. Motto
HORAS (Harmonis, Objektif, Rapi, Aman, Sigap)
4.3 Lokasi Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara
Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara berdiri atas nama pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara yang terletak di Jalan Let. Jend. Jamin Ginting S KM. 10/ Jalan
Tali Air No.21 Medan. Luas keseluruhan kompleks sekitar +
• Sebelah Utara berbatasan dengan jalan raya dan juga rumah penduduk 38.000 m2 (3,8
Ha) dan luas bangunan 5.709 m dengan batas-batas sebagai berikut:
• Sebelah Timur berbatasan dengan perladangan masyarakat.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan perumahan penduduk.
• Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai yang berasal dari
limbah-limbah masyarakat.
4.4 Uraian Tugas (Job Description)
Dalam rangka mencapai efisiensi dan efektivitas usaha diatur pembagian tugas
masing- masing fungsi pelaksanaan penanggung jawab secara tertulis sebagai
berikut:
1. Direktur
Direktur Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas
memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasikan kebijakan daerah yang bersifat
spesifik di bidang pelayanan kesehatan jiwa yang mencakup penata usahaan,
pengkajian dan pengembangan, pelayanan medis, perawatan dan penunjang medis
serta tugas pembantuan. Adapun tanggung jawab dari Direktur secara lebih jelas
a) Menyelenggarakan dan menetapkan kebijakan perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;
b) Memberi pengarahan penyusunan program kerja Rumah Sakit Jiwa Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara;
c) Menggerakkan pelaksanaan kegiatan/program Rumah Sakit Jiwa Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara;
d) Memantau pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara;
e) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara;
f) Melaksanakan pengawasan melekat;
g) Membina pegawai/personil untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan Rumah
Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;
h) Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait;
i) Menetapkan kebijakan pelayanan medik;
j) Menetapkan pengaturan pemakaian obat-obatan;
k) Menetapkan kebijakan mengendalikan pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Jiwa
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara di bidang pengkajian dan pengembangan;
l) Mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan medik;
m) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pelayanan medik;
n) Menandatangani surat-surat keluar dan naskah dinas lainnya;
o) Menetapkan/merekomendasikan hal-hal yang berkaitan dengan mutasi, DP3,
penempatan, cuti, sanksi, promosi, dan penghargaan pegawai dalam
mengendalikan pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi
p) Memerintahkan pembayaran dan menandatangani bukti pengeluaran uang;
q) Mengusulkan besaran pola tarif kepada Gubernur Sumatera Utara;
r) Mendelegasikan sebagian wewenang di bidang medis, teknis, dan administrasi.
2. Wakil Direktur Pelayanan
Wakil direktur pelayanan mempunyai tugas membantu Direktur dalam kegiatan
Bidang Pelayanan Medik, Penunjang Medik, dan Keperawatan. Adapun tanggung
jawab Wakil Direktur Pelayanan adalah:
a) Menyelenggarakan penyusunan dan penyempurnaan program serta standar
pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, unit pelaksana fungsional;
b) Menyelenggarakan dan menserasikan rencana kebutuhan dan kegiatan
pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, dan unit pelaksana
fungsional;
c) Menyelenggarakan pemantauan pelaksanaan kegiatan pelayanan medik,
penunjang medik, keperawatan, dan pelaksana fungsional;
d) Menyelenggarakan bimbingan dan melakukan supervisi atas pelaksanaan
kegiatan pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, dan pelaksana
fungsioanal;
e) Menyelenggarakan dan menggerakkan pelaksanaan disiplin pegawai pelayanan
medik, penunjang medik, keperawatan, dan pelaksana fungsional;
f) Menyelenggarakan penyusunan laporan kegiatan dan evaluasi seluruh kegiatan
pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, dan pelaksana fungsional;
g) Menyelenggarakan koordinasi petugas pelayanan (dokter, perawat, dan tenaga
lain) untuk kegiatan pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, dan
h) Menyelenggarakan koordinasi petugas pelayanan kesehatan jiwa dengan
instansi terkait;
i) Menyelenggarakan monitoring rapat pelayanan medik, penunjang medik,
keperawatan, dan pelaksana fungsional;
j) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan
fungsinya;
k) Memberi masukan yang perlu kepada Direktur sesuai tugas dan fungsinya;
l) Menyelenggarakan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas
dan fungsinya kepada Direktur.
3. Wakil direktur Administrasi
Wakil Direktur Administrasi mempunyai tugas membantu Direktur dalam
melaksanakan tugas otonomi, tugas dekonsentrasi, dan menyelenggarakan
koordinadi pengawasan yang selanjutnya ditetapkan oleh Direktur yang meliputi
Bagian Tata Usaha, Bagian Keuangan, dan Bagian Pengkajian dan Pengembangan.
Adapun tanggung jawab Wakil Direktur Administrasi adalah:
a) Menyelenggarakan koordinatif atas seluruh tugas-tugas dan kegiatan
Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;
b) Menyelenggarakan pengawasan, pengendalian, penerimaan dan pengeluaran
dana, penertiban penggunaan fasilitas, dn pelaksanaan kegiatan program;
c) Menyelenggarakan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan seluruh
kegiatan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;
d) Menyelenggarakan pelaksanaan disiplin pegawai di lingkungan Rumah Sakit
Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara; sesuai ketentuan dan standar yang
e) Menyelenggarakan penilaian dan menserasikan rencana kebutuhan Rumah
Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ;
f) Menyelenggarakan dan membantu kegiatan Direktur Rumah Sakit Jiwa
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;
g) Menyelenggarakan bimbingan dan melakukan motivasi atas pelaksanaan
kegiatan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;
h) Meneliti dan mengevaluasi seluruh laporan kegiatan Rumah Sakit Jiwa
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;
i) Menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan Rumah Sakit Jiwa
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;
j) Melaksanakan administrasi kerumah tanggaan organisasi, hukum, dan
ketatalaksanaan terhadap seluruh kegiatan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara;
k) Melaksanakan pegelolaan administrasi keuangan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara;
l) Melaksanakan pengkajian dan pengembangan terhadap rencana dan kegiatan
Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;
m) Melaksanakan fungsi Direktur apabila berhalangan sesuai ketentuan yang
ditetapkan;
n) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Direktur sesuai dengan bidang tugas
dan fungsinya;
o) Memberikan masukan yang perlu kepada Direktur sesuai dengan bidang tugas
dan fungsinya;
p) Melaksanakan pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan
4. Bidang Pelayanan Medis
Bidang pelayanan medis mempunyai tugas membantu Wakil Direktur Pelayanan
dalam menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan unit rawat jalan, unit
gawat darurat (UGD) dan rekam medik, serta unit rawat inap dan unit rehabilitasi.
Adapun tanggung jawab Bidang Pelayanan Medis adalah:
a) Menyelenggarakan pengumpulan, pengelolaan, dan penyajian data pasien
rawat jalan, UGD, rawat inap dan rehabilitasi serta unit pelaksana fungsional
kesehatan jiwa anak, remaja dan masyarakat, dewasa, lansia, dan pasien
narkoba;
b) Menyelenggarakan perencanaan, pengendalian, penentuan serta evaluasi pasien
rawat jalan, UGD, rawat inap dan rehabilitasi serta unit pelaksana fungsional
kesehatan jiwa anak, remaja dan masyarakat, dewasa, lansia, dan pasien
narkoba;
c) Menyelenggarakan penyusunan jadwal pelayanan kesehatan di unit rawat jalan,
UGD, rawat inap dan rehabilitasi serta unit pelaksana fungsional kesehatan
jiwa anak, remaja dan masyarakat, dewasa, lansia, dan pasien narkoba;
d) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pengumpulan data pasien, diagnosis,
terapi pasien rawat jalan, UGD, rawat inap dan rehabilitasi serta unit pelaksana
fungsional kesehatan jiwa anak, remaja dan masyarakat, dewasa, lansia, dan
pasien narkoba;
e) Menyelenggarakan koordinasi dengan jabatan fungsional di unit rawat jalan,
rawat inap, UGD, rehabilitasi, dan unit pelayanan fungsioanal yang ada
dibawahnya;
pertemuan/rapat koordinasi dengan unit rawat jalan, rawat inap, UGD,
rehabilitasi, dan unit pelayanan fungsional yang ada dibawahnya;
g) Menyelenggarakan dan mengkoordinir sistem pencatatan dan pelaporan pasien
rawat jalan, rawat inap, UGD, dan rehabilitasi;
h) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pengumpulan data, penyusunan, dan
pelaoran indikator rumah sakit;
i) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pelaksanaan pembuatan
jadwal/monitoring dan evaluasi dalam bidang diagnostik, terapi, dan
pemulihan pasien di ruangan rawat inap;
j) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pelaksanaan pengawasan/monitoring
tugas dokter ruangan di ruang rawat inap, rawat jalan, dan UGD;
k) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pelaksanaan pembuatan laporan data
pasien rawat inap, rawat jalan, dan rehabilitasi serta Instalasi Gawat Darurat;
l) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pembuatan evaluasi hasil kinerja dokter
ruangan, dokter poliklinik, dan dokter IGD.
5. Bagian Bidang Keperawatan
Membantu Wakil Direktur Pelayanan dalam menyelenggarakan pengaturan dan
pengendalian kegiatan asuhan keperawatan dalam rangka pelaksanaan tugas
keperawatan, unit rawat jalan dan gawat darurat, unit rawat inap, dan rehabilitasi.
Adapun tanggung jawab bagian Bidang Keperawatan adalah:
a) Menyelenggarakan penyusunan dan penyempurnaan standar
kebijakan program keperawatan;
b) Menyelenggarakan pengaturan dan pengendalian keperawatan dalam bidang
pelayanan keperawatan;
c) Menyelenggarakan peraturan dan pengendalian pelayanan keperawatan dan
peningkatan etika profesi perawat;
d) Menyelenggarakan asuhan keperawatan jiwa dan menyelenggarakan
peningkatan mutu serta asuhan keperawatan pada unit pelaksana funssional;
e) Menyelenggarakan penetapan jadwal dinas perawat sesuai dengan ketentuan
dan standar yang ditetapkan;
f) Menyelenggarakan pemberian bimbingan asuhan dan pelayanan keperawatan
sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;
g) Menyelenggarakan pelaksanaan pengendalian pada unit rawat jalan, gawat
darurat, rawat inap, dan rehabilitasi sesuai dengan ketentuan dan standar yang
ditetapkan;
h) Menyelenggarakan pengkoordinasian kebutuhan peralatan keperwatan;
i) Menyelenggarakan dan pengkoordinasian rotasi dan mutasi di unit pelayanan
perawatan;
j) Menyelenggarakan pertemuan rutin mingguan dan bulanan dengan seksi rawat
jalan, UGD, rawat inap, dan rehabilitasi;
k) Menyelenggarakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
6. Bidang Penunjang Medis
Bidang Penunjang Medis mempunyai tugas membantu Wakil Direktur Pelayanan
Medis dalam Bidang Penunjang Medis, Instalasi Laboraturium, Instalasi Farmasi
Instalasi Gizi, Instalasi Elektro Medik, Instalasi Peemeliharaan Sarana Rumah Sakit
(IPSRS), dan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Adapun tanggung jawab
a) Menyelenggarakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan
pelaksanaan tugas dan fungsi Wakil Direktur Pelayanan Medis;
b) Menyelenggarakan pengumpulan, pengelolaan, dan penyajian data/bahan
untuk menyusun dan menyempurnakan standar pelaksanaan pelayanan
Instalasi Laboraturium, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Elektro
Medik, IPSRS, dan IPAL;
c) Menyelenggarakan penyusunan rencana kegiatan dan kebutuhan Instalasi
Laboraturium, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Elektro Medik,
IPSRS, dan IPAL;
d) Menyelenggarakan penyusunan laporan, evaluasi, dan monitoring kegiatan
kebutuhan Instalasi Laboraturium, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi
Elektro Medik, IPSRS, dan IPAL;
e) Menyelenggarakan penyusunan dan pengolahan kebutuhan Instalasi
Laboraturium, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Elektro Medik, IPSRS,
dan IPAL;
f) Menyelenggarakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
kebijakan;
g) Menyelenggarakan koordinasi kegiatan kebutuhan Instalasi Laboraturium,
Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Elektro Medik, IPSRS, dan IPAL;
h) Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat internal di Bidang Penunjang
Medik;
i) Memberikan masukan yang perlu kepada Wakil Direktur Pelayanan sesuai
bidang tugasnya dan fungsinya;
j) Menyelenggarakan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas
7. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Wakil Direktur Administrasi
dalam menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi umum dan
kepegawaian Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Adapun
tanggung jawab bagian Tata Usaha adalah:
a) Menyelenggarakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan
pelaksanaan tugas dan fungsi Wakil Direktur Administrasi;
b) Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan, dan ketatalaksanaan;
c) Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan naskah dinas, kearsipan
pertelekomunikasian, dan persandian;
d) Menyelenggarakan fasilitas pelayanan umum dan pelayanan minimal;
e) Menyelenggarakan pengadaan, pemeliharaan, penataan, pembinaan dan
pengelolaan urusan rumah tangga, kemotoran, dan perlengkapan/peralatan
kantor;
f) Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan pendokumentasian peraturan
perundang- umdangan, pengelolaan keprotokolan, dan hubungan masyarakat;
g) Menyelenggarakan fasilitas dan pengaturan keamanan lingkungan Rumah Sakit
Jiwa;
h) Menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan jabatan fungsional;
i) Menyelenggarakan pengkoordinasian pelaporan, evaluasi, monitoring atas
sub-sub bagian tata usaha
j) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan;
l) Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat internal rumah sakit;
m) Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.
8. Bagian Keuangan
Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Wakil Direktur Administrasi dalam
pengelolaan keuangan dan penyiapan anggaran rumah sakit. Adapun tanggung
jawab bagian Keuangan adalah:
a) Menyelenggarakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan
pelaksanaan tugas dan fungsi Wakil Direktur Administrasi;
b) Menyelenggarakan penyusunan perencanaan/program kerja bagian keuangan
sesuai standar yang ditetapkan;
c) Menyelenggarakan penyusunan bahan-bahan penyiapan anggaran rumah sakit;
d) Menyelenggarakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan rumah sakit;
e) Menyelenggarkan penyusunan daftar gaji dan tunjangan daerah;
f) Menyelenggarakan penilaian perbendaharaan keuangan;
g) Menyelenggarakan pengumpulan bahan-bahan dan pembinaan pengelolaan
teknis administrasi keuangan;
h) Menyelenggarakan pembayaran gaji pegawai dan penghasilan tambahan
lainnya;
i) Menyelenggarakan verifikasi keuangan;
j) Menyelenggarakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan
pertanggung jawaban keuangan;
k) Menyelenggarakan koordinasi penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan
administrasi keuangan;
m) Menyelenggarakan pelayanan dan penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan
administrasi keuangan;
n) Menyelenggarakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan;
o) Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
p) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
9. Bagian Pengkajian dan Pengembangan
Bagian Pengkajian dan Pengembangan mempunyai tugas membantu Wakil Direktur
Administrasi dalam menyelenggarakan penyusunan program dan pengkajian serta
pengembangan terhadap seluruh kegiatan Rumah Sakit Jiwa. Adapun tanggung
jawab bagian Pengkajian dan Pengembangan adalah:
a) Menyelenggarakan penyusunan dan penyempurnaan program serta standar
pelaksanaan dalam bidang pelaporan;
b) Menyelenggarakan perencanaan kebutuhan internal administrasi Rumah Sakit
Jiwa, penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan serta pengendalian
pelaksanaan kegiatan sesuai standar yang ditetapkan;
c) Menyelenggarakan pengumpulan, penyusunan, pengkompilisasian seluruh
laporan kegiatan di lingkungan Rumah Sakit Jiwa;
d) Menyelenggarakan koordinasi seluruh kegiatan dan kebutuhan pendidikan dan
pelatihan serta penelitian dan pengembangan sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan;
e) Menyelenggarakan rencana pendidikan, penelitian, pelatihan, pengkajian, dan
pengembangan prsonil di lingkungan Rumah Sakit Jiwa;
pengkajian serta pengembangan di lingkungan Rumah Sakit Jiwa;
g) Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan pelatihan bagi mahasiswa yang
melakukan praktek kerja di Rumah Sakit Jiwa;
h) Menyelenggarakan pelayanan keputusan bagi pegawai dan mahasiswa yang
melakukan praktek kerja di Rumah Sakit Jiwa;
10. Seksi Rawat Inap dan Rehabilitasi
a) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data jumlah pasien, diagnosis,
dan terapi pasien rawat inap dan rehbilitasi;
b) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan jumlah pasien yamg mendapat
tindakan elektro medik;
c) Melaksanakan koordinasi dengan jabatan fungsional mengenai pelaksanaan
tugas di unit rawat inap, rehabilitasi, dan unit pelayanan fungsional lainnya;
d) Melaksanakan penyusunan jadwal dinas dokter yang bertugas di unit pelayanan
rawat inap dan rehabilitasi;
e) Melaksanakan pembuatan jadwal pertemuan/rapat koordinasi dengan unit
rawat inap, rehabilitasi, dan unit pelayanan fungsional yang ada dibawahnya;
f) Melaksnakan pembuatan jadwal monitoring dan evaluasi dalam bidang
diagnostik, terapi, dan pemulihan pasien di ruang rawat inap;
g) Melaksanakan pengawasan/ monitoring pelaksanaan tugas dokter ruangan di
ruang rawat inap/bangsal;
h) Melaksanakan koordinasi dalam pembuatan laporan data pasien rawat inap dan
rehabilitasi;
i) Melaksanakan pembuatan evaluasi hasil kinerja dokter yang bertugas di unit
j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh bidang Pelayanan Medis sesuai
bidang tugas dan fungsinya;
k) Memberikan masukan yang perlu kepada bidang Pelayanan Medis sesuai
bidang tugas dan fungsinya;
l) Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada bidang
Pelayanan Medis sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
11. Seksi Perawatan Jalan dan UGD
a) Melaksanakan dan mengumpulkan, menyajikan data untuk penyusunan dan
penyempurnaan standar pelaksanaan keperawatan unit rawat jalan dan
bimbingan pelaksanaan asuhann keperawatan, pengaturan, pengendalian, dan
peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan;
b) Melaksanakan, mengumpulkan, dan menyajikan data untuk penyusunan dan
penyempurnaan atandar pelaksanaan keperawatan UGD, dan bimbingan
pelaksanaan asuhan keperawatan, pengaturan, pengendalian, dan peningkatan
mutu pelayanan asuhan keperawatan;
c) Melaksanakan dan menyiapkan jadwal dinas perawat supervisi, rujukan,
program tetap prosedur kerja, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis
pelayanan asuhan keperwatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;
d) Melaksanakan koordinasi kegiatan di unit rawat jalan dan UGD serta
pelayanan asuhan keperawatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;
e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keperawatan
sesuai bidang tugasnya;
f) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang Keperawatan sesuai
g) Melaksanakan dan melaporkan serta bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas
kepada Kepala Bidang Keperawatan sesuai dengan bidang tugasnya;
h) Melaksanakan dan mengusulkan kenaikan pangkat bagi pegawai keperawatan;
i) Melaksanakan dan mengumpulkan rekapitulasi absensi seluruh pegawai
keperawatan;
j) Melaksanakan dan koordinasikan bagi pegawai perawatan yang ingin cuti di
unit pelayanan keperawatan;
k) Melaksanakan dan koordinasi rotasi bagi pegawai keperawatan di unit
pelayanan keperawatan;
l) Melaksanakan pertemuan mingguan dan bulanan dengan unit pelayanan
keperawatan
m) Melaksanakan pertemuan rutin dengan Kepala Bidang Keperawatan.
12. Seksi Laboraturium, Farmasi, dan Gizi
a) Melaksanakan pengumpulan, pengelolahan, dan penyajian bahan/data untuk
menyusun dan menyempurnakan standar pelaksanaan pelayanan Instalasi
Laboraturium, Farmasi, dan Gizi;
b) Melaksanakan perencanaan dan kebutuhan Instalasi Laboraturium, Farmasi,
dan Gizi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
c) Melaksanakan pengolahan data/bahan Instalasi Laboraturium, Farmasi, dan
Gizi sesuaii dengan ketentuan yang berlaku;
d) Melaksanakan pengkoordinasian kegiatan Instalasi Laboraturium, Farmasi, dan
Gizi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penunjang Medis
f) Melaksanakan pemberian masukan yang diperlukan oleh Kepala Bidang
Penunjang Medis sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
g) Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada Kepala Bidang Penunjang Medis sesuai dengan atandar yang
ditetapkan.
13. Sub Bagian Umum
a) Melaksanakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan
pelaksanaan tugas dan fungsi ketatausahaan;
b) Melaksanakan penyusunan perencanaan/program kerja ketatausahaan;
c) Melaksanakan administrasi surat masuk dan surat keluar, arsiparis, dan urusan
rumah tangga dan kemotoran;
d) Melaksanakan pengadaan, pendistribusian, dan perawatan
barang/perlengkapan gedung sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;
e) Melaksanakan pengelolaan hubungan masyarakat, pelayanan umum, pelayanan
minimal, dan pendokumentasian surat-surat, barang bergerak, dan barang tidak
bergerak;
f) Melaksanakan pegelolaan urusan dalam, keamanan dan ketertiban di
lingkungan RS jiwa sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;
g) Melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat;
h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Usaha sesuai
bidang tugasnya;
i) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bagian Tata Usaha sesuai
bidang tugasnya;
Kepala Bidang Tata Usaha sesuai standar yang ditetpkan.
14. Sub Bagian Anggaran
a) Melaksanakan pengumpulan, penyiapan bahan, dan pembinaan pengelolaan
teknis administrasi keuangan;
b) Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan rumah sakit;
c) Melaksanakan perbendaharaan keuangan;
d) Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak langsung pada
rumah sakit
e) Melaksanakan Sistem Akuntansi Internal (SAI) dan penyiapan bahan
pertanggungjawaban keuangan;
f) Melaksanakan pengendalian administrasi perjalanan dinas;
g) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Keuangan sesuai
bidang tugasnya;
i) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bagian Keuangan sesuai
bidang tugasnya;
j) Melaporkan dan mempertanggug jawabkan atas pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Bagian Keuangan sesuai standar yang ditetapkan.
15. Sub Bagian Program
a) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian bahan/data untuk
penyusunan dan penyempurnaan program rumah sakit dan standar pelaksanaan
dalam bidang pelaporan;
penyempurnaan program laporan;
c) Melaksanakan pengumpulan, penyusunan, pengkompilasian seluruh laporan
kegiatan di lingkungan Rumah Sakit Jiwa;
d) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan pengkajian seluruh kegiatan
dalam bentuk akuntabilitas;
e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Pengkajian dan
Pengembangan sesuai bidang tugasnya;
f) Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Bagian Pengkajian dan
Pengembangan sesuai bidang tugasnya;
g) Melaksanakan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada Kepala Bagian Pengkajian dan Pengembangan sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan;
16. Seksi Rawat Jalan, UGD, dan Rekam Medik
a) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data pasien rawat jalan
dan UGD;
b) Melaksanakan pengumpulan, pegolahan, dan pelayanan fungsional kesehatan
jiwa anak, remaja, dewasa, lansia, dan masyrakat;
c) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data pasien narkoba;
d) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajiian data pasien
penanggulangan bencana;
e) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan data pencatatan pasien rawat jalan,
rawat inap, UGD, dan rehabilitasi untuk menentukan indikator rumah sakit;
f) Melaksanakan kegiatan evaluasi dan pengendalian kegiatan penyuluhan
g) Melaksanakan penyusunan jadwal dinas dokter yang bertugas di unit pelayanan
rawat jalan, UGD, dan pelayanan fungsional kesehatan jiwa anak, remaja,
dewasa, dan unit pelayanan pasien narkoba;
h) Melaksanakan pengawasan/monitoring pelaksanaan tugas dokter yang bertugas
di unit rawat jalan, UGD, dan pelayanan fungsional;
i) Melaksanakan pembuatan evaluasi hasil kinerja dokter yang bertugas di unit
rawat jalan dan UGD;
j) Melaksanakan penyusunan jadwal pelayanan kunjungan/integrasi ke
puskesmas, rumah sakit umum, dan panti social;
k) Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada Bidang Pelayanan Medis sesuai standar yang ditetapkan;
l) Melaksanakan tuugas lain yang diberikan oleh Bidang Pelayanan Medis sesuai
bidang tugas dan fungsinya;
m) Memberikan masukan yang perlu kepada Bidang Pelayanan Medik sesuai
bidang tugas dan fungsinya;
n) Membuat laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas kepada Bidang
Pelayanan.
17. Seksi Perawatan Inap dan Rehabilitasi
a) Melaksanakan pengumpulan, mengelola, dan menyajikan bahan/data untuk
penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan pelayanan keperawatan
rawat inap, rehabilitasi, dan rujukan ke instansi terkait;
b) Melaksanakan kerjasama antar instansi untuk dapat terlaksana kesehatan jiwa
masyarakat;
keperawatan serta etika profesi keperawatan sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan;
d) Melaksanakan, menyiapkan jadwal dinas perawat, rujukan program tetap,
prosedur kerja, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis asuhan keperawatan;
e) Melaksanakan, menyiapkan jadwal dinas perawat, rujukan program tetap,
prosedur kerja, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis serta pelayanan
kesehatan jiwa masyarakat sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;
f) Melaksanakan koordinasi pelaksanaan kegiatan unit rawat inap (kelas I, II, dan
III), menetapkan jadwal dinas perawat sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan;
g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keperawatan
sesuai bidang tugasnya;
h) Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Bidang Keperawatan sesuai
dengan bidang tugasnya;
i) Melaksanakan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas
kepada Bidang Keperawatan sesuai dengan standar yang ditetapkan;
j) Melaksanakan penilaian DP3 perawat di unit pelayanan keperawatan;
k) Melaksanakan dan koordinasi rotasi dan mutasi bagi pegawai perawatan di unit
pelayanan keperawatan;
l) Melaksanakan pertemuan rutin setiap minggu dengan unit pelayanan
keperawatan;
m) Melaksanakan koordinasi cuti dan kenaikan pangkat bagi pegawai di unit
pelayanan keperawatan;
n) Melaksanakan rapat koordinasi dengan unit pelayanan keperawatan sekali satu
18. Seksi IPSRS, Instalasi Elektro Medik, dan IPAL
a) Melaksanakan pengumpulan bahan/data untuk penyusunan dan
penyempurnaan standar pelaksanaan pengelolaan IPSRS, Instalasi Elektro
Medik, dan IPAL;
b) Melaksanakan penyusunan dan pengolahan IPSRS, Instalasi Elektro Medik, dan
IPAL;
c) Melaksanakan penyusunan perencanaan kegiatan dan kebutuhan IPSRS,
Instalasi Elektro Medik, dan IPAL;
d) Melaksanakan penyusunan laporan, evaluasi, dan monitoring kegiatan IPSRS,
Instalasi Elektro Medik, dan IPAL;
e) Melaksanakan penyusunan baha telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
f) Melaksanakan koordinasi kegiatan pada IPSRS, Instalasi Elektro Medik, dan
IPAL sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan;
g) Melaksanakan pembuatan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan
tugas dan fungsinya kepada Bidang Penunjang Medis sesuai standar yang
ditetapkan;
h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penunjang Medis
sesuai dengan tugas dan fungsinya;
i) Melaksanakan pemberian masukan yang diperlukan oleh Kepala Bidang
Penunjang Medis sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
j) Melaksanakan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada Kepala Bidang Penunjang Medis sesuai dengan standar yang
19. Sub Bagian Kepegawaian
a) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan bahan/data serta referensi untuk
kebutuhan pelaksanaan tugas kepegawaian;
b) Melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat dan pensiun
pegawai, peninjauan masa kerja, dan pemberian penghargaan serat tugas/izin
belajar, pendidikan, dan pelatihan kepemimpinan/struktural, fungsional, dan
teknis;
c) Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan disiplin pegawai;
d) Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karier dan mutasi serta
pemberhentian pegawai;
e) Melaksanakan pengusulan gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai
dan jabatan si lingkungan RS Jiwa;
f) Melaksanakan penyusunan laporan, evaluasi, dan monitoring kegiatan sub
bagian kepegawaian;
g) Melaksanakan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan;
h) Melaksanakan pengumuman dan pemberitahuan berita dukacita dan hal-hal
lain yang penting diinformasikan kepada seluruh pegawai;
i) Melaksanakan penyiapan pembuatan surat izin cuti pegawai Rumah Sakit Jiwa;
j) Melaksanakan pengusulan penertiban surat izin belajar, pencantuman gelar,
ujian dinas, dan ujian penyesuaian ijazah;
k) Melaksanaka pengumpulan dan pengetikan DP3 seluruh pegawai Rumah Sakit
Jiwa dan mendistribusikannya kepada yang bersangkutan;
kesehatan;
m) Melaksanakan pembuatan KP4 seluruh pegawai Rumah Sakit Jiwa;
n) Melaksanakan penyiapan personil dan perlengkapan upacara untuk peringatan
hari besar nasional;
o) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Usaha sesuai
bidang tugasnya.
20. Sub Bagian Penerimaan dan Pengeluaran
a) Melaksanakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan
pelaksanaan tugas dan fungsi bagian keuangan;
b) Menyusun target penerimaan dan pengeluaran rumah sakit;
c) Melaksanakan penyusunan perencanaan/program kerja anggaran rumah sakit;
d) Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran rumah sakit;
e) Melaksanakan penyusunan Laporan Akuntan Instansi Pemerintah (LKAIP)
dan Laporan Kerja Pertanggungjawaban (LKPJ);
f) Melaksanakan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA);
g) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Keuangan
sesuai bidang tugasnya;
i) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bagian Keuangan sesuai
bidang tugasnya;
j) Melaporkan dan mempertanggung jawabkan atas pelaksanaan tugasnya
21. Sub Bagian Pengembangan
a) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian bahan/data untuk
penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan pendidikan, pelatihan,
dan penelitian di lingkungan Rumah Sakit Jiwa sesuai dengan ketentuan dan
standar yang berlaku;
b) Melaksanakan rencana pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan personil di lingkungan Rumah Sakit Jiwa sesuai ketentuan
dan standar yang ditetapkan;
c) Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan personil di lingkungan Rumah Sakit Jiwa sesuai ketentuan
dan standar yang ditetapkan;
d) Melaksanakan pendidikan bagi mahasiswa yang melakukan praktek kerja di
Rumah Sakit Jiwa;
e) Melaksanakan penetapan sertifikasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
sesuai ketentuan yang berlaku;
f) Melaksanakan pelayanan perpustakaan bagi pegawai dan mahasiswa yang
melakukan praktek kerja di Rumah Sakit Jiwa;
g) Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Pengkajian dan
Pengembangan sesuai bidang tugasnya;
h) Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Bagian Pengkajian dan
Pengembangan sesuai bidang tugasnya;
i) Melaporkan dan mempertanggungawabkan atas pelaksanaan tugasnya
kepada Kepala Bagian Pengkajian dan Pengembangan sesuai ketentuan dan
BAB V ANALISIS DATA
5.1 Pengantar
Berikut ini akan diuraikan karakteristik responden meliputi usia, agama, pendidikan,
status dalam keluarga, dan jenis pekerjaan yang di mana data tersebut diperoleh melalui
penyebaran kuisioner. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata dan
mengelompokkan data menjadi suatu bagian-bagian tertentu menurut kelompok data jawaban
responden. Analisis data yang dimaksud adalah suatu interpretasi langsung yang berdasarkan
data dan informasi yang diperoleh di lapangan dengan tetap berpedoman pada tujuan
penelitian. Pada bagian ini penulis mencoba menganalisis data-data yang telah diperoleh di
lapangan melalui penyebaran kuisioner yang diajukan kepada para responden, yaitu keluarga
dari pasien gangguan jiwa yang saat ini sedang melakukan rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 30 orang. Agar pembahasan tersebut tersusun secara
sistematis dan jelas, maka analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan membagi dua sub
bab berikut ini:
a. Karakteristik umum responden, meliputi usia, agama, pendidikan, status dalam
keluarga, dan jenis pekerjaan.
b. Pengaruh program psikoedukasi keluarga terhadap keberfungsian sosial pasien
gangguan jiwa akibat ketergantungan narkoba. Adapun pengaruh tersebut selanjutnya
dapat dibuktikan melalui hasil olahan data software SPSS (Statistical Product and
5.2 Analisis Tabel Frekuensi
5.2.1 Karakteristik Umum Responden
Tabel 5.1
Sumber:
Data diolah
melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rata-rata usia anggota keluarga yang
menjadi responden dalam penelitian ini adalah mayoritas (70%) di atas empat puluh tahun.
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Percent
Sedangkan sisanya, adalah anggota keluarga yang berusia di bawah empat puluh tahun
sebanyak 30%.
Tabel 5.2
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang mengikuti
program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara adalah beragama
Kristen, yaitu sebanyak 50%. Selanjutnya diikuti oleh responden beragama Islam sebanyak
46% dan Buddha sebanyak 3%.
Tabel 5.3
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang mengikuti
program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara adalah ibu, yaitu
Distribusi Responden Berdasarkan Agama
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Distribusi Responden Berdasarkan Status Dalam Keluarga
sebanyak 76%, sedangkan ayah hanya sebanyak 13% dan sisanya merupakan saudara
kandung sebanyak 10%.
Tabel 5.4
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden yang mengikuti program
psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara mayoritas tingkat pendidikannya
adalah SMP yaitu 33%. Sedangkan SMA dan SD sebanyak 26,7%, dan Diploma/Sarjana
sebanyak 13%.
Tabel 5.5
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa responden yang terlibat dalam program
psikoedukasi mayoritas bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 40%. Sedangkan
wiraswasta sebanyak 30%, yang bekerja sebagai buruh sebanyak 13%, PNS sebanyak 10%,
dan yang bekerja sebagai petani hanya 6%.
5.3 Komponen Psikoedukasi 5.3.1 Komponen Didaktik
Tabel 5.6
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.6 dapat disimpulkan bahwa keluarga dari pasien gangguan jiwa
yang mengikuti program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara
sebanyak 53,3% telah mengetahui mengenai lama waktu pelaksanaan psikoedukasi yang
mereka ikuti. Hal ini menunjukkan bahwa para orang tua dan petugas kesehatan (perawat)
yang memberikan psikoedukasi sejak awal sudah menyepakati batas waktu pelaksanaan
psikoedukasi yang disesuaikan dengan kemampuan keluarga pasien dalam mengatur waktu
mereka. Sedangkan sebanyak 30% menjawab kurang tahu karena mereka tidak selalu bisa
mengikuti kegiatan psikoedukasi sampai selesai akibat masih sulitnya mengatur waktu untuk
pekerjaan mereka ataupun keperluan lainnya, dan menjawab tidak tahu sebanyak 16,7%.
Distribusi Responden Berdasarkan Lama Waktu Kegiatan Psikoedukasi Yang Dilakukan Dalam Satu Kali Pertemuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Tahu 5 16,7 16,7 16,7
Kurang Tahu 9 30,0 30,0 46,7
Tahu 16 53,3 53,3 100,0
Tabel 5.7
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.7 dapat disimpulkan bahwa anggota keluarga yang mengikuti
kegiatan psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara sebanyak 66,7% telah
mengetahui pengertian gangguan jiwa setelah diberikan pengetahuan dalam mengenali
gangguan jiwa oleh perawat. Langkah awal dalam kegiatan Psikoedukasi memang bertujuan
agar para orang tua bisa mengerti dahulu mengenai apa itu gangguan jiwa yang diderita oleh
anggota keluarganya. Gangguan jiwa sendiri merupakan keterbatasan atau kekurangan
kemampuan untuk melaksanakan suatu aktivitas pada tingkat personal (individu). Dan
sisanya anggota keluarga yang masih kurang mengerti sebanyak 33,3%
Tabel 5.8
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Dari tabel 5.8 dapat diketahui bahwa sebanyak 66,7% peserta yang mengikuti
kegiatan psikoedukasi telah mengetahui apa saja jenis-jenis gangguan jiwa, pengenalaan
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Gangguan Jiwa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang Tahu 10 33,3 33,3 33,3
Tahu 20 66,7 66,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahun Mengenai Jenis-Jenis Gangguan Jiwa
Frequency Percent Valid Percent
mengenai jenis-jenis gangguan jiwa ini bertujuan untuk membantu para orang tua mengetahui
penyebab gangguan jiwa yang diderita anggota keluarganya seperti gangguan jiwa akibat
napza, skizofrenia, gangguan afektif (depresi), ansietas (kecemasan yang tidak beralasan),
dan gangguan mental organik. Sedangkan sebanyak 26,7 % peserta kurang mengetahui
dengan alasan belum memahami materi pengenalan jenis-jenis gangguan jiwa yang diberikan
perawat karena bahasa yang sulit dimengerti dan diingat. Sisanya sebanyak 6,7% menjawab
tidak tahu karena tidak hadir saat kegiatan psikoedukasi dilakukan.
Tabel 5.9
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Melalui tabel 5.9 dapat diketahui bahwa sebanyak 50% dari total peserta yang
mengikuti program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara telah dapat
mengenali tanda atau gejala gangguan jiwa, yaitu ketegangan, gangguan kognisi atau
persepsi, gangguan kemauan, gangguan emosi dan gangguan psikomotor. Sedangkan
sebanyak 36,7% peserta masih kurang tahu tentang tanda dan gejala gangguan jiwa karena
masih kesulitan dalam melihat tanda dan gejalanya bila dihadapkan langsung, yang mereka
lihat selama ini tentang gangguan jiwa bila seseorang itu terlihat aneh, sering berbicara
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Tanda Atau Gejala Gangguan Jiwa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Tahu 4 13,3 13,3 13,3
Kurang Tahu 11 36,7 36,7 50,0
Tahu 15 50,0 50,0 100,0
sendiri, dan tidak mau berbaur dengan lingkungan. Dan sisanya sebanyak 13,3% menjawab
tidak tahu.
Tabel 5.10
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Melalui tabel 5.10 dapat diketahui bahwa sebanyak 66,7% dari total peserta yang
mengikuti program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara telah
mendapatkan pengetahuan dalam menangani anggota keluarga mereka yang mengalami
gangguan jiwa. Penanganan yang dapat dilakukan, berupa terapi individual, terapi
lingkungan, terapi kognitif, terapi keluarga, terapi kelompok, dan terapi bermain. Sedangkan
peserta yang masih kurang mengerti mengenai penanganan orang yang mengalami gangguan
jiwa sebanyak 23,3 %, para peserta ini menganggap bahwa selama ini penanganan bisa
dilakukan dengan pemberian obat saja secara rutin. Sisanya sebanyak 10% menjawab tidak
tahu.
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Penanganan Orang Yang Mengalami Gangguan Jiwa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Tahu 3 10,0 10,0 10,0
Kurang Tahu 7 23,3 23,3 33,3
Tahu 20 66,7 66,7 100,0
Tabel 5.11
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Apa Yang Sebaiknya Diberikan Kepada Keluarga Orang Yang
Mengalami Gangguan Jiwa Dalam Keluarga (di rumah)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Dari tabel 5.11 dapat diketahui sebanyak 50% anggota keluarga yang mengikuti
program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara menyadari bahwa
mereka dan keluarga lainnya yang ada di rumah perlu mendapatkan pengetahuan mengenai
gangguan jiwa, dengan kata lain mereka juga membutuhkan psikoedukasi dalam upaya
merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa secara tepat. Sedangkan sebanyak
43,3% menganggap bahwa anggota keluarga lainnya yang ada di rumah cukup dengan
diberikan pengetahuan cara pemberian obat dan penanganan pasien bila kambuh saja. Sisanya
sebanyak 6,7% menjawab tidak tahu.
5.3.2 Komponen Keterampilan
Tabel 5.12
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Distribusi Responden Berdasarkan Cara Berkomunikasi Dengan Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang Tahu 8 26,7 26,7 26,7
Tahu 22 73,3 73,3 100,0
Menurut tabel 5.12 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 73,3% peserta yang
mengikuti program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara telah
mengetahui cara berkomunikasi dengan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
adalah dengan memberikan arahan atau perintah yang jelas. Dengan begitu anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa akan mudah mengerti apa yang kita maksudkan sehingga
tidak membuatnya bingung dan menghindarkan mereka dari berpikir terlalu berat. Di
samping itu sebanyak 26,7% peserta menjawab komunikasi dilakukan melalui permainan
serta disesuaikan dengan kondisi pasien.
Tabel 5.13
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Menurut tabel 5.13 di atas dapat dilihat bahwa anggota keluarga yang mengikuti
program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara 53,3% mengetahui bagaimana
cara mengungkapkan suatu hal kepada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Dimana dalam mengungkapkannya dilakukan dengan jelas, tegas, tulus, jujur, sopan, terbuka
dan apa adanya. Hal ini diharapkan agar anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
bisa dengan mudah menerima apa yang disampaikan kepadanya sehingga ia juga dapat
belajar terbuka dalam mengungkapkan apa yang dirasakannya kepada anggota keluarga yang
lain. Di samping itu sebanyak 46,7% anggota keluarga lain masih kurang mengerti dan
mengalami kesulitan dalam mengungkapkan suatu hal kepada anggota keluarga yang
Distribusi Responden Berdasarkan Cara Mengungkapkan Suatu Hal Kepada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tahu 16 53,3 53,3 53,3
Kurang Tahu 14 46,7 46,7 100,0
mengalami gangguan jiwa, karena minimnya komunikasi antara keluarga dengan anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa selama ini.
Tabel 5.14
Sumber:
Data diolah
melalui SPSS.20
Menurut tabel 5.14 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 76,7% keluarga peserta psikoedukasi
di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara telah mengetahui bagaimana menangani jika
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa merasa minder. Memberikan pujian dengan
tulus setelah dia melakukan suatu kegiatan merupakan bentuk apresiasi yang dapat
menumbuhkan kepercayaan diri anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa sehingga
perasaan minder di dirinya semakin berkurang. Sedangkan sebanyak 23,3% lebih memilih
memarahi dan memojokkan jika anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa merasa
minder.
Tabel 5.15
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Distribusi Responden Berdasarkan Cara Menangani Anggota Keluarga Yang Sering Merasa Minder
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang Tahu 7 23,3 23,3 23,3
Tahu 23 76,7 76,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
Distribusi Responden Berdasarkan Cara Penanganan Konflik Dengan Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa
Frequency Percent Valid Percent
Berdasarkan tabel 5.15 di atas dapat disimpulkan bahwa setelah mengikuti program
psikoedukasi, sebanyak 60% peserta telah mengetahui bagaimana cara menangani konflik
dengan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Konflik diselesaikan dengan
menciptakan suasana emosi yang hangat dan menumbuhkan sikap saling percaya serta
menghargai anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Sedangakan 33,3% peserta
lain memilih menyelesaikan konflik dengan petunjuk perawat atau dokter yang
menanganinya. Dan sisanya 6,7% menjawab tidak tahu.
Tabel 5.16
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.16 di atas dapat disimpulkan bahwa setelah mengikuti program
psikoedukasi, 66,7% peserta mulai dapat menangani perilaku anggota keluarga mereka yang
mengalami gangguan jiwa. Cara menangani perilaku yang tepat adalah dengan menunjukkan
sikap menerima keberadaan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, aktif
mengajak berkomunikasi dan tidak mengucilkan serta tidak bersikap kasar kepada penderita
gangguan jiwa. Disamping itu sebanyak 33,3% peserta`lain masih kurang mampu dalam
menangani perilaku anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, sehingga memberikan
obat penenang bila penederita gangguan jiwa mulai mengganggu orang lain.
Distribusi Responden Berdasarkan Cara Menangani Perilaku Orang Yang Mengalami Gangguan Jiwa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang Tahu 10 33,3 33,3 33,3
Tahu 20 66,7 66,7 100,0
Tabel 5.17
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.17 di atas dapat disimpulkan bahwa setelah mengikuti program
psikoedukasi anggota keluarga yang mulai mampu menangani stress saat berhubungan
dengan penderita gangguan jiwa sebanyak 83,3%. Dalam menagani stress upaya yang
dilakukan adalah dengan mengatur lingkungan keluarga yang jauh dari konflik, sehingga
dapat fokus terhadap masalah penderita. Dan diperlukan juga pengaturan diri juga emosi agar
tidak mudah terpengaruh masalah yang datang dari luar. Sedangkan sebanyak 16,7% lebih
memilih meninggalkan dulu anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa di rumah dan
pergi mencari hiburan di luar rumah.
Distribusi Responden Berdasarkan Cara Menanggulangi Stres Saat Berhubungan Dengan Anggota Keluarga Yang Mengalami
Gangguan Jiwa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang Tahu 5 16,7 16,7 16,7
Tahu 25 83,3 83,3 100,0
5.3.3 Komponen Emosi
Tabel 5.18
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Tabel 5.18 menunjukkan bahwa 63% anggota keluarga yang mengikuti program
psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara telah mampu menjaga emosi mereka
ketika berinteraksi dengan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Cara menjaga
emosi adalah dengan memberikan suasana yang kondusif yang dapat mendukung seluruh
anggota keluarga untuk dapat menerima keberadaan penderita gangguan jiwa. Dengan
menumbuhkan perasaan menerima keberadaan anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa di dalam keluarga, maka dalam berinteraksi pun jika penderita gangguan jiwa
melakukan kesalahan keluarga dapat menyelesaikannya dengan baik-baik tanpa melibatkan
emosi. Di samping itu sebanyak 36,7% peserta lain memilih untuk memperhatikan dan
mengawasi penderita gangguan jiwa agar tidak mengganggu orang lain.
Distribusi Responden Berdasarkan Cara Menjaga Emosi Saat Berinteraksi Dengan Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan
Jiwa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang Tahu 11 36,7 36,7 36,7
Tahu 19 63,3 63,3 100,0
Tabel 5.19
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Tabel 5.19 menunjukkan bahwa dalam menangani penderita gangguan jiwa yang suka
mengurung diri di kamar, peserta program psikoedukasi sebanyak 73,3% mengerti apa yang
harus mereka lakukan dengan mencoba mengajak anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa untuk bercerita mengenai masalahnya. Pendekatan emosi dilakukan agar
penderita merasa bahwa dirinya diperhatikan sehingga membantunya untuk mampu
mengungkapkan perasaan serta masalah yang mengganggunya. Sedangkan sebanyak 26,7%
peserta yang kurang mengerti cara menanganinya memilih untuk membiarkan dan tidak
mengganggu anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Tabel 5.20
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Distribusi Responden Berdasarkan Cara Menangani Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Dan Suka Mengurung
Diri Di Kamar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang Tahu 8 26,7 26,7 26,7
Tahu 22 73,3 73,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
Distribusi Responden Berdasarkan Cara Bertukar Pengalaman Dengan Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa
Frequency Percent Valid Percent
Tabel 5.20 menunjukkan bahwa anggota keluarga yang mengikuti program
psikoedukasi sebanyak 56,7% telah mengetahui bagaimana cara bertukar pengalaman dengan
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Bertukar pengalaman dilakukan dengan
mengajak penederita gangguan jiwa berdiskusi, dalam berdiskusi ini anggota keluarga harus
melakukannya dengan penuh perhatian, pengertian, memberikan dukungan, cinta dan kasih
sayang kepada penderita gangguan jiwa. Hal ini dilakukan agar anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa bisa dengan mudah membuka dirinya. Sedangkan 23,3%
menjawab kurang tahu dan 20% tidak tahu sama sekali apa yang harus dilakukan untuk
bertukar pengalaman dengan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, disebabkan
minimnya komunikasi keluarga selama ini.
Tabel 5.21
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.21 di atas dapat dilihat bahwa dalam menunjukkan sikap yang
benar kepada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa sebanyak 56,7% menjawab
dengan bersikap menerima apa adanya bagaimanapun keadaan penderita gangguan jiwa,
karena mereka juga adalah bagian dari anggota keluarga. Sedangkan sisanya 36,7% memilih
Distribusi Responden Berdasarkan Cara Anggota Keluarga Menunjukkan Sikap Kepada Anggota Keluarga Yang Mengalami
Gangguan Jiwa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Tahu 2 6,7 6,7 6,7
Kurang Tahu 11 36,7 36,7 43,3
Tahu 17 56,7 56,7 100,0
untuk tidak menunjukkan sikap bermusuhan kepada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.
Tabel 5.22
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Tabel 5.22 menunjukkan bahwa sebanyak 50% dari total responden yang mengikuti
program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara mengetahui bagimana
cara mengatasi depresi yang dialami penderita gangguan jiwa. Mengatasinya dilakukan
dengan memberikan dukungan sosial kepada penderita, menunjukkan rasa empati dan
penerimaan yang tulus. Memberikan dorongan untuk tidak putus asa dan terus berusaha
dalam memulai interaksi dengan lingkungan sosial juga dapat membantu dalam mengatasi
depresi, karena hal ini mampu meredami keinginan penderita untuk menyendiri dan menarik
dirinya dari lingkungan sosial. Di samping itu 33.3% responden yang kurang mengerti
mengenai penanganan depresi bagi penderita gangguan jiwa, memilih untuk memberikan dan
mencukupi kebutuhan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Sisanya sebanyak
16,7% menjawab tidak tahu.
Distribusi Responden Berdasarkan Cara Mengatasi Depresi Bagi Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Tahu 5 16,7 16,7 16,7
Kurang Tahu 10 33,3 33,3 50,0
Tahu 15 50,0 50,0 100,0
Tabel 5.23
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.23 di atas menunjukkan bahwa 50% responden menerima
keberadaan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dengan cara menyadari bahwa
tempat terbaik bagi penderita gangguan jiwa bukan di panti rehabilitasi atau di rumah sakit
jiwa, apalagi dijalanan. Melainkan di rumah, di tengah-tengah keluarga yang mampu
menerima keberadaanya dan merawatnya dengan tulus. Sedangkan 50% lagi responden
menerima keberadaan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dengan cara
menyadari bahwa penderita gangguan jiwa tersebut merupakan orang yang harus dilindungi.
5.3.4 Komponen Proses Keluarga
Tabel 5.24
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Distribusi Responden Berdasarkan Cara Menerima Keberadaan Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang Tahu 15 50,0 50,0 50,0
Tahu 15 50,0 50,0 100,0
Total 30 100,0 100,0
Distribusi Responden Berdasarkan Bagaimana Keluarga Menangani Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang Tahu 12 40,0 40,0 40,0
Tahu 18 60,0 60,0 100,0