• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Program Psikoedukasi Keluarga Terhadap Keberfungsian Sosial Pasien Gangguan Jiwa Akibat Ketergantungan Narkoba Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Program Psikoedukasi Keluarga Terhadap Keberfungsian Sosial Pasien Gangguan Jiwa Akibat Ketergantungan Narkoba Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Chapter III VI"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini adalah tipe penelitian eksplanasi yaitu untuk menguji hubungan antara

variabel yang dihipotesiskan atau mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiasi

ataukah tidak dengan variabel lainnya untuk memperkuat hipotesis tersebut, akan

dianalisis secara kuantitatif, sehingga diharapkan dapat menjelaskan hubungan dan

pengaruh suatu gejala dengan gejala lain (Faisal, 2007: 21).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara yang

beralamat di Padang Bulan Km.10 Jalan Tali Air No. 21 Medan. Adapun alasan

peneliti melakukan penelitian di lokasi ini adalah karena Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu Rumah Sakit Jiwa terbesar yang

terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Dan merupakan pusat pelayanan kesehatan jiwa

yang berupaya memberikan pelayanan kesehatan jiwa dan fisik secara profesional

untuk kepuasan masyarakat, juga memberikan program psikoedukasi kepada

keluarga pasien guna membantu keluarga pasien dalam melakukan perawatan sendiri

pasca perawatan di rumah sakit.

3. 3 Populasi Penelitian

Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik

tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat,

(2)

harus didefenisikan secara spesifik dan tidak mendua (Silalahi, 2009: 253). Populasi

dari penelitian ini adalah keluarga pasien gangguan jiwa akibat ketergantungan

narkoba yang sedang melakukan rawat jalan dan telah mendapatkan psikoedukasi

keluarga yaitu berjumlah 30 orang. Keseluruhan populasi penelitian diambil datanya

untuk dianalisis.

3.4Teknik PengumpulanData

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian digunakan teknik sebagai

berikut :

1. Studi kepustakaan (library research), yaitu teknik pengumpulan data atau

informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan

menelaah buku yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti,

laporan-laporan penelitian, jurnal-jurnal, pendapat para ahli/pakar dan sebagainya

yang berhubungan dengan masalah penelitian yang digunakan untuk

memperoleh data sekunder.

2. Studi lapangan, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui

kegiatan penelitian dengan langsung terjun ke lokasi penelitian untuk

mencari fakta kondisi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu:

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk

mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

b. Wawancara, merupakan cara pengumpulan data dimana peneliti dan

responden hadir dalam waktu dan tempat yang sama dalam

rangka memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Siagian, 2011:211). Dalam penelitian ini wawancara yang

(3)

responden yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperlukan.

c. Penyebaran kuesioner (angket), yaitu kegiatan mengumpulkan data

dengan cara menyebar daftar pertanyaan yang diperlukan dalam

penelitian (Siagian, 2011: 206-207), yang digunakan untuk memperoleh

data primer.

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Pengukuran Variabel Penelitian

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi skala

Likert, yaitu dari 1 sampai 3 (Sugiono, 2002: 70). Adapun penggunaan skala 1

sampai 3 untuk setiap jawaban responden selanjutnya dibagi kedalam tiga kategori

yakni:

• Tahu diberi skor 3

• Kurang Tahu diberi skor 2

• Tidak Tahu diberi skor 1

3.5.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan bantuan software SPSS. Selain

itu dilakukan pula teknik analisis data kualitatif sebagai pendukung data kuantitatif,

dimana jenis penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu suatu metode lebih didasarkan

kepada pemberian gambaran yang terperinci.

Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun metode pengujian yang

(4)

a. Analisis Tabel Frekuensi

Analisis tabel frekuensi merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan

membagi-bagi variable kedalam kategori- kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel-

tabel frekuensi merupakan langkah awal atau bahan dasar untuk analisis selanjutnya.

tabel frekuensi biasanya memuat dua kolom, terdiri dari frekuensi dan presentasi

untuk setiap ketegori (Nasruddin, 2008:9).

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah suatu uji yang digunakan untuk melihat apakah instrument

penelitian memerlukan instrument yang handal dan dapat dipercaya. Reliabilitas

dapat diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan melakukan reliability analisis

dengan SPSS 20. Jika Alpha Cronbach ≥ 0.6 dikatakan reliable, sebaliknya jika

Alpha Cronbach ≤ 0.6 maka dikatakan tidak reliable.

c. Korelasi Product Moment

Korelasi Product Moment merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengukur

hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X (Pengaruh Program Family Support)

terhadap variabel Y (Resiliensi Keluarga Yang Memiliki Anak Autistik). Korelasi

dapat menghasilkan angka positif (+) atau (-). Angka korelasi berkisar antara -1

sampai dengan 1. Jika angka mendekati 1 maka hubungan kedua variabel semakin

kuat. Jika korelasi mendekati -1, maka hubungan kedua variabel semakin lemah.

Nilai koefisien korelasi sama dengan nol, berarti tidak ada hubungan (Sugiono, 2002:

121). Dalam penelitian ini, korelasi kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis

dalam SPSS adalah sebagai berikut:

• Tolak H0 jika nilai probabilitas yang dihitung < probabilitas yang

ditetapkan sebesar 0.1 (sig. 2-tailed < α 0.1)

(5)

ditetapkan sebesar 0.1 (sig.2-tailed > α 0.1)

d. Uji Normalitas

Distribusi normal merupakan salah satu distribusi yang sering digunakan dalam

statistik. Distribusi ini sangat penting, karena banyak sekaqli uji statistik yang

memerlukan data yang berdistribusi normal. Ciri penting dari distribusi normal

adalah:

1. Berbentuk seperti lonceng

2. Simetrik pada nilai tengah μ

3. Sekitar 68% pengamatan berada pada satu standar deviasi dari nilai

rata; sekitar 95% pengamatan berada pada dua kali standard deviasi dari nilai

rata-rata; dan hampir semua pengamatan (99.7%) pengamatan berada pada tiga kali

standard deviasi dari nilai rata-rata (Sugiono, 2002: 99).

• Uji Grafik Histogram

Histogram dari data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan ciri

bentuknya yang menyerupai lonceng; oleh karenanya kita dapat memeriksa sebuah

histogram (diagram dahan daun) untuk melihat kenormalan data. Apabila data dalam

bentuk melengkung keatas seperti lonceng menandakan data berdistribusi normal.

• Uji Normalitas P-P Plot

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu

pada normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Gambar dari hasil uji

normalitas tersebut menggunakan software SPSS akan menunjukkan apakah titik

menyebar disekitar garis diagonal, ada yang menyebar diatas garis diagonal dan ada

(6)

e. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana dilakukan dengan bantuan software SPSS

dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat (Sugiono, 2002: 163). Model regresi linier sederhana yaitu:

Y = a + bx

Keterangan

Y = Variabel Resiliensi Keluarga Yang Memiliki Anak Autistik :

X = Variabel Program Family Support

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

f. Pengujian Hipotesis

Dalam menguji hipotesis, digunakan uji T (uji parsial) dilakukan untuk

melihat secara individual pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel bebas

(variabel independen) yaitu x, terhadap variabel terikat (variabel dependen) yaitu y,

dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 90%

(α = 0.1) (Cornelius, 2005: 134).

Kriteria Penilaian

Tolak H0 jika nilai probabilitas (sig < α 0.1) :

Tolak H0 jika nilai probabilitas (sig > α 0.1).

Selain itu juga dilakukan pembandingan nilai T hitung dan nilai t tabel dengan

kriteria penerimaan sebagai berikut:

Tolak H0 jika nilai T hitung ≥ t tabel

(7)

BAB IV

PROFIL RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

4.1 Sejarah Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara

Tahun 1935 didirikan ” Doorgangshuizen Voor Krankzinnigen” (Rumah Sakit

Jiwa) di Glugur, sebagai Rumah Sakit Jiwa yang ke-5 dan memiliki kapasitas 26

tempat tidur sampai dengan masa pendudukan Jepang Tahun 1943. Dengan

adanya pendudukan tentara sekutu (1943-1947) penderita gangguan jiwa di

evakuasi ke Dolok Marangir +

Berdasarkan surat Menteri Kesehatan RI Nomor 1987/YanKes/DKJ/78 dan

dengan persetujuan Menteri Keuangan tanggal 8 Desember 1978 Nomor: S-

849/MK/001/1978 Rumah Sakit Jiwa Medan di Ruislaag dipindahkan ke lokasi

baru yang terletak di Padang Bulan Km.10 Jalan Bekala Lama, Kampung

Mangga Kecamatan Medan Johor dengan luas areal

100 Km dari Medan ke arah Pematang Siantar

selama 3 tahun lamanya. Tahun 1950 penderita gangguan jiwa di pindahkan oleh

tentara Belanda ke bekas Rumah Sakit Harrison dan Crossfield, serta sebahagian

di tampung di Rumah Penjara Pematang Siantar. Tahun 1950-1958 di buka

poliklinik Psikiatri yang merupakan Anak Rumah Sakit Jiwa Pematang Siantar

terletak di jalan Timor no.19 Medan. Tahun 1958-1981 Rumah Sakit milik

Belanda (Zieken Verpleging) letaknya di jalan Timor Medan di manfaatkan

sebagai Rumah Sakit Jiwa Medan dan menampung pasien dari Pematang Siantar

dengan kapasitas 200 tempat tidur (TT).

+ 38.000 m2 (3,8 Ha) dan

(8)

alamat baru yaitu Jalan Letjend Djamin Ginting Km. 10/ Jl. Tali Air No. 21

Medan dan di resmikan oleh Menteri Kesehatan RI (Dr. Suwardjono Suryanigrat)

pada tanggal 15 Oktober 1981 memiliki 450 tempat tidur yang merupakan

Rumah Sakit Jiwa Departemen Kesehatan.

Setelah otonomi tahun 2000-2003, Rumah Sakit Jiwa Medan merupakan UPT

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Kemudian sesuai Perda Nomor :

188.34/2641/K/2004 tentang petunjuk pelaksana Peraturan Daerah Provinsi

Sumatera Utara, maka Rumah Sakit Jiwa Pusat medan menjadi Rumah Sakit

Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Sejak Desember 2009 Gubernur Sumatera Utara melalui surat Keputusan Gubsu

NO. 445/4496/K/Thn 2009 telah menetapkan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

Sumatera Utara sebagai Penyelenggara Pola Keuangan BLUD.

4.2 Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

A. Visi

Menjadikan pelayanan kesehatan jiwa dan fisik yang terbaik secara

profesional untuk kepuasan masyarakat.

B. Misi

a. Melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa dan fisik yang terpadu

b. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan gangguan jiwa dan

masalah psikososial masyarakat

c. Menyediakan dan mengembangkan fasilitas pendidikan, pelatihan, dan

penelitian dalam bidang pelayanan kesehatan jiwa

(9)

melalui pengembangan ilmu filosofi, keterampilan, dan etika Profesi

C. Motto

HORAS (Harmonis, Objektif, Rapi, Aman, Sigap)

4.3 Lokasi Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara

Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara berdiri atas nama pemerintahan Provinsi

Sumatera Utara yang terletak di Jalan Let. Jend. Jamin Ginting S KM. 10/ Jalan

Tali Air No.21 Medan. Luas keseluruhan kompleks sekitar +

• Sebelah Utara berbatasan dengan jalan raya dan juga rumah penduduk 38.000 m2 (3,8

Ha) dan luas bangunan 5.709 m dengan batas-batas sebagai berikut:

• Sebelah Timur berbatasan dengan perladangan masyarakat.

• Sebelah Selatan berbatasan dengan perumahan penduduk.

• Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai yang berasal dari

limbah-limbah masyarakat.

4.4 Uraian Tugas (Job Description)

Dalam rangka mencapai efisiensi dan efektivitas usaha diatur pembagian tugas

masing- masing fungsi pelaksanaan penanggung jawab secara tertulis sebagai

berikut:

1. Direktur

Direktur Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas

memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasikan kebijakan daerah yang bersifat

spesifik di bidang pelayanan kesehatan jiwa yang mencakup penata usahaan,

pengkajian dan pengembangan, pelayanan medis, perawatan dan penunjang medis

serta tugas pembantuan. Adapun tanggung jawab dari Direktur secara lebih jelas

(10)

a) Menyelenggarakan dan menetapkan kebijakan perencanaan, pelaksanaan dan

pelaporan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;

b) Memberi pengarahan penyusunan program kerja Rumah Sakit Jiwa Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara;

c) Menggerakkan pelaksanaan kegiatan/program Rumah Sakit Jiwa Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara;

d) Memantau pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara;

e) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara;

f) Melaksanakan pengawasan melekat;

g) Membina pegawai/personil untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan Rumah

Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;

h) Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait;

i) Menetapkan kebijakan pelayanan medik;

j) Menetapkan pengaturan pemakaian obat-obatan;

k) Menetapkan kebijakan mengendalikan pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Jiwa

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara di bidang pengkajian dan pengembangan;

l) Mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan medik;

m) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pelayanan medik;

n) Menandatangani surat-surat keluar dan naskah dinas lainnya;

o) Menetapkan/merekomendasikan hal-hal yang berkaitan dengan mutasi, DP3,

penempatan, cuti, sanksi, promosi, dan penghargaan pegawai dalam

mengendalikan pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi

(11)

p) Memerintahkan pembayaran dan menandatangani bukti pengeluaran uang;

q) Mengusulkan besaran pola tarif kepada Gubernur Sumatera Utara;

r) Mendelegasikan sebagian wewenang di bidang medis, teknis, dan administrasi.

2. Wakil Direktur Pelayanan

Wakil direktur pelayanan mempunyai tugas membantu Direktur dalam kegiatan

Bidang Pelayanan Medik, Penunjang Medik, dan Keperawatan. Adapun tanggung

jawab Wakil Direktur Pelayanan adalah:

a) Menyelenggarakan penyusunan dan penyempurnaan program serta standar

pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, unit pelaksana fungsional;

b) Menyelenggarakan dan menserasikan rencana kebutuhan dan kegiatan

pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, dan unit pelaksana

fungsional;

c) Menyelenggarakan pemantauan pelaksanaan kegiatan pelayanan medik,

penunjang medik, keperawatan, dan pelaksana fungsional;

d) Menyelenggarakan bimbingan dan melakukan supervisi atas pelaksanaan

kegiatan pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, dan pelaksana

fungsioanal;

e) Menyelenggarakan dan menggerakkan pelaksanaan disiplin pegawai pelayanan

medik, penunjang medik, keperawatan, dan pelaksana fungsional;

f) Menyelenggarakan penyusunan laporan kegiatan dan evaluasi seluruh kegiatan

pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, dan pelaksana fungsional;

g) Menyelenggarakan koordinasi petugas pelayanan (dokter, perawat, dan tenaga

lain) untuk kegiatan pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, dan

(12)

h) Menyelenggarakan koordinasi petugas pelayanan kesehatan jiwa dengan

instansi terkait;

i) Menyelenggarakan monitoring rapat pelayanan medik, penunjang medik,

keperawatan, dan pelaksana fungsional;

j) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan

fungsinya;

k) Memberi masukan yang perlu kepada Direktur sesuai tugas dan fungsinya;

l) Menyelenggarakan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas

dan fungsinya kepada Direktur.

3. Wakil direktur Administrasi

Wakil Direktur Administrasi mempunyai tugas membantu Direktur dalam

melaksanakan tugas otonomi, tugas dekonsentrasi, dan menyelenggarakan

koordinadi pengawasan yang selanjutnya ditetapkan oleh Direktur yang meliputi

Bagian Tata Usaha, Bagian Keuangan, dan Bagian Pengkajian dan Pengembangan.

Adapun tanggung jawab Wakil Direktur Administrasi adalah:

a) Menyelenggarakan koordinatif atas seluruh tugas-tugas dan kegiatan

Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;

b) Menyelenggarakan pengawasan, pengendalian, penerimaan dan pengeluaran

dana, penertiban penggunaan fasilitas, dn pelaksanaan kegiatan program;

c) Menyelenggarakan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan seluruh

kegiatan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;

d) Menyelenggarakan pelaksanaan disiplin pegawai di lingkungan Rumah Sakit

Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara; sesuai ketentuan dan standar yang

(13)

e) Menyelenggarakan penilaian dan menserasikan rencana kebutuhan Rumah

Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ;

f) Menyelenggarakan dan membantu kegiatan Direktur Rumah Sakit Jiwa

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;

g) Menyelenggarakan bimbingan dan melakukan motivasi atas pelaksanaan

kegiatan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;

h) Meneliti dan mengevaluasi seluruh laporan kegiatan Rumah Sakit Jiwa

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;

i) Menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan Rumah Sakit Jiwa

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;

j) Melaksanakan administrasi kerumah tanggaan organisasi, hukum, dan

ketatalaksanaan terhadap seluruh kegiatan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara;

k) Melaksanakan pegelolaan administrasi keuangan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara;

l) Melaksanakan pengkajian dan pengembangan terhadap rencana dan kegiatan

Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;

m) Melaksanakan fungsi Direktur apabila berhalangan sesuai ketentuan yang

ditetapkan;

n) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Direktur sesuai dengan bidang tugas

dan fungsinya;

o) Memberikan masukan yang perlu kepada Direktur sesuai dengan bidang tugas

dan fungsinya;

p) Melaksanakan pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan

(14)

4. Bidang Pelayanan Medis

Bidang pelayanan medis mempunyai tugas membantu Wakil Direktur Pelayanan

dalam menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan unit rawat jalan, unit

gawat darurat (UGD) dan rekam medik, serta unit rawat inap dan unit rehabilitasi.

Adapun tanggung jawab Bidang Pelayanan Medis adalah:

a) Menyelenggarakan pengumpulan, pengelolaan, dan penyajian data pasien

rawat jalan, UGD, rawat inap dan rehabilitasi serta unit pelaksana fungsional

kesehatan jiwa anak, remaja dan masyarakat, dewasa, lansia, dan pasien

narkoba;

b) Menyelenggarakan perencanaan, pengendalian, penentuan serta evaluasi pasien

rawat jalan, UGD, rawat inap dan rehabilitasi serta unit pelaksana fungsional

kesehatan jiwa anak, remaja dan masyarakat, dewasa, lansia, dan pasien

narkoba;

c) Menyelenggarakan penyusunan jadwal pelayanan kesehatan di unit rawat jalan,

UGD, rawat inap dan rehabilitasi serta unit pelaksana fungsional kesehatan

jiwa anak, remaja dan masyarakat, dewasa, lansia, dan pasien narkoba;

d) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pengumpulan data pasien, diagnosis,

terapi pasien rawat jalan, UGD, rawat inap dan rehabilitasi serta unit pelaksana

fungsional kesehatan jiwa anak, remaja dan masyarakat, dewasa, lansia, dan

pasien narkoba;

e) Menyelenggarakan koordinasi dengan jabatan fungsional di unit rawat jalan,

rawat inap, UGD, rehabilitasi, dan unit pelayanan fungsioanal yang ada

dibawahnya;

(15)

pertemuan/rapat koordinasi dengan unit rawat jalan, rawat inap, UGD,

rehabilitasi, dan unit pelayanan fungsional yang ada dibawahnya;

g) Menyelenggarakan dan mengkoordinir sistem pencatatan dan pelaporan pasien

rawat jalan, rawat inap, UGD, dan rehabilitasi;

h) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pengumpulan data, penyusunan, dan

pelaoran indikator rumah sakit;

i) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pelaksanaan pembuatan

jadwal/monitoring dan evaluasi dalam bidang diagnostik, terapi, dan

pemulihan pasien di ruangan rawat inap;

j) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pelaksanaan pengawasan/monitoring

tugas dokter ruangan di ruang rawat inap, rawat jalan, dan UGD;

k) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pelaksanaan pembuatan laporan data

pasien rawat inap, rawat jalan, dan rehabilitasi serta Instalasi Gawat Darurat;

l) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pembuatan evaluasi hasil kinerja dokter

ruangan, dokter poliklinik, dan dokter IGD.

5. Bagian Bidang Keperawatan

Membantu Wakil Direktur Pelayanan dalam menyelenggarakan pengaturan dan

pengendalian kegiatan asuhan keperawatan dalam rangka pelaksanaan tugas

keperawatan, unit rawat jalan dan gawat darurat, unit rawat inap, dan rehabilitasi.

Adapun tanggung jawab bagian Bidang Keperawatan adalah:

a) Menyelenggarakan penyusunan dan penyempurnaan standar

kebijakan program keperawatan;

b) Menyelenggarakan pengaturan dan pengendalian keperawatan dalam bidang

(16)

pelayanan keperawatan;

c) Menyelenggarakan peraturan dan pengendalian pelayanan keperawatan dan

peningkatan etika profesi perawat;

d) Menyelenggarakan asuhan keperawatan jiwa dan menyelenggarakan

peningkatan mutu serta asuhan keperawatan pada unit pelaksana funssional;

e) Menyelenggarakan penetapan jadwal dinas perawat sesuai dengan ketentuan

dan standar yang ditetapkan;

f) Menyelenggarakan pemberian bimbingan asuhan dan pelayanan keperawatan

sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

g) Menyelenggarakan pelaksanaan pengendalian pada unit rawat jalan, gawat

darurat, rawat inap, dan rehabilitasi sesuai dengan ketentuan dan standar yang

ditetapkan;

h) Menyelenggarakan pengkoordinasian kebutuhan peralatan keperwatan;

i) Menyelenggarakan dan pengkoordinasian rotasi dan mutasi di unit pelayanan

perawatan;

j) Menyelenggarakan pertemuan rutin mingguan dan bulanan dengan seksi rawat

jalan, UGD, rawat inap, dan rehabilitasi;

k) Menyelenggarakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.

6. Bidang Penunjang Medis

Bidang Penunjang Medis mempunyai tugas membantu Wakil Direktur Pelayanan

Medis dalam Bidang Penunjang Medis, Instalasi Laboraturium, Instalasi Farmasi

Instalasi Gizi, Instalasi Elektro Medik, Instalasi Peemeliharaan Sarana Rumah Sakit

(IPSRS), dan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Adapun tanggung jawab

(17)

a) Menyelenggarakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan

pelaksanaan tugas dan fungsi Wakil Direktur Pelayanan Medis;

b) Menyelenggarakan pengumpulan, pengelolaan, dan penyajian data/bahan

untuk menyusun dan menyempurnakan standar pelaksanaan pelayanan

Instalasi Laboraturium, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Elektro

Medik, IPSRS, dan IPAL;

c) Menyelenggarakan penyusunan rencana kegiatan dan kebutuhan Instalasi

Laboraturium, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Elektro Medik,

IPSRS, dan IPAL;

d) Menyelenggarakan penyusunan laporan, evaluasi, dan monitoring kegiatan

kebutuhan Instalasi Laboraturium, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi

Elektro Medik, IPSRS, dan IPAL;

e) Menyelenggarakan penyusunan dan pengolahan kebutuhan Instalasi

Laboraturium, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Elektro Medik, IPSRS,

dan IPAL;

f) Menyelenggarakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan

kebijakan;

g) Menyelenggarakan koordinasi kegiatan kebutuhan Instalasi Laboraturium,

Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Elektro Medik, IPSRS, dan IPAL;

h) Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat internal di Bidang Penunjang

Medik;

i) Memberikan masukan yang perlu kepada Wakil Direktur Pelayanan sesuai

bidang tugasnya dan fungsinya;

j) Menyelenggarakan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas

(18)

7. Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Wakil Direktur Administrasi

dalam menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi umum dan

kepegawaian Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Adapun

tanggung jawab bagian Tata Usaha adalah:

a) Menyelenggarakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan

pelaksanaan tugas dan fungsi Wakil Direktur Administrasi;

b) Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan, dan ketatalaksanaan;

c) Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan naskah dinas, kearsipan

pertelekomunikasian, dan persandian;

d) Menyelenggarakan fasilitas pelayanan umum dan pelayanan minimal;

e) Menyelenggarakan pengadaan, pemeliharaan, penataan, pembinaan dan

pengelolaan urusan rumah tangga, kemotoran, dan perlengkapan/peralatan

kantor;

f) Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan pendokumentasian peraturan

perundang- umdangan, pengelolaan keprotokolan, dan hubungan masyarakat;

g) Menyelenggarakan fasilitas dan pengaturan keamanan lingkungan Rumah Sakit

Jiwa;

h) Menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan jabatan fungsional;

i) Menyelenggarakan pengkoordinasian pelaporan, evaluasi, monitoring atas

sub-sub bagian tata usaha

j) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan

kebijakan;

(19)

l) Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat internal rumah sakit;

m) Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.

8. Bagian Keuangan

Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Wakil Direktur Administrasi dalam

pengelolaan keuangan dan penyiapan anggaran rumah sakit. Adapun tanggung

jawab bagian Keuangan adalah:

a) Menyelenggarakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan

pelaksanaan tugas dan fungsi Wakil Direktur Administrasi;

b) Menyelenggarakan penyusunan perencanaan/program kerja bagian keuangan

sesuai standar yang ditetapkan;

c) Menyelenggarakan penyusunan bahan-bahan penyiapan anggaran rumah sakit;

d) Menyelenggarakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan rumah sakit;

e) Menyelenggarkan penyusunan daftar gaji dan tunjangan daerah;

f) Menyelenggarakan penilaian perbendaharaan keuangan;

g) Menyelenggarakan pengumpulan bahan-bahan dan pembinaan pengelolaan

teknis administrasi keuangan;

h) Menyelenggarakan pembayaran gaji pegawai dan penghasilan tambahan

lainnya;

i) Menyelenggarakan verifikasi keuangan;

j) Menyelenggarakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan

pertanggung jawaban keuangan;

k) Menyelenggarakan koordinasi penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan

administrasi keuangan;

(20)

m) Menyelenggarakan pelayanan dan penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan

administrasi keuangan;

n) Menyelenggarakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

o) Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

p) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

9. Bagian Pengkajian dan Pengembangan

Bagian Pengkajian dan Pengembangan mempunyai tugas membantu Wakil Direktur

Administrasi dalam menyelenggarakan penyusunan program dan pengkajian serta

pengembangan terhadap seluruh kegiatan Rumah Sakit Jiwa. Adapun tanggung

jawab bagian Pengkajian dan Pengembangan adalah:

a) Menyelenggarakan penyusunan dan penyempurnaan program serta standar

pelaksanaan dalam bidang pelaporan;

b) Menyelenggarakan perencanaan kebutuhan internal administrasi Rumah Sakit

Jiwa, penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan serta pengendalian

pelaksanaan kegiatan sesuai standar yang ditetapkan;

c) Menyelenggarakan pengumpulan, penyusunan, pengkompilisasian seluruh

laporan kegiatan di lingkungan Rumah Sakit Jiwa;

d) Menyelenggarakan koordinasi seluruh kegiatan dan kebutuhan pendidikan dan

pelatihan serta penelitian dan pengembangan sesuai ketentuan dan standar yang

ditetapkan;

e) Menyelenggarakan rencana pendidikan, penelitian, pelatihan, pengkajian, dan

pengembangan prsonil di lingkungan Rumah Sakit Jiwa;

(21)

pengkajian serta pengembangan di lingkungan Rumah Sakit Jiwa;

g) Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan pelatihan bagi mahasiswa yang

melakukan praktek kerja di Rumah Sakit Jiwa;

h) Menyelenggarakan pelayanan keputusan bagi pegawai dan mahasiswa yang

melakukan praktek kerja di Rumah Sakit Jiwa;

10. Seksi Rawat Inap dan Rehabilitasi

a) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data jumlah pasien, diagnosis,

dan terapi pasien rawat inap dan rehbilitasi;

b) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan jumlah pasien yamg mendapat

tindakan elektro medik;

c) Melaksanakan koordinasi dengan jabatan fungsional mengenai pelaksanaan

tugas di unit rawat inap, rehabilitasi, dan unit pelayanan fungsional lainnya;

d) Melaksanakan penyusunan jadwal dinas dokter yang bertugas di unit pelayanan

rawat inap dan rehabilitasi;

e) Melaksanakan pembuatan jadwal pertemuan/rapat koordinasi dengan unit

rawat inap, rehabilitasi, dan unit pelayanan fungsional yang ada dibawahnya;

f) Melaksnakan pembuatan jadwal monitoring dan evaluasi dalam bidang

diagnostik, terapi, dan pemulihan pasien di ruang rawat inap;

g) Melaksanakan pengawasan/ monitoring pelaksanaan tugas dokter ruangan di

ruang rawat inap/bangsal;

h) Melaksanakan koordinasi dalam pembuatan laporan data pasien rawat inap dan

rehabilitasi;

i) Melaksanakan pembuatan evaluasi hasil kinerja dokter yang bertugas di unit

(22)

j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh bidang Pelayanan Medis sesuai

bidang tugas dan fungsinya;

k) Memberikan masukan yang perlu kepada bidang Pelayanan Medis sesuai

bidang tugas dan fungsinya;

l) Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada bidang

Pelayanan Medis sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

11. Seksi Perawatan Jalan dan UGD

a) Melaksanakan dan mengumpulkan, menyajikan data untuk penyusunan dan

penyempurnaan standar pelaksanaan keperawatan unit rawat jalan dan

bimbingan pelaksanaan asuhann keperawatan, pengaturan, pengendalian, dan

peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan;

b) Melaksanakan, mengumpulkan, dan menyajikan data untuk penyusunan dan

penyempurnaan atandar pelaksanaan keperawatan UGD, dan bimbingan

pelaksanaan asuhan keperawatan, pengaturan, pengendalian, dan peningkatan

mutu pelayanan asuhan keperawatan;

c) Melaksanakan dan menyiapkan jadwal dinas perawat supervisi, rujukan,

program tetap prosedur kerja, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis

pelayanan asuhan keperwatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

d) Melaksanakan koordinasi kegiatan di unit rawat jalan dan UGD serta

pelayanan asuhan keperawatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keperawatan

sesuai bidang tugasnya;

f) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang Keperawatan sesuai

(23)

g) Melaksanakan dan melaporkan serta bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas

kepada Kepala Bidang Keperawatan sesuai dengan bidang tugasnya;

h) Melaksanakan dan mengusulkan kenaikan pangkat bagi pegawai keperawatan;

i) Melaksanakan dan mengumpulkan rekapitulasi absensi seluruh pegawai

keperawatan;

j) Melaksanakan dan koordinasikan bagi pegawai perawatan yang ingin cuti di

unit pelayanan keperawatan;

k) Melaksanakan dan koordinasi rotasi bagi pegawai keperawatan di unit

pelayanan keperawatan;

l) Melaksanakan pertemuan mingguan dan bulanan dengan unit pelayanan

keperawatan

m) Melaksanakan pertemuan rutin dengan Kepala Bidang Keperawatan.

12. Seksi Laboraturium, Farmasi, dan Gizi

a) Melaksanakan pengumpulan, pengelolahan, dan penyajian bahan/data untuk

menyusun dan menyempurnakan standar pelaksanaan pelayanan Instalasi

Laboraturium, Farmasi, dan Gizi;

b) Melaksanakan perencanaan dan kebutuhan Instalasi Laboraturium, Farmasi,

dan Gizi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

c) Melaksanakan pengolahan data/bahan Instalasi Laboraturium, Farmasi, dan

Gizi sesuaii dengan ketentuan yang berlaku;

d) Melaksanakan pengkoordinasian kegiatan Instalasi Laboraturium, Farmasi, dan

Gizi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penunjang Medis

(24)

f) Melaksanakan pemberian masukan yang diperlukan oleh Kepala Bidang

Penunjang Medis sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

g) Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan

fungsinya kepada Kepala Bidang Penunjang Medis sesuai dengan atandar yang

ditetapkan.

13. Sub Bagian Umum

a) Melaksanakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan

pelaksanaan tugas dan fungsi ketatausahaan;

b) Melaksanakan penyusunan perencanaan/program kerja ketatausahaan;

c) Melaksanakan administrasi surat masuk dan surat keluar, arsiparis, dan urusan

rumah tangga dan kemotoran;

d) Melaksanakan pengadaan, pendistribusian, dan perawatan

barang/perlengkapan gedung sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

e) Melaksanakan pengelolaan hubungan masyarakat, pelayanan umum, pelayanan

minimal, dan pendokumentasian surat-surat, barang bergerak, dan barang tidak

bergerak;

f) Melaksanakan pegelolaan urusan dalam, keamanan dan ketertiban di

lingkungan RS jiwa sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

g) Melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat;

h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Usaha sesuai

bidang tugasnya;

i) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bagian Tata Usaha sesuai

bidang tugasnya;

(25)

Kepala Bidang Tata Usaha sesuai standar yang ditetpkan.

14. Sub Bagian Anggaran

a) Melaksanakan pengumpulan, penyiapan bahan, dan pembinaan pengelolaan

teknis administrasi keuangan;

b) Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan rumah sakit;

c) Melaksanakan perbendaharaan keuangan;

d) Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak langsung pada

rumah sakit

e) Melaksanakan Sistem Akuntansi Internal (SAI) dan penyiapan bahan

pertanggungjawaban keuangan;

f) Melaksanakan pengendalian administrasi perjalanan dinas;

g) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Keuangan sesuai

bidang tugasnya;

i) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bagian Keuangan sesuai

bidang tugasnya;

j) Melaporkan dan mempertanggug jawabkan atas pelaksanaan tugasnya kepada

Kepala Bagian Keuangan sesuai standar yang ditetapkan.

15. Sub Bagian Program

a) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian bahan/data untuk

penyusunan dan penyempurnaan program rumah sakit dan standar pelaksanaan

dalam bidang pelaporan;

(26)

penyempurnaan program laporan;

c) Melaksanakan pengumpulan, penyusunan, pengkompilasian seluruh laporan

kegiatan di lingkungan Rumah Sakit Jiwa;

d) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan pengkajian seluruh kegiatan

dalam bentuk akuntabilitas;

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Pengkajian dan

Pengembangan sesuai bidang tugasnya;

f) Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Bagian Pengkajian dan

Pengembangan sesuai bidang tugasnya;

g) Melaksanakan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan

fungsinya kepada Kepala Bagian Pengkajian dan Pengembangan sesuai

ketentuan dan standar yang ditetapkan;

16. Seksi Rawat Jalan, UGD, dan Rekam Medik

a) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data pasien rawat jalan

dan UGD;

b) Melaksanakan pengumpulan, pegolahan, dan pelayanan fungsional kesehatan

jiwa anak, remaja, dewasa, lansia, dan masyrakat;

c) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data pasien narkoba;

d) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajiian data pasien

penanggulangan bencana;

e) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan data pencatatan pasien rawat jalan,

rawat inap, UGD, dan rehabilitasi untuk menentukan indikator rumah sakit;

f) Melaksanakan kegiatan evaluasi dan pengendalian kegiatan penyuluhan

(27)

g) Melaksanakan penyusunan jadwal dinas dokter yang bertugas di unit pelayanan

rawat jalan, UGD, dan pelayanan fungsional kesehatan jiwa anak, remaja,

dewasa, dan unit pelayanan pasien narkoba;

h) Melaksanakan pengawasan/monitoring pelaksanaan tugas dokter yang bertugas

di unit rawat jalan, UGD, dan pelayanan fungsional;

i) Melaksanakan pembuatan evaluasi hasil kinerja dokter yang bertugas di unit

rawat jalan dan UGD;

j) Melaksanakan penyusunan jadwal pelayanan kunjungan/integrasi ke

puskesmas, rumah sakit umum, dan panti social;

k) Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan

fungsinya kepada Bidang Pelayanan Medis sesuai standar yang ditetapkan;

l) Melaksanakan tuugas lain yang diberikan oleh Bidang Pelayanan Medis sesuai

bidang tugas dan fungsinya;

m) Memberikan masukan yang perlu kepada Bidang Pelayanan Medik sesuai

bidang tugas dan fungsinya;

n) Membuat laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas kepada Bidang

Pelayanan.

17. Seksi Perawatan Inap dan Rehabilitasi

a) Melaksanakan pengumpulan, mengelola, dan menyajikan bahan/data untuk

penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan pelayanan keperawatan

rawat inap, rehabilitasi, dan rujukan ke instansi terkait;

b) Melaksanakan kerjasama antar instansi untuk dapat terlaksana kesehatan jiwa

masyarakat;

(28)

keperawatan serta etika profesi keperawatan sesuai ketentuan dan standar yang

ditetapkan;

d) Melaksanakan, menyiapkan jadwal dinas perawat, rujukan program tetap,

prosedur kerja, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis asuhan keperawatan;

e) Melaksanakan, menyiapkan jadwal dinas perawat, rujukan program tetap,

prosedur kerja, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis serta pelayanan

kesehatan jiwa masyarakat sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

f) Melaksanakan koordinasi pelaksanaan kegiatan unit rawat inap (kelas I, II, dan

III), menetapkan jadwal dinas perawat sesuai ketentuan dan standar yang

ditetapkan;

g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keperawatan

sesuai bidang tugasnya;

h) Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Bidang Keperawatan sesuai

dengan bidang tugasnya;

i) Melaksanakan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas

kepada Bidang Keperawatan sesuai dengan standar yang ditetapkan;

j) Melaksanakan penilaian DP3 perawat di unit pelayanan keperawatan;

k) Melaksanakan dan koordinasi rotasi dan mutasi bagi pegawai perawatan di unit

pelayanan keperawatan;

l) Melaksanakan pertemuan rutin setiap minggu dengan unit pelayanan

keperawatan;

m) Melaksanakan koordinasi cuti dan kenaikan pangkat bagi pegawai di unit

pelayanan keperawatan;

n) Melaksanakan rapat koordinasi dengan unit pelayanan keperawatan sekali satu

(29)

18. Seksi IPSRS, Instalasi Elektro Medik, dan IPAL

a) Melaksanakan pengumpulan bahan/data untuk penyusunan dan

penyempurnaan standar pelaksanaan pengelolaan IPSRS, Instalasi Elektro

Medik, dan IPAL;

b) Melaksanakan penyusunan dan pengolahan IPSRS, Instalasi Elektro Medik, dan

IPAL;

c) Melaksanakan penyusunan perencanaan kegiatan dan kebutuhan IPSRS,

Instalasi Elektro Medik, dan IPAL;

d) Melaksanakan penyusunan laporan, evaluasi, dan monitoring kegiatan IPSRS,

Instalasi Elektro Medik, dan IPAL;

e) Melaksanakan penyusunan baha telaahan staf sebagai bahan pertimbangan

pengambilan kebijakan;

f) Melaksanakan koordinasi kegiatan pada IPSRS, Instalasi Elektro Medik, dan

IPAL sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan;

g) Melaksanakan pembuatan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan

tugas dan fungsinya kepada Bidang Penunjang Medis sesuai standar yang

ditetapkan;

h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penunjang Medis

sesuai dengan tugas dan fungsinya;

i) Melaksanakan pemberian masukan yang diperlukan oleh Kepala Bidang

Penunjang Medis sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

j) Melaksanakan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan

fungsinya kepada Kepala Bidang Penunjang Medis sesuai dengan standar yang

(30)

19. Sub Bagian Kepegawaian

a) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan bahan/data serta referensi untuk

kebutuhan pelaksanaan tugas kepegawaian;

b) Melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat dan pensiun

pegawai, peninjauan masa kerja, dan pemberian penghargaan serat tugas/izin

belajar, pendidikan, dan pelatihan kepemimpinan/struktural, fungsional, dan

teknis;

c) Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan disiplin pegawai;

d) Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karier dan mutasi serta

pemberhentian pegawai;

e) Melaksanakan pengusulan gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai

dan jabatan si lingkungan RS Jiwa;

f) Melaksanakan penyusunan laporan, evaluasi, dan monitoring kegiatan sub

bagian kepegawaian;

g) Melaksanakan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan

kebijakan;

h) Melaksanakan pengumuman dan pemberitahuan berita dukacita dan hal-hal

lain yang penting diinformasikan kepada seluruh pegawai;

i) Melaksanakan penyiapan pembuatan surat izin cuti pegawai Rumah Sakit Jiwa;

j) Melaksanakan pengusulan penertiban surat izin belajar, pencantuman gelar,

ujian dinas, dan ujian penyesuaian ijazah;

k) Melaksanaka pengumpulan dan pengetikan DP3 seluruh pegawai Rumah Sakit

Jiwa dan mendistribusikannya kepada yang bersangkutan;

(31)

kesehatan;

m) Melaksanakan pembuatan KP4 seluruh pegawai Rumah Sakit Jiwa;

n) Melaksanakan penyiapan personil dan perlengkapan upacara untuk peringatan

hari besar nasional;

o) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Usaha sesuai

bidang tugasnya.

20. Sub Bagian Penerimaan dan Pengeluaran

a) Melaksanakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan

pelaksanaan tugas dan fungsi bagian keuangan;

b) Menyusun target penerimaan dan pengeluaran rumah sakit;

c) Melaksanakan penyusunan perencanaan/program kerja anggaran rumah sakit;

d) Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran rumah sakit;

e) Melaksanakan penyusunan Laporan Akuntan Instansi Pemerintah (LKAIP)

dan Laporan Kerja Pertanggungjawaban (LKPJ);

f) Melaksanakan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA);

g) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Keuangan

sesuai bidang tugasnya;

i) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bagian Keuangan sesuai

bidang tugasnya;

j) Melaporkan dan mempertanggung jawabkan atas pelaksanaan tugasnya

(32)

21. Sub Bagian Pengembangan

a) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian bahan/data untuk

penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan pendidikan, pelatihan,

dan penelitian di lingkungan Rumah Sakit Jiwa sesuai dengan ketentuan dan

standar yang berlaku;

b) Melaksanakan rencana pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan

pengembangan personil di lingkungan Rumah Sakit Jiwa sesuai ketentuan

dan standar yang ditetapkan;

c) Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan

pengembangan personil di lingkungan Rumah Sakit Jiwa sesuai ketentuan

dan standar yang ditetapkan;

d) Melaksanakan pendidikan bagi mahasiswa yang melakukan praktek kerja di

Rumah Sakit Jiwa;

e) Melaksanakan penetapan sertifikasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

sesuai ketentuan yang berlaku;

f) Melaksanakan pelayanan perpustakaan bagi pegawai dan mahasiswa yang

melakukan praktek kerja di Rumah Sakit Jiwa;

g) Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Pengkajian dan

Pengembangan sesuai bidang tugasnya;

h) Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Bagian Pengkajian dan

Pengembangan sesuai bidang tugasnya;

i) Melaporkan dan mempertanggungawabkan atas pelaksanaan tugasnya

kepada Kepala Bagian Pengkajian dan Pengembangan sesuai ketentuan dan

(33)

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Berikut ini akan diuraikan karakteristik responden meliputi usia, agama, pendidikan,

status dalam keluarga, dan jenis pekerjaan yang di mana data tersebut diperoleh melalui

penyebaran kuisioner. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata dan

mengelompokkan data menjadi suatu bagian-bagian tertentu menurut kelompok data jawaban

responden. Analisis data yang dimaksud adalah suatu interpretasi langsung yang berdasarkan

data dan informasi yang diperoleh di lapangan dengan tetap berpedoman pada tujuan

penelitian. Pada bagian ini penulis mencoba menganalisis data-data yang telah diperoleh di

lapangan melalui penyebaran kuisioner yang diajukan kepada para responden, yaitu keluarga

dari pasien gangguan jiwa yang saat ini sedang melakukan rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa

Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 30 orang. Agar pembahasan tersebut tersusun secara

sistematis dan jelas, maka analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan membagi dua sub

bab berikut ini:

a. Karakteristik umum responden, meliputi usia, agama, pendidikan, status dalam

keluarga, dan jenis pekerjaan.

b. Pengaruh program psikoedukasi keluarga terhadap keberfungsian sosial pasien

gangguan jiwa akibat ketergantungan narkoba. Adapun pengaruh tersebut selanjutnya

dapat dibuktikan melalui hasil olahan data software SPSS (Statistical Product and

(34)

5.2 Analisis Tabel Frekuensi

5.2.1 Karakteristik Umum Responden

Tabel 5.1

Sumber:

Data diolah

melalui SPSS.20

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rata-rata usia anggota keluarga yang

menjadi responden dalam penelitian ini adalah mayoritas (70%) di atas empat puluh tahun.

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid Percent

(35)

Sedangkan sisanya, adalah anggota keluarga yang berusia di bawah empat puluh tahun

sebanyak 30%.

Tabel 5.2

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang mengikuti

program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara adalah beragama

Kristen, yaitu sebanyak 50%. Selanjutnya diikuti oleh responden beragama Islam sebanyak

46% dan Buddha sebanyak 3%.

Tabel 5.3

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang mengikuti

program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara adalah ibu, yaitu

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Distribusi Responden Berdasarkan Status Dalam Keluarga

(36)

sebanyak 76%, sedangkan ayah hanya sebanyak 13% dan sisanya merupakan saudara

kandung sebanyak 10%.

Tabel 5.4

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden yang mengikuti program

psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara mayoritas tingkat pendidikannya

adalah SMP yaitu 33%. Sedangkan SMA dan SD sebanyak 26,7%, dan Diploma/Sarjana

sebanyak 13%.

Tabel 5.5

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

(37)

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa responden yang terlibat dalam program

psikoedukasi mayoritas bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 40%. Sedangkan

wiraswasta sebanyak 30%, yang bekerja sebagai buruh sebanyak 13%, PNS sebanyak 10%,

dan yang bekerja sebagai petani hanya 6%.

5.3 Komponen Psikoedukasi 5.3.1 Komponen Didaktik

Tabel 5.6

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Berdasarkan tabel 5.6 dapat disimpulkan bahwa keluarga dari pasien gangguan jiwa

yang mengikuti program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara

sebanyak 53,3% telah mengetahui mengenai lama waktu pelaksanaan psikoedukasi yang

mereka ikuti. Hal ini menunjukkan bahwa para orang tua dan petugas kesehatan (perawat)

yang memberikan psikoedukasi sejak awal sudah menyepakati batas waktu pelaksanaan

psikoedukasi yang disesuaikan dengan kemampuan keluarga pasien dalam mengatur waktu

mereka. Sedangkan sebanyak 30% menjawab kurang tahu karena mereka tidak selalu bisa

mengikuti kegiatan psikoedukasi sampai selesai akibat masih sulitnya mengatur waktu untuk

pekerjaan mereka ataupun keperluan lainnya, dan menjawab tidak tahu sebanyak 16,7%.

Distribusi Responden Berdasarkan Lama Waktu Kegiatan Psikoedukasi Yang Dilakukan Dalam Satu Kali Pertemuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 5 16,7 16,7 16,7

Kurang Tahu 9 30,0 30,0 46,7

Tahu 16 53,3 53,3 100,0

(38)

Tabel 5.7

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Berdasarkan tabel 5.7 dapat disimpulkan bahwa anggota keluarga yang mengikuti

kegiatan psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara sebanyak 66,7% telah

mengetahui pengertian gangguan jiwa setelah diberikan pengetahuan dalam mengenali

gangguan jiwa oleh perawat. Langkah awal dalam kegiatan Psikoedukasi memang bertujuan

agar para orang tua bisa mengerti dahulu mengenai apa itu gangguan jiwa yang diderita oleh

anggota keluarganya. Gangguan jiwa sendiri merupakan keterbatasan atau kekurangan

kemampuan untuk melaksanakan suatu aktivitas pada tingkat personal (individu). Dan

sisanya anggota keluarga yang masih kurang mengerti sebanyak 33,3%

Tabel 5.8

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Dari tabel 5.8 dapat diketahui bahwa sebanyak 66,7% peserta yang mengikuti

kegiatan psikoedukasi telah mengetahui apa saja jenis-jenis gangguan jiwa, pengenalaan

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Gangguan Jiwa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang Tahu 10 33,3 33,3 33,3

Tahu 20 66,7 66,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahun Mengenai Jenis-Jenis Gangguan Jiwa

Frequency Percent Valid Percent

(39)

mengenai jenis-jenis gangguan jiwa ini bertujuan untuk membantu para orang tua mengetahui

penyebab gangguan jiwa yang diderita anggota keluarganya seperti gangguan jiwa akibat

napza, skizofrenia, gangguan afektif (depresi), ansietas (kecemasan yang tidak beralasan),

dan gangguan mental organik. Sedangkan sebanyak 26,7 % peserta kurang mengetahui

dengan alasan belum memahami materi pengenalan jenis-jenis gangguan jiwa yang diberikan

perawat karena bahasa yang sulit dimengerti dan diingat. Sisanya sebanyak 6,7% menjawab

tidak tahu karena tidak hadir saat kegiatan psikoedukasi dilakukan.

Tabel 5.9

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Melalui tabel 5.9 dapat diketahui bahwa sebanyak 50% dari total peserta yang

mengikuti program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara telah dapat

mengenali tanda atau gejala gangguan jiwa, yaitu ketegangan, gangguan kognisi atau

persepsi, gangguan kemauan, gangguan emosi dan gangguan psikomotor. Sedangkan

sebanyak 36,7% peserta masih kurang tahu tentang tanda dan gejala gangguan jiwa karena

masih kesulitan dalam melihat tanda dan gejalanya bila dihadapkan langsung, yang mereka

lihat selama ini tentang gangguan jiwa bila seseorang itu terlihat aneh, sering berbicara

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Tanda Atau Gejala Gangguan Jiwa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 4 13,3 13,3 13,3

Kurang Tahu 11 36,7 36,7 50,0

Tahu 15 50,0 50,0 100,0

(40)

sendiri, dan tidak mau berbaur dengan lingkungan. Dan sisanya sebanyak 13,3% menjawab

tidak tahu.

Tabel 5.10

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Melalui tabel 5.10 dapat diketahui bahwa sebanyak 66,7% dari total peserta yang

mengikuti program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara telah

mendapatkan pengetahuan dalam menangani anggota keluarga mereka yang mengalami

gangguan jiwa. Penanganan yang dapat dilakukan, berupa terapi individual, terapi

lingkungan, terapi kognitif, terapi keluarga, terapi kelompok, dan terapi bermain. Sedangkan

peserta yang masih kurang mengerti mengenai penanganan orang yang mengalami gangguan

jiwa sebanyak 23,3 %, para peserta ini menganggap bahwa selama ini penanganan bisa

dilakukan dengan pemberian obat saja secara rutin. Sisanya sebanyak 10% menjawab tidak

tahu.

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Penanganan Orang Yang Mengalami Gangguan Jiwa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 3 10,0 10,0 10,0

Kurang Tahu 7 23,3 23,3 33,3

Tahu 20 66,7 66,7 100,0

(41)

Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Apa Yang Sebaiknya Diberikan Kepada Keluarga Orang Yang

Mengalami Gangguan Jiwa Dalam Keluarga (di rumah)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Dari tabel 5.11 dapat diketahui sebanyak 50% anggota keluarga yang mengikuti

program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara menyadari bahwa

mereka dan keluarga lainnya yang ada di rumah perlu mendapatkan pengetahuan mengenai

gangguan jiwa, dengan kata lain mereka juga membutuhkan psikoedukasi dalam upaya

merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa secara tepat. Sedangkan sebanyak

43,3% menganggap bahwa anggota keluarga lainnya yang ada di rumah cukup dengan

diberikan pengetahuan cara pemberian obat dan penanganan pasien bila kambuh saja. Sisanya

sebanyak 6,7% menjawab tidak tahu.

5.3.2 Komponen Keterampilan

Tabel 5.12

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Distribusi Responden Berdasarkan Cara Berkomunikasi Dengan Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Tahu 8 26,7 26,7 26,7

Tahu 22 73,3 73,3 100,0

(42)

Menurut tabel 5.12 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 73,3% peserta yang

mengikuti program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara telah

mengetahui cara berkomunikasi dengan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

adalah dengan memberikan arahan atau perintah yang jelas. Dengan begitu anggota keluarga

yang mengalami gangguan jiwa akan mudah mengerti apa yang kita maksudkan sehingga

tidak membuatnya bingung dan menghindarkan mereka dari berpikir terlalu berat. Di

samping itu sebanyak 26,7% peserta menjawab komunikasi dilakukan melalui permainan

serta disesuaikan dengan kondisi pasien.

Tabel 5.13

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Menurut tabel 5.13 di atas dapat dilihat bahwa anggota keluarga yang mengikuti

program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara 53,3% mengetahui bagaimana

cara mengungkapkan suatu hal kepada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

Dimana dalam mengungkapkannya dilakukan dengan jelas, tegas, tulus, jujur, sopan, terbuka

dan apa adanya. Hal ini diharapkan agar anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

bisa dengan mudah menerima apa yang disampaikan kepadanya sehingga ia juga dapat

belajar terbuka dalam mengungkapkan apa yang dirasakannya kepada anggota keluarga yang

lain. Di samping itu sebanyak 46,7% anggota keluarga lain masih kurang mengerti dan

mengalami kesulitan dalam mengungkapkan suatu hal kepada anggota keluarga yang

Distribusi Responden Berdasarkan Cara Mengungkapkan Suatu Hal Kepada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tahu 16 53,3 53,3 53,3

Kurang Tahu 14 46,7 46,7 100,0

(43)

mengalami gangguan jiwa, karena minimnya komunikasi antara keluarga dengan anggota

keluarga yang mengalami gangguan jiwa selama ini.

Tabel 5.14

Sumber:

Data diolah

melalui SPSS.20

Menurut tabel 5.14 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 76,7% keluarga peserta psikoedukasi

di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara telah mengetahui bagaimana menangani jika

anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa merasa minder. Memberikan pujian dengan

tulus setelah dia melakukan suatu kegiatan merupakan bentuk apresiasi yang dapat

menumbuhkan kepercayaan diri anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa sehingga

perasaan minder di dirinya semakin berkurang. Sedangkan sebanyak 23,3% lebih memilih

memarahi dan memojokkan jika anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa merasa

minder.

Tabel 5.15

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Distribusi Responden Berdasarkan Cara Menangani Anggota Keluarga Yang Sering Merasa Minder

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Tahu 7 23,3 23,3 23,3

Tahu 23 76,7 76,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Distribusi Responden Berdasarkan Cara Penanganan Konflik Dengan Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa

Frequency Percent Valid Percent

(44)

Berdasarkan tabel 5.15 di atas dapat disimpulkan bahwa setelah mengikuti program

psikoedukasi, sebanyak 60% peserta telah mengetahui bagaimana cara menangani konflik

dengan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Konflik diselesaikan dengan

menciptakan suasana emosi yang hangat dan menumbuhkan sikap saling percaya serta

menghargai anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Sedangakan 33,3% peserta

lain memilih menyelesaikan konflik dengan petunjuk perawat atau dokter yang

menanganinya. Dan sisanya 6,7% menjawab tidak tahu.

Tabel 5.16

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Berdasarkan tabel 5.16 di atas dapat disimpulkan bahwa setelah mengikuti program

psikoedukasi, 66,7% peserta mulai dapat menangani perilaku anggota keluarga mereka yang

mengalami gangguan jiwa. Cara menangani perilaku yang tepat adalah dengan menunjukkan

sikap menerima keberadaan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, aktif

mengajak berkomunikasi dan tidak mengucilkan serta tidak bersikap kasar kepada penderita

gangguan jiwa. Disamping itu sebanyak 33,3% peserta`lain masih kurang mampu dalam

menangani perilaku anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, sehingga memberikan

obat penenang bila penederita gangguan jiwa mulai mengganggu orang lain.

Distribusi Responden Berdasarkan Cara Menangani Perilaku Orang Yang Mengalami Gangguan Jiwa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Tahu 10 33,3 33,3 33,3

Tahu 20 66,7 66,7 100,0

(45)

Tabel 5.17

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Berdasarkan tabel 5.17 di atas dapat disimpulkan bahwa setelah mengikuti program

psikoedukasi anggota keluarga yang mulai mampu menangani stress saat berhubungan

dengan penderita gangguan jiwa sebanyak 83,3%. Dalam menagani stress upaya yang

dilakukan adalah dengan mengatur lingkungan keluarga yang jauh dari konflik, sehingga

dapat fokus terhadap masalah penderita. Dan diperlukan juga pengaturan diri juga emosi agar

tidak mudah terpengaruh masalah yang datang dari luar. Sedangkan sebanyak 16,7% lebih

memilih meninggalkan dulu anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa di rumah dan

pergi mencari hiburan di luar rumah.

Distribusi Responden Berdasarkan Cara Menanggulangi Stres Saat Berhubungan Dengan Anggota Keluarga Yang Mengalami

Gangguan Jiwa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Tahu 5 16,7 16,7 16,7

Tahu 25 83,3 83,3 100,0

(46)

5.3.3 Komponen Emosi

Tabel 5.18

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Tabel 5.18 menunjukkan bahwa 63% anggota keluarga yang mengikuti program

psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara telah mampu menjaga emosi mereka

ketika berinteraksi dengan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Cara menjaga

emosi adalah dengan memberikan suasana yang kondusif yang dapat mendukung seluruh

anggota keluarga untuk dapat menerima keberadaan penderita gangguan jiwa. Dengan

menumbuhkan perasaan menerima keberadaan anggota keluarga yang mengalami gangguan

jiwa di dalam keluarga, maka dalam berinteraksi pun jika penderita gangguan jiwa

melakukan kesalahan keluarga dapat menyelesaikannya dengan baik-baik tanpa melibatkan

emosi. Di samping itu sebanyak 36,7% peserta lain memilih untuk memperhatikan dan

mengawasi penderita gangguan jiwa agar tidak mengganggu orang lain.

Distribusi Responden Berdasarkan Cara Menjaga Emosi Saat Berinteraksi Dengan Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan

Jiwa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Tahu 11 36,7 36,7 36,7

Tahu 19 63,3 63,3 100,0

(47)

Tabel 5.19

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Tabel 5.19 menunjukkan bahwa dalam menangani penderita gangguan jiwa yang suka

mengurung diri di kamar, peserta program psikoedukasi sebanyak 73,3% mengerti apa yang

harus mereka lakukan dengan mencoba mengajak anggota keluarga yang mengalami

gangguan jiwa untuk bercerita mengenai masalahnya. Pendekatan emosi dilakukan agar

penderita merasa bahwa dirinya diperhatikan sehingga membantunya untuk mampu

mengungkapkan perasaan serta masalah yang mengganggunya. Sedangkan sebanyak 26,7%

peserta yang kurang mengerti cara menanganinya memilih untuk membiarkan dan tidak

mengganggu anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

Tabel 5.20

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Distribusi Responden Berdasarkan Cara Menangani Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Dan Suka Mengurung

Diri Di Kamar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Tahu 8 26,7 26,7 26,7

Tahu 22 73,3 73,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Distribusi Responden Berdasarkan Cara Bertukar Pengalaman Dengan Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa

Frequency Percent Valid Percent

(48)

Tabel 5.20 menunjukkan bahwa anggota keluarga yang mengikuti program

psikoedukasi sebanyak 56,7% telah mengetahui bagaimana cara bertukar pengalaman dengan

anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Bertukar pengalaman dilakukan dengan

mengajak penederita gangguan jiwa berdiskusi, dalam berdiskusi ini anggota keluarga harus

melakukannya dengan penuh perhatian, pengertian, memberikan dukungan, cinta dan kasih

sayang kepada penderita gangguan jiwa. Hal ini dilakukan agar anggota keluarga yang

mengalami gangguan jiwa bisa dengan mudah membuka dirinya. Sedangkan 23,3%

menjawab kurang tahu dan 20% tidak tahu sama sekali apa yang harus dilakukan untuk

bertukar pengalaman dengan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, disebabkan

minimnya komunikasi keluarga selama ini.

Tabel 5.21

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Berdasarkan tabel 5.21 di atas dapat dilihat bahwa dalam menunjukkan sikap yang

benar kepada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa sebanyak 56,7% menjawab

dengan bersikap menerima apa adanya bagaimanapun keadaan penderita gangguan jiwa,

karena mereka juga adalah bagian dari anggota keluarga. Sedangkan sisanya 36,7% memilih

Distribusi Responden Berdasarkan Cara Anggota Keluarga Menunjukkan Sikap Kepada Anggota Keluarga Yang Mengalami

Gangguan Jiwa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 2 6,7 6,7 6,7

Kurang Tahu 11 36,7 36,7 43,3

Tahu 17 56,7 56,7 100,0

(49)

untuk tidak menunjukkan sikap bermusuhan kepada anggota keluarga yang mengalami

gangguan jiwa.

Tabel 5.22

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Tabel 5.22 menunjukkan bahwa sebanyak 50% dari total responden yang mengikuti

program psikoedukasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara mengetahui bagimana

cara mengatasi depresi yang dialami penderita gangguan jiwa. Mengatasinya dilakukan

dengan memberikan dukungan sosial kepada penderita, menunjukkan rasa empati dan

penerimaan yang tulus. Memberikan dorongan untuk tidak putus asa dan terus berusaha

dalam memulai interaksi dengan lingkungan sosial juga dapat membantu dalam mengatasi

depresi, karena hal ini mampu meredami keinginan penderita untuk menyendiri dan menarik

dirinya dari lingkungan sosial. Di samping itu 33.3% responden yang kurang mengerti

mengenai penanganan depresi bagi penderita gangguan jiwa, memilih untuk memberikan dan

mencukupi kebutuhan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Sisanya sebanyak

16,7% menjawab tidak tahu.

Distribusi Responden Berdasarkan Cara Mengatasi Depresi Bagi Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 5 16,7 16,7 16,7

Kurang Tahu 10 33,3 33,3 50,0

Tahu 15 50,0 50,0 100,0

(50)

Tabel 5.23

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Berdasarkan tabel 5.23 di atas menunjukkan bahwa 50% responden menerima

keberadaan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dengan cara menyadari bahwa

tempat terbaik bagi penderita gangguan jiwa bukan di panti rehabilitasi atau di rumah sakit

jiwa, apalagi dijalanan. Melainkan di rumah, di tengah-tengah keluarga yang mampu

menerima keberadaanya dan merawatnya dengan tulus. Sedangkan 50% lagi responden

menerima keberadaan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dengan cara

menyadari bahwa penderita gangguan jiwa tersebut merupakan orang yang harus dilindungi.

5.3.4 Komponen Proses Keluarga

Tabel 5.24

Sumber: Data diolah melalui SPSS.20

Distribusi Responden Berdasarkan Cara Menerima Keberadaan Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Tahu 15 50,0 50,0 50,0

Tahu 15 50,0 50,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Distribusi Responden Berdasarkan Bagaimana Keluarga Menangani Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Tahu 12 40,0 40,0 40,0

Tahu 18 60,0 60,0 100,0

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.3
Tabel 5.28
Tabel 5.29
+7

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui

· Pembuatan tabel distribusi frekuensi dapat dimulai dengan menyusun data mentah ke dalam urutan yang sistematis ( dari nilai terkecil ke nilai yang lebih besar atau

PHP memberikan kemudahan bagi perancang situs web untuk dapat mengembangkan dan membuat tampilan halaman informasi yang baik

[r]

[r]

SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2014/2015 PROGRAM STUDI : KOMPUTERISASI AKUNTANSI.

Hal tersebut mengakibatkan BPRS mengalami kesulitan dalam menghimpun dana sehingga akan berdampak pada penurunan proporsi pembiayaan yang pada akhirnya akan

Residual standard deviation level 0 is calculated from the model without considering the random effect while residual standard deviation level 1 is the standard deviation of