• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Bengkuang (Pachyrrizus erosus (L.) Urban) Terhadap Beberapa Dosis Pupuk Kalium dan Jarak Tanam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Bengkuang (Pachyrrizus erosus (L.) Urban) Terhadap Beberapa Dosis Pupuk Kalium dan Jarak Tanam"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut van Steenis (1981), tanaman bengkuang dapat diklasifikasikan kedalam Divisio : Spermatophyta, Sub Divisio : Angiospermae, Kelas : Dicotyledoneae, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrrhizus, Spesies : Pachyrrhizus erosus (L.) Urban.

Sistem perakaran tanaman bengkuang adalah tunggang dan panjangnya dapat mencapai 2 m. Akar bengkuang memiliki kemampuan untuk bersimbiosis dengan Rhizobium yang dapat menambat nitrogen dari udara. Akar bengkuang berkembang menjadi umbi yang berbentuk bulat atau membulat seperti gasing dengan berat dapat mencapai 5 kg. Kulit umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih (Heyne, 1987).

Batang tanaman bengkuang berbentuk angular atau bersudut dengan tinggi dapat mencapai 6 meter, menjalar dan membelit melawan arah jarum jam. Batang tanaman tersebut ditutupi oleh rambut-rambut halus yang berwarna cokelat, dan pangkal batangnya berkayu (Tindall, 1983).

Daun tanaman bengkuang merupakan daun trifoliat, dengan bentuk tulang daun menyirip. Panjang tangkai daun berkisar antara 3 sampai 18 cm. Anak daun berbentuk bulat telur melebar dengan ujung runcing berukuran 3 – 18 cm x 4 - 20 cm (Tindall, 1983).

(2)

Buah bengkuang termasuk buah polong yang berbentuk pipih, dengan panjang 8-13 cm, memiliki rambut halus pada permukaan polongnya. Polong berisi 4-7 butir biji yang dipisahkan oleh sekat. Biji bengkuang berbentuk persegi membundar, biji pipih dan berwarna hijau kecoklatan atau coklat tua kemerahan (Heyne, 1987).

Biji bengkuang berbentuk agak pipih, kebanyakan bundar, dengan lebar 5– 10 mm dan berbeda dengan spesies Pachirhizus lain. Biasanya diperlukan sekitar 10 bulan untuk menghasilkan biji matang. Kultivar dengan biji berwarna cokelat kehijauan lebih disukai karena lebih produktif daripada tanaman berbiji hijau atau cokelat (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman bengkuangmembutuhkanlamapenyinaran yang panjang (14-15 jam)untuk pertumbuhanvegetatif,sedangkanlama penyinaran yang lebih pendekdiperlukan untukpembentukan umbi. Pada umumnya, tanaman menjalar membutuhkan cahaya matahari penuh. Suhu 25oC - 30oC dan iklim lembab

dibutuhkan untuk pertumbuhan awal vegetatif, tetapi temperatur malam sekitar 18oC - 20oC diperlukan untuk pembesaran dan perkembangan umbi

(Palaniswami dan Peter, 2008).

(3)

Beberapa tempat dengancurah hujan sedangdanketinggian0 sampai 1000meterumumnya dianggapmenguntungkan bagipertumbuhan dan perkembanganbengkuang (Tindall, 1983)

Tanah

Tanaman bengkuang dapat tumbuh dan berproduksi pada hampir semua jenis tanah dengan tekstur tanah mulai dari liat sampai lempung berpasir (Sorensen, 1996).Menurut Palaniswami dan Peter (2008) pertumbuhan tanaman bengkuang lebih baik di tanah berlempung dengan pH 6.0-7.0, drainase yang baik dan kandungan humus yang cukup.

Keasaman tanah terbaik untuk bengkuang adalah 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 masih dapat tumbuh tetapi pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi akan berjalan kurang baik. Dalam budidaya tanaman ini, sebaiknya dipilih lokasi dengan topografi tanah datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul (http://www.ristek.go.id, 2009).

Kalium

Dalam pemupukan KCl, perlu diperhatikan jumlah kalium yang tersedia di dalam tanah (hasil analisa tanah). Pada tanah dengan pH rendah ketersediaan kaliumnya sangat rendah. Ketersediaan kalium biasanya baik pada tanah dengan pH netral maupun basa. Kalium diserap dalam bentuk kation K+ yang monovalen. Berbeda dengan fosfat dan nitrogen, kalium tidak ikut menyusun bagian tanaman (Gardner, dkk, 1991).

(4)

karbohidrat dan senyawa Nmenumpuk. Aktivitas fotosintesis juga mempengaruhi laju pembentukan gula dalam produksi pati. Jika K dalam tumbuhan tercukupi maka pati secara efisien bergerak dari tempat produksi ke organ penyimpanan. Glukosa yang terbentuk dalam fotosintesis diangkut melalui floem ke bagian lain tanaman untuk digunakan dan disimpan. Sistem transportasi tanaman menggunakan energi dari ATP. Bila K tidak mencukupi, maka ATP yang tesedia akan sedikit, dan sistem transportasi akan melambat. Hasil fotosintesis akan tertahan di daun dan proses fotosintesis akan menurun. Sebagai akibatnya perkembangan dari organ penyimpanan akan terhambat. Pasokan K yg mencukupi membantu untuk menjaga agar semua proses dari sistem transportasi ini berjalan dengan normal (Thompson, 1998).

Fungsi kalium antara lain yaitu 1) mengaktifkan kerja beberapa enzim seperti asetik thiokinase, aldolase, piruvat kinase, suksinil-Co A sintetase, induksi nitrat reduktase, sintesis tepung, dan ATP-ase, 2) memacu translokasi karbohidrat dari daun ke organ tanaman yang lain, terutama organ tanaman penyimpan karbohidrat, misalnya ubi, 3) merupakan komponen penting di dalam mekanisme pengaturan osmotik di dalam sel, 4) berpengaruh langsung terhadap tingkat semipermiabilitas membran dan fosforilasi di dalam kloroplas (Agustina, 1990).

(5)

meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara (Mapengau, 2001).

Kalium diserap tanaman dalam bentuk ion K+ dan bersifat sangat mobil dari satu tempat ke tempat lain dalam tubuh tanaman. Bila terjadi kekurangan kalium maka akan terjadi translokasi kalium dari bagian tua ke bagian-bagian muda dari tanaman. Pengangkutan kalium adalah melalui tulang-tulang daun, sehingga pada bagian ini kadarnya lebih tinggi daripada di bagian helaian daun, akibatnya kekurangan kalium dimulai dari helaian daun. Kehilangan kalium akibat tercuci merupakan kehilangan yang terbesar. Besarnya kalium akibat tercuci ini sangat tergantung pada faktor tanah seperti tekstur tanah, kapasitas tukar kation, pH tanah dan jenis tanah (Damanik, dkk, 2010).

Pada tanah miskin kalium bila diberi pupuk kalium akan meningkatkan produksi padi, tetapi pada tanah dengan kandungan unsur kalium sedang, maka pemupukan dengan pupuk kalium tidak meningkatkan produksi (Adiningsih, 1976). Wilcox (1961) dalam Herman (1986) menyatakan bahwa respon tanaman terhadap pemberian pupuk kalium berbeda-beda. Pada tanah lempung berpasir dengan jumlah kalium tersedia 160 kg/ha, pemberian kalium sampai mencapai 190 kg/ha tidak mempertinggi produksi, tetapi pada tanah sama dengan jumlah kalium tersedia 100 kg/ha, pemberian kalium sebanyak 125 kg/ha meningkatkan produksi kentang sebanyak 5 ton/ha. Pada pemberian kalium yang lebih banyak dari 125 kg/ha responn tanaman tidak terlihat.

(6)

hunger), dan baru diketahui saat panen dimana produksi sangat berkurang

(Herman, 1986).

Di India, Pemberian 100– 200 kg/ha K2Osecara signifikanmeningkatkan

hasilumbi bengkuang dari31,98-36,04ton/ha. Tingginya tingkatK2Osignifikan mengurangiretak padaumbi-umbian. DosispupukN(80kg / ha), P (40kg / ha)dan K(80kg/ha) direkomendasikan untuk mendapatkanhasiloptimal (Peter, 2008; Palaniswamidan Peter, 2008).

Jarak Tanam

Kerapatan tanaman mempengaruhi bentuk tampilan dan produksi tanaman, terutama karena penggunaan cahaya. Pada umumnya produksi yang tinggi dari tiap satuan luas tercapai dengan populasi tinggi sampai batas tertentu, karena tercapainya penggunaan cahaya secara maksimum di awal pertumbuhan. Pada akhirnya, bentuk tampilan masing-masing tanaman secara individu menurun disebabkan karena persaingan cahaya dan faktor pertumbuhan lain. Tanaman memberikan respon dengan mengurangi ukuran baik pada seluruh tanaman maupun pada bagian-bagian tertentu (Harjadi, 1994).

Jumlah populasi tanaman per hektar merupakan faktor penting untuk mendapatkan hasil maksimal. Semakin tinggi tingkat kerapatan suatu pertanaman mengakibatkan semakin tinggi tingkat persaingan antar tanaman dalam hal mendapatkan unsur hara dan cahaya. Jika peningkatan populasi masih dibawah peningkatan kompetisi maka peningkatan produksi akan tercapai pada populasi yang lebih padat (Liu, dkk, 2004).

(7)

cahaya, unsur hara dan air. Tanaman yang diusahakan pada musim kering dengan jarak tanam rapat akan berakibat pada pemanjangan ruas, oleh karena jumlah cahaya yang dapat mengenai tubuh tanaman berkurang. Akibat lebih jauh terjadi peningkatan aktifitas auksin sehingga sel-sel tumbuh memanjang (Syam, 1992).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tahapan yang dilakukan penulis untuk membuat situs web ini ada 4 tahap, yaitu pengumpulan materi yang berhubungan dengan tes IQ dan cara pembuatan web dengan PHP &

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Gunungkidul nomor: 2281Y\PTSl20l4 tanggal 29 Septemb er 2014 tentang Pembentukan Satuan Tugas Gunungkidul Emergency Service (GES), dengan ini

Jarak kehamilan ibu yang tidak berisiko yaitu < 2 tahun, lebih banyak tidak mengalami BBLR sebesar 89,5%, dikarenakan paritas yang < 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan

DISERTASI PERADILAN PAJAK DALAM SISTEM ..... DISERTASI PERADILAN PAJAK DALAM

Penelitian yang ditulis dalam skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses-proses pemanfaatan modal sosial rumah tangga di Desa Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... BAB V : UJI COBA

keliling penampang ban luar pada bagian dalam. Ban dalam yang rusak / patah batang pentilnya. Sudah melipat, aus, atau ada bagian yang lunak karetnya. Ukuran ban dalam harus