• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEMOKRASI INDONESIA DAN PEMILU YANG ADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DEMOKRASI INDONESIA DAN PEMILU YANG ADA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara Etimologis Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata

”demos” (rakyat) dan ”kratos” (pemerintahan). Sehingga demokrasi diartikan secara

sederhana adalah pemerintahan oleh rakyat (Rule of The People). Menurut Koentjoro

Poerbopranoto (1978) dalam bukunya Sistem Pemerintahan Demokrasi, menyatakan

demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan negara dimana dalam pokoknya semua

orang (rakyat) adalah berhak sama untuk memerintah dan juga untuk diperintah.

Mungkin jika kita menanyakan tentang arti demokrasi, kebanyakan orang akan

mengatakan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Hal ini

sering diartikan sebagai semua keinginan rakyat adalah yang paling benar. Dan ada

juga yang mengatakan bahwa kehendak rakyat adalah kehendak Tuhan. Hal ini

tentunya tidak sesuai dengan konsep demokrasi itu sendiri. Sebagai contoh bila ada

dua pendapat yang saling bertentangan dari rakyat, pastinya kedua pendapat itu tidak

mesti dilaksanakan. Oleh karena itu, perlu adanya sosok pemimpin yang dapat

memimbing dan memutuskan pendapat yang terbaik yang bisa digunakan.

Untuk itu, makalah yang kami susun ini akan membahas tentang bagaimana

pelaksanaan demokrasi di Indonesia saat ini, yang berdasarkan pada Undang-Undang

(2)

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Demokrasi?

2. Bagaimana perkembangan dan pelaksanaan Demokrasi di Negara Indonesia? 3. Apa itu Pemilu?

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.PENGERTIAN DEMOKRASI 2.1.1. Secara Etimologis

Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari

kata “demos” (rakyat) dan “kratos” (pemerintahan). Sehingga

demokrasi diartikan secara sederhana adalah pemerintahan

oleh rakyat (Rule of The People).

2.1.2. Secara Terminologi

 Menurut Koentjoro Poerbopranoto (1978) dalam bukunya Sistem Pemerintahan Demokrasi, menyatakan demokrasi

adalah suatu sistem pemerintahan negara dimana dalam

pokoknya semua orang (rakyat) adalah berhak sama untuk

memerintah dan juga untuk diperintah.

 Afan Gafar (2003:3) menyatakan ada dua macam pemahaman tentang demokrasi yaitu pemahaman secara

normatif dan pemahaman secara empirik. Dalam

pemahaman secara normatif, demokrasi merupakan

sesuatu yang secara adil hendak dilakukan atau

diselenggarakan oleh sebuah negara, seperti ungkapan

“pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”.

(4)

dalam konstitusi pada masing-masing negara, misalnya

 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,

mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan

sebagainya ditetapkan dengan undang-undang

(Pasal 28).

 Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan

untuk meribadat menurut agama dan

kepercayaannya itu (Pasal 29 ayat (2)).

Kutipan pasal-pasal diatas merupakan definisi normatif

dari demokrasi. Tetapi kita harus memperhatikan bahwa apa

yang normatif belum tentu dapat dilihat dalam konteks

kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu perlu untuk melihat

makna demokrasi secara empirik, yakni demokrasi dalam

perwujudannya di kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian inti (hakekat) demokrasi terletak pada

peran senyatanya rakyat dalam proses politik yang berjalan

terutama dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan

publik, yakni berbagai program yang bertujuan untuk

(5)

berbangsa dan bernegara) yang diputuskan oleh pejabat atau

lembaga yang berwenang. Persoalan publik misalnya:

mengembangkan kebebasan menyatakan pendapat,

mengatasi kemiskinan dan pengangguran, meningkatkan hak

warga negara untuk memperoleh pendidikan dan pelayanan

kesehatan dll.

2.2.PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

Dalam sejarah Negara Republik Indonesia, perkembangan

demokrasi telah mengalami pasang surut. Masalah pokok yang

dihadapi bangsa Indonesia adalah bagaimana meningkatkan

kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial politik yang

demokratis dalam masyarakat. Perkembangan demokrasi di

Indonesia dibagi dalam empat periode:

2.2.1. Demokrasi Pada Masa Revolusi (1945-1950)

Tahun 1945-1950, Indonesia masih berjuang

menghadapi Belanda yang ingin kembali ke Indonesia. Pada

saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik.

Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal

kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu

terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbunyi

sebelum MPR, DPR, dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala

kekuasaan dijalankan oleh Presiden dengan dibantu oleh KNIP.

Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah

(6)

 Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi lembaga legislatif.

 Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945

tentang Pembentukan Partai Politik.

 Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem pemerintahan presidensil

menjadi parlementer.

2.2.2. Demokrasi Pada Masa Orde Lama

2.2.2.1. Masa Demokrasi Liberal/Parlementer (1950-1959)

Namun demikian praktik demokrasi pada masa

ini dinilai gagal disebabkan:

 Dominannya partai politik.

 Landasan sosial ekonomi yang masih lemah.

 Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950.

Atas dasar kegagalan itu maka presiden

mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959:

(7)

 Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950.

 Pembentukan MPRS dan DPAS.

2.2.2.2. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966)

Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.

VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan

musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua

kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan

nasakom dengan ciri:

 Dominasi presiden.

 Terbatasnya peran partai politik.

 Berkembangnya pengaruh PKI.

Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:

 Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan.

 Peranan parlemen lemah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden membentuk DPRGR.

 Jaminan HAM lemah.

 Terjadi sentralisasi kekuasaan.

 Terbatasnya peranan pers.

(8)

Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G30 September

1965 oleh PKI yang menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde

Lama.

2.2.3. Demokrasi Pada Masa Orde Baru (1966-1998)

Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat

Perintah 11 Maret 1966. Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila

dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Awal Orde baru memberi

harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II,

III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan

Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini

dianggap gagal sebab:

 Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada.

 Rekrutmen politik yang tertutup.

 Pemilu yang jauh dari semangat demokratis.

 Pengakuan HAM yang terbatas.

 Tumbuhnya KKN yang merajalela.

Sebab jatuhnya Orde Baru:

 Hancurnya ekonomi nasional (krisis ekonomi).

 Terjadinya krisis politik.

 TNI tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba.

(9)

2.2.4. Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998-Sekarang)

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan

dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei

1998.

Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang

demokratis antara lain:

 Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi.

 Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum.

 Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bebas dari KKN.

 Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI.

 Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV.

(10)

2.3. PENGERTIAN PEMILU

Pemilihan umum adalah salah satu cara untuk memilih wakil-wakil rakyat

yang sekaligus merupakan perwujudan dari negara demokrasi atau suatu cara untuk

menyalurkan aspirasi atau kehendak rakyat. Dalam UU RI No. 12 tahun 2003 tentang

pemilu anggota DPR, DPP dan DPRD pasal 1 berbunyi “Pemilihan umum yang

selanjutnya disebut pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”. Dan UU No. 23

tahun 2003 mengatur pemilu untuk presiden dan wakil presiden negara RI yang

dipilih langsung oleh rakyat.

Dalam tatanan demokrasi, Pemilu juga menjadi mekanisme atau cara untuk

memindahkan konflik kepentingan dari tataran masyarakat ke tataran badan

perwakilan agar dapat diselesaikan secara damai dan adil sehingga kesatuan

masyarakat tetap terjamin. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa dalam system

demokrasi segala perbedaan atau pertentangan kepentingan di masyarakat tidak boleh

diselesaikan dengan cara kekerasan atau ancaman kekerasan, melainkan melalui

musyawarah (deliberation).

Pemilu yang dilaksanakan di Indonesia menganut asas LUBER dan JURDIL

mengandung pengertian bahwa pemilihan umum harus diselenggarakan secara

demokratis dan transparan berdasarkan pada asas-asas pemilihan yang bersifat

langsung, umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil:

 Langsung, berarti rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa

(11)

 Umum, berarti pada dasarnya semua warganegara yang memenuhi persyaratan minimal dalam usia 17 tahun atau telah/pernah kawun berhak

iktu memilih dalam pemilihan umum. Warganegara yang sudah berumur

21 tahun berhak dipilih. Jadi, pemilihan yang bersifat umum mengandung

makna menjamin kesempatan yang berlaku menyeluruh bagi semua

warganegara yang telah memenuhi persyaratan tertentu tanpa diskriminasi

(pengecualian) berdasar acuan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin,

kedaerahan dan status social.

 Bebas, berarti setiap warganegara berhak memilih bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapapun. Di dalam

melaksanakan haknya setiap warganegara dijamin keamanannya, sehingga

dapat memilih sesuai dengan kehendak hati nurani dan kepentingannya.

 Rahasia, berarti dalam memberikan suaranya pemilih dijamin bahwa pemilihnya tidak akan diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan

apapun.

 Jujur, berarti dalam menyelenggarakan pemilu; penyelenggaraan/pelaksana, pemerintah dan partai politik peserta pemilu,

pengawas dan pemantau pemilu. Serta semua pihak yang telibat secara

tidak langsung harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

 Adil berarti dalam menjalankan pemilu setiap pemilih dan partai politik peserta pemilu mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari

kecurangan pihak manapun.

Untuk mewujudkan Pemilu yang LUBER dan JURDIL dibutuhkan

(12)

 Peraturan perundangan yang mengatur Pemilu harus tidak membuka peluang terjadinya tindak kecurangan maupun menguntungkan satu atau

beberapa pihak tertentu.

 Peraturan pelaksanaan pemilu yang memuat petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pemilu harus tidak membuka peluang bagi terjadinya tindak

kecurangan maupun menguntungkan satu atau beberapa pihak tertentu.

 Badan/lembaga penyelenggara pemilu harus bersifat mandiri dan independent, bebas dari campur tangan pemerintah atau partai politik

peserta pemilu baik dalam hal kebijakan maupun operasionalnya serta

terdiri dari tokoh-tokoh yang kredibilitasnya tidak diragukan.

 Panitia pemilu di tingkat Nasional maupun daerah harus bersifat mandiri dan independent,bebas dari campur tangan pemerintah atau partai politik

peserta pemilu baik dalam hal kebijakan maupun operasionalnya serta

terdiri dari tokoh-tokoh yang kredibilitasnya tidak diragukan. Keterlibatan

aparat pemerintahan dalam kepanitiaan pmilu sebatas pada dukungan

teknis operasional dan hanya bersifat administratif.

 Partai politik peserta pemilu memiliki kesiapan yang memadai untuk terlibat dalam penyelenggaraan pemilu. Khususnya yang berkaitan dengan

kepanitiaan pemilu serta kemampuan mempersiapkan saksi-saksi

ditempat-tempat pemungutan suara.

2.3.1. Tujuan Pemilu

Pada dasarnya Tujuan diselenggarakannya Pemilu adalah untuk

(13)

pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat

dalam rangka mencapai tujuan nasional sesuai dengan UUD 1945.

Selain hal-hal diatas, berikut juga ada beberapa tujuan yang

mendasari pelaksanaan pemilu di Indonesia diantaranya :

 Untuk memilih anggotar DPR, DPRD Provinsi dan DPRD

 Melaksanakan hak politik warga negara Indonesia.

 Menjamin kesinambungan pembangunan.

 Memungkinkan terjadinya peralihan pemerintahan secara aman dan tertib.

 Untuk melaksanakan kedaulatan rakyat dalam Negara.

2.3.2. Dasar Pemikiran Dilaksanakan Pemilu Di Indonesia

Ada beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran dilaksanakan pemilu

di Indonesia, diantaranya adalah :

 Sebagai sarana untuk dapat melaksanakan reformasi dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya reformasi dalam bidang

politik.

(14)

 Melaksanakan asas kedaulatan rakyat sesuai sila keempat Pancasila, yaitu kerakyatan yang dimpimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

 Melaksanakan hak politik warga negara Indonesia.

Pemilu yang demokratis merupakan suatu cara untuk menyatakan

diri sebagai negara demokrasi karena suatu negara dikatakan demokratis

apabila memenuhi dua asas pokok pemerintahan demokrasi yaitu :

 Adanya pengakuan hak asasi manusia.

 Adanya partisipasi rakyat dalam pemerintahan yang diwujudkan dalam bentuk pemilu yang demokratis.

2.4. DEMOKRASI DAN PEMILU

Konsep negara Indonesia adalah negara berdasarkan atas hukum, negara yang

demokratis atau berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

Dengan melihat rumusan yang dipakai oleh pembentuk UUD 1945, yaitu “Indonesia

adalah negara yang berdasarkan atas hukum”. Bahwa negara kita bedasarkan atas

negara hukum yang dilandasi pancasila dan UUD 1945 dengan pengertian adanya

sistem demokratis yang bertanggugjawab dari individu masing-masing. Negara kita

menjamin kebebasan tiap-tiap individu untuk mengeluarkan pendapat dan aspirasinya.

Dasar hukum negara Indonesia adalah berdaulat menurut rakyatnya dan

berdasarkan atas demokrasi yang utuh untuk kepentingan masyarakat luas. Bedaulat

tersebut bermaksud demokrasi yang utuh dan kebebasan berpendapat di depan umum

(15)

Kedaulatan tersebut mengatakan bahwa tujuan negara itu adalah untuk menegakkan

hukum dan menjamin kebebasan warganegaranya.

Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu diselenggarakan dengan

tujuan untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah, serta untuk membentuk

pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka

mewujudkan tujuan nasional sebagaimana Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Pemilu memang bukanlah segala-segalanya menyangkut

demokrasi. Pemilu adalah sarana pelaksanaan asas demokrasi (sarana bagi penjelmaan

rakyat menjadi MPR) dan sendi-sendi demokrasi bukan hanya terletak pada pemilu,

tetapi bagaimana pun pemilu memiliki arti yang sangat penting dalam proses

demokrasi dalam dinamika ketatanegaraan.

Dan yang tidak boleh kita lupakan pemilu adalah peristiwa perhelatan rakyat

yang paling akbar yang hanya terjadi lima tahun dan hanya pemilulah rakyat secara

langsung tanpa kecuali benar-benar menunjukkan eksistensinya sebagai pemegang

kedaulatan dalam Negara berdasarkan itulah agaknya tidak berlebihan bila ditegaskan

bahwa pemilu sebagai wujud paling nyata dari demokrasi.

Pemilu dilaksanakan oleh negara Indonesia dalam rangka mewujudkan

kedaulatan rakyat sekaligus penerapan prinsip-prinsip atau nilai-nilai demokrasi,

meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan

(16)

2.5. PELAKSANAAN PEMILU SEBAGAI PESTA DEMOKRASI RAKYAT

Pemilihan wakil rakyat di Indonesia saat ini akrab disebut sebagai Pesta

Demokrasi. Sebagai negara demokrasi, pemerintahan berlandaskan dari rakyat, oleh

rakyat, dan untuk rakyat. Salah satu bukti dari ke-demokrasi-an Indonesia adalah

pelaksanaan Pemilu (pemilihan umum). Masyarakat sebagai pemilih memeliki peran

penting dalam penyusunan daftar pemilih, peran tersebut antara lain melakukan

pengecekan nama pemilih dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang diumumkan

ditempat-tempat strategis. Bila nama pemilih yang bersangkutan atau pemilih lain

yang memang memenuhi syarat belum dimasukkan atau ada nama pemilih yang

sudah tidak memenuhi syarat tetapi masih dimasukkan (seperti sudah meninggal

dunia, anggota TNI/Polri, dibawah umur dan lain-lain) dapat memberikan masukan

kepada petugas terkait.

Peranan masyarakat dalam hal ini RT dan RW sangatlah penting dan strategis

dalam pengumpulan data kependudukan di tingkat paling bawah untuk mendata

pemilih yang berhak menjadi pemilih pada pelaksanaan pendaftaran pemilih dan

pemutakhiran data pemilih. Kesadaran masyarakat terhadap pelaksanaan pemilu

menandakan dukungan terhadap pelaksanaan pemilu dan demokrasi di negara kita.

Pada saat pemilu, diharapkan masyarakat ikut serta mensukseskan proses ini dengan

cara mengawasi pelaksanaannya.

Namun pada kenyataanya Pemilu bagi sebagian kalangan rakyat justru

melahirkan sikap yang acuh. Sebab, hajatan politik ini hanya menjadi ritus yang tak

mewakili kepentingan substansial rakyat kecil pada umumnya. Adalah wajar, perasaan

diperalat para elite timbul dalam kesadaran mereka. Sebagai konstituen, rakyat

(17)

prinsip rakyat sebagai raja hanya muncul pada tempat dan momen tertentu. Rakyat

dimanja ketika Pemilu diambang pintu, kemudian dilupakan tatkala pesta itu usai.

Inilah kenyataan yang selalu terulang setiap kali bangsa ini melangsungkan pesta

(18)

BAB III

suatu negara di pegang oleh rakyat, karena pemerintahan tersebut pada

hakikatnya berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

2. Demokrasi di Indonesia mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang

terbagi menjadi empat periode, yakni: Demokrasi Parlementer

(1945-1959), Demokrasi Terpimpin (1959-1966), Demokrasi Pancasila Era Orba

(1966-1999), dan Demokrasi Pancasila Era Reformasi (1999-sekarang). 3. Pemilihan umum merupakan sarana untuk mewujudkan asas kedaulatan di

tangan rakyat sehingga pada akhirnya akan tercipta suatu hubungan

kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat hal ini sepaham dengan

arti demokrasi yang artinya demokrasi dan pemilihan umum memiliki

keterkaitan yang erat.

4. Pemilihan umum merupakan perwujudan nyata demokrasi dalam praktek

berbegeara masa kini (modern) karena menjadi sarana utama bagi rakyat

untuk menyatakan kedaulatannya atas Negara dan pemerintah.

5. Dalam tatanan demokrasi, pemilu juga menjadi mekanisme atau cara untuk

memindahkan konflik kepentingan dari tataran masyarakat ke tataran

badan perwakilan agar dapat diselesaikan secara damai dan adil sehingga

(19)

3.2. SARAN

Sebagai warga negara Indonesia yang telah menerapkan Demokrasi Pancasila,

hendaknya kita dapat menjalankan hak dan kewajibannya serta berpartisipasi secara

aktif dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Sudah seharusnya kita saling

bergotong royong demi mewujudkan bangsa Indonesia yang demokratis seperti yang

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Budiarjo, Miriam. 2000. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Cholisin.2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Yogyakarta : UNY Press.

Cholisin. Buku PLPG. Demokrasi Dalam Berbagai Aspek Kehidupan.

Cholisin. Buku PLPG. Kedaulatan Rakyat dalam Sistem Pemerintahan di Indonesia.

Rochimudin. 2013. Pengertian dan Prinsip-Prinsip Budaya Demokrasi. [Online]. Tersedia:

http://pkndisma.blogspot.com/2013/09/pengertian-dan-prinsip-prinsip-budaya.html [03

November 2016].

Wikipedia. 2013. Demokrasi. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi [03 November 2016].

_______. 2012. Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia:

Referensi

Dokumen terkait

Pemllu merupakan kegiatan yang penuh dengan konflik ke- pentingan atau gesekan antarke- Jompok yang berindikasi kepada goyahnya stabllitas nasional.Se- bagal,sarana demokrasi,

Mengacu pada kerangka pemikiran paradigmatik mengenai ide dasar demokrasi dan kedaulatan dirakyat maka rumusan konstitusi yang memayungi penyelenggaraan Pemilu di

Konsep pemerintahan dalam Islam tidak adanya contoh untuk membuat suatu kelompok kepentingan, sedangkan dalam demokrasi Barat, masyarakat memiliki kemerdekaan untuk

Disebut ketentuan Administrasi Pemilu tidak saja karena substansi yang diatur berupa prosedur yang harus dipatuhi dalam proses penyelenggaraan tahapan Pemilu tetapi juga

Sesudah runtuhnya rezim demokrasi terpimpin yang semi otoriter ada harapan besar dikalangan masyarakat untuk dapat mendirikan suatu sistem politik yang

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu pilar utama dalam sebuah proses akumulasi kehendak masyarakat. Pemilu merupakan prosedur demokrasi untuk memilih pemimpin. Pemilu

1, Juni 2023 https://journal.unsika.ac.id/index.php/politikomindonesiana Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat Pada Pemilu Melalui Pendidikan Demokrasi Muhammad Dimas

Pendidikan Pemantau Pemilu Bagi Koalisi Perempuan Indonesia Cabang Jember Guna Mewujudkan Demokrasi Yang Berkeadilan Gender Wiwik Afifah, Syofyan Hadi, Laila Marotus Khoiriyah,