• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Kreativitas dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kontribusi Kreativitas dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran 2017/2018"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI KREATIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA SMP

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

NURMA ZUNI SETYOWATI A 410 140 070

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

1

KONTRIBUSI KREATIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

Nurma Zuni Setyowati, Drs. Slamet HW, M.Pd FKIP Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta

nurmazuni96@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1) menguji adanya kontribusi kreativitas terhadap hasil belajar matematika, 2) menguji adanya kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika, dan 3) menguji adanya kontribusi kreativitas dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengambil populasi siswa kelas VII SMP Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran 2017/2018 sebanyak 289 siswa. Kemudian pengambilan sampel dilakukan dengan Teknik Slovin sehingga terpilih 167 siswa sebagai sampel. Teknik pengumpulan data menggunakan angket untuk data variabel bebas yaitu kreativitas dan motivasi belajar dan dokumentasi nilai untuk variabel terikat yaitu hasil belajar matematika. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier ganda dengan dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Hasil penelitian menyebutkan bahwa: 1) terdapat kontribusi kreativitas terhadap hasil belajar matematika, dimana sumbangan efektif dari kreativitas sebesar 6,5% dan sumbangan relatif sebesar 36,3%, 2) terdapat kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika, dimana sumbangan efektif dari motivasi belajar sebesar 11,5% dan sumbangan relatif sebesar 63,7%, 3) terdapat kontribusi kreativitas dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika, dimana kreativitas dan motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matematika dengan besar koefisien determinasi 18%.

Kata Kunci: hasil belajar matematika, kreativitas, motivasi belajar. Abstract

The aim of the study is to: 1) test the contribution of creativity toward mathematics learning result, 2) test the contribution of motivation toward mathematics learning result, and 3) test the contribution of creativity and motivation toward mathematics learning results. This type of research is quantitative research. The research population was seventh grade students of 3 Junior High School Surakarta in the academic year 2017/2018 with 289 students. Samples of the research using Slovin technique with 167 students that chosen as the sample. Data collecting techniques used in the research were questionnaire and documentation, questionnaire for independent variables of creativity and motivation in learning, while documentation of values for dependent variable of mathematics learning results. The data analysis technique using multilinear regression analysis with two independent variables and one dependent variable.Based on the results of the study that: 1) there is a contribution of creativity toward mathematics learning results, with the effective contribution of creativity of 6,5% and relative contributions of 36,3%, 2) there is a contribution of learning motivation toward mathematics learning results, with the effective contribution of learning motivation of 11,5% and relative contributions of 63,7%, 3) there is a contribution of creativity and motivation learning toward mathematics learning results, with creativity and learning motivation as a significant influence on the results of mathematics learning with a large coefficient of determination of 18%.

Key Words: mathematics learning results, creativity, motivation in learning.

(6)

2

1. PENDAHULUAN

Pendidikan menjadi suatu hal yang penting bagi tiap individu dalam menjalani kehidupannya di muka bumi. Dasar dari segala hal yang terjadi di dunia tidak luput dari proses pendidikan yang diperoleh secara formal maupun informal. Menurut Suryosubroto (2010: 2) pendidikan merupakan suatu usaha yang sengaja dan terencana untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri anak. Sehingga sebagai individu dapat bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan.

Semakin berkembang pesat suatu teknologi di era globalisasi mau tidak mau menuntut masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuannya agar tidak tertinggal. Berkembangnya sistem pendidikan menuntut adanya perubahan sumber daya manusianya itu sendiri. Seperti keterampilan dalam menghadapi perubahan, ide-ide inovatif, kecepatan dalam menerima ilmu baru, kebijakan dalam mengambil keputusan, pengetahuan umum yang luas maupun kerja sama. (Suyono dan Hariyanto, 2015: 219)

Pendidikan Nasional harus berfungsi sebagai alat: 1) pengembangan pribadi, 2) pengembangan warga negara, 3) pengembangan kedudukan, 4) pengembangan bangsa (Suryosubroto, 2010: 9-12). Keberhasilan pendidikan juga dapat mengantarkan ke fase kehidupan yang lebih baik.

Seperti dikemukakan Mudyahardjo (2008) bahwa pendidikan adalah sekolah, ada beberapa pengelompokan mata pelajaran, salah satunya yaitu mata pelajaran matematika. Kata “matematika” berasal dari bahasa Yunani Kuno yang artinya “…pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi ‘pengkajian matematika’”. Matematika berkaitan dengan angka-angka, bilangan, pengukuran, besaran, bangun sehingga dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian, yaitu geometri, statistika, dan aritmatika (Khairunnisa, 2014: ix-x).

Mayoritas siswa menganggap matematika itu suatu pelajaran yang rumit dan cenderung sulit untuk menemukan penyelesaian. Bahkan tidak sedikit yang mempunyai pemikiran bahwa matematika adalah mata pelajaran yang paling tidak disukai. Hal ini terbukti bahwa Indonesia masih berada pada peringkat ke-63 dari 72 negara pada bidang matematika yang dirilis oleh PISA tahun 2015. Jauh di bawah negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura, Vietnam dan Malaysia.

(7)

3

Bahri (2011) dalam jurnal Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya, menyimpulkan tentang adanya perkembangan kurikulum dimaksudkan untuk memperbaiki maupun memberi inovasi terhadap kurikulum sebelumnya yang masih memiliki kelemahan. Selain itu, penyesuaian terhadap perkembangan ilmu serta eksplorasi pengetahuan yang belum tersentuh juga dapat tercapai. Dimana hal tersebut semakin membuka peluang untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri pendidik maupun peserta didik. Sehingga tidak hanya mengedepankan pengetahuan saja namun juga kemampuan diri yang lain, misalnya kreativitas.

Berpikir kreatif tidak hanya dilakukan oleh seniman saja, namun juga pada bidang-bidang lain misalnya dalam bidang pendidikan. Dalam hal matematika, yang awalnya dipandang sulit, rumit, dan sering tidak menemukan penyelesaian. Sehingga kreativitas sangat diperlukan didalamnya. Orang yang kreatif akan mencari jalan solusi yang tidak disangka, mereka akan melihat suatu masalah dari sudut pandang yang tidak biasa. Pada dasarnya manusia adalah orang yang kreatif, yang membedakan tingkat kreativitas hanyalah besar kecilnya dorongan untuk melakukan hal baru belum pernah dilakukan sebelumnya bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. Individu yang kreatif adalah individu yang mempunyai kemampuan dalam menciptakan sesuatu, seperti menciptakan cara/langkah, produk, atau pemikiran yang baru (Sudarma, 2013: 6-8). Hasil penelitian Ratri Martyasari (2016) menyebutkan bahwa kreativitas juga berkontribusi dalam kompetensi.

Motivasi adalah keinginan untuk mendapatkan solusi permasalahan atau mencapai sebuah tujuan (Slameto, 2010: 138). Motivasi menurut sumbernya dibedakan menjadi motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang timbul dari dalam diri individu, misalnya hobi, bakat, adanya keinginan yang ingin dicapai, keyakinan diri. Begitu pula jika hal yang membuat kita melakukan sesuatu berasal dari luar diri kita disebut motivasi ekstrinsik, contohnya seperti pengaruh lingkungan, orang tua, adanya hadiah, dan sebagainya (Suyono dan Hariyanto, 2015: 185).

Seperti halnya dalam penelitian Sutrisno (2014) bahwa motivasi berkontribusi terhadap hasil belajar. Pendapat tersebut didukung oleh hasil penelitian Nadrah (2017) bahwa hasil belajar akan lebih tinggi apabila mempunyai motivasi belajar

(8)

4

yang tinggi pula. Kemudian pada hasil penelitian Nuzliah (2015), motivasi juga berkontribusi terhadap pemecahan masalah.

Seorang siswa harus mempunyai motivasi dalam kegiatan belajar terutama matematika. Jelas matematika membutuhkan kesabaran, kreativitas seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, dan hal tersebut tidak luput dari adanya dorongan atau motivasi. Menurut Einstein dalam buku karangan Budi (2016: 37) kreativitas tidak lebih dari sebuah permainan penggabungan. Yakni dimana proses menggabungkan dari fakta-fakta yang ada menjadi sesuatu yang baru. Seperti halnya dalam belajar matematika, seorang siswa harus termotivasi untuk mengumpulkan informasi untuk memperoleh informasi yang baru yang dapat dijadikan untuk sebuah solusi.Seperti penelitian yang dipaparkan oleh Ratri Martyasari (2016) membuktikan kreativitas dan motivasi secara bersama berkontribusi terhadap kompetensi.

Dengan hasil penelitian sebelumnya, peneliti ingin membuktikan ada tidaknya kontribusi dari kreativitas dan motivasi terhadap hasil belajar matematika. Jika individu, dalam hal ini siswa, sudah termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas, maka ada usaha untuk mencapai sebuah tujuan. Perpaduan adanya kreativitas dan motivasi dalam pembelajaran matematika berperan baik untuk mencapai hasil belajar matematika yang baik pula. Tingkat keberhasilan suatu pendidikan dapat diukur dari tercapainya suatu tujuan pendidikan maupun hasil belajar. Hasil belajar yang baik yaitu memperoleh nilai yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa suatu pendidikan tersebut berhasil. Peneliti ingin mengkaji apakah suatu kreativitas dan motivasi belajar siswa banyak berpengaruh terhadap hasil atau prestasi belajar matematika di SMP Negeri 3 Surakarta, baik berpengaruh secara simultan ataupun parsial yang juga merupakan tujuan dilakukannya penelitian ini.

Peneliti berharap agar penelitian ini memberikan manfaat bagi sekolah, guru, orang tua, terutama demi hasil belajar matematika siswa lebih meningkat.

2. METODE

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui adakah kontribusi kreativitas dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis metode

(9)

5

penelitian survei, untuk mendapatkan data opini individu dan instrumen yang peneliti gunakan adalah angket dalam pengumpulan data yang diperlukan (Jogiyanto, 2008: 2). Pengertian tersebut ditekankan lagi dengan pendapat Sinambela (2014: 63) bahwa survei dilakukan pada populasi dengan memperoleh data dari sampel untuk melihat hubungan antar variabel. Dapat dikatakan pula bahwa metode survei merupakan metode untuk memperoleh keterangan dari fakta-fakta yang ada (Badri, 2012: 26). Instrumen angket untuk data variabel bebas yaitu kreativitas dan motivasi dan dokumentasi untuk data variabel terikat yaitu hasil belajar matematika.

Pada penelitian kuantitatif pengolahan datanya menggunakan metode statistik dengan mengolah data-data numerikal, kemudian akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti (Badri, 2012: 12).

Peneliti mengambil subjek siswa kelas VII SMP Negeri 3 Surakarta yang berjumlah 9 kelas dan jumlah populasinya 289 siswa. Kemudian dengan Teknik Slovin terpilih 167 siswa sebagai sampel yang mewakili populasi.

Teknik analisis datanya adalah analisis regresi linier ganda. Dimana harus memenuhi uji prasyarat terlebih dahulu, diantaranya: uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Kemudian pada uji hipotesis terdapat uji simultan yaitu uji F dan uji parsial yaitu uji t, yang selanjutnya dapat dihitung sumbangan efektif dan sumbangan relatif variabel.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian diawali dengan uji coba angket yang dibagikan kepada 30 responden untuk diuji validitas dan reliabilitas. Masing-masing angket variabel kreativitas dan motivasi terdiri dari 30 peryataan dengan tingkat signifikansi 5%. Uji coba angket menghasilkan 26 pernyataan valid dari variabel reativitas dan 21 pernyataan valid dari variabel motivasi. Angket kreativitas menghasilkan nilai koefisien cronbach alpha α = 0,939 dan angket motivasi menghasilkan nilai koefisien cronbach alpha α = 0,905 itu berarti kedua angket mempunyai reliabilitas yang tinggi.

Setelah angket diuji validitas dan reliabilitas, kemudian diujikan kepada 167 sampel siswa kelas VII yang selanjutnya akan diuji prasyarat. Hasil uji menyebutkan

(10)

6

bahwa angket memenuhi syarat normalitas, linearitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi sehingga dapat dialnjutkan ke uji hipotesis. Dari hasil uji hipotesis diperoleh persamaan regresi ganda yaitu Ŷ = 55,421 + 0,142 X1 + 0,238 X2.

Interpretasi dari persamaan regresi linear ganda adalah sebagai berikut: 1) Konstanta β0 = α = 55,421

Artinya apabila pada variabel kreativitas (X1) dan motivasi belajar (X2) nilainya 0, maka hasil belajar matematika (Y) nilainya sebesar 55,421.

2) Konstanta β1 = b1 = 0,142

Artinya apabila pada variabel kreativitas (X1) ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka hasil belajar matematika (Y) nilainya akan meningkat sebesar 0,142 satuan.

3) Konstanta β2 = b2 = 0,238

Artinya apabila pada variabel motivasi belajar (X2) ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka hasil belajar matematika (Y) nilainya akan meningkat sebesar 0,238 satuan.

Pada uji simultan atau uji F, diperoleh nilai Fhitung = 18,058 dan Ftabel = 3,051. Dibandingkan dengan Ftabel, nilai Fhitung lebih besar maka variabel kreativitas dan motivasi belajar berpengaruh secara signifian terhadap variabel hasil belajar matematika. Koefisien determinasi sebesar 18%, hal ini berarti 18% variasi nilai pada variabel hasil belajar matematika (Y) dapat dijelaskan oleh variabel kreativitas (X1) dan motivasi belajar (X2) secara bersama-sama. Sehingga pengaruh kreativitas dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika sebesar 18%.

Pada uji parsial atau uji t, diperoleh nilai ttabel = 1,975. Nilai thitung variabel kreativitas sebesar 2,506 lebih besar dari nilai ttabel, artinya kreativitas berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika. Nilai thitung variabel motivasi belajar sebesar 3,771 lebih besar dari nilai ttabel, artinya motivasi belajar juga berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika.

Sumbangan yang diberikan masing-masing variabel bebas berupa sumbngan efektif dan relatif. Variabel kreativitas memberikan sumbangan efektif sebesar 6,5% dan sumbangan relatif sebesar 36,3%. Pada variabel motivasi belajar memberikan sumbangan efektif sebesar 11,5% dan sumbangan relatif sebesar 63,7%.

(11)

7

4. PENUTUP

Kreativitas dan motivasi belajar berkontribusi secara positif terhadap hasil belajar matematika, terbukti dari persamaan regresi linier yang dihasilkan. Terdapat pengaruh bersama sebesar 18% antara kreativitas dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika, sisanya 82% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Kreativitas dan motivasi belajar masing-masing berkontribusi terhadap hasil belajar matematika. Kreativitas memberikan sumbangan efektif sebesar 6,5% dan sumbangan relatif sebesar 36,3% sedangkan motivasi belajar memberikan sumbangan efektif sebesar 11,5% dan sumbangan relatif sebesar 63,7%.

DAFTAR PUSTAKA

Badri, Sutrisno. 2012. Metode Statistika Untuk Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Penerbit

Ombak.

Budi, J. Ferdinand Setia. 2016. Berpikir ala Einstein dan Bertindak ala Gandhi. Yogyakarta:

DIVA Press.

Jogiyanto, HM. 2008. Pedoman Survei Kuesioner: Mengembangkan Kuesioner, Mengatasi

Bias dan Meningkatkan Respon. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Khairunnisa, Afidah. 2014. Matematika Dasar. Jakarta: PT RajaGravindo Persada.

Martyasari, Ratri. 2016. “Kontribusi Kreativitas dan Motivasi Intrinsik Terhadap Penguasaan

Kompetensi SMK.” Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan 1(7):

1383-1390.

Mudyahardjo, Redja. 2008. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Nadrah. 2017. “The Effect of Cooperative Learning Model of Teams Games Tournament (TGT) and Students’ Motivation toward Physics Learning Outcome” International Education Studies 10(2): 123-130.

Nuzliah. 2015. “Kontribusi Motivasi Belajar, Kreativitas Terhadap Problem Solving

(Pemecahan Masalah) Siswa dalam Belajar Serta Implikasi Terhadap Bimbingan dan

Konseling di SMPN 29 Padang.” Jurnal Edukasi 1(2): 157-174.

OECD. 2016. Programe for International Students Assesment (PISA) Result From PISA 2015. Diakses dari http://www.oecd.org pada tanggal 16 Juli 2018, jam 09.45.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

(12)

8

Sudarma, Momon. 2013. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Jakarta: PT RajaGravindo Persada.

Suryosubroto, B. 2010. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sutrisno, Muh. 2014. “Kontribusi Implementasi Media Pembelajaran, Konsep Diri, dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia (Studi Perpsepsi Siswa).” e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha 5: 1-11.

Suyono dan Hariyanto. 2015. Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Termasuk dalam pengertian lahan kritis secara sosial ekonomi ini adalah lahan yang sebenarnya masih berpotensi untuk dapat digunakan bagi usaha pertanian dengan

Peneliti ini bertujuan untuk menegetahui apakah sektor pertanian menjadi sektor basis dalam perekonomian di Kabupaten Blitar dan untuk mengetahui perubahan posisi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan metode peta konsep pada siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04 Kecamatan Susukan Kabupaten

Hal tersebut disebabkan oleh tiga hal yaitu: (1) metode pembelajaran yang digunakan tidak cocok / pas dengan kebutuhan siswa, (2) motivasi yang diberikan kepada siswa dalam

Farida Rosiana Suwari. PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN TEKNIK PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR DAN SIKAP POSITIF SISWA TERHADAP MATERI

speech and it belongs to the directive utterance in command form. Based on the explanation above, the writer can conclude that this. utterance which is uttered by the

If event A happens, the fourth new animal joins a group of 2 animals with probability 1/3... Therefore, ED is parallel

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id. commit