• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) TERHADAP Candida albicans

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) TERHADAP Candida albicans"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK GAMBIR

(Uncaria gambir Roxb) TERHADAP Candida albicans

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

AGUNG FRIADI M

J111 12 139

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

MAKASSAR

(2)

i

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK GAMBIR

(Uncaria gambir Roxb) TERHADAP Candida albicans

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

AGUNG FRIADI M

J111 12 139

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

MAKASSAR

(3)
(4)

iii PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Agung Friadi M

Nim : J111 12 139

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar yang telah melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak Gambir (Uncaria gambir Roxb) terhadap Candida albicans dalam rangka menyelesaikan studi Program Pendidikan Strata Satu.

Dengan ini menyatakan bahwa didalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Makassar, 8 April 2016

(5)

iv KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nyalah kita masih dapat menikmati ilmu pengetahuan sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak Gmabir (Uncaria gambir

Roxb) terhadap Candida albicansini dapat terselesaikan dengan penuh semangat dan doa, sekaligus menjadi syarat untuk menyelesaikan pendidikan strata satu di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.

Shalawat dan salam atas junjungan baginda kita, Nabi Muhammad SAW, nabi yang mengajarkan kita berbagai ilmu pengetahuan dan telah membawa kita dari alam kegelapan menuju kealam terang benderang, beserta orang-orang yang senantiasa istiqomah dijalannya.

Dalam skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. drg. Baharuddin Thalib, M. Kes., Sp. Pros sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin beserta seluruh staf atas bantuannya selama penulis mengikuti pendidikan

2. Drg. Hafsah Katu M,Kes selaku dosen pembimbing I yang telah mendampingi penulis dalam menyusun skripsi ini untuk membimbing, mengarahkan, dan memberi nasehat penulis dalam membuat skripsi ini.

(6)

v 3. Dr. drg. Indrya Kirana Mattulada, MS selaku dosen pembimbing II yang telah mendampingi penulis dalam menyusun skripsi ini untuk membimbing, mengarahkan, dan memberi nasehat penulis dalam membuat skripsi ini. 4. Dr. Rehatta Yongki, Med. Dent selaku Penasehat Akademik atas

bimbingan, perhatian, nasehat dan dukungan bagi penulis selama perkuliahan. 5. Buat kedua orang tua yang tersayang dan tercinta, Ayahanda Makkaratang Rapi SE dan Ibunda drg. Hj. Nasriwati Amir M,Kes tercinta serta saudara penulis Rina Oktaviana M serta Keluarga penulis yang telah memberikan doa, dukungan, dan pengertian dalam Pembuatan skripsi ini.

6. Teman-teman Mastikasi 2012 atas dukungan penuh dan semangat yang terus diberikan kepada penulis.

7. Sahabat penulis Qadafi, Alief, Husein, Awal, Gunawan, Iis, Ainun, Hj.Kiki, Nana, Clara, Cindra yang selalu memberikan keceriaan dan motivasi untuk selalu semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman skripsi bagian Konservasi Adel, Tiwi, Astuti, Dhani, Kartini, Lestari, Yuni, Anti, Fika yang menemani dan membatu penulis diawal pengurusan skripsi.

9. Teman pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas

Kedokteran Gigi Unhas periode 2014-2015 yang telah memberikan banyak proses selama menyelesaikan skripsi ini.

10.Kanda-kanda senior, Atrisi 2010, Oklusal 2011, Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Kedokteran Gigi, adik-adik Restorasi 2013, Intrusi

(7)

vi 2014, Pulpa 2015 dan semua kanda-kanda senior yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Terimakasih atas nasehat dan dukungannya.

11.Seluruh Dosen, Staf Akademik, Staf Tata Usaha, staf perpustakaan FKG UNHAS dan staf bagian Konservasi yang telah banyak membantu penulis.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyelesaian skripsi ini.Skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan ketidak sempurnaan mengingat keterbatasan kemampuan penulis. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Kedokteran Gigi kedepannya. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 8 April 2016

(8)

vii

Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak Gambir (Uncaria gambir

Roxb) terhadap Candida albicans

Agung Friadi M

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Latar belakang : Gambir merupakan tanaman asli dari Indonesia yang sudah sejak lama dikenal sebagai jenis tanaman obat. Tanaman ini mengandung zat aktif yaitu katekin senyawa polifenol yang berkhasiat sebagai antibakteri dan antijamur.

Candida albicans merupakan jamur komensal dan termasuk flora normal yang hidup dalam rongga mulut. Jamur ini dapat berubah menjadi patogen. Candida albicans

dapat ditemukan daripada jamur lainnya pada saluran akar yang terinfeksi dan telah dilaporkan bahwa Candida spp resisten terhadap beberapa medikamen.

Tujuan : Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan kemampuan ekstrak gambir sebagai alternatif medikamen saluran akar.

Bahan dan metode : Penelitian ini bersifat eksperimental laboratories.

Dilaksanakan di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin, Makassar dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 Oktober – 13 November 2015. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah

Candida albicans dalam bentuk sediaan. tiga konsentrasi esktrak gambir antara lain, 0.781%, 1%, 2.5%, serta kontrol positif (Cresophene) dan kontrol negatif (Aquades). Pembuatan ekstrak gambir dengan metode maserasi dan rotaevaporator. Zona hambat didapatkan melalui pengukuran zona hambat yang terbentuk menggunakan jangka sorong. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS Versi 20.0 kemudian dianalisis dengan uji ANOVA dan uji Least Significant Difference

(LSD) (P<0,05)

Hasil : Berdasarkan pengujian efektivitas menunjukkan bahwa ekstrak gambir dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans secara signifikan (P<0.05)

Kesimpulan : Ekstrak gambir dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans. Kata kunci :Uncaria gambir roxb, Konsentrasi hambat minimal,

(9)

viii

The Influence of Various Concentration Extract Gambir (Uncaria

gambier Roxb) against Candida albicans

Agung Friadi M

Student of Dentistry Faculty of Hasanuddin University

ABSTRACT

Background: Gambir is plant native from Indonesia, which has long been known as a medicinal plant species. This plant contains active substances catechins are polyphenolic compounds are useful as antibacterial and antifungal. Candida albicans is a commensal fungus and including normal flora that live in the mouth. This fungus may turn out to be pathogenic. Candida albicans can be found than other fungi on the root canal infected and it has been reported that Candida spp were resistant to some medicaments.

Objective: This report is written with a point to prove the ability of an extract gambir as an alternative medikamen the root canal.

Materials and Methods: This study is experimental laboratories. Conducted in the Laboratory-Phytochemicals Pharmacognosy Faculty of Pharmacy, University of Hasanuddin, Makassar and Laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine, University of Hasanuddin, Makassar. The research was conducted on October 22 to November 13, 2015. The material used in this study is Candida albicans in dosage forms. Gambir extract three concentrations among others, 0.781%, 1%, 2.5%, and a positive control (Cresophene) and a negative control (distilled). Making Gambir extract by maceration method and rotaevaporator. Obtained through the inhibition zone measuring inhibition zone is formed using a caliper. Statistical tests performed using SPSS version 20.0 and then analyzed with ANOVA and Least Significant Difference (LSD) (P <0.05)

Results: Based on testing the effectiveness of show that the extract Gambir can inhibit the growth of Candida albicans significantly (P <0.05)

Conclusion: Extract Gambir can inhibit the growth of Candida albicans.

Keywords:UncariagambierRoxb, minimum inhibitory concentration, effectiveness, Candida albicans

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1 1.2Rumusan masalah... 3 1.3Tujuan penelitian ... 3 1.4Manfaat penelitian ... 4 1.5Hipotesis ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawatan endodontik ... 5

2.1.1. Definisi dan tujuan perawatan endodontik ... 5

2.1.2. Medikamen perawatan endodontik ... 6

2.2. Candida albicans ... 7

2.2.1. Taksonomi Candida albicans ... 8

2.3. Tanaman obat.. ... 9

(11)

x

2.3.2. Taksonomi gambir.. ... 10

2.3.3. Kandungan gambir.. ... 11

2.3.4. Kegunaan dan khasiat gambir.. ... 12

2.3.5. Toksisitas gambir.. ... 12

BAB III KERANGKA TEORI DAN KONSEP 3.1. Kerangka teori ... 14

3.2. Kerangka konsep ... 15

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis penelitian ... 16 4.2 Lokasi penelitian... 16 4.3 Waktu penelitian ... 16 4.4 Variabel penelitian ... 16 4.5 Kriteria Penelitian ... 16 4.6 Definisi operasional ... 17 4.7 Analisis data ... 17

4.8 Alat dan bahan ... 17

4.9 Prosedur penelitian ... 19

4.10 Alur penelitian ... 21

BAB V HASIL PENELITIAN ... 22

BAB VI PEMBAHASAN ... 26

BAB VII PENUTUP ... 29

7.1 Kesimpulan ... 29

(12)

xi DAFTAR PUSTAKA ... 30 LAMPIRAN ... 33

(13)

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Candida albicans... 7

Gambar 2.2 Tanaman gambir ... 10

(14)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Hasil pengukuran diameter zona hambat (mm) ... 23

Tabel 5.2 Perbedaan luas zona daya hambat antara konsentrasi ekstrak gambir

0,781%; 1%; 2,5%; kontrol positif dan kontrol negatif ... 23

Tabel 5.3 Hasil uji beda lanjut diameter zona hambat ekstrak gambir konsentrasi

0,781%; 1%; 2,5%; kontrol positif, kontrol negatif terhadap Candida

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekarang ini pengobatan tradisional dari herbal menjadi tren pembicaraan dibidang kesehatan tidak terkecuali bidang Kedokteran Gigi. Bahan-bahan yang dapat diolah menjadi bahan perawatan dalam Kedokteran Gigi menjadi semakin bervariasi.

Di Indonesia, tanaman obat merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan. Beberapa ahli herbalis menyatakan bahwa pemanfaatan bahan-bahan yang bersifat alamiah lebih diterima oleh tubuh manusia dibandingkan dengan bahan-bahan yang bersifat sintetik. Masyarakat sekarang, kini cenderung untuk kembali ke bahan-bahan alamiah yang dalam hal ini adalah tanaman obat.1

Beberapa jenis tanaman yang banyak digunakan di bidang Kedokteran Gigi yaitu sebagai anti plak seperti daun sirih dan siwak; sebagai anti-inflamasi seperti buah mengkudu, jahe, dan sereh; dan anti bakteri seperti bawang putih dan kunyit. Selain tanaman yang telah disebutkan, terdapat pula tanaman yang biasa digunakan masyarakat untuk mengobati sakit gigi misalnya gambir2,3. Dilaporkan juga bahwa disamping mengandung bahan aktif antimikroba gambir juga bersifat antijamur.4 Gambir dimanfaatkan sebagai bahan campuran dalam menyirih yang sudah lama dikenal masyarakat. Beberapa kegunaan lain dari gambir adalah sebagai untuk obat luka bakar, obat diare dan disentri serta obat kumur. Tanaman gambir memiliki

(16)

2 kandungan zat aktif yang utamanya adalah katekin. Gambir memiliki berbagai khasiat salah satunya adalah antijamur.5,6

Berdasarkan beberapa penelitian terhadap gambir, kaitannya dengan khasiat antibakteri yang dilakukan oleh Viyaya (2010 ) diperoleh hasil bahwa ekstrak gambir dapat menghambat pertumbuhan Entrococcus faecalis dengan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) 0,781%. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Husain (2011) dengan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) 1% dan dilakukan oleh Alvia (2011 ) dengan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) 2,5%.

Perawatan endodontik merupakan salah satu perawatan di bagian konservasi, keberhasilan perawatannya ditentukan oleh preparasi biomekanis, sterilisasi saluran akar dan obturasi saluran akar. Jika saluran akar tidak diobturasi, maka jaringan

nekrotik yang masih ada akan mengakibatkan kegagalan perawatan.

Mikroorganisme merupakan penyebab terjadinya kegagalan perawatan endodontik sehingga membutuhkan perawatan ulang.7 Mikroorganisme yang dapat ditemukan dalam kegagalan perawatan saluran akar antara lain Entrococcus faecalis

(E.faecalis) dan Candida albicans (C.albicans).

Jamur yang dapat ditemukan dari saluran akar yang telah dirawat adalah jamur

Candida. Candida albicans adalah jamur komensal dan hidup di dalam rongga mulut. Candida yang bersifat komensal dapat menjadi patogen, sehingga dapat menimbulkan infeksi.8,9

Candida albicans resisten terhadap beberapa medikamen, sehingga harus diperhitungkan ketika irigasi saluran akar dan medikamen saluran akar. Oleh karena sifatnya yang resisten terhadap beberapa medikamen setelah kontak langsung serta

(17)

3 kemampuannya untuk tumbuh dan bertahan pada lingkungan dengan persediaan nutrisi yang terbatas menjelaskan mengapa jamur ini berhubungan dengan persistensi infeksi saluran akar gigi.10

Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui apakah gambir dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans yang sering ditemukan sebagai salah satu penyebab kegagalan perawatan endodontik.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut maka disusun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut

Apakah gambir dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk : a. Tujuan Umum

Membuktikan kemampuan ekstrak Gambir sebagai alternatif medikamen saluran akar.

b. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui kemampuan ekstrak Gambir menghambat pertumbuhan

(18)

4 1.4. Manfaat Penelitian

a. Manfaat umum

Menginformasikan khasiat gambir sebagai salah satu alternatif medikamen dalam mengatasi kegagalan perawatan endodontik.

b. Manfaat Khusus

Menambah informasi ilmiah mengenai manfaat dari ekstrak gambir dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans.

1.5.Hipotesis

Esktrak Gambir (Uncaria gambir roxb) dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans secara in vitro.

(19)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perawatan Endodontik

2.1.1. Definisi dan tujuan perawatan endodontik

Salah satu perawatan di bagian kedokteran gigi konservatif adalah perawatan endodontik. Endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut diagnosis serta perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa. Tujuan perawatan endodontik adalah menghilangkan bakteri dari saluran akar dan menciptakan lingkungan yang tidak mendukung bagi setiap organisme yang tersisa untuk dapat bertahan hidup. Menghilangkan penyakit pulpa, penyakit periapikal, mempercepat penyembuhan serta memperbaiki kerusakan jaringan periodontal dan mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologis oleh jaringan sekitarnya.7,11,12

Salah satu penyebab infeksi pasca perawatan endodontik adalah mikroorganisme yang persisten pada apikal saluran akar gigi yang telah dirawat. Terdapat banyak mikroba penyebab infeksi saluran akar, antara lain; Streptococcus, Staphylococcus,

Bacillus spp, Lactobacillus acidophilus, Actinomyces, Porphyromonas, Candida albicans, dan Entrococcus faecalis.13

Suatu studi yang dilakukan oleh Ingle, sekitar 58% kegagalan perawatan disebabkan oleh pengisian saluran akar yang tidak sempurna. Jika saluran akar tidak diisi, produk kerusakan jaringan yang berupa cairan dan kuman dari jaringan

(20)

6 periapeks dapat masuk ke dalam ruang yang kosong dan mengakibatkan gagalnya perawatan.7 Selain bakteri Entrococcus faecalis diketahui juga jamur Candida albicans merupakan salah satu penyebab dari kegagalan perawatan endodontik.14 Organisme ini berpartisipasi dalam berbagai hubungan yang menguntungkan tetapi akan disebut sebagai pathogen oportunis jika menimbulkan penyakit ketika memperoleh akses kedaerah tubuh yang secara normal steril. Penyakit pulpa merupakan akibat pathogen oportunis yang menginfeksi ruang pulpa dan, kadang-kadang jaringan periradikuler.15

2.1.2. Medikamen Perawatan Endodontik

Pembersihan secara mekanis, irigasi, dan pemberian medikamen menyebabkan jumlah bakteri berkurang pada saluran akar terinfeksi. Medikamen saluran akar merupakan suatu bahan yang diletakkan dalam saluran akar dengan biokompatibilitas yang baik. Tujuan pemberian medikamen saluran akar adalah untuk membunuh kuman dari saluran akar gigi, menetralkan sisa-sisa debris di saluran akar, serta mengontrol dan mencegah nyeri pasca perawatan.13

Salah satu medikamen saluran akar adalah Cresophene, merupakan antimikroba yang digunakan untuk perawatan saluran akar terinfeksi. Merupakan golongan

phenol compound. Kandungan Cresophene adalah Parachlorophenol 30,00%, Thymol 5,00%, Camphor 64,90% dan Dexamethasone.16

(21)

7 2.2. Candida albicans

Gambar 2.1.Candida albicans

Sumber : http://www.judytsafrirmd.com/wp-content/uploads/2011/05/candidaphoto-300x139.gif

Candida albicans adalah suatu jamur lonjong dan bertunas yang menghasilkan

pseudomiselium baik dalam biakan maupun dalam jaringan dan eksudat. Jamur ini adalah flora normal yang dapat ditemukan di selaput mukosa, saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan genitalia wanita. Faktor predisposisi dapat menyebabkan perubahan Candida yang bersifat komensal menjadi pathogen. Candida albicans

merupakan jamur pathogen opportunistic yang paling sering ditemukan pada manusia. Sariawan merupakan salah satu contoh infeksi pada membran mukosa yang disebabkan oleh C.albicans.9,17,18

Infeksi Candida pertama kali didapatkan di dalam mulut sebagai thrush yang dilaporkan oleh Francois Valleix. Dalam rongga mulut, C. albicans dapat melekat pada mukosa labial, mukosa bukal, dorsum lidah, dan daerah palatum.19

Candida merupakan salah satu jamur yang dapat bertahan pada prosedur kemomekanikal dan medikamen. Candida albicans dapat ditemukan pada saluran

(22)

8 akar yang terinfeksi daripada jamur lainnya dan telah dilaporkan bahwa Candida spp

resisten terhadap beberapa medikamen. Oleh karena sifat yang resisten pada beberapa medikamen setelah kontak langsung serta kemampuan untuk tumbuh dan bertahan pada lingkungan dengan persediaan nutrisi yang terbatas menjelaskan mengapa jamur ini berhubungan dengan persistensi infeksi saluran akar gigi.10

Jamur Candida albicans banyak ditemukan pada saluran akar gigi pada kasus perawatan saluran akar yang gagal dalam perawatan endodontik.10

2.2.1. Taksonomi

Taksonomi dari jamur Candida albicans yaitu :20

Divisio : Thallophyta Subdivisio : Fungi Classic : Deuteromycetes Ordo : Moniliales Familia : Cryptococcaceae Genus : Candida

(23)

9 2.3. Tanaman Obat

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang semakin pesat dan canggih di zaman sekarang ini, ternyata belum mampu menggeser atau mengesampingkan begitu saja peranan obat-obatan tradisional. Berbagai macam penyakit dan keluhan ringan maupun berat dapat diobati dengan memanfaatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang mudah didapat di sekitar kita. Beberapa tanaman obat yang biasa digunakan untuk mengobati sakit gigi yaitu tumbuhan jarak, gambir, dan sidaguri.2,3

Kelebihan dari pengobatan dengan menggunakan ramuan tumbuhan secara tradisional tersebut ialah tidak adanya efek samping yang ditimbulkan seperti yang sering terjadi pada pengobatan kimiawi dan bahan-bahan yang bersifat alamiah lebih diterima oleh tubuh manusia dibandingkan dengan penggunaan bahan-bahan yang bersifat kimiawi.1,21

2.3.1. Gambir

Gambir ( Uncaria gambir roxb ) termasuk tumbuhan perdu dengan tinggi 1 cm - 3 cm. Batang tegak, bulat, percabangan memanjang, warna coklat pucat. Daun tunggal, berhadapan, berbentuk lonjong, tepi bergerigi, ujung meruncing, permukaan licin, tangkai daun pendek, panjang daun 8 cm - 13 cm, lebar 4 cm - 7 cm dan berwarna hijau. Bunga tersusun majemuk, mahkota berwarna merah muda atau hijau, kelopak bunga pendek, mahkota bunga berbentuk corong, benang sari lima. Buah berbentuk kapsula dan berbiji banyak.22

(24)

10 Gambar 2.2. Gambir (Uncaria gambir Roxb).

Sumber : https:// kotoalam.files.wordpress.com/2011/03/gambir.jpg

2.3.2. Taksonomi

Taksonomi dari tumbuhan gambir yaitu :22

Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Gentianales Famili : Rubiaceae Genus : Uncaria

(25)

11

2.3.3. Kandungan Kimia Gambir

Kandungan utama gambir adalah flavonoid, katekin (sampai 51%), zat penyamak (22%-50%), dan sejumlah alkaloid serta turunan dihidro. Selain katekin, ekstrak gambir mengandung bermacam-macam senyawa kimia lain yaitu: Asam katekutannat 20%-55%, pyrokatechol 20%-30%, gambir fluoresensi 1%-3%, kateku merah 3%-5%, quersetin 2%-4%, fixed oil 1%-2% dan lilin 1%-2%. Katekin dan asam katekutannat merupakan komponen yang memiliki potensi sebagai zat antibakteri. Kandungan katekin merupakan salah satu parameter mutu gambir dan menjadi penentu utama dari kualitas gambir.22,23,24

Gambir merupakan produk dari tanaman gambir (Uncaria gambir) mengandung senyawa fungsional yang termasuk dalam golongan polifenol. Pada tanaman gambir, kandungan polifenolnya terdapat pada daun. Umumnya, kandungan dan jenis polifenol tersebut, sangat dipengaruhi oleh umur daun. Katekin atau polifenol banyak dimanfaatkan sebagai bahan antimikrobia.24,25

Katekin adalah segolongan metabolit sekunder yang secara alami dihasilkan oleh tumbuhan dan termasuk dalam golongan flavonoid. Flavonoid biasanya banyak ditemukan pada buah-buahan, daun teh, sayuran dan juga pada Uncaria gambir

Roxb. Katekin biasanya disebut asam catechoat dengan rumus kimia C15H14O6, tidak berwarna. Katekin juga memiliki aktivitas biologis yang penting, seperti aktivitas antitumor dan antioksidan.26,27

(26)

12 Katekin dapat mencegah pembentukan extracellular glucan yang berfungsi melekatkan S.mutans pada permukaan gigi sedangkan catechol mampu menghambat aktivitas enzim glucosyltransferase yang dimiliki S.mutans. Enzim ini berkaitan dengan pembentukan plak gigi.5

2.3.4. Kegunaan dan Khasiat Gambir

Gambir biasa digunakan sebagai komponen menyirih, gambir merangsang keluarnya getah empedu sehingga membantu kelancaran proses pencernaan di perut dan usus. Fungsi lain adalah sebagai campuran obat, sebagai obat luka bakar, obat sakit kepala, obat diare, obat disentri, obat kumur, obat sariawan, serta obat sakit kulit..22,28

Penelitian yang berkaitan dengan aktivitas ekstrak gambir telah banyak dilakukan diantaranya aktivitas antioksidan dan antibakteri dari turunan metil ekstrak etanol daun gambir (Kresnawaty dan Zainuddin, 2009), sebagai antiseptik mulut (Lucida et al, 2007), dan gambir sebagai imunodilator (Ismail dan Asad, 2009). Selain itu juga telah diteliti kemampuan ekstrak gambir sebagai penghambat sintesa asam lemak (Shu-Yan et al,. 2008), beberapa aktivitas ekstrak gambir diatas sebagian besar disebabkan oleh katekin yang terkandung di dalam gambir.28

2.3.5. Toksisitas Gambir

Gambir selain memiliki banyak khasiat dan kegunaan, gambir juga memiliki efek toksisitas. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hilpani 2012, setelah pemberian dosis 1000 mg/kg BB mencit tidak ada yang mati, tetapi setelah diberikan dosis 8000

(27)

13 mg/kg BB mencit ada yang mati dengan ataksia sebelum kematian. Dari hasil pemeriksaan histologi menunjukkan adanya gejala patologis sel radang yang ditemukan pada organ hati dan usus. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gambir memiliki efek toksisitas pada tubuh jika menggunakan dosis yang berlebihan.29

(28)

14 BAB III

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

3.1. Kerangka Teori PERAWATAN ENDODONTIK BERHASIL GAGAL PENGISIAN SALURAN AKAR TIDAK ADEKUAT

KEGAGALAN RESTORASI

UNCARIA GAMBIR ROXB

(29)

15 3.2. Kerangka Konsep Variabel bebas Variabel terkendali Variabel tergantung Ekstrak gambir konsentrasi 0.0781% Kontrol positif Cresophene Candida albicans 1. inkubasi 48 jam 2. Temperatur 37oC Ekstrak gambir konsentrasi 1% Ekstrak gambir konsentrasi 2.5%

Kematian Candida albicans Kegagalan Perawatan Endodontik

(30)

16 BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. JENIS PENELITIAN : Eksperimental laboratoris 4.2. LOKASI PENELITIAN :

1. Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, Makassar.

2. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin, Makassar.

4.3. WAKTU PENELITIAN : September 2015 – November 2015

4.4. VARIABEL PENELITIAN :

1. Variabel bebas : Ekstrak Gambir

2. Variabel tergantung : Candida albicans

3. Variabel terkendali

a. Lamanya inkubasi 48 jam

b. Temperatur saat inkubasi 37oC

4.5. KRITERIA PENELITIAN :

Pada uji aktifitas antifungi menggunakan metode difusi. Yang diukur adalah luas zona hambat, dimana luas zona hambat merupakan diameter daerah yang bening secara keseluruhan dikurangi dengan diameter silinders dengan menggunakan jangka sorong.

(31)

17 4.6. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL :

1. Ekstrak gambir adalah ekstrak cair dari tumbuhan gambir yang sudah dikeringkan dan dalam bentuk bongkahan.

2. Candida albicans adalah Candida albicans sediaan dari laboratorium.

3. Zona inhibisi adalah daerah jernih yang terdapat pada medium pembiakaan jamur.

4.7. ANALISIS DATA :

a. Jenis Data : Data primer

b. Pengolahan Data : SPSS Versi 20.0 (SPSS Inc., Chicago, IL, USA). c. Analisis Data : Uji ANOVA 1 arah dan Uji Least Significant

: Difference (LSD) d. Penyajian data : Dalam bentuk tabel

4.8. ALAT DAN BAHAN

4.8.1. Alat penelitian :

1. Timbangan analitik (Sartorius, Germany) 2. Rotaevaporator (Buchi, Germany)

3. Jangka sorong (Mitutoyo, Jepang) 4. Kertas saring (Whatman)

5. Corong Buchner (Herma)

6. Labu alas bulat (Pyrex, Japan)

(32)

18 8. Cawan petri (Pyrex, USA)

9. Mikropipet (socorex, Germany) 10.Inkubator (Memmert, Jerman) 11.Tabung reaksi (Pyrex, USA) 12. Rak tabung

13. Kertas label 14. Spoit

15.Paper disc (diameter 6 mm) 16.Autoklaf (ALL American U.S.A) 17.Gelas ukur (Pyrex, Germany) 18..Aluminium foil

19.Handscoen dan masker

20.Batang pengaduk (Pyrex, Japan)

4.8.2. Bahan penelitian :

1. Gambir (Sumatera)

2. Etanol 96% ( Laboratorium Farmasi Unhas)

3. Medium sabouraud dextrose broth (Lab. Mikrobiologi FK Unhas )

4. Spritus

5. Cresophene (Septodont, France)

6. Isolat bakteri Candida albicans (Laboratorium Mikrobiologi FK Unhas) 7. Aquades (Aqua, Kadaluarsa 2017)

8. DMSO 10% (Merck, Jerman)

(33)

19 4.9. PROSEDUR KERJA

4.9.1. Pembuatan ekstrak Gambir

Pembuatan ekstrak gambir dilakukan dengan menggunakan metode maserasi dan rotavapor. Gambir yang diperoleh dari pasaran dipecah menjadi potongan-potongan kecil kemudian ditimbang sebanyak 600 g. Labu alas bulat dicuci dan disterilkan dengan etanol, kemudian gambir yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam labu alas bulat serta ditambahkan etanol 1 l, setelah itu disimpan selama 48 jam. Selama disimpan, aduk 2 kali dalam 1 hari.

Gambir yang telah dimaserasi disaring dan kemudian dirotavapor dengan temperatur 60oC selama ± 1 jam sampai diperoleh ekstrak kentalnya. Setelah itu, didiamkan selama 2 jam sehingga ekstraknya kering.

4.9.2. Pembuatan esktrak gambir dengan berbagai konsentrasi

Ekstrak gambir ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik masing-masing ditimbang sebanyak 0,0781 g; 0,1 g; 0,25 g yang didapatkan dari penelitian sebelumnya30,31,32. Ekstrak gambir yang telah ditimbang tersebut kemudian dilarutkan dengan 10 mL larutan DMSO 10% sehingga didapatkan konsentrasi 0,781%; 1%; 2,5%. Setelah itu, konsentrasi esktrak gambir dimasukkan ke dalam botol vial dan diberi label sesuai konsentrasinya.

(34)

20 4.9.3. Uji efektivitas antijamur ekstrak gambir terhadap pertumbuhan jamur

Candida albicans.

Uji ini dilakukan menggunakan tiga konsentrasi esktrak gambir yang juga digunakan pada penentuan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM)(30,31,32). Tiga buah cawan petri disterilkan pada autoklaf selama ± 2 jam kemudian tiga buah cawan petri tersebut tersebut diisi dengan medium Sabouraud Dextrose Agar (SDA) . Cotton swab dicelupkan dalam biakan jamur kemudian kapas ditekan ke sisi tabung agar air tiris. Cotton swab diulaskan pada seluruh pemukaan cawan petri yang berisi medium secara merata. Lima buah paper disc (diameter 6 mm) dicelupkan dalam masing-masing sampel kemudian diletakkan diatas permukaan medium. Tiga untuk masing-masing sampel konsentrasi esktrak gambir, satu untuk kontrol negatif (aquades steril), dan satu lagi untuk kontrol positif (Cresophene). Ditekan dengan pinset agar paper disc benar-benar menempel pada medium. Replikasi dibuat tiga kali.

Cawan petri tersebut diinkubasi pada temperatur 37oC selama 1x48 jam dan setelah 48 jam dilakukan pengukuran zona inhibisi dengan menggunakan jangka sorong.

(35)

21 4.10. Alur Penelitian

Uncaria gambir Roxb

Prosedur Ekstraksi

Pengenceran dengan Etanol 96%

Ekstrak Gambir dengan Konsentrasi 0.781%, 1%, 2.5%

Pembuatan Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA)

Sabouraud Dextrose Agar (SDA)Sabouraud

Ekstrak Gambir dengan Berbagai Konsentrasi 0.781% 1% 2.5% Kontrol Negatif Aquades Kontrol Positif Cresophene

Pengukuran Zona Inhibisi

Analisis Data Inkubasi

(36)

22 BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Efektivitas ekstrak gambir (Uncaria gambir) terhadap Candida albicans Hasil pengujian efektivitas ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb) terhadap jamur Candida albicans dilakukan dengan cara mengukur diameter zona hambat yang terbentuk. Adapun hasil pengukuran rata-rata zona hambat pada penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada gambar 5.1 dan tabel 5.1.

Gambar 5.1. Diameter zona hambat konsentrasi ekstrak gambir A (0,781%); B (1%); C (2,5%); D (Cresophene) dan E (aquades) terhadap Candida albicans

(37)

23 Tabel 5.1. Hasil pengukuran diameter zona hambat (mm)

Cawan Petri

Konsentrasi Ekstrak Gambir (%) Kontrol

positif (Cresophene) Kontrol negatif (aquades) 0,781 1 2,5 A 7,1 mm 7,4 mm 7,6 mm 23,4 mm 6 mm B 7,3 mm 7,5 mm 7,8 mm 23,5 mm 6 mm C 7,0 mm 7,3 mm 7,7 mm 23,4 mm 6 mm

Adapun perbedaan diameter zona hambat antara ekstrak gambir berbagai konsentrasi dengan Cresophene setelah diinkubasi. ditampilkan dalam tabel distribusi (lihat tabel 5.2.)

Tabel 5.2.Perbedaan diameter zona daya hambat antara konsentrasi ekstrak gambir 0.781%, 1%, 2.5%, kontrol positif, dan kontrol negatif Konsentrasi Ekstrak Gambir n (%) LuasZonaDayaH ambat (mm) p-value Mean ± SD Konsentrasi 0.781% 3 (20%) 7.133 ± 0.152 0.000* Konsentrasi 1% 3 (20%) 7.400 ± 0.100 Konsentrasi 2.5% 3 (20%) 7.700 ± 0.100 Kontrol positif 3 (20%) 23.433 ± 0.577 Kontrol negative 3 (20%) 6.000 ± 0.000 Total 15 (100%) a

Normality test; Shapiro-Wilk test: p>0.05, data distribution normal *Anova One-waytest: p<0.05: significant

Tabel 5.2 memperlihatkan distribusi dan perbedaan diameter zona daya hambat (mm) ekstrak daun gambir konsentrasi 0.781%, 1%, 2.5%, kontrol positif dan kontrol negatif terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak gambir 0.781% memiliki diameter zona

(38)

24 daya hambat yang paling terkecil. Terlihat diameter zona daya hambat konsentrasi 0.781% hanya 7.133 mm. Adapun, diameter zona daya hambat yang paling besar ditemukan pada konsentrasi 2.5%. Rata- rata luas zona daya hambat konsentrasi 2.5% mencapai 7.7 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata diameter zona daya hambat konsentrasi 1% mencapai 7.4 mm. Pada penelitian ini, kontrol positif menggunakan cresophene dan kontrol negatif menggunakan aquadest. Diameter zona daya hambat kontrol positif mencapai 23.433 mm, sedangkan kontrol negatif hanya mencapai 6.00 mm. Tabel 5.2 juga memperlihatkan hasil uji statistik, ANOVA, untuk memperlihatkan perbedaan diameter zona daya hambat secara statistik. Hasil uji statistik ANOVA menunjukkan nilai p:0.000 (p<0.05) yang berarti bahwa terdapat perbedaan diameter zona daya hambat yang signifikan antara konsentrasi 0.781%, 1%, 2.5%, kontrol positif, dan kontrol negatif. Untuk mengetahui perbedaan, maka dilakukan uji beda lanjut (lihat table 5.3.)

Tabel 5.3.Hasil uji beda lanjut diameter zona daya hambat ekstrak daun gambir konsentrasi 0.781%, 1%, 2.5%, kontrol positif, dan kontrol negatif terhadap jamur Candida

Konsentrasi (i) Pembanding (j) Mean

Difference (i-j) 95% CI (min – max) p-value Konsentrasi 0.781% Konsentrasi 1% -0.2667 -0.526 - -0.007 0.044* Konsentrasi 2.5% -0.5667 -0.826 - -0.307 0.000* Kontrolpositif -16.300 -16.559 - -16.040 0.000* Kontrolnegatif 1.133 0.873 – 1.392 0.000* Konsentrasi 1% Konsentrasi 2.5% -0.300 -0.559 - -0.040 0.023* Kontrolpositif -16.033 -16.292 - -15.773 0.000* Kontrolnegatif 1.400 1.140 - 1.659 0.000* Konsentrasi 2.5% Kontrolpositif -15.733 -15.992 - -15.473 0.000* Kontrolnegatif 1.700 1.440 – 1.959 0.000*

*Post Hoctest: Tukey’s HSD (High Significant Difference); p<0.05: significant

Tabel 5.3 menunjukkan hasil uji beda lanjut diameter zona daya hambat ekstrak daun gambir konsentrasi 0.781%, 1%, 2.5%, kontrol positif, dan kontrol negatif

(39)

25 terhadap jamur Candida albicans. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat selisih sebesar 0.2667 bila kelompok konsentrasi 0.781% dan konsentrasi 1% dibandingkan, dengan rata-rata diameter zona daya hambat konsentrasi 1% lebih tinggi dari pada 0.781%. Perbedaan antara kelompok konsentrasi 0.781% dengan konsentrasi 2.5% memperlihatkan selisih 0.5667 dengan nilai konsentrasi 2.5% lebih besar dari pada 0.781%. Demikian juga, bila dibandingkan dengan kontrol positif, terlihat perbedaan sebesar 16.300 mm dan bila dibandingkan dengan kontrol negatif, terdapat selisih sebesar 1.13 mm. Hasil uji beda lanjut memperlihatkan nilai p<0.05, pada seluruh pasangan kelompok perbandingan.

Pada perbandingan antara konsentrasi 1% dan 2.5%, terlihat selisih sebesar 0.300 mm dengan nilai konsentrasi 2.5% lebih besar. Perbandingan antara konsentrasi 1% dan kontrol positif, terlihat selisih sebesar 16.033 mm dengan nilai kontrol positif lebih besar. Sebaliknya, terdapat selisih sebesar 1.400 mm antara perbandingan konsentrasi 1% dan kontrol negatif, di mana nilai konsentrasi 1% lebih besar. Hasil uji statistik beda lanjut memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan diameter zona daya hambat yang signifikan antara perbedaan seluruh kelompok pasangan perbandingan. Tabel 5.3 juga memperlihatkan perbedaan antara kelompok konsentrasi 2.5% dengan kontrol positif, di mana terdapat selisih sebesar 15.733 mm dengan nilai kontrol positif lebih tinggi. Namun, bila dibandingkan dengan kontrol negatif, nilai konsentrasi 2.5% lebih tinggi 1.700 mm. Hasi l uji statistik juga memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan diameter zona daya hambat yang signifikan antara konsentrasi 2.5% dengan kontrol positif dan antara konsentrasi 2.5% dengan kontrol negatif.

(40)

26 BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian mengenai ekstrak gambir sudah banyak dilakukan antara lain formulasi sediaan antiseptik mulut dari katekin gambir, pasta gigi antibakteri dari tanaman gambir, efektifitas ekstrak gambir terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans, dan masih banyak lagi penelitian mengenai gambir. Namun, sampai saat ini penulis belum menemukan penelitian mengenai efektifitas ekstrak gambir sebagai bahan medikasi saluran akar terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.

6.1. Uji efektivitas ekstrak gambir (Uncaria gambir) terhadap Candida albicans

Hasil yang diperoleh dari pengujian ini yaitu pada semua konsentrasi ekstrak gambir terlihat adanya zona hambat yang terbentuk. Pada pengujian efektivitas

Cresophene, tampak pula terbentuk zona hambat namun pada ukuran yang lebih besar dibandingkan zona hambat yang terbentuk pada esktrak gambir.

Pada ekstrak gambir dengan konsentrasi 0.781%, 1%, 2.5% memiliki zona hambat. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak gambir efektif menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suraini, Chairani, dan Enlita (2015), uji aktivitas antijamur ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb) dengan konsentrasi 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% terhadap Candida albicans secara in vitro didapatkan bahwa kadar bunuh minimal dari ekstrak etanol gambir terhadap jamur Candida albicans adalah 100%,

(41)

27 kadar bunuh minimal adalah kadar terendah dari antimikroba yang dapat membunuh jamur yang ditandai dengan tidak adanya pertumbuhan jamur pada media. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol gambir, maka semakin rendah pertumbuhan jamur Candida albicans.33

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ilyas (2006), ekstrak buah mengkudu terhadap jamur Candida albicans dengan berbagai macam konsentrasi didapatkan bahwa ekstrak buah mengkudu juga efektif menghambat pertumbuhan jamur

Candida albicans dilihat dengan munculnya zona hambat17.

Pada konsentrasi 0,781%, 1%, dan 2.5% terlihat adanya zona hambat terhadap

Candida albicans. Pada kontrol positif juga terlihat adanya zona hambat yang luas dibandingkan pada ekstrak gambir, hal ini menunjukkan bahwa kontrol positif (Cresophene) lebih efektif menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans

dibandingkan ekstrak gambir, sedangkan pada kontrol negatif (aquades steril) tidak terlihatnya adanya zona hambat karena aquades steril bersifat netral yang tidak mengandung bahan yang bersifat antibakteri dan antijamur.

Perbedaan yang signifikan terlihat antar konsentrasi pada kelompok ekstrak gambir dengan kontrol positif (Tabel 5.2). Risnawati mengutip pernyataan yang diambil dari buku Microbiology a laboratory manual bahwa aktivitas suatu antiseptik selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, pH, dan keberadaan bahan-bahan organik, kemempuannya dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme juga dipengaruhi oleh konsentrasi dan waktu kontak.6

(42)

28 Berdasarkan penelitian Laksmi (2010), yang menggunakan ekstrak gambir terhadap baketri Entrococcus faecalis dengan berbagai macam konsentrasi didapatkan bahwa ekstrak gambir juga efektif menghambat pertumbuhan bakteri

Entrococcus faecalis.30

Berbagai penelitian mengenai sifat antimikroba dari esktrak gambir telah banyak dilakukan. Aktivitas antioksidan dan antibakteri dari turunan metil ekstrak etanol daun gambir (Kresnawaty dan Zainuddin, 2009)34, sebagai antiseptik mulut (Lucida et al, 2007.35

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan didapatkan bahwa ekstrak gambir (Uncaria gambir) dan Cresophene mempunyai efektivitas yang sama dalam

menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Ekstrak gambir dengan

konsentrasi yang paling kecil saja yaitu 0,781 % dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Hal ini ditunjukkan dengan adanya zona hambat yang terbentuk. Semakin tinggi konsentrasi dari ekstrak gambir yang diberikan, maka akan semakin besar pula zona hambat yang terbentuk. Demikian bahwa esktrak gambir (Uncaria gambir) dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans, tetapi

(43)

29 BAB VII

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb) pada semua konsentrasi yang diuji dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans

2. Cresophene lebih efektif menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans

dari pada ekstrak gambir.

7.2. Saran

Hal yang dapat disarankan setelah melakukan penelitian ini :

1. Disarankan peneliti selanjutnya bila ingin melakukan penelitian ekstrak gambir terhadap Candida albicans dapat menaikkan konsentrasi ekstrak gambir.

2. Disarankan peneliti selanjutnya dapat mencoba melakukan penelitian menggunakan bagian lain dari gambir yang mungkin juga dapat digunakan sebagai antijamur.

(44)

30

DAFTAR PUSTAKA

1. Deviana M, Kartika E, Mukhlis F. Peningkatan Kesehatan Masyarakat Melalui Pemberdayaan Wanita Dalam Pemanfaatn Pekarangan Dengan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Di Kecamatan Geragai. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat: 2011. Pp 2

2. Kayanto. Obat dan Suplemen Kesehatan Herbal, kian digandrungi. Kabar Sehat, Edisi 002, Juli-September 2008. Available From : http://www.dexa-medica.com/printview.php?cid=1&id=318 . Diakses tanggal 23 Desember 2012.

3. Kinho Julianus, Arin, Dwi DI, Tabba Supratman, Kama Harwiyuddin, Kafiar Yermis, dkk. Tumbuhan Obat Tradisional di Sulawesi Utara. Jilid 1. Bahan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementrian Kehutanan.2011. Pp 83-6

4. Adria, 1998. Pengaruh Ekstrak Gambir terhadap Hama terong KB Epilachna varivesrisn Mulsant. Jurnal penelitian tanaman industry Vol. IV.4 Bogor 5. Vensia Magdalena,N. Kusnadi, J. Antibakteri dari Ekstrak Kasar Daun

Gambir(Uncaria gambir var Cubadak) Metode MICROWAVE-ASSISTED EXTRACTION Terhadap Bakteri Patogen. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 3 No.1:2015

6. Sari Risnawati,Y. Perbandingan Efek Antibakteri Esktrak Gambir (Uncaria Gambir) terhadap Streptococcus Mutans Pada Konsentrasi dan Waktu Kontak yang Berbeda. Artikel Karya Tulis Ilmiah: 2008

7. Bence,R. Buku Pedoman Endodontik Klinik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia:2005

8. Abidin,T. Ikke Ivanti,T. Efek Kitosan Blangkas Bermolekul Tinggi dengan Pelarut Gliserin sebagai Alternatif Bahan Dressing Saluran Akar Terhadap Candida Albicans. Dentika Dental Journal. Vol 15, No. 1 : 2010

9. A. Leepel,L. Hidayat,R. Puspitawati,R. M Bahtiar,B. Efek Penambahan Glukosa pada Saburoud Dextrose Broth terhadap Pertumbuhan Candida Albicans. Indonesian Journal of Dentistry:2009

10.Rianda. Efek antifungal dan pH kombinasi minyak atsiri kayu manis dengan kalsium hidroksida terhadap Candida albicans secara Invitro [Skripsi]. Medan, Universitas Sumatera Utara;2010

11.Mohammadi,Z.Y. Sodium Hypochlorite in Endodontics: an update review. Internasional Dental Journal:2008

12.Tarigan R, Tarigan G. Buku Perawatan Pulpa Gigi. Ed. Ke-3, EGC. Jakarta:2012

(45)

31 13.Nurdin. D. Hemiawati Satari. M. Peranan Entrococcus faecalis terhadap

Persistensi Infeksi Saluran Akar. Bandung, Universitas Padjadjaran;2010 14.Dwipo Kusumo,A. Konsentrasi Hambat Minimal dan Konsentrasi Bunuh

Minimal Ekstrak Delima Merah (Punica granatum linn) terhadap bakteri

Entrococcus faecalis. [Skripsi]. Surabaya. Universitas Airlangga;2013

15.E.Walton,R. Torabinejad,M. Prinsip & Praktik Ilmu Endodonsia Edisi3. Jakarta: EGC:2003

16.Putri Usada.A. Cresophene. Scribd [Serial online]. Available from : http:// scribd.com/doc/115444362/Cresophene-Summary#scribd

17.Ilyas,M. Daya Hambat Ekstrak Buah Mengkudu terhadap Pertumbuhan Candida Albicans. Dentofasial. Vol 7. No1: 2008

18.Daru Anggara,E. Suhartanti,D. Mursyidi,A. Uji Aktivitas Antifungi Fraksi Etanol Infusa Daun Kepel (Stelechocarpus burahol, Hook F&Th.) terhadap Candida Albicans. Yogyakarta

19.Maharani,S. Pengaruh Pemberian Larutan Ekstrak Siwak (Salvadora persica) pada Berbagai Konsentrasi terhadap Pertumbuhan Candida albicans. [Karya Tulis Ilmiah]. Semarang, Universitas Diponegoro;2012

20.Komariah. Sjam.R. Kolonisasi Candida dalam Rongga Mulut. Jakarta. Universitas Indonesia; 2012

21.Thomas A.N.S. Tanaman Obat Tradisional Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Kanisius:2007

22.Wikipedia. Gambir (Uncaria gambir Roxb). [serial online]. Available from :

http://id.wikipedia.org/wiki/Gambir

23.Andasuryani. Aris Purwanto,Y. Budiastra,I W. Syamsu,K. Prediksi

Kandungan Katekin Gambir (Uncaria Gambir Roxb) dengan Spektroskopi Nir. Jurnal Teknologi Industri Pertanian 24: 2014

24.Isnawati,A. Raini,N. Dwi Sampurno,O. Mutiatikum,D. Widowati,L.

Gitawati,R. Karakteristik Tiga Jenis Ekstrak Gambir( Uncaria Gambir Roxb) Dari Sumatera Barat. Bul. Penelit, Kesehatan, Vol. 40, No.4:2012

25.Pambayun,R. Gardjito,M. Sudarmidji,S. Rahayu,K. Kandungan Fenolik Ekstrak Daun Gambir (Uncaria Gambir Roxb) dan Aktivitas Antibakterinya. Agritech, Vol.27, No. 2:2007

26.Ayu Hapsari,M. Uji Aktivitas Antibakteri (+) – Katekin dan Gambir (Uncaria gambir) terhadap Beberapa Jenis Bakteri Gram Negatif dan Mekanismenya [Skripsi]. Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah;2010

27.Catur Febriana.N. Pemanfaatan Gmabir (Uncaria gambir Roxb) sebagai Sediaan Obat Kumur. Bogor. Institut Pertanian Bogor;2006

(46)

32 28.Rahmawati,N. Bakhtiar,A. Prima Putra,D. Isolasi Katekin dari Gambir (Uncaria Gambir(Hunter).Roxb) untuk Sediaan Farmasi dan Kosmetik. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia: 2012

29.Hilpiany D. Uji toksisitas akut isolat katekin gambir (Uncaria gambir roxb) dari fase etil asetat terhadap mencit putih jantan secara in vivo [Skripsi]. Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah;2012

30.Putri VL. Konsentrasi hambat minimal dari ekstrak gambir (Uncaria gambir) terhadap Entrococcus faecalis [Skripsi]. Makassar, Universitas Hasanuddin; 2011

31.Husain N. Efektifitas ekstrak gambir (Uncaria gambir) sebagai alternative bahan larutan irigasi saluran akar terhadap pertumbuhan bakteri Entrococcus faecalis pada konsentrasi dan waktu kontak yang berbeda [Skripsi]. Makassar, Universitas Hasanuddin; 2011

32.Wijayanti AI. Pengaruh ekstrak gambir (uncaria gambir roxb) sebagai alternative bahan larutan irigasi saluran akar terhadap mikroba saluran akar pada gigi nekrosisi [Skripsi]. Makassar, Universitas Hasanuddin;2011

33.Suraini. Chairani. Enlita. Uji aktivitas antijamur ekstrak gambir (Uncaria gambir) terhadap Candida albicans. Scientia. Vol 5 No.2, Agustus 2015 34.Kresnawaty I, Zainuddin A. Aktivitas antioksidan dan antibakteri dari

derivate metil ekstrak etanol daun gambir (Uncari gambir). J Litri [serial

online] 2009;15(4):[internet]. Available from: URL:

http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/publikasi/jurnal/jurnal

%202009/J_Vol15_4-_1_2009.pdf. Accessed Juni 10,2011.

35.Lucida H, Bakhtiar A, Putri WA. Formulasi sediaan antiseptic mukut dari katekin gambir. J Sains Tek Far [serial online] 2007;12(1):[internet].

Available from:

URL:http://ffarmasi.unand.ac.id/pub/jstf_v12_1_07_henny.pdf. Accesed

(47)

33

Gambar

Gambar 2.1. Candida albicans
Gambar 5.1.  Diameter zona hambat konsentrasi ekstrak gambir A (0,781%);            B (1%); C (2,5%); D (Cresophene) dan E (aquades) terhadap Candida albicans
Tabel 5.2.Perbedaan diameter zona daya hambat antara konsentrasi ekstrak  gambir 0.781%, 1%, 2.5%, kontrol positif, dan kontrol negatif  Konsentrasi Ekstrak  Gambir  n (%)  LuasZonaDayaHambat (mm)  p-value  Mean ± SD  Konsentrasi 0.781%    3 (20%)  7.133 ±
Tabel 5.3.Hasil uji beda lanjut diameter zona daya hambat ekstrak daun gambir konsentrasi  0.781%, 1%, 2.5%, kontrol positif, dan kontrol negatif terhadap jamur Candida  Konsentrasi (i)  Pembanding (j)  Mean

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Saham yang ditawarkan 412.981.464 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal Rp.

Arahan untuk penelitian ini untuk menjawab pertanyaan mengenai bagaimanakah pola pergerakan pekerja komuter di Kecamatan Sayung.Hasil penelitian menunjukkan, Pola

The header contains the hash of the previous block, the nonce used to create that particular block, and the difficulty of the network.. These are standard mining components that

Peraturan perundang-undangan ke tingkat yang lebih rendah pada esensinya adalah merupakan pelaksanaan dari nilai dasar Pancasila yang terdapat

Simbol verbal yang dikelola oleh anak- anak dalam kegiatan mereka dilakukan pada saat berkomunikasi dengan teman sebaya atau anggota komunitas lain, ketika berkomunikasi

Jabatan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan

[r]

Kemajuan ilmu dan teknologi menuntut setiap orang untuk terus menerus melakukan usaha peningkatan diri. Penguasaan bahasa menjadi salah satu aspek penting sebagai modal