• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Sosial Bisnis. Pengantar Bisnis_Pertemuan 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tanggung Jawab Sosial Bisnis. Pengantar Bisnis_Pertemuan 3"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Pengantar Bisnis_Pertemuan 3

(2)

Berbagai isu ………..

Kasus Lumpur Lapindo di Jawa Timur

Polusi Lingkungan dikota-kota besar di

Indonesia

(3)

Sejarah Corporate Social Responsibility

• Pada tahun 1933

A Berle dan G Means meluncurkan buku berjudul The Modern Corporation and Private Property yang

mengemukakan bahwa korporasi modern seharusnya

mentransformasikan diri menjadi institusi sosial, ketimbang institusi ekonomi yang semata memaksimalkan laba.

• Abad ke-19

Ditandai dengan Industrialisasi di Amerika. Dewan direksi dan manajemen perusahaan dianggap hanya

(4)

Cont…

• Pertengahan abad ke-20

Di Amerika oleh para pakar bisnis semisal Peter Drucker dan mulai dimasukan dalam literatur. Pada tahun 1970, ekonom Milton Friedman menjelaskan pandangannya bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah

menghasilkan keuntungan (profit) dalam batasan moral masyarakat dan hukum. Ia mengingatkan bahwa inisiatif perusahaan untuk menjalankan CSR dapat membuat arah manajemen menjadi tidak fokus, pemborosan sumberdaya, memperlemah daya saing, serta mempersempit pilihan-lihan dan kesempatan. Namun demikian, CSR semakin

berkembang dan terus menjadi isu kunci dalam konteks manajemen, pemasaran dan akuntansi di Inggris, Amerika, Eropa, Canada dan negara-negara lain.

(5)

• Hingga tahun 1980 -1990an

Wacana CSR terus berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio de Jenairo, Brazil pada tahun 1992 menegaskan konsep pembangunan berkelanjutan sebagai hal yang harus

diperhatikan. Tidak hanya oleh negara tapi oleh kalangan korporasi yang makin kuat kekuatan kapitalnya. Hal ini pun diperkuat dengan buku yag dibuat oleh James Collins dan

Jerry Porras meluncurkan Built to Last; Seccesfull Habits of Visionary Companies pada tahun 1994, lewat riset yang dilakukan, maka menunjukkan bahwa

perusahaan-perusahaan yang terus hidup bukanlah perusahaan-perusahaan yang hanya mencetak uang semata.

(6)

Cont…

• Tahun 1997

 Dalam bukunya Cannibals with Forks, the Tripple Bottom Line of Twentieth Century Bussiness John Elkington

mengembangkan konsep triple bottom line dalam istilah

economic prosperity, environmental quality, dan social justice.

Melalui konsep ini Elkington mengemukakan bahwa

perusahaan yang ingin terus menjalankan usahanya harus

memperhatikan 3P yaitu profit, people and planet. Perusahaan yang menjalankan usahanya tidak dibenarkan hanya mengejar keuntungan semata (profit), tetapi mereka juga harus terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people), dan berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Ketiga prinsip tersebut saling mendukung dalam pelaksanaan program CSR.

(7)

Cont…

• Setelah World Summit di Johanesburg pada tahun 2002 yang menekankan pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan, cetusan Elkington ini semakin bergulir kencang.

• Di wilayah Asia, konsep CSR berkembang sejak tahun

1998, tetapi pada waktu itu belum terdapat suatu pengertian maupun pemahaman yang baik tentang koknsep CSR.

Sedangkan CSR sendiri dikenal di Indonesia pada tahun 2001.

(8)

Evolusi Tanggung Jawab Sosial

1. Era Kewirausahaan

Berkaitan dengan era diakhir abad ke-19 yang dicirikan dengan semangat kewirausahan dan filosofi laissez faire

2. Depresiasi Besar

Tahun 1930-an banyak orang menyalahkan kegagalan bisnis dan bank yang menghilangkan banyak pekerjaan disebabkan oleh iklim bisnis yang rakus dan kurang kendali. Dari kekacauan tersebut timbul UU tentang melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3. Era Aktivisme Sosial

Ditandai dengan kerusuhan sosial tahun 1960-an dan 1970-an sewaktu bisnis seringkali dicirikan sebagai dorongan yang negatif. Sehingga tercetus peraturan pemerintah tentang

peringatan kesehatan pada bungkus rokok serta perlindungan lingkungan secara tegas.

(9)

Definisi

Tanggung Jawab Sosial adalah Bentuk

kepedulian perusahaan terhadap lingkungan

eksternal perusahaan melalui berbagai

kegiatan yg dilakukan dalam rangka

penjagaan lingkungan, norma masyarakat,

partisipasi pembangunan, serta berbagai

(10)

Cont…

World Business Council for Sustainable Development: Komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya

meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.

International Finance Corporation: Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan.

Institute of Chartered Accountants, England and Wales: Jaminan bahwa organisasi-organisasi pengelola bisnis mampu memberi

dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, seraya

memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham (shareholders) mereka.

(11)

Cont…

Canadian Government : Kegiatan usaha yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan dan sosial ke dalam nilai, budaya,

pengambilan keputusan, strategi, dan operasi perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab untuk

menciptakan masyarakat yang sehat dan berkembang. • European Commission : Sebuah konsep dengan mana

perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan

lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan.

CSR Asia : Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial dan

lingkungan, seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholders.

(12)

Cont…

Menurut ISO 26000 : Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan

kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan

kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang

ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh (draft 3, 2007).

(13)

Undang-Undang CSR

UU PT No.40 Tahun 2007 menyatakan bahwa “PT yang menjalankan usaha di

bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1)”.

• UU PT tidak menyebutkan secara rinci berapa besaran biaya yang harus

dikeluarkan perusahaan untuk CSR serta sanksi bagi yang melanggar. Pada ayat 2, 3 dan 4 hanya disebutkan bahwa CSR ”dianggarkan dan diperhitungkan

sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran”.

• PT yang tidak melakukan CSR dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai CSR ini baru akan diatur oleh Peraturan Pemerintah.

• Peraturan lain yang menyentuh CSR adalah UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa ”Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.” Meskipun UU ini telah mengatur sanksi-sanksi secara terperinci terhadap badan usaha atau usaha perseorangan yang mengabaikan CSR (Pasal 34), UU ini baru mampu menjangkau investor asing dan belum mengatur secara tegas perihal CSR bagi perusahaan nasional.

(14)

Cont…

• Jika dicermati, peraturan tentang CSR yang relatif lebih terperinci adalah UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudiaan dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN No.4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara pelaksanaan CSR. Seperti kita ketahui, CSR milik BUMN adalah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

• Dalam UU BUMN dinyatakan bahwa selain mencari keuntungan, peran BUMN adalah juga memberikan bimbingan bantuan secara aktif kepada pengusaha

golongan lemah, koperasi dan masyarakat. Selanjutnya, Permen Negara BUMN menjelaskan bahwa sumber dana PKBL berasal dari penyisihan laba bersih

perusahaan sebesar 2 persen yang dapat digunakan untuk Program Kemitraan ataupun Bina Lingkungan. Peraturan ini juga menegaskan bahwa pihak-pihak yang berhak mendapat pinjaman adalah pengusaha beraset bersih maksimal Rp 200 juta atau beromset paling banyak Rp 1 miliar per tahun (lihat Majalah Bisnis dan CSR, 2007).

• Namun, UU ini pun masih menyisakan pertanyaan. Selain hanya mengatur BUMN, program kemitraan perlu dikritisi sebelum disebut sebagai kegiatan CSR. Menurut Sribugo Suratmo (2008), kegiatan kemitraan mirip dengan

sebuah aktivitas sosial dari perusahaan, namun di sini masih ada bau bisnisnya. Masing-masing pihak harus memperoleh keuntungan.

(15)

Contoh Program CSR

• Pemberian beasiswa

• Bantuan langsung bagi korban bencana

• Pemberian modal usaha sampai pada

pembangunan infrastruktur seperti

pembangunan sarana olah raga, sarana

ibadah maupun sarana umum lainnya yang

dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

(16)
(17)

Tanggung Jawab Perusahaan terhadap Stakeholders

A. Tanggung Jawab kepada Pelanggan

B. Tanggung Jawab kepada Karyawan

C. Tanggung Jawab Kepada Pemegang Saham

D. Tanggung Jawab Kepada Kreditor

E. Tanggung Jawab Kepada Lingkungan

F. Tanggung Jawab Kepada Komunitas

(18)

A. Tanggung Jawab kepada Pelanggan

Tanggung Jawab kepada Pelanggan jauh lebih luas dari pada hanya menyediakan barang atau jasa. Perusahaan mempunyai tanggung jawab ketika memproduksi dan menjual produk. Dalam praktek tanggung jawab ydm meliputi :

Tanggung Jawab Produksi :

Produk harus diproduksi dengan keyakinan menjaga kesela-matan pelanggan. Label peringatan harus ada guna mencegah kecelakaan karena salah dalam penggunaan dan adanya efek samping

Tanggung Jawab Penjualan :

Perusahaan tidak melakukan strategi penjualan yang terlalu agresive atau iklan yang menyesatkan. Perlu survey kepuasan pelanggan, dimana ybs diperlakukan sebagaimana mestinya.

(19)

Cara Menjamin Tanggung Jawab

Sosial Kepada Pelanggan

Dapat di lakukan dengan tahapan sbb. :

1. Ciptakan Kode Etik

• Berisi serangkaian petunjuk untuk kualitas produk, sekaligus sebagai petunjuk bagaimana karyawan, pelanggan dan pemilik seharusnya dipelihara

2. Memantau Semua Keluhan

• Hubungi pelanggan apabila mereka mempunyai keluhan mengenai kualitas produk atau lainnya.

• Cari sumber keluhan dan yakinkan bahwa problem tersebut tidak akan timbul lagi.

3. Umpan Balik Pelanggan

• Meminta pelanggan untuk memberi umpan balik atas

barang/jasa yang mereka beli walaupun selama ini tidak ada keluhan a.l dengan mengirim kuesioner.

(20)

Tanggung jawab kepada pelanggan didorong juga

oleh

sekelompok

konsumen

tertentu.

Konsumerisme

mewakili

permintaaan

kolektif

pelanggan dimana bisnis memenuhi kebutuhan

mereka.

Cara Konsumerisme Menjamin Tanggung Jawab

Terhadap Pelanggan

(21)

Pemerintah cenderung menjamin tanggung jawab kepada pelanggan dengan berbagai hukum atas

keamanan produk, iklan dan kompetisi industri, yaitu melalui :

P.P Tentang Keamanan Produk

Pemerintah melindungi konsumen dengan memberikan peraturan atas beberapa produk perusahaan

P.P Tentang Periklanan

Pemerintah menciptakan hukum yang melarang iklan yang menyesatkan

P.P Tentang Kompetisi Industri

Pemerintah mempromosikan persaingan diseluruh industri, karena persaingan dapat menghindari penggunaan taktik penjualan yang menyesatkan serta praktek monopoli.

Cara Pemerintah Menjamin Tanggung Jawab

Terhadap Pelanggan

(22)

B. Tanggung Jawab kepada Karyawan

a. Rasa Aman para Karyawan

• Meyakinkan a.l tempat kerja adalah aman bagi karyawan dengan selalu mengecek peralatan kerja supaya selalu dalam kondisi layak dan tidak berbahaya.

b. Perlakuan layak oleh karyawan lain

• Perusahaan bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa para karyawan diperlakukan layak oleh karyawan lain. Issue yang timbul biasanya masalah diversitas (kelainan, perbedaan) karyawan.

c. Kesempatan yang sama

• Karyawan yang melamar untuk suatu posisi tidak seharusnya ditolak karena diskriminasi masalah sara.

(23)

Cara Perusahaan Meyakinkan Tanggung Jawab

Kepada Karyawan

Untuk meyakinkan bahwa karyawan menerima

perlakuan yang layak,

beberapa perusahaan

menciptakan prosedur keluhan untuk karyawan

yang

merasa

bahwa

mereka

tidak

diberi

kesempatan yang sama. Keluhan ditangani oleh

seseorang

atau

departemen/bagian/seksi

yang

ditunjuk

perusahaan.

Adanya

masukan

ydm.

perusahaan

berusaha

memecahkan

dan

memperbaiki

prosedurnya

untuk

menghindari

keluhan kayawan selanjutnya

(24)

Konflik dengan Pemberhentian Karyawan

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

mungkin

berguna untuk mengurangi biaya yang sangat

substansial dan memuaskan pemegang saham,

disamping itu supaya perusahaan bertahan hidup.

Ini mungkin cara terbaik bagi perusahaan, tetapi

tidak bagi karyawan.

Solusi

terbaik

adalah

dengan

menyalurkan

karyawan yang di PHK pada pekerjaan lain dalam

perusahanan atau group perusahaan

(25)

C. Tanggung Jawab Kepada Pemegang

Saham

Perusahaan bertanggung jawab untuk

memuaskan pemilik (pemegang saham)

Cara Perusahaan Meyakinkan Tanggung Jawab

• Manajer perusahaan memonitor keputusan perusahaan

untuk meyakinkan bahwa mereka membuatnya untuk kepentingan pemilik.

• Gaji karyawan dikaitkan dengan kinerja perusahaan, dalam hal ini karyawan tinggal memfocuskan pada memaksimalkan nilai perusahaan

(26)

Cara Pemegang Saham Meyakinkan

Tangung Jawab

:

• Pemegang saham aktif dalam mempengaruhi kebijakan manajemen perusahaan, terlebih ketika mereka tidak puas dengan gaji para eksekutif perusahaan atau kebijakan lain. Pemegang saham yang sangat aktif umumnya investor institusi yang memiliki sejumlah besar saham. Mereka akan meminta pertangungjawaban eksekutif perusahaan atas ketidak puasannya

Konflik dengan Kompensasi Eksekutif

yang berlebihan

• Salah satu perhatian utama pemegang saham adalah gaji yang diberikan kepada para eksekutif perusahaan (CEO) dan eksekutif lainnya Isu ini timbul manakala perusahaan membayar gaji tinggi kepada para eksekutif, dilain fihak imbalan yang diterima oleh para pemegang atas investasinya tidak memuaskan

.

(27)

D. TANGGUNG JAWAB KEPADA KREDITOR

• Jika perusahaan mengalami masalah keuangan dan tidak

dapat memenuhi kewajibannnya, harus memberi tahu para kreditor. Biasanya kreditor bersedia memperpanjang jatuh tempo pembayaran serta memberi advis dalam mengatasi masalah keuangan

E.TANGGUNG JAWAB PADA LINGKUNGAN

• Proses produksi yang digunakan perusahaan juga produksi

yang dihasilkan dapat mencemari atau merusak lingkungan misalnya polusi udara (CO2) yang berbahaya bagi masyarakat dan polusi tanah akibat sampah/limbah beracun yang mengakibatkan tanah tidak atraktif dan tidak berguna untuk keperluan lain seperti pertanian

(28)

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi

polusi

 Perusahaan membatasi jumlah CO2 yang disebabkan oleh proses produksi a.l dengan mendesain peralatan produksi dan produknya.

 Merevisi proses produksi dan pengemasan untuk mengurangi jumlah sampah/limbah

 Menyimpan sampah meracun dan mengirimkannya ketempat pembuangan sampah khusus

 Mendaur ulang plastik dan membatasi pemakaian material yang akan menjadi sampah yang solid

 Perusahaan harus memiliki program lingkungan yang dirancang untuk mengurangi kerusakan lingkungan

(29)

Konflik dengan Tanggung Jawab

Lingkungan

• Walaupun perusahaan setuju bahwa lingkungan yang bersih diperlukan, namun masalahnya seberapa besar tanggung jawab yang harus mereka pikul untuk memelihara dan memperbaiki lingkungan.

• Hal ini menyangkut masalah biaya, karena pengeluaran dana yang begitu besar untuk lingkungan akan berakibat pada keuntungan perusahaan, yang pada gilirannya berdampak pada kepentingan para pemegang saham maupun para investor.

(30)

F. Tanggung Jawab Kepada Komunitas

• Apabila perusahaan membangun suatu basis

komunitas,

mereka

menjadi

bagian

dari

komunitas. Perusahaan menunjukkan

kepedulian-nya kepada komunitas dengan mensponsori event

lokal atau memberi donasi kepada kelompok

sosial lokal.

• Misal suatu bank memberi kredit lunak kepada

masyarakat sekitarnya yang berpenghasilan rendah

dan kepada komunitas minoritas. Atau beberapa

perusahaan

besar

memberi

donasi

kepada

universitas terkemuka.

(31)

• Kebijakan perusahaan yang memaksimalkan tanggung jawab sosial dapat menimbulkan konflik dengan memaksimalkan nilai perusahaan.

• Biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan akan dibebankan kepada pelanggan. Jadi kecenderungan memaksimalkan tanggung jawab sosial terhadap komunitas akan mengurangi kemampuan perusahaan menyediakan produk dengan harga wajar kepada konsumen.

• Hendaknya dukungan sosial tidak hanya menolong masyarakat tetapi dapat juga menjadi alat pemasaran bagi perusahaan.

Konflik dengan Memaksimalkan Tanggung

Jawab Sosial

(32)

• Apabila perusahaan bersaing dalam lingkungan

bisnis internasional, mereka harus tanggap akan

perbedaan

budaya.

Misalnya

perusahaan

dibeberapa negara tidak semua berpandangan

bahwa memberi imbalan kepada pelanggan atau

pemasok besar sebagai tidak etis.

• Perusahaan cenderung menyesuaikan dengan etika

dan tanggung jawab bisnis dalam kerangka

internasional, sehingga mereka dapat membangun

reputasi global untuk menjalankan roda bisnis

dengan cara yang etis.

Tanggung Jawab Bisnis dalam Lingkungan

Internasional

(33)

G. Biaya Untuk Memenuhi Tanggung Jawab

Sosial

Kemungkinan biaya yang timbul sebagai akibat tanggung jawab sosial kepada :

1. Pelanggan, adalah : Menciptakan program menerima dan memecahkan keluhan, Melakukan survey untuk mengeta hui kepuasan pelanggan,Gugatan hukum oleh pelanggan.

2. Karyawan, adalah : Menciptakan program menerima dan memecahkan keluhan, Melakukan survey untuk mengeta -hui kepuasan karyawan, Gugatan hukum oleh karyawan karena diskriminasi atau tuduhan tanpa bukti

3. Pemegang Saham, adalah : Mengumumkan Informasi Keuangan secara periodik, Gugatan hukum atas tuduhan bahwa manajer perusahaan tidak memenuhi tanggung jawabnya kepada para pemegang saham

4. Lingkungan, adalah: Memenuhi regulasi pemerintah akan lingkungan, Memenuhi janji akan petunjuk lingkungan yang dibuat perusahaan

(34)

Strategi Pengelolaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Rendah ---Tingkat Tanggung Jawab Sosial--- Tinggi

Reaktif

Cenderung Menolak tanggung Jawab Sosial

Akomodatif

Melakukan tanggung jawab sosial untuk menghindari

tekanan dari masyarakat

Defensif

Cenderung membela diri dalam menghindari tanggung jawab sosial

Proaktif

Mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial; Membentuk model industri

yang bertanggung jawab sosial

(35)

Strategi Pengelolaan TangJawab Sosial Perusahaan

• Strategi Reaktif

Kegiatan bisnis yg melakukan strategi reaktif dlm tangjawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tangjawab sosial

• Strategi Defensif

Strategi defensif dlm tangjawab sosial yg dilakukan oleh pershn terkait dg penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum utk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial .

• Strategi Akomodatif

Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yg di jalankan perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat & lingkungan sekitar akan hal tersebut

• Strategi Proaktif

Perusahaan memandang bahwa tangjawab sosial adalah bagian dari tangjawab utk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuas kan, maka citra positif terhadap pershn akan terbangun.

(36)

Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Manfaat bagi Perusahaan

Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat &

pemerintah

Manfaat bagi Masyarakat

Selain kepentingan masyarakat terakomodasi,

hubungan masyarakat dg perusahaan akan lebih

erat dlm situasi win-win solution.

Manfaat bagi Pemerintah

Memiliki partner dlm menjalankan misi sosial &

pemerintah dlm hal tanggung jawab sosial.

(37)

Pro Kontra mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

No Pandangan Kelompok yg Pro terhadap tanggung jawab sosial dari Orgsasi

Bisnis

No Pandangan Kelompok yg Kontra terhadap tanggung jawab sosial dari

Orgsasi Bisnis

1 Kegiatan bisnis seringkali menimbulkan masalah, oleh karena itu sudah semes-tinyalah pershn bertanggung jawab atas apa yg telah dilakukannya

1 Perusahaan tidak memiliki ahli yg meng-khususkan dlm bidang sosial & kemasya-rakatan, oleh karena itu sulit bagi pershn untuk ikut bertanggung jawab

2 Pershn adalah bagian dari lingkungan sosial masyarakat, oleh karena itu sudah semestinya ikut berpartisipasi & ber-tanggung jawab atas apa yg terjadi di masyarakat.

2 Pershn yg ikut berpartisipasi & bertang-gung jawab dlm lingkungan sosial masya-rakat justru akan memiliki kekuatan utk mengontrol masyarakat, & itu indikasi yg kurang baik secara sosial

3 Pershn biasanya memiliki SD utk menye-lesaikan masalah di lingkgan sosial masyrt

3 Akan banyak terdapat konflik kepentingan di masyrt jika pershn terlibat dlm aktifitas sosial 4 Pershn adalah partner dari lingkungan

sosial kemasyarakatan, sebagaimana hal nya juga pemerintah & masyarakat lain pada umumnya.

4 Tujuan perusahaan bukan utk motif sosial, akan tetapi utk memperoleh profit & mencapai tujuan yg diharapkan oleh para pemilik perusahaan.

(38)
(39)

Alhamdulillah

Referensi

Dokumen terkait

Taufiq mengungkapkan, satu foto yang diambil dari Galaxy S21 Ultra dengan resolusi 108 MP, itu bisa memakan memori hingga 25 MB dan yang paling diminati kini adalah tren

Informasi yang diperoleh menandakan pengaruh nyata oleh kombinasi POC NASA 150 ml dengan varietas Super Biru pada parameter tinggi tanaman dan bobot segar akar,

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwa pengaturan jaminan fidusia dalam dunia perbankan masih belum jelas implementasi dan batasan-batasannya, khususnya

Analisis ekonomi pada usahatani kentang yaitu jenis biaya yang digunakan, jumlah produksi dan nilai produksi, pendapatan, kelayakan usahatani kentang hingga

Potensi Hasil Penelitian sebagai Rancangan Modul Pembelajaran Biologi SMA Berdasarkan analisis Silabus Mata Pelajaran Biologi di SMA yang dilakukan, hasil penelitian

Menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (2013), kelembagaan ekonomi petani belum berfungsi sesuai dengan harapan, antara lain disebabkan karena: 1)

Data Kadar Gula Darah dan Berat Badan Tikus Treatment Sonde Sorbet Buah Naga Merah dengan Penambahan Isolat Protein Spirulina platensis 50

Sesuai dengan hasil yang didapatkan, maka pada Tabel 2.4 akan dijelaskan mengenai standar kompetensi untuk menentukan status kompetensi dari tenaga kerja.. Hal