STRATEGI
SANITASI
KABUPATEN
PROVINSI RIAU
Disusun oleh :
Pokja Sanitasi Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2014
Disusun oleh :
Pokja Sanitasi Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2014
Sub Sektor : Air Limbah
PEMBOBOTAN SWOT
Kab.Indragiri Hilir Prov.Riau
No.
Faktor Internal
Skor
Angka
1.00
2.00
3.00
4.00
KEKUATAN (STRENGHTS)
1
Aspek Kelembagaan
1.1
Legalitas Pokja Sanitasi/AMPL Kabupaten Indragiri
Hilir
4.00
4.00
1.2
Telah masuknya program PNPM
3.00
3.00
1.3
Sudah terbangunnya MCK di 9 lokasi
3.00
3.00
1.5
Adanya monitoring petugas sanitasi kecamatan.
3.00
3.00
1.6
Sosialisi pengelolaan lingkungan.
2.00
2.00
2
Aspek Keuangan
2.1
Komitmen daerah untuk sanitasi 1 % pertahun dari
belanja langsung
4.00
0.00
3
Aspek Teknis Operasional
0.00
3.1
Membangun MCK++ pada tempat-tempat strategis
seperti permukiman dan kepadatan penduduk
4.00
4.00
3.2
Membangun kepercayaan masyarakat luas dengan
mengajak Tokoh, Alim ulama, KSM, PKK dan lain-lain
arti penting menjaga kesehatan diri dan lingkungan
3.00
3.00
3.3
Melakukan sosialisasi yang terus menerus dari
instansi/ SKPD terkait sebagai penanggung jawab
kegiatan
4.00
4.00
4
Aspek Komunikasi
4.1
Kader posyandu berperan besar sebagai sumber
informasi sanitasi
3.00
3.00
4.2
Penyuluh kesehatan sebagai penyampai pesan
sanitasi terbesar
4.00
4.00
4.3
Media lokal berperan aktif sebagai penyampai pesan
sanitasi
2.00
2.00
5
SDM
0.00
5.1
Peningkatan jumlah kualitas SDM
3.00
3.00
JUMLAH NILAI
KEKUATAN
38.00
1.1
Belum adanya peran swasta dalam pengelolaan air
limbah
4.00
4.00
1.2
Sanitasi belum menjadi prioritas utama Kabupaten
2.00
2.00
1.3
Belum tersedianya Peraturan daerah bidang air
limbah domestik
4
4.00
1.4
Masih rendahnya koordinasi antar instansi terkait
kebijakan
2
2.00
2
Aspek Keuangan
2.1
Keterbatasan dana mengakibatkan kesulitan dalam
masalah pembangunan, operasional dan
pengembangan
4.00
4.00
2.2
Kurang tertariknya sektor swasta untuk melakukan
investasi sektor limbah
4.00
4.00
2.3
Investasi air limbah cukup tinggi untuk itu diperlukan
kerjasama investor atau pihak swasta
4.00
4.00
3
Aspek Teknis Operasional
3.1
Belum adanya Masterplan air limbah skala kawasan
dan studi lainnya
4.00
4.00
3.2
Belum adanya IPLT
3.00
3.00
3.3
Tidak mencukupinya MCK sekolah
3.00
3.00
3.4
Masih banyak masyarakat yang belum memiliki septik
tank aman
3.00
3.00
4
Aspek Komunikasi
4.1
Belum optimalnya sosialisasi tentang pengelolaan
limbah oleh media
2.00
2.00
5
SDM
5.1
Kesadaran dan pengetahuan masyarakat masih
kurang tentang limbah domestik
3.00
3.00
JUMLAH NILAI KELEMAHAN
42.00
SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN
-4.00
No.
Faktor Eksternal
Skor
Angka
1.00
2.00
3.00
4.00
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1
Aspek Kelembagaan
1.1
Terbukanya kerjasama dengan Pihak Ketiga seperti
swasta, LSM, maupun organisasi lain untuk
pengelolaan air limbah domestik
2.00
2.00
1.2
Adanya Penyuluhan melalui posyandu
2.00
2.00
1.3
Terlatihnya sanitarian
3.00
3.00
1.4
adanya kepedulian dari tokoh adat alim
ulama,cendikiawan tentang air limbah
2.00
2.00
2
Aspek Keuangan
0.00
2.1
Melakukan kerjasama dengan pemanfaatan dana CSR
pihak swasta
4.00
4.00
seperti APBD Propinsi, APBN, Swasta, CSR dan lain
lain.
3
Aspek Komunikasi
0.00
3.1
Penyebarluasan informasi melalui media cetak,
elektoronik, internet: website kota, webisite SKPD
2.00
2.00
3.2
Program dan kegiatan sanitasi lebih terkoordinasi
2.00
2.00
4
Aspek Teknis Operasional
0.00
4.1
Adanya MOU dengan pihak swasta/ pihak ketiga
dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah
2.00
2.00
5
Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan
Kesetaraan Gender
5.1
Meningkatkan SDM masyarakat secara berkelanjutan
3.00
3.00
5.2
Adanya pendidikan dan pelatihan dari Pemerintah
untuk penguatan kapasitas aparatur,swasta dan
masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik
3.00
3.00
6
Aspek Sosial Budaya
0.00
6.1
Mewujudkan kerjasama yang linier antara
pemerintah dan masyarakat setempat
2.00
2.00
7
Demografi dan LH
7.1
Memanfaatkan lahan kosong untuk pembangunan
sanitasi
3.00
3.00
JUMLAH NILAI
PELUANG
33.00
ANCAMAN
(THREATS)
1
Aspek Kelembagaan
1.1
Belum ada regulasi khusus yang mengatur tentang
CSR
4.00
4.00
1.2
Terjadinya friksi dan kepentingan antar SKPD
4.00
4.00
2
Aspek Keuangan
0.00
2.1
Belum adanya peminatan pihak investor/ swasta
untuk pengelolaan sanitasi air limbah
3.00
3.00
3
Aspek Komunikasi
0.00
3.1
Terdapat hambatan komunikasi antara pemerintah
dan pelaku bisnis
3.00
3.00
4
Aspek Teknis Operasional
0.00
4.1
Beragamnya standard kemiskinan yang tersedia
menyulitkan pihak terkait untuk menentukan secara
pasti jumlah penduduk miskin sebagai sasaran
penerima program
5.1
Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat
mengenai pengelolaan air limbah domestik yang
benar sehingga tidak ada lagi masyarakat yang
melakukan tindakan pencemaran ke badan air
penerima (sungai)
4.00
4.00
6
Aspek Sosial Budaya
6.1
Tingkat kemiskinan yang tinggi, tingkat pendidikan
yang rendah dan kurangnya terhadap akses
informasi, dan lebih mengutamakan memenuhi
kebutuhan pokok daripada penyediaan infrastruktur
sanitasi khususnya penyediaan jamban sehat
4.00
4.00
7
Demografi dan LH
7.1
Jumlah penduduk yang terus meningkat
menyebabkan kebutuhan dan permasalahan sanitasi
juga meningkat
4.00
4.00
8
SDM
8.1
JUMLAH NILAI ANCAMAN
30.00
SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN
3.00
Sub Sektor : Persampahan
PEMBOBOTAN SWOT
Kab.Indragiri Hilir Prov.Riau
No.
Faktor Internal
Skor
Angka
1.00
2.00
3.00
4.00
KEKUATAN (STRENGHTS)
1
Aspek Kelembagaan
1.2
Sudah memiliki Perda Retribusi sampah
3.00
3.00
1.3
Sudah terbentuknya Pokja sanitasi
Kab.Indragiri Hilir
3.00
3.00
1.4
Sudah memiliki dokumen perencanaan
RPIJM
3.00
3.00
1.5
Adanya peran serta dunia pendidikan
dalam pengelolaan sampah melalui
program jambore sanitasi
2.00
2.00
2
Aspek Keuangan
2.1
Alokasi pendanaan sudah ada di
beberappa SKPD terkait
2.00
2.00
3
Aspek Teknis Operasional
3.1
Sudah adanya TPA sanitari landfild
2.00
2.00
3.2
Sudah memiliki program 3R
2.00
2.00
3.3
sudah memiliki truk sampah,sarana dan
prasarana persampahan
3.00
3.00
4
Aspek Komunikasi
4.1
Sudah dilaksanakan sosialisasi 3R kepada
masyarakat
2.00
2.00
4.2
Penyuluh Kesehatan sebagai penyampai
pesan sanitasi terbesar
2.00
2.00
5
SDM
5.1
Sudah mempunyai kader-kader aktif di
masyarakat
2.00
2.00
JUMLAH NILAI
KEKUATAN
29.00
KELEMAHAN
(WEAKNESS)
1
Aspek Kelembagaan
1.1
Sanitasi belum menjadi prioritas
4.00
4.00
2
Aspek Keuangan
2.1
Pengaggaran untuk sektor persampahan
dinilai masih sangat minim
4.00
4.00
3
Aspek Teknis Operasional
3.1
Belum adanya dokumen perencanaan
pengelolaan persampahan misalnya
Master Plan Persampahan skala
kabupaten, Feasibiliti studi lokasi TPA
Sampah, DED TPA Sampah dan studi
lingkungan sarana dan prasarana
persampahan
4.00
4.00
3.2
Belum maksimalnya penggunaan dan
pemanfaatan TPA yang sudah ada
4.00
4.00
3.3
Belum maksimalnya pemerintah setempat
melakukan pemilahan sampah dengan
cara 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
4.00
4.00
3.4
Belum adanya PERDA tentang pengelolaan
yang terlayani
4.00
3.7
Minimnya jumlah sarana dan prasarana
persampahan
4.00
4
Aspek Komunikasi
4.1
Rendahnya Koordinasi antar instansi
terkait kebijakan
3.00
3.00
5
SDM
5.1
Minimnya partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan persampahan skala individual
4.00
4.00
5.2
Kurangnya jumlah dan kualitas SDM
bidang persampahan
3.00
3.00
JUMLAH NILAI KELEMAHAN
34.00
SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN
-5.00
No.
Faktor Eksternal
Skor
Angka
1.00
2.00
3.00
4.00
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1
Aspek Kelembagaan
1.1
Pemerintah setempat perlu melibatkan
pihak swasta dalam pengelolaan
persampahan
2.00
2.00
2
Aspek Keuangan
0.00
2.1
Memperbanyak TPST pada titik timbulan
sampah, dan melakukan kerjasama
dengan perusahaan Swasta,BUMN dll,
agar dapat mengalokasikan dana CSR
untuk pengelolaan dan atau promosi
sanitasi
3.00
3.00
3
Aspek Komunikasi
3.1
Penyebarluasan informasi melalui media
cetak, media elektoronik dan internet
2.00
2.00
3.2
Kontinyu melakukan sosialisasi akibat
dampak limbah sampah dan peraturan
terkait persampahan
2.00
2.00
4
Aspek Teknis Operasional
0.00
4.1
Memperbanyak TPST pada titik timbulan
sampah, dan melakukan kerjasama
dengan perusahaan Swasta,BUMN dll,
agar dapat mengalokasikan dana CSR
untuk pengelolaan dan atau promosi
sanitasi
3.00
3.00
5
Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta
dan Kesetaraan Gender
0.00
5.1
melibatkan semua tokoh adat, tokoh
masyarakat, tokoh agama, alim ulama,
cendikiawan pemuda,PKK dan masyarakat
untuk peduli kebersihan lingkungan
2.00
2.00
5.2
melalui peran guru di sekolah mengajak
dan membimbing siswa untuk pemilahan
sampah setempat
2.00
2.00
6
Aspek Sosial Budaya
0.00
6.1
Mewujudkan kerjasama yang linier antara
pemerintah dan masyarakat setempat
2.00
2.00
7
Demografi dan LH
0.00
7.1
JUMLAH NILAI PELUANG
21.00
ANCAMAN (THREATS)
1
Aspek Kelembagaan
1.1
Belum ada regulasi khusus yang mengatur
tentang CSR
4.00
4.00
2
Aspek Keuangan
2.1
Belum adanya peminatan pihak investor/
swasta untuk pengelolaan persampahan
2.00
2.00
3
Aspek Komunikasi
3.1
4
Aspek Teknis Operasional
4.1
Makin besarnya timbulan sampah,
peningkatan laju timbulan sampah perhari
yang tidak diikuti dengan ketersediaan
prasarana dan sarana persampahan yang
memadai
3.00
3.00
4.2
Beragamnya standard kemiskinan yang
tersedia menyulitkan pihak terkait untuk
menentukan secara pasti jumlah
penduduk miskin sebagai sasaran
penerima program
1.00
1.00
5
Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan
Kesetaraan Gender
5.1
Ketidak pedulian masyarakat akibat tidak
dilibatkan dalam pengelolaan sanitasi
lingkungan terutama pengelolaan
3.00
3.00
6
Aspek Sosial Budaya
6.1
Perilaku masyarakat yang membuang
sampah disembarang tempat masih tinggi
3.00
3.00
7
Demografi dan LH
7.1
Jumlah penduduk yang terus meningkat
menyebabkan kebutuhan dan
permasalahan sanitasi juga meningkat
JUMLAH NILAI ANCAMAN
22.00
SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN
-1.00
Gambar 3.4. Posisi STRATEGI sanitasi Persampahan saat ini
Sub Sektor : Drainase
PEMBOBOTAN SWOT
Kab.Indragiri Hilir Prov.Riau
No.
Faktor Internal
Skor
Angka
1.00 2.00 3.00 4.00
KEKUATAN (STRENGHTS)
1
Aspek Kelembagaan
1.1
Sudah memiliki lembaga khusus pengelola
drainase (Bidang Cipta Karya pada Dinas
Pekerjaan Umum)
4.00
4.00
1.2
Sudah terbentuknya Pokja sanitasi Kab.Indragiri
Hilir
3.00
3.00
1.3
Sudah memiliki dokumen RPIJM
3.00
3.00
3
Aspek Teknis Operasional
3.1
Kondisi daerah relatif rendah sehingga
berpotensi genangan air pasang surut
3.00
3.00
4
Aspek Komunikasi
4.1
Pelibatan masyarakat/ Kader Posyandu
berperan aktif sebagai penyampai pesan sanitasi
di masyarakat
2.00
2.00
4.2
Penyuluh Kesehatan Dinkes sebagai sumber
informasi awal
3.00
3.00
5
SDM
5.1
Kualitas SDM sudah memadai
2.00
2.00
JUMLAH NILAI KEKUATAN
23.00
KELEMAHAN (WEAKNESS)
1
Aspek Kelembagaan
1.1
Masih kurang optimalnya koordinasi antar
stakeholder
1.00
1.00
1.2
Belum adanya LSM/kelompok masyarakat yang
fokus pada pengelolaan sanitasi
1.00
1.00
1.3
Sanitasi belum menjadi prioritas
4.00
4.00
2
Aspek Keuangan
2.1
Masih kurangnya swadaya masyarakat dalam
pengelolaan sanitasi
2.00
2.00
2.2
Keterbatasan pembiayaan untuk pembangunan
drainase Primer dan Sekunder
3.00
3.00
2.3
Masih minimnya biaya O/M Drainase
3.00
3.00
3
Aspek Teknis Operasional
3.1
Terjadinya sedimentasi pada beberapa titik
menimbulkan tidak lancarnya aliran drainase
3.00
3.00
3.2
Masih belum terpisahnya saluran drainase dan
saluran limbah rumah tangga
3.00
3.00
3.3
Pembangunan drainase belum mencakup
seluruh wilayah
3.00
3.00
3.4
Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk
tidak membuang sampah/limbah ke drainase
2.00
2.00
3.5
Belum adanya masterplan drainase
4.00
4.00
4
Aspek Komunikasi
4.1
Kurangnya kapasitas SKPD dalam melakukan
komunikasi program sanitasi ke berbagai pihak
1.00
1.00
5
SDM
No.
Faktor Eksternal
Skor
1.00 2.00 3.00 4.00
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1
Aspek Kelembagaan
1.1
Adanya inisiasi Kerjasama Pemerintah dan
Swasta (KPS) dari Provinsi Riau
4.00
4.00
2
Aspek Keuangan
0.00
2.1
Kerjasama pihak Swasta dalam bentuk CSR
3.00
3.00
2.2
Adanya bantuan dana untuk pembangunan
drainase dari provinsi dan pusat
4.00
4.00
3
Aspek Komunikasi
0.00
3.1
Penyebarluasan informasi melalui media cetak,
elektoronik dan atau website Kabupaten
2.00
2.00
3.2
Kontinyu melakukan sosialisasi dan peraturan
perundangan-undangan terkait dampak yang
ditimbulkan oleh genangan air
3.00
3.00
4
Aspek Teknis Operasional
4.1
menyusun masterplan Drainase skala kabupaten
4.00
4.00
5
Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan
Kesetaraan Gender
5.1
Memberdayakan kelompok masyarakat
3.00
3.00
6
Aspek Sosial Budaya
6.1
Megajak seluruh komponen masyarakat untuk
menjaga kebersihan lingkungan dengan salah
mengacu kepada pengamalan Visi Misi Daerah
3.00
3.00
7
Demografi dan LH
7.1
JUMLAH NILAI PELUANG
26.00
ANCAMAN (THREATS)
1
Aspek Kelembagaan
1.1
Belum ada regulasi khusus yang mengatur
tentang CSR
4.00
4.00
2
Aspek Keuangan
0.00
2.1
Tidak melibatkan pihak swasta dan masyarakat
4.00
4.00
3
Aspek Komunikasi
3.1
tidak melakukan upaya komunikasi yang intens
dengan para pengambil kebijakan dan
stakeholder di daerah-daerah
3.00
3.00
4
Aspek Teknis Operasional
0.00
4.1
Tidak seimbangnya badan penerima air dengan
kapasitas air masuk
4.00
4.00
4.2
Pembangunan kapasitas daya tampung Drainase
dilibatkan dalam pengelolaan sanitasi
lingkungan
4.00
4.00
6
Aspek Sosial Budaya
6.1
Perilaku masyarakat yang tidak peduli sanitasi
4.00
4.00
7
Demografi dan LH
7.1
Jumlah penduduk yang terus meningkat
menyebabkan kebutuhan dan permasalahan
sanitasi juga meningkat
4.00
4.00
8
SDM
8.1
Keterbatasan para pelaku pengelola drainase
2.00
2.00
JUMLAH NILAI ANCAMAN
33.00
SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN
-7.00
Gambar 3.6. Posisi PENGELOLAAN sanitasi Dranase saat ini
Sub Sektor : PHBS-Sanitasi
PEMBOBOTAN SWOT
Kab.Indragiri Hilir Prov.Riau
No.
Faktor Internal
Skor
Angka
1.00
2.00
3.00
4.00
KEKUATAN (STRENGHTS)
1
Aspek Kelembagaan
0.00
1.1
Sudah terbentuknya pokja sanitasi
3.00
3.00
1.2
Sudah terbentuknya lembaga pengelola hygiene
3.00
3.00
1.3
Sudah memiliki petugas khusus pelaksana Kesling
3.00
3.00
1.4
Sudah memiliki dokumen RAD AMPL
4.00
4.00
2
Aspek Keuangan
2.1
Sudah ada alokasi dana APBD Kabupaten
2.00
2.00
3
Aspek Teknis Operasional
3.1
Monitoring kesling petugas kesling
3.00
3.00
3.2
Adanya kader kesehatan ditiap desa/kelurahan
3.00
3.00
4
Aspek Komunikasi
4.1
Kader Posyandu berperan besar sebagai sumber
5
SDM
5.1
SDM kader Posyandu dan Penyuluh Kesehatan cukup
memadai
3.00
3.00
JUMLAH NILAI
KEKUATAN
32.00
KELEMAHAN
(WEAKNESS)
1
Aspek Kelembagaan
1.1
Belum optimalnya koordinasi antar stakeholder
3.00
3.00
1.2
Belum tersedianya perencanaan komprehensif
tentang pengelolaan hygiene
4.00
4.00
1.3
Belum adanya LSM/kelompok masyarakat yang fokus
pada pengelolaan sanitasi
3.00
3.00
1.4
Sanitasi belum menjadi prioritas
4.00
4.00
2
Aspek Keuangan
2.1
Keterbatasan kemampuan keuangan daerah
3.00
3.00
2.2
Terbatasnya swadaya masyarakat dalam pengelolaan
sanitasi
3.00
3.00
2.3
Sumber dana belum sesuai kebutuhan
2.00
2.00
3
Aspek Teknis Operasional
3.1
Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang
kesehatan lingkungan
4.00
4.00
3.2
Belum ada regulasi yang mengikat tekait kesehatan
lingkungan
2.00
2.00
3.3
Pelaporan dan pencatatan petugas dinilai masih
sangat kurang
3.00
3.00
3.4
Data valid sulit di-dapat
3.00
3.00
4
Aspek Komunikasi
4.1
Kurangnya kapasitas SKPD dalam melakukan
komunikasi program ke berbagai pihak
2.00
2.00
5
SDM
5.1
Kuantitas SDM belum memadai
3.00
3.00
JUMLAH NILAI KELEMAHAN
39.00
SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN
-7.00
No.
Faktor Eksternal
Skor
Angka
1.00
2.00
3.00
4.00
PELUANG (OPPORTUNITIES)
2
Aspek Keuangan
0.00
2.1
Kerjasama pengelolaan kesling oleh pihak Swasta
dalam bentuk CSR
3.00
3.00
2.2
Adanya dana stimulan dari Provinsi dan Pusat
3.00
3.00
3
Aspek Komunikasi
3.1
Penyebarluasan informasi melalui media cetak,
elektoronik dan atau website Kabupaten
2.00
2.00
3.2
Kontinyu melakukan sosialisasi dan peraturan
perundangan-undangan terkait dampak yang
ditimbulkan akibat perilaku hidup tidak sehat
3.00
3.00
4
Aspek Teknis Operasional
4.1
Pelatihan kaderisasi penyuluh kesehatan
3.00
3.00
5
Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan
Kesetaraan Gender
0.00
5.1
Memberdayakan kelompok masyarakat
4.00
4.00
6
Aspek Sosial Budaya
0.00
6.1
Megajak seluruh komponen masyarakat untuk
menjaga kebersihan lingkungan dengan salah
mengacu kepada pengamalan Visi Misi Daerah
4.00
4.00
7
Demografi dan LH
0.00
7.1
Kepadatan penduduk menjadi aset untuk untuk
pembangunan daerah
3.00
3.00
JUMLAH NILAI
PELUANG
29.00
ANCAMAN
(THREATS)
1
Aspek Kelembagaan
1.1
Belum ada regulasi khusus tentang PHBS
3.00
3.00
2
Aspek Keuangan
0.00
2.1
Kebiasaan masyarakat menunggu dana bantuan
pemerintah setempat
3.00
3.00
2.2
Tidak melibatkan pihak swasta dan masyarakat
3.00
3.00
3
Aspek Komunikasi
0.00
3.1
Sosialisasi dan kampanye oleh pemerintah tidak
dilakukan terus menerus
3.00
3.00
3.2
Komunikasi yang terputus akibat jarak tempuh suatu
daerah
2.00
2.00
3.3
Keterbatasan jumlah penyuluh kesehatan
didaerah-daerah
3.00
3.00
4
Aspek Teknis Operasional
0.00
4.1
Beragamnya standar kemiskinan yang tersedia
menyulitkan pihak terkait untuk menentukan secara
pasti jumlah penduduk miskin sebagai sasaran
penerima program
3.00
3.00
4.2
Monitoring dari instansi terkait jarang dilakukan
2.00
2.00
6
Aspek Sosial Budaya
6.1
Kebiasaan dalam kehidupan masyarakat setempat
4.00
4.00
6.2
Masyarakat masih menggangap PHBS adalah urusan
pemerintah dan bukan urusan masyarakat
3.00
3.00
7
Demografi dan LH
7.1
Jumlah penduduk yang terus meningkat
menyebabkan kebutuhan dan permasalahan sanitasi
juga meningkat
3.00
3.00
8
SDM
8.1
Keterbatasan pengetahuan para pelaku kesehatan
lingkungan
3.00
3.00
JUMLAH NILAI ANCAMAN
38.00
SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN
-9.00
TARGET CAPAIAN INDIKATOR NILAI DATA DASAR KETERANGAN
ATEKNIS/AKSES A PENINGKATAN AKSES
1 Belum adanya Master Plan pengelolaan air limbah di Kabupaten Indragiri Hilir
1 Menyediakan Master Plan air limbah domestik pada akhir tahun 2016
1 Tersedianya Master Plan air limbah domestik pada akhir tahun 2016
1Dokumen master plan air limbah domestik kabupaten Indragiri Hilir Pada tahun 2016
1 Adanya dokumen master plan pengelolaan air limbah skala kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2016
1Belum ada master plan air limbah domestik
1 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 1 Menyusun Master Plan pengelolaan air limbah domestik
1 Pengembangan kinerja pengelolaan air limbah
1 Penyusunan masterplan air limbah skala Kabupaten dan dokument lingkungan
Tahun 2016, sumber dana APBN /Bappeda 2 81.5% masyarakat kabupaten Indragiri
Hilir belum terakses jamban sehat (data ehra : yang memiliki septicktank 18.5 % sementara yang aman 10 %)
2 2 2 2 2 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 2 2 Penyediaan prasarana dan sarana
air limbah setempat
2 Jamban Keluarga : Stimulan jamban, STBM dan MCK
Pamsimas, program 1000 jamban (Dinas Kesehatan) mulai tahun 2015 -2019. Sumber Dana APBD Kabupaten, APBN/Dinkes, PU 3
3 Prioritas pembangunan pada daerah Pasar, wisata, masyarakat daerah miskin dan rawan penyakit yang berhubungan dengan air (Waterborne disease )
4 Penyediaan prasarana dan sarana air limbah setempat
4 MCK, MCK ++ , Setick tank komunal bagi MBR
Sanimas, SLBM . Sumber Dana APBD Kabupaten, APBN, mulai tahun 2015-2019/PU 4 Mendorong kerjasama antar
Kota/Kecamatan dalam upaya menlindungi badan air dari pencemaran air limbah
5 Program kerjasama
pembangunan 5 Koordinasi kerjasama pembangunan antar daerah Sumber Dana APBD Kabupaten/ Mulai Tahun 2015-2019/Bappeda 3 Belum tersedianya layanan air limbah
setempat dan sistem air limbah terpusat yang memenuhi standar
3 Menyediakan sistem pengelolaan air limbah setempat untuk melayani daerah Perkotaan Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2019
3 Tersedianya layanan air limbah setempat yang memadai pada akhir tahun 2019 serta meningkatnya tingkat layanan menjadi 100% pada tahun 2019
4Direncanakannya DED IPLT pada tahun 2018
3 Direncanakannya DED IPLT pada tahun 2018
3Belum ada IPLT (Sumber LH) 3 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 5 Penyediaan pelayanan dan peningkatan kualitas sistem air limbah domestik untuk mencapai target SPM (Kemen PU no. 14 tahun 2010) dan Universal Access
6 Penyediaan prasarana dan sarana air limbah setempat
6 Direncanakannya DED IPLT pada tahun 2018
Sumber Dana APBD Kabupaten/ Mulai Tahun 2015-2019/Bappeda
5Pembangunan 1 unit IPLT pada tahun 2019
4 Terbangunnya 1 unit IPLT pada akhir tahun 2019
7 Pembangunan IPLT Sumber Dana APBN sebesar @ Rp. 3 Milyar 4 Meningkatnya kapasitas dan
jumlah SDM terlatih pengelola air limbah setempat sebanyak 3 orang pada akhir tahun 2019
63 orang pengelola IPLT 5 3 orang pengelola IPLT terlatih 4Belum ada tenaga pengelola IPLT 4 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 7 Pembinaan dan bimbingan teknis dalam rangka peningkatan kualitas SDM pengelolaan air limbah
8 Pelatihan Bagi pengelola IPLT 3 orang (Satu paket dengan pembangunan IPLT) 7Pengadaan 13 Unit truk tinja
sampai tahun 2019
6 Adanya 13 unit truk tinja sampai akhir tahun 2019
5Belum ada truk tinja (Sumber LH dan analisa Pokja)
5 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 8 Penyediaan prasarana dan sarana air limbah setempat
9 Pengadaan truk tinja mulai tahun 2017 , dana APBN/Dinas PU 5 Tersedianya sistem pengelolaan
air limbah terpusat (IPAL Komunal) sebanyak 1 unit tahun 2018 - 2019
8Pembangunan 1 unit IPAL skala kawasan pada tahun 2018 - 2019
7 Terbangunnya 1 unit IPAL skala Kawasan pada tahun 2018 - 2019
6Belum ada sistem pengelolaan air limbah terpusat
6 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 10 Pembangunan 1 unit IPAL Komunal
Sumber Dana APBN dan APBD Kabupaten pada tahun 2018-2019/Dinas PU
4 Belum adanya sarana IPAL pada
pusat-pusat layanan kesehatan 5 Menyediakan sarana kesehatan pada setiap Puskesmas di Kabupaten sebanyak 10 unit
6 Tersedianya Instalasi Pengolahan
Air Limbah diseluruh Puskesmas 9Pembangunan 10 unit IPAL di Puskesmas yang ada di kabupaten Indragiri Hilir
8 Terbangunnya 10 unit IPAL di Puskesmas yang ada di kabupaten Indragiri Hilir
7Belum Adanya sarana Pengolahan Air Limbah di setiap Puskesmas yang ada di kabupaten Indragiri Hilir
7 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 6 Penyediaan sarana IPAL pada
Puskesmas 9 Penyediaan sarana Pengelolaan Air Limbah Medis 11 Pembangunan IPAL Puskesmas Tahun 2016 - 2019 . Sumber Dana APBD Kabupaten/Dinkes
B PMJK B PMJK
1BPS, SSK KAB.INHIL 2014 1 Fasilitasi oleh SKPD terkait perlunya pelaksanaan PHBS
1 Program pengembangan lingkungan sehat (Penyuluhan ; Sosialisasi ; Pengkajian lingkungan sehat)
1 Penyuluhan, sosialisasi dan pengkajian lingkungan sehat
Sumber Dana APBD Kabupaten Tahun 2015 - 2019/Dinas kesehatan 2 Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan masyarakat
2 Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan
Sumber Dana APBD Kabupaten Tahun 2015 - 2019/Dinas kesehatan 2 Melibatkan peran serta badan
usaha swasta dan koperasi dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah
3 Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Pedesaan
Sumber dana APBD Kabupaten Tahun 2016 - 2019/BPMPKB 3 Mendorong partisipasi
masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah
4 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat
Sumber dana APBD Kabupaten Tahun 2016 - 2019/BPMPKB 5 Penyelenggaraan Diseminasi
Informasi bagi Masyarakat DesaSumber dana APBD Kabupaten Tahun 2016 - 2019/BPMPKB 4 Pembangunan prasarana air
limbah berbasis masyarakat
6 Bantuan stimulan jamban keluarga bagi keluarga miskin
Sumber dana APBD Kabupaten Tahun 2016 - 2019/BPMPKB 5 Bantuan teknis pembangunan
prasarana air limbah berbasis masyarakat
7 Bimbingan teknis peningkatan program penyehatan lingkungan
Sumber Dana APBD Kabupaten Tahun 2016 2019/Dinkes, PU C PENDANAAN
6 7 Meningkatkan pendanaan sektor air limbah domestik baik dari sumber dana yang berasal dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN
1 Meningkatnya pendanaan sektor air limbah domestik dari sumber APBD kabupaten sebesar 0,30% ( dari -0,08% menjadi 1%)
1Peningkatan belanja sanitasi menjadi 1 %
1 Terjadinya peningkatan belanja sanitasi menjadi 1 %
1Pendanaan untuk pembangunan sanitasi baru sebesar 0,08 % dari total belanja APBD
1 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 1 Mendorong peningkatan alternatif sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan
1 1 Sumber Dana APBD
Kabupaten 2016 - 2019/ Bappeda
2 Mendorong peningkatan prioritas pendanaan pemerintah daerah dalam pengembangan sistem 1 Tidak tersedia data
3 Meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah domestik serta masalah teknisnya
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah domestik serta masalah teknisnya
1 PERMASALAHAN MENDESAK/ISU
STRATEGIS RUMUSAN TUJUAN
Meningkatnya akses masyarakat terhadap jamban keluarga sehat dari 18,5 % menjadi 100 % pada akhir tahun 2019 (3,716 unit menjadi 36,116 unit)
Akses jamban sehat meningkat menjadi 100 % atau 36.116 unit jamban sehat pada tahun 2019.
Terbangunnya jamban sehat sebanyak 36,116 unit sampai tahun 2019
1 No
A
Sumber Dana APBD mulai tahun 2015-2019/Dinkes
5 6
Sosialisasi rencana pembangunan sanitasi
Kurangnya pendanaan sektor air limbah domestic baik dari sumber dana yang berasal dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN. (Alokasi pendanaan sanitasi dari APBD Kabupaten selama 5 tahun terakhir rata-rata -0,08 %)
Jumlah jamban sehat tahun 2014 sebanyak 36,116unit
Program pengembangan lingkungan sehat (Penyuluhan ; Sodialisasi ; Pengkajian lingkungan sehat)
59,335 orang telah terpapar informasi tentang pentingnya pengelolaan air limbah domestik serta permasalahan teknisnya pada tahun 2019
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
3 Pembinaan pengembangan lingkungan sehat dan forum kabupaten sehat RUMUSAN SASARAN
Pemulihan biaya pembangunan air limbah
2 Meningkatkan akses jamban
sehat
1
SUMBER DAN TAHUN DATA DASAR
SEKTOR AIR LIMBAH
Meningkatkan akses jamban sehat dari 18,5 % menjadi 100 % pada tahun 2019
STRATEGI PROGRAM KEGIATAN TUJUAN DAN SASARAN
Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah domestic serta permasalahan teknisnya, hal ini disebabkan kurangnya promosi tentang air limbah domestik yang dapat diakses langsung oleh masyarakat.
296,673
orang terpapar informasi tentang pentingnya pengelolaan air limbah serta permasalahan teknisnya pada tahun 2019
TARGET CAPAIAN INDIKATOR NILAI DATA DASAR KETERANGAN PERMASALAHAN MENDESAK/ISU
STRATEGIS RUMUSAN TUJUAN
No RUMUSAN SASARAN SUMBER DAN TAHUN DATA DASAR
KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU
PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2014
STRATEGI PROGRAM KEGIATAN TUJUAN DAN SASARAN
3 Melakukan advokasi kepada pemerintah Pusat untuk mendapatkan dana APBN
2 Advokasi kepada pemerintah Pusat untuk mendapatkan dana APBN
Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 - 2019/ Bappeda 7 Belum tertariknya masyarakat dan
swasta dalam penyelenggaraan pengembangan system pengelolaan Air Limbah Domestik
8 Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan pengembangan system pengelolaan air limbah domestik
2 Meningkatnya keterlibatan masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan pengembangan system pengelolaan air limbah domestik
2Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan pengembangan system pengelolaan air limbah domestik
2 Adanya Pembangunan jamban keluaraga ( MCK) oleh Masyarakat
2Belum adanya peran swasta dan masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan system pengelolaan Air Limbah Domestik
2 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 4 Meningkatkan pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dan swasata
2 Peningkatan kerjasama pemerintah dan swasta (KPS) dalam penyelenggaraan air limbah
3 Sosialisasi pengembangan dan pengelolaan Air Limbah Domestik
Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 - 2019/Bappeda
DKEBIJAKAN DAERAH DAN KELEMBAGAAN 8 Jumlah dan kapasitas SDM pengelola
sektor Air Limbah Domestik yang masih terbatas
Menjadikan pengelolaan air limbah domestik menjadi salah satu prioritas pembangunan di kabupaten Indragiri Hilir
1 Terlatihnya SDM untuk pengelolaan sektor air limbah domestik
1Pelatihan pengelola sektor air limbah domestik
1 Terlatihnya pengelola sektor air limbah domestik
1Belum ada tenaga pengelola sektor air limbah (KLH-Buku Putih)
1 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 1 Meningkatkan menajemen pembangunan air limbah di daerah
1 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM (PKK)
1 Sosialisasi tentang rencana pembangunan air limbah kepada para pemangku kepentingan (Diantaranya PKK)
Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 - 2019/ Bappeda
9 Pengelolaan air limbah domestic belum menjadi program prioritas di masing-masing SKPD terkait
2 Pengelolaan air limbah domestik menjadi salah satu prioritas pembangunan
2Kegiatan advokasi oleh Sanitasi kepada para pemangku kepentingan dilaksanakan secara terencana
2 Adanya kegiatan advokasi oleh Pokja Sanitasi/ AMPL tentang pentingnya pengelolaan sanitasi kepada para pemangku kepentingan
2Belum ada kegiatan advokasi yang terarah tentang pengelolaan air limbah
2 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 2 Meningkatkan pengelolaan air limbah melalui pelatihan dan pendidikan SDM yang kompeten
2 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM
2 Pelatihan bagi pengelolan sanitasi sektor air limbah
Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 - 2019/ Bappeda 3 Peningkatan pengawasan
kualitas Air Limbah Domestik dan badan air penerima
3 Uji Sample bakumutu effluence Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 - 2019/ KLH 3 Mendorong peningkatan prioritas
pendanaan pemerintah daerah dalam pengembangan sistem
4 Program Kerjasama Pembangunan (Peningkatan koordinasi dengan sektor lain)
4 Koordinasi dalam pemecahan masalah daerah (Advokasi kepada para pemangku kebijakan)
Sumber Dana APBD Kabupaten 2015 - 2019/ Bappeda 10 Belum adanya Perda Pengelolaan Air
Limbah
Menyediakan peraturan perundangan pengelolaan air limbah
3 Tersedianya perda pengelolaan air limbah pada tahun 2016
3Tersedianya dokumen perda pengelolaan air limbah pada tahun 2016
3 Dokumen perda pengelolaan air limbah tersedia pada tahun 2016
3Belum ada perda pengelolaan air limbah
3 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 4 Menyusun Perda pengelolaan air limbah (Meningkatkan ketersediaan NSPM dalam pengembangan sistem pembuangan air limbah)
5 Pengembangan perangkat hukum/perda pengelolaan air limbah
5 Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah
Sumber Dana APBD Kabupaten/2016/Dinas PU
6 Fasilitasi penyusunan Perda dalam penyelenggaraan sistem air limbah
6 Sosialisasi Perda pengelolaan Air Limbah
Sumber Dana APBD Kabupaten/2016/Dinas PU
A TEKNIS/AKSES
1 1 Menyediakan Master Plan pengelolaan persampahan pada akhir tahun 2016
1 Tersedianya Master Plan pengelolaan persampahan pada akhir tahun 2016
1Tersedianya dokumen master plan pengelolaan persampahan kabupaten Indragiri Hilir Pada tahun 2016 dan dokumen amdal/Dokumen lingkungan
1 Adanya dokumen master plan penanganan persampahan skala kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2016
1Belum adanya master plan persampahan (Buku Putih)
1 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 1 Menyiapkan Master Plan pengelolaan persampahan
1 Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
1 Penyusunan masterplan persampahan skala Kabupaten
Sumber Dana APBN/APBD 2016/ Bappeda 2 Tersedianya informasi untuk
penyusunan regulasi persampahan pada tahun 2016
2 Study Pengembangan Bank
Sampah Sumber Dana APBD Kabupaten 2016/ KLH 2 Pengurangan sampah
semaksimal mungkin dari sumbernya 2 Belum adanya kegiatan pengurangan
sampah yang ada di kabupaten Indragiri Hilir
Menyediakan Fasilitas Pengurangan sampah 3R
3 Tersedianya fasilitas pengurangan sampah 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) sesuai dengan perencanaan pengelolaan sampah kabupaten Indragiri Hilir untuk mengurangi timbulan sampah sebesar 20%
2Tersedianya 6 paket pengurangan sampah (3 R (Reduce, Reuse, Recycle) mulai dari tahun 2015 sampai akhir tahun 2019
2 Berfungsinya 6 paket pengurangan sampah 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) pada akhir tahun 2019
3 Meningkatkan pemahaman masyarakat akan upaya 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) dan pengamanan sampah B3 (Bahan Berbahaya beracun )rumah tangga
2 Pengembangan Teknologi pengelolaan persampahan
3 Promosi dan kampanye 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) melalui berbagai media masa
Sumber Dana APBN 2015 -2019/ Dinas PU
4 Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan 3 R (Reduce, Reuse, Recycle)
3 Pemberian penghargaan kepada masyarakat yang berhasil melaksanakan program reduksi sampah
4 Pengembangan percontohan dan replikasi 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) di permukiman
Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 - 2019/ Dinas PU 5 Penguatan forum masyarakat
yang melaksanakan program reduksi sampah
Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 - 2019/ KLH 3 Tingkat pelayanan persampahan baru
mencapai 25,91 %, (baru ibu kota kabupaten yg dilayani)dikarenakan terbatasnya alat angkut dan pewadahan yang tersedia
2 Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan yang dapat melayani 75% jumlah penduduk
4 Meningkatnya cakupan pelayanan pengangkutan sampah dari 25,91% menjadi 75% pada akhir tahun 2019
336.96 M3/hari timbulan terlayani oleh sistem penanganan sampah di perkotaan
3 Terangkutnya 36.96 M3 timbulan sampah oleh sistem penanganan sampah di perkotaan
336.96 M3 timbulan sampah yang terlayani oleh 1 unit truk
3 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 5 Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan
4 Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
6 Penyediaan sarana dan prasarana persampahan
Sumber Dana APBN 2016 -2019/ Dinas PU
Menyediakan sarana dan prasarana sektor persampahan
5 Tersedianya sarana dan prasarana sektor persampahan yang memenuhi standar pelayanan
4Arm roll truck 5 unit, container 10 unit.
4 Tersedianya Arm roll truck 5 unit, container 10 unit
4Becak motor (14 unit), truk sampah (1 unit)
4 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 6 Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana
7 Pengadaan Amroll Truk 5 unit, container 10 unit,
Sumber Dana APBD Kabupaten dan APBN 2016 -2019/ Dinas PU
4 Belum adanya TPA sampah yang memadai untuk melayani persampahan kawasan kabupaten Kepulauan Mentawai
Menyediakan TPA sampah pada akhir tahun 2017
6 Tersedianya TPA sampah Kab. Indragiri Hilir pada akhir tahun 2019
5Terbangunnya TPA pada tahun 2017
5 Berfungsi dan beroperasinya TPA 7 Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem Pengelolaan
5 Pengembangan TPA 8 Pembangunan TPA Sumber Dana APBN 2017 -2019/ Dinas PU
BKEBIJAKAN DAERAH DAN KELEMBAGAAN 5 Jumlah dan kapasitas SDM pengelola
sektor persampahan yang masih terbatas
Meningkatkan jumlah dan kapasitas SDM pengelola sektor persampahan
1 Terlatihnya SDM untuk pengelolaan sektor persampahan
1Pelatihan pengelola sektor persampahan
1 Terlatihnya pengelola sektor persampahan
1Belum ada tenaga pengelola sektor persampahan (KLH-Buku Putih)
1 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 1 Meningkatkan kinerja institusi pengelolaan persampahan serta peningkatan kualitas SDM pengelolaan persampahan
1 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM
1 Pelatihan bagi pengelola persampahan
Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 -2019/KLH 2 Meningkatkan kerjasama dan
koordinasi dengan pemangku kepentingan lain
2
B
SEKTOR PERSAMPAHAN
Sumber Dana APBD Kabupaten 2017 -2019/BAPPEDA Belum adanya Master Plan pengelolaan
persampahan di Kabupaten Indragiri Hilir (di dalamnya termasuk data base, peraturan perundangan, kelembagaan Masyarakat dan Pemerintahan, SDM, sarana prasarana)
Koordinasi pembangunan antar instansi