• Tidak ada hasil yang ditemukan

KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU STRATEGI SANITASI KABUPATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU STRATEGI SANITASI KABUPATEN"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI

SANITASI

KABUPATEN

PROVINSI RIAU

Disusun oleh :

Pokja Sanitasi Kabupaten Indragiri Hilir

Tahun 2014

(2)

Disusun oleh :

Pokja Sanitasi Kabupaten Indragiri Hilir

Tahun 2014

(3)

Sub Sektor : Air Limbah

PEMBOBOTAN SWOT

Kab.Indragiri Hilir Prov.Riau

No.

Faktor Internal

Skor

Angka

1.00

2.00

3.00

4.00

KEKUATAN (STRENGHTS)

1

Aspek Kelembagaan

1.1

Legalitas Pokja Sanitasi/AMPL Kabupaten Indragiri

Hilir

4.00

4.00

1.2

Telah masuknya program PNPM

3.00

3.00

1.3

Sudah terbangunnya MCK di 9 lokasi

3.00

3.00

1.5

Adanya monitoring petugas sanitasi kecamatan.

3.00

3.00

1.6

Sosialisi pengelolaan lingkungan.

2.00

2.00

2

Aspek Keuangan

2.1

Komitmen daerah untuk sanitasi 1 % pertahun dari

belanja langsung

4.00

0.00

3

Aspek Teknis Operasional

0.00

3.1

Membangun MCK++ pada tempat-tempat strategis

seperti permukiman dan kepadatan penduduk

4.00

4.00

3.2

Membangun kepercayaan masyarakat luas dengan

mengajak Tokoh, Alim ulama, KSM, PKK dan lain-lain

arti penting menjaga kesehatan diri dan lingkungan

3.00

3.00

3.3

Melakukan sosialisasi yang terus menerus dari

instansi/ SKPD terkait sebagai penanggung jawab

kegiatan

4.00

4.00

4

Aspek Komunikasi

4.1

Kader posyandu berperan besar sebagai sumber

informasi sanitasi

3.00

3.00

4.2

Penyuluh kesehatan sebagai penyampai pesan

sanitasi terbesar

4.00

4.00

4.3

Media lokal berperan aktif sebagai penyampai pesan

sanitasi

2.00

2.00

5

SDM

0.00

5.1

Peningkatan jumlah kualitas SDM

3.00

3.00

JUMLAH NILAI

KEKUATAN

38.00

(4)

1.1

Belum adanya peran swasta dalam pengelolaan air

limbah

4.00

4.00

1.2

Sanitasi belum menjadi prioritas utama Kabupaten

2.00

2.00

1.3

Belum tersedianya Peraturan daerah bidang air

limbah domestik

4

4.00

1.4

Masih rendahnya koordinasi antar instansi terkait

kebijakan

2

2.00

2

Aspek Keuangan

2.1

Keterbatasan dana mengakibatkan kesulitan dalam

masalah pembangunan, operasional dan

pengembangan

4.00

4.00

2.2

Kurang tertariknya sektor swasta untuk melakukan

investasi sektor limbah

4.00

4.00

2.3

Investasi air limbah cukup tinggi untuk itu diperlukan

kerjasama investor atau pihak swasta

4.00

4.00

3

Aspek Teknis Operasional

3.1

Belum adanya Masterplan air limbah skala kawasan

dan studi lainnya

4.00

4.00

3.2

Belum adanya IPLT

3.00

3.00

3.3

Tidak mencukupinya MCK sekolah

3.00

3.00

3.4

Masih banyak masyarakat yang belum memiliki septik

tank aman

3.00

3.00

4

Aspek Komunikasi

4.1

Belum optimalnya sosialisasi tentang pengelolaan

limbah oleh media

2.00

2.00

5

SDM

5.1

Kesadaran dan pengetahuan masyarakat masih

kurang tentang limbah domestik

3.00

3.00

JUMLAH NILAI KELEMAHAN

42.00

SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN

-4.00

No.

Faktor Eksternal

Skor

Angka

1.00

2.00

3.00

4.00

PELUANG (OPPORTUNITIES)

1

Aspek Kelembagaan

1.1

Terbukanya kerjasama dengan Pihak Ketiga seperti

swasta, LSM, maupun organisasi lain untuk

pengelolaan air limbah domestik

2.00

2.00

1.2

Adanya Penyuluhan melalui posyandu

2.00

2.00

1.3

Terlatihnya sanitarian

3.00

3.00

1.4

adanya kepedulian dari tokoh adat alim

ulama,cendikiawan tentang air limbah

2.00

2.00

2

Aspek Keuangan

0.00

2.1

Melakukan kerjasama dengan pemanfaatan dana CSR

pihak swasta

4.00

4.00

(5)

seperti APBD Propinsi, APBN, Swasta, CSR dan lain

lain.

3

Aspek Komunikasi

0.00

3.1

Penyebarluasan informasi melalui media cetak,

elektoronik, internet: website kota, webisite SKPD

2.00

2.00

3.2

Program dan kegiatan sanitasi lebih terkoordinasi

2.00

2.00

4

Aspek Teknis Operasional

0.00

4.1

Adanya MOU dengan pihak swasta/ pihak ketiga

dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah

2.00

2.00

5

Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan

Kesetaraan Gender

5.1

Meningkatkan SDM masyarakat secara berkelanjutan

3.00

3.00

5.2

Adanya pendidikan dan pelatihan dari Pemerintah

untuk penguatan kapasitas aparatur,swasta dan

masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik

3.00

3.00

6

Aspek Sosial Budaya

0.00

6.1

Mewujudkan kerjasama yang linier antara

pemerintah dan masyarakat setempat

2.00

2.00

7

Demografi dan LH

7.1

Memanfaatkan lahan kosong untuk pembangunan

sanitasi

3.00

3.00

JUMLAH NILAI

PELUANG

33.00

ANCAMAN

(THREATS)

1

Aspek Kelembagaan

1.1

Belum ada regulasi khusus yang mengatur tentang

CSR

4.00

4.00

1.2

Terjadinya friksi dan kepentingan antar SKPD

4.00

4.00

2

Aspek Keuangan

0.00

2.1

Belum adanya peminatan pihak investor/ swasta

untuk pengelolaan sanitasi air limbah

3.00

3.00

3

Aspek Komunikasi

0.00

3.1

Terdapat hambatan komunikasi antara pemerintah

dan pelaku bisnis

3.00

3.00

4

Aspek Teknis Operasional

0.00

4.1

Beragamnya standard kemiskinan yang tersedia

menyulitkan pihak terkait untuk menentukan secara

pasti jumlah penduduk miskin sebagai sasaran

penerima program

(6)

5.1

Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat

mengenai pengelolaan air limbah domestik yang

benar sehingga tidak ada lagi masyarakat yang

melakukan tindakan pencemaran ke badan air

penerima (sungai)

4.00

4.00

6

Aspek Sosial Budaya

6.1

Tingkat kemiskinan yang tinggi, tingkat pendidikan

yang rendah dan kurangnya terhadap akses

informasi, dan lebih mengutamakan memenuhi

kebutuhan pokok daripada penyediaan infrastruktur

sanitasi khususnya penyediaan jamban sehat

4.00

4.00

7

Demografi dan LH

7.1

Jumlah penduduk yang terus meningkat

menyebabkan kebutuhan dan permasalahan sanitasi

juga meningkat

4.00

4.00

8

SDM

8.1

JUMLAH NILAI ANCAMAN

30.00

SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN

3.00

(7)

Sub Sektor : Persampahan

PEMBOBOTAN SWOT

Kab.Indragiri Hilir Prov.Riau

No.

Faktor Internal

Skor

Angka

1.00

2.00

3.00

4.00

KEKUATAN (STRENGHTS)

1

Aspek Kelembagaan

(8)

1.2

Sudah memiliki Perda Retribusi sampah

3.00

3.00

1.3

Sudah terbentuknya Pokja sanitasi

Kab.Indragiri Hilir

3.00

3.00

1.4

Sudah memiliki dokumen perencanaan

RPIJM

3.00

3.00

1.5

Adanya peran serta dunia pendidikan

dalam pengelolaan sampah melalui

program jambore sanitasi

2.00

2.00

2

Aspek Keuangan

2.1

Alokasi pendanaan sudah ada di

beberappa SKPD terkait

2.00

2.00

3

Aspek Teknis Operasional

3.1

Sudah adanya TPA sanitari landfild

2.00

2.00

3.2

Sudah memiliki program 3R

2.00

2.00

3.3

sudah memiliki truk sampah,sarana dan

prasarana persampahan

3.00

3.00

4

Aspek Komunikasi

4.1

Sudah dilaksanakan sosialisasi 3R kepada

masyarakat

2.00

2.00

4.2

Penyuluh Kesehatan sebagai penyampai

pesan sanitasi terbesar

2.00

2.00

5

SDM

5.1

Sudah mempunyai kader-kader aktif di

masyarakat

2.00

2.00

JUMLAH NILAI

KEKUATAN

29.00

KELEMAHAN

(WEAKNESS)

1

Aspek Kelembagaan

1.1

Sanitasi belum menjadi prioritas

4.00

4.00

2

Aspek Keuangan

2.1

Pengaggaran untuk sektor persampahan

dinilai masih sangat minim

4.00

4.00

3

Aspek Teknis Operasional

3.1

Belum adanya dokumen perencanaan

pengelolaan persampahan misalnya

Master Plan Persampahan skala

kabupaten, Feasibiliti studi lokasi TPA

Sampah, DED TPA Sampah dan studi

lingkungan sarana dan prasarana

persampahan

4.00

4.00

3.2

Belum maksimalnya penggunaan dan

pemanfaatan TPA yang sudah ada

4.00

4.00

3.3

Belum maksimalnya pemerintah setempat

melakukan pemilahan sampah dengan

cara 3R (Reduce, Reuse, Recycle)

4.00

4.00

3.4

Belum adanya PERDA tentang pengelolaan

(9)

yang terlayani

4.00

3.7

Minimnya jumlah sarana dan prasarana

persampahan

4.00

4

Aspek Komunikasi

4.1

Rendahnya Koordinasi antar instansi

terkait kebijakan

3.00

3.00

5

SDM

5.1

Minimnya partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan persampahan skala individual

4.00

4.00

5.2

Kurangnya jumlah dan kualitas SDM

bidang persampahan

3.00

3.00

JUMLAH NILAI KELEMAHAN

34.00

SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN

-5.00

No.

Faktor Eksternal

Skor

Angka

1.00

2.00

3.00

4.00

PELUANG (OPPORTUNITIES)

1

Aspek Kelembagaan

1.1

Pemerintah setempat perlu melibatkan

pihak swasta dalam pengelolaan

persampahan

2.00

2.00

2

Aspek Keuangan

0.00

2.1

Memperbanyak TPST pada titik timbulan

sampah, dan melakukan kerjasama

dengan perusahaan Swasta,BUMN dll,

agar dapat mengalokasikan dana CSR

untuk pengelolaan dan atau promosi

sanitasi

3.00

3.00

3

Aspek Komunikasi

3.1

Penyebarluasan informasi melalui media

cetak, media elektoronik dan internet

2.00

2.00

3.2

Kontinyu melakukan sosialisasi akibat

dampak limbah sampah dan peraturan

terkait persampahan

2.00

2.00

4

Aspek Teknis Operasional

0.00

4.1

Memperbanyak TPST pada titik timbulan

sampah, dan melakukan kerjasama

dengan perusahaan Swasta,BUMN dll,

agar dapat mengalokasikan dana CSR

untuk pengelolaan dan atau promosi

sanitasi

3.00

3.00

(10)

5

Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta

dan Kesetaraan Gender

0.00

5.1

melibatkan semua tokoh adat, tokoh

masyarakat, tokoh agama, alim ulama,

cendikiawan pemuda,PKK dan masyarakat

untuk peduli kebersihan lingkungan

2.00

2.00

5.2

melalui peran guru di sekolah mengajak

dan membimbing siswa untuk pemilahan

sampah setempat

2.00

2.00

6

Aspek Sosial Budaya

0.00

6.1

Mewujudkan kerjasama yang linier antara

pemerintah dan masyarakat setempat

2.00

2.00

7

Demografi dan LH

0.00

7.1

JUMLAH NILAI PELUANG

21.00

ANCAMAN (THREATS)

1

Aspek Kelembagaan

1.1

Belum ada regulasi khusus yang mengatur

tentang CSR

4.00

4.00

2

Aspek Keuangan

2.1

Belum adanya peminatan pihak investor/

swasta untuk pengelolaan persampahan

2.00

2.00

3

Aspek Komunikasi

3.1

4

Aspek Teknis Operasional

4.1

Makin besarnya timbulan sampah,

peningkatan laju timbulan sampah perhari

yang tidak diikuti dengan ketersediaan

prasarana dan sarana persampahan yang

memadai

3.00

3.00

4.2

Beragamnya standard kemiskinan yang

tersedia menyulitkan pihak terkait untuk

menentukan secara pasti jumlah

penduduk miskin sebagai sasaran

penerima program

1.00

1.00

5

Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan

Kesetaraan Gender

5.1

Ketidak pedulian masyarakat akibat tidak

dilibatkan dalam pengelolaan sanitasi

lingkungan terutama pengelolaan

3.00

3.00

6

Aspek Sosial Budaya

6.1

Perilaku masyarakat yang membuang

sampah disembarang tempat masih tinggi

3.00

3.00

7

Demografi dan LH

7.1

Jumlah penduduk yang terus meningkat

menyebabkan kebutuhan dan

permasalahan sanitasi juga meningkat

(11)

JUMLAH NILAI ANCAMAN

22.00

SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN

-1.00

(12)

Gambar 3.4. Posisi STRATEGI sanitasi Persampahan saat ini

Sub Sektor : Drainase

PEMBOBOTAN SWOT

Kab.Indragiri Hilir Prov.Riau

No.

Faktor Internal

Skor

Angka

1.00 2.00 3.00 4.00

KEKUATAN (STRENGHTS)

1

Aspek Kelembagaan

1.1

Sudah memiliki lembaga khusus pengelola

drainase (Bidang Cipta Karya pada Dinas

Pekerjaan Umum)

4.00

4.00

1.2

Sudah terbentuknya Pokja sanitasi Kab.Indragiri

Hilir

3.00

3.00

1.3

Sudah memiliki dokumen RPIJM

3.00

3.00

(13)

3

Aspek Teknis Operasional

3.1

Kondisi daerah relatif rendah sehingga

berpotensi genangan air pasang surut

3.00

3.00

4

Aspek Komunikasi

4.1

Pelibatan masyarakat/ Kader Posyandu

berperan aktif sebagai penyampai pesan sanitasi

di masyarakat

2.00

2.00

4.2

Penyuluh Kesehatan Dinkes sebagai sumber

informasi awal

3.00

3.00

5

SDM

5.1

Kualitas SDM sudah memadai

2.00

2.00

JUMLAH NILAI KEKUATAN

23.00

KELEMAHAN (WEAKNESS)

1

Aspek Kelembagaan

1.1

Masih kurang optimalnya koordinasi antar

stakeholder

1.00

1.00

1.2

Belum adanya LSM/kelompok masyarakat yang

fokus pada pengelolaan sanitasi

1.00

1.00

1.3

Sanitasi belum menjadi prioritas

4.00

4.00

2

Aspek Keuangan

2.1

Masih kurangnya swadaya masyarakat dalam

pengelolaan sanitasi

2.00

2.00

2.2

Keterbatasan pembiayaan untuk pembangunan

drainase Primer dan Sekunder

3.00

3.00

2.3

Masih minimnya biaya O/M Drainase

3.00

3.00

3

Aspek Teknis Operasional

3.1

Terjadinya sedimentasi pada beberapa titik

menimbulkan tidak lancarnya aliran drainase

3.00

3.00

3.2

Masih belum terpisahnya saluran drainase dan

saluran limbah rumah tangga

3.00

3.00

3.3

Pembangunan drainase belum mencakup

seluruh wilayah

3.00

3.00

3.4

Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk

tidak membuang sampah/limbah ke drainase

2.00

2.00

3.5

Belum adanya masterplan drainase

4.00

4.00

4

Aspek Komunikasi

4.1

Kurangnya kapasitas SKPD dalam melakukan

komunikasi program sanitasi ke berbagai pihak

1.00

1.00

5

SDM

(14)

No.

Faktor Eksternal

Skor

1.00 2.00 3.00 4.00

PELUANG (OPPORTUNITIES)

1

Aspek Kelembagaan

1.1

Adanya inisiasi Kerjasama Pemerintah dan

Swasta (KPS) dari Provinsi Riau

4.00

4.00

2

Aspek Keuangan

0.00

2.1

Kerjasama pihak Swasta dalam bentuk CSR

3.00

3.00

2.2

Adanya bantuan dana untuk pembangunan

drainase dari provinsi dan pusat

4.00

4.00

3

Aspek Komunikasi

0.00

3.1

Penyebarluasan informasi melalui media cetak,

elektoronik dan atau website Kabupaten

2.00

2.00

3.2

Kontinyu melakukan sosialisasi dan peraturan

perundangan-undangan terkait dampak yang

ditimbulkan oleh genangan air

3.00

3.00

4

Aspek Teknis Operasional

4.1

menyusun masterplan Drainase skala kabupaten

4.00

4.00

5

Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan

Kesetaraan Gender

5.1

Memberdayakan kelompok masyarakat

3.00

3.00

6

Aspek Sosial Budaya

6.1

Megajak seluruh komponen masyarakat untuk

menjaga kebersihan lingkungan dengan salah

mengacu kepada pengamalan Visi Misi Daerah

3.00

3.00

7

Demografi dan LH

7.1

JUMLAH NILAI PELUANG

26.00

ANCAMAN (THREATS)

1

Aspek Kelembagaan

1.1

Belum ada regulasi khusus yang mengatur

tentang CSR

4.00

4.00

2

Aspek Keuangan

0.00

2.1

Tidak melibatkan pihak swasta dan masyarakat

4.00

4.00

3

Aspek Komunikasi

3.1

tidak melakukan upaya komunikasi yang intens

dengan para pengambil kebijakan dan

stakeholder di daerah-daerah

3.00

3.00

4

Aspek Teknis Operasional

0.00

4.1

Tidak seimbangnya badan penerima air dengan

kapasitas air masuk

4.00

4.00

4.2

Pembangunan kapasitas daya tampung Drainase

(15)

dilibatkan dalam pengelolaan sanitasi

lingkungan

4.00

4.00

6

Aspek Sosial Budaya

6.1

Perilaku masyarakat yang tidak peduli sanitasi

4.00

4.00

7

Demografi dan LH

7.1

Jumlah penduduk yang terus meningkat

menyebabkan kebutuhan dan permasalahan

sanitasi juga meningkat

4.00

4.00

8

SDM

8.1

Keterbatasan para pelaku pengelola drainase

2.00

2.00

JUMLAH NILAI ANCAMAN

33.00

SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN

-7.00

(16)

Gambar 3.6. Posisi PENGELOLAAN sanitasi Dranase saat ini

Sub Sektor : PHBS-Sanitasi

PEMBOBOTAN SWOT

Kab.Indragiri Hilir Prov.Riau

No.

Faktor Internal

Skor

Angka

1.00

2.00

3.00

4.00

KEKUATAN (STRENGHTS)

1

Aspek Kelembagaan

0.00

1.1

Sudah terbentuknya pokja sanitasi

3.00

3.00

1.2

Sudah terbentuknya lembaga pengelola hygiene

3.00

3.00

1.3

Sudah memiliki petugas khusus pelaksana Kesling

3.00

3.00

1.4

Sudah memiliki dokumen RAD AMPL

4.00

4.00

2

Aspek Keuangan

2.1

Sudah ada alokasi dana APBD Kabupaten

2.00

2.00

3

Aspek Teknis Operasional

3.1

Monitoring kesling petugas kesling

3.00

3.00

3.2

Adanya kader kesehatan ditiap desa/kelurahan

3.00

3.00

4

Aspek Komunikasi

4.1

Kader Posyandu berperan besar sebagai sumber

(17)

5

SDM

5.1

SDM kader Posyandu dan Penyuluh Kesehatan cukup

memadai

3.00

3.00

JUMLAH NILAI

KEKUATAN

32.00

KELEMAHAN

(WEAKNESS)

1

Aspek Kelembagaan

1.1

Belum optimalnya koordinasi antar stakeholder

3.00

3.00

1.2

Belum tersedianya perencanaan komprehensif

tentang pengelolaan hygiene

4.00

4.00

1.3

Belum adanya LSM/kelompok masyarakat yang fokus

pada pengelolaan sanitasi

3.00

3.00

1.4

Sanitasi belum menjadi prioritas

4.00

4.00

2

Aspek Keuangan

2.1

Keterbatasan kemampuan keuangan daerah

3.00

3.00

2.2

Terbatasnya swadaya masyarakat dalam pengelolaan

sanitasi

3.00

3.00

2.3

Sumber dana belum sesuai kebutuhan

2.00

2.00

3

Aspek Teknis Operasional

3.1

Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang

kesehatan lingkungan

4.00

4.00

3.2

Belum ada regulasi yang mengikat tekait kesehatan

lingkungan

2.00

2.00

3.3

Pelaporan dan pencatatan petugas dinilai masih

sangat kurang

3.00

3.00

3.4

Data valid sulit di-dapat

3.00

3.00

4

Aspek Komunikasi

4.1

Kurangnya kapasitas SKPD dalam melakukan

komunikasi program ke berbagai pihak

2.00

2.00

5

SDM

5.1

Kuantitas SDM belum memadai

3.00

3.00

JUMLAH NILAI KELEMAHAN

39.00

SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN

-7.00

No.

Faktor Eksternal

Skor

Angka

1.00

2.00

3.00

4.00

PELUANG (OPPORTUNITIES)

(18)

2

Aspek Keuangan

0.00

2.1

Kerjasama pengelolaan kesling oleh pihak Swasta

dalam bentuk CSR

3.00

3.00

2.2

Adanya dana stimulan dari Provinsi dan Pusat

3.00

3.00

3

Aspek Komunikasi

3.1

Penyebarluasan informasi melalui media cetak,

elektoronik dan atau website Kabupaten

2.00

2.00

3.2

Kontinyu melakukan sosialisasi dan peraturan

perundangan-undangan terkait dampak yang

ditimbulkan akibat perilaku hidup tidak sehat

3.00

3.00

4

Aspek Teknis Operasional

4.1

Pelatihan kaderisasi penyuluh kesehatan

3.00

3.00

5

Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan

Kesetaraan Gender

0.00

5.1

Memberdayakan kelompok masyarakat

4.00

4.00

6

Aspek Sosial Budaya

0.00

6.1

Megajak seluruh komponen masyarakat untuk

menjaga kebersihan lingkungan dengan salah

mengacu kepada pengamalan Visi Misi Daerah

4.00

4.00

7

Demografi dan LH

0.00

7.1

Kepadatan penduduk menjadi aset untuk untuk

pembangunan daerah

3.00

3.00

JUMLAH NILAI

PELUANG

29.00

ANCAMAN

(THREATS)

1

Aspek Kelembagaan

1.1

Belum ada regulasi khusus tentang PHBS

3.00

3.00

2

Aspek Keuangan

0.00

2.1

Kebiasaan masyarakat menunggu dana bantuan

pemerintah setempat

3.00

3.00

2.2

Tidak melibatkan pihak swasta dan masyarakat

3.00

3.00

3

Aspek Komunikasi

0.00

3.1

Sosialisasi dan kampanye oleh pemerintah tidak

dilakukan terus menerus

3.00

3.00

3.2

Komunikasi yang terputus akibat jarak tempuh suatu

daerah

2.00

2.00

3.3

Keterbatasan jumlah penyuluh kesehatan

didaerah-daerah

3.00

3.00

4

Aspek Teknis Operasional

0.00

4.1

Beragamnya standar kemiskinan yang tersedia

menyulitkan pihak terkait untuk menentukan secara

pasti jumlah penduduk miskin sebagai sasaran

penerima program

3.00

3.00

4.2

Monitoring dari instansi terkait jarang dilakukan

2.00

2.00

(19)

6

Aspek Sosial Budaya

6.1

Kebiasaan dalam kehidupan masyarakat setempat

4.00

4.00

6.2

Masyarakat masih menggangap PHBS adalah urusan

pemerintah dan bukan urusan masyarakat

3.00

3.00

7

Demografi dan LH

7.1

Jumlah penduduk yang terus meningkat

menyebabkan kebutuhan dan permasalahan sanitasi

juga meningkat

3.00

3.00

8

SDM

8.1

Keterbatasan pengetahuan para pelaku kesehatan

lingkungan

3.00

3.00

JUMLAH NILAI ANCAMAN

38.00

SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN

-9.00

(20)
(21)

TARGET CAPAIAN INDIKATOR NILAI DATA DASAR KETERANGAN

ATEKNIS/AKSES A PENINGKATAN AKSES

1 Belum adanya Master Plan pengelolaan air limbah di Kabupaten Indragiri Hilir

1 Menyediakan Master Plan air limbah domestik pada akhir tahun 2016

1 Tersedianya Master Plan air limbah domestik pada akhir tahun 2016

1Dokumen master plan air limbah domestik kabupaten Indragiri Hilir Pada tahun 2016

1 Adanya dokumen master plan pengelolaan air limbah skala kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2016

1Belum ada master plan air limbah domestik

1 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 1 Menyusun Master Plan pengelolaan air limbah domestik

1 Pengembangan kinerja pengelolaan air limbah

1 Penyusunan masterplan air limbah skala Kabupaten dan dokument lingkungan

Tahun 2016, sumber dana APBN /Bappeda 2 81.5% masyarakat kabupaten Indragiri

Hilir belum terakses jamban sehat (data ehra : yang memiliki septicktank 18.5 % sementara yang aman 10 %)

2 2 2 2 2 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 2 2 Penyediaan prasarana dan sarana

air limbah setempat

2 Jamban Keluarga : Stimulan jamban, STBM dan MCK

Pamsimas, program 1000 jamban (Dinas Kesehatan) mulai tahun 2015 -2019. Sumber Dana APBD Kabupaten, APBN/Dinkes, PU 3

3 Prioritas pembangunan pada daerah Pasar, wisata, masyarakat daerah miskin dan rawan penyakit yang berhubungan dengan air (Waterborne disease )

4 Penyediaan prasarana dan sarana air limbah setempat

4 MCK, MCK ++ , Setick tank komunal bagi MBR

Sanimas, SLBM . Sumber Dana APBD Kabupaten, APBN, mulai tahun 2015-2019/PU 4 Mendorong kerjasama antar

Kota/Kecamatan dalam upaya menlindungi badan air dari pencemaran air limbah

5 Program kerjasama

pembangunan 5 Koordinasi kerjasama pembangunan antar daerah Sumber Dana APBD Kabupaten/ Mulai Tahun 2015-2019/Bappeda 3 Belum tersedianya layanan air limbah

setempat dan sistem air limbah terpusat yang memenuhi standar

3 Menyediakan sistem pengelolaan air limbah setempat untuk melayani daerah Perkotaan Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2019

3 Tersedianya layanan air limbah setempat yang memadai pada akhir tahun 2019 serta meningkatnya tingkat layanan menjadi 100% pada tahun 2019

4Direncanakannya DED IPLT pada tahun 2018

3 Direncanakannya DED IPLT pada tahun 2018

3Belum ada IPLT (Sumber LH) 3 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 5 Penyediaan pelayanan dan peningkatan kualitas sistem air limbah domestik untuk mencapai target SPM (Kemen PU no. 14 tahun 2010) dan Universal Access

6 Penyediaan prasarana dan sarana air limbah setempat

6 Direncanakannya DED IPLT pada tahun 2018

Sumber Dana APBD Kabupaten/ Mulai Tahun 2015-2019/Bappeda

5Pembangunan 1 unit IPLT pada tahun 2019

4 Terbangunnya 1 unit IPLT pada akhir tahun 2019

7 Pembangunan IPLT Sumber Dana APBN sebesar @ Rp. 3 Milyar 4 Meningkatnya kapasitas dan

jumlah SDM terlatih pengelola air limbah setempat sebanyak 3 orang pada akhir tahun 2019

63 orang pengelola IPLT 5 3 orang pengelola IPLT terlatih 4Belum ada tenaga pengelola IPLT 4 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 7 Pembinaan dan bimbingan teknis dalam rangka peningkatan kualitas SDM pengelolaan air limbah

8 Pelatihan Bagi pengelola IPLT 3 orang (Satu paket dengan pembangunan IPLT) 7Pengadaan 13 Unit truk tinja

sampai tahun 2019

6 Adanya 13 unit truk tinja sampai akhir tahun 2019

5Belum ada truk tinja (Sumber LH dan analisa Pokja)

5 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 8 Penyediaan prasarana dan sarana air limbah setempat

9 Pengadaan truk tinja mulai tahun 2017 , dana APBN/Dinas PU 5 Tersedianya sistem pengelolaan

air limbah terpusat (IPAL Komunal) sebanyak 1 unit tahun 2018 - 2019

8Pembangunan 1 unit IPAL skala kawasan pada tahun 2018 - 2019

7 Terbangunnya 1 unit IPAL skala Kawasan pada tahun 2018 - 2019

6Belum ada sistem pengelolaan air limbah terpusat

6 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 10 Pembangunan 1 unit IPAL Komunal

Sumber Dana APBN dan APBD Kabupaten pada tahun 2018-2019/Dinas PU

4 Belum adanya sarana IPAL pada

pusat-pusat layanan kesehatan 5 Menyediakan sarana kesehatan pada setiap Puskesmas di Kabupaten sebanyak 10 unit

6 Tersedianya Instalasi Pengolahan

Air Limbah diseluruh Puskesmas 9Pembangunan 10 unit IPAL di Puskesmas yang ada di kabupaten Indragiri Hilir

8 Terbangunnya 10 unit IPAL di Puskesmas yang ada di kabupaten Indragiri Hilir

7Belum Adanya sarana Pengolahan Air Limbah di setiap Puskesmas yang ada di kabupaten Indragiri Hilir

7 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 6 Penyediaan sarana IPAL pada

Puskesmas 9 Penyediaan sarana Pengelolaan Air Limbah Medis 11 Pembangunan IPAL Puskesmas Tahun 2016 - 2019 . Sumber Dana APBD Kabupaten/Dinkes

B PMJK B PMJK

1BPS, SSK KAB.INHIL 2014 1 Fasilitasi oleh SKPD terkait perlunya pelaksanaan PHBS

1 Program pengembangan lingkungan sehat (Penyuluhan ; Sosialisasi ; Pengkajian lingkungan sehat)

1 Penyuluhan, sosialisasi dan pengkajian lingkungan sehat

Sumber Dana APBD Kabupaten Tahun 2015 - 2019/Dinas kesehatan 2 Program Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan masyarakat

2 Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan

Sumber Dana APBD Kabupaten Tahun 2015 - 2019/Dinas kesehatan 2 Melibatkan peran serta badan

usaha swasta dan koperasi dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah

3 Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Pedesaan

Sumber dana APBD Kabupaten Tahun 2016 - 2019/BPMPKB 3 Mendorong partisipasi

masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah

4 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat

Sumber dana APBD Kabupaten Tahun 2016 - 2019/BPMPKB 5 Penyelenggaraan Diseminasi

Informasi bagi Masyarakat DesaSumber dana APBD Kabupaten Tahun 2016 - 2019/BPMPKB 4 Pembangunan prasarana air

limbah berbasis masyarakat

6 Bantuan stimulan jamban keluarga bagi keluarga miskin

Sumber dana APBD Kabupaten Tahun 2016 - 2019/BPMPKB 5 Bantuan teknis pembangunan

prasarana air limbah berbasis masyarakat

7 Bimbingan teknis peningkatan program penyehatan lingkungan

Sumber Dana APBD Kabupaten Tahun 2016 2019/Dinkes, PU C PENDANAAN

6 7 Meningkatkan pendanaan sektor air limbah domestik baik dari sumber dana yang berasal dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN

1 Meningkatnya pendanaan sektor air limbah domestik dari sumber APBD kabupaten sebesar 0,30% ( dari -0,08% menjadi 1%)

1Peningkatan belanja sanitasi menjadi 1 %

1 Terjadinya peningkatan belanja sanitasi menjadi 1 %

1Pendanaan untuk pembangunan sanitasi baru sebesar 0,08 % dari total belanja APBD

1 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 1 Mendorong peningkatan alternatif sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan

1 1 Sumber Dana APBD

Kabupaten 2016 - 2019/ Bappeda

2 Mendorong peningkatan prioritas pendanaan pemerintah daerah dalam pengembangan sistem 1 Tidak tersedia data

3 Meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah domestik serta masalah teknisnya

Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah domestik serta masalah teknisnya

1 PERMASALAHAN MENDESAK/ISU

STRATEGIS RUMUSAN TUJUAN

Meningkatnya akses masyarakat terhadap jamban keluarga sehat dari 18,5 % menjadi 100 % pada akhir tahun 2019 (3,716 unit menjadi 36,116 unit)

Akses jamban sehat meningkat menjadi 100 % atau 36.116 unit jamban sehat pada tahun 2019.

Terbangunnya jamban sehat sebanyak 36,116 unit sampai tahun 2019

1 No

A

Sumber Dana APBD mulai tahun 2015-2019/Dinkes

5 6

Sosialisasi rencana pembangunan sanitasi

Kurangnya pendanaan sektor air limbah domestic baik dari sumber dana yang berasal dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN. (Alokasi pendanaan sanitasi dari APBD Kabupaten selama 5 tahun terakhir rata-rata -0,08 %)

Jumlah jamban sehat tahun 2014 sebanyak 36,116unit

Program pengembangan lingkungan sehat (Penyuluhan ; Sodialisasi ; Pengkajian lingkungan sehat)

59,335 orang telah terpapar informasi tentang pentingnya pengelolaan air limbah domestik serta permasalahan teknisnya pada tahun 2019

Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan

3 Pembinaan pengembangan lingkungan sehat dan forum kabupaten sehat RUMUSAN SASARAN

Pemulihan biaya pembangunan air limbah

2 Meningkatkan akses jamban

sehat

1

SUMBER DAN TAHUN DATA DASAR

SEKTOR AIR LIMBAH

Meningkatkan akses jamban sehat dari 18,5 % menjadi 100 % pada tahun 2019

STRATEGI PROGRAM KEGIATAN TUJUAN DAN SASARAN

Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah domestic serta permasalahan teknisnya, hal ini disebabkan kurangnya promosi tentang air limbah domestik yang dapat diakses langsung oleh masyarakat.

296,673

orang terpapar informasi tentang pentingnya pengelolaan air limbah serta permasalahan teknisnya pada tahun 2019

(22)

TARGET CAPAIAN INDIKATOR NILAI DATA DASAR KETERANGAN PERMASALAHAN MENDESAK/ISU

STRATEGIS RUMUSAN TUJUAN

No RUMUSAN SASARAN SUMBER DAN TAHUN DATA DASAR

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2014

STRATEGI PROGRAM KEGIATAN TUJUAN DAN SASARAN

3 Melakukan advokasi kepada pemerintah Pusat untuk mendapatkan dana APBN

2 Advokasi kepada pemerintah Pusat untuk mendapatkan dana APBN

Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 - 2019/ Bappeda 7 Belum tertariknya masyarakat dan

swasta dalam penyelenggaraan pengembangan system pengelolaan Air Limbah Domestik

8 Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan pengembangan system pengelolaan air limbah domestik

2 Meningkatnya keterlibatan masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan pengembangan system pengelolaan air limbah domestik

2Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan pengembangan system pengelolaan air limbah domestik

2 Adanya Pembangunan jamban keluaraga ( MCK) oleh Masyarakat

2Belum adanya peran swasta dan masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan system pengelolaan Air Limbah Domestik

2 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 4 Meningkatkan pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dan swasata

2 Peningkatan kerjasama pemerintah dan swasta (KPS) dalam penyelenggaraan air limbah

3 Sosialisasi pengembangan dan pengelolaan Air Limbah Domestik

Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 - 2019/Bappeda

DKEBIJAKAN DAERAH DAN KELEMBAGAAN 8 Jumlah dan kapasitas SDM pengelola

sektor Air Limbah Domestik yang masih terbatas

Menjadikan pengelolaan air limbah domestik menjadi salah satu prioritas pembangunan di kabupaten Indragiri Hilir

1 Terlatihnya SDM untuk pengelolaan sektor air limbah domestik

1Pelatihan pengelola sektor air limbah domestik

1 Terlatihnya pengelola sektor air limbah domestik

1Belum ada tenaga pengelola sektor air limbah (KLH-Buku Putih)

1 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 1 Meningkatkan menajemen pembangunan air limbah di daerah

1 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM (PKK)

1 Sosialisasi tentang rencana pembangunan air limbah kepada para pemangku kepentingan (Diantaranya PKK)

Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 - 2019/ Bappeda

9 Pengelolaan air limbah domestic belum menjadi program prioritas di masing-masing SKPD terkait

2 Pengelolaan air limbah domestik menjadi salah satu prioritas pembangunan

2Kegiatan advokasi oleh Sanitasi kepada para pemangku kepentingan dilaksanakan secara terencana

2 Adanya kegiatan advokasi oleh Pokja Sanitasi/ AMPL tentang pentingnya pengelolaan sanitasi kepada para pemangku kepentingan

2Belum ada kegiatan advokasi yang terarah tentang pengelolaan air limbah

2 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 2 Meningkatkan pengelolaan air limbah melalui pelatihan dan pendidikan SDM yang kompeten

2 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM

2 Pelatihan bagi pengelolan sanitasi sektor air limbah

Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 - 2019/ Bappeda 3 Peningkatan pengawasan

kualitas Air Limbah Domestik dan badan air penerima

3 Uji Sample bakumutu effluence Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 - 2019/ KLH 3 Mendorong peningkatan prioritas

pendanaan pemerintah daerah dalam pengembangan sistem

4 Program Kerjasama Pembangunan (Peningkatan koordinasi dengan sektor lain)

4 Koordinasi dalam pemecahan masalah daerah (Advokasi kepada para pemangku kebijakan)

Sumber Dana APBD Kabupaten 2015 - 2019/ Bappeda 10 Belum adanya Perda Pengelolaan Air

Limbah

Menyediakan peraturan perundangan pengelolaan air limbah

3 Tersedianya perda pengelolaan air limbah pada tahun 2016

3Tersedianya dokumen perda pengelolaan air limbah pada tahun 2016

3 Dokumen perda pengelolaan air limbah tersedia pada tahun 2016

3Belum ada perda pengelolaan air limbah

3 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 4 Menyusun Perda pengelolaan air limbah (Meningkatkan ketersediaan NSPM dalam pengembangan sistem pembuangan air limbah)

5 Pengembangan perangkat hukum/perda pengelolaan air limbah

5 Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah

Sumber Dana APBD Kabupaten/2016/Dinas PU

6 Fasilitasi penyusunan Perda dalam penyelenggaraan sistem air limbah

6 Sosialisasi Perda pengelolaan Air Limbah

Sumber Dana APBD Kabupaten/2016/Dinas PU

A TEKNIS/AKSES

1 1 Menyediakan Master Plan pengelolaan persampahan pada akhir tahun 2016

1 Tersedianya Master Plan pengelolaan persampahan pada akhir tahun 2016

1Tersedianya dokumen master plan pengelolaan persampahan kabupaten Indragiri Hilir Pada tahun 2016 dan dokumen amdal/Dokumen lingkungan

1 Adanya dokumen master plan penanganan persampahan skala kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2016

1Belum adanya master plan persampahan (Buku Putih)

1 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 1 Menyiapkan Master Plan pengelolaan persampahan

1 Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

1 Penyusunan masterplan persampahan skala Kabupaten

Sumber Dana APBN/APBD 2016/ Bappeda 2 Tersedianya informasi untuk

penyusunan regulasi persampahan pada tahun 2016

2 Study Pengembangan Bank

Sampah Sumber Dana APBD Kabupaten 2016/ KLH 2 Pengurangan sampah

semaksimal mungkin dari sumbernya 2 Belum adanya kegiatan pengurangan

sampah yang ada di kabupaten Indragiri Hilir

Menyediakan Fasilitas Pengurangan sampah 3R

3 Tersedianya fasilitas pengurangan sampah 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) sesuai dengan perencanaan pengelolaan sampah kabupaten Indragiri Hilir untuk mengurangi timbulan sampah sebesar 20%

2Tersedianya 6 paket pengurangan sampah (3 R (Reduce, Reuse, Recycle) mulai dari tahun 2015 sampai akhir tahun 2019

2 Berfungsinya 6 paket pengurangan sampah 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) pada akhir tahun 2019

3 Meningkatkan pemahaman masyarakat akan upaya 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) dan pengamanan sampah B3 (Bahan Berbahaya beracun )rumah tangga

2 Pengembangan Teknologi pengelolaan persampahan

3 Promosi dan kampanye 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) melalui berbagai media masa

Sumber Dana APBN 2015 -2019/ Dinas PU

4 Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan 3 R (Reduce, Reuse, Recycle)

3 Pemberian penghargaan kepada masyarakat yang berhasil melaksanakan program reduksi sampah

4 Pengembangan percontohan dan replikasi 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) di permukiman

Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 - 2019/ Dinas PU 5 Penguatan forum masyarakat

yang melaksanakan program reduksi sampah

Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 - 2019/ KLH 3 Tingkat pelayanan persampahan baru

mencapai 25,91 %, (baru ibu kota kabupaten yg dilayani)dikarenakan terbatasnya alat angkut dan pewadahan yang tersedia

2 Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan yang dapat melayani 75% jumlah penduduk

4 Meningkatnya cakupan pelayanan pengangkutan sampah dari 25,91% menjadi 75% pada akhir tahun 2019

336.96 M3/hari timbulan terlayani oleh sistem penanganan sampah di perkotaan

3 Terangkutnya 36.96 M3 timbulan sampah oleh sistem penanganan sampah di perkotaan

336.96 M3 timbulan sampah yang terlayani oleh 1 unit truk

3 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 5 Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan

4 Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

6 Penyediaan sarana dan prasarana persampahan

Sumber Dana APBN 2016 -2019/ Dinas PU

Menyediakan sarana dan prasarana sektor persampahan

5 Tersedianya sarana dan prasarana sektor persampahan yang memenuhi standar pelayanan

4Arm roll truck 5 unit, container 10 unit.

4 Tersedianya Arm roll truck 5 unit, container 10 unit

4Becak motor (14 unit), truk sampah (1 unit)

4 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 6 Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana

7 Pengadaan Amroll Truk 5 unit, container 10 unit,

Sumber Dana APBD Kabupaten dan APBN 2016 -2019/ Dinas PU

4 Belum adanya TPA sampah yang memadai untuk melayani persampahan kawasan kabupaten Kepulauan Mentawai

Menyediakan TPA sampah pada akhir tahun 2017

6 Tersedianya TPA sampah Kab. Indragiri Hilir pada akhir tahun 2019

5Terbangunnya TPA pada tahun 2017

5 Berfungsi dan beroperasinya TPA 7 Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem Pengelolaan

5 Pengembangan TPA 8 Pembangunan TPA Sumber Dana APBN 2017 -2019/ Dinas PU

BKEBIJAKAN DAERAH DAN KELEMBAGAAN 5 Jumlah dan kapasitas SDM pengelola

sektor persampahan yang masih terbatas

Meningkatkan jumlah dan kapasitas SDM pengelola sektor persampahan

1 Terlatihnya SDM untuk pengelolaan sektor persampahan

1Pelatihan pengelola sektor persampahan

1 Terlatihnya pengelola sektor persampahan

1Belum ada tenaga pengelola sektor persampahan (KLH-Buku Putih)

1 BPS, SSK KAB.INHIL 2014 1 Meningkatkan kinerja institusi pengelolaan persampahan serta peningkatan kualitas SDM pengelolaan persampahan

1 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM

1 Pelatihan bagi pengelola persampahan

Sumber Dana APBD Kabupaten 2016 -2019/KLH 2 Meningkatkan kerjasama dan

koordinasi dengan pemangku kepentingan lain

2

B

SEKTOR PERSAMPAHAN

Sumber Dana APBD Kabupaten 2017 -2019/BAPPEDA Belum adanya Master Plan pengelolaan

persampahan di Kabupaten Indragiri Hilir (di dalamnya termasuk data base, peraturan perundangan, kelembagaan Masyarakat dan Pemerintahan, SDM, sarana prasarana)

Koordinasi pembangunan antar instansi

Gambar

Gambar 3.1. Posisi PENGELOLAAN Sanitasi Air Limbah Domestik saat ini.
Gambar 3.3. Posisi PENGELOLAAN sanitasi Persampahan saat ini
Gambar 3.4. Posisi STRATEGI sanitasi Persampahan saat ini
Gambar 3.5. Posisi STRATEGI sanitasi Drainase saat ini
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis moderasi dengan melakukan serangkaian uji pada bab 5 hasil dari pengujian tersebut menyatakan bahwa faktor eksternal tidak terbukti

Tujuan pembuatan aplikasi ini adalah untuk menentukan status gizi, menghitung kebutuhan kalori dan memberikan saran susunan menu makanan untuk pasien rawat jalan

Berdasarkan penelitian dari 76 item (masing-masing 38 untuk kasus 1 Ramadan dan 38 untuk kasus 1 Syawal, maka dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut: Dari data yang terhimpun

Rangkaian otomatis-elektriknya akan mengatur suatu pola mekanik yang akan menggerakkan tempat komposternya untuk dapat membalik-balikkan materialnya, dengan sumber

'apat ahunan adalah rapat yang diselenggarakan Panitia 'ekam Medis dan im 'eview 'ekam Medis setiap tahun bersama dengan unit rekam medis dengan tuuan untuk mengevaluasi mutu

70 Keterlibatan al-Shinqi>t}i> dalam proses belajar mengajar di Universitas Islam Madinah menjadikannya memperoleh kesempatan yang lebih bayak dan lebih besar

Jika browser tidak muncul, pilih Browser dari menu View Jika sebuah class atau interface telah dipilih pada komponen, maka browser akan menampilkan nama

Sehingga izin mempekerjakan tenaga kerja asing harus melalui Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang disusun atau dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat jika lokasinya lebih dari