• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT KAMPUNG KUE DI KAWASAN RUNGKUT LOR KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA DALAM TINJAUAN PETER L. BERGER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT KAMPUNG KUE DI KAWASAN RUNGKUT LOR KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA DALAM TINJAUAN PETER L. BERGER."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT KAMPUNG KUE DI

KAWASAN RUNGKUT LOR KECAMATAN RUNGKUT

KOTA SURABAYA DALAM TINJAUAN PETER L. BERGER

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial

(S.Sos) dalam Bidang Sosiologi

Oleh :

LUKLUK IL MAKNUN

NIM. B05212003

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

J U R U S A N I L M U S O S I A L PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Lukluk Il Maknun, 2016, Perubahan Sosial Masyarakat Kampung Kue Di

Kawasan Rungkut Lor Kecamatan Rungkut Kota Surabaya dalam Tinjauan Peter L. Berger, Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata kunci: Masyarakat Kampung Kue, dan Konstruksi Sosial

Di dalam skripsi ini ada dua rumusan masalah yang hendak di kaji, yaitu Seperti apakah perubahan sosial masyarakat kampung kue dikawasan Rungkut Lor Kecamatan Rungkut Kota Surabaya?

Untuk menjawab permasalahn tersebut, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam melihat fenomena yang terjadi pada masyarakat Kampung Kue di kawasan Rungkut Lor Kecamatan Rungkut Kota Surabaya ini adalah menggunakan teori Konstruksi Sosial Peter L Berger.

Dari hasil penelitian ini di temukan bahwa perubahan yang terjadi di kampung kue sangat besar, terutama ekonomi masyarakat yang semakin meningkat dengan adanya Kampung Kue, mereka yang tinggal di Kampung Kue semula hanya pekerja kasar, buruh pabrik, dan ibu rumah tangga saja, akan tetapi dengan adanya Kampung Kue mereka menjadi produsen kue yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Dampak yang di hasilkan karena adnya Kampung Kue yaitu berdampak pada ekonomi yaitu dengan Kampung Kue perekonomian masyarakat menjadi baik dan menigkatnya kesejahteraan keluarga, budaya karena Kampung Kue banyak budaya yang masuk, sehingga merubah life style atau gaya hidup masyarakat, dan pendidikan, dengan adanya Kampung Kue perekonomian masyarakat meningkat menyebabkan kesadaran berpendidikan juga sangat baik, masyarakat berlomba-lomba menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin

ABSTRACT

Lukluk Il Maknun, 2016, Society of Social Change Kampung Cake In RungkutLor Region District Rungkut Surabaya on Review of Peter L. Berger, Thesis Sociology Program Faculty of Social and Political Sciences UIN SunanAmpel Surabaya.

(6)

In this thesis, there are two formulation of the problem to be in the study, ieAs to whether social change region RungkutLor village cake District Rungkut Surabaya?

To answer these permasalahn, researchers used a qualitative descriptive method. By using the technique of collecting data on observations, interviews, and documentation. The theory used in viewing the phenomena that occur in the community in KampungKueLor District RungkutRungkut area of Surabaya are using Social Construction theory Peter L. Berger.

(7)

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 24

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3. Pemilihan Subyek Penelitian ... 25

4. Tahap-Tahap Penelitian ... 26

5. Teknik Pengumpulan Data ... 28

6. Teknik Analisis Data ... 29

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 30

H.Sistematika Pembahasan ... 31

BAB II : PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DAN TEORI KONSTRUKSI A. Konsep Perubahan Sosial ... 32

B. Teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger ... 34

BAB III : PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT KAMPUNG KUE RUNGKUT LOR KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA A. Deskriptif Umum Obyek Penelitian ... 43

B. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Kampung Kue di Kelurahan Rungkut Lor ... 56

C. Dampak Perubahan Sosial Ekonomi Kampung Kue Rungkut Lor Kecamatan Rungkut Kota Surabaya ... 78

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ... 96

(8)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara 2. Dokumen Lain yang relevan 3. Jadwal Penelitian

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan

walaupun ruang lingkup perubahan tidak terlalu luas. Perubahan-perubahan yang

terjadi di dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma sosial, pola –

pola prilaku organisasi, susunan lembaga kemasyrakatan, lapisan-lapisan dalam

masyarakat, kekuasaan dan wewenang, intreaksi sosial dan sebagainya.1 Di samping

itu kebutuhan, maupun kepentingan masyarakat senantiasa berkembang terus,

sehingga diperlukan perubahan agar kebutuhan dan kepentingan dapat dipenuhi

secara wajar.

Para sosiolog mengkalsifikasikan masyarakat menjadi masyrakat statis dan

masyarakat dinamis. Masyarakat statis adalah masyarakat yang mengalami perubahan

yang berjalan dedengan lambat. Masyarakat dinamis adalah masyarakat yang

mengalami perubahan secara cepat. Jadi setiap masyarakat pada suatu masa dapat

dianggap sebagai masyarakat statis, sedangkan pada masyarakat yang lainnya

dianggap sebagi masyarakat dinamis.2

Perubahan bukan semata- mata berarti suatu kemajuan (progress) namun dapat pula bearti kemunduran dalam bidang-bidang kehidupan tertentu. Penemuan baru

1

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990 ), 301.

2

(10)

dibidang teknologi yang terjadi di suatu tempat dapat diketahui oleh masyarakat lain

yang berbeda jauh dari tempat tersebut. Perubahan yang berjalan secara konstan

terjadi karena memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi karena sifatnya

yang berkaitan satu dengan yang lain, maka perubahan terlihat berlangsung terus,

walau diselangi keadaan dimana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur

yang terkena perubahan.3

Perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat berupa perubahan sosial dan

perubahan ekonomi. Masyarakat itu sendiri dapat diliaht sebagai sebuah sistem

dimana seluruh struktur sosialnya terintegrasi menjadi satu, masing-masing memiliki

fungsi yang berbeda-beda tapi saling berkaitan dan menciptakan konsesus dan

keteraturan sosial dan keseluruhan elemen akan saling beradaptasi baik terhadap

perubahan internal dan eksternal dari masyarakat.4

Menurut Gillin dan Gillin perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi

car-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan keadaan geografi,

kehidupan material, komposisi penduduk, ideology ataupun karena adanya difusi

ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Secara singkat Samuel Keoing

mengatakan bahwa perubahan sosial merujuk pada modifikasi-modifikasi yang

terjadi pada pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikai terjadi karena sebab

interen mapupun sebab-sebab eksteren.5

3

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990 ), 303.

4

M. Polom, Teori Sosiologi Kontemporer ( Jakarta: Raja Grafindo persada, 1993), 24.

5

(11)

Perhatian lewis ditunjukan untuk mengkategorisasikan masyarakat menurut

perbedaan ciri-ciri sosial yang dimiliki bersama oleh anggotanya pada tingkat

organisasi sosial tertentu dan untuk memperhatikan rentetan perkembangan setiap

tipe organisasi sosial tertentu.6

Perubahan sosial di dalam masyarakat meliputi lembaga-lembaga masyarakat

yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya niali-nilai, sikap dan

pola prilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Selain perubahan

sosial di dalam masyarakat juga terjadi perubahan dalam aspek ekonomi dan budaya.

Perubahan ekonomi menyangkut pada perekonomian masyarakat yang berhubungan

dengan sistem mata pencaharian masyarakat setempat. Sistem mata pencaharian

masyarakat misalnya berdagang, pegawai negri, karyawan, wirasuasta, guru, dan

masih banyak jenis pekeerjaan yang dilakukan untuk memenuhi kehidupannya.

Sedangkan perubahan budaya menyangkut pada perubahan kebudayaan ataupun

kebiasaan masyarakat setempat seperti ritual keagamaan, perubahan pola pikir

masyarakat yang menjadi lebih rasional , kegiatan-kegiatan sosial masyarakat dan

sebagainnya.

Di dalam buku Soerjono Soekanto yang berjudul “ Sosiologi Suatu Pengantar”,

William F. Ogburn berusaha memberikan suatu pengertian tertentu, walau tidak

member definisi tentang perubahan-perubahan sosial. Dia mengemukakan ruang

lingkup peruabahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik material maupun

immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material

6

(12)

terhadap unsur-unsur immaterial. William F. Ogburn menekankan pada kondisi

teknologis yang mempengaruhi perubahan sosial. Perubahan di dalam masyarakat

dapat mengenai niali-niali sosial, pola prilaku, organisasi, susunan lembaga

kemasyarakatan, lapisan dalam masyaraka, kekuasaan dan wewenang, serta intreaksi

sosial.7 Seperti yang terjadi dengan adanya keberadaan Kampung Kue di Penjaringan

Sari Rungkut Lor kecamatan Rungkut menimbulkan perubahan sosial ekonomi

masyarakat. Teknologi yang semakin maju akan membawa masyarakat untuk

mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan teknologi misalnya dengan dengan

adanya home industry yang banyak berdiri di akhir-akhir ini.

Pengaksesan informasi semakin dipermudah dengan adanya home industry

berupa terbentuknya Kampung Kue yang menyediakan kemudahan untuk melakuakn

transaksi jual beli kue yang telah dibutuhkan oleh masyarakat luas. Segala akses

informasi dapat ditemuakn dengan menggunakan jaringan internet atau sosial media.

Walaupun saat ini banyak kemudahan untuk mendapatkan jaringan terutama transaksi

jual beli kue, tetapi masih banyak dan ramai para konsumen yang secara langsung

datang ke Kampung Kue untuk melakukan transaksi jual beli. Saat ini Kampung Kue

tidak hanya menyediakan kue yang di jual di pasaran, akan tetapi Kampung Kue

menyediakan jasa pemesanan kue untuk kegiatan-kegiatan di masyarakat.

Kampung Kue yang tepat berada di kecamatan Rungkut ini tentunya memberikan

kemudahan kepada masyarakat yang ingin mengkonsumsi kue baik untuk kue basah

maupun kue kering. Kemajuan teknologi yang menurut seseorang serba cepat

7

(13)

mendapatkan informasi mendorong mereka mudah untuk melakukan kegiatan

ekonomi. Mereka dapat dengan cepat mengirim informasi dan memperoleh informasi

bahkan berbisnis karena dengan kemajuan teknologi dan perkembangan globalisasi.8

Warga yang tinggal di Kampung Kue Rungkut Lor mendapatkan keuntungan

sangat besar, mereka memiliki pengahasilan setiap harinya dari hasil penjualan kue.

Kampung Kue Rungkut Lor sebagai salah satu kelompok Usaha Kecil Menengah

(UKM) menghidupkan pasar kue basah dan kue kering di Surabaya. Kampung kue

kemudian berbentuk unit usaha yang didirikan sejak tahun 2000 tersebut berupaya

menjalankan produksi dengan iuran bersama. Hal ini dilakukan agar terbebas dari

rentenir sehingga bisa berusaha tanpa terlilit utang. Masuk dalam UKM itu hanya

dibutuhkan sumbangan masuk Rp 50 ribu dan iuran bulanan Rp 5 ribu perak. Dengan

pesanan dari pengecer, toko kue hingga supermarket mereka mendapatkan modal dan

untung yang bisa menghidupi keluarga. Contoh kecil perubahan yang terjadi adalah

semula hanya seorang ibu rumah tangga biasa dan dengan adanya kampung kue,

ibu-ibu di wilayah setempat memiliki aktifitas yang positif dengan mendirikan home industry, dengan demikian lama kelamaan kebudayaan atau kebiasaan yang masyarakat miliki akan berubah dan menjadi sama kebudayaan mereka karena

lingkungan yang sama. Kemajuan kebudayan sejalan dengan perkembangan

8

(14)

teknologi, semakin meningkat control manusia atas kehidupannya melalui teknologi

baru maka akan berkembang kebudayaannya.9

Perkembangan selanjutnya, Mathew Arnold dari inggris mengatakan bahwa

kebudayaan sebagai sebuah penyempurnaan diri menjadi orang yang berbudaya, yaitu

memahami hal-hal terbaik yang pernah dipikirkan dan dihasilkan manusia. Di

Jerman, kebudayaan merupakan sebuah pengembangan bakat intelektual dan spiritual

seseorang. Orang yang berbudaya adalah orang yang terdidik dan mencapai keutuhan

harmonis antara pengalaman, bakat dan pikirannya melahirkan karya berstyle khas

dan mandiri. Di Perancis, kebudayaan bukan hanya penyempurnaan dii personal akan

terkait strata sosial baru sesuai dengan kelas-kelas, dan terkait erat dengan moralitas,

sains, seni, hukum dan agama.

Akhirnya pengertian kebudayaan menjadi lebih luas10, yaitu 1) sebagai ciri

umum khas manusia yang membedakannya dengan alam subhuman; 2) sebagai pola khusus kelompok masyarakat yang membedakannya diantara mereka; 3) sebagai

sebuah konstruksi khas yang memuat kepercayaan, perilaku, pengetahuan dan

nilai-nilai; 4) sebagai konsensus sosial; 5) sebagai predestinasi perilaku dan karakter

individu pada tingkat primordial; 6) sebagai mekanisme kontrol perilaku sosial.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberadaan kampung kue sebagai

ladang berwirausaha bagi warga setempat terutama ibu rumah tangga di kawasan

9

Robert H. lauer, Perspektive on Social Changes (1977), Edisi Indonesia, Penerjemah Aliamdan, Perspektif Tentang Perubahan Sosial (Jakarta :Pt.Melton Patra, 1989), 390

10

(15)

Rungkut Lor. Kegiatan positif ini dapat bermanfaat dengan bertambahnya

pendapatan di keluarga mereka. Setiap harinya di gang Kampung Kue di kawasan

tersebut akan sudah berjejer para pedagang, pengecer maupun pengusaha toko kue

menjemput berbagai jajanan yang baru diangkat dari penggorengan dan pemanggang

kue. Selain mengerjakan pesanan untuk kelompok usaha, para pengrajin kue juga

dibebaskan menerima pesanan secara individual. Belakangan, Kampung kue juga

menerima pesanan penganan selain kue seperti soto, lontong kecap dan gado-gado.

Tradisi masyarakat lokal yang megandalkan kegiatan produksi ekonomi dalam

ranah home industry, “produksi kue basah dan kue kering” merupakan kegiatan

masyarakat yang sudah tidak asing, sehingga kehadiran kampung kue tidak ditolak

kehadirannya. Bahkan masyarakat dapat bergabung dan terlibat secara langsung,

misalnya ikut serta dalam proses produksi kue.. Kerumunan orang, apalagi bukan

orang lokal memicu tumbuhnya perekonomian kampung kue semakin maju pesat dan

lebih di kenal oleh masyarakat luas.

Namun pengrajin kue terseut juga menjelaskan tantangan para pengrajin kue.

Khususnya kue basah yang hanya bertahan satu bahkan tak sampai satu hari. Dengan

produk tak awet Kampung Kue harus kreatif menghadapi pasar. Beberapa anggota

unit usaha berperan memasok ke pasar-pasar dengan memboyong kotak kue di sepeda

motor mereka. Para pengerajin kue yang berada di kampung kue Rungkut Lor

merupakan kerumunan orang-orang kreatif yang sedang beusaha berjuang untuk

memperjuangkan kehidupan yang lebih baik. Kampung kue sebagai sebuah karya

(16)

pendatang dapat dikatakan sebagai agent perubahan sosial. Perubahan pengolahan

perkampungan, yang semuala kampung biasa menjdi kampung home industry yang berfungsi sebagai lahan pengahsilan warga Rungkut Lor. Kegiatan kampung kue ini

memiliki dampak yang sangat besar di dalam masyarakat, yang paling utama adalah

mengurangi jumlah pengangguran terutama di Rungkut Lor dengan kegiatan –

kegiatan yang berdampak pada perubahan perilaku dan interaksi sosial di masyarakat.

Perubahan perilaku akan berdampak pada perubahan sosial jika perubahan

perilaku sudah merambah masuk pada perubahan struktur sosial. munculnya variasi

dan modifikasi dalam setiap aspek sosial, pola sosial, dan bentuk-bentuk sosial

merupakan bentuk fenomena perubahan sosial11. untuk mengetahui apakah memang

benar keberadaan Kampung Kue mampu memicu adanya perubahan sosial yang besar

pada masyarakat Rungkut Lor Kecamatan Rungkut Kota Surabaya, perlu dilakukan

penelitian oleh pemerhati perubahan sosial, antara lain mahasiswa program studi

Sosiologi. Penelitian ini sangat penting dilakukan mahasiswa, apalagi mereka tengah

mengikuti perkuliahan perubahan sosial dan seminar-seminar maslah sosial. dengan

bekal-bekal teori perubahan sosial, mahasiswa akan melihat kearah mana perubahan

sosial itu bergerak dan seberapa tingkat perubahan sosial itu.

B. Rumusan Masalah

Dari Dari uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini mempunyai rumusan

masalah sebagai berikut:

11

(17)

Seperti apakah perubahan sosial masyarakat kampung kue dikawasan

Rungkut Lor Kecamatan Rungkut Kota Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan atas fokus permasalahan sebagaimana tersebut diatas, maka yang

menjadi tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui seperti apa perubahan sosial

masyarakat kampung kue dikawasan Rungkut Lor Kecamatan Rungkut Kota

Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti, lembaga dan masyarakat untuk

mengembangkan keilmuan, kreatifitas dan kebudayaan.

1. Manfaat praktis yang diharapkan oleh peneliti adalah :

a. Sebagai bentuk analisis fenomena sosial mengenai potret kehidupan

masyarakat Rungkut Lor kecamatan Rungkut surabaya dengan adanya

kampung kue.

b. Sebagai wadah aspirasi masyarakat Rungkut Lor kecamatan Rungkut

Surabaya dengan adanya kampung kue .

2. Manfaat teoritis yang diharapkan oleh peneliti adalah :

a. Menambah pengalaman, pengetahuan, dan wawasan akademik dalam

(18)

b. Untuk mengaplikasikan teori yang telah didapat dari bangku perkuliahan

sehingga dapat dijadikan refrensi bagi semua pihak khususnya bagi

mahasiswa program studi sosiologi fakultas ilmu sosial dan politik UIN

Sunan Ampel Surabaya.

E. Definisi Konseptual

1. Perubahan adalah perubuhan dalam hubungan intreaksi antar orang-orang,

organisasi dan komunitas, ia dapat menyangkut struktur sosial atau pola nilai dan

norma serta peranan.12

Perubahan sosial adalah suatu proses perubahan yang kompleks yang

melibatakan intreaksi timbal balik antar factor-faktor yang berkaitan dengannya.13

Adanya industry kampung kue di kawasan Rungkut Lor tidak menutup

kemungkinan akan mengakibatkan perubahan sosial ekonomi masyarakat

setempat, baik dalam bentuk perubahan mata pencaharian, tingkah laku,

lembaga-lembaga sosial maupun perubahan dan pergeseran sistem nilai.

2. Masyarakat adalah sekumpulan individu atau kelompok yang bertempat tinggal

pada suatu wilayah tertentu. Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah

society yang berasal dari kata Latin sociusyang berarti (kawan). Istilah

masyarakat berasal dari kata bahasa Arab syarakayang berarti (ikut serta dan

12

Pujiwati Sajogyo, Sosiologi Pembangunan, ( Jakarta: IKIP, 1985 ),119

13

(19)

berpartisipasi). Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul,

dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat

mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Semua

warga masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama,hidup bersama dapat

diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan pergaulan dan keadaan ini akan

tercipta apabila manusia melakukan hubungan, Mac lver dan Page memaparkan

bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan, tata cara, dari wewenang

dan kerja sama antara berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan

tingkah laku serta kebiasaan-kebiasaan manusia.

Arti lain dari masyarakat adalah pergaulan hidup manusia, sehimpunan

manusia yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan antara

aturan tertentu. Definisi masyarakat yang lain di kemukakan oleh para sarjana

seperti:14

a. Linton (seorang ahli antropologi) mengemukakan bahwa, masyarakat adalah

setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama,

sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya

sehingga satu kesatuan sosial dengan batasan-batasan tertentu.

b. J.L. Gillin J.P. Gillin mengatakan bahwa masyarakat itu adalah kelompok

manusia yang terbesar mempunyai kebiasaan tradisi, sikap dan perasaan persatian

yang sama.

14

(20)

c. S.R. Steinmetz memberikan batasan tentang masyarakat sebagai kelompok

manusia yang terbesar meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang

lebih kecil yang mempunyai hubungan erat dan teratur.

d. Mac Iver, masyarakat adalah suatu sistem daripada kerja dan prosedur, daripada

otoritas dan saling bantu membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan

pembagian-pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia

dan kebebasan.

Masyarakat adalah sesuatu yang bersifat statis atau paling-paling dalam

kondisi equiblirium yang terus bergerak, namun bagi Dahrendrof dan para teori

konflik setiap msyarakat tunduk pada proses-proses perubahan.15

Sedangkan masyarakat menurut Selo Soemardjan adalah orang-orang yang

hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan

wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan

yang diikat oleh kesamaan.16

3. Kampung kue adalah nama suatu wilayah yang ada di kawasan Rungkut Lor

kecamatan Rungkut Surabaya yang didirikan oleh bu Irul sejak tahun 2005 dan di

dalamnya terdapat proses produksi kue baik kue basah maupun kue kering.

Kampung Kue tidak hanya menyediakan kue yang di jual di pasaran, akan tetapi

Kampung Kue menyediakan jasa pemesanan kue untuk kegiatan-kegiatan di

masyarakat.

15

George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi, (Bantul: Kreasi Wacana, 2004), 282

16

(21)

F. Telaah Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Kehidupan masyarakat adalah sebuah kehidupan yang dibangun

bersama-sama anggota masyarakat sebagai sebuah realitas obyektif, tempat para anggota

masyarakat mengembangkan kehidupan dan menentukan tindakannya. perubahan

sosial adalah fenomena yang rumit, menembus keberbagai tingkat kehidupan

sosial. Sebagai sebuah perubahan yang terjadi disetiap tingkat kehidupan sosial

sebagai sebuah peristiwa normal dan berkelanjutan menurut arah yang berbeda di

berbagai tingkat kehidupan sosial dengan tingkat kecepatan.

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimanakah potret kehidupan

sosial home industry di kawasan Rungkut Lor kelurahan Penjaringan Sari Surabaya dengan adanya kegiatan produksi kue yang di lakukan oleh warga

setempat dengan menyebut wilayahnya sebagai Kampung Kue, dan penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui makna dari Kampung Kue yang sebagi sentra

produksi kue di kawasan Rungkut . Penelitian sebelumnya berkaitan dengan

pemknaan sosial atas perubahan sosal di industri rumah tangga skripsi yang di

tulis oleh Nur Indah Khamidiyah yaitu “Industri Rumah Tangga dan Perubahan

Sosial (Studi tentang Perubahan dari Masyarakat Agraris menuju

(22)

Gresik)17 hasil penelitian ini memiliki dua jawaban mengenai perubahan yang terjadi yaitu

1. Bentuk perubahan masyarakat industry rumah tangga di desa Purwodadi

kecamatan Sidayu Keabupaten Gresik di lihat dari tingkat perkonomian yang

cepat dan dalam kurun wanktu yang relatif singkat, karena dengan adanya

industry rumah tanggadi desa Purwodadi membawa perubahan dan pengaruh

yang besarterhadap masyarakat setempat yang sebelumnya bekerja di sektor

perikanan dan pertanian beralih ke sector industry dan jasa. Mereka berpandangan

positif bahwa industry rumah tangga mudah memberikan pekerjaan bagi siapa

saja, dari yang berpendidikan tinggi sampai yang tidak pernah merasakan duduk

di bangku sekolah.

2. Latar belakang terjadinya perubahan masyarakat di Desa Purwodadi Kecamatan

Sidayu Kabupaten Gresik lebih memilih bekerja di home industry kerupuk yaitu

mudahnya mencari kerja. Adanya industry rumahan kerupuk di desa Purwodadi

di latar belakangi oleh perhitungan-perhitungan ekonomis. Selain itu di dukung

oleh adanya tenaga kerja untuk di jadikan buruh atau pekerja di industry rumahan

kerupuk ini. Home industry kerupuk ini merupakan upaya yang sangat baik untuk

memberikan pekerjaan bagi orang-orang yang membutuhkan.

Penelitian yang kedua yaitu Kehidupan Sosial Masyarakat di Sekitar Delta Fishing di Desa Prasung, Buduran, Sidoarjo yang di lakukan oleh Tim

17

Nur Indah Khamidiyah, Industri Rumah Tangga dan Perubahan Sosial (Studi tentang Perubahan dari Masyarakat Agraris menuju Masyarakat Industrial di Desa Purwodadi Kecamatan

(23)

Peneliti (2014) di desa Prasung Tambak sebelumnya merupakan desa dengan

mayoritas penduduk dulunya berprofesi sebagai petani tambak, saat ini di lokasi

sekitar tempat masyarakat mencari nafkah berdiri pemancingan umum dan juga

berbagai sarana rekreasi didalamnya yang sangat ramai dikunjungi oleh berbagai

wisatawan, terlebih dari luar kota sidoarjo. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa keberadaan delta fishing sebagai wahana wisata dengan pengunjung dari

berbagai tempat dan wilayah, merubahan sumber perubahan sosial. Selain itu

banyak ibu-ibu ruamah tangga yang semula hanya sebagi ibu rumah tangga biasa

yang bekerja di bidang domestic saja akan tetapi dengan adanya delta fishing

ibu-ibu di sekitarnya memiliki kegiatan positif yaitu berdagang, dengan seperti itu

delta fishing memiliki dampak yang luar biasa tentunya di bidang ekonomi karena

dapat menambah income keluarga. Hal ini tentunya sangat berdampak bagi sisi kehidupan sosial masyarakat disekitarnya.18

Penelitian yang ketiga yang di lakuakan Sindi Wulandari dengan judul “

Perubahan Sosial di Kampung Inggris (Studi Kasus Dusun Singgahan Desa Pelem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri). Permasalahan yang dikaji di dalam penelitian ini adalah yang berkaitan dengan perubahan sosial yang berada di

kampung inggris atau Dusun Singgahan yang berada di Desa Pelem, focus kajian

diambil dari konsep perubahan sosial tersebut adalah tentang proses atau tahapan

didalam menuju perubahan serta perubahan dalam bidang ekonomi, sosial, dan

18

Tim Peneliti, Kehidupan Sosial Masyarakat di Sekitar Delta Fishing di Desa Prasung,

(24)

budaya serta pola pemikiran yang dirasakan oleh masyarakat yang berada di

Dusun Singgahan atau Kampung Inggris dan pola intreaksi yang telah terbentuk

diantara masyarakat yang mana telah memiliki peranan masing-masing.

Dari hasi penelitian di temukan bahwa Kampung Inggris terdapat:

1. Proses terjadinya perubahan sosial yang berada di Kampung Inggris yang diawali

dengan munculnya lembaga khusus bahasa asing yang mana semakin lama

semakin menyebar dan meluas, serta adanya proses atau tahapan sosial dari

kondisi masyarakat pedesaan menjadi masyarakat yang mengenal akan banyak

hal sebagaimana munculnya inovasi atau penemuan akan hal baru yang berupa

lembaga kursus dan adanya pola sosial masyarakat dalam mempertahankan cirri

khas yang dimiliki oleh Dusun Singgahan. Perubahan sosial yang dirasan oleh

masyarakat diantaranya adalah perubahan pola pikir (mind set), perubahan ekonomi dan perubahan budaya.

2. Dengan beralihnya sebutan Dusun Sainggahan menjadi Kampung Inggris yang

mana banyak didatangi oleh para pendatang, membuat terciptanya berbagai peran

baru yang berada di lingkungan Dusun Singgahan atau Kampung Inggris. Sebagai

mana peran yang dapat dilihat oleh pemilik lembaga, pemilik kos, pendatang serta

masyarakat sekitar. Sebagaimana pola intreaksi yang terbetuk diantara satu

dengan lainya sangat baik dan terdapat kerjasama guna untuk menjaga eksistensi

dari cirri khas yang berada di Dusun Singgahan atau Kampung Inggris. Dan

bertujuan untuk tetap mempertahankan nilai dan norma yang dipegang teguh

(25)

Penelitian ke empat ini yand di tuliskan oleh Abd. Rasid mengenai “

Perubahan Masyarakat Melalui Home Industri (Studi Diskriptif tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Melalui Home Industri Pande Besi Di Dusun Jambu Monyet Dsesa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep)19

Berpijak pada deskriptif yang telah dibahas, dapat diambil kesimpulan bahwa

implikasi terpenting dari hasil studi lapangan dalam kaitanya dengan kajian

teoritis kesimpulan tersebut dikemas sebagai berikut:

a. Dengan dibangunya usaha Pande Besi, keadaan ekonomi masyarakat yang semula

bermata pencahariaan di sector informal yaitu pertanian dan perdagangan beralih

mata pencaharian non formal, yaitu home industry dan jasa sehingga masyarakat

Dusun Jambu Monyet Desa Lenteng Barat mengalami perubahan yang signifikan,

ia dilatar belakangi oleh pemindahan pekerja masyarakat dari buruh tani ke buruh

home industry pande besi yang akhirnya mengakibatkan pada perubahan sosial

ekonomi yang lebih baik terutama pendapatan masyarakat yang semakin tinggi.

b. Perubahan sosial masyarakat Dusun Jambu Monyet Desa Lenteng Barat dapat

dilihat dari kehidupan masyarakat yang bersifat moderen serta muncul tingkat

konsumsi masyarakat yang semakin meningkat dalam mengkonsumsi alat-alat

elektronik yang tujuannya untuk memudahkan pekerjaan mereka dalam

19

Abd. Rasid, “ Perubahan Masyarakat Melalui Home Industri (Studi Diskriptif tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Melalui Home Industri Pande Besi Di Dusun Jambu Monyet

Dsesa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep) Skripsi, (Surabaya: Fak. FISIP

(26)

kebutuhan sehari-hari misalnya mempunyai handphone, telepon, sepeda motor,

maupun mobil.

Keterkaitan dari beberapa penelitian terdahulu tentang perubahan sosial

dan industry rumah tangga, peneliti dapat menemukan beberapa perbedaan baik

dari focus penelitian, dan prespektif. Bukan hanya itu saja perbedaan prespektif

atau yang bisa kita sebut sebagai sudut pandang juga menadi pembeda. Perbedaan

lokasi penelitian juga mampu menjadi pembeda, karena secara kultur meskipun

sama-sama membahas perubahan sosial masyarakat dan industry rumah tangga

namun kondisi, situasi, struktur dan kultur diantara tempat satu dengan tempat

yang lainnya pastilah berbeda. Sehingga diantara perbedaan dan kekurangan dari

peneliti terdahulu mampu menjadi rujukan dan masukan untuk peneliti kali ini

agar lebih baik dan menyempurnakan penelitian tentang perubahan soaial

ekonomi masyarakat kamnpung kue di kawasan Rungkut Lor Kecamatan

Rungkut Surabaya.

2. Kajian Pustaka

a. Pengertian Perubahan Sosial

Secara singkat Samuel Koening mengatakan bahwa perubahan sosial

merupakan modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia

yang terjadi karena sebab-sebab interen maupun eksteren.20 Perubahan sosial

menurut Gillin merupakan suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima, baik

20

(27)

karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi

penduduk ideology maupaun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Enurt

Jocobus Ranjabar, perubahan sosial adalah proses dimana terjadi perubahan

struktur masyarakat yang berjalan dengan perubahan kebudayaan dan fungsi suatu

sistem sosial.21

Dalam kehidupan sehari-hari manusia memang tidak lepas dari yang

namanya perubahan. Sekalipun pada masyarakat primitif. Sedikit banyak pada

masyarkat tersebut mengalami perubahan baik disadari oleh masing-masing

individu ataupun tidak. Seperti halnya yang saat ini orang-orang desa sudah

mengenal perdagangan, alat-alat transport moderen, bahkan dapat mengikuti

berita-berita mengenai daerah lain melalui televisi dll.22

Secara garis besar, perubahan sosial dipengaruhi oleh faktor yang berasal

dari dalam masyarakat dan luar masyarakat itu sendiri. Diantara faktor dari dalam

masyarakat yaitu perubahan yang pada kondisi ekonomi, sosial, dan

perkembangan IPTEK. Adapun yang berasal dari luar masyarakat biasanya yang

terjadi diluar perencanaan manusia seperti bencana alam.

b. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial

1. Penemuan-penemuan baru

Adanya penemuan teknologi baru dalam bidang elektronik, seperti radio,

televisi dan lain-lain. Penemuan ini akan mempengerahui bidang media massa.

21

Jocobus Ranjabar, Perubahan Sosial dalam Teori Makro Pendekatan Realitas Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2001), 17

22

(28)

Informasi yang sebelumnya menggunakan koran, sekarang bisa menggunakan

radio, TV, dan internet. Penemuan baru kapal terbang untuk perang membawa

pengaruh untuk metode perang.

2. Struktur sosial (perbedaan posisi dan fungsi dalam masyarakat)

Salah satu cara yang berguna untuk meninjau penyebab perubahan sosial

adalah dengan memperhatikan struktur-struktur masyarakat dalam melaksanakan

aktivitas sebagai keseluruhan satuan atau sistem sosial.

3. Inovasi

Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh

seseorang. Kebaruan inivasi itu diukur secara subyektif, menueut pandangan

individu yang menangkapnya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang, maka

itu adalah inovasi. Semua inovasi mempunyai komponen ide, inovasi ada yang

tidak mempunyai wujid fisik, misalnya ideology. Ada yang mempunyai wujid

fisik, seperti traktor, televisi, dan lain-lain.

4. Perubahan lingkungan hidup

Tidak seorangpun yang tidak mengatakan bahwa manusia tidak

terpengaruh oleh lingkungan hidup. Terjadi perubahan lingkungan hidup

biasanya karena bencana alam, seperti angin topan, banjir, tsunami di Aceh, yang

mana menyebabkan masyarakatnya berpindah tempat dari tempat asal mereka

tinggal ke tempat yang dituju. Sehingga mata pencahariaan mereka pun

berpindah, yang asalnya nelayan menjadi petani atau buruh pabrik.

(29)

Berbicara mengenai penduduk, maka tidak bisa lepas dari urbanisasi,

dimana urbanisasi menimbulkan kekosongan tenaga kerja di pedesaan, dan

kepadatan tenaga kerja di perkotaan. Bila mana suatu daerah dipadati penduduk,

seperti halnya di Surabaya, maka terdapat perubahan. Misalnya, kadar

keramahtamahan berkurang, struktur kelembagaan akan menjadi rumit, dan

lain-lain.

c. Faktor-faktor yang menghambat perubahan sosial

1. Kurangnya hubungan antara masyarakat satu dengan yang lain

Kurangnya hubungan antara masyarakat satu dengan yang lain akan

berakibat ketidaktahuan masyarakat ini terhadap perkembangan-perkembangan

sosial yang dialami oleh masyarakat lainnya. Masyarakat seperti ini juga disebut

masyarakat yang ketinggalan zaman. Masyarakat seperti ini biasanya dialami

oleh masyarakat yang terisolasi kehidupan sosialnya, baik secara geografis

(terpencil), atau secara kultural ( karena tidak mau mengadopsi budaya lain).

2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat

Perkembanagn ilmu pengetahuan yang terlambat yang biasanya juga

terjadi pada daerah yang terisolasi, atau juga karena kebodohan masyarakat yang

bersifat structural (proses pembodohan) yang dilakukan oleh kelompok penjajah

pada suatu daerah.

3. Sikap masyarakat yang tradisional

Sikap masyarakat yang tradisonal biasanya terjadi pada masyarakat yang

(30)

agungkan kebudayaan masa lampau, yang bersifat adiluhur, mulia, patut, layak,

sehingga kbudayaan ini harus dipertahankan mati-matian. Siapapun yang hendak

melakukan perubahan akan dianggap oleh mereka sebagai penyimpangan. 23

4. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing (sikap tertutup)

Pada saat Elly M Setiadi dan Usman Kolip (penulis buku) mengadakan

penelitian di desa Ngaradin, kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa

Timur, ada kehidupan masyarakat yang masih enggan mengenakan pakaian

celana panjang, tidak mau membayar pajak kepada Negara, dan tidak mau

menyekolahkan anak-anaknya. Hal ini dilatarbelakangi oleh image masyarakat setempat bahwa melakukan hal-hal tersebut adalah mengikuti pola penjajah

Belanda. Oleh karena itu mereka tidak mau melakukan hal-hal tersebut. Segala

sesuatu yang berbau modern selalu dikatakan sebagai warisan dari penjajah

Belanda yang pernah menjajahnya.

5. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis

Ideologi merupakan harga mati bagi komunitas tertentu. Seperti ideologi

agama dan ideology bangsa. Misalnya dalam norma-norma islam ada sebagian

umat islam berpegang teguh bahwa “bunga pinjaman” adalah haram, sementara

dalam konsep pemikiran ekonomi moderen,bahwa pinjam-meminjam uang

dikategorikan sebagai pinjaman modal usaha. Akan masuk akal jika uang

dianggap modal dipinjamkan ke orang lain harus diikuti dengan pembayaran

23

(31)

bunga modal, sebab bila uang yang dipinjam seseorang ini diputar untuk

dijadikan modal usaha tentu akan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian

bunga modal akan terhitung dalam melakukan usaha atas modal tersebut

seandainya uang tersebut diputar sendiri.

Akan tetapi tidak semudah itu dapat diterima olarh ideologi islam yang

tetap berpegang teguh pada pemahaman bahwa bunga pinjaman itu haram.

6. Masyarakat yang bersifat apatis

Pandangan dari masyarakat yang bersifat apatis yaitu nilai hidup ini pada

hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki, sehingga diubah dalam bentuk

apapun mereka selalu beranggapan mustahil mengubah kehidupannya.

Mereka beranggapan bahwa proses jalnnya kehidupan ini seperti wayang,

dimana baik buruknya mereka tidak lepas dari bagaimana dalang memainkannya.

Mereka beranggapan bahwa kehidupan ini merupakan proses illahiyah, sehingga

apapun bentuknya harus diterima sebagai sebuah kenyataan yang tidak bisa

dingkari.24

d. Arah perubahan sosial

Dalam proses perjalanannya, perubahan selalu direncanakan untuk

mencapai suatu yang dianggap ideal, relevan, dalam arti perubahan ini diarahkan

untuk memenuhi tuntutan kehidupan manusia. Akan tetapi, hal yang perlu

diperhatikan adalah nilai-nilai yang menjadi pijakan masyarakat dimana

24

(32)

prubahan itu berlangsung. Dalam kehidupan masyarakat yang mendasarkan diri

pada nilai-nilai religius, maka pandangan-pandangan religius akan tetap

dijadikan pijakan untuk melakukan perubahan dalam segala aspek kehidupan

manusia.

Hal ini dipengaruhi oleh fungsi nilai-nilai religius ini sangat intensif

mempengaruhi segala pola piker dan tindakan masyarakat, sehingga nilai-nilai

religius dijadikan sebagai salah satu sumber norma-norma bagi perilaku

masyarakat.25

e. Konsekwensi perubahan sosial

Apabila perubahan sosial berjalan dengan sangat cepat, maka resiko

negatifnya juga akan sangat besar. Indivisu lantas bisa terasa asing, kesepian, dan

putus asa. Perubahan sosial mempunyai kecenderungan konsekwensi yang besar,

karena pada batasan-batasan tertentu perubahan sosial dapat menggoyahkan

budaya yang berlaku dan merusak nilai-nilai dan kebiasaan yang dihormati.

Diantara konsekwensi perubahan sosial yaitu:

1. Adanya kepentingan individu dan kelompok

2. Timbulnya masalah sosial

3. Kesenjangan budaya

4. Cenderung individualis

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

25

(33)

Pada umumnya sebuah penelitian menggunakan dua model metode

penelitian, yaitu metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif.

Sedangkan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

Kualitatif (qualitative research). Peneliti disini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif karena dengan pendekatan itu peneliti bisa mengetahui pola

interaksi sehari-hari objek yang dijadikan informan. Metode kualitatif merupakan

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi

(gabungan), analisis data berupa induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generalisasi.26 Penelitian deskriptif yaitu penelitian

yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang

berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan

menginterpretasi. Penelitian deskriptif bertujuan untuk pemecahan masalah

secara sistemati dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi.27

2. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rungkut Lor kecamatan Rungkut Kota

Surabaya. Waktu penelitian di lakukan mulai bulan September 2015 sampai

bulan Desember 2015. Adapun alasan penelitian yang menjadikan desa Rungkut

Lor ini di jadikan objek penelitian ialah, karena dari hasil pengamatan yang di

26

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), 15.

27

(34)

lakukan peneliti menemukan potret kehidupan masyarakat home industry yang dinamakan Kampung Kue sehingga perlu diadakannya penelitian tentan

perubahan sosial ekonomi dan budaya mereka.

3. Pemilihan subyek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah para warga Surabaya. Terutama warga

yang bertempat tinggal di Kampung Kue Rungkut Lor kecamatan Rungkut Kota

Surabaya, karena mereka sebagai warga yang sangat kental dengan dengan

aktivitasnya dalam memproduksi kue, sehingga mereka dianggap oleh peniliti

sebagai informan yang pokok. Peneliti di sini juga tidak membatasi jumlah

informan. Oleh sebab itu peneliti akan terus mengalih data informasi yang

lengkap sesuai dengan tema penelitian yang peneliti ambil. Dengan demikian

maka pemilihan subjek penelitian di sini penelitian berusaha mengambil informan

dari warga Kampung Kue Rungkut Lor kecamatan Rungkut kota Surabaya.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah para produsen kue,

pembelikue, dan tokoh masyarakat di kelurahan Rungkut Lor Kecamatan

Rungkut kota Surabaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1 di

bawah ini:

Tabel 1.1

Daftar Nama Informan

No Nama Usia pekerjaan

(35)

2 Riyadi Suami Choirul Mahpuduah

3 Gunawan 79 Ketua RT Rungkut Lor Gang II

3 Salamun 58 Tokoh Masyarakat Rungkut Lor

4 Kasimah 36 Penjual Ombrengan

5 Khusnul Hidayah 40 Produsen Kue Pisang Landak

6 Titin 30 Produsen Kue Nogosari

7 Rosyad 32 Penjaga Perpustakan Kampung kue

4. Tahap-Tahap Penelitian

a. Tahap pra lapangan

Pada tahap ra-lapangan peneliti sudah membaca fenomena sosial yang

menarik untuk diteliti. Penenliti mulai memberikan pemahaman bahwasannya

fenomena sosial yang ada di suatu masalah sosial layak untuk diteliti. Selain itu

peneliti juga bisa memulai untuk melakukan prapengamatan terkaitan dengan

masalah yang akan diteliti.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Pada tahap pekerjaan lapangan, merupakan proses berkelanjutan. Pada

tahap ini, peneliti masuk pada proses penelitian penting untuk dilakukan sebelum

penelitian berlangsung adalah proses perizinan. Karena prosedur seorang

(36)

peneliti mulai melakukan penggalian data yang diinginkan dan sesuai dengan

masalah yang akan diteliti. Dan langkah selanjutnya adalah terjun ke lapangan.

c. Tahap Analisis Data

Pada tahap analisis data ini, peneliti telah memperoleh dan

mengumpulkan data yang di peroleh di lapangan dan Selanjutnya dilakukan

proses pemilihan data yang disesuaikan dengan rumusan penelitian. Karena

dalam proses pencarian data tidak kesemuanya sesuai dengan kebutuhan

penelitian.

d. Tahap Penulisan Laporan

Penulisan laporan adalah tahap akhir dari proses pelaksanaan penelitian.

Setelah komponen-komponen yang terkait data dan hasil analisis mencapai

kesimpulan, peneliti akan memulai penulisan laporan penelitian kualitatif.

Penulisan laporan disesuaikan dengan metode dalam penelitian kualitatif dengan

tidak mengabaikan kebutuhan penelitian terkait dengan kelengkapan data.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yakni membicarakan tentang cara peneliti untuk

mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penelitian menggunakan metode

dalam mengumpulkan data, sebagai berikut :

(37)

Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik yang akan

dilakukan penelitian dalam pencarian data pada penelitian kualitatif. Proses

observasi di lakukan oleh peneliti di kelurahan Rungkut Lor kecamatan Rungkut

Surabaya dengan pengumpulan data dan melakukan pengamatan tentang potret

kehidupan masyarakat baik di bidang sosial ekonomi maupun budayanya.

b. Interview

Wawancara atau interview adalah salah satu cara untuk melakukan data

dalam penelitian kualitatif. Wawancara dilakukan kepada masyarakat

kampung kue di kelurahan Rungkut lor kecamatan Rungkut Surabaya dengan

subjek penelitian. Bertujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil

bertatap muka dengan si responden . Dengan menggunakan panduan

wawancara. Dalam proses wawancara, diharapkan seubjek penelitian atau

informan dapat dengan jelas memberikan infromasi. Adapun informan yang di

wawancarai peneliti adalah pendiri kampung kue, masyarakat di sekitar

kampung kue dan tokoh masyarakat di dalamnya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pencarian data dilapangan yang berbentuk

gambar, arsip dan data-data tertulis lainnya.

d. Studi pustaka atau literatur,

Studi pustaka atau literatur menggunakan buku-buku atau artikel dalam

(38)

kehidupan masyarakat kampung kue kelurahan Rungkut Lor kecamatan Rungkut

Surabaya.

e. Teknik Analisis Data

Moleong mengatakan Analisis Data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintensiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari serta

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Di pihak lain, Analisis data Kualitatif (Seiddel) prosesnya berjalan sebagai berikut:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan dengan diberi kode agar

sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

b. Mengumpulkan, memilah-milah mengklasifikasikan, mensistensikan,

membuat ikhtisar dan membuat indeksnya.

c. Berfikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,

mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan dan membuat

temuan-temuan umum.28

d. Dalam menganalisis data yang peneliti peroleh dari observasi wawancara,

dan dokumentasi, penulis menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif.

28

(39)

Teknik analisis deskriptif penulis gunakan untuk menentukan, menafsirkan

serta menguraikan data yang bersifat kualitatif.

Proses analisis data yang dilakukan oleh peneliti ialah melalui tahap-tahap

sebagai berikut:

a. Pengumpulan data, tahap ini peneliti mengumpulkan data

sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, baik melalui wawancara, observasi,

angket dan dokumentasi.

b. Proses pemilihan transformasi data, atau data kasus yang muncul dari

catatan lapangan.

c. Kesimpulan, ini merupakan proses yang mampu menggambarkan suatu

pola tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi.

f. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan cara trianggulasi data.

Trianggulasi data merupakan upaya yang dilakukan peneliti untuk melihat

keabsahan data. Trianggulasi data dilakukan dengan cara membuktikan kembali

keabsahan hasil data yang diperoleh dilapangan. Hal ini dilakukan dengan cara

menanyakan kembali kepada responden yang berbeda tentang data yang sudah

didapat, hingga mendapatkan data yang sama.

H. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini akan dilaporkan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut:

(40)

Berisi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,

manfaat penelitian, definisi konseptual, telaah pustaka, metode

penelitian dan sistematika pembahasan

BAB II : KAJIAN TEORI

Bagian ini menjelaskan tentang teori apa yang digunakan untuk

menganalisis masalah penelitian.

BAB III : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Menjelaskan tentang deskripsi umum obyek penelitian dan juga berisi

tentang deskripsi hasil penelitian. Menjelaskan temuan data dan juga

konfirmasi temuan dengan teori

BAB IV : PENUTUP

(41)

BAB II

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DAN TEORI KONSTRUKSI

A. Konsep Perubahan Sosial

Ilmu Sosiologi banyak dipengaruhi oleh beberapa ilmu pengetahuan lain

baik itu biologi, geologi, dan banyak lagi. Oleh karena itu perubahan sosial terjadi

karena semua faktor yang ada didalam maupun di luar masyarakat. Perubahan

sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil atau produk tetapi

merupakan sebuah proses. Perubahan sosial merupakan sebuah keputusan

bersama yang di ambil oleh anggota masyarakat. Berikutnya Kingsley Davis yang

secara lebih jauh mrnyatakan perubahan sosial merupakan perubahan dalam

struktur dan fungsi masyarakat. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya perubahan sosial dari dalam seperti keadaan ekonomi, teknologi, ilmu

pengetahuan, agama dan lainnya lalu faktor dari luar seperti bencana.

Berbicara tentang konsep perubahan sosial, pada dasarnya konsep tersebut

dibedakan yaitu, masing-masing perubahan dikaitkan dengan aspek yang berbeda,

satu berkaitan dengan bidang budaya yang berubah dan yang satunya dengan

bidang sosial. Pada dasarnya perubahan sosial dan perubahan budaya merupakan

konsep yang sebenarnya saling berkaitan satu sama lain meskipun mempunyai

(42)

hubungan sosial, sedangkan perubahan budaya mencakup perubahan budaya

mencakup perubahan dalam segi budaya masyarakat.1

Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang

diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan.2 Proses perubahan

sosial biasa terdiri dari tiga tahap:

1. Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan.

2. Difusi, yakni proses dimana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam

Sistem sosial.

3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial

sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika

pengunaan atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat.

Salah satu teori peubahan yaitu Teori Matrealis William F. Ogbrun. Teori

Matrealis (Matrealist Theory) disampaiakn oleh William F. Ogbrun. Inti dari teori

ini adalah bahwa

1. Penyebab dari perubahan adalah adanya ketidakpuasan masyarakat karena

kondisi sosial yang berlaku pada masa yang mempengaruhi pribadi mereka.

2. Meskipun unsur-unsur sosial satu sama lain terdapat hubungan yang

berkesinambungan, namun dalam perubahan ternyata masih ada sebagian

yang megalami perubahan tetapi sebagian yang lain masih dalam keadaan

tetap (statis). Hal ini juga disebut dengan istilah cultural lag, ketertinggalan

1

Paul B. Harton dan Chaster L Hunt, Sosiologi Jilid 1 Terj. Aminudin Ram dan Tita Sobari (Jakarta: Erlangga, 1987) 208

2

(43)

menjadikan kesenjangan antar unsur-unsur yang berubah sangat cepat dan

yang berubah lambat. Kesenjangan ini akan menyebabkan kejutan sosial pada

masyarakat. Ketertinggalan budaya menggambarkan beberapa unsur

kebudayaan tertinggal di belakang perubahan yang bersumber pada

penciptaan, pebemuan dan difusi.

Teknologi menurut Ogbrun, berubah terlebih dahulu, sedangkan

kebudayaan berbah paling akhir. Dengan kata lain kita berusaha megejar

teknologi yang terus menerus berubah dengan megadaptasi adat dan cara

hidup kita untuk memenuhi kebutuhan teknologi. Teknologi menyebabkan

terjadi perubahan sosial cepat yang sekarang melanda dunia.

3. Perubahan teknologi akan lebih cepat dibandingkan dengan perubahan pada

perubahan budaya, pemikiran, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma yang

menjadi alat untuk mengatur kehidupan manusia. Oleh kerena itu, perubahan

serigkali meghasilkan kejutan sosial yang pada gilirannya akan memunculkan

pola-pola perilaku baru, meskipun menjadi konflik dengan nilai-nilai

tradisional

B. Teori Konstruksi Sosial Menurut Peter L. Berger

Istilah konstruksi sosial atau realitas (social construction of reality)

didefinisikan sebagai proses sosial melaui tindakan dan intreaksi dimana individu

menciptakan realitas sosial yang dimiliki dan dialami bersama secara terus

(44)

Menurut Berger masyarakat adalah fenomena dialektik dalam pengertian

bahwa masyarakat adalah suatu prodek manusia. Masyarakat tidak mempunyai

bentuk lain kecuali bentuk yang telah diberikan kepadanya oleh aktivitas dan

kesadaran manusia.3

Realitas sosial tidak terpisah dari manusia, sehingga dapat dipastikan bahwa

manusia adalah suatu produk dari masyarakat.4 Tindakan-tindakan seseorang

dalam kerja mewakili corak-corak tindakan yang lebih besar yakni tindakan yang

dilakukan dalam rangka gaya kognitif produksi bertekhnologi. Logika proses

produksi mengharuskan suatu pengalaman sosial yang anonim. Hal yang pokok

dalam pendekat ini adalah konsepsi timbale kasual antara proses-proses

institusional dan proses-proses pada tingkat kesadaran. Timnal balik tersebut

adalah sebagai daya gabung pilihan, maksud teoritisnya memberikan pengakuan

yang selayaknya kepada efek proses-proses instotusional atas ide-ide manusia,

nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan. Dalam bahasa Weber beberapa transfigurasi

historis kesadaran harus dilihat sebagai prakondisi masyarakat moderen.

Berger dan Luckman mengatakan institusi masyarakat tercipta dan

dipertahankan atau diubah melaui tindakan dan intreaksi manusia. Meskipun

masyrakat dan institusi sosial terlihat nyata secara obyektif, namun pada

kenyataan semuanya dibangun dalam definisi subjektif melalui proses intraksi.

Objektivitas baru bisa terjadi melalui penegasan berulang-ulang yang di berikan

3

Hamid Fahmi, Tantangan Sekularisasi dan Liberalisasi di Dunia Islam (Jakarta: Khoirul Bayan, 2004),12

4

(45)

oleh orang lain yang memiliki definisi subyektif yang sama. Pada tingkat

generalitas yang paling tinggi, manusia menciptakan dunia dalam rangka

simbiosis yang universal, yaitu pandangan hidupnya yang menyeluruh, yang

member legitimasi dan mengatur bentuk-bentuk sosial serta memberi makna pada

berbagai bidang kehidupannya.

Dalam sejarah umat manusia, eksternalisasi, obyektuvasi, dan iternalisasi,

merupakan tiga proses yang berjalan secara terus menerus. Dengan adanya dunia

sosial obyektif yang membentuk inividu-individu dalam arti manusia adalah

produk dari masyarakatnya. Beberapa dari dunia ini eksis dalam bentuk

hukum-hukum yang mencerminkan norma-norma sosial. Aspek lain dari realitas obyektif

bukan sebagai realitas yang langsung dapat di ketahui, tetapi bisa mempengaruhi

segala-galanya, mulai dari cara berpakaian, berpicara, dan lain sebagainya.

Realitas sosial yang obyektif ini di pantulkan oleh orang lain yang cukup berarti

bagi individu itu sendiri walaupun realitas yang diterima tidak selalu sama antara

individu satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya manusia tidak seluruhnya di

tentukan oleh lingkungan, dengan kata lain proses sosialisasi bukan suatu

keberhasilan yang tuntas, manusia memiliki peluang untuk mengeksternalisasi

atau secara kolektif membentuk dunia sosial mereka. Eksternalisai mengakibatkan

terjadinya suatu perubahan sosial.5

a. Memahami Dialektika Berger : Eksternalisasi, Obyektivasi dan Internalisasi

5

(46)

Teori konstruksi sosial Berger dan Luckmann mencoba mengadakan sintesa

antara fenomen-fenomen sosial yang tersirat dalam tiga momen dan memunculkan

suatu konstruksi kenyataan sosial yang dilihat dari segi asal-muasalnya merupakan

hasil ciptaan manusia, buatan interaksi intersubjektif.

Masyarakat adalah sebagai kenyataan obyektif sekaligus menjadi kenyataan

subjektif. Sebagai kenyataan obyektif, masyarakat sepertinya berada di luar diri

manusia dan berhadap-hadapan dengannya. Sedangkan sebagai kenyataan subjektif,

individu berada di dalam masyarakat itu sebagai bagian yang tak terpisahkan. Dengan

kata lain, bahwa individu adalah pembentuk masyarakat dan masyarakat adalah

pembentuk individu. Kenyataan atau realitas sosial itu bersifat ganda dan bukan

tunggal, yaitu kenyataan subjektif dan obyektif. Kenyataan atau realitas obyektif

adalah kenyataan yang berada di luar diri manusia, sedangkan kenyataan subjektif

adalah kenyataan yang berada di dalam diri manusia.

Melalui sentuhan Hegel, yaitu tesis, antitesis dan sintesis, Berger menemukan

konsep untuk menghubungkan antara yang subjektif dan obyektif itu melalui konsep

dialektika. Yang dikenal sebagai eksternalisasi, obyektivasi dan internalisasi.

Eksternalisasi adalah penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural sebagai produk

manusia, obyektivasi adalah interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang

dilembagakan atau mengalami proses intitusionalisasi, dan internalisasi adalah

individu mengidentifikasi diri di tengah lembaga-lembaga sosial dimana individu

(47)

Di dalam kehidupan ini ada aturan-aturan atau hukum-hukum yang menjadi

pedoman bagi berbagai intitusi sosial. Aturan itu sebenarnya adalah produk manusia

untuk melestarikan keteraturan sosial, sehingga meskipun aturan di dalam struktur

sosial itu bersifat mengekang, tidak menutup kemungkinan adanya “pelanggaran”

yang dilakukan oleh individu. Pelanggaran dari aturan itulah yang disebabkan oleh

proses eksternalisasi yang berubah-ubah dari individu atau dengan kata lain ada

ketidakmampuan individu menyesuaikan dengan aturan yang digunakan untuk

memelihara ketertiban sosial tersebut. Oleh karena itu, problem perubahan berada di

dalam proses eksternalisasi ini. Jadi di dalam masyarakat yang lebih mengedepankan

“ketertiban sosial” individu berusaha sekeras mungkin untuk menyesuaikan diri

dengan peranan-peranan sosial yang sudah dilembagakan, sedangkan bagi masyarakat

yang senang kepada “kekisruhan sosial” akan lebih banyak ketidaksukaannya untuk

menyesuaikan dengan peranan-peranan sosial yang telah terlembagakan.

Hal ini yang termasusk masyarakat sebagai kenyataan obyektif adalah

legitimasi. Fungsi legitimasi adalah untuk membuat obyektivasi yang sudah

dilembagakan menjadi masuk akal secara obyektif. Misalnya itologi, selain memiliki

fungsi legitimasi terhadap perilaku dan tindakan, juga menjadi masuk akal ketika

mitologi tersebut difahami dan dilakukan. Untuk memelihara universum itu

diperlukan organisasi sosial. Hal ini tidak lain karena sebagai produk historis dari

kegiatan manusia, semua universum yang dibangun secara sosial itu akan mengalami

(48)

memeliharanya. Ketika pemeliharaan itu dibangun dengan kekuatan penuh, maka

yang terjadi adalah status quo.

Masyarakat juga sebagai kenyataan subjektif atau sebagai realitas internal.

Untuk menjadi realitas subjektif, diperlukan suatu sosialisasi yang berfungsi untuk

memelihara dan mentransformasikan kenyataan subjektif tersebut. Sosialisasi selalu

berlangsung di dalam konsep struktur sosial tertentu, tidak hanya isinya tetapi juga

tingkat keberhasilannya. Jadi analisis terhadap sosial mikro atau sosial psikologis dari

fenomen-fenomen internalisasi harus selalu dilatarbelakangi oleh suatu pemahaman

sosial-makro tentang aspek-aspek strukturalnya.

Struktur kesadaran subjektif individu dalam sosiologi pengetahuan menempati

posisi yang sama dalam memberikan penjelasan kenyataan sosial. Setiap individu

menyerap bentuk tafsiran tentang kenyataan sosial secara terbatas, sebagai cermin

dari dunia obyektif. Dalam prosen internalisasi, tiap individu berbeda-beda dalam

dimensi penyerapan, ada yang lebih menyerap aspek ekstern, ada juga yang lebih

menyerapa bagian intern. Tidak setiap individu dapat menjaga keseimbangan dalam

penyerapan dimensi obyektif dan dimensi kenyataan sosial itu. Kenyataan yang

diterima individu dari lembaga sosial, menurut Berger, membutuhkan cara penjelasan

dan pembenaran atas kekuasaan yang sedang dipegang dan dipraktekkan.

Dengan demikian, hubungan antara individu dengan institusinya adalah

(49)

human product. Society is an objective reality. Human is sosial product. (Masyarakat adalah produk manusia. Masyarakat adalah suatu kenyataan sasaran. Manusia adalah

produk sosial). Dialektika ini dimediasikan oleh pengetahuan yang disandarkan atas

memori pengalaman di satu sisi dan oleh peranan-peranan yang merepresentasikan

individu dalam tatanan institusional.

Dalam kehidupan masyarakat, adanya aturan-aturan dan hukum yang menjadi

pedoman bagi institusi sosial adalah merupakan produk manusia untuk melestarikan

keteraturan sosial. Sehingga meskipun peraturan dan hujum itu terkesan mengikat dan

mengekang, tidak menutup adanya kemungkinan terjadi pelanggaran sosial. Hal itu

dikarenakan ketidakmampuan individu untuk memelihara ketertiban sosial. Dalam

proses ekternalisasi bagi masyarakat yang mengedepankan ketertiban sosial individu

berusaha sekeras mungkin untuk menyesuaikan diri dengan peranan-peranan sosial

yang sudah dilembagakan.

Pelembagaan dalam prespektif Berger terjadi mulanya ketika semua kegiatan

manusia mengalami proses pembiasaan (habitualisasi). Artinya tiap tindakan yang

sering diulangi pada akhirnya akan menjadi suatu pola yang kemudian biasa

direproduksi, dan dipahami oleh pelakunya sebagai pola yang dimaksudakan itu.

(50)

yang sudah terbiasa bagi berbagai tipe pelaku. Dengan kata lain, tiap tipikasi seperti

itu merupakan suatu lembaga.6

Sementara legitimasi menghasilkan makna-makna baru yang berfungsi untuk

mengintegrasikan makna-makna yang sudah diberikan kepada proses-proses

kelmbagaan yang berlainan. Fungsi legitimasi adalah untuk membuat obyektivikasi

yang sudah dilembagakan menjadi tersedia secara obyektif dan masuk akal secara

subyektif. Hal ini mengacu kepada dua tingakat, pertama keseluruhan tatanan

kelembagaan harus bisa dimengerti secara bersama oleh para pesertanya dalam

proses-proses kelembagaan yang berbeda. Kedua keseluruhan individu (termasuk di

dalam media) yang secara berturut-turut melalui berbagai tatanan dalam tatanan

kelembagaan harus diberi maknan sbubyektif. Maslah legitimasi tidak perlu dalam

tahap pelembagaan yang pertama. Dimana lembaga itu sekedar fakta yang telah

memerlukan dukungan lebih lanjut. Tapi menjadi tak terelakan apabila berbagai

obyektivitas tatanan kelembagaan akan dialihkan kepada generasi baru. Di sini

legitimasi tidak hanya sekedar soal “nilai-nilai” ia juga mengimplikasikan

“pengetahuan”.7

Maka di dalam kajian masyarakat kampung kue di kawasan Rungkut Lor juga

terjadi proses eksternalisasi di mana masyarakat memandang dan menilai kegiatan

sosial dan ekonomi merupakan warisan yang diturunkan secara turun menurun,

6

Basrowi, Sukidin, Metode Penelitian Kualitatif Prespektif Mikro, (Surabaya: Insan Cendekian, 2002),75-76

7

Gambar

  Tabel 1.1
 Gambar 3.1
 Tabel 3.2
 Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

2. Perubahan kondisi sosial adalah perubahan yang terjadi pada kondisi sosial dilihat dari sebelum dan setelah adanya ekowisata. Perubahan ini diukur dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kehidupan sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat tergusur, kendala adaptasi di lingkungan yang baru, pemanfaatan dana ganti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kehidupan sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat tergusur, kendala adaptasi di lingkungan yang baru, pemanfaatan dana

Dengan adanya tradisi sedekah laut di kampung nelayan Karangsari akan terjadi pergeseran ruang, yang pembentukan ruangnya beradaptasi dengan kegiatan tradisi tersebut..

Perubahan sosial yang terjadi dengan adanya warnet café di Dusun Mrican Baru dapat dilihat dari sikap dan pola perilaku masyarakat yang semakin modern dan

“Bentuk Perubahan Sosial Masyarakat sebagai Dampak Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Desa Kuta, Lombok Tengah – Nusa Tenggara Barat” berjalan lancar dengan adanya

perubahan yaitu perubahan sosial dan ekonomi bagi masyarakat Kota Malang khususnya pada driver transportasi online, dengan adanya transportasi online di Kota

Maka dapat terlihat bahwa dampak dari perubahan sosial ekonomi yang terjadi pada masa pandemi ini yaitu adanya perubahan sosial pada struktur masyarakat.Terlihat dari upaya yang di