Moving Beyond
the Digital
Banking Era
Moving Beyond
the Digital
Banking Era
Sanggahan dan BaTaSan Tanggung JawaB
dISCLaIMER
This Annual Report contains financial conditions, operational results, projections, plans, strategies, policies, as well as objectives of the Company, which are classified as forward-looking statements in the implementation of the applicable laws and regulations, excluding historical matters. Such forward-looking statements are subject to known and unknown risks (prospective), uncertainties, and other factors that could cause actual results to differ materially from expected results.
Prospective statements in this Annual Report are prepared based on numerous assumptions concerning current conditions and future events of the Company and the business environment where the Company conducts business. The Company does not guarantee that all information presented herein will bring specific results as expected.
This Annual Report also contains the word “Company”, hereinafter referred to as PT Bank Ina Perdana Tbk, as the company that runs business in the field of Banking. The word “Bank Ina Perdana” and “Bank” are occasionally used to simply refer to PT Bank Ina Perdana Tbk in general.
Laporan Tahunan ini memuat pernyataan kondisi keuangan, hasil operasi, proyeksi, rencana, strategi, kebijakan serta tujuan Perusahaan, yang digolongkan sebagai pernyataan ke depan dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kecuali hal-hal yang bersifat historis. Pernyataan-pernyataan tersebut memiliki prospek risiko, ketidakpastian, serta dapat mengakibatkan perkembangan aktual secara material berbeda dari yang dilaporkan.
Pernyataan-pernyataan prospektif dalam laporan tahunan ini dibuat berdasarkan berbagai asumsi mengenai kondisi terkini dan kondisi mendatang Perusahaan serta lingkungan bisnis di mana Perusahaan menjalankan kegiatan usaha. Perusahaan tidak menjamin adanya hasil tertentu yang pasti tercapai berdasarkan informasi yang disajikan.
The IT and communication rapid development has touched all aspect including the banking industry. In the present and future era, technology information is the primary key to win a competitive industry.
The Company is aware of the banking industry to be money-less and branch-less. Virtual transaction will replace cash transaction. Physical branch office will eventually be gone and its function will be run by technology information application. The cash-less society grew and is projected to keep developing along with the revolutionary development of IT, communication as well as internet penetration.
To cope with such matter, the Company keep improving its IT application to support digital banking service. Device and application including mobile banking, internet banking, and other e-banking features is being developed to proved and effective and efficient service.
This year theme of “Moving Beyond the Digital Banking Era” represented the Company’s stage in 2016 to conduct business transformation by approach of information technology. The Company maintained its business foundation to welcome the digital banking.
Finally, the Company is optimistic that IT excellence will be a determining factor in winning the coming business competition.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berjalan begitu pesat dan telah menyentuh semua lini kehidupan, tak terkecuali industri perbankan. Dalam era seperti sekarang dan di masa depan, teknologi informasi menjadi kunci utama untuk memenangkan persaingan dalam iklim industri yang kian kompetitif.
Perseroan menyadari bahwa masa depan industri perbankan adalah moneyless dan branchless. Transaksi menggunakan uang kontan akan semakin berkurang dan digantikan oleh transaksi secara virtual. Kantor cabang dalam bentuk fisik perlahan tapi pasti akan tergerus dan fungsinya dapat dijalankan melalui aplikasi teknologi informasi. Cashless society tumbuh dan diproyeksi akan semakin berkembang seturut dengan perkembangan revolusi teknologi infomasi dan komunikasi dan penetrasi internet.
Menyadari hal itu, Perseroan terus berbenah untuk mengembangkan aplikasi teknologi informasi untuk mendukung layanan perbankan secara digital. Perangkat dan aplikasi meliputi mobile banking, internet banking, dan fitur e-banking lainnya terus dikembangkan untuk memberikan pelayanan yang efektif dan efisien.
Tema tahun ini, “Moving Beyond the Digital Banking Era”, merepresentasikan langkah Perseroan pada 2016 untuk melakukan transformasi bisnis yang mengedepankan pendekatan teknologi informasi. Kami terus berbenah menciptakan pondasi bisnis untuk menyambut era perbankan digital.
Pada akhirnya, Perseroan optimis keunggulan teknologi informasi akan menjadi faktor penentu dalam memenangkan persaingan bisnis pada masa mendatang.
IKhTISaR uTaMa
MAIN OVERVIEw
6 Piagam & PenghargaanCertifications & Awards 8 Peristiwa Penting 2016
2016 Significant Event 11 Kinerja dan Strategi 2016
2016 Performance and Strategy 13 Ikhtisar Data Keuangan Penting
Highlights on Significant Financial Data
LaPORan ManaJEMEn
MANAGEMENT REPORTS
21 Laporan Dewan KomisarisBoard of Commissioners Report
PROFIL PERSEROan
COMPANy PROFILE
32 Sekilas Bank Ina PerdanaBank Ina Perdana at a Glance 34 Identitas Perusahaan
Corporate Identity
36 Visi, Misi dan Landasan Pencapaian Vision, Mission and Achievement Platform 37 Jejak Langkah
Milestones 38 Bidang Usaha
Line of Business 40 Produk dan Jasa
Product and Services 44 Struktur Organisasi
Organization Structure 45 Struktur Kelompok Usaha
Business Group Structure
46 Uraian Nama Pemegang Saham dan Persentase Kepemilikan Shareholders’ Name and Ownership Percentage
15 Grafik Ikhtisar Keuangan Charts of Financial Highlights 16 Ikhtisar Saham
Stock Overview 17 Aksi Korporasi Corporate Action 17 Penghentian Perdagangan
Trade Suspension
47 Informasi Mengenai Pemegang Saham Utama Pengendali Emiten Information Regarding Controlling Shareholders of Issuers 48 Profil Dewan Komisaris
Board of Commissioners’ Profile 52 Profil Direksi
Board of Directors’ Profile 57 Group Head
Group Head
60 Pimpinan Cabang dan Cabang Pembantu Branch and Subbranch Managers 61 Kronologis Pencatatan Saham
Share Listing Chronology
65 Nama dan Alamat Lembaga dan/atau Profesi Penunjang Pasar Modal Dalam Pelaksanaan IPO
Name and Address of Institution and/or Capital Market Supporting Professionals In The Implementation of IPO
66 Jaringan Kantor Network Offices
anaLISIS & PEMBahaSan ManaJEMEn
MANAGEMENT DISCUSSION & ANALySIS
118 Perekonomian Indonesia 2016Indonesia’s Economy in 2016 120 Kinerja Perbankan Nasional 2016
National Banking Sector Performance 2016 121 Tinjauan operasional per segmen usaha
Operational Review Per Business Sector 122 Analisis Kinerja Keuangan
Financial Performance Analysis 133 Kemampuan Membayar Utang
Solvency 134 Struktur Modal
Capital Structure
daftar Isi
Table of Contents
135 Ikatan Material Untuk Investasi Barang Modal Material Commitments for Capital Goods Investments 135 Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi,
Penggabungan/Peleburan Usaha, Akuisisi,Restrukturisasi Utang/ Modal
Material Information Pertaining to Investments, Expansion, Divestment, Merger/Consolidation, Acquisition, Debt/Capital Restructuring
135 Informasi Transaksi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan Dan Transaksi Dengan Pihak Afiliasi
Information on Material Transaction Involvi ng Conflict of Interests and Transaction with Affiliated Party
25 Laporan Direksi
Board of Directors Report
TInJauan PEnduKung BISnIS
OVERVIEw SUPPORTING BUSINESS
70 Manajemen RisikoRisk Management 110 Sumber Daya Manusia
Human Resources
140 Kebijakan Dividen Dividend Policy
140 Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perdana Actualization of The Fund Utilization of Public Offer Revenue 141 Perubahan Peraturan yang Berpengaruh Signifikan Bagi
Perseroan
Significant Changes of Regulation For The Company 141 Perubahan Kebijakan Akuntansi
Changes in Accounting Policies
TaTa KELOLa
gOOd CORPORaTE gOVERnanCE
144 Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Implementation of Good Corporate Governance 147 Hasil Self Assessment Pelaksanaan GCG
Results of Self-assessment Governance Implementation 149 Hasil RUPS
GMS Resolution 152 Dewan Komisaris
Board of Commissioners 159 Komisaris Independen
Independent Commissioner
160 Komite-komite di Bawah Dewan Komisaris Committees of the Board of Commissioners 160 Komite Audit
Audit Committee
164 Komite Pemantau Risiko
Risk Monitoring Committee
167 Komite Nominasi dan Remunerasi
Nomination and Remuneration Committee
170 Direksi
Board of Directors
185 Komite-komite di Bawah Direksi Committees Under The Board of Directors 185 Komite Manajemen Risiko
Risk Management Committee
186 Komite Kredit
Creditt Committee
186 Komite Kebijaksanaan Perkreditan Bank
Bank Credit Policy Committee
187 ALCO
ALCO
187 Komite IT Steering
IT Streering Committee
188 Komite Strategi Planning & Budgeting Planning Strategy & Budgeting Committee
188 Komite Sumber Daya Manusia
Human Resources Committee
188 Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Bersama Direksi Frequency of Meetings between Board of Commissioners and Board of Directors
190 Informasi Rangkap Jabatan Information on Concurrent Position
190 Hubungan Keuangan dan Hubungan Afiliasi Antara Anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan Pemegang Saham Pengendali
Financial Relationship and Affiliates Relationship between Members of the Board of Commissioners, Directors and Controlling Shareholders
190 Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Dewan Komisaris dan Direksi
Remuneration Policy and Other Facilities For Board of Commissioners and Board of Directors
191 Penerapan Program APU & PPT Implementation of APU and PPT Program 193 Pemegang Saham
Shareholders 195 Share Option
Share Option
196 Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud) Internal Fraud
198 Permasalahan Hukum Legal Issue
198 Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan Transaction with Conflict of Interest
199 Buy Back Shares dan Buy Back Obligasi Bank Buy Back Shares and Buy Back Bank Bonds
199 Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan penyediaan Dana Besar (Large Exposure)
Provision of Fund to Related Party and Provision of Large Fund Exposure
199 Rencana Strategis Bank Bank’s Strategic Plan
205 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank yang Belum Diungkap Dalam Laporan Lainnya
Transparency of Financial and Non-Financial Conditions Not yet Revealed in Other Reports
205 Kode Etik Code of Conduct 206 Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary 208 Unit Kerja Internal Audit
Internal Audit work Unit 210 Fungsi Audit Eksternal
External Audit Function 210 Sistem Pengendalian Internal
Internal Control System 212 whistleblowing System whistleblowing System
214 Rekomendasi OJK Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 21 /POJK.04/2015) Recommendations from OJK Code of Corporate Governance for Public Companies (The Financial Services Authority Regulation Number 21/POJK.04/2015)
136 Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan
Information and Material Facts that Occurs After Balance Sheet Date
136 Perbandingan antara Target dan Realisasi Comparison Between Target and Realization 136 Prospek dan Pengembangan Usaha 2017
2017 Business Process and Development 137 Aspek Pemasaran
Marketing Aspects
Tanggung JawaB SOSIaL PERuSahaan
CORPORaTE SOCIaL RESPOnSIBILITY
222 Peningkatan Kesejahteraan serta Memperkuat Perekonomian Rakyat
Social Economic and welfare Improvement
222 Dasar Kebijakan Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial yang Dilakukan
Fundamental Policy in The Implementation of Social Responsibility
224 Susunan Pengelola Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility Management Structure
224 Kebijakan dan Pelaksanaan Tanggung Jawab Pengembangan Sosial Kemasyarakatan
Policy and Implementation of Responsibility to The Social Community Development
227 Kebijakan dan Pelaksanaan Tanggung Jawab Kepada Nasabah
Policy and Implementation of Responsibility to The Customer 228 Kebijakan dan Pelaksanaan Tanggung Jawab
Main Overview
Berbagai penghargaan yang
diterima pada 2016 merupakan
bukti komitmen Bank Ina Perdana
untuk terus berupaya meningkatkan
pelayanan terbaik kepada nasabah
dan semakin meningkatkan kinerja
Bank.
Various awards received in 2016 are
proof of Bank Ina Perdana’s commitment
to continuously give the best service
to customers and improve the Bank’s
performance.
Piagam & Penghargaan
Certifications & Awards
The Best Performing Bank Of The Year – Indonesian Creativity and Best Leader award 2016 dari Sembilan Bersama Media dan Indonesian Inspire
The Best Performing Bank Of The Year – Indonesian Creativity And Best Leader Award 2016 from Sembilan Bersama Media Indonesian Inspire
The Top 3 Best Banks - Indonesian Fastest growing new Issuer 2016 dari Majalah warta Ekonomi
The Top 3 Best Banks - Indonesian Fastest Growing New Issuer 2016 from Warta Ekonomi Magazine
Predikat “Sangat Bagus” atas kinerja keuangan tahun 2015 dari Majalah Infobank
“Excellent” Predicate for financial performance of 2015 from Infobank Magazine
The Most Efficient Bank - Kategori Bank Konvensional nasional aset di bawah 20T dari Tempo Media group dan Indonesian Banking School
The Most Efficient Bank - Category of Conventional Bank for National Asset below 20T from Tempo media Group Indonesian Banking School
Penghargaan atas partisipasi dalam kampanye Yuk nabung Saham dari Bursa Efek Indonesia
Award for the participation in Yuk Nabung Saham campaign from Indonesia Stock Exchange
Most Efficient Bank -
Kategori Bank Buku 1 dari Bisnis Indonesia
Most Efficient Bank - Category of Buku 1 Bank from Bisnis Indonesia
29 Januari 2016 / January 29, 2016
9 agustus 2016 / august 9, 2016
7 September 2016 /
September 7, 2016
25 agustus 2016 / august 25, 2016
19 Oktober 2016 / October 19, 2016
22 Maret 2016 /
Peristiwa Penting 2016
2016 Significant Event
Perayaan Natal bersama 2015 dan Tahun Baru 2016, Training Centre, Jakarta.
Pelaksanaan Program Promosi “Raihlah Keberuntunganmu Bersama Bank Ina” dalam rangka perayaan Tahun Baru Imlek.
Operasional Layanan Payment Point di Indogrosir Kemayoran
Operasional Layanan Payment Point di Indogrosir Surabaya.
Menerima Penghargaan The Best Performing Bank of The Year dari Indonesian Creativity &
Best Leader Award. Pelatihan Advance Service Excellence, Training Centre, Jakarta. 8 Januari 2016 • January 8, 2016 1-29 Februari 2016 • February 1-29, 2016
11 Januari 2016 • January 11, 2016 8 Maret 2016• March 8, 2016
29 Januari 2016 • January 29, 2016 12 – 13 Maret 2016• March 12 – 13, 2016 2015 Christmas and 2016 New year
Celebration, Training Centre, Jakarta The implementation of Promotion Program “Raihlah Keberuntunganmu Bersama Bank Ina” in celebrating Chinese New year.
Payment Point Operational Service at Indogrosir Kemayoran
Payment Point Operational Service at Indogrosir Surabaya
Receive award of The Best Performing Bank of The year from Indonesian Creativity & Best Leader Award.
Advance Service Excellence Training, Training Centre, Jakarta
Menerima penghargaan dari warta Ekonomi sebagai The Top 3 Best Bank pada Indonesian Fastest Growing New Issuer 2016.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, Hotel Santika Premier Slipi, Jakarta.
Public Expose, Hotel Santika Premier Slipi, Jakarta.
22 Maret 2016 • March 22, 2016
12 Mei 2016 • May 12, 2016
12 Mei 2016 • May 12, 2016 Announced as The Top 3 Best Bank on Indonesian Fastest Growing New Issuer 2016 awarded from warta Ekonomi.
Annual General Meeting of Shareholders and Extraordinary General Meeting of Shareholders, Hotel Santika Premier Slipi, Jakarta
Perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia di seluruh kantor Bank Ina.
Pelatihan Basic Leadership, Training Centre, Jakarta.
Pelaksanaan Customer Day di seluruh kantor Bank Ina dalam rangka Hari Pelanggan Nasional.
18 Agustus 2016 • August 18, 2016
27-28 Agustus 2016 • August 27-28, 2016
5 September 2016• September 5, 2016 Indonesian Independence Day Ceremony in all Bank Ina’s offices.
Basic Leadership Training, Training Centre, Jakarta
Customer Day implementation in all of Bank
Pelaksanaan Literasi Keuangan di SMP & SMK Harapan Mulia, Pademangan Jakarta Pusat Perseroan menandatangani kerjasama
dengan Universitas Kristen Krida wacana (UKRIDA) untuk pemberian beasiswa dalam program “Clement Suleeman Scholarship Fund”.
Refreshment Sertifikasi Manajemen Risiko : “Operasional Risk Management”, Training Centre, Jakarta.
10 Oktober 2016 • October 10, 2016 22 September 2016 • September 22, 2016 8 Oktober 2016 • October 8, 2016 Employee Gathering di Belitung yang diikuti
oleh seluruh kantor Jakarta dan luar Jakarta. 17-18 September 2016 •
September 17-18, 2016
Employee Gathering attended by all office from Jakarta and outside of Jakarta, in Belitung.
Implementation of Financial Literation at SMP & SMK Harapan Mulia, Pademangan Central Jakarta
Pelaksanaan program promosi “Lucky Dip on October” dalam rangka bulan inklusi keuangan nasional.
3 – 31 Oktober • October 3-31, 2016
Implementation of promotion program of “Lucky Dip on October” in the month of national finance inclusion.
Signing of agreement with Krida wacana christian University (UKRIDA) to provide scholarship in the program “Clement Suleeman Scholarship Fund”.
Pelaksanaan Literasi Keuangan di SD Harapan Mulia, Pademangan Jakarta Pusat
7 Oktober 2016• October 7, 2016
Financial Literation Implementation at SD Harapan Mulia, Pademangan Central Jakarta
Risk Management Certification Refreshment: “Risk Management Operational”, Training Centre, Jakarta
Pelaksanaan Literasi Keuangan di TK Bethel, Jakarta Pusat
14 Oktober 2016 • October 14, 2016 Buka Puasa Bersama Training Center, Jakarta.
Kunjungan Siswa SD Kristen Aletheia ke Kantor Cabang Lumajang dalam rangka literasi Edukasi Keuangan.
19 Oktober 2016 • October 19, 2016
Student Visit of SD Kristen Aletheia students to Lumajang Branch Office to educate on the Financial Education
Pelaksanaan Literasi Keuangan di SDN Jaka Setia 6, Bekasi.
Pelaksanaan Literasi Keuangan di lembaga Pendidikan Dian Nusantara, Jl. Dr wahidin Solo.
20 Oktober 2016 • October 20, 2016
20 Oktober 2016 • October 20, 2016 Financial Literation implementation at SDN Jaka Setia 6, Bekasi
Financial Literation implementation at educational institution of Dian Nusantara, Jl. Dr. wahidin Solo
Pelaksanaan Literasi Keuangan di TK Putra Pasar Jum’at, Jakarta Selatan.
21 Oktober 2016 • October 21, 2016
Financial Literation implementation at TK Putra Pasar Jum’at, South Jakarta
Pelaksanaan Literasi Keuangan di SD Aloysius 01 Semarang.
Kunjungan Siswa TK Kristen Aletheia ke Kantor Cabang Lumajang dalam rangka literasi Edukasi Keuangan.
22 Oktober 2016 • October 22, 2016
24 Oktober 2016 • October 24, 2016 Financial Literation implementation at SD Aloysius 01 Semarang
Student Visit of TK Kristen Aletheia to Lumajang Branch Office to educate on the Financial Education
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, gedung BEI, Jakarta.
4 November 2016 • November 4, 2016
Extraordinary General Meeting of Shareholders at ISE building, Jakarta
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pemanfaatan Nomor Induk Kependudukan, Data Kependudukan, dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik, di Gedung C Ditjen PMD Kementerian Dalam Negeri, Pasar Minggu, Jakarta.
Operasional Layanan Payment Point di Indogrosir Tangerang.
Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diselenggarakan di Padalarang, Jawa Barat.
24 November 2016 • November 24, 2016
1 Desember 2016 • December 1, 2016
8 Desember 2016 • December 8, 2016 Signing of Cooperation Agreement of Utilization of Resident Number, Demographic Data, and Electronic ID Card, at C Ditjen PMD Building of the Home Affair Ministry, Pasar Minggu, Jakarta
Payment Point Operational Service at Indogrosir Tangerang
Corporate Social Responsibility (CSR) activity organized in Padalarang, west Java. Pelaksanaan Literasi Keuangan di TK
Bhayangkari, Ciputat Raya, Jakarta Selatan. 19 Oktober 2016 • October 19, 2016
Tahun 2016 yang disebutkan oleh pemerintah sebagai tahun pemulihan bagi perekonomian Indonesia karena sudah mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi selama 2 tahun berturut-turut, seiring pelemahan ekonomi global yang menyeret kinerja perdagangan dalam negeri akibat harga komoditas yang turun tajam. APBN 2014-2015 yang dinilai
over-estimated dengan target penerimaan negara cukup tinggi, di
tahun 2016 terpaksa diambil langkah-langkah koreksi terhadap APBN agar lebih kredibel, konsisten dan sustainable dengan memotong anggaran sebesar Rp165 triliun karena penerimaan pajak diperkirakan short fall Rp219 triliun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) akhirnya mencatat tumbuh 5,02% (yoy), membaik dibandingkan dengan tahun 2015 yang tumbuh sebesar 4,88% (yoy) walaupun belum mampu memenuhi target APBN 2016 sebesar 5,2%. Konsumsi rumah tangga tumbuh cukup kuat didukung oleh terjaganya daya beli seiring dengan inflasi yang terkendali. Kinerja ekspor juga menunjukkan perbaikan ditopang meningkatnya volume perdagangan dunia serta harga beberapa komoditas yang meningkat seperti batubara dan minyak sawit.
Di sisi perbankan nasional, pada tahun 2016 Bank Indonesia telah mengeluarkan berbagai pelonggaran moneter seperti penurunan Giro wajib Minimum (GwM) menjadi 6,5% pada Maret 2016, pemangkasan bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) 100 basis point (bps) dari 7,50% per Desember 2015 menjadi 6,50% per Juli 2016 yang kemudian dilanjutkan dengan penurunan 50 basis point (bps) BI 7 day reverse repo dari 5,25% per Agustus 2016 menjadi 4,75% per Oktober 2016, serta berbagai paket relaksasi kebijakan Pemerintah. Namun demikian upaya tersebut belum mampu mendorong pertumbuhan kredit perbankan nasional. Pertumbuhan kredit perbankan nasional sejak tahun 2014 terus menunjukkan tren melambat, pada tahun 2016 pertumbuhan kredit 7,9 % turun dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 10,44%. Rasio kredit bermasalah (non performing loan /NPL gross) perbankan nasional juga menujukkan trend yang meningkat di tahun
2016, tertinggi menyentuh ratio 3,22% di bulan Agustus
2016 yang kemudian menurun di bulan Desember 2016 menjadi 2,9%. Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang masih berlanjut dan berkepanjangan telah berdampak kepada kondisi perbankan nasional di tahun 2016 yaitu pertumbuhan kredit yang melambat, likuiditas yang semakin ketat, meningkatnya risiko pembiayaan, dan menurunnya tingkat efisiensi bank.
2016 was a year of economic recovery in Indonesia because of the slow growth in economy for 2 consecutive years, along with the weakening of global economic causing commodities price to fall that affect domestic trade performance. The APBN of 2014-2015 were valued over-estimated as revenue target is high, therefore some improvement for the APBN were taken in 2016 to be more credible, consistent and sustainable by cutting off budgets of Rp165 trillion as tax revenue were estimated underwent short fall of Rp219 trillion. According to the Statistics Indonesia (BPS), Indonesian economic growth recorded growth improvement of 5.02% (yoy) compared to 2015 of 4.88% (yoy) even though still unable to reach 2016 APBN target of 5.2%. Household consumption is grow stronger as it is supported by maintaining purchase power along with controlled inflation. Export performance also shows improvement supported by increase in the global trade volume and several commodities prices increase such as coals and palm oil.
On the national banking side, in 2016 Indonesian Bank (BI) issued various monetary ease such as Statutory Reserves (GwM) to become 6.5% on March 2016, BI rate trimming 100 basis point (bps) from 7.50% on December 2015 to become 6.50% starting July 2016, continued with BI 50 basis point decrease 7 day reverse repo from 5.25% on August 2016 to become 4.75% since October 2016, and various government policy of reduction packaged. However such effort is still unable to encourage national banking credit growth. The growth of national banking credit since 2014 shows a slowing trend, in 2016 the credit growth decrease by 7.9% compared to 2015 of 10.44%. Non-performing loan/NPL gross of national banking also shows an increase in 2016, the highest reach 3.22% in August 2016 and then a decrease on December 2016 to become 2.95. The continuous slowdown in economic growth give impact on the 2016 national banking condition, showing slowdown credit growth, restricted liquidity, increase in financing risk, and the slowdown in bank efficiency.
Seiring kondisi yang penuh kendala dan tantangan di tahun 2016, Bank Ina Perdana masih meraih hasil kinerja keuangan yang positif dan terus melakukan langkah-langkah proaktif dalam mengelola dan meminimalisasi exposure risiko yang dihadapi. Rasio non performing loan yang meningkat akan diupayakan penyelesaiannya dan telah memupuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang cukup memadai untuk antisipasi risiko ke depan. Pengelolaan Bank tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) untuk terus memupuk kepercayaan masyarakat. Atas kondisi ini pengembangan bisnis dilakukan secara selektif dengan tetap merefleksikan semangat determinasi dan optimisme Bank. Kinerja keuangan per posisi akhir Desember 2016 adalah CAR 30,36%, ROE 5,23%, ROA 1,02%, NIM 5,10%, LDR 76,30%,
NPL Gross 3,14%, NPL net 2,29%, dan BOPO 90,56%.
STRaTEgI BISnIS
PT Bank Ina Perdana Tbk telah efektif memperoleh persetujuan Pemegang Saham pengendali yang baru pada September 2015 paska go public pada 14 Januari 2014, sehingga strategi bisnis tahun 2016 adalah mewujudkan secara bertahap bisnis model baru berbasis teknologi informasi. Oleh karena itu dalam masa transisi ini agar estafet bisnis dapat berjalan dengan baik, kebijakan dan strategi manajemen tahun 2016 bertemakan “Sustainable and Quality Growth” dengan proyeksi pertumbuhan penyaluran kredit secara konservatif.
Manajemen terus berupaya melakukan pembenahan/penataan infrastruktur secara bertahap sebagai tahapan “transformasi infrastruktur”, terutama terkait dengan kecukupan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, layanan berbasis IT, serta penerapan manajemen risiko dan prosedur operasional. Sedangkan dalam pengelolaan portofolio kredit tetap senantiasa berpedoman pada prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat serta fokus pada penyelesaian kredit bermasalah baik melalui restrukturisasi maupun likuidasi. Untuk segi pendanaan selalu memperhatikan ketersediaan likuiditas yang cukup dengan cost
of fund yang terkendali serta mampu mendukung pertumbuhan
fungsi intermediasi.
Strategi pertumbuhnan dana dilakukan melalui pengembangan produk dan layanan sesuai kebutuhan nasabah untuk
mendorong perluasan customer base. Secara umum dari
strategi bisnis tahun 2016 di tengah tantangan dinamika dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, kinerja kerja Bank Ina Perdana mampu mencatat laba yang meningkat sebesar 8,05% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan tetap mampu merefleksikan sebagai Bank sehat.
Throughout challenging condition in 2016, Bank Ina Perdana still exhibit a positive result in financial performance and conduct proactive steps in managing and minimalized any risk exposure. A settlement will be implemented for the increase in non-performing loan ratio and has save enough Non-Financial Assets to anticipate the future risk. The Bank management also maintains prudent principle and Good Corporate Governance to ensure client trust. Business development on this condition is conducted selectively by reflecting on Bank’s spirit of determination and optimism. Financial performance at the end of December 2016 was CAR 30.36%, ROE 5.23%, ROA 1.02%, NIM 5.10%, LDR 76.30%, NPL Gross 3.14%, NPL net 2.29%, and BOPO 90.56%.
BuSInESS STRaTEgY
PT Bank Ina Perdana has effectively obtained the approval of new Shareholders on September 2015, after going public on January 14, 2014 so that the 2016 business strategy is gradually actualize the new model business based on information technology. Therefore to ensure a good business relay in this transition phase, the theme of “Sustainable and Quality Growth” was taken in 2016 policy and management strategy by conservatively projecting the growth of credit distribution.
The management strives to gradually improve/regulate the infrastructure as a stage of “infrastructure transformation”, especially related to the adequacy of human resource quantity and quality, IT based service, and the implementation of risk management and operational procedure. In managing its credit portfolio, the management follows the guideline in credit administration principles and focus on problematic credit settlement both through restructuration and liquidation. while in the financing aspect, by observing the adequacy of liquidity availability with the controlled cost of fund and also supporting the growth of intermediation function.
Ikhtisar data Keuangan Penting
Highlights on Significant Financial Data
Laporan Posisi Keuangan Financial Position
uraian 2016 2015 2014 description
Total Aset 2.359.089 2.081.523 1.951.836 Total Asset
Aset Produktif Bersih 2.184.615 1.899.341 1.795.204 Net Productive Assets
Pinjaman yang Diberikan 1.378.153 1.455.994 1.252.750 Loans
Dana Pihak Ketiga 1.800.961 1.734.291 1.626.441 Third Party Fund
Pinjaman Diterima - - - Loans Received
Total Ekuitas 482.705 319.432 302.085 Total Equity
Total Liabilitas 1.876.384 1.762.091 1.649.751 Total Liabilities
Total Biaya Dana 7,34% 8,58% 8,14% Total Cost of Fund
Jumlah lembar saham yang ditempatkan & disetor
2.725 juta lembar
2.100 juta lembar
2.100 juta lembar
Number of shares issued and placed
dalam jutaan Rupiah, kecuali disebutkan lain (in million Rupiah, unless otherwise stated)
Laporan Laba Rugi Income Statement
uraian 2016 2015 2014 description
Pendapatan Bunga 241.686 225.040 182.446 Interest Income
Pendapatan Bunga Bersih 103.691 76.340 71.939 Net Interest Income
Pendapatan Operasional Lainnya 6.202 3.890 5.647 Other Operating Income
Beban Operasional 87.022 58.925 56.342 Operating Expenses
Laba Operasional 23.873 22.114 19.089 Operating Income
Laba Sebelum Pajak 22.871 21.305 21.244 Income Before Tax
Laba Bersih 18.236 16.877 15.794 Net Income
Total Laba Komprehensif 17.185 17.347 15.304 Total Comprehensive Income
Laba Bersih per Saham (Nilai Penuh) 7,66 7,97 7,60 Earning Per Share (Full Amount)
Rasio Keuangan Financial Ratio
uraian 2016 2015 2014 description
Permodalan Current Ratio
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum - Capital Adequacy Ratio
-Dengan Memperhitungkan Risiko
Kredit dan Operasional 30,36% 19,93% 25,36%
Taking Account of Credit Risk and Operational Risk Dengan Memperhitungkan Risiko
Kredit, Operasional & Pasar 30,36% 19,66% 24,91%
Taking Account of Credit Risk, Operational Risk & Market Risk
aset Produktif Earning asset
Rasio Kredit Bermasalah (NPL) - Kotor 3,14% 0,21% 0,80% Non Performing Loan - Gross
Rasio Kredit Bermasalah (NPL) - Bersih 2,29% 0,08% 0,61% Non Performing Loan - Net
Aset Produktif Bermasalah 1,93% 0,16% 0,54% Non Performing Earning Asset
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
dalam jutaan Rupiah, kecuali disebutkan lain (in million Rupiah, unless otherwise stated)
Rasio Keuangan Financial Ratio
uraian 2016 2015 2014 description
Rentabilitas Profitability
Imbal Hasil atas Aset (ROA) 1,02% 1,05% 1,29% Return On Asset
Imbal Hasil atas Ekuitas (ROE) 5,23% 5,80% 5,63% Return On equity
Biaya Operasional Terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) 90,56% 90,46% 89,76%
Operating Expenses to Operating Income Ratio
Margin Bunga Bersih (NIM) 5,10% 4,26% 4,71% Net Interest Margin
Liabilitas terhadap Ekuitas 388,72% 551,63% 546,12% Liabilities to Equity
Liabilitas terhadap Aset 79,54% 84,65% 84,52% Liabilities to Total Asset
Likuiditas Liquidity
Rasio Kredit Terhadap Total
Pendanaan (LFR) 76,30% 82,83% 75,07% Loan to Funding Ratio
Kepatuhan Compliance
Persentase pelanggaran BMPK Percentage of Legal Lending Limit
Violation
Pihak terkait - - - Related Parties
Pihak tidak terkait - - - Non Related Parties
Persentase pelampauan BMPK Percentage of Legal Lending Limit
Excess
Pihak terkait - - - Related Parties
Pihak tidak terkait - - - Non Related Parties
Giro wajib Minimum (GwM) - Rupiah 7,41% 7,56% 8,15% Minimum Reserve Requirement -
Rupiah
Posisi Devisa Netto - - - Net Open Position
Transaksi Spot dan Derivatif - - - Spot and Derivative Transaction
Lain-Lain Others
Jumlah Karyawan* 249 244 235 Total Employees*
Jumlah Kantor* 22 22 22 Total Offices*
grafik Ikhtisar Keuangan
Charts of Financial Highlights
Rp juta/ Rp million
Pendapatan Bunga Bersih
Net Interest Income
%
Imbal hasil atas aset (ROa)
Return On Asset
%
Imbal hasil atas Ekuitas (ROE)
Return On Equity
%
Rasio Kredit Terhadap Total
Pendanaan (LFR)
Loan to Funding Ratio
Rp juta/ Rp million
Laba Bersih
Net Income
20
14
20
15
20
16
15,794 71,939
16,877 76,340
18,236 103,691
20
14
20
15
20
16
Rp juta/ Rp million Rp juta/ Rp million
Total aset
Total Asset
Total Kredit
Loans
1,252,750 1,951,836
1,455,994 2,081,523
1,378,153 2,359,089
2014 2014
2015 2015
2016 2016
5,63 75,07
5,80 82,83
5,23 76,30
2014 2014
2016 2016
2015 2015
1,29
1,05 1,02
2014 2016
InFORMaSI haRga SahaM 2016
Share Price Information in 2016
no Periode Period
Tertinggi (Rp)
Highest
Terendah (Rp)
Lowest
Penutupan (Rp)
Closing
Volume (lembar)
Volume (share)
Kapitalisasi Pasar
Market Capitalization
2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015
1 Januari
January 295 280 275 260 295 280 86.400 1.500 613.305.000.000 582.120.000.000
2 Februari
February 305 287 275 255 300 280 13.000 101.600 623.700.000.000 582.120.000.000
3 Maret
March 300 287 270 255 295 286 108.000 721 613.305.000.000 594.594.000.000
4 April
April 295 286 265 270 295 280 21.300 77.400 613.305.000.000 582.120.000.000
5 Mei
May 306 285 276 270 276 285 2.500 122.600 573.804.000.000 592.515.000.000
6 Juni
June 300 280 280 260 300 260 700 61.100 623.700.000.000 540.540.000.000
7 Juli
July 300 287 234 250 260 280 778.100 60.400 701.415.000.000 582.120.000.000
8 Agustus
August 274 270 224 270 260 270 60.900 10.300 701.415.000.000 561.330.000.000
9 September
September 270 287 218 285 228 287 286.700 10.300 615.087.000.000 596.673.000.000
10 Oktober
October 240 287 196 265 200 287 200.300 176.500 539.550.000.000 596.673.000.000
11 November
November 240 290 200 270 222 290 387.900 305.100 598.900.500.000 602.910.000.000
12 Desember
December 260 290 220 261 244 290 713.600 3.635.200 658.251.000.000 602.910.000.000
haRga dan VOLuME TRanSaKSI
Transaction Price and Volume
Ikhtisar Saham
Stock Overview
V
olume
Januari Mei
September
Maret Juli
November Februari April Juni Agustus Oktober Desember
harga Penutupan
5.000.000 4.500.000 4.000.000 3.500.000 3.000.000 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000 0
350
300
250
200
150
100
50
0
Volume 2016 Harga 2016
aksi Korporasi
Corporate Action
Penghentian Perdagangan
Trade Suspension
Sepanjang Tahun 2016 PT Bank Ina Perdana Tbk tidak
melakukan pemecahan saham (stock split), penggabungan
saham (reverse stock), pembagian dividen saham, saham bonus, dan perubahan nilai nominal saham.
Dalam kurun waktu tahun 2016 PT Bank Ina Perdana Tbk tidak mengalami penghentian sementara perdagangan saham (suspension) dan/atau penghapusan saham (delisting).
Throughout 2016, PT Bank Ina Perdana Tbk do not conduct stock split, reverse stock, share devident distribution, bonus share, and change of par value shares.
ManageMent repOrt
02
Seiring kondisi yang penuh kendala dan
tantangan di tahun 2016, Bank Ina Perdana
masih meraih hasil kinerja keuangan yang
positif dan terus melakukan langkah-langkah
proaktif dalam mengelola dan meminimalisasi
exposure
risiko yang dihadapi.
Patut disyukuri bahwa kinerja keuangan
Bank Ina Perdana tahun 2016 masih
menunjukkan kinerja positif di tengah
tantangan perekonomian yang tidak
ringan sehingga terbuka peluang untuk
tetap tumbuh berkesinambungan.
Manajemen dalam pengelolaannya
senantiasa berpedoman pada penerapan
tata kelola yang baik.
we must be thankful that Bank Ina Perdana’s financial performance in 2016 still showed positive performance
despite difficult economic challenges, thus opening more opportunities to grow sustainably. In practice, the Management continues to refer to good corporate
governance.
“
“
Birawa natapradja
Laporan dewan Komisaris
Board of Commissioners Report
Para pemegang saham yang terhormat.
Kinerja perekonomian Indonesia tahun 2016 tumbuh 5,02% membaik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,88%. Angka pertumbuhan tahun 2016 cukup sesuai ekspektasi di tengah ekonomi dunia yang masih tertekan sebagaimana pernyataan Dana Moneter International (IMF) bahwa tahun 2016 Indonesia telah berhasil menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal. IMF menilai perekonomian Indonesia dalam kondisi solid untuk menghadapi tantangan serta mengharapkan tetap dilanjutkan langkah-langkah reformasi fiskal dan struktural agar pertumbuhan ekonomi meningkat dan stabilitas ekonomi makro tetap terjaga karena tantangan pasar global ke depan masih akan berat. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi yang berkepanjangan sejak tahun 2014 telah berdampak pada pertumbuhan dan kualitas kredit di sektor perbankan nasional meskipun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah membantu dengan menerbitkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 11/POJK/03/2015 tentang Ketentuan Kehati-hatian Dalam Rangka Stimulus Perekonomian Nasional Bagi Bank Umum. Pertumbuhan kredit tahun 2016 tercatat sebesar 7,9% (yoy) yang terus menunjukkan tren penurunan yaitu tahun 2014 sebesar 11,58%; tahun 2015 sebesar 10,44%, sedangkan kredit bermasalah (Non Performing Loan/ NPL) menunjukkan tren meningkat, per akhir tahun 2016 NPL
Gross sebesar 2,93% dibandingkan tahun 2014 sebesar 2,16%
dan tahun 2015 sebesar 2,49%. Oleh karena itu kami cukup memahami bahwa tahun 2016 bukan periode yang mudah untuk dihadapi oleh manajemen karena banyak tantangan yang berpotensi menghambat kinerja Perseroan.
Dari kondisi domestik yang penuh tantangan tersebut dan perekonomian global yang belum sepenuhnya stabil serta persaingan yang semakin kompetitif, kinerja keuangan Bank Ina Perdana tahun buku 2016 dinilai sebagai suatu hal yang patut disyukuri bahwa Bank Ina Perdana tetap mampu bertahan dan terbuka peluang untuk tumbuh dengan baik di masa mendatang. Dewan Komisaris dalam melakukan penilaian terhadap kinerja Direksi dalam fungsinya menjalankan tugas pengawasan senantiasa berpedoman kepada Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, obyektif, independen serta fokus pada kegiatan strategis Bank. Dewan Komisaris telah bekerja sama secara harmonis dengan Direksi dalam kaitan tugas memberi nasehat/masukan melalui
Distinguished shareholders.
In 2016, the performance of Indonesia’s economy improved by 5.02% compared with the previous year, which was 4.88%. The number was not far from the expectation amidst struggling global economy. This was in line with the statement from the International Monetary Fund (IMF) that Indonesia succeeded in adjusting its condition with the external environment throughout the year. IMF assessed that Indonesia had a stable economy to face challenges and hoped for the ongoing implementation of fiscal and structural reformation to improve the economy and maintain the stability of macro economy, as the global market will become more challenging in the future. Nevertheless, it is a fact that the ongoing slowdown in economic development since 2014 has a significant impact on credit development and quality at national banking sector, despite the support from Financial Services Authority (OJK) with the issuance of Financial Services Authority Regulation (POJK) No. 11/POJK/03/2015 on the Regulation for Prudentiality to Stimulate the National Economy For Public Banks. In 2016, credit growth was 7.9% (yoy); an evidence of continuous declining trend from 2014 at 11.58% and 2015 at 10.44%. On the other hand, Non-Performing Loan (NPL) showed a developing trend. By the end of the year, Gross NPL was 2.93% compared with 2014 at 2.16% and 2015 at 2.49%. Therefore, we acknowledged that the year 2016 posed a significant challenge for the management due to the challenges that hindered the Company from performing.
Dalam pencapaian kinerja keuangan, total aset Bank dibukukan sebesar Rp2.359,09 miliar atau meningkat 13,33% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp2.081,52 miliar. Pinjaman yang diberikan mengalami penurunan sebesar 5,35% dibandingkan tahun 2015, menjadi sebesar Rp1.378,15 miliar dengan tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dengan tingkat
NPL gross sebesar 3,14% dan NPL net 2,29%. Penghimpunan
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari Giro, Tabungan dan Deposito Berjangka mencapai Rp1.800,96 miliar atau meningkat 3,84% dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar Rp1.734,29 miliar. Untuk ekuitas pada tahun 2016 meningkat 51,11% dibandingkan dengan tahun 2015 menjadi sebesar Rp482,71 yang didorong adanya penambahan modal melalui
Right Issue (Penawaran Umum Terbatas I) sebesar Rp146,09
miliar dan perolehan laba. Perolehan laba tahun 2016 masih tercatat positif sebesar Rp18,24 miliar dan meningkat 8,05% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2015.
Atas pencapaian kinerja keuangan tahun 2016 tersebut, Dewan Komisaris memberikan saran yang perlu mendapat perhatian, yaitu (1) untuk penyaluran kredit yang berkesinambungan agar dapat tumbuh secara berkualitas dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, meningkatkan kualitas pengendalian internal dan penerapan manajemen risiko kredit; (2) penghimpunan dana agar terus memupuk customer base yang semakin luas dan meningkatkan porsi dana murah melalui berbagai strategi pengelolaan penghimpunan dana seperti peningkatan kualitas pelayanan, pemasaran dan inovasi pengembangan produk dan jasa sesuai kebutuhan nasabah; (3) fokus dalam penyelesaian kredit-kredit bermasalah sehingga rasio NPL dapat terus diturunkan.
Dari sisi penerapan tata kelola perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance), kami menilai bahwa kinerja
manajemen senantiasa mengimplementasikan prinsip-prinsip tata kelola yang baik secara konsisten dalam pengelolaannya sehingga kinerjanya tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Penerapan GCG berlaku pada semua level organisasi perusahaan sebagai bagian penting memupuk kepercayaan nasabah, pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Terhadap prospek usaha tahun 2017 masih akan dibayangi pertumbuhan ekonomi domestik yang pertumbuhannya di kisaran 5% dimana target pemerintah hanya sebesar 5,1%. Bank Indonesia setelah melihat kondisi domestik dan global, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2017 hanya akan ada di batas bawah perkiraan sebelumnya yang sebesar 5% - 5,4%. Pesimisme Bank Indonesia ini didasari oleh kondisi perekonomian di kuartal I/2017 yang belum bisa melaju kencang karena rendahnya kontribusi dari pengeluaran pemerintah dan swasta. Untuk risiko penurunan kualitas kredit tahun 2017 dinilai beberapa pengamat masih cukup tinggi
Regarding the financial performance, the Bank’s total assets was recorded at Rp2,359.09 billion, an increase of 13.33% compared with the previous year at Rp2,081.52 billion. Bank loans offered declined by 5.35% compared with 2015 to Rp1,378 billion. Non-Performing Loan (NPL) increased compared with the previous year, with gross NPL at 3.14% and net NPL at 2.30%. Third Party Fund (DPK), consisting of Giro, Savings and Time Deposit, reached Rp1,800.96 billion or an increase of 3.84% compared with 2015 at Rp1,734.29 billion. Equity increased by 51.11% compared with 2015 to Rp482.71 due to additional capital through Right Issue (Limited Public Offering I) of Rp146.09 billion and profit gain. Profit gained in 2016 remained positive at Rp18.24 billion and increased by 8.05% compared with the net profit in 2015.
For the achievement of the 2016 financial performance, the Board of Commissioners gave several important advices. The advices were (1) to ensure the quality growth of sustainable credit distribution by taking into account the prudentiality principle, improve the quality of internal control and credit risk management; (2) accumulate fund to foster the ever-expanding customer base and increase current account saving account (CASA) portion through various fund accumulation management strategy such as improving the quality of services, marketing and products and services development innovation based on the customers’ needs; (3) focus on settling non-performing loans in order to reduce NPL ratio.
In terms of Good Corporate Governance implementation, we are of the opinion that the management strives to implement good corporate governance principles in a consistent manner to ensure that it performs in line with the prudentiality principle. GCG is implemented for all organizational levels as a key element of fostering trust from the customers, shareholders and stakeholders.
apabila proses restukturisasi kredit bermasalah yang dilakukan perbankan tidak berjalan baik dan kondisi perekonomian nasional tetap stagnan. Oleh karena itu, Dewan Komisaris berpendapat bahwa tantangan tahun 2017 masih tidak ringan dan agar pertumbuhan bisnis khususnya penyaluran kredit, tetap harus tumbuh berkesinambungan yang disertai dengan penguatan penerapan manajemen risiko, memperkuat pengendalian internal, melakukan tindakan antisipatif terhadap potensi-potensi risiko yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank serta meningkatkan Good Corporate Governance.
Dewan Komisaris juga telah melakukan evaluasi terhadap komite-komite yang terdiri dari Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi. Berdasarkan evaluasi Dewan Komisaris, komite-komite tersebut telah melaksanakan tanggung jawabnya dan telah berkontribusi dengan baik dalam mendukung tugas dan tanggung jawab Dewan komisaris.
Komite Audit telah menjalankan fungsinya dalam melakukan pengawasan laporan keuangan, bisnis, proses audit dan sistem pengendalian internal. Komite Audit telah melakukan
monitoring terselenggaranya proses laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntasi yang berlaku umum, kecukupan kendali internal, implementasi praktik Good Corporate Governance serta review proses audit internal dan eksternal yang independen dan objektif. Sedangkan Komite Pemantau Risiko telah menjalankan fungsinya memantau masalah-masalah manajemen risiko dalam melakukan identifikasi, pengukuran, dan pengendalian risiko secara terintegrasi serta melakukan review atas kebijakan manajemen risiko yang mendukung implementasi sistem manajemen risiko yang efektif. Untuk Komite Remunerasi dan Nominasi adalah memberikan evaluasi independen dan rekomendasi yang terkait dengan pengajuan anggota Direksi yang baru serta sistem remunerasi yang transparan dan berbasis kinerja.
Akhir kata, atas nama Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Direksi, Manajemen, dan semua karyawan Bank Ina Perdana yang telah bekerja keras dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada nasabah, pemegang saham, serta otoritas atas kepercayaan dan dukungan terus menerus kepada Bank Ina Perdana.
the desired expectation and the national economy remains stagnant. Therefore, the Board of Commissioners views that the challenges faced in 2017 will remain strenuous. The Board of Commissioners also views that business growth, particularly credit distribution, must continue to develop in line with the improvement of risk management implementation, internal control improvement, implementation of anticipative actions on risks that may affect the Bank’s business sustainability and improvement of Good Corporate Governance.
The Board of Commissioners evaluated other committees, which consisted of Audit Committee, Risk Monitoring Committee and Remuneration and Nomination Committee. Based on the evaluation, the committees has accordingly performed their responsibility and contributed in supporting the Board of Commissioners’ duties and responsibilities.
Audit Committee performed its function in monitoring the financial statement, business, audit process and internal control system. Audit Committee performed monitoring on financial statements in accordance with the prevailing accounting principles, adequate internal control, Good Corporate Governance implementation and independent and objective process of internal and external audit process. Risk Monitoring Committee has performed its function, namely monitoring risk management issues during risk identification, measuring and control in an integrated manner and reviewed the risk management policy that supported effective implementation of risk management system. The Remuneration and Nomination Committee performed independent evaluation and recommendation on the nomination for new Board of Directors members and transparent and performance-based remuneration system.
Finally, on behalf of the Board of Commissioners, we extend our gratitude and appreciation for the Board of Directors, Management and the employees of Bank Ina Perdana for their hard work and utmost dedication in performing their duties and responsibilities. we also extend our gratitude to the customers, stakeholders and authorities for the trust and ongoing supports for Bank Ina Perdana.
Jakarta, April 2017
“
“
Edy Kuntardjo
Direktur Utama President Director
Pada kondisi perbankan
yang penuh dinamika dan tantangan di tahun
2016, Bank Ina Perdana masih mencatatkan
laba bersih setelah pajak mencapai Rp18,24
miliar, meningkat sebesar 8,05% dibandingkan
tahun sebelumnya. Pada tahun 2017, Bank
Ina Perdana telah memenuhi persyaratan
permodalan sebagai Bank kategori BuKu 2
sehingga siap bersaing di era layanan
digital
banking
Despite the dynamic and challenging situation of banking industry in 2016, Bank Ina Perdana still managed to record
net profit after tax of Rp18.24 billion, increased by 8.05% compared to the previous year. In 2017, Bank Ina Perdana has met the capital requirements as the Bank in the category
of BUKU 2, so that we are ready to compete in the digital banking service era.
“
Laporan direksi
Board of Directors Report
Para Pemegang Saham yang Terhormat,
Indikator perekonomian Indonesia tahun 2016 menunjukkan performa yang membaik di tengah kondisi global yang belum kondusif dan pasar finansial yang masih bergejolak. Perekonomian Indonesia tahun 2016 tumbuh membaik tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 sebesar 4,88%, tingkat inflasi tahun 2016 sebesar 3,02% relatif stabil dan menurun dibandingkan tahun 2015 sebesar 3,45%, yang memberikan ruang pelonggaran moneter bagi Bank Indonesia, dan adanya keberhasilan program tax amnesty. Perekonomian negara maju masih menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek perbaikan ekonomi global, seperti kebijakan proteksionisme perdagangan AS terhadap Tiongkok dan Britain
Exit (Brexit) terhadap perekonomian Eropa.
Performa perekonomian Indonesia yang mulai pulih ternyata
tidak seiring dengan kinerja industri perbankan nasional. Fungsi intermediasi perbankan pada tahun 2016 menunjukan tren yang masih menurun, tercermin dari pertumbuhan kredit yang terus melambat di tahun 2016 hanya sebesar 7,9% (yoy), menurun dibandingkan dengan tahun 2015 mencapai 10,44% (yoy). Likuiditas perbankan nasional juga semakin ketat tercermin dari rasio kredit terhadap simpanan masyarakat (Loan
to Deposit Ratio/LDR) mencapai 92,72% per Desember 2016
dengan pertumbuhan simpanan masyarakat/Dana Pihak Ketiga (DPK) tahun 2016 sebesar 9,6% (yoy). Di tengah perlambatan pertumbuhan kredit, justru kredit bermasalah (Non Performing
Loan/NPL) perbankan melonjak yang mencapai puncaknya
pada bulan Agustus 2016 sebesar Rp133,54 triliun atau
rasio NPL gross mencapai 3.22% dan menurun pada bulan
Desember 2016 menjadi sebesar Rp128,13 triliun dari total kredit yang disalurkan sebesar Rp4.377,19 triliun atau NPL gross sekitar 2,93%. Nilai eksposur kredit bermasalah ini terus naik dari tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 2014 sebesar Rp79,34 triliun dan tahun 2015 sebesar Rp100,93 triliun. NPL pada jenis kredit modal kerja mempunyai porsi paling besar
Distinguished Shareholders,
The 2016 economic indicator for Indonesia illustrated an improving performance amid the volatile global condition and financial market. The country’s economy in 2016 improved by 5.02%, which was higher compared with 2015 at 4.88%. Inflation rate in 2016 was 3.02%, a relatively stable rate and declined compared with 2015 at 3.45%. This decline provided an opportunity for monetary ease-off by Bank Indonesia and the success of tax amnesty program. The economy condition of developed countries remained disquieting regarding the recovery prospects for global economy, such as the protectionist policy issued by the USA against China and the Britain Exit (Brexit) event against Europe’s economy.
dan kredit konsumsi sebesar Rp18,42 triliun. Pencapaian rasio
NPL gross 2,93% masih dinilai dalam batas aman 5% namun
angka rasio ini ditopang oleh kebijakan relaksasi perhitungan NPL karena perekonomian yang sedang tertekan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan keringanan kepada bank-bank dalam menentukan kolektibilitas, antara lain pada kriteria yang semula berdasarkan 3 pilar dikendurkan menjadi satu pilar dengan single obligor sementara ditiadakan. Namun demikian, kondisi permodalan perbankan nasional masih kuat sesuai indikator rasio kecukupan modal minimum (Capital Adequacy
Ratio / CAR) sebesar 22,69% masih jauh di atas ketentuan
permodalan minimum 8%.
Dari gambaran kinerja perbankan nasional tahun 2016, kami dapat sampaikan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi yang berkepanjangan telah berdampak pada permintaan kredit dan penghimpunan DPK sehingga menyebabkan intermediasi perbankan tumbuh melambat yang akhirnya berakibat pada meningkatnya risiko kredit dan menurunnya tingkat efisiensi bank.
Menghadapi dinamika kondisi perekonomian dan perbankan yang penuh tantangan di tahun 2016, PT Bank Ina Perdana Tbk masih mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp18,24 miliar meningkat 8,05% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp16,88 miliar. Aset pada akhir tahun 2016 sebesar Rp2.359,09 miliar atau meningkat 13,33% dibanding tahun 2015, sedangkan volume Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun juga meningkat, tumbuh 3,84% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1.734,29 miliar. Sementara itu, pertumbuhan kredit mengalami penurunan, yaitu tahun 2016 sebesar Rp1.378,15 miliar atau turun 5,35% dari tahun 2015 sebesar Rp1.455,99 miliar. walaupun dari segi persentase pertumbuhan kredit menurun tetapi produktivitas penggunaannya cukup maksimal seperti tercermin pada pendapatan bunga periode tahun 2016 sebesar Rp241,69 miliar atau meningkat 7,40% dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp225,04 miliar dan beban bunga juga mampu diturunkan dari periode tahun 2015 sebesar Rp148,70 miliar menjadi sebesar Rp137,99 miliar di tahun 2016 atau turun sebesar 7,20%, yang pada akhirnya pendapatan bunga bersih tahun 2016 sebesar Rp103,69 miliar atau meningkat 35,83% dari tahun sebelumnya sebesar Rp76,34 miliar. Untuk pendapatan operasional lainnya juga meningkat tajam mencapai 59,43% yaitu dari Rp3,89 miliar di tahun 2015 menjadi Rp6,20 miliar di tahun 2016. Namun demikian peningkatan pendapatan bunga bersih maupun pendapatan operasional lainnya hanya menghasilkan laba sebelum pajak yang meningkat relatif
kecil yaitu sebesar 7,35% dari periode tahun 2015 sebesar Rp21,31 miliar menjadi sebesar Rp22,87 miliar di tahun 2016.
in determining collectability, such as on the criteria which was reduced to one foundation from 3 foundations and the temporary discontinuation of single obligor. Nevertheless, the national banking capital did not veer off from the Capital Adequacy Ratio (CAR) indicator of 22.93% and was above the minimum capital ratio of 8%.
Based on the overview of the 2016 national banking performance, we reported that the prolonged economic slowdown had significant impact on credit demand and DPK collecting. This effect caused the growth of banking intermediation to slow down, which in turn caused the rise of credit risk and decline of bank efficiency.
Peningkatan laba sebelum pajak yang relatif kecil tersebut karena adanya pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sebesar Rp19,83 miliar di tahun 2016 sebagai langkah konservatif atas kenaikan NPL gross, tercermin dari tingkat NPL gross sebesar 3,14% atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 0,21%. Manajemen terus berupaya menurunkan rasio NPL sebagai prioritas kerja di tahun 2017. Dari sisi permodalan juga telah dilakukan penambahan melalui Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) pada bulan Juni 2016 sebesar Rp146,09 miliar. Rasio kecukupan modal minimum
(Capital Adequacy Ratio/CAR) setelah memperhitungkan risiko
kredit, pasar dan operasional, tercatat sebesar 30,36% dan jauh diatas batas tingkat rasio minimal yang dipersyaratkan. Pencapaian rasio keuangan tahun 2016 secara umum masih positif dan tetap dalam koridor prinsip kehati-hatian yaitu CAR 30,36%, ROA 1,02%, ROE 5,23%, NIM 5,10%, BOPO 90,56%, LFR 76,30%, NPL Gross 3,14% dan NPL net 2,29%.
Dalam kaitan dengan pengelolaan Bank selama ini, seluruh jajaran manajemen dan karyawan berkomitmen penuh untuk
senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) yang meliputi transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. Penerapan GCG yang baik bukan hanya sekedar memenuhi peraturan perundang-undangan namun sebagai aspek fundamental untuk menjamin keberlangsungan usaha yang sehat dan berkesinambungan dalam jangka panjang. Dalam rangka memastikan penerapan GCG tetap berjalan dengan baik dan senantiasa ada peningkatan dari sisi kualitas, secara rutin dilakukan penilaian secara internal dengan metode self assessment yang meliputi 3 (tiga) aspek
governance, yaitu governance structure, governance process
dan governance outcome. Penerapan GCG juga telah dilakukan
secara terintegrasi dengan perusahaan afiliasi sesuai dengan POJK nomor 18/POJK.03/2014.
Pada kesempatan ini dapat dilaporkan bahwa dengan senang hati kami menyambut anggota baru ke dalam jajaran Direksi Bank Ina Perdana. Sdr. Josavia Rachman Ichwan yang sebelumnya menjabat sebagai Business Development Group Head di Bank Ina Perdana sejak tahun 2014, diangkat sebagai anggota Direksi yang membidangi bisnis berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 12 Mei 2016. Pengangkatan tersebut telah efektif karena telah memperoleh persetujuan atas penilaian kemampuan dan kepatutan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per surat No. SR-65/0.03/2016 tanggal 6 April 2016. Kami mengharapkan dengan penambahan anggota Direksi baru tersebut akan meningkatkan bisnis Bank jangka panjang termasuk pengembangan bisnis berbasis digital.
required minimum ratio. In 2016, financial ratio showed positive achievement in general and was still within the prudentiality principle. The ratio was: CAR 30.36%, ROA 1.02%, ROE 5.23%, NIM 5.10%, BOPO 90.56%, LDR 76.30%, NPL Gross 3.14% and NPL net 2.29%.
Regarding the Bank management, the management team and the employees are duly committed to implementing Good Corporate Governance (GCG). The principles are transparency, accountability, responsibility, independency, fairness and equality. GCG implementation is conducted to not only meet the regulations, but also as a fundamental aspect to ensure a healthy and sustainable business in the long term. To ensure the continuity of GCG implementation and quality improvement of such implementation, we convene internal assessment regularly through self-assessment method. The method covers 3 (three) governance aspects, namely governance structure, governance process and governance outcome. GCG implementation is also conducted in integration with affiliate companies pursuant to POJK number 18/POJK.03/2014.
Untuk prospek 2017 dengan memperhatikan pencapaian pertumbuhan ekonomi tahun 2016, diperkirakan masih dihadapkan berbagai tantangan yang tidak ringan walaupun harus disikapi dengan penuh optimisme. Kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) berhadapan dengan risiko ketidakpastian sehingga ruang pelonggaran menjadi terbatas akibat ketidakpastian yang bersumber dari AS dan Eropa masih besar. BI menegaskan perubahan kebijakan moneter ke depan dari bias longgar menjadi lebih berhati-hati karena ruang pelonggaran yang sempit seiring potensi inflasi di dalam negeri maupun dinamika eksternal terutama AS. Setiap ada kenaikan suku bunga di AS sekecil apapun akan mengubah keseluruhan geo-moneter. Ini berarti suku bunga acuan BI dapat diprediksi tidak akan turun lagi. Perkembangan terakhir disebutkan pertumbuhan perekonomian dunia diperkirakan terus membaik didukung oleh perbaikan ekonomi AS dan negara-negara
emerging serta harga komoditas yang meningkat. Sementara
itu, kenaikan Fed Fund Rate (FFR) lebih lanjut akan berpotensi mendorong penguatan mata uang AS dan meningkatkan
cost of borrowing. Pada tanggal 15 Maret 2017, Bank Sentral
Amerika Serikat (The Fed) telah menaikkan kembali suku bunga sebesar 25 basis point (bps) menjadi 0,75% hingga 1%. BI tetap menahan BI 7 dayRRR di level 4,75% karena kenaikan tersebut sudah diperhitungkan pelaku pasar dan dari sisi return surat berharga domestik masih dipandang baik. Sedangkan risiko dari domestik yang perlu dicermati adalah terkait dengan dampak penyesuaian administered prices terhadap inflasi.
Untuk industri perbankan nasional, kinerja kerja tahun 2017 masih penuh tantangan. Risiko penurunan kualitas kredit tahun 2017 dinilai masih tinggi karena aturan relaksasi OJK tentang restrukturisasi kredit akan berakhir pada Agustus 2017 sehingga Bank-Bank harus bekerja keras dalam membenahi kualitas kreditnya. Potensi ini tercermin pada total ratio NPL pada akhir Desember 2016 sebesar 2,93% dan ratio kategori kolektibiltas 2 atau dalam pengawasan khusus (special mention) sebesar Rp196,92 triliun atau 4,54% dari total kredit. BI mencatat rasio NPL gross pada bulan Januari 2017 kembali naik menjadi 3,1%. Dengan demikian tanpa perbaikan serius terhadap kredit bermasalah, potensi NPL perbankan nasional dapat kembali membumbung tinggi tergantung seberapa jauh perekonomian bergerak mengikuti arah pertumbuhan ekonomi.
Disamping itu, era serba digital saat ini mendorong para pelaku usaha untuk segera beradaptasi agar tetap bersaing di pasar, termasuk industri perbankan nasional. Digitalisasi bisnis menjadi hal yang tak terelakkan karena digitalisasi memiliki peranan penting untuk memperluas akses pasar serta kecepatan untuk bertransaksi dengan pembeli. Keberadaan fintech menggugah
status quo dan merevolusi cara kerja institusi keuangan
Based on the economic development in 2016, the 2017 outlook is predicted to be overshadowed with challenges. Nevertheless, we shall face the challenges with optimism. Monetary policy issued by Bank Indonesia (BI) is burdened with volatility risk. As such, the opportunity to ease off the policy becomes limited due to the high uncertainty rate from the USA and Europe. BI states that the changes in monetary policy in the future will lead toward a more prudential pattern due to the limited easing opportunity and the possibility for inflation in the country and from external dynamics, particularly from the USA. The slightest interest rate hike may change the geo-monetary condition as a whole. Therefore, BI rate is predicted to remain at a high scale. The latest development shows that the global economy continues to show signs of recovery, supported by the economic improvement of the USA and emerging countries and rising commodity price. On the other hand, further Fed Fund Rate (FFR) inflation will encourage the strengthening of US dollar and rising cost of borrowing. On March 15, 2017, Federal Reserve System (The Fed) increased its interest rate by 25 basis point (bps) into 0.75% to 1%. On the other hand, BI retained the BI 7 day RRR at 4.75% due to the prediction of such rise from business players. In addition, domestic securities were in a good position in terms of returns. The domestic risk that requires attention is the risk arising from administered prices adjustment against inflation.
The performance of national banking industry is predicted to be challenging in 2017. The risk of declining credit quality is still viewed as threatening in 2017 due to the ease-off regulation on credit restructuring by OJK that will end on August 2017, thus enforcing the Banks to strive for improving their credit quality. This possibility is reflected in the total NPL ratio at 2.93% by the end of December 2016 and collectability 2 ratio/special mention at Rp196.2 trillion or 4.54% from the total credit. BI recorded another increase of gross NPL ratio at 3.1% on January 2017. Therefore, without any improvement on non-performing loans, the NPL for national banking may move toward inflation depending on how the economy moves toward a trend in development.
In addition, the current digital era presses business players to