• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian merupakan hal penting yang harus diperhatikan, karena

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian merupakan hal penting yang harus diperhatikan, karena"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perekonomian merupakan hal penting yang harus diperhatikan, karena hal ini menyangkut tingkat kecukupan ekonomi di suatu daerah dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya, khususnya perekonomian di pedesaan yang sebagian besar masyarakatnya hanya bekerja sebagai petani. Pada masa lampau, penghasilan yang diperoleh masyarakat yang bekerja sebagai petani memang dapat mencukupi kebutuhan mereka, namun dengan adanya perkembangan zaman penghasilan yang diperoleh masyarakat petani semakin menurun untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya jumlah penduduk namun luas lahan pertanian yang tersedia tetap, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan ekonomi yang berdampak pada penghasilan rata-rata setiap keluarga yang semakin menurun. Jika masalah ini tidak mendapatkan tindakan dari pemerintah, hal ini akan berdampak terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin buruk. Untuk itu, diperlukan peran pemerintah untuk membantu dalam peningkatan pertumbuhan perekonomian agar tercipta kesejahteraan bagi masyarakat. Salah satu bentuk peran pemerintah dapat dilakukan dengan mendirikan lembaga ekonomi yang beroperasi di pedesaan, yaitu Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes.

(2)

2

Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut sebagai BUMDes merupakan lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa, yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Badan usaha ini diharapkan dapat berkontribusi pada sumber pendapatan desa untuk memperkuat perekonomian desa.1 Hal ini sesuai dengan Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah didirikan dalam rangka untuk peningkatan Pendapatan Asli Desa. Sebagai salah satu lembaga ekonomi yang beroperasi di pedesaan, BUMDes harus mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.2

Tujuan awal pembentukan BUMDes ditujukan untuk mendorong seluruh kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa, yang diserahkan untuk dikelola oleh masyarakat melalui program pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Secara spesifik, pembentukan BUMDes adalah untuk menyerap tenaga kerja desa guna meningkatkan kreatifitas dan peluang usaha ekonomi bagi masyarakat yang memiliki penghasilan rendah. Tujuan lainnya yaitu untuk menyediakan media beragam usaha dalam menunjang perekonomian masyarakat desa sesuai potensi desa dan kebutuhan masyarakat.3 Sebagai lembaga ekonomi desa, BUMDes juga memiliki fungsi sebagai penggerak pertumbuhan

1 Kementrian Desa PDTT, 2015, Buku 7 Badan Usaha Milik Desa Spirit Usaha

Kolektif Desa, Jakarta.

2 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Desa.

3Bumdes.id, Desember 2017, Tujuan Pendirian Badan Usaha Milik Desa,

(3)

3

perekonomian desa dalam rangka untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.

Dalam Pasal 78 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa, dinyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat desa, Pemerintah desa mendirikan Badan Usaha Milik Desa. Pasal 78 ayat (2) menyatakan bahwa pembentukan Badan Usaha Milik desa berpedoman pada peraturan Perundang-undangan. Pasal 78 ayat (3) menyatakan bahwa bentuk Badan Usaha Milik Desa harus berbentuk badan hukum.4 Sebagai badan hukum, BUMDes dibentuk berdasarkan tata perundang-undangan yang berlaku, sesuai dengan kesepakatan masyarakat setempat. Dasar pemikiran dibentuknya Badan Usaha Milik Desa didasarkan pada kebutuhan dan potensi desa sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Perencanaan dan pendirian BUMDes didasarkan atas prinsip-prinsip kooperatif, partisipatif dan transparansi. Selain itu, pengelolaan lembaga ekonomi ini harus dilakukan secara profesional dan mandiri.

Berdasarkan Pasal 89 Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 menjelaskan bahwa pemanfaatan hasil usaha BUMDes, selain akan digunakan untuk pengembangan usaha desa itu sendiri, juga akan dimanfaatkan untuk pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, dan pemberian bantuan bagi masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial serta kegiatan

(4)

4

dana bergulir yang ditetapkan dalam APB desa.5 Sedangkan alokasi dan pembagian hasil usaha BUMDes sesuai Pasal 26 Permendes 4/2015 akan ditetapkan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam AD/ART BUMDes yang bersangkutan.

Sebelum diatur dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014, pembentukan BUMDes ini juga berdasarkan pada Permendagri No. 39 Tahun 2010 pada bab II tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Desa. Pembentukan ini berasal dari Pemerintah Kabupaten/Kota dengan menetapkan Peraturan Daerah tentang pedoman tata cara pembentukan dan pengelolaan BUMDes.6 Saat ini, dengan diundangkannya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa, diharapkan pelaksanaan dan pembentukan BUMDes akan semakin menemukan eksistensinya.

BUMDes sebagai salah satu lembaga ekonomi yang beroperasi di pedesaan memiliki perbedaan dengan lembaga ekonomi pada umumnya, yaitu keberadaannya harus mampu memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Selain itu pengaturan tata kelola BUMDes harus disusun dengan baik, sehingga lembaga ini nantinya mampu bersaing dan membantu masyarakat desa dalam meningkatkan pendapatan mereka sebagai penguat perekonomiannya.

BUMDes memiliki potensi dalam memberikan kesejahteraan bagi masyarakat desa itu sendiri. Salah satu BUMDes yang didirikan dengan

5 Pasal 89 Undang-Undang N0. 6 Tahun 2014 tentang Pemanfaatan Hasil Usaha

Badan Usaha Milik Desa

6 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha

(5)

5

tujuan sebagai penguat perekonomian desa adalah BUMDes Mandiri Sejahtera yang didirikan pada 2 Desember 2016 sebagai penguat perekonomian desa Duren. Sebagai salah satu desa di kecamatan Bandungan Kab.Semarang, desa Duren dinilai mampu mengembangkan potensi yang dimiliki terutama di bidang pariwisata. Usaha yang dimiliki desa Duren salah satunya yaitu taman bunga Clapar. Keuntungan yang diperoleh dari objek wisata ini, dimanfaatkan sebagai penguat perekonomian desa untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa Duren, guna mencapai kesejahteraan masyarakat desa Duren. Hal ini merupakan salah satu bentuk karakteristik dari BUMDes Mandiri Sejahtera, dimana dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai lembaga usaha mandiri, BUMDes ini beroperasi dengan mengembangkan potensinya melalui usaha desa wisata.

BUMDes Mandiri Sejahtera di Desa Duren memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Direktur, Sekretaris, Bendahara, Unit pengelola kegiatan PPOB, Unit pengelola kegiatan usaha tabung gas, Ketua badan pengawas dan Anggota. Semua pengurus bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan BUMDes Mandiri Sejahtera di Desa Duren. Pembentukan BUMDes Mandiri Sejahtera di Desa Duren disertai dengan penetapan Peraturan Desa Duren, ADART dan Surat Keputusan Pengurus BUMDes Mandiri Sejahtera. Keputusan tersebut meliputi:

a. Keputusan Kepala Desa Duren Nomor 140/02/2018 tentang Penunjukkan Pengurus BUMDes Desa Duren, yang berisi mengenai penetapan pengurus BUMDes Mandiri Sejahtera Desa Duren Periode

(6)

6

2018-2021 beserta tugas dan pemberian insentif atau gaji sesuai ADART BUMDes Mandiri Sejahtera.

b. Peraturan Desa Duren Nomor 03 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Desa Mandiri Sejahtera, yang menetapkan mengenai Peraturan Desa tentang Badan Usaha Milik Desa Mandiri Sejahtera.

BUMDes Mandiri Sejahtera sebagai badan usaha yang dimiliki oleh desa dan dikelola bersama, memiliki modal yang bersumber dari desa yaitu:

a. Modal awal BUMDes bersumber dari APB Desa dengan menggunakan dana APBD Provinsi sebesar 28.500.000 sesuai dengan hasil pembahasan dan kesepakatan dalam musyawarah desa.

b. Modal BUMDes terdiri atas penyertaan modal desa dan penyertaan modal masyarakat desa.

c. Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat memberikan bantuan kepada BUMDes yang disalurkan melalui APB Desa.

Sedangkan hasil usaha BUMDes merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak lain, serta penyusutan atas barang-barang inventaris dalam satu tahun buku, dimana alokasi pembagian hasil usaha yang diperoleh dapat dikelola melalui sistem akuntansi sederhana. Pembagian hasil usaha atau keuntungan yang diperoleh ditetapkan sebagai berikut :

a. Pemupukan modal: 20% b. Pendapatan Asli Desa: 50%

(7)

7 c. Komisaris: 3%

d. Badan Pemeriksa/Pengawas: 3% e. Direktur: 5%

f. Kepala Unit Usaha: 10% g. Pendidikan dan Sosial: 5% h. Cadangan: 4%

Fatwa Mahkamah Agung (MA) tentang BUMDes menyatakan bahwa status BUMDes saat ini sudah jelas. BUMDes berpayung hukum yang jelas untuk membentuk unit-unit usaha dan bekerjasama dengan koperasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan perusahaan swasta berbentuk perseroan terbatas (PT). Penjelasan mengenai BUMDes sebagai hukum sudah diatur dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2014 pasal 213 dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 (PP Desa). Selain itu, dalam anggaran dasarnya BUMDes tidak hanya semata-mata untuk mencari keuntungan, tetapi juga untuk memberdayakan dan kemakmuran masyarakat desa setempat.

(8)

8 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan permasalahan yang akan diteliti, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaturan Badan Usaha Milik Desa dalam Perundang-Undangan yang menjadi dasar BUMDes Mandiri Sejahtera?

2. Bagaimana karakteristik dari BUMDes Mandiri Sejahtera, bila dianalisis berdasarkan pengaturannya serta teori hukum dari badan hukum?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dasar pengaturan Badan Usaha Milik Desa Mandiri Sejahtera.

2. Untuk mengetahui karakteristik dari Badan Usaha Milik Desa Mandiri Sejahtera, bila dianalisis berdasarkan pengaturannya serta teori hukum dari badan hukum.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti tentang Karakteristik Badan Hukum Badan Usaha Milik Desa

2. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti lainnya yang akan membahas tentang Karakteristik Badan Hukum Badan Usaha Milik Desa

(9)

9

3. Sebagai tambahan pemahaman dan wawasan bagi masyarakat umum maupun mahasiswa terkait dengan Karakteristik Badan Hukum Badan Usaha Milik Desa.

E. Keaslian Penulis

Judul skripsi ini merupakan hasil karya sendiri dari penulis. Keaslian penulisan penelitian ini memiliki persamaan topik dengan beberapa penelitian sebelumnya. Salah satunya pada penelitian tentang BUMDes yang dilakukan oleh Garnies Lelyana Sagita, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2017. Penelitian tersebut membahas mengenai peran BUMDes dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa berdasarkan UU No. 6 tahun 2014 tentang desa (Studi kasus BUMDes Tirta Mandiri Klaten).

Jika dilihat dari rumusan masalah, penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian Garnies (2017), membahas mengenai pendirian BUMDes Tirta Mandiri Klaten, yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi warga Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten, melalui pengembangan usaha Desa Ponggok. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian tentang BUMDes terkait dengan karakteristik badan hukum badan usaha milik desa di Desa Duren Kecamatan Bandungan. Penelitian ini membahas mengenai pengaturan BUMDes dalam perundang-undangan dan karakteristik BUMDes berdasarkan pengaturan serta teori hukum dari badan hukum. Perbedaan skripsi tersebut akan dipaparkan pada tabel berikut :

(10)

10 Tabel 1 Perbedaan Skripsi

Topik Perbedaan

Judul Karakteristik Badan Hukum Badan Usaha Milik Desa Mandiri Sejahtera

Peran BUMDes dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa berdasarkan UU No. 6 tahun 2014 tentang desa (Studi kasus BUMDes Tirta Mandiri Klaten) Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaturan Badan

Usaha Milik Desa dalam Perundang-Undangan yang menjadi dasar BUMDes Mandiri Sejahtera? 2. Bagaimana karakteristik dari

BUMDes Mandiri Sejahtera, bila dianalisis berdasarkan pengaturannya serta teori hukum dari badan hukum?

1. Apakah pengelolaan BUMDes Tirta Mandiri Klaten telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku?

2. Bagaimana peran BUMDes Tirta Mandiri dalam pelestarian wisata air umbul ponggok berdasarkan CSR dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat desa Ponggok?

(11)

11

F. Metode Penelitian

1. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan yuridis empiris, yaitu dalam menganalisis permasalahan penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang akan digunakan diperoleh melalui penelitian di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka.

2. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi di Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mandiri Sejahtera yang terletak di Kantor Desa Hasil Analisis Pembentukan BUMDes Mandiri

Sejahtera didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai BUMDes. Peraturan yang menjadi dasar pendirian BUMDes ini yaitu Peraturan Desa Duren Nomor 3 Tahun 2017, yang mengatur secara keseluruhan mengenai BUMDes Mandiri Sejahtera. Yang membedakan BUMDes Mandiri Sejahtera dengan BUMDes lainnya yaitu terdapat pada segi pengurusan dan pengelolaannya.

Dalam upaya pengelolaan BUMDes bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi warga desa, melalui pengembangan usaha ekonomi mereka, salah satunya yaitu wisata alam Umbul Ponggok. Pembentukan BUMDes dimaksudkan untuk mendorong seluruh kegiatan peningkatan pendapatan masyarakat.

(12)

12

Duren. Pengambilan lokasi ini dengan pertimbangan bahwa sumber data di lokasi tersebut telah sesuai dengan tujuan penelitian yang akan mengkaji lebih lanjut mengenai Karakteristik Badan Hukum BUMDes Mandiri Sejahtera di Desa Duren.

3. Sumber Data a. Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari narasumber. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui obsevasi secara langsung di lokasi penelitian. Observasi dilakukan dengan mengumpulkan data dan wawancara kepada pengurus Desa Duren yang mengelola BUMDes Mandiri Sejahtera.

b. Sekunder

Data sekunder yaitu data yang digunakan untuk mendukung data utama. Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan mencakup data yang diperoleh melalui buku, tulisan para ahli hukum, jurnal-jurnal hukum serta literatur dan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan materi penelitian ini.7 Data sekunder ini berupa bahan-bahan hukum yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

Dalam penelitian ini bahan hukum primer yang digunakan berupa peraturan perundang-undangan, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa,

(13)

13

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa. Sedangkan bahan hukum sekunder memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, sumber ini berupa literatur dan jurnal-jurnal yang mendukung materi dalam penelitian ini.

4. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif, yaitu analisa data dilakukan secara kualitatif yang berupa data dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Proses analisis data yang diperoleh dari penelitian lapangan dan studi kepustakaan selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis kemudian disajikan secara deskriptif, untuk disusun sebagai kesimpulan untuk mengetahui mengenai karakteristik badan hukum BUMDes Mandiri Sejahtera Desa Duren.

5. Unit Amatan dan Unit Analisis

a. Unit Amatan merupakan sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam menjelaskan unit analisis. Unit amatan dalam penelitian ini yaitu Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes Mandiri Sejahtera yang berlokasi di Desa Duren Kecamatan Bandungan.

(14)

14

b. Unit Analisis dalam penelitian ini yaitu pengaturan BUMDes dalam Perundang-Undangan dan karakteristik BUMDes. Pengaturan mengenai BUMDes diatur dalam Peraturan Perundangan-Undangan.

Referensi

Dokumen terkait

1) Biaya pendidikan untuk level yang ditempuh sebesar Rp1.650.000 (satu juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) sesuai ketentuan Pimpinan Pusat.. OIAA di Kairo. Biaya itu

Gambar 3.53 Sequence untuk hitung rute dengan Dual Genetic Algorithm 131 Gambar 3.54 Sequence untuk hitung rute dengan Hybrid Savings-Dual Genetic Algorithm 132 Gambar 3.55

diterapi den.an insulin dosis tin..i$ Kedua komplikasi ini diturunkan secara drastis den.an di.unakann(a terapi insulin dosis rendah$  #amun hipo.likemia tetap merupakan

KAITAN GLASGOW COMA SCORE AWAL DAN JARAK WAKTU SETELAH CEDERA KEPALA SAMPAI DILAKUKAN OPERASI PADA PASIEN PERDARAHAN SUBDURAL AKUT DENGAN GLASGOW OUTCOME SCALE.. PENELITI

Pada dasarnya istilah-istilah yang dipakai oleh kitab ini dalam menentukan awal bulan hijriyah adalah istilah-istilah yang sudah sering dipakai.. Dalam kitab ini

Berfungsi untuk memfasilitasi transmisi informasi, dimana perlengkapan komunikasi terdiri dari modem yang memfasilitasi transmisi data lewat jaringan telefon pada processor

Nurul kqomar iyah (2016) Daun keco mbran g Kualitas dan daya simpan ikan nila dan kakap merah menggunak an daun kecombrang sebagai pengawet alami - Perendam an

Berdasarkan hasil dari penelitian tentang Identifikasi Jenis Buah Apel Menggunakan Algoritma K – Nearest Neighbor (KNN) dengan Ekstraksi Fitur Histogram, dapat