• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KELOMPOK TEORI PERKEMBANGAN ALBERT BANDURA. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH KELOMPOK TEORI PERKEMBANGAN ALBERT BANDURA. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KELOMPOK

TEORI PERKEMBANGAN ALBERT BANDURA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu: Ahmad Agung Yuwono, M.Pd.

Disusun oleh:

Kurnia Widyastanti (14144600***) Novi Trisna Anggrayni (14144600199) Okta Rina D.S.S. (14144600***) Yogo Tri Arso (14144600***)

A5-14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2014

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah Psikologi Perkembangan “Teori Perkembangan Albert Bandura” ini untuk melengkapi tugas dalam pembelajaran mata kuliah Psikologi Perkembangan Universitas PGRI Yogyakarta.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang mencurahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

2. Bapak Ahmad agung Yuwono, M.Pd. yang telah memberi tugas dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.

3. Semua pihak yang telah membantu penulis.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menulis makalah ini dengan harapan dapat memberi manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis untuk memperbaiki makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan, serta menjadikan ini sebagai ibadah. Amin yaa Rabb.

Yogyakarta, Oktober 2014

Tim Penulis

(3)

DAFTAR ISI JUDUL………...………i KATA PENGANTAR………..………….. ii DAFTAR ISI………...………..………..iii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………..…….1 1.2 Rumusan Masalah………..………1 1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan……….……….2 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 ……….………...3 2.2 ……….…………..5 2.3 ……….…...7 BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan………...10 3.2 Saran……….10 DAFTAR PUSTAKA………11 iii

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial, salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi.

Teori Pembelajaran Sosial yang dikemukakan oleh Bandura telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh persekitaran melalui peneguhan (reinforcement) dan pembelajaran peniruan (observational learning), dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu maklumat dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi persekitaran dan menghasilkan peneguhan (reinforcement) dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain (observational opportunity).

1.2 Rumusan Masalah

1. Siapakah Albert Bandura?

2. Apa saja teori perkembangan Albert Bandura?

3. Bagaimana teori pembelajaran sosial dan peniruan menurut Albert Bandura?

4. Bagaimana dengan metodologi teori pembelajaran dari Albert Bandura?

5. Apa kelemahan dan kelebihan teori Albert Bandura?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Untuk mengetahui tokoh teori perkembangan Albert Bandura. 2. Untuk mengetahui apa saja teori perkembangan dari Albert Bandura. 3. Untuk mengetahui bagaimana teori pembelajaran sosial dan peniruan

menurut Albert Bandura.

4. Untuk mengetahui tentang metodologi teori dari Albert Bandura. 5. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan teori Albert Bandura.

(5)

2

BAB II PEMBAHASAN

Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 4 Desember 1925. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di desa kecil dan juga mendapat pendidikan disana. Pada tahun 1949 beliau mendapat pendidikan di University of British Columbia, pada jurusan psikologi. Dia memperoleh gelar master dalam bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doctor (Ph.D). Bandura menyelesaikan program doktornya dalam bidang psikologi klinik, setelah lulus ia bekerja di Standford University. Beliau banyak terjun dalam pendekatan teori pembelajaran untuk meneliti tingkah laku manusia dan tertarik pada nilai eksperimen.Pada tahun 1964 Albert Bandura dilantik sebagai professor dan seterusnya menerima anugerah American Psychological Association untuk Distinguished Scientific Contribution pada tahub 1980.

Pada tahun berikutnya, Bandura bertemu dengan Robert Sears dan belajar tentang pengaruh keluarga dengan tingkah laku sosial dan proses identifikasi. Sejak itu Bandura sudah mulai meneliti tentang agresi pembelajaran sosial dan mengambil Richard Walters, muridnya yang pertama mendapat gelar doctor sebagai asistennya. Bandura berpendapat, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma behaviorisme. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial, salah satu konsep dalam aliran behaviorime yang menekankan pada komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman, dan evaluasi.

2.1 Teori Pembelajaran Sosial

Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986), yang menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi lebih banyak

(6)

3

penekanan pada kesan dari isyarat - isyarat pada perilaku dan pada proses-proses mental internal. Dalam teori pembelajaran sosial kita menggunakan penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar sosial, manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak dipukul oleh stimulus- stimulus lingkungan.

Teori belajar sosial menekankan, bahwa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, sebagaimana yang dikutip oleh Kardi, S. (1997: 14), bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Inti dari teori pembelajaran sosial adalah pemodelan (modelling), yang merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.

Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational learning). Pertama, pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya, seorang pelajar melihat temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain atau vicarious reinforcement. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku suatu model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan atau pelemahan pada saat pengamat itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M., 1998:43).

Teori pembelajaran sosial berdasarkan yang diutarakan beliau bahwa sebagian besar tingkah laku manusia adalah sebagian dari hasil

(7)

4

pemerolehan dan prinsip pembelajaran sudah mencukupi untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori -teori sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial dimana tingkah laku ini muncul dan kurang memperlihatkan fakta bahawa banyak peristiwa pembelajaran terjadi dengan perantara orang lain. Maksudnya, semasa melihat tingkah laku orang lain, individu akan belajar meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model bagi dirinya.

Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Contohnya, seorang yang hidupnya dan dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.

Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya. Bandura menghipotesiskan bahwa tingkah laku, lingkungan dan kejadian -kejadian internal pada pelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh atau berkaitan. menurut Albert Bandura lagi, tingkah laku sering dievaluasi, yaitu bebas dari timbal balik sehingga boleh mengubah kesan-kesan personal seseorang. Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.

Hubungan yang aktif dapat mengubah aktiviti seseorang. Seterusnya, menurut Bandura (1982), penguasaan kemahiran dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada proses perhatian, motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh unsur -unsur yang berdasarkan dari diri pelajar sendiri yaitu sense of self Efficacy dan self regulatory system. Sense of self efficacy adalah keyakinan pembelajar bahwa ia dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai seperti yang berlaku. Self regulatory merujuk pada:

(8)

5

1. Struktur kognitif yang memberi gambaran tingkah laku dan hasil pembelajaran.

2. Sub proses kognitif yang dirasakan, mengevaluasi, dan mengatur tingkah laku kita.

Dalam pembelajaran self -regulatory akan menentukan goal setting dan self evaluation pembelajar dan merupakan dorongan untuk meraih prestasi belajar yang tinggi atau sebaliknya. Menurut Bandura, untuk Berjaya, pembelajar harus dapat memberikan model yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajar, Seterusnya mengembangkan self of mastery, self efficacy, dan reinforcement bagi pembelajar.

2.2 Teori Peniruan (Modeling)

Albert Bandura dan Richard Walters telah melakukan eksperimen lain yang juga berkenaan dengan peniruan. Hasil eksperimen mereka mendapati, peniruan boleh berlaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model (orang yang ditiru) meskipun tanpa sebarang peneguhan. Proses belajar semacam ini disebut "observational learning" atau pembelajaran melalui pengamatan. Bandura, kemudian menyarankan agar teori pembelajaran sosial diperbaiki memandangkan teori pembelajaran sosial yang sebelumnya hanya mementingkan perilaku tanpa memberi pertimbangan terhadap proses mental seseorang.

Menurut Bandura, perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor dalam diri (kognitif) dan persekitaran. Beliau telah mengemukakan dalam teori pembelajaran peniruan, beliau telah menjalankan kajian bersama Walter (1963) mengenai kesan perlakuan kanak-kanak apabila mereka menonton orang dewasa memukul, mengetuk dengan tukul besi, dan menumbuk sambil menjerit-jerit dalam video. Setelah menonton video kanak-kanak ini diarahkan bermain di bilik permainan dan terdapat patung seperti yang ditayangkan dalam video. Setelah kanak-kanak tersebut melihat patung tersebut, mereka meniru aksi-aksi yang dilakukan oleh

(9)

6

orang yang mereka tonton dalam video (Ramlah Jantan & Mahani Razali 2004).

1. Unsur Utama Dalam Peniruan

a. Tumpuan ('Attention')

Subjek harus memberi tumpuan kepada tingkah laku model untuk membolehkannya mempelajarinya. Subjek memberi perhatian atau tumpuan tertakluk kepada nilai, harga diri, sikap, dan lain-lain yang dimiliki. Contohnya, seorang pemain musik yang tidak yakin akan dirinya mungkin meniru tingkah laku pemain musik terkenal sehingga tidak mewujudkan stailnya yang tersendiri.

b. Penyimpanan ('Retention')

Subjek yang memperhatikan harus mengekod peristiwa itu dalam sistem ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan peristiwa itu kelak bila diperlukan atau diinginkan.

c. Penghasilan ('Reproduction')

Setelah mengetahui atau mempelajarai suatu tingkah laku, subjek juga mesti mempunyai kebolehan mewujudkan atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku. Contohnya, memandu kereta, bermain tenis. Bagi sesetengah tingkah laku kemahiran motor diperlukan untuk mewujudkan komponen-komponen tingkahlaku yang telah diperhatikan.

d. Motivasi

Motivasi penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia adalah penggerak

individu untuk terus melakukan sesuatu.

(10)

7

a. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan.

b. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai, dan lain –lain.

c. Pelajar meniru suatu kemahiran daripada kecakapan demontrasi guru sebagai model.

d. Pelajar memperoleh kemahiran jika memperoleh kepuasan dan peneguhan yang

berpatutan.

e. Proses pembelajaran meliputi pemerhatian, peringatan, peniruan dengan tingkah laku atau gerak balas yang sesuai, diakhiri dengan peneguhan positif.

3. Eksperimen Albert bandura

Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan kanak-kanak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.

Albert Bandura menyatakan bahwa proses pembelajaran akan dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan dan permodelan. Beliau menjelaskan bahwa aspek pemerhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan juga aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang optimum kepada kefahaman pelajar.

4. Jenis-Jenis Peniru a. Peniruan langsung

Pembelajaranan langsung adalah model pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang diajarkan setahap demi setahap. Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling, yaitu suatu fase di mana seseorang mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi bagaimana suatu keterampilan itu dilakukan.

(11)

8 b. Peniruan tak langsung

Peniruan adalah melalui imaginasi atau pemerhatian secara tidak langsung. Contoh: meniru watak yang dibaca dalam buku.

c. Peniruan gabungan

Peniruan jenis ini dengan cara menggabung tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung.

Contoh: pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara mewarnai dari buku yang dibacanya.

d. Peniruan sekat laluan

Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja. Contoh: meniru fashion pakaian di TV, tapi tidak boleh dipakai di sekolah.

e. Peniruan tak sekat laluan

Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun.

Contoh: pelajar meniru gaya berbudi bahasa gurunya.

5. Faktor-faktor Penting dalam Pembelajaran Melalui Pemerhatian

Mengamati orang lain melakukan sesuatu tidak mesti diakibatkan oleh pembelajaran, karena pembelajaran melalui pemerhatian memerlukan beberapa faktor. Menurut Bandura, ada empat proses yang penting agar pembelajaran melalui pemerhatian dapat terjadi, yakni:

Perhatian (attention process)

Sebelum meniru orang lain, perhatian harus dicurahkan ke orang itu. Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan modelnya, sifat model yang menarik dan arti penting tingkah laku yang diamati bagi si pengamat.

(12)

9

Representasi (representation process)

Tingkah laku yang akan ditiru, harus disimbolisasikan dalam ingatan. Baik dalam bentuk verbal maupun gambaran/imaginasi. Representasi verbal memungkinkan orang mengevaluasi secara verbal tingkah laku yang diamati, dan menentukan mana yang dibuang dan mana yang akan dilakukan. Representasi imaginasi memungkinkan dapat dilakukannya latihan secara simbolik dalam pikiran, tanpa benar-benar melakukannya secara fisik.

Peniruan tingkah laku model (behavior production process) Sesudah mengamati dengan penuh perhatian, dan memasukkannya ke dalam ingatan.

Motivasi dan penguatan (motivation and reinforcement

process)

Pembelajaran melalui pengamatan menjadi efektif apabila pembelajaran memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat melakukan tingkah laku modelnya. Pemerhatian mungkin memudahkan orang untuk menguasai tingkah laku tertentu, tetapi kalau motivasi untuk itu tidak ada, maka proses tingkah laku yang dihukumkan tidak akan berlaku. Imitasi tetap terjadi walaupun model tidak diberi ganjaran, sepanjang pengamatan melihat model mendapat ciri -ciri positif yang menjadi tanda dari gaya hidup yang berhasil, sehingga diyakini model umumnya akan diberi ganjaran.

2.3 Metodologi

Bandura banyak meneliti masalah dunia nyata seperti masalah fobia, penyembuhan dari serangan jantung, perolehan kemampuan matematik pada kanak-kanak. Tujuannya untuk menyatukan kerangka konseptual yang dapat mencakup berbagai hal yang mempengaruhi

(13)

10

perubahan tingkah laku. Dalam setiap kegiatan, keterampilan dan keyakinan diri yang menjamin pemakaian kemampuan secara optimal diperlukan agar diri dapat berfungsi sepenuhnya.

2.4 Kelemahan Teori Albert Bandura

Teori pembelajaran sosial Albert bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Bandura mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.

Selain itu, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya hanya. melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat sesparuh individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negatif termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.

2.5 Kelebihan Teori Albert Bandura

Teori Bandura lebih lengkap karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata - mata refleks atas stimulus (S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri.

(14)

11 BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, yang mana konsep dari teori inimenekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Menurut Bandura,orang belajar melalui pengalaman langsung atau pengamatan (mencontoh model). Orang belajar dari apa yang ia baca, dengar, dan lihat di media, dan juga dari orang lain dan lingkungannya.Albert Bandura mengemukakan bahwa seorang individu belajar banyak tentang perilakumelalui peniruan/modeling, bahkan tanpa adanya penguat (reinforcement) sekalipun yang diterimanya. Proses belajar semacam ini disebut “observational learning” atau pembelajaran melalui pengamatan. Albert Bandura (1971), mengemukakan bahwa teori pembelajaran social membahas tentang:

1. Bagaimana perilaku kita dipengaruhi oleh lingkungan melalui penguat(reinforcement) dan observational learning,

2. Cara pandang dan cara pikir yang kita miliki terhadap informasi,

3. Begitu pula sebaliknya, bagaimana perilaku kita mempengaruhi lingkungan kita dan menciptakan penguat (reinforcement) dan observational opportunity.

Teori belajar sosial menekankan observational learning sebagai proses pembelajaran,yang mana bentuk pembelajarannya adalah seseorang mempelajari perilaku dengan mengamati secara sistematis imbalan dan hukuman yang diberikan kepada orang lain. Dalam observational learning terdapat empat tahap belajar dari proses pengamatan ataumodeling. Proses yang terjadi dalam observational learning tersebut antara lain:

1. Atensi, dalam tahapan ini seseorang harus memberikan perhatian terhadap modeldengan cermat.

2. Retensi, tahapan ini adalah tahapan mengingat kembali perilaku yang ditampilkan olehmodel yang diamati maka seseorang perlu memiliki ingatan yang bagus terhadap perilaku model.

(15)

12

3. Reproduksi, dalam tahapan ini seseorang yang telah memberikan perhatian untuk mengamati dengan cermat dan mengingat kembali perilaku yang telah ditampilkan oleh modelnya maka berikutnya adalah mencoba menirukan atau mempraktekkan perilaku yang dilakukan oleh model.

4. Motivasional, tahapan berikutnya adalah seseorang harus memiliki motivasi untuk belajar dari model.

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini diharapkan kita mengetahui tentang teori belajar kognitif-sosial Albert Bandura agar nantinya sebagai calon guru dapat menerapkan teori belajar yang tepat dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar. Kami memiliki saran dari yang telah dipelajari dari teori sosial kognitif, yaitu :  Memberikan contoh yang baik (menjadi model yang baik), karena kita hidup

dengan orang lain, sehingga orang lain tidak menirukan tindakan kita yang kurang berkenan.

 Kita bisa memanipulasi perilaku orang lain dengan pengetahuan tentang penguatan.

(16)

13

DAFTAR PUSTAKA

Samosir, Marianto. 2006. Educational Psycology: Theory and Practice. Jakarta: PT Indeks. Ormrod, Jeanne. E. 2008. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh Berkembang.

Jakarta: Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

11 Saya sering bertanya di kelas pada guru yang mengajar 12 Saya senang berpendapat tentang segala sesuatu 13 Saya tidak percaya dengan kemampuan saya.. 14 Saya selalu

Penelitian ini diberi judul ‘Model Pembelajran Fisika Konsep Kapasitor Keping Sejajar Berbasis Discovery Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kinerja ekspor produk logam tumbuh 44,3% (y.o.y) pada triwulan laporan, lebih tinggi dari periode sebelumnya

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Data hasil tangkapan ikan kerapu di perairan Bengkulu dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dengan memakai

sangat tajam di sentra pariwisata Pantai Kedonganan, dipandang perlu untuk mengembangkan pasar yang telah ada yang selama ini digarap bersama yakni wisatawan Australia, Eropa

dengan saham yang beredar memiliki nilai probabilitas sebesar 0,2824 yang lebih besar dari tingkat signifikansi α = 0,05 yang berarti bahwa variabel kepemilikan manajerial

Memenuhi dengan Catatan (MC), obyek penilaian yang mempunyai nilai 84 s.d 60, telah memenuhi standar/ ketentuan minimal keselamatan pengoperasian Bandar udara, namun

Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Ninik Mamak/ pemangku adat atau penghulu suku Kenegerian Rumbio untuk mengatasi kendala-kendala dalam pengelolaan hak