• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH

KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT

NOMOR 7 1976 SERI C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT NOMOR 7 TAHUN 1972

TENTANG

PEDOMAN PEMBERIAN/PEROBAHAN NAMA2 RESMI BAGI JALAN, TAMAN, LAPANGAN DAN KAMPUNG DI WILAYAH KABUPATEN

GARUT Pasal 1

Di dalam Peraturan Daerah ini yang di maksud dengan:

a. “jalan” ialah semua jalur jalan yang dapat di lalui dan di pakai untuk keperluan Lalu-Lintas umum, jala2 kecil, lorong2 dan gang2, termasuk pula jalan sebagaimana di maksudkan di dalam Undang2 Nomor: 3 Tahun 1965 tentang Lalu-Lintas dan angkutan jalan raya (Pasal 1 Ayat 1 sub a ).

b. “ Taman” ialah sebidang tanah yang di batasi dengan pagar atau solokan baik dengan tanaman ataupun tidak di atasnya dan di sediakan untuk keperluan hiburan bagi umum, bukan termasuk olahraga

c. “Lapangan” ialah sebidang tanah yang di batasi dengan pagar atau slokan dan di sediakan untuk keperluan kegiatan olahraga dan keterampilan badan lainnya.

(2)

d. “Kampung” ialah suatu bagian daerah yang terdiri dari beberapa rumah tempat kediaman penduduk

Pasal 2

(1) Untuk kepentingan perhubungan atau hubungan masyarakat sehari-hari, baik di dalam daerah maupun dari luar daerah tempat kedudukan atau tempat tinggal, maka jalan, taman, lapangan dan kampung perlu di berikan nama, yang merupakan sebutan dari jalan, taman, lapangan dan kampong yang di maksud

(2) Di dalam pemberian nama atau perobahannya jalan, taman, lapangan dan kampung wajib memperhatukan ketentuan2 di dalam peraturan daerah ini .

Pasal 3

(1) Di dalam memberikan atau merobah nama suatu jalan, taman, lapang atau kampung, dapat di pakai nama atau sebutan yang mengandung arti sejarah, peringatan dan sebagainya, kecuali : a. Nama dari seseorang yang masih hidup;

b. Bertentangan dengan pancasila ;

c. Bertentangan dengan norma2 kesopanan, kesusilaan dan agama serta hukum.

(2) Bila di kehendaki dengan memakai nama seseorang yang telah meninggal dunia harus di kemukakan alasan2nya dan seizin dari ahli warisnya atau keluarga terdekat dari orang itu

Pasal 4

(1) Pemberian atau perobahan nama jalan,taman, lapangan atau kampung dari lingkungan suatu desa di putuskan melalui musyawarah di dalam rapat desa yang setiap waktu di adakan dan hasil keputusan musyawarah desa tersebut di ajukan kepada pemerintah daerah kabupaten garut untuk pengesahannya.

(3)

(2) Pemberian atau perobahan nama jalan, taman, lapangan dan kampung di dalam ibu kota Kabupaten dan Kecamatan di putuskan melalui musyawarah siding paripurna dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten Garut, atas usul dari beberapa orang anggauta DPRD maupun dari pihak Exekutif.

(3) Pemberian atau perobahan nama jalan, taman, lapangan atau kampung yang termasuk di dalam lingkungan suatu perusahaan/perkebunan atau swasta perorangan atas usul pemilik atau pengusahanya di ajukan melalui pemerintah desa kepada pemerintah daerah Kabupaten Garut.

(4) Pemberian atau perobahan yang di maksudkan Ayat 1,2, dan 3 pasal ini di tuangkan dengan surat keputusan Bupati Kabupaten Garut .

Pasal 5

(1) Dengan keluarnya peraturan daerah ini, maka surat keputusan DPRD-GR Tanggal 24 Juni 1965 No. 15/Staf. I/5/1965 di nyatakan di cabut dan tidak berlaku lagi

(2) Peraturan daerah ini di sebut; peraturan Daerah Kabupaten Garut tentang pedoman pemberian/per.obahan nama – nama jalan, lapangan dan kampung di dalam wilayah kabupaten Garut

(4)

Di tetapkan di Garut.

Pada Tanggal 1 Agustus 1972. Pd.BUPATI KABUPATEN A.n.DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GARUT DAERAH KABUPATEN GARUT

Ketua,

R.M.B. YACUB ISHAK. EDDY ACHMAD KARTAWIJAYA

Peraturan Daerah tersebut diatas di atas di syahkan oleh Gubernur Propinsi Jawa Barat dengan surat ke[putusannya tanggal 15 Juni 1974 Nomor 465/A.V ./18/Perund/SK/1974

A.n. Gubernur Propinsi Jawa Barat, Assisten Sekretaris Daerah

U.b.

Kepala Biro Hukum, Ttd.

(5)

Di Undangkan dalam lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut Nomor : 1 Tahun : 1976 Seri : C No. 7.

Sekretaris Wilayah /Daerah Tingkat II Garut

t.t.d

(6)

S A L I N A N

PENJEASAN DARI PERATURAN DAERAH KABUPATEN

GARUT NO. 7 TH 1972

U M U M

Peraturan Daerah ini di maksudkan untuk memberikan pedoman di dalam memberikan pedoman di dalam memberikan atau merobah nama dari suatu jalan, taman. Lapangan dan kampung di dalam wilayah kabupaten Garut. Sejauh mana dewan sudah memikirkan kepada masalah ini, di hadapkan kepada perkembangan tekhnologi modern dimana hubungan seseorang dengan orang lain dari suatu tempat ketempat lain pada dewasa ini sudah relative cepat.

Segi lain yang menjadi pertimbangan Dewan adalah tugas dan kewajiban dari Pemerintah Daerah didalam memberikan pelayanan umum ( Publik Service ), sewajibnyalah daerah memenuhi tuntutan keadaan, dimna faktor nama sangat penting artinya bagi hubungan seseorang atau masyarakat itu tadi. Pandangan lebih jauh, dewan merasa perlu untuk memberikan suatu pedoman, agar diwaktu dekat atau kemudian hari didalam memberikan atau merobah suatu nama jalan. Taman dan Sebagainya itu mempunyai sandaran hukum yang diperlukan.Untuk mencegah agar perobahan atau pemberian nama jalan terutama tidak setiap waktu dirobah-robah sehingga dapat menimbulkan kekaburan akan fungsi utamanya suatu nama dihadapkan kepada kepentingan hubungan itu tadi maka proses pemberian nama atau sebutan itu sedemikian, sehingga memerlukan pengesahan pada tingkat Pemerintah Daerah, daerah alasannya meskipun didalam undang2 nomor 18 tahun 1965 tentang pokok2 pemerintah Daerah sudah dikenal istilah daerah Tingkat IIII yang pelaksanaanya sampai kini belum, maka dewan berpendapat bahwa dalm kenyataannya pemerintah terendah yang sekarang berjalan berdasarkan undang2 adalah pemerintah Daerah Tingkat II dan agar koordinasi didalam bidang perhubungan didalam wilayah Daerah Tingkat III Kabupaten Garut dapat terpusatkan maka pengesahannya diperlukan keputusan pemerintah daearh. Suatu desa didalam wilayah kabupaten ini, kecuali desa didalam ibukota Kabupaten dan Kecamatan terhadap jalan2, taman2,lapangan dan kampung yang pengurusannya diluar

(7)

kewenangannya, berhak memberikan nama atau sebutan yang lebih dahulu harus diusulkan kepada pemerintah Daerah melalui saluran bertingkat, dengan cara bermusyawarah didalam desa yang bersangkutan Diharapkan, baik pemerintah desa pemerintah kecamatan dan pemerintah daerah Kabupaten Garut termasuk DPRD-nya didalam soal pemberian atu perobahan nama jalan dan sebagainya itu,berpedoman kepada pedoman yang dituangkan didalam peraturan daerah ini.

Pasal demi pasal.

Pasa 1 : Bunyi pasal ini memberikan batasan khusus yang berlaku hanya didalam memakai perturan Daerah ini, tentu saja bahwa pengertian –pengertian yang dituangkan di dalam peraturan Daerah ini tidak berlaku bagi pemakaian Peraturan Daerah yang lain.

Paraturan Daerah ini sebagai dijelaskan pada penjelasan Umum,bahwa untuk kepentingan perhubungan dan hubungan masyarakat semata-mata.

Pasal 3 : Paraturan memberikan kesempatan untuk pemberian nama dan perobahannya yang tidak dibatasi, kecuali hal hal tertentu yang tidak boleh di[pakai yakni :

a. Nama Orang yang masih hidup, maksudnya menghindarkan dari pemutusan terhadap seseorang, sebab untuk menghargai jasa atu prestasi dari seseorang yang masih hidup dapat dilakukan dengan bentuk lain, artinya tidaklah berlebihan kiranya bila hal ini perlu dicegah.

b. Tidak bertentangan dengan pancasila, yang dimaksudkan agar pemberian nama dan sebagainya itu tidak bertentangkan dengan prinsip2 ajaran pancasila yang telah menjadi palsapah dan ideology Negara dan bangsa Indonesia. Misalnya, pancasila menghendaki adanya persatuan seluruh rakyat Indonesia, kalu sampai terjadi pemberian nama yang dapat menimbulkan perpecahan dari keseluruhan hidup, maka berarti bahwa hal itu bertentangan dengan pancasila.

c. Bertentangan dengan norma2 kesopanan, kesusilaan dan agama hal itu cukup jelas, dimana peranan norma2

(8)

yang masih hidup dilingkungan masyarakat Indonesia yang tidak tertulis tetapi hidup.

Pasal : 4 : (1) Kita tahu bahwa pemberian nam jalan atau taman dilingkungan suatu desa pertama-tama diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat didalam desa itu sendiri dan menjadi kewajiban Pemerintah Daerah Kabupaten untuk memberikan pengertian kepada desa yang bersangkutan bahwa masalah nama itu juga untuk kepentingan masyarakat dari desa yang lain,karenanya disyaratkan pengesahannya oleh Pemerintah Tingkat Kabupaten, agar didalam kesempatan musyawarah desa yang lain atau rapat negara dapat diumumkan. (2) Ini terbatas kepada jalan, taman,lapangan yang pengurusannya langsung dilakukan oleh dinas pekerjaan umum kabupaten, sebab disamping kepentingan hubungan dan perhubungan “ nama” ini mempunyai arti lain dibidang tata laksana dan tata – Usaha hubungannya dengan pembuatan, pemeliharaannya.

Didalam ayat ini prosesnya perlu ditempuh melalui siding paripurna, karena penggunaannya menyangkut kepentingan umum seluruh rakyat dan menurut pendapat Dewan bahwa masalah ini memerlukan persetujuannya. Adapun sumber pengusulannya biasa datang dari kedua belah pihak, baik fihak legislatip maupun pihak exekutip anggauta masyarakatpun secara langsung dapat menyampaikan usulnya melalui DPRD maupun staf Pemda yang selanjutnya akan diproses berdasarkan tata-tertib.

(3) Tidak melepaskan pula hak2 atas tanah yang diatur Undang-undang No.5 tahun 1960 tentang Undang2 pokok Agraria, kepada perorangan yang mendapatkan hak2 berdasarkan Undang2 itu dan peraturan pelaksanaannya, diberikan hak untuk mengusulkan penamaan terhadap bagian2 daripada hak yang diperolehnya. Berdasarkan Undang2 campur tangan pemerintah dalam hal ini kembali kepada masalah kepentingannya perorangan atau perusahaan semata2, maka pengesahannyapun memerlukan keputusan dari pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Garut

(9)

(4) Ayat ini menegaskan, bentuk apa kiranya yang akan dipakai untuk menuangkan pemberian atau perobahan lama ini jelas cukup dengan surat b.keputusan Pemerintah Daerah. Apakah surat keputusan ini datangnya dar Bupati Kepala Daerah atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,kedua-duanya mempunyai nilai hukum yang sama, karena semua keputusan Pemerintah Pemerintah Daerah adalah merupakan keputusan suatu kesatuan lembaga,baik Bupati Kepala Daerah dan DPRD merupakan unsur2 kesatuan lembaga itu. Masalah ini hanyalah masalah masalah administrative belaka, kalaupun itu merupakan SK Bupati-pun memerlukan konsideran “ atas pertesujuan DPRD” jugab sebaliknya Dewan-pun didalam keputusannya tidak dapat melampaui Bupati Kepala Daerah, ini tercermin didalam pasal 8 Undang2 No. 18 tahun 1965 yang dapat kita ketahui dari penjelasannya, dimana menitikberatkan Bupati Kepala Daerah merupakan “ Penanggung jawab umum didaerah “ dihubungkan dengan pasal 5 (1) Undang2 tersebut Pemerintah Daerah merupakan satu kesatuan Lembaga. Pasal : 5. Cukup Jelas.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Jika di dalam suatu graph G terdapat lintasan yang tunggal di antara setiap dua verteks berbeda, maka G adalah pohon... Bukti

Analisa deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan mengambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel dan grafis (Nursalam, 2003), salah

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa upaya-upaya pihak terkait dalam penerbitan sukuk ijarah agar sukuk tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Berdasarkan uraian diatas maka bisa dilihat bahwa tiga faktor yaitu efektivitas kepemimpinan, efikasi diri dan toleransi terhadap stres merupakan faktor yang sangat penting

Kurangnya keterampilan sosial emosional ini terlihat dari kurangnya kesadaran anak untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, kurangnya empati atau bersifat

Akan tetapi pengelolaan total quality manajemen di pesantren tersebut berjalan baik sehingga kualitas mutu pendidikan berjalan sesuai dengan standar dan mengikuti kurikulum

“Merarik sendiri masih dilakukan oleh suku sasak karena tradisi ini menyimbolkan keseriusan lelaki kepada pihak perempuan untuk menjalani hidup ke jenjang yang lebih

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan perumusan masalahnya yaitu: Apakah ada perbedaan minat belajar PKn siswa yang