• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING

DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

Periode 1 Juli – 17 Oktober 2014

Disusun sebagai syarat ujian

Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling

Dosen Pembimbing Lapangan : Eva Imania Eliasa, M.Pd

Disusun oleh : Lisa Widyastuti

11104241067

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

i

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING

DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA Periode 1 Juli – 17 Oktober 2014

Disusun sebagai syarat ujian

Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling

Dosen Pembimbing Lapangan : Eva Imania Eliasa, M.Pd

Disusun oleh : Lisa Widyastuti

11104241067

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa:

Nama : Lisa Widyastuti

NIM : 11104241067

Jurusan : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Prodi : Bimbingan dan Konseling

Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan

Telah melaksanakan kegiatan PPL di SMK N 3 Yogyakarta, dari tanggal 01 Juli - 17 Oktober 2014, dan telah menyelesaikan program-program yang direncanakan baik kelompok maupun individu. Hal kegiatan lengkap tercantum dalam laporan ini.

Yogyakarta, 17 Oktober 2014 Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan PPL UNY 2014

Eva Imania Eliasa, MPd NIP. 197507172007042001

Guru Pembimbing Sekolah SMK N 3 Yogyakarta Dwi Noviyati, S.Pd NIP. 19821130 201001 2 020 Koordinator PPL SMK N 3 Yogyakarta Drs. Heru Widada NIP. 19630522 198703 1 005

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 3 Yogyakarta dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan laporan pelaksanaannya dapat terselesaikan dengan baik.

Pada dasarnya penyusunan laporan ini merupakan gambaran dari kegiatan PPL yang dilakukan penyusun serta untuk memenuhi syarat pelaksanaan ujian PPL Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa UNY pada program S1. Kegiatan PPL telah dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan mulai tanggal 1 Juli 2014 sampai 17 Oktober 2014. Dalam kurun waktu tersebut penyusun telah melaksanakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling di SMK Negeri 3 Yogyakarta.

Sebagai ungkapan syukur, tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak atas dukungan dan kerja sama baik secara material, tenaga, maupun moral. Dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, MA selaku rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

2. LPPM Universitas Negeri Yogyakarta selaku penanggung jawab kegiatan PPL yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, serta bekal pengetahuan dan keterampilan.

3. Ibu Eva Imania Eliasa, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) PPL BK yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan selama proses pelaksanaan dan penyusunan laporan PPL.

4. Bapak Drs. Aruji Siswanto selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Yogyakarta yang telah memberikan izin dan menyediakan fasilitas kepada praktikan untuk melakukan kegiatan PPL BK di SMA Negeri 3 Yogyakarta. 5. Ibu Dwi Noviyati, S.Pd selaku guru pembimbing lapangan praktikan yang

dengan kesabaran membimbing penyusun untuk melaksanakan tugas layanan bimbingan dan konseling dengan penuh tanggung jawab di SMK Negeri 3 Yogyakarta. Terima kasih atas semua dorongan dan arahannya, serta kesabarannya yang diberikan pada praktikan selama ini.

6. Bapak/Ibu guru serta seluruh karyawan SMK Negeri 3 Yogyakarta yang banyak membantu pelaksanaan PPL BK.

(5)

v

7. Adiati Mustikaningsih sebagai partner sekaligus sahabat yang saling mendukung, membantu, dan menyemangati.

8. Seluruh siswa siswi SMK Negeri 3 Yogyakarta yang telah berbaik hati menerima penyusun sebagai praktikan Bimbingan dan Konseling.

9. Bapak dan ibu yang selalu setia memberikan semangat dan dukungan serta doa yang selalu membuat penyusun bahagia.

10. Teman-teman kelompok KKN-PPL yang telah bersama-sama berjuang, saling memberikan motivasi, bahu-membahu selama kegiatan KKN-PPL walau harus dilalui dengan suka duka.

11. Serta pihak-pihak yang telah banyak membantu yang tak bisa penyusun sebutkan satu per satu.

Penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam pelaksanaan program PPL serta dalam penyusunan laporan ini. Untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Yogyakarta, 17 Oktober 2014 Penyusun

(6)

v DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR... ... iv

DAFTAR ISI ... v

ABSTRAK ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Lapangan ... 1

B. Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan... 2

C. Tempat dan Subyek Praktik Pengalaman Lapangan. ... 2

D. Materi Praktik yang Dilaksanakan ……… 8

BAB II PELAKSANAAN A. Praktik Persekolahan ... 11

B. Praktik Bimbingan dan Konseling di Sekolah ... 11

C. Hambatan dan Solusi ………. 23

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan……… 26

B. Saran ……….. 26

DAFTAR PUSTAKA ... 28

(7)

v

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

Oleh: Lisa Widyastuti

ABSTRAK

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di Sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat intrakurikuler sehingga harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling. Kegiatan ini dalam rangka peningkatan ketrampilan dan pemahaman mengenai berbagai aspek kependidikan dan pemberian berbagai bentuk program layanan bimbingan dan konseling yang dapat diberikan oleh seorang guru pembimbing, dalam rangka memenuhi persyaratan pembentukan tenaga kependidikan yang bertugas memberikan layanan bimbingan di sekolah yang profesional.

Pelaksanaan program PPL dimulai dari tanggal 1 Juli sampai dengan 17 Oktober 2014. Selama kegiatan, praktikan melaksanakan berbagai program kerja yang bertujuan untuk memfasilitasi proses bimbingan dan pengoptimalan potensi siswa. Pada realisasinya kegiatan berjalan sesuai dengan target yang sudah direncanakan. Kegiatan PPL ini dilaksanakan pada saat istirahat atau meminta jam kelas dikarenakan tidak ada jam masuk kelas khusus BK.

Program yang diselenggarakan pada kegiatan PPL, disusun untuk mengoptimalkan perkembangan dan potensi yang dimiliki siswa. Selain itu, juga untuk melatih praktikan sebelum terjun ke lapangan kerja nantinya. Dengan demikian, praktikan memiliki keterampilan dalam menangani berbagai tugas sebagai calon guru pembimbing khususnya dan tenaga kependidikan pada umumnya, mengatur program bimbingan dan konseling, dan memberikan layanan bimbingan dan konseling dalam setting sekolah sehingga menghasilkan input dan output yang andal.

(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Lapangan

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di Sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat intrakurikuler sehingga harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling. Kegiatan ini dalam rangka peningkatan ketrampilan dan pemahaman mengenai berbagai aspek kependidikan dan pemberian berbagai bentuk program layanan bimbingan dan konseling yang dapat diberikan oleh seorang guru pembimbing, dalam rangka memenuhi persyaratan pembentukan tenaga kependidikan yang bertugas memberikan layanan bimbingan di sekolah yang profesional.

Kegiatan PPL meliputi kegiatan pra PPL dan PPL. Kegiatan pra PPL meliputi mengikuti kegiatan sosialisasi melalui mata kuliah Praktikum Mikro Konseling, Praktikum Konseling Individual, Praktikum BK Pribadi, Praktikum BK Sosial, PPL 1 dan Observasi di SMK Negeri 3 Yogyakarta pada bulan Maret.

Program studi Bimbingan dan Konseling mempunyai tugas menyiapkan dan menghasilkan guru pembimbing yang memiliki nilai dan sikap serta pengetahuan dan ketrampilan yang profesional. Dengan kemampuan tersebut diharapkan alumni program studi bimbingan dan konseling dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya kelak sebagai guru pembimbing dalam rangka membantu tercapainya tujuan pendidikan.

Oleh karena itu dalam rangka menyiapkan tenaga kependidikan (guru pembimbing) yang profesional tersebut program studi bimbingan dan konseling membawa mahasiswa kepada proses pembelajaran yang dilakukan baik melalui bangku kuliah maupun melalui berbagai latihan, yang antara lain berupa praktek pengalaman lapangan. Untuk melaksanakan hal tersebut mahasiswa diterjunkan ke sekolah dalam jangka waktu tertentu untuk mengamati, mengenal dan mempraktekan semua kompetensi yang layak atau wajib dilakukan oleh seorang guru pembimbing yang sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga profesional dalam bidang bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan.

(9)

2

B. Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling

Praktek bimbingan dan konseling di sekolah dimaksudkan agar mahasiswa dapat mempraktekkan teori yang diperoleh selama kuliah, sehingga memperoleh ketrampilan khusus sesuai dengan keahlian dalam profesi bimbingan dan konseling. Dengan kata lain, praktek bimbingan dan konseling memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan semua kompetensi yang telah dimiliki di bawah arahan guru dan dosen pembimbing.

PPL BK di sekolah bertujuan agar mahasiswa memperoleh pengalaman faktual khususnya tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, dan umumnya tentang proses pembelajaran siswa serta kegiatan-kegiatan kependidikan lainnya, sehingga mahasiswa dapat menggunakan pengalamannya sebagai bekal untuk membentuk profesi konselor di sekolah (guru pembimbing) yang profesional.

C. Tempat dan Subjek Praktik Pengalaman Lapangan

Pelaksanaan PPL Bimbingan dan Konseling di sekolah ditempatkan di sekolah-sekolah di dalam koordinasi Dinas Pendidikan Nasional Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengaturan tempat PPL lebih rinci dikelola oleh Program Studi Bimbingan dan Konseling, sedangkan penempatan mahasiswa ditentukan sendiri oleh mahasiswa bersangkutan melalui sistem

on line di bawah koordinasi LPPMP. Berdasarkan hasil tersebut, praktikan

ditempatkan di SMK Negeri 3 Yogyakarta sebagai tempat diselenggarakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Kemudian subjek praktik adalah siswa-siswi SMK Negeri 3 Yogyakarta.

Waktu pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) adalah mulai tanggal 2 Juli – 17 Oktober 2014. Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan pada tanggal 2 Februari sampai 15 Maret 2014, SMK Negeri 3 Yogyakarta berlokasi di jalan RW. Mongonsidi No 2A, Jetis, Daerah Istimewa Yogyakarta. Observasi dilakukan dengan tujuan memperoleh gambaran tentang keadaan di lokasi sekolah baik menyangkut keadaan geografis, fisik maupun non fisik.

1. Kondisi Fisik Sekolah

Secara umum, SMK Negeri 3 Yogyakarta memiliki gedung sekolah permanen. Di dalam gedung itulah terdapat berbagai fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Fasilitas yang dimiliki

(10)

3

SMK Negeri 3 Yogyakarta dapat dikatakan baik dan layak untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar.

Adapun fasilitas atau sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 3 Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1) Ruang Kepala Sekolah dan Wakil 5

2) Ruang Guru 1

3) Ruang Pelayanan Administrasi 1

4) Ruang Perpustakaan 1

5) Ruang Unit Produksi 0

6) Ruang Pramuka, Koperasi dan UKS 2

7) Ruang Ibadah 2

8) Ruang Bersama 1

9) Ruang Kantin Sekolah 3

10) Ruang Toilet 22 11) Ruang Gudang 2 12) Ruang BP/BK 1 13) Ruang OSIS 1 14) Ruang Koperasi 2 15) Ruang UKS 1 16) Ruang Pramuka 1

17) Ruang Penjaga Sekolah 1

18) Ruang Kelas 46

19) Ruang Praktk/bengkel/Workshop 3

20) Ruang Lab. Fisika/Kimia/Biologi 1

21) Ruang Lab. Bahasa 5

22) Ruang Praktik Komputer 4

23) Ruang Lab. Multimedia 1

24) Ruang Praktik Gambar 1

25) Ruang Praktik Teknik Instalasi Tenaga Listrik 4

26) Ruang Praktik Teknik Pemesinan 2

27) Ruang Praktik Teknik Kendaraan Ringan 1

28) Ruang Praktik Teknik Audio-Video 4

29) RuangPraktik Teknik Komputer dan Jaringan 1

(11)

4 2. Kondisi Non Fisik Sekolah

Kondisi non fisik sekolah meliputi beberapa hal sebagai berikut :

a) Potensi Siswa

Total siswa yang ada di SMK Negeri 3 Yogyakarta adalah 1727 siswa. Jumlah siswa kelas X adalah 582siswa. Jumlah siswa kelas XI adalah 578 siswa, sedangkan jumlah siswa kelas XII adalah 567 siswa.

b) Potensi Guru

SMK Negeri 3 Yogyakartadikepalai oleh Drs. Aruji Siswanto. Terdapat sebanyak 185 guru yang mengajar di SMK Negeri 3 Yogyakarta. Jumlah guru yang memiliki status Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah sejumlah 141 guru. Sedangkan yangmemiliki status non PNS sejumlah 44 guru. Sebanyak 6 guru memiliki status kelulusan Diploma, 168 S1/D4 dan 11 orang guru lulusan S2.Dari sejumlah guru tersebut, sebanyak 142 orang guru yang telah sertifikasi. Guru-guru di sekolah ini memiliki profesionalitas yang tinggi dan rasa kekeluargaan yang begitu hangat sehingga tercipta suasana kerja yang kondusif. c) Tenaga kependidikan / Karyawan

Jumlah tenaga kependidikan atau tenaga pendukung di SMK Negeri 3 Yogyakarta sebanyak 49 orang. Terdapat 17 orang karyawan yang berstatus PNS, 32 orang yang berstatus non PNS. Sebanyak 38 orang lulusan SMA/SMK/Sederajat, 3 orang lulusan Diploma, 8 rang lulusan S1/D4.

d) OSIS

OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) merupakan organisasi resmi yang dikelola oleh sekolah yang terdiri dari pengurus dan Pembina serta pendukung lainnya. Kepengurusan OSIS dikelola sepenuhnya oleh siswa SMK Negeri 3 Yogyaarta. OSIS merupakan organisasi yang menaungi seluruh kegiatan Ekstrakurikuler. Semua kepengurusan ekstrakurikuler dikelola oleh OSIS. Sehingga osis terdiri dari beberapa sub bidang yang masing-masing bidang tersebut merupakan bidang ekstrakurikuler, yang terdiri dari :

(1) Bola Volly (2) Bola Basket (3) Sepak Bola (4) Tenis Meja (5) Bulu tangkis

(12)

5

(6) Tonti (7) Musik (8) Rohis

(9) PMR (Palang Merah Remaja) (10) Karate (11) Pencak Silat (12) Taekwondo (13) Pecinta Alam (14) Paduan Suara (15) English Club (16) Bahasa Asing (17) Robotik

Kesemua ekstrakurikuler tersebut dilaksanakan pada waktu selesai jam pelanjaran. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan pada hari senin sampai sabtu mulai pukul 15.00 – 17.00.

e) Bimbingan dan Konseling

Jumlah guru BK yang ada di SMK Negeri 3 Yogyakarta ada sebanyak 12 orang yang semuanya berlatar belakang pendidikan BK . Jam masuk kelas bagi guru BK tidak ada, sehingga pemberian layanan bimbingan dan konseling dilakukan pada sela-sela jam pelajaran dan pada jam kosong. Pemberian yang dilakukan mengikuti jam pelajaran biasa yaitu 1 x 40 menit. Media yang tersedia pada ruang BK yaitu mencakup data absensi siswa dan poster-poster yang mengarah pada bimbingan pribadi-sosial, belajar, dan karir. Terdapat kotak masalah di dekat ruang BK, tetapi tidak terpakai karena memang tidak pernah ada siswa yang mencoba untuk menggunakan kotak masalah tersebut. Papan Bimbingan di SMK Negeri 3 Yogyakarta sangatlah kurang rapi, sehingga untuk mengganti hal tersebut dari guru BK sendiri mempunyai web untuk menuliskan layanan-layanan informasi untuk para siswa.

f) Administrasi (karyawan, sekolah, dinding

Alur kerja dari administrasi yaitu pertama-tama ada perintah dari Dinas, kemudian sekolah melaksanakan perintah dari dinas tersebut sesuai dengan surat perintahnya.Tugas / Agenda tugas rutin tiap tahun antara lain AGB( Kenaikan Gaji Pegawai ), KP4( Tunjangan keluarga ), Pembuatan SK, menangani karyawan baru. Sedangkan untuk

(13)

6

cakupan kerja dari Administrasi Kepegawaian mulai dari pelaksana kepegawaian, ketenagakerjaan, administrasi kesiswaan, serta toolman. Pada administrasi persuratan terdapat beberapa tugas diantaranya legalisir surat Keterangan, dll; mengagendakan surat yang masuk;undangan rapat (komite, intern, dll). Dan semua persuratan yang masuk harus lewat administrasi persuratan. Sedangkan tugas adminisrasi keuangan adalah Menangani keuangan disekolah, mulai dari sumber dana APBM (dengan BOS), APBD Kota (dengan BOP), dan uang Komite (spp/ dari orangtua siswa). Uang komite sekolah adalah 40 Ribu/bulan. Prinsip dari uang komite/spp adalah Uang dari siswa (Spp) kembali pada siswa. Fasilitas (pemeliharaan/ perbaikan/pengadaan yang sifatnya bukan inventaris sembernya dari APBD/ APBN, sekolah hanya membuat proposal pengajuan untuk mengajukan dana tersebut.

3. Ekstrakulikuler

Setiap ekstra kurikuler mempunyai seorang pembina yang memiliki kemampuan untuk membimbing dan menilai murid di dalam kegiatan ekstra kurikuler. Sebagian besar pembina didatangkan dari luar sekolah. Untuk ekstra seni musik dan bola voli, pembinanya adalah guru di SMK Negeri 3 Yogyakarta.

Peserta ekstra kurikuler adalah siswa kelas X dan XI. Siswa kelas XII tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler sebab berkonsentrasi menghadapi Ujian Nasional. Untuk kelas X diwajibkan mengikuti minimal satu kegiatan ekstra kurikuler. Sedangkan kelas XI diberi kebebasan untuk mengikuti ekstra kurikuler atau tidak. Pada kenyataannya sebagian besar siswa mengikuti kegiatan ekstra kurikuler lebih dari satu.

Kegiatan ekstra kurikuler mempunyai pengaruh terhadap nilai kepribadian siswa di dalam rapor. Partisipasi dan keaktifan siswa menjadi dasar penilaian oleh masing-masing pembina. Di dalam rapor, hanya satu nilai yang dicantumkan. Apabila ada siswa yang mengikuti ekstra kurikuler lebih dari satu, maka wali kelas akan mencantumkan nilai yang terbaik.

Kegiatan ekstra kurikuler di SMK Negeri 3 Yogyakarta sebagian besar memiliki prestasi. Prestasi di tingkat nasional antara lain juara II robotik yang diikuti oleh ekstrakulikuler robotik. Tim Tonti secara rutin

(14)

7

mengikuti pasukan pengibar bendera di tingkat Jetis. Dan masih banyak prestasi-prestasi lainnya.

4. Observasi Bimbingan Klasikal dan Observasi Peserta Didik

Observasi bimbingan klasikal dan observasi peserta didik dilakukan di dalam kelas pada saat proses bimbingan berlangsung. Observasi ini bertujuan untuk mengamati kegiatan bimbingan serta interaksi yang dilakukan oleh seorang pendidik dan peserta didik di dalam kelas. Dari hasil observasi bimbingan klasikal dan observasi peserta didik, praktikan mendapatkan informasi mengenai cara seorang pembimbing memberikan bimbingan dan mengelola kelas secara baik. Selain melakukan observasi bimbingan klasikal dan observasi peserta didik, praktikan juga melakukan observasi terhadap perangkat bimbingan yang dibuat oleh guru sebelum kegiatan bimbingan klasikal dilaksanakan.

Beberapa hal yang menjadi sasaran utama dalam observasi proses layanan bimbingan klasikal yaitu:

1. Cara membuka pelajaran a. Cara penyajian materi

b. Teknik layanan yang digunakan oleh guru BK c. Penggunaan bahasa

d. Gerak

e. Cara memotivasi siswa f. Teknik bertanya

g. Teknik penguasaan kelas h. Penggunaan media i. Bentuk dan cara evaluasi j. Cara menutup layanan klasikal

2. Perilaku siswa pada saat mengikuti layanan klasikal. a. Keaktifan siswa dalam kelas

b. Perhatian siswa terhadap materi c. Keberanian berpendapat

d. Menghormati pendapat orang lain

e. Menghormati pembimbing saat memberi bimbingan f. Ketepatan waktu menyelesaikan tugas

g. Kerapihan pakaian h. Sopan santun

(15)

8

3. Perilaku siswa di luar kelas

Perilaku siswa di luar kelas mencakup segala aktivitas yang dilakukan siswa baik kelakuan, kerapian, ketertiban, pelaksanaan kegiatan ekstrakutikuler, dll.

4. Administrasi layanan BK

Sedangkan data-data yang di observasi oleh mahasiswa praktikan yaitu:

a. Program tahunan b. Program semester c. Program bulanan d. Program mingguan e. Alat pengumpul data

f. Data-data Bimbingan dan Konseling

D. Materi Praktik yang akan Dilaksanakan

Berdasarkan analisis situasi tersebut dan need assessment yang telah dilakukan praktikan pada bulan Februari 2014 maka dapat dirumuskan rancangan program kerja yang akan dilaksanakan praktikan selama PPL berlangsung. Program kerja PPL program studi bimbingan dan konseling yang direncanakan adalah sebagai berikut :

1. Layanan Dasar

a. Bimbingan Klasikal

Bimbingan klasikal memungkinkan praktikan memberikan bimbingan kepada sejumlah siswa pada suatu kelas. Materi yang akan dilaksanakan praktikan adalah sebagai berikut:

1) Bullying?? It’s No!! 2) Gaya Belajarku.

3) Tips Menghadapi Wawancara Kerja 4) Pacaran Sehat

5) Masa Depanku b. Layanan Orientasi

Layanan orientasi bertujuan agar peserta didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru terutama lingkungan sekolah, untuk mempermudah atau memperlancar berperannya mereka di lingkungan baru tersebut. Materi Layanan orientasi yang dilakukan adalah mengenai :

(16)

9

1) Berkenalan dengan Asyik dan Menyenangkan yang dilaksanakan di kelas dengan tepuk konsentrasi pada saat MOPDB.

c. Layanan Informasi

Materi Layanan informasi yang disampaikan secara tidak langsung adalah:

1) Stop Bullying!!

Materi ini disampaikan kepada siswa melalui leaflet sebagai media bimbingan. Materi ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menghindari tindakan bullying sehingga hubungan sosial dalam sekolah berjalan dengan sehat.

2) Mengelola Keuangan

Materi ini disampaikan kepada siswa melalui leaflet sebagai media bimbingan. Materi ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mengelola uang dengan baik. Sehingga mereka tidak boros dan mempunyai kesadaran akan pentingnya mengelola uang.

3) Kreativitas dan Inovasi

Materi ini desampaikan kepada siswa melalui poster. Pesan tersebut diharapkan dapat memberikan dorongan kepada siswa bahwa mereka harus memiliki pemikiran yang kreatif dan inovatif. d. Bimbingan Kelompok

Praktikan akan memberikan layanan bimbingan kelompok mengenai bidang bimbingan pribadi. Bimbingan kelompok bersifat preventif.

e. Layanan Pengumpulan Data

Layanan pengumpulan data dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik (baik secara individual maupun kelompok) guna membantu praktikan dalam memberikan layanan, keterangan tentang lingkungan peserta didik ini dilaksanakan melalui :

1) Daftar Cek Masalah (DCM)

DCM akan dilakukan sangat awal, hasil DCM akan digunakan sebagai acuan penyususnan program layanan BK.

2) Inventori Tugas Perkembangan (ITP)

Seperti DCM, ITP akan dilakukan sangat awal, hasil ITP akan digunakan sebagai acuan penyususnan program layanan BK.

(17)

10

3) Sosiometri

Sosiometri dilakukan setelah memasuki tahun ajaran baru guna melihat sebaran interaksi sosial yang ada diantara siswa.

4) Angket Karir

Angket Karir dilakukan bersamaan dengan saat melakukan Sosiometri

2. Layanan Responsif

Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang mengahadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.

a. Konseling Individual

Praktikan akan memberikan layanan konseling individual mengenani 4 bidang bimbingan yaitu pribadi, sosial, belajar, dan karir. Hal ini menyesuaikan kebutuhan dan masalah yang dihadapi siswa. b. Konseling kelompok

Praktikan akan memberikan layanan konseling kelompok mengenai 4 bidang bimbingan yaitu pribadi, sosial, belajar, dan karir serta menyesuaikan kebutuhan dan masalah yang dihadapi siswa. c. Kolaborasi dengan Orangtua Siswa

Pelaksanaan kolaborasi dengan orangtua akan dilakukan oleh praktikan menyesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh siswa.

d. Perencanaan Individual

Layanan perencanaan individual yang akan diberikan cenderung kepada layanan dalam bentuk konsultasi terkait penjurusan dan kelanjutkan studi. Selain itu praktikan akan memberikan layanan perencanaan individual mengenai memantapkan karir siswa dengan bimbingan klasikal.

(18)

11 BAB II

PELAKSANAAN PPL

A. Praktik Persekolahan

Praktik persekolahan yang dilaksanakan adalah berupa praktik di sekolah yang secara tidak langsung berhubungan dengan Bimbingan dan Konseling. Praktik persekolahan yang dilakukan praktikan selama PPL antara lain:

1. Pendaftaran dan penerimaan peserta didik baru 2. Pelaksanaan MOPDB

3. Mengolah ITP, DCM, sosiometri dan angket karir 4. Pembuatan poster dan leaflet

5. Entry Data Dapodik

B. Praktik Bimbingan dan Konseling di Sekolah

1. Assesmen Perkembangan Siswa

Dalam pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 3 Yogyakarta Tahun 2014 menggunakan asesmen pengumpulan data diantaranya sebagai berikut:

a. Daftar Cek Masalah

Daftar Cek Masalah merupakan salah satu metode pengumpulan data siswa. Daftar cek masalah (DCM) dilakukan guna menemukan masalah yang pernah atau sedang dialami oleh siswa serta sebagai pedoman dalam penyusunan program bimbingan dan konseling. Dari hasil analisis DCM dijadikan program kerja bimbingan dan konseling selama PPL di SMK Negeri 3 Yogyakarta.

b. Inventori Tugas Perkembangan

Inventori Tugas Perkembangan merupakan salah satu metode pengumpulan data siswa. ITP dilakukan guna menemukan masalah yang kemungkinan dialami oleh siswa dilihat dari sisi pemenuhan tugas perkembangannya. Dari hasil analisis ITP dijadikan program kerja bimbingan dan konsling slama PPL di SMK Negeri 3 Yogyakarta.

c. Sosiometri

Sosiometri merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan yang ada diantara anggota dalam suatu kelompok.

(19)

12

d. Angket Karir

Angket Karir merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui arah pilih karir siswa setelah lulus dari sekolah.

Materi praktik bimbingan dan konseling di sekolah tidak dapat lepas dari kegiatan atau kerangka kerja Bimbingan dan Konseling di sekolah. Dengan demikian, praktik bimbingan dan konseling disesuaikan dengan kerangka kerja atau program bimbingan dan konseling di sekolah tempat praktik serta disesuaikan dengan penilaian kebutuhan lingkungan dan penilaian kebutuhan perkembangan konseli.

Selama melakukan praktik di SMK Negeri 3 Yogyakarta, praktikan melaksanakan bimbingan langsung berupa bimbingan klasikal sebanyak 4 kali, bimbingan kelompok sebanyak 2 kali, konseling individu sebanyak 2 kali, konseling kelompok sebanyak 1 kali, serta bimbingan tidak langsung berupa 2 leaflet, dan 1 poster bimbingan.

2. Layanan Dasar

Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan persiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya.

a. Bimbingan Klasikal

Bimbingan klasikal adalah bimbingan yang diberikan praktikan kepada peserta didik secara langsung di kelas. Bimbingan dengan cara ini memungkinkan praktikan memberikan bimbingan kepada sejumlah siswa. Materi bimbingan klasikal yang dilaksanakan praktikan sebagai:

6) Bullying?? It’s No!! 7) Gaya Belajarku

8) Tips Menghadapi Wawancara Kerja 9) Pacaran Sehat

10) Merangkai Masa Depan

Bimbingan Konseling di SMK Negeri 3 Yogyakarta tidak memiliki jam masuk kelas sehingga praktikan mengalami kesulitan dalam masuk kelas. Untuk dapat masuk kelas memberikan bimbingan klasikal praktikan harus meminta jam kepada guru mata pelajaran. Praktik bimbingan klasikal yang telah dilakukan praktikan yaitu :

(20)

13

Bentuk : Brainstorming Sasaran : Siswa kelas XI

Materi : Bullying?? It’s No !!! Pelaksanaan : Kelas XI TP 1 dan TP 2

Pendukung : Materi tentang apa itu bully, berbagai macam bentuk bully, sebab – akibat bully, dan solusi untuk mencegah bully.

Penghambat : Ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan. Solusi : Meskipun ada beberapa siswa yang kurang

memperhatikan namun dengan banyaknya siswa yang bertanya maka dapat menarik minat siswa yang kurang memperhatikan kembali fokus.

Pemilihan materi dalam bimbingan klasikal yang dilakukan di kelas XI TP 1 dan XI TP 2 didasarkan pada hasil observasi yang telah praktikan lakukan sebelum melaksanakan PPL. Agar tindak bullying tidak menjadi kebiasaan di dalam hubungan pertemanan mereka maka praktikan memberikan penjelasan tentang bullying dan dampaknya terhadap kehidupan mereka secara pribadi dan sosial.

Pada saat memperoleh bimbingan, siswa tergolong aktif dan banyak yang tertarik untuk bertanya. Diakhir bimbingan praktikan bersama dengan siswa melakukan evaluasi dengan cara menyimpulkan bersama hasil pertemuan. Terakhir, praktikan menawarkan layanan konseling individu bagi siswa yang ingin berbagi masalah dengan praktikan maupun konselor sekolah.

2) Bimbingan klasikal 2

Bentuk : Diskusi dan Tanya Jawab Sasaran : Siswa kelas XI

Materi : Gaya Belajarku Pelaksanaan : Kelas XI TP 4

Pendukung : Materi tentang gaya belajar siswa

Penghambat : Ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan. Solusi : Meskipun ada beberapa siswa yang kurang

memperhatikan, namun ketika diputarkan video motivasi siswa dapat kembali memperhatikan. Pemilihan materi dalam bimbingan klasikal yang dilakukan di kelas XI TP 4 didasarkan pada analisis ITP dan DCM yang

(21)

14

menunjukkan bahwa mereka kurang bisa menemukan cara belajar yang efekif bagi diri mereka sendiri. Agar siswa dapat menemukan gaya belajar yang efektif maka praktikan memberikan penjelasan tentang gaya belajar dan bersamaan dengan itu mereka dapat mengkira-kira apa gaya belajar mereka.

Pada saat memperoleh bimbingan, siswa tergolong kurang aktif, dan hanya sedikit yang bertanya. Diakhir bimbingan praktikan bersama dengan siswa melakukan evaluasi dengan cara menyimpulkan bersama hasil pertemuan. Terakhir, praktikan menawarkan layanan konseling individu bagi siswa yang ingin berbagi masalah dengan praktikan maupun konselor sekolah.

3) Bimbingan klasikal 3

Bentuk : Diskusi, Tanya Jawab dan Praktik Langsung Sasaran : Siswa kelas XI

Materi : Tips Menghadapi Wawancara Kerja Pelaksanaan : Kelas XI TP 1 dan XI TP 4

Pendukung : Materi tentang tips menghadapi wawancara kerja Penghambat : Ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan. Solusi : Meskipun ada beberapa siswa yang kurang

memperhatikan, namun ketika diputarkan video motivasi siswa dapat kembali memperhatikan. Pemilihan materi dalam bimbingan klasikal yang dilakukan di kelas XI TP 1 dan XI TP 4 didasarkan pada analisis ITP, DCM dan rekomendasi dari guru pembimbing yang menunjukkan bahwa mereka membutuhkan gambaran dan bekal untuk menghadapi wawancara kerja karena sesuai dengan kebutuhan mereka yang notabene akan melanjutkan kerja setelah lulus dari SMK. Agar siswa dapat memiliki gambaran dan bekal tentang wawancara kerja maka praktikan memberikan materi Tips Wawancara Kerja dan sedikit langsung praktik bersama siswa.

Pada saat memperoleh bimbingan, siswa tergolong aktif walaupun hanya sedikit yang bertanya. Diakhir bimbingan praktikan bersama dengan siswa melakukan evaluasi dengan cara menyimpulkan bersama hasil pertemuan. Terakhir, praktikan menawarkan layanan konseling individu bagi siswa yang ingin berbagi masalah dengan praktikan maupun konselor sekolah.

(22)

15

4) Bimbingan klasikal 4

Bentuk : Diskusi dan Tanya Jawab Sasaran : Siswa kelas XI

Materi : Pacaran Sehat Pelaksanaan : Kelas XI AV 1

Pendukung : Materi tentang pacaran yang sehat

Penghambat : Ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan. Solusi : Meskipun ada beberapa siswa yang kurang

memperhatikan, namun ketika diputarkan video motivasi siswa dapat kembali memperhatikan. Pemilihan materi dalam bimbingan klasikal yang dilakukan di kelas XI AV 1 didasarkan pada tugas perkembangan remaja yang mana telah mengenal msalah cinta dan mempersiapkan diri untuk dapat menjalin suatu hubungan percintaan. Agar siswa dapat terhindar dari hal yang tidak diinginkan maka praktikan memberi materi tentang pacaran yang sehat.

Pada saat memperoleh bimbingan, siswa tergolong sebagian saja yang aktif, dan hanya sedikit yang bertanya. Diakhir bimbingan praktikan bersama dengan siswa melakukan evaluasi dengan cara menyimpulkan bersama hasil pertemuan. Terakhir, praktikan menawarkan layanan konseling individu bagi siswa yang ingin berbagi masalah dengan praktikan maupun konselor sekolah.

5) Bimbingan klasikal 5

Bentuk : Diskusi, Tanya Jawab dan Membuat Career Map Sasaran : Siswa kelas XI

Materi : Masa Depanku

Pelaksanaan : Kelas XI AV 1

Pendukung : Materi tentang merancang masa depan sebaik mungkin

Penghambat : Ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan. Solusi : Meskipun ada beberapa siswa yang kurang

memperhatikan, namun ketika diputarkan video motivasi siswa dapat kembali memperhatikan. Pemilihan materi dalam bimbingan klasikal yang dilakukan di kelas XI AV 1 didasarkan pada analisis kebutuhan siswa yang mana menunjukkan bahwa siswa belum tahu mereka akan melakukan apa setelah lulus dari SMK, maka praktikan memberikan materi tentang

(23)

16

merangkai masa depan dan membuat Carrer Map. Agar siswa dapat menemukan tujuan hidup mereka dan akan semakin mantap dengan digambarkan dalam sebuah bentuk Career Map.

Pada saat memperoleh bimbingan, siswa tergolong kurang aktif, dan hanya sedikit yang bertanya. Diakhir bimbingan praktikan bersama dengan siswa melakukan evaluasi dengan cara menyimpulkan bersama hasil pertemuan. Terakhir, praktikan menawarkan layanan konseling individu bagi siswa yang ingin berbagi masalah dengan praktikan maupun konselor sekolah.

b. Layanan Orientasi

Layanan orientasi merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru terutama lingkungan sekolah, untuk mempermudah atau memperlancar berperannya mereka di lingkungan baru tersebut. Materi Layanan orientasi yang diberikan praktikan kepada peserta didik adalah mengenai :

1) Berkenalan dengan Asyik dan Menyenangkan yang dilaksanakan di kelas-kelas dengan tepuk konsentrasi pada saat technical meeting Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB).

Materi yang diberikan dalam layanan orientasi ini adalah bagaimana menumbuhkan dinamika kelompok pada kelas X yang belum saling mengenal serta mengenalkan konselor sekolah kepada siswa.

1) Layanan Orientasi 1

Bentuk : Tepuk Konsentrasi Sasaran : Siswa kelas X

Materi : Berkenalan dengan semua teman sekelas Pelaksanaan : Kelas X KR 3

Pendukung : Siswa antusias mengikuti permainan yang diberikan praktikan.

Penghambat : Siswa mengeluh lelah dan enggan berdiri.

Solusi : Praktikan memberi semangat dan memotivasi siswa dengan bertepuk tangan dan membaur ke barisan bangku siswa.

Praktikan mendapat kesempatan untuk memberikan layanan ini saat acara Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB). Praktikan yang saat itu ikut mendampingi kelas-kelas dan mendapat kesempatan untuk mengajak siswa bermain game yang membuat mereka harus

(24)

17

saling berkenalan sehingga selanjutnya dapat berinteraksi dengan lebih baik dan munculnya dinamika di kelas.

Pada saat mendapatkan layanan siswa ada yang malas-malasan namun praktikan berbaur dan mendekati siswa satu persatu maka siswa dapat terpancing untuk bersemangat.

c. Layanan Informasi

Maksud dari layanan informasi adalah suatu materi kegiatan yang berupa informasi atau keterangan yang akan disampaikan kepada siswa langsung maupun tidak langsung.

Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan anggota masyarakat. Materi Layanan informasi yang disampaikan secara tidak langsung adalah:

1) Stop Bullying!!

Materi ini disampaikan kepada siswa melalui leaflet sebagai media bimbingan. Materi ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menghindari tindak bullying. Sasarannya adalah siswa kelas XI, setiap siswa mendapatkan leaflet.

2) Mengelola Keuangan

Materi ini disampaikan kepada siswa melalui leaflet sebagai media bimbingan. Materi ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mengelola keuangan merka. Sasarannya adalah siswa kelas XI, setiap siswa mendapatkan leaflet

3) Kreativitas dan Inovasi

Materi ini desampaikan kepada siswa melalui poster. Pesan yang tertulis didalam poster adalah “Kreativitas adalah memikirkan hal-hal baru, Inovasi adalah melakukan hal-hal baru”. Pesan tersebut diharapkan dapat memberikan dorongan kepada siswa untuk dapat berfikir kreatif dan bertindak inovatif.

d. Bimbingan Kelompok

Praktikan memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik melalui kelompok-kelompok kecil Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini adalah masalah yang bersifat umum dan tidak rahasia, yaitu:

(25)

18

1) Bimbingan Kelompok 1

Bentuk : Ceramah dan Diskusi Sasaran : Siswa kelas XI Materi : Aku Percaya Diri Pelaksanaan : Kelas XI TP 1

Pendukung : Mengungkapkan apa yang mereka rasakan

Penghambat : Kegiatan yang dilakukan bersamaan dengan kelompok bimbingan praktikan lain sedikit mengganggu konsentrasi dari siswa bimbingan kelompok saya.

Solusi : Praktikan memberikan semangat dan memotivasi siswa.

Praktikan melakukan bimbingan kelompok 1 yang diikuti oleh 8 siswa. Kedelapan siswa ini merupakan siswa yang berasal dari kelas XI TP 1. Berdasarkan rekomendasi guru pembimbing karena belum menyebar DCM, praktikan bersama praktikan lain memecah suatu kelas menjadi beberapa kelompok untuk melaksanakan bimbingan. Metode yang dipakai dalam bimbingan kelompok ini adalah diskusi dan tanya jawab. Sasaran yang dituju oleh praktikan adalah siswa kelas XI yang terkadang masih kurang percaya diri. Tema dari bimbingan kelompok ini adalah “Aku Percaya Diri”.

Sebelum memulai pertemuan praktikan menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya bimbingan kelompok. Pada saat praktikan menyampaikan materi, siswa terlihat antusias mendengarkan materi yang disampaikan. Setelah materi selesai disampaikan, praktikan memberikan kesempatan para siswa untuk mengungkapkan tentang apa yang mereka rasakan dan pengalaman-pengalaman. Praktikan memberi respon secukupnya.

Pada bagian penutup, praktikan menjelaskan kesimpulan diskusi kemudian menawarkan jika ada yang mau konsultasi lebih lanjut maka dapat menemui praktikan atau konselor sekolah.

2) Bimbingan Kelompok 2

Bentuk : Diskusi dan Tanya Jawab Sasaran : Siswa kelas XI

Materi : Gaya Belajarku Pelaksanaan : Kelas XI TP 1

(26)

19

Pendukung : Materi gaya belajar dan pengungkapan siswa tentang hambatan mereka selama ini

Penghambat : Kegiatan dilakukan bersamaan dengan kelompok lain sehingga siswa kurang berkonsentrasi dan terkadang ada siswa kelompok lain yang masuk ke kelompok praktikan

Solusi : Praktikan memberikan semangat dan memotivasi siswa.

Praktikan melakukan bimbingan kelompok 2 yang diikuti oleh 7 siswa. Ketujuh siswa ini merupakan siswa yang berasal dari kelas XI TP 1, namun bimbingan kelompok 2 ini bukan merupakan tindak lanjut dari bimbingan kelompok 1 karena diikuti oleh siswa yang berbeda. Bimbingan kelompok dilakukan dalam bentuk diskusi kelompok yang dilaksanakan dengan praktikan lain dngan memecah kelas dalam beberapa kelomok kecil. Metode yang dipakai dalam konseling kelompok ini adalah diskusi dan tanya jawab. Sasaran yang dituju oleh praktikan adalah siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tema dari bimbingan kelompok ini adalah “Gaya Belajarku”.

Sebelum memulai pertemuan praktikan menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya bimbingan kelompok. Pada saat praktikan menyampaikan materi, siswa terlihat antusias mendengarkan materi yang disampaikan. Setelah materi selesai disampaikan, praktikan memberi kesempatan kepda siswa untuk mengungkapkan bagaimana kebiasaan belajar mereka selama ini dan mereka lebih paham dengan gaya yang bagaimana, kemudian praktikan memberikan respon dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan juga membantu untuk menemukan gaya belajar yang tepat untuk mereka.

Pada bagian penutup, praktikan menjelaskan kesimpulan diskusi kemudian menawarkan jika ada yang mau konsultasi lebih lanjut maka dapat menemui praktikan atau konselor sekolah.

e. Layanan Pengumpulan Data

Layanan ini bertujuan untuk menghimpun berbagai informasi tentang siswa untuk memudahkan dalam administrasi maupun kebutuhan tertentu serta untuk memahami siswa lebih dalam.

Layanan penghimpun data ini dilakukan melalui, inventori tugas perkembangan, angket sosiometri, daftar cek masalah dan angket karir. Selama layanan penghimpunan data ini berlangsung praktikan

(27)

20

berkolaborasi serta mendapatkan dukungan dari guru pembimbing dan rekan sesama PPL BK.

Tindak lanjut dari layanan penghimpun data ini digunakan untuk menentukan layanan yang sesuai diberikan kepada siswa.

1) Inventori Tugas Perkembangan

Pengisian ITP dilakukan pada awal masuk sekolah, karena saat itu KBM masih belum efektif dan banyak jam kosong, sehingga praktikan dan guru pembimbing memanfaatkan hal tersebut dengan baik. ITP ini diisi siswa kelas XI TP 2, XI TP 3, dan XI TP 4.

2) Daftar Cek Masalah

Pengisian DCM dilakukan pada awal masuk sekolah, karena saat itu KBM masih belum efektif dan banyak jam kosong, sehingga praktikan dan guru pembimbing memanfaatkan hal tersebut dengan baik. DCM ini diisi siswa kelas XI AV 2, XI TP 1 dan XI TP 2. 3) Sosiometri

Sosiometri dilakukan setelah memasuki tahun ajaran baru guna melihat sebaran interaksi sosial yang ada diantara siswa. Sebagai sampel, siswa kelas XI AV 2, XI TP 1, XI TP 2, XI TP 3 dan XI TP 4 mengisi angket sosiometri bersamaan saat mengisikan DCM dan ITP di masing-masing kelas.

4) Angket Karir

Angket Karir dilakukan setelah memasuki tahun ajaran baru guna melihat keinginan siswa setelah lulus sekolah akan melanjutkan studi atau bekerja. Sebagai sampel, siswa kelas XI AV 2, XI TP 1, XI TP 2, XI TP 3 dan XI TP 4 mengisi angket karir bersamaan saat mengisikan angket sosiometri, DCM dan ITP di masing-masing kelas. 3. Layanan Responsif

Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.

a. Konseling individual

Tujuan konseling individual adalah membantu siswa mengatasi atau memecahkan masalah pribadinya (secara face to face) dengan menggunakan potensinya sendiri secara optimal dan agar siswa dapat memecahkan masalahnya dengan segera, sehingga tidak berlarut-larut.

(28)

21

Pelaksanaan konseling individual yang dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu dengan konseli berinisial :

1) KP

Masalah yang dibahas : Keinginan untuk bunuh diri terkait dengan penerimaan kodrat sebagai wanita dan masalah keluarga

Teknik yang digunakan : REBT

Waktu Pelaksanaan : Selasa, 2 September 2014 Tempat Pelaksanaan : Ruang Sekretariat KKN PPL Hasil yang Dicapai : Konseli menyadari bahwa

keinginannya salah dan menerima sebagaimana kodrat wanita dan akan memperbaiki hubungannya dengan keluarga Konseli merupakan siswa kelas XI AV 2 di SMK Negeri 3 Yogyakarta. Dalam pelaksanaan konseling ini praktikan memanggil konseli untuk melaksanakan konseling. KP adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Adik-adiknya masih duduk di bangku SD. KP memiliki hubungan yang tidak sehat dengan keluarganya.

Awal dari permasalahan KP adalah permasalahan keluarga yang memicu perpisahan antara ayah dan ibunya. Ayah KP pindah ke Sedayu, Kulonprogo sedangkan KP ikut ibunya tinggal di daerah Wirobrajan. Hubungan KP dengan ibunya dibilang kurang baik. Hampir setiap hari sepulang sekolah dia bertengkar dengan ibunya, padahal menurut KP masalah yang didebatkan juga masalah yang sepele, misalnya menu makan siang yang tidak sesuai dengan selera KP. KP merasa lebih nyaman dan dekat dengan ayahnya, sehingga jika hubungannya dengan ibu sedang tidak baik maka dia pergi dari rumah dan tinggal dengan ayahnya.

KP merasa perpisahan antara ayah dan ibunya penyebabnya adalah dia, dan KP pun juga merasa tidak suka dengan keadaannya sebagai wanita. KP merasa sebagai wanita itu memiliki tanggung jawab yang berat, misalnya, setelah pulang kerja masih harus membersihkan rumah, menyiapkan makanan untuk anak-anak, merawat anak-anak. Sedangkan menurut KP menjadi pria itu enak, setelah pulang kerja semua sudah disiapkan, tinggal makan dan tidur.

(29)

22

Pendekatan yang digunakan adalah REBT. Pendekatan ini digunakan dengan alasan bahwa konselor hendaknya mampu membantu konseli untuk berpikir rasional. Keinginan konseli untuk bunuh diri yang disebabkan permasalahan keluarga dan konseli tidak terima dengan kodratnya sebagai wanita, pemikiran seperti ini merupakan pemikiran yang irasional dan harus dirubah menjadi rasional.

Hasil yang dicapai adalah konseli dapat menerima kodratnya sebagai wanita, mampu memperbaiki hubungannya dengan keluarga dan tidak berkeinginan lagi untuk bunuh diri.

b. Konseling Kelompok

Layanan konseling kelompok dimaksudkan bantuan yang memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok. Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam kelompok, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok dapat menampilkan masalah yang dirasakannya. Masalah tersebut "dilayani" melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota kelompok, masalah demi masalah, satu per satu, tanpa kecuali, sehingga semua masalah terbicarakan.

Selama praktikan PPL di SMK N 3 Yogyakarta, praktikan melakukan konseling kelompok sebanyak satu kali, yaitu di kelas XII AV 2 dengan mengangkat masalah Tugas Akhir yang sudah deadline sedangkan uang untuk membuat proposal dan alat belum dikasih orang tua.

c. Kolaborasi dengan Orang Tua

Kerjasama antara konselor dengan orang tua penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi peserta didik.

(30)

23

Orang tua siswa selalu diikutsertakan dalam setiap kegiatan dan masalah yang dialami siswa. Namun kolaborasi dengan orang tua dilaksanakan oleh guru BK SMK Negeri 3 Yogyakarta

d. Perencanaan Individual

Perencanaan individual dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif. Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan juga melalui pelayanan penempatan (penjurusan, dan penyaluran), untuk membentuk peserta didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

Selama PPL layanan perencanaan individual yang diberikan cenderung kepada layanan bimbingan klasikal tentang menggapai masa depan di kelas XI AV 1 menggunakan metode Career Map.

C. Hambatan dan Solusi 1. Hambatan

Dalam melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan konseling praktikan menghadapi berbagai hambatan, baik hambatan secara teknis maupun nonteknis, tetapi berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak hambatan tersebut dapat diatasi. Adapun hambatan-hambatan dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling yang dialami praktikan, berikut penjabarannya:

a. Layanan Dasar

1) Bimbingan klasikal

a) Praktikan hanya berkesempatan melakukan praktik bimbingan klasikal pada siswa XI TP 1, XI TP 2, XI TP 4, dan XI AV 1 dikarenakan BK tidak memiliki jam masuk kelas.

b) Beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan praktikan dan sering kali sibuk sendiri, sehingga praktikan harus lebih aktif dan kreatif dalam mengisi bimbingan.

2) Bimbingan Kelompok

Pelaksanaan bimbingan kelompok bersamaan dengan praktikan lain dalam satu ruangan kelas, sehingga siswa kurang konsentrasi.

(31)

24

b. Layanan Responsif 1) Konseling Individual

Siswa kurang tertarik untuk meminta konseling, meski praktikan selalu mensosialisasikan layanan konseling setiap kali masuk kelas. 2) Konseling Kelompok

Siswa masih kurang berkontribusi secara aktif dalam proses konseling kelompok.

3) Perencanaan Individual

Masih kurangnya wawasan praktikan tentang informasi terkait kelanjutan studi, sehingga konsultasi jadi kurang maksimal.

2. Solusi

Adapun solusi dari hambatan dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling yang dialami praktikan, berikut penjabarannya:

a. Layanan Dasar

1) Bimbingan klasikal

a) Ketiadaan jam masuk kelas diatasi oleh praktikan dan guru pembimbing dengan meminta jam guru mata pelajaran dan mengisi kelas yang kosong.

b) Siswa tidak memperhatikan penjelasan praktikan dan sering kali sibuk sendiri, praktikan mengatasi dengan menegur atau mengajak peregangan dan kembali memfokuskan siswa pada materi.

2) Bimbingan Kelompok

Pelaksanaan bimbingan kelompok yang bersamaan dengan praktikan lain diatasi dengan menempatkan diri sejauh mungkin dari kelompok lain dan menegur siswa untuk kembali fokus ke kelompok sendiri.

b. Layanan Responsif 1) Konseling Individual

Kurangnya ketertarikan siswa untuk melakukan konseling diatasi oleh praktikan dengan lebih aktif dan membuka diri agar lebih dekat lagi dengan siswa.

2) Konseling Kelompok

Kurangnya kontribusi siswa dalam konseling kelompok diatasi dengan memfokuskan kelompok lagi ke masalah yang sedang dibahas dan menunjuk anggota kelompok untuk mengeluarkan pendapat.

(32)

25

4) Perencanaan Individual

Kurangnya wawasan praktikan tentang informasi terkait kelanjutan studi diatasi dengan menghadirkan teman PPL yang memahami dan berada pada bidang jurusan yang diinginkan oleh siswa.

(33)

26 BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan PPL BK di SMK Negeri 3 Yogyakarta bertujuan untuk melatih praktikan memperoleh pengalaman faktual khususnya tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, dan umumnya tentang kegiatan kependidikan lainnya. Melalui kegiatan PPL BK di SMK N 3 Yogyakarta ini praktikan juga bisa menselaraskan antara teori-teori yang telah didapat di bangku kuliah dengan realita yang ada di lapangan. Dari kegiatan PPL yang telah praktikan lakukan, praktikan dapat mengambil kesimpulan:

1. Praktikan telah membuat media bimbingan berupa poster bimbingan tentang Kreativitas dan Inovasi.

2. Praktikan telah melakukan layanan bimbingan klasikal kepada kelas XI dengan jumlah 5 kelas, namun tidak semua kelas bisa diisi dengan jam BK karena memang tidak ada jam khusus untuk BK.

3. Praktikan telah melakukan bimbingan kelompok sebanyak 2 kali dengan subyek yang berbeda dan materi yang berbeda. Bimbingan kelompok pertama dengan percaya diri diikuti 8 siswa, bimbingan kelompok kedua dengan materi gaya belajar diikuti 7 siswa.

4. Praktikan melakukan 2 kali konseling individual, yaitu pada siswa KP yang memiliki masalah tentang penerimaan diri sebagai wanita dan masalah keluarga yang membuatnya ingin bunuh diri.

5. Praktikan melakukan layanan penghimpun data melalui, Inventori Tugas Perkembangan (ITP), daftar cek masalah (DCM), angket sosiometri, dan angket karir.

6. Praktikan juga telah melaksanakan praktik persekolahan yaitu praktik di sekolah yang secara tidak langsung berhubungan dengan Bimbingan dan Konseling. Praktik persekolahan yang dilakukan praktikan selama PPL antara lain: pendaftaran dan penerimaan peserta didik baru; MOPDB; entry data dapodik; mengolah ITP , DCM, angket karir dan sosiometri.

B. Saran A. Saran

Terdapat beberapa saran yang ingin praktikan sampaikan, antara lain:

1. Bagi siswa SMK Negeri 3 Yogyakarta diharapkan dapat lebih bekerjasama dengan praktikan khususnya saat pengisian angket sehingga data yang terkumpul bisa lebih lengkap.

(34)

27

2. Bagi guru pembimbing agar melanjutkan proses konseling yang belum dapat terselesaikan sehingga masalah konseli dapat segera teratasi, membuat berbagai media bimbingan sehingga meningkatkan antusiasme siswa.

3. Bagi sekolah diharapkan agar meningkatkan hubungan antara pihak sekolah dengan UNY sehingga kegiatan PPL ini akan bermanfaat bagi kemajuan dan pengembangan kualitas di SMK N 3 Yogyakarta dan adanya peningkatan kerjasama dengan seluruh mahasiswa PPL dalam setiap kegiatan sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dalam pelaksanaan kegiatan.

(35)

28

DAFTAR PUSTAKA

Muh. Nur Wangid, Sugihartono, Agus Triyanto. 2014. Panduan PPL Program Studi Bimbingan Dan Konseling

Tim Pembekalan KKN–PPL UNY. 2014. Materi Pembekalan KKN–PPL. Yogyakarta: UNY

Tim Penyusun Buku Panduan Pengajaran Mikro. 2014. Panduan Pengajaran Mikro. Yogyakarta: UNY

Tim Penyusun Materi Pembekalan Pengajaran Mikro/ PPL I. 2014. Materi

(36)

29

(37)

Universitas Negeri Yogyakarta

MATRIKS PROGRAM KERJA INDIVIDU PPL UNY

TAHUN 2014

F01

untuk mahasiswa

Nomor Lokasi :

Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Yogyakarta

Alamat Sekolah : Jl. RW. Mongonsidi No. 2, Jetis, Yogyakarta

No Program/Kegiatan PPL Jumlah Jam per Minggu Jumlah Jam

I II III IV V VI VII VIII IX X

1. Layanan Administrasi

a. Membuat Program Tahunan

Persiapan 4 1

Pelaksanaan 10 5

Evaluasi dan Tindak Lanjut 4 1

b. Entri Data Dapodik

Persiapan 2 2

Pelaksanaan 10 10

Evaluasi dan Tindak Lanjut 50 10 60

2. Layanan Dasar

a. Bimbingan Klasikal

(38)

Universitas Negeri Yogyakarta

MATRIKS PROGRAM KERJA INDIVIDU PPL UNY

TAHUN 2014

F01

untuk mahasiswa

Pelaksanaan 8 2 10

Evaluasi & Tindak Lanjut 4 1 5

b. Bimbingan Kelompok

Persiapan 2 2

Pelaksanaan 4 4

Evaluasi & Tindak Lanjut 4 4

c. Layanan Pengumpulan Data 1) Daftar Cek Masalah

Persiapan 5 6 11

Pelaksanaan 10 10

Evaluasi dan Tindak Lanjutan 15 15

2) Inventori Tugas Perkembangan

Persiapan 6 6

Pelaksanaan 10 10

Evaluasi & Tindak Lanjut 15 15

3) Sosiometri

Persiapan 6 6

(39)

Universitas Negeri Yogyakarta

MATRIKS PROGRAM KERJA INDIVIDU PPL UNY

TAHUN 2014

F01

untuk mahasiswa

Evaluasi & Tindak Lanjut 12 2 14

4) Angket Karir

Persiapan 6 6

Pelaksanaan 10 10

Evaluasi dan Tindak Lanjut 10 10 20

3. Layanan Responsif a. Konseling Individual

Persiapan 1 1 2

Pelaksanaan 2 2 4

Evaluasi dan Tindak Lanjut 4 4 8

b. Konseling Kelompok

Persiapan 1 1

Pelaksanaan 2 2

Evaluasi dan Tindak lanjut 4 4

4. Media Bimbingan dan Konseling a. Pembuatan Leaflet

Persiapan 2 2

(40)

Universitas Negeri Yogyakarta

MATRIKS PROGRAM KERJA INDIVIDU PPL UNY

TAHUN 2014

F01

untuk mahasiswa

Evaluasi dan Tindak Lanjut 3 3

b. Pembuatan Poster

Persiapan 2 2

Pelaksanaan 5 5

Evaluasi dan Tindak Lanjutan 3 3

TOTAL 285 Yogyakarta, 17 Oktober 2014 Kepala Sekolah SMK N 3 Yogyakarta Drs. Aruji Siswanto NIP. 19640507 199010 1 001

Guru Pembimbing Sekolah SMK N 3 Yogyakarta

Dwi Noviyati, S.Pd NIP. 19821130 201001 2 020

Dosen Pembimbing Lapangan PPL UNY 2014

Eva Imania Eliasa, MPd NIP. 197507172007042001

Mahasiswa Praktikan Mahasiswa

Lisa Widyastuti NIM. 11104241067

(41)

PROGRAM KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2014 – 2015

A. Rasional

Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terkategorikan usia remaja, memiliki potensi untuk berkembang, unik dan dinamik, mempunyai kesempatan untuk memperoleh fasilitas pendidikan dan bimbingan dan konseling. Siswa memiliki keterbatasan, memiliki harapan untuk sukses studi dan karirnya, memiliki hak untuk menempuh pendidikan, mengharapkan dapat bekerja sesuai dengan potensinya dan mengharapkan mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan.

Siswa dalam kehidupannya tidak lepas dari persoalan yang harus diatasinya dank arena keterbatasan memerlukan bantuan dari pihak lain. Peran bimbingan dan konseling memberikan fasilitas bagi siswa untuk dapat mengoptimalkan fungsi dan potensinya, sehingga dapat mencapai kemandirian dan dapat mengatasi persoalannya secara bertanggung jawab.

Dalam proses pendidikan, siswa sebagai subjek pendidikan tidak terlepas dari berbagai masalah, diantaranya:

1. Masalah Belajar, seperti motivasi belajar kurang, prestasi belajar rendah ketika menghadapi ujian, kesulitan dalam pengaturan belajar, dan sebagainya.

2. Masalah Keluarga, seperti masalah keluarga yang tidak harmonis, keluarga retak orang tua yang terlalu menuntut, menekan otoriter, dan sebagainya.

3. Masalah Sosial Pribadi, seperti konflik dengan sesama siswa maupun konflik dengan diri sendiri, penolakan diri, rendah diri, dan sebagainya.

4. Masalah Karier, seperti penjurusan bidang studi pekerjaan yang diminati dan sebagainya.

Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan penyusunan program layanan bimbingan dan konseling yang mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling yang akan diberikan kepada peserta didik dalam rangka mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Program layanan BK disekolah membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional sebagaimana dituangkan dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang

(42)

Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

B. Landasan Yuridis

Adapun ketentuan, aturan dan pedoman resmi tentang keberadaan dan pelaksanaan tugas guru BK atau konselor, dapat dirujuk pada:

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi

Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru, Permendiknas Nomor 27 tahun 2008 Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/Pb/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru)

(43)

yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 2010 (Buku 2: Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor

(44)

C. Visi dan Misi

VISI DAN MISI

SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

Visi

Menjadi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan berstandar Internasional yang berfungsi optimal untuk menyiapkan kader teknisi menengah yang kompeten dibidangnya, unggul dalam imtaq, iptek, dan mandiri sehingga mampu berkompetensi pada era globalisasi.

Misi

1. Melaksanakan Pendidikan dan Penelitian berkualitas prima menuju standar internasional.

2. Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan yang berfungsi optimal untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dibidangnya, unggul dalam imtaq, iptek, dan mandiri.

3. Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan untuk menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di era globalisasi

VISI DAN MISI

BIMBINGAN DAN KONSELING SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA Visi

Mengembangkan iklim sekolah bagi kesuksesan siswa Misi

Memfasilitasi siswa memperoleh dan menguasai kompetensi dibidang akademik, pribadi-sosial, karir berlandaskan pada kehidupan etis normative dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.

D. Deskripsi Kebutuhan

Penyusunan Program Kerja Bimbingan dan Konseling melalui beberapa tahap dan yang pertama adalah melakukan kegiatan need assesment. Need assesment dilakukan sebagai salah satu bentuk pelayanan Bimbingan dan Konseling untuk mengidentifikasi aspek-aspek kebutuhan siswa yang akan digunakan sebagai bahan untuk penyusunan program Bimbingan dan

(45)

Konseling Komprehensif SMK Negeri 3 Yogyakarta. Instrument yang kami gunakan antara lain adalah menggunakan ITP. ITP yakni instrument untuk mengetahui karakteristik siswa berdasarkan pencapaian tugas perkembangannya.

Pemilihan ITP sebagai instrument assesment didasarkan pada pertimbangan bahwa Bimbingan dan Konseling adalah program pelayanan yang lebih berfokus pada fungsi preventif, responsif dan developmental tanpa mengesampingkan fungsi program yang sifatnya kuratif.

Data hasil pengisian ITP oleh siswa sebanyak 89 orang sebagai sample kemudian diolah menggunakan software Analisis Tugas Perkembangan (ATP). Hasil pengolahan ATP dapat dilihat dalam Tabel. 1 sebagai berikut:

Tabel. 1 Analisis ITP Kelas XI (TP2, TP3, dan TP4)

No. Aspek Tugas Perkembangan

Nilai Tugas Per Aspek

Nilai Rata-rata

1. Landasan Hidup Religius 4.60 4.70

2. Landasan Perilaku Etis 4.58 4.70

3. Keamatangan Emosional 4.69 4.70

4. Kematangan Intelektual 4.83 4.70

5. Kesadaran Tanggung Jawab 4.77 4.70

6. Peran Sosial sebagai Pria atau Wanita 4.75 4.70

7. Penerimaan Diri dan Pengembangannya 4.74 4.70

8. Kemandirian Perilaku Ekonomis 4.59 4.70

9. Wawasan dan Persiapan Karir 4.69 4.70

10. Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya 4.81 4.70 11. Persiapan Diri untuk Pernikahan dan Hidup

Berkeluarga

4.67 4.70

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 11 aspek tugas perkembangan yang ada, terdapat 6 aspek yang bernilai dibawah nilai rata-rata kelompok dan 5 sisanya berada diatas rata-rata aspek tugas perkembangan kelompok.

(46)

Aspek perkembangan yang masih berada di bawah rata-rata kelompok (warna merah) diutamakan untuk diberi layanan yang nantinya akan disusun ke dalam Program Layanan Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi fungsi perbaikan dan penyembuhan. Aspek perkembangan yang telah diatas rata-rata kelompok akan lebih diutamakan untuk membentuk layanan dalam memenuhi fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Hal ini bertujuan agar setiap Program Layanan Bimbingan dan Konseling yang disusun dapat menjangkau seluruh siswa tanpa terkecuali dan dapat membantu mereka untuk mencapai tugas perkembangnnya secara optimal.

Berdasarkan hasil pengolahan ATP dapat diidentifikasi aspek-aspek kebutuhan siswa, antara lain:

Tabel. 3 Deskripsi Kebutuhan

No. Deskripsi Kebutuhan

Kompetensi Pengembangan Diri Alternatif Kegiatan

1. Landasan Perilaku Etis

a. Jujur

b. Hormat kepada orang tua c. Sikap sopan dan santun d. Ketertiban dan kepatuhan

Layanan Dasar a. Bimbingan Kelompok b. Bimbingan Klasikal Layanan Responsif - Perencanaan Individual 2. Kemandirian Perilaku Ekonomis

a. Upaya menghasilkan uang b. Sikap hemat dan menabung c. Bekerja keras dan ulet

d. Tidak mengharap pemberian orang Layanan Dasar a. Bimbingan Kelompok b. Bimbingan Klasikal Layanan Responsif - Perencanaan Individual 3. Landasan Hidup Religius a. Sembahyang/sholat dan berdoa b. Belajar agama c. Keimanan d. Sabar Layanan Dasar a. Bimbingan Kelompok b. Bimbingan Klasikal Layanan Responsif

(47)

- Perencanaan Individual 4. Persiapan Diri untuk Pernikahan dan Hidup Berkeluarga

a. Pemilihan pasangan dan teman hidup

b. Kesiapan menikah c. Membangun keluarga d. Reproduksi yang sehat

Layanan Dasar a. Bimbingan Kelompok b. Bimbingan Klasikal Layanan Responsif - Perencanaan Individual 5. Kematangan Emosional a. Kebebasan dalam mengemukakan pendapat b. Tidak cemas c. Pengendalian emosi d. Kemampuan menjaga stabilitas emosi Layanan Dasar a. Bimbingan Kelompok b. Bimbingan Klasikal Layanan Responsif - Perencanaan Individual 6. Wawasan dan Persiapan Karir

a. Pemahaman jenis pekerjaan b. Kesungguhan belajar c. Upaya meningkatkan keahlian d. Perencanaan karir Layanan Dasar a. Bimbingan Kelompok b. Bimbingan Klasikal Layanan Responsif - Perencanaan Individual 7. Penerimaan Diri dan Pengembangannya a. Kondisi fisik b. Kondisi mental c. Pengembangan cita-cita d. Pengembangan pribadi Layanan Dasar a. Bimbingan Kelompok b. Bimbingan Klasikal Layanan Responsif - Perencanaan Individual 8. Peran Sosial

sebagai Pria dan

a. Perbedaan pokok laki-laki dan perempuan

Layanan Dasar a. Bimbingan

Gambar

Tabel  diatas  menunjukkan  bahwa  dari  11  aspek  tugas  perkembangan  yang  ada,  terdapat  6  aspek  yang  bernilai  dibawah  nilai  rata-rata  kelompok  dan  5  sisanya  berada diatas rata-rata aspek tugas perkembangan kelompok
Tabel 4. Standar Kompetensi Kemandirian (SKK)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengetahui langkah-langkah dengan menggunakan pembelajaran metode inkuiri model Alberta akan terlihat bagaimana sikap peserta didik terhadap pembelajaran tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui operasional produksi sayuran hidroponik yang dilakukan oleh Parung Farm,terutama dalam mengeluarkan biaya produksi dan keuntungan yang

(22001) Pembangunan Rumah Layak Huni Desa Sei Emas

Menurut Priyanto pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu.Prinsip dasar pembelajaran kooperatif

Ekspresi CD3 dan CD26 menurun dalam darah dan kultur limfosit T pada pasien SLE dibanding dengan kontrol, sedangkan aktivitas enzim CD26 pada kultur limfosit T pasien SLE lebih

( Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Warga Binaan Dengan Perawat di Panti Sosial Budi Istri Kota

To examine the interaction between employment and childcare responses, we next analyze the WFTC impact on the rate at which nonworking lone mothers enter eli- gible employment

Deskripsi Program : Kegiatan ini merupakan kegiatan diamana lembaga BTKP membuat sebuah media pembelajaran berbentuk video baik itu video pembelajaran ataupun video