• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PSAK 102 UNTUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PSAK 102 UNTUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG GORONTALO"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENERAPAN PSAK 102 UNTUK PEMBIAYAAN MURABAHAH

PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG GORONTALO

Hayun Aswad

1

, Rio Monoarfa

2

, La Ode Rasuli

3

ABSTRACT

Hayun aswad, 921 410 071, Study Program of S1 Accounting, Departeman of Accounting. Faculty of Economics and Business. Gorontalo State University. Skripsi. “The Implementation of Statement of Financial Accounting Standard 102 for Murabahah Financing at PT.Bank Muamalat Indonesia, Branch of Gorontalo. It was supervised by Rio Monoarfa, SE., Ak, M.Si as the principal supervisor and La Ode Rasuli, S.Pd., SE., MSA as the co-supervisor.

The research aimed to find out the implementation of PSAK 102 for Murabahah Financing at Bank Muamalat Indonesia, Branch of Gorontalo. The research applied qualitative method by having fixed ratio method as technique of data analysis. The researcher collected the data and the information, then analyzed and finally presented the result of research. The data were collected from primary and secondary data.

Based on the research result, it could be concluded that Statement of Financial Accounting Standard 102 of the murabahah financing was fully implemented at Bank Muamalat Indonesia, Branch of Gorontalo. In concept of the implementation, the murabahah financing only provided some funds or cash to the customers who asked for murabahah financing, and completed by akad wakalah before akad murabahah was done. Then, the Bank did not act as seller but as sahibbul mall (the owner of the fund) that lent the fund to the customers. In terms of the recognition and measurement, it was not entirely appropriate, because there was no recording of accounting as the last buyer. In terms of presentation and disclosure, it had been appropriated with the Statement of Financing Accounting Standard 102. Besides, Bank Muamalat Indonesia, Branch of Gorontalo in implementing akad murabahah was completed by akad wakalah

Keywords: Implementation, Statement of Financial Accounting Standard 102,

1

Hayun Aswad Mahasiswa Program Studi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo.

2

Rio Monoarfa, SE., Ak, M.SiDosen Pembimbing 1, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

3

La Ode Rasuli, S.Pd., SE., MSA Dosen Pembimbing 2, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

(3)

Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam, sejauh ini perbankan syariah telah menunjukkan eksistensinya dalam roda kehidupan ekonomi dunia. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 menjadi bukti eksistensi bank syariah di Indonesia dibandingkan dengan bank konvensional, dimana bank-bank konvensional yang satu persatu mulai runtuh karena tidak bisa beroperasi normal dengan suku bunga kredit yang lebih tinggi dibanding suku bunga simpanan nasabah.

Salah satu prinsip yang terdapat di bank syariah seperti yang dijelaskan di atas adalah prinsip jual beli atau (Al Buyu’) yang terdiri dari Murabahah, Salam dan Istishna (Muthaher, 2012: 17).

Di Provinsi Gorontalo sendiri sudah terdapat tiga cabang bank syariah salah satunya adalah Bank Muamalat yang membuka Cabang di Gorontalo tahun 2003. Berikut ini merupakan tabel komposisi jumlah nasabah pada produk pembiayaan Bank Muamalat Cabang Gorontalo.

Tabel 1 Komposisi Jumlah Nasabah Pembiayaan

Jenis Pembiayaan Jumlah Nasabah Persentase(%)

Mudharabah 7 0,56 % Musyarakah 162 13,02 % Murabahah 927 74,45 % Al Qardh 131 10,52 % Ijarah 18 1,45 % Total 1.245 100 % Sumber: Bank Muamalat Cabang Gorontalo, Januari 2014

Berdasarkan tabel 1 di atas, produk murabahah merupakan produk yang paling banyak diminati nasabah bank syariah di Gorontalo dibandingkan dengan produk lainnya. Produk murabahah itu sendiri mempunyai salah satu manfaat yaitu keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah (Antonio, 2001: 106).

Dalam hukum islam juga jual beli dihalalkan sebagaimana firman Allah dalam Al Quran Surah Al- Baqarah Ayat 275

Orang-orang yang memakan (mengambil) riba itu tidak dapat berdiri betul melainkan seperti berdirinya orang yang dirasuk Syaitan dengan terhoyong-hayang kerana sentuhan (Syaitan) itu. Yang demikian ialah disebabkan mereka mengatakan: "Bahwa sesungguhnya berjual beli itu

(4)

sama sahaja seperti riba". Padahal Allah telah menghalalkan berjual beli (berniaga) dan mengharamkan riba. Oleh itu siapa yang telah sampai kepadanya peringatan (larangan) dari Tuhannya lalu ia berhenti (dari mengambil riba), maka apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum pengharaman itu) adalah menjadi haknya, dan perkaranya terserahlah kepada Allah. Dan siapa yang mengulangi lagi (perbuatan mengambil riba itu) maka mereka itulah ahli neraka, mereka kekal di dalamnya.(QS Al-Baqarah : 275).

Dengan cukup banyaknya nasabah yang lebih memilih pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat Cabang Gorontalo, ini memunculkan pertanyaan yang cukup wajar apakah pembiayaan murabahah tersebut sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan yakni dalam hal ini PSAK 102. PSAK 102 pada dasarnya tentang murabahah yang di dalamnya mengatur tentang pengakuan dan pengukuran, penyajian serta pengungkapan murabahah.

Realita menunjukkan bahwa praktek di lapangan tidak sesuai dengan teori yang ada. Sebagai contoh, untuk akuntansi sebagai pembeli akhir, Bank Muamalat Cabang Gorontalo tidak melakukan pencatatan pengakuan dan pengukuran atas aset, hutang hingga denda. Hal ini disebabkan karena pada saat akad murabahah, nasabah pun melakukan akad wakalah sebagai akad pelengkap, dimana bank berhak mewakilkan nasabah untuk membeli sendiri aset yang diinginkan.

Penelitian sebelumnya mengenai penerapan PSAK 102 untuk pembiayaan murabahah pernah dilakukan oleh Wardi dan Putri (2011), meneliti tentang “Analisis perlakuan akuntansi syariah untuk pembiayaan murabahah, mudharabah serta kesesuaiannya dengan PSAK 102 dan 105”, berdasarkan hasil penelitiannya dikemukakan bahwa Bank Muamalat Cabang Pekanbaru belum sepenuhnya menggunakan aturan-aturan yang sesuai dengan standar dan syariah Islam, seperti konsep pengakuan aset murabahah, pembagian keuntungan, penetapan margin murabahah, konsep nisbah bagi hasil mudharabah. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Gaffar (2009) dengan judul “Penerapan PSAK 102 Tentang Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan”. Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan telah menerapkan sistem pembiayaan Murabahah yang operasionalnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu

(5)

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 102 Tentang Akuntansi Murabahah.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memformulasikan judul penelitian ini dengan “Penerapan PSAK 102 Untuk Pembiayaan Murabahah

Pada Bank Muamalat Cabang Gorontalo”

KERANGKA TEORITIS Murabahah

Murabahah adalah menjual barang dengan harga jual sebesar harga perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan harga perolehan barang tersebut kepada pembeli (PSAK 102). Adapun landasan hukum murabahah yaitu:

“Allah telah mengahalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Qs. Al-Baqarah 275).

Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka." (HR. al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 102 Tentang Pembiayaan Murabahah

Pengakuan Dan Pengukuran 1) Akuntansi Untuk Penjual

1) Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan.

2) Pengukuran aset murabahah setelah perolehan adalah sebagai berikut: (a) Jika murabahah pesanan mengikat:

Dinilai sebesar biaya perolehan; dan jika terjadi penurunan nilai aset karena usang, rusak atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset:

(b) Jika murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat:

Dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah; dan jika nilai bersih yang dapat

(6)

direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

Diskon pembelian aset murabahah diakui sebagai (1) Pengurang biaya perolehan aset murabahah, jika terjadi sebelum akad murabahah; (2) Kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati menjadi hak pembeli; (3) Tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad menjadi hak penjual; atau (4) Pendapatan operasi lain, jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam akad.

Keuntungan murabahah diakui pada saat terjadinya penyerahan barang jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun; atau selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko dan upaya untuk merealisasikan keuntungan tersebut untuk transaksi tangguh lebih dari satu tahun. Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah. Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan.

Pengakuan dan pengukuran uang muka yaitu (1) Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima; (2) Jika barang jadi dibeli oleh pembeli, maka uang muka diakui sebagai pembayaran piutang (merupakan bagian pokok); (3) Jika barang batal dibeli oleh pembeli, maka uang muka dikembalikan kepada pembeli setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual .

2) Akuntansi Pembeli Akhir

1) Hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui sebagai hutang murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan).

2) Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan. 3) Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional dengan

(7)

4) Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan hutang murabahah sebagai pengurang beban murabahah tangguhan.

5) Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan akad diakui sebagai kerugian.

6) Potongan uang muka akibat pembeli akhir batal membeli barang diakui sebagai kerugian.

Penyajian

Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Margin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah.

Pengungkapan

Lembaga keuangan syariah mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas, pada: a) Harga perolehan aset murabahah; b) Janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan sebagai kewajiban atau bukan; dan c) Pengungkapan yang diperlukan sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Agar pada akhirnya dalam penelitian ini dapat menunjukkan realita yang sesuai maka dilakukan pengumpulan data berupa naskah wawancara, observasi, serta dalam bentuk dokumen-dokumen pendukung lainnya. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) (Sugiyono, 2012: 8).

Jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian deskriptif, dimana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya (Moleong, 2013: 11)

(8)

Kehadiran peneliti sebagai instrumen utama dan pengumpul data di lokasi penelitian, yaitu Bank Muamalat Cabang Gorontalo. Oleh karena itu, kehadiran peneliti secara langsung di lapangan dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya di sini mutlak diperlukan.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bank Muamalat Cabang Gorontalo, yang beralamat di Jalan Nani Wartabone No. 26, Kota Selatan Kota Gorontalo. Peneliti mengambil lokasi penelitian di Bank Muamalat Cabang Gorontalo karena Bank Muamalat merupakan pelopor dari bank syariah yang pertama berdiri.

Sumber Data

Dalam melaksanakan penelitian ini, sangat diperlukan data yang nantinya digunakan sebagai dasar untuk melakukan pembahasan. Menurut Sugiyono (2012: 402) bila dilihat dari sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.

Prosedur Pengumpulan Data

Waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data selama empat bulan yaitu bulan Januari, Februari, Maret, dan April.

Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan (Observasi) 2) Wawancara (Interview) 3) Dokumentasi

Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis dengan metode perbandingan tetap. Dinamakan metode perbandingan tetap atau Constant Comparative Method karena dalam analisis data, secara tetap membandingkan satu datum dengan datum yang lain, dan kemudian secara tetap membandingkan kategori dengan kategori lainnya (Moleong, 2013: 288)

Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian sangatlah penting karena dengan pengecekan keabsahan data dapat mengurangi kesalahan dalam proses penelitian berikutnya agar data yang dihasilkan dapat dipercaya dan dapat

(9)

dipertanggungjawabkan. Untuk mengadakan pengecekan terhadap keabsahan data dilakukan hal-hal seperti: Perpanjangan Keikutsertaan, Meningkatkan ketekunan

Tahap-tahap Penelitian

Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini secara umum terdiri atas tiga tahap yaitu:

1) Tahap pra lapangan 2) Tahap pekerjaan lapangan 3) Tahap analisis data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CAB. GORONTALO

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada bagian Operasional pembiayaan (sampai pada tanggal 20 April 2014) pada Bank Muamalat Cabang Gorontalo dapat terlihat dengan jelas praktiknya Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo tidak sepenuhnya menerapkan PSAK 102. Menurut Antonio (2001: 101) dalam bukunya Bank Syariah Dari Teori Kepraktik, bahwa dalam murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Dalam skema murabahah pihak bank seharusnya menjadi penjual atas barang yang diinginkan pihak nasabah, pihak bank yang seharusnya berhubungan langsung dengan pihak ketiga atau supplier.

Penerapan PSAK 102 Untuk Pembiayaan Murabahah Pada Bank Muamalat Cabang Gorontalo

a) Pengakuan dan Pengukuran

Dalam hal penjurnalan Bank Muamalat Cabang Gorontalo mengakui nilai aset yang ada dalam jurnal sebesar nominal nilai aset yang diinginkan nasabah, meskipun aset murabahah itu tidak diakui secara langsung sebagai hak milik atau aset bank. Maka Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo melakukan pencatatan pada saat dropping dengan jurnal:

Persediaan/Aset Murabahah Rp.xxx

(10)

Hal ini membuktikan bahwa penerapan PSAK 102 untuk pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat Cabang Gorontalo ini belum sepenuhnya diterapkan karena seharusnya jika Bank Muamalat Cabang Gorontalo ini sudah menerapkan sepenuhnya PSAK 102 baik pengakuan dan pengukurannya, maka jurnalnya akan menjadi:

Aset murabahah Rp.xxx

Kas/Rekening Supplier Rp. xxx

Selanjutnya setelah tanggal perolehan, pengukuran aset murabahah adalah melalui murabahah pesanan mengikat dan murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat. Dalam PSAK 102 pengukuran aset murabahah setelah tanggal perolehan dapat dibedakan menjadi dua, yakni jika murabahah pesanan mengikat dan jika murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat.

Bank muamalat dalam hal pengukuran aset murabahah, baik murabahah pesanan mengikat maupun murabahah tanpa pesanan atau pesanan tidak mengikat, dalam penerapannya belum sesuai dengan PSAK 102, karena bank tidak melakukan pencatatan untuk pesanan mengikat atau tidak mengikat setelah tanggal perolehan. Hal ini dikarenakan dalam praktiknya bank muamalat hanya menyediakan sejumlah dana, dan secara langsung aset tersebut menjadi hak milik nasabah.

Menurut PSAK 102 Paragraf 20 menjelaskan bahwa diskon pembelian asset murabahah diakui sebagai:

a. Pengurang biaya perolehan asset murabahah jika terjadi sebelum akad murabahah

Kas Rp.xxx

Asset Murabahah Rp. xxx

b. Kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai dengan akad yang disepakati manjadi hak pembeli.

Kas Rp.xxx

Hutang Rp.xxx

c. Tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad, menjadi hak milik penjual.

Kas Rp.xxx

(11)

d. Pendapatan operasional lain jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam akad.

Kas Rp.xxx

Pendapatan Operasional Lainnya Rp. xxx

Bank Muamalat Indonesia cabang gorontalo dalam hal ini penerapannya belum sesuai dengan PSAK 102, terlebih lagi pada saat akad, poin diskon murabahah tidak termasuk dalam akad.

Selanjutnya dalam hal pengakuan dan pengukuran piutang murabahah sesuai dengan PSAK 102 paragraf 22, pada saat akad murabahah piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan, yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang. Maka jurnal yang dibuat oleh bank muamlalat untuk mencatat penyisihan piutang tak tertagih adalah:

Beban Piutang Tak Tertagih Rp.xxx

Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp. xxx

Bank muamalat dalam hal ini penerapannya sudah sesuai dengan PSAK 102.

Selanjutnya dalam hal pengakuan dan pengukuran keuntungan murabahah sesuai dengan PSAK 102 paragraf 23, (a) dalam hal pengakuan keuntungan murabahah baik secara tunai maupun tangguh, sepanjang masa angsuran murabahah tidak melebihi satu periode laporan keuangan, maka keuntungan murabahah diakui pada saat terjadinya akad murabahah. Dan (b) selama periode akad secara proporsional, jika akad melampaui satu periode laporan keuangan.

Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo dalam hal pengakuan keuntungan (margin) murabahah, pada saat akad jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh tidak lebih dari satu periode laporan keuangan, maka margin diakui bersamaan dengan pengakuan timbulnya piutang. Rekening Piutang murabahah berada di posisi debit sebesar biaya perolehan aset murabahah ditambah keuntungan atau margin yang disepakati, dan rekening aset murabahah di posisi kredit sebesar jumlah nominal piutang pokok yang diserahkan pada nasabah untuk membeli aset yang diinginkan atau sejumlah biaya perolehan aset murabahah yang pada saat dropping berada di posisi debit. Selanjutnya Rekening pendapatan margin murabahah atau keuntungan berada

(12)

di posisi kredit sebesar nilai margin yang disyaratkan. Maka jurnal yang dibuat oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo adalah:

Piutang Murabahah Rp.xxx

Asset Murabahah/Persediaan Rp.xxx piutang pokok murabahah

Pendapatan Margin Murabahah Rp.xxx piutang margin murabahah

Selanjutnya untuk pengakuan keuntungan secara tangguh lebih dari satu tahun, margin atau keuntungan diakui proporsional dengan jumlah kas yang berhasil ditagih. Maka presentase keuntungan dihitung dengan perbandingan antara margin dan biaya perolehan asset murabahah. Dalam hal ini jurnal yang dibuat oleh bank muamalat pada umumnya hampir sama dengan jurnal yang dibuat pada saat pengakuan keuntungan secara tunai atau tangguh yang tidak lebih dari satu periode laporan keuangan.

Jurnal yang dibuat oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo untuk pengakuan piutang yakni:

Piutang Murabahah Rp.xxx

Asset Murabahah Rp.xxx

Margin piutang Murabahah ditangguhkan Rp.xxx

Jurnal yang dibuat oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo untuk pengakuan keuntungan yakni:

Margin piutang Murabahah Ditangguhkan Rp.xxx

Pendapatan Margin Murabahah Rp.xxx

Selanjutnya dalam PSAK 102 paragraf 26 menyatakan bahwa dalam hal pengakuan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati itu diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah

Pemberian potongan pelunasan piutang murabahah dapat dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) metode, yakni:

a. Diberikan pada saat pelunasan, yaitu penjual mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah.

b. Diberikan pada saat pelunasan, yaitu penjual menerima pelunasan dari pembeli dan kemudian membayarkan potongan pelunasannya kepada pembeli.

Bank muamalat dalam hal ini penerapannya jika yang melunasi tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati, potongan pelunasan piutang

(13)

murabahah diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah atau disebut dengan muqasah murabahah. Jika potongan diberi pada saat pelunasan dalam rangka pemberian potongan pelunasan piutang murabahah, maka jurnal yang dibuat oleh bank muamalat ada (2) dua tahap dalam menjurnal, adalah:

a. Yang pertama, Jurnal untuk Muqasah Murabahah. Muqasah murabahah secara langsung mengurangi piutang murabahah. Maka Jurnal yang dibuat untuk muqasah murabahah yakni :

Muqasah margin piutang murabahah Rp. xxx

Piutang margin murabahah non bank Rp.xxx

b. Yang kedua, jurnal untuk pokok murabahah dan sisa margin yakni:

Kas/Rek.nasabah Rp.xxx

Piutang Murabahah Rp.xxx

Piutang Pokok Murabahah Non bank Rp.xxx

Piutang Margin Murabahah Non bank Rp.xxx

Selanjutnya dalam PSAK 102 pada paragraf 27, bahwa potongan angsuran murabahah dapat diakui:

a. Jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu, maka diakui sebagai keuntungan murabahah, sehingga dapat dijurnal:

Keuntungan murabahah Rp.xxx

Kas Rp.xxx

b. Jika disebabkan oleh penurunan kemampuan pembayaran pembeli maka diakui sebagai beban, sehingga dapat dijurnal:

Kas Rp.xxx

Keuntungan yang ditangguhkan Rp.xxx

Piutang murabahah Rp.xxx

Keuntungan Rp.xxx

Bank muamalat dalam penerapannya praktiknya sampai saat ini, untuk potongan angsuran bagi nasabah yang membayar tepat waktu itu tidak dikenakan potongan, potongan hanya diaplikasikan pada saat nasabah melakukan percepatan pembayaran atau biasa disebut muqasah.

Selanjutnya pada paragraf 28 PSAK 102, menjelaskan bahwa denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan. Dalam hal ini bank muamalat dalam penerapannya pengakuan bank untuk mencatat denda

(14)

yang akan disalurkan ke rekening BMM (Baitulmall Muamalat) yaitu bagian dari muamalat terkait dengan penanganan bencana dan kegiatan amal lainnya. Jurnal yang dibuat oleh bank muamalat sebagai berikut:

Re.Nasabah Rp.xxx

Denda Keterlambatan Angsuran Rp.xxx

Selanjutnya pada paragraf 29 PSAK 102 menjelaskan bahwa pengukuran dan pengakuan uang muka yaitu:

a. Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima.

b. Pada saat barang jadi dibeli oleh pembeli maka uang muka diakui sebagai pembayaran piutang.

c. Jika barang batal dibeli oleh pembeli maka uang muka dikembalikan kepada pembeli setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual.

Bank muamalat dalam penerapannya untuk pengukuran dan pengakuan uang muka, berbeda dengan PSAK 102 karena dalam hal ini bank muamalat tidak mengakui adanya uang muka.

Untuk bank sebagai pembeli akhir itu tidak ada pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat. Nasabah yang merupakan pembeli akhir, dengan adanya akad wakalah pada saat akad murabahah.

b) Penyajian

Dalam hal penyajiannya dalam laporan keuangan, dimana dalam paragraf 36 Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Selanjutnya pada paragraf 37 Margin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah. Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian operasional pembiayaan, dalam hal ini bank muamalat penerapannya sudah sesuai dengan PSAK 102.

c) Pengungkapan

Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian operasional pembiayaan, dalam hal pengungkapan ini Bank Muamalat Cabang Gorontalo ini sudah sesuai dengan PSAK 102. Hal ini dibuktikan dimana pihak bank mengungkapkan biaya-biaya yang terkait dengan proses pengajuan murabahah yakni biaya-biaya admininstrasi 1,75 % dari plafond, biaya asuransi dan biaya materai. Hanya

(15)

ketiga biaya itu saja yang masuk dalam biaya pada saat pengajuan murabahah, dan biaya ini juga tidak dipotong langsung pada plafond yang diminta, biaya ini dipenuhi oleh nasabah terlebih dahulu.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo merupakan bank syariah pertama yang ada di Provinsi Gorontalo. Dalam aktivitasnya Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo melayani berbagai macam pembiayaan seperti murabahah, mudharabah, musyarakah, al-qardh, dan ijarah. Murabahah ini pada dasarnya diatur dalam pernyataan standar akuntansi keuangan No. 102 untuk murabahah, di dalamnya mengatur tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan murabahah. Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo dalam hal pengakuan dan pengukuran murabahah, di dalamnya belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK 102.

Saran

Saran Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka diharapkan Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo agar bisa menerapkan PSAK 102 untuk pembiayaan murabahah secara keseluruhan. Dengan mengingat visi Bank Muamalat Indonesia Cabang Gorontalo yakni menjadi Role Model Lembaga keuangan Syariah dengan penekanan pada semangat kewirausahaan,

keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk

memaksimumkan nilai kepada Stakeholder, maka akan lebih baik jika Bank Muamalat Cabang Gorontalo kedepannya untuk benar-benar menerapkan konsep pembiayaan murabahah itu seperti apa yang ada dalam aturan baku PSAK 102.

Saran Untuk Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, agar bank syariah yang diteliti bisa lebih dari satu bank syariah, mengingat di gorontalo terdapat 3 bank syariah. Selain itu juga, peneliti selanjutnya agar lebih banyak menggunakan literatur yang membahas tentang akuntansi syariah terutama dalam bidang perbankan syariah.

DAFTAR PUSTAKA

(16)

Antonio Syafi’i Muhammad. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press.

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 04/dsn-MUI/IV/2000

Ghaffar, Asmahani Mukhtar. 2009. Penerapan PSAK 102 Tentang Pembiayaan Murabahahah Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Sumatera Utara

Haspari Rika. 2006. Analisa penerapan PSAK No. 59 Dalam Praktik Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Syariah Medan. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Sumatera Utara

Husain, Sri Apriyanti. 2013. Penerapan PSAK 102 Untuk Pembiayaan Murabahah Di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo. Skripsi Dipulikasikan. Universitas Negeri Gorontalo

IAI. 2008. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah.

Irayanti. 2006. Penerapan PSAK No. 59 atas transaksi Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Sumatera Utara

Kasmir. 2008. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Komariah dan Djama’an Satori. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Maulina P Hasri. 2005. Analisis Penerapan Sistem Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Gebu Prima Medan. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Sumatera Utara

Moleong J Lexy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN.

Muthaher, Osmad. 2012. Akuntansi Perbankan Syariah. Yogyakarta: Karya Ilmu Oktavia Nelly Nurilmi. 2010. Penerapan PSAK 102 Pada Perlakuan Akuntansi

Pengakuan Pendapatan Untuk Pembiayaan Murabahah Pada Koperasi Syariah. Skripsi Dipublikasikan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai upaya preventif dalam memecahkan masalah tersebut, kami merancang sebuah ide untuk membuat sebuah game sebagai metode assessment mengenali minat dan bakat

[r]

bangunan gedung dan struktur lain, dan.. Pembebanan gempa pada strutur gedung lokasi studi mengacu pada aturan SNI 1726:2012 tentang gempa, dimana pada struktur

Berdasarkan pada rumusan masalah dan kerangka teori yang telah penulis paparkan maka hipotesanya adalah “Persengketaan perdagangan yang terjadi antara Indonesia dan Amerika

Jadi yang dimaksud penulis dengan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di PAUD TPQ Al- I‟tikaf Tambakan Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Tahun

Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai3. Pegawai Aparatur Sipil Negara

Diantaranya adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Daftar Presensi Siswa, Lembar Kerja Siswa, Lembar Observasi Siswa, Lembar Observasi Guru, Buku Pembelajaran,

Rata-rata validitas isi 90,00 Sangat valid Berdasarkan tabel 3 tersebut diketahui bahwa presentase validitas isi permainan elemement adventure sebesar 90.00%