• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Smgkat PD. BPR Carenang Serang. perkreditan Rakyat (BPR), peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 4 tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Smgkat PD. BPR Carenang Serang. perkreditan Rakyat (BPR), peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 4 tahun"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Smgkat PD. BPR Carenang Serang

Dengan telah diterbitkannya Undang-Undang nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, peraturan pemerintah nomor 71 Tahun 1992 tentang Bank perkreditan Rakyat (BPR), peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 4 tahun 1993 tentang perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD.BPR) dan lnstruksi Menteri Dalam Negri nomor 4 Tahun 1999 tentang perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD.BPR) bahwa Lembaga Perkreditan Kecamatan dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun sejak dikeluarkan peraturan Menteri Dalam Negeri dimaksud, harus ditingkatkan statusnya menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Sehubungan dengan adanya status kelembagaan yang berbeda, serta dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan dan Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah, maka untuk lebih memberdayakan keberadaan lembaga keuangan pedesaan dan memacu perkembangan perekonomian pedesaan, serta berfungsi sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dengan memberikan peran dominan kepada

(2)

pemerintah kabupaten, untuk itu dipandang perlu diadakan perubahan terhadap peraturan daerah Nomor 5 Tahun 1996 dan hal mi telah dibahas dan disepakati oleh para pemilik yaitu pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten serang dan PT. Bank Jabar melalui rapat konsultasi yang dilaksanakan pada tanggal 13 september 2000 di Bandung.

Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2000, tentang pembentukan Propinsi Banten, maka implikasinya terhadap PD.BPR harus ada perubahan perda, khususnya dalam hal modal dasar dan komposisi kepemilikannya, yaitu:

a. Karena serang menjadi ibu kota Propinsi Banten, maka sesuai SK Direksi Bank Indonesia Nomor 6/22/PBII2004tanggal 09 Agustus 2004 bahwa untuk BPR di ibu kota propinsi modal dasar harus Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah)

b. Pemerintah Propinsi Banten berhasrat untuk menjadi salah satu pemilik saham, sehingga perlu ada perubahan kepemilikan saham serta perubahan komposisi kepemilikannya.

c. Untuk mengakomodir pemerintah propinsi Banten sebagai salah satu pemegang saham, di buatlah perda Kabupaten Serang No.14 tahun 2003 sehingga pemegang saham BPR Carenang, berjumlah 4 pihak:

1. Pemerintah Kabupaten Serang 2. Pemerintah Propinsi Jawa Barat 3. Bank Jabar

(3)

2. Kegiatan Usaha

PD. BPR Carenang Serang memberikan pelayanan perbankan kepada masyarakat luas, berupa penerimaan simpanan, pemberian pinjaman maupun jasa perbankan lainnya. Produk dan jasa perbankan yang dilakukan oleh PD.BPR Carenang yaitu Dana yang terdiri dan:

- Tamasa (Tabungan Masyarakat Desa)

- Taprindo (Tabungan Perkreditan Rakyat Indonesia) - TAS (Tabungan Anak Sekolah)

- Deposito Berjangka

Produk Kredit yang diberikan terdiri dan: - Kredit Multi Guna (Kredit Konsumtif)

- Kredit Wira Usaha (Kredit Usaha diatas 10 Juta) - Kredit Mikro Banten (Kredit Usaha dibawah 10 Juta) - Kredit PNS

3. Manajemen dan Operasi

Manajemen PD.BPR Carenang terdiri dan Dewan Pengawas dan Direksi. Dewan Pengawas bertugas untuk merumuskan kebijakan pengawasan serta pengelola. Sedangkan Direksi melaksanakan kebijakan dan pengelolaan operasi

(4)

sehari-hari. Dalam melaksanakan tugasnya Direksi dibantu oleh para Divisi dan Staf yaitu:

- Divisi Sistem Pengendali Intern (SPI) - Divisi Umum - Divisi Dana - Divisi Kas - Divisi Pembukuan - Divisi Kredit 4. Jaringan Kantor

Dalam rangka menunjang kegiatan operasionalnya Bank PD.BPR Carenang saat mi memiliki dukungan dan kantor pelayanan yanga ada di Serang, dengan komposisi sebagai berikut:

- 1 kantor Pusat (Carenang Serang) - 1 Kantor Kas (Cikande Serang)

- 1 Kantor Operasional (Jawilan Serang)

5. Misi dan Fungsi

PD. BPR Carenang sebagai salah satu kelengkapan otonomi daerah mempunyai misi dan fungsi sebagai berikut:

1. Penggerak dan pendorong laju pembangunan daerah 2. Salah satu sumber pendapatan asli daerah

(5)

4. Memberikan pelayanan jasa keuangan kepada masyarakat

Strategi Pengembangan Usaha

Dengan mempertimbangkan kepada kebijakan Bank Indonesia selama tahun 2001 dengan prioritas utama memperkuat kesehatan bank melalui semua indikator serta lebih banyak menyalurkan kredit kepada sektor-sektor yang produktif dan resiko yang lebih rendah, maka strategi pengembangan usaha PD. BPR Carenang diarahkan pada peningkatan kinerja keuangan dan penunjang lainnya dalam rangka misi dan fungsinya melalui penerapan strategi sebagai berikut:

a. Bidang Operasional

Dengan memperhatikan prediksi perekonomian secara makro, penanaman aktiva produktif diarahkan dalam bentuk:

1. penyaluran kredit yang di prioritaskan kepada debitur mikro yang prospektif.

2. penempatan dana dalam bentuk antar Bank atas dana yang dihimpun dengan memperhatikan aspek resiko, rentabilitas, dan likuiditas.

b. Bidang Penunjang

Dibidang kelembagaan strategi dilaksanakan dengan pengembangan organisasi, sistem dan teknologi, secara berkelanjutan dilakukan review terhadap sistem informasi manajemen untuk menjamin tersedianya informasi yang akurat dan tepat waktu serta pengembangan program komputerisasi yang diarahkan pada terintegrasinya sistem akuntansi keuangan dan layanan.

(6)

BPR Carenang telah menerapkan sistem komputerisasi yang terintegrasi bekerjasama dengan provider SMC (Solusi Mitra Consult) dari Jakarta.

6. Struktur Organisasi

Organisasi mempunyai peran yang sangat pentmg dalam menjalankan kegiatan usaha, karena dengan adanya orgamsasi berarti terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab secara jelas. Mengingat pentingnya keberadaan organisasi ini, maka hampir seluruh kegiatan usaha yang ada baik berskala kecil, menengah, dan besar merasa perlu untuk membentuk struktur organisasi. Besar kecilnya pengorganisasian sangat tergantung dengan kebutuhan kegiatan usaha dan besar kecilnya gerak yang dilaksanakan oleh usaha tersebut.

Pengertian Struktur Organisasi menurut Sutarto (1982 : 37) merupakan suatu kerangka hubungan antara satuan-satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas dan wewenang yang mempunyai peranan tertentu dalam kesatuan yang utuh.

(7)

Uraian Tugas (Job Discription) PD. BPR Carenang Serang Direksi (Pimpman)

Tugas dan tanggung jawabnya antara lain:

- Mengambil Keputusan atas masalah-masalah Kantor Pusat, kantor Kas sesuai dengan pedoman dan wewenang yang digariskan oleh Dewan Pengawas.

- Mengatur penyusunan modal kerja dan anggaran kantor pusat, kantor kas.

Sistem Pengendalian Intern (SPI) Tugas dan tanggung jawabnya antara lain: - Sebagai sekretaris direksi.

- Mengagendakan dan mengikuti jadwal pertemuan direksi (pimpinan). - Menangani acara pertemuan direksi dengan nasabah atau pihak lain.

- Menyelenggarakan kegiatan tata usaha surat menyurata dilingkungan kantor baik yang bersifat intern dan ekstern.

Umum

Tugas dan tanggung jawabnya antara lain: - Mengurus administrasi dan gaji pegawai.

- Menghitung dan menyetorkan pajak penghasilan pegawai. - Membuat penyusutan inventaris kantor.

(8)

Dana

Tugas dan tanggung jawabnya antara lain: - Membuat nominatif tabungan dan deposito. - Melakukan ekspansi tabungan.

- Mencatat dan menyetorkan pajak tabungan dan deposito. - Melaporkan data deposito yg di jamin LPS.

Kas

Tugas dan tanggung jawabnya antara lain:

- Mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. - Membuat kas opname.

- Mencatat transaksi yang berkaitan dengan penempatan antar bank. - Membuat laporan arus kas.

Pembukuan (Accounting)

Tugas dan tanggung jawabnya antara lain: - Membuat laporan ke BI setiap bulannya. - Membuat laporan perubahan modal ke BI. - Membuat anggaran bulanan.

- Membuat laporan tahunan dan merekap anggaran tahunan.

- Membuat mutasi rupa-rupa aktiva, kewajiban segera, antar bank pasiva dan rupa-rupa pasiva.

(9)

Kredit

- Mencatat dan menganalisa setiap permohonan kredit.

- Melakukan pembinaan terhadap debitur, baik debitur lancar maupun yang digolongkan kurang lancar ( KE ), diragukan ( DR), dan macet (M).

- Membuat nominatif dan potongan kredit PNS melalui Bank Jabar. - Mengontrol NPL setiap harinya.

B. Metode Penelitian

Dalam hal penyusunan skripsi, penulis menggunakan penelitian deskriptif, merupakan penelitian terhadap permasalahan yang terjadi dalam objek penelitian. Penelitian ini menggambarkan deskripsi yang sistematis terhadap fakta dan permasalahan yang terjadi.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Riset Kepustakaan (Library Research)

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang ada dalam text book, makalah dan kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian untuk memperoleh data dan informasi penunjang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

(10)

2. Riset Lapangan (Field Research)

Metode ini dilakukan dengan penelitian langsung ke PD. BPR Carenang Serang, yang dimaksud untuk mendapatkan data sekunder berupa keuangan (annual report) pada PD. BPR Carenang Serang.

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yang kualitatif dan kuantitatif yaitu membandingkan antara apa yang ditemukan di lapangan dengan beberapa konsep sistem menurut teori.

Analisis diawali dengan menghitung rasio likuiditas dengan menggunakan rumus loan to deposit rasio, sebagai berikut:

1. Cash Rasio = Alat-alat yang di kuasai X 100% Kewajiban yang harus dibayar

Cash Rasio adalah alat pengukuran likuiditas bank, yaitu suatu likuiditas minimum yang wajib dipelihara oleh setiap bank. Yaitu perbandingan antara alat-alat likuid yang dikuasai dengan kewajiban segera dapat dibayar. Menurut Muchdarsyah Sinungan, manajemen dana bank (1997).

2. LDR = Kredit yang diberikan X 100% Total dana yang dihimpun

Loan Deposit Rasio ( LDR ) adalah salah sata cara menghitung posisi likuiditas yang banyak digunakan oleh bank sehingga sering disebut dengan

(11)

Banking Rasio. Yaitu dengan membandingkan jumlah saldo kredit yang diberikan (total loan) dengan jumlah yang berhasil dihimpun (total deposit). Semakin tinggi tingkat LDR, maka tingkat likuiditas bank tersebut semakin kecil ( bank kurang likuid ) karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiyayai kreditnya semakin banyak dan sebaliknya.

3. Rasio Likuiditas

Pengaturan rasio likuiditas ini biasanya bank-bank tidak akan bebas mengatur kebijaksanaannya karena adanya berbagai kendala seperti dilema antara likuiditas dengan profitabilitas, semakin tmggi tingkat likuiditas semakin banyak dan yang menganggur (idle fund ) dan profitabilitas rendah dan sebaliknya.

a. Quick Rasio = Cash Rasio Total Deposit

Quick Rasio digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajibannya kepada para deposan dengan cash assets yang dimiliki. Menurut Teguh Pudjo Mulyono (1992:116).

b. Banking Rasio = Total Loans Total Deposits

Banking Rasio digunakan untuk mengetahui kemampuan bank membayar kembali kewajibannya dan para deposannyadengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan pada debitur. Menurut Teguh Pudjo Mulyono( 1992:116).

(12)

C. Loan to Toatal Assets = Pinjaman Total Aktiva

Loan to Total Assets digunakan untuk mengukur kemanipuan dalam memenuhi permintaan kredit daripada debitur. Dengan assets bank yang tersedia, semakin rendah rasio akan menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin tinggi.

Referensi

Dokumen terkait

The reproductive biology of yellowfin tuna (Thunnus albacares) in Hawaiian water and the western tropical Pacific Ocean: Project summary.. Fecundity of yellowfin tuna

(24) Sekretaris Program Studi adalah sekretaris pada program studi yang bertugas mengelola dan mengendalikan administrasi penyelenggaraan pendidikan akademik dan atau

Makalah ini akan difokuskan pada pembahasan mengenai sedekah desa yang mewujud dalam tradisi ritual unik yang telah menjadi komoditas budaya masyarakat Banyuwangi,

Kolaka -Kota Kendari Anggota DPRD/ASN (Trasport Keluar Daerah/Dalam Prov... 02 Dana Bagi Hasil

Hasil yang diperoleh pada fase baseline 1 yaitu frekuensi anak dalam komunikasi hanya berada pada kisaran 5-7, pada fase intervensi setelah diberikan beberapa kali

Secara keseluruhan konsep yang diterapkan pada desain interior kindergarten adalah menciptakan desain interior dengan konsep Religius Wonerland yang dihubungkan dengan

Keberhasilan Badan Usaha dalam meningkatkan keuntungan dan pengembangan pasar dapat dihasilkan dengan menerapkan dan memelihara suatu sistem manajemen mutu yang dirancang untuk

Perancangan ini merupakan wujud kepedulian untuk melestarikan dan mengajarkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam lagu dolanan kepada anak-anak jaman sekarang dengan