• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik. seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik. seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Jejaring Sosial Facebook

2.1.1 Pengertian Jejaring Sosial Facebook

Pengertian jejaring sosial menurut Wikipedia (2012) adalah suatu struk-tur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

Dalam Wikipedia (2012) Facebook adalah sebuah layanan situs jejaring sosial dan situs web yang diluncurkan pada Februari 2004 yang dioperasikan dan dimiliki oleh Facebook.Inc.

Facebook merupakan salah satu jaringan sosial dimana para pengguna dapat berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia. Penggunanya dapat bergabung dalam sebuah komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi. Facebook bisa juga diartikan sebagai media pertukaran informasi, karena di dalamnya berisi tentang kabar berita seputar penggunanya yang dapat dilihat orang lain.

Menurut Kurniali (2009), Facebook adalah situs pertemanan populer yang berasal dari Amerika, pendiri Facebook adalah Mark Zukerberg. Facebook menerima semua pengguna yang berusia lebih dari 13 tahun dan memiliki sebuah alamat email yang valid. Menurut Zaenal (2009) Facebook

(2)

atau yang biasa disebut dengan FB merupakan situs jejaring sosial yang saat ini sedang populer dimana-mana. Facebook diperkenalkan oleh Mark Zuckerberg pada tahun 2004. Sampai saat ini, jutaan orang memiliki Facebook dan sebagian besar mengatakan dapat bertemu lagi dengan sahabat lama yang sudah hilang komunikasi atau lost contact bertahun-tahun. Nilawati (2010) menjelaskan Facebook merupakan situs jejaring sosial yang saat ini sedang populer di dunia maya. Facebook merupakan karya dari Mark Zuckerberg. Facebook dapat membantu untuk mencari teman-teman lama yang mungkin dalam beberapa waktu tidak bertemu. Facebook juga dapat digunakan untuk kepentingan yang lebih serius, seperti promosi produk, promosi seminar dan workshop, dll.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan Facebook adalah situs jejaring sosial yang saat ini sedang populer dan didirikan oleh Mark Zukerberg. Facebook merupakan salah satu jaringan sosial dimana para pengguna dapat berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia. Penggunanya dapat bergabung dalam sebuah komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi.

2.1.2 Penggunaan Jejaring Sosial Facebook

Dalam penggunaan jejaring sosial Facebook tidak terlepas juga dari penggunaan Internet. Menurut Horrigan (2000), terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk mengetahui intensitas penggunaan intenet seseorang,

(3)

yakni frekuensi internet yang sering digunakan dan lama menggunakan tiap kali mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna internet.

The Graphic, Visualization & Usability Center, the Georgia Institute of Technology (Qomariyah, 2009) menggolongkan pengguna internet menjadi tiga kategori dengan berdasarkan intensitas internet yang digunakan:

a. Heavy users (lebih dari 40 jam per bulan).

b. Medium users (antara 10 sampai 40 jam per bulan) c. Light users (kurang dari 10 jam per bulan)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002:438), definisi Intensitas adalah tingkatan atau seberapa sering melakukannya. Sedangkan menurut Wikipedia (2012), definisi Intensitas adalah Intensitas berasal dari bahasa latin yaitu intention yang berarti ukuran kekuatan, keadaan tingkatan atau ukuran intensnya.

Menurut Kaloh (Christanti, 2011) intensitas merupakan tingkat keseringan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu yang didasari rasa senang dengan kegiatan yang dilakukan tersebut. Penggunaan jejaring sosial Facebook secara umum biasa disebut online keadaan ini menunjukan keadaan konektivitas atau terhubung ke dalam suatu jaringan yang besar.

Dari definisi di atas penulis dapat menyimpulkan definisi penggunaan jejaring sosial Facebook adalah tingkat keseringan seseorang dalam terhubung dan menggunakan jejaring sosial Facebook yang didasari rasa senang dengan kegiatan yang dilakukan tersebut.

(4)

2.1.3 Aspek-Aspek Intensitas

Menurut Kasali (dalam Christanti, 2011) aspek dalam intensitas yaitu : a. Perhatian

b. Minat c. Hasrat d. Rasa percaya e. Tindakan.

Sedangkan Siahaan (dalam Christanti, 2011) menjelaskan aspek-aspek dalam intensitas adalah :

a. Perhatian

Perhatian adalah tingkat ketertarikan terhadap sesuatu yang menjadi target perilaku.

b. Penghayatan

Penghayatan adalah pemahaman terhadap informasi yang disajikan. c. Durasi

Lamanya selang waktu setiap individu dalam mengeksplorasi. d. Frekuensi

Banyaknya pengulangan perilaku dalam mengkonsumsinya atau seberapa sering.

Afandi (2011) juga mengambil beberapa aspek dalam intensitas dalam online Facebook, yaitu :

(5)

b. Pemakaian fasilitas Facebook (Application)

c. Tingkat keseringan atau frekuensi individu (Frequency)

2.2 Teori Prokrastinasi

2.2.1 Pengertian Prokrastinasi Akademik

Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan ”pro” dan akhiran ”crastinus”. Pro berarti kecenderungan bergerak maju, crastinus berarti menuju keesokan hari (Steel, 2006). Sehingga jika digabungkan prokrastinasi menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya. Penundaan adalah kecenderungan untuk menunda atau sama sekali menghindari tanggung jawab, keputusan, atau tugas yang perlu dilakukan (Haycock, McCarthy, & SKAY 1998, Tuckman dan Sexton, 1989 dalam La Forge, 2005).

Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan kinerja secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu, serta sering terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan (Tuckman, 2007).

Ellis dan Knaus (La Forge, 2005) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses penghindaran tugas, yang hal itu sebenarnya tidak perlu dilakukan seseorang karena adanya ketakutan untuk gagal, serta adanya pandangan bahwa segala sesuatu harus

(6)

dilakukan dengan benar, bahwa penundaan yang telah menjadi respon tetap atau kebiasaan dapat dipandang sebagai suatu kebiasaan (trait) prokrastinasi.

Salomo dan Rothblum (1984) mendefinisikan prokrastinasi sebagai perbuatan yang tanpa alasan memperlambat pekerjaan sampai pada titik ketidaknyamanan yang dialami. Penundaan melibatkan mengetahui bahwa seseorang bisa saja melakukan suatu kegiatan, dan mungkin bahkan ingin melakukannya, namun gagal untuk memotivasi diri sendiri untuk melakukan aktivitas dalam waktu yang diinginkan atau diharapkan (Senecal, Koestner, & Vallerand 1995 dalam La Forge, 2005).

Setiap bentuk penundaan adalah prokrastinasi, salah satunya dalam bidang akademik. Prokrastinasi akademik dapat disimpulkan sebagai suatu kecenderungan individu menunda tugas akademik yang ditandai oleh pengalihan kapasitas pikiran, perasaan dan tindakan yang menyebabkan kegagalan dalam penyelesaian tugas akademik secara keseluruhan dari waktu ke waktu.

Prokrastinasi akademik adalah perilaku menunda-nunda dalam mengerjakan atau menyelesaikan tugas akademik. Tugas-tugas akademik tersebut diantaranya tugas menulis, membaca, belajar menghadapi ujian, menghadiri pertemuan (kuliah), tugas administratif, dan kinerja akademik secara keseluruhan. Solomon dan Rothblum (1984) menyebutkan mahasiswa yang melakukan prokrastinasi paling banyak dalam tugas menulis sebesar 46%. Selain itu, dalam tugas membaca 30,1%; belajar untuk ujian 27,6%;

(7)

menghadiri pertemuan (kuliah) 23%; dalam tugas administratif 10,6%; dan kinerja akademik secara keseluruhan 10,2%.

2.2.2 Jenis-Jenis Tugas Pada Prokrastinasi Akademik 

Prokrastinasi akademik dan non-akademik sering menjadi istilah yang digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas dalam prokrastinasi. Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akdemik, misalnya tugas sekolah atau tugas kuliah. Prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tugas rumah tangga, tugas sosial, tugas kantor dan lain sebagainya (Ferrari, 1995., dalam Gufron, 2003).

Menurut Green (dalam Gufron, 2003), jenis tugas yang menjadi obyek prokrastinasi akademik adalah tugas yang berhubungan dengan kinerja akademik. Perilaku-perilaku yang mencirikan penundaan dalam tugas akademik dibedakan dari perilaku lainnya dan dikelompokkan menjadi unsur prokrastinasi akademik.

Salomon & Rothblum (Ferrari, dkk, 1995) menyebutkan 6 area tugas akademik tentang jenis-jenis tugas yang sering diprokrastinasi oleh mahasiswa, yaitu:

(8)

a. Tugas Menulis Makalah

Tugas tersebut meliputi penundaan melaksanakan kewajiban atau tugas-tugas menulis, misalnya menulis makalah, laporan, atau mengarang lainnya.

b. Tugas Belajar Menghadapi Ujian

Tugas tersebut meliputi menghadapi ujian, mencakup penundaan belajar untuk menghadapi ujian, misalnya Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester, dan Test Mingguan.

c. Tugas Membaca Mingguan

Tugas tersebut meliputi adanya penundaan untuk membaca buku atau referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yang diwajibkan.

d. Tugas Administratif Akademik

Tugas tersebut seperti menulis catatan, mendaftarkan diri dalam presensi kehadiran, mengembalikan buku perpustakaan.

e. Tugas Menghadiri Pertemuan Perkuliahan

Yaitu penundaan maupun keterlambatan dalam menghadiri pelajaran, praktikum dan pertemuan-pertemuan lainnya.

f. Tugas Akademik Secara Keseluruhan

Yaitu menunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas akademik secara keseluruhan.

(9)

a. Functional procrastination, yaitu penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat.

b. Disfunctional procrastination yaitu penundaan yang tidak bertujuan, berakibat jelek dan menimbulkan masalah. Ada dua bentuk prokrastinasi yang disfunctional berdasarkan tujuan mereka melakukan penundaan, yaitu:

1. Decisional Procrastination

Decisional procrastination adalah suatu penundaan dalam mengambil keputusan. Bentuk prokrastinasi ini merupakan sebuah anteseden kognitif dalam menunda untuk mulai melakukan suatu kerja dalam menghadapi situasi yang dipersepsikan penuh stress (Ferrari, dalam Rizvi dkk., 1997). Prokrastinasi dilakukan sebagai suatu bentuk coping yang digunakan untuk menyesuaikan diri dalam perbuatan keputusan pada situasi-situasi yang dipersepsikan penuh stress. Jenis prokrastinasi ini terjadi akibat kegagalan dalam mengindentifikasikan tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam diri individu, sehingga akhirnya seorang menunda untuk memutuskan masalah. Decisional procrastination berhubungan dengan kelupaan, kegagalan

(10)

proses kognitif, akan tetapi tidak berkaitan dengan kurangnya tingkat intelegensi seseorang.

2. Avoidance Procrastination

Avoidance procrastination atau Behavioral

procrastination adalah suatu penundaan dalam perilaku yang tampak. Penundaan dilakukan sebagai suatu cara untuk menghindari tugas yang dirasa tidak menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. Prokrastinasi dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam menyelesaikan pekerjaan yang akan mendatangkan. Avoidance procrastination berhubungan dengan tipe self presentation, keinginan untuk menjauhkan diri dari tugas yang menantang, dan implusiveness.

2.2.3 Ciri-Ciri Prokrastinasi Akademik

Ferrari dkk, 1995 mengemukakan ciri-ciri prokrastinasi akademik sebagai berikut :

a. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan kerja tugas.

Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapi harus segera diselesaikan dan berguna bagi diri procrastinator, akan tetapi menunda nunda untuk mulai mengerjakannya atau mununda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika ia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.

(11)

b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.

Orang yang melakukan prokrastinasi memperlakukan waktu yang lebih lama dari pada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Seorang procrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian tugas tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimiliki.

c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.

Seorang procrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seseorang procrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana rencana yang telah di tentukan sendiri.

d. Melakukan aktifitas lain yang lebih menyenangkan yang bersifat hiburan.

Seorang procrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dimiliki untuk melakukan aktifitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan,seperti membaca (koran, majalah, atau buku cerita lainnya), ngobrol, jalan-jalan, chating sehingga menyita waktu yang ia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikan.

(12)

Dari ciri-ciri diatas dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.

2.2.4 Aspek-Aspek Prokrastinasi Akademik

Dari beberapa penelitian terdapat beberapa peneliti yang mengungkap-kan aspek atau komponen dari prokrastinasi. Diantaranya adalah Milgram (dalam Ferrari 1995) yang memandang 4 komponen prokrastinasi yaitu:

a. Suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas.

b. Menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih jauh, misalnya keterlambatan menyelesaikan tugas maupun kegagalan dalam mengerjakan tugas.

c. Melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, misalnya tugas kantor, tugas sekolah, maupun tugas rumah tangga.

d. Menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan, misalnya perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik, dan sebagainya.

(13)

2.3 Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dengan Prokrastinasi Akademik

Situs jejaring sosial Facebook adalah salah satu bentuk dari berkembangnya teknologi. Facebook mempererat hubungan seseorang tanpa ada batas ruang. Tetapi sering kali dalam penggunaannya banyak orang yang mulai mempergunakan waktu lebih banyak untuk online pada situs jejaring sosial ini.

Banyak mahasiswa yang menunda-nunda untuk mengerjakan tugas kuliah dari dosen atau menunda belajar saat menghadapi ujian, mahasiswa menunda dengan melakukan aktivitas lain yang tidak mendukung kegiatan akademis. Solomon dan rothblum (1984) menyebutkan mahasiswa yang melakukan prokrastinasi paling banyak dalam tugas menulis sebesar 46%. Selain itu, dalam tugas membaca 30,1%; belajar untuk ujian 27,6%; menghadiri pertemuan (kuliah) 23%; dalam tugas administratif 10,6%; dan kinerja akademik secara keseluruhan 10,2%. Menurut Ferarri dan Lay (Ferrari,1995) mahasiswa memiliki keinginan untuk melakukan suatu aktivitas akademik sesuai dengan harapan dan batas waktu yang telah ditentukan, tetapi pada akhirnya kehilangan semangat untuk melakukannya sehingga mahasiswa tersebut menunda pekerjaan sehingga disebut prokrastinasi akademis.

Seseorang yang melakukan penundaan tersebut disebut prokrastinator. Seorang prokrastinator sebenarnya sadar bahwa dirinya menghadapi tugas-tugas yang penting, akan tetapi dengan sengaja menunda-nunda hingga

(14)

muncul perasaan tidak nyaman dan cemas. Jika seorang procrastinator lebih memilih mengakses jejaring sosial Facebook dengan waktu yang lama maka secara tidak langsung akan membuat kegiatan dan tugas-tugas perkuliahan terbengkalai.

Hasil penelitian An’nisa Zulaicha dan Inhastuti Sugiasih (Fakultas Psikologi Universitas Sultan Agung Semarang) dengan subyek adalah mahasiswa yang aktif dalam penggunaan chatting mig33 menunjukan bahwa ada hubungan positif antara kecanduan chatting dengan prokrastinasi akademik. Koefisien determinan (R2) sebesar 0,525 yang menunjukan bahwa 2,5% dari prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang terkena kecanduan chatting, sedangkan 47,5 lainnya dipengaruhi oleh variabel lain. Penelitian yang dilakukan oleh Irfan Nazir (Fakutas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatra Utara) dengan populasi penelitian berjumlah 908 orang dan sampel sebanyak 90 orang mahasiswa FISIP USU menunjukan bahwa ada hubungan yang tinggi antara situs facebook terhadap tindakan menggunakan ditunjukan dengan besar korelasi Spearman (rho) adalah 0,738 maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan dari situs facebook adalah 54% terhadap tindakan mahasiswa FISIP USU

Penelitian yang dilakukan oleh Ikhwan Pratama (Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana) dengan subyek 110 mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara sikap prokrastinasi pada mahasiswa yang menggunakan Facebook

(15)

dengan frekuensi rendah, frekuensi sedang, dan frekuensi tinggi. Dengan nilai F sebesar 0,062 dengan nilai signifikansi 0,940 (p>0,05).

Oleh karena itu dalam penelitian ini ingin membuktikan apakah ada hubungan yang signifikan antara penggunaan jejaring sosial Facebook dengan prokrastinasi akademik.

2.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan yang positif signifikan antara penggunaan Facebook dengan Prokrastinasi akademik mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana, semakin tinggi penggunaan jejaring sosial Facebook maka semakin tinggi Prokrastinasi akademik Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana.

                 

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan tersebut memberikan sebuah pengertian bahwa prokrastinasi akademik adalah suatu penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan

Skala ini terdiri dari lima aspek Prokrastinasi akademik , yaitu adanya penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, kelambanan dalam mengerjakan

Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik adalah penundaan yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang memulai maupun menyelesaikan

1. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi. Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus

Prokrastinasi adalah kecendrungan individu dalam merespon tugas akademik yang dihadapi dengan mengulur-ulur waktu untuk memulai maupun menyelesaikan kinerja secara sengaja

1) Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi. Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera

Prokrastinasi merupakan penundaan yang dilakukan ketika merespon tugas akademik baik pada saat menyelesaikan, memulai ataupun menunda tugas yang dihadapi, terlambat mengerjakan tugas,