• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DARI GANGGUAN PARTIAL DISCHARGE PADA PT.PLN (PERSERO) UP3 SIBOLGA LAPORAN KERJA PRAKTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DARI GANGGUAN PARTIAL DISCHARGE PADA PT.PLN (PERSERO) UP3 SIBOLGA LAPORAN KERJA PRAKTIK"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DARI

GANGGUAN PARTIAL DISCHARGE PADA PT.PLN (PERSERO) UP3

SIBOLGA

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Diajukan Oleh :

ADE TRIANA HUTAGALUNG

(102117019)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PERTAMINA

JAKARTA

(2)
(3)

ii

Kata Pengantar

Puji dan Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karuniaNya laporan ini dapat selesai dengan judul “Pemeliharaan Jaringan Distribusi 20 kV dari Partial Discharge”. Mata kuliah Kerja Praktik merupakan salah satu mata kuliah wajib pada program studi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pertamina.

Kerja praktik tidak berfokus pada dalam penyelesaian masalah melainkan untuk meningkatkan kemampuan analisis, pengetahuan terhadap dunia pekerjaan, meningkatkan

soft skills yang dapat berguna dalam dunia kerja

Dalam pengerjaan laporan, tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak yang terkait. Oleh karena itu, penulis ngin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan, bimbingan dan doa yang baik. 2. Ibu Khusnun Widiyati, S.T., M.Eng., Ph. D. selaku dekan Fakultas Teknologi Industri. 3. Bapak Dr. Eng. Wahyu Kunto Wibowo, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Studi

Teknik Elektro dan juga selaku dosen pembimbing Kerja Praktik 4. Bapak Ivan Situngkir selaku pembimbing instansi kerja praktik 5. Bapak Heri Sihite selaku mentor

6. Seluruh pegawai PT. PLN (Persero) UP3 Sibolga 7. Seluruh Dosen dan staff Universitas Pertamina

8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam melaksanakan Kerja Praktik

Selain itu penulis juga sadar bahwa pada laporan kerja praktik ini masih banyak ditemukan kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis benar-benar menerima kritik dan saran untuk kemudian dapat direvisi dan ditulis di masa yang selanjutnya, sebab disadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai dengan saran yang membangun. Akhir kata, semoga laporan ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi setiap pihak.

(4)

iii

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Laporan Kerja Praktik ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR TABEL ... vi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 2 1.2.1 Tujuan Umum ... 2 1.2.2 Tujuan Khusus ... 2

1. 3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 2

1.4 Manfaat Kerja Praktik ... 3

1.4.1 Bagi Mahasiswa... 3

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi ... 3

1.4.3 Bagi Instansi/Perusahaan ... 3

BAB II PROFIL INSTANSI ... 4

2.1 Sejarah Singkat ... 4

2.1.1 Visi dan Misi Instansi ... 5

2.2 Unit Kerja ... 6

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 7

(5)

iv

2.5 Penempatan Kerja Praktik ... 13

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK ... 14

BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK ... 15

4.1 Pemeliharaan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik ... 15

4.2 Pemeliharaan Trafo dan PHB TR ... 16

4.3 Pemeliharaan Kabel Jaringan SUTM ... 16

4.4 Penggantian Pin Isolator, Pemasangan Tekep dan Tiewire ... 17

4.5 Pemeliharaan Lightning Arrester ... 18

4.6 Pemeliharaan Recloser ... 19

4.7 Pemeliharaan Jaringan dari Partial Discharge (PD) ... 19

BAB V TINJAUAN TEORITIS ... 21

5.1 Sistem jaringan distribusi ... 21

5.2 Saluran Udara Tegangan Menengah ... 21

5.2.1 Komponen Pada saluran Udara Tegangan Menengah ... 21

5.3 Partial Discharge ... 25

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

6.1 Kesimpulan ... 26

6.2 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27

(6)

v

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... 7

2. Gambar 2.2 Logo Perusahaan ... 12

3. Gambar 4.1 Pemeliharaan Trafo dan PHB TR ... 16

4. Gambar 4.2 Inspeksi Pohon pada jaringan SUTM ... 17

5. Gambar 4.3 Pemasangan Tekep dan tiewire serta Penggantian Pin ... 18

6. Gambar 4.4 Pengukuran arus pada Lightning Arrester ... 18

7. Gambar 4.5 Re-setting recloser ... 19

8. Gambar 4.6 Pengukuran arus bocor ... 20

9. Gambar 5.1 Gambar kotak kontrol elektronik recloser ... 24

(7)

vi

DAFTAR TABEL

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk keterampilan dan kecakapan seseorang untuk persiapan memasuki dunia kerja. Pada tingkat perguruan tinggi, masih sangat terbatas pada pemberian materi didalam ruangan kelas dan praktik yang hanya didapatkan pada laboratorium dalam skala yang kecil. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami masalah yang muncul pada dunia kerja dan dapat menemukan solusi yang tepat,mahasiswa perlu melakukan kegiatan pelatihan secara langsung pada instansi/perusahaan yang relevan dengan pendidikan yang sesuai dengan bidangnya. Sehingga setelah lulus dari kegiatan akademik secara formal, mahasiswa dapat memanfaatkan dan menggunakan ilmu serta pengalaman yang telah diperoleh pada saat pelatihan kerja dan secara langsung dapat menerapkan. Salah satu cara perguruan tinggi dalam meningkatkan keterampilan dan kecakapan mahasiswa dengan kegiatan kerja praktik, dimana mahasiswa mengikuti semua aktifitas di lokasi kerja pda suatu instansi/perusahaan.

Pada masa sekarang ini, industri 4.0 yang terus berkembang mengakibatkan segala sisi kehidupan bergantung pada teknologi. Semakin berkembangnya teknologi harus didukung dengan meningkatnya energi. Energi sangat berperan penting segala aktifitas manusia. Terutama energi listrik. Proses pembangkitan energi listrik dan penyaluran kepada konsumen tidak terlepas dari adanya transformator (trafo) . Jarak antara pembangkit dan konsumen yang cukup jauh mengharuskan memakai trafo.

Perusahaan diharapkan dapat membantu dan berperan dalam meningkatkan sumber daya manusia melalui wadah pembelajaran lapangan. Kerja sama antara program studi dan perusahaan atau industri dalam melaksanakan kerja praktik diharapkan dapat menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa. Kegiatan Kerja Praktik merupakan salah satu mata kuliah wajib yang ada di Universitas Pertamina yang dapat memberikan pengalaman serta menunjang kegiatan belajar mengajar di luar kampus, ke perusahaan atau instansi yang sesuai dengan program studi.

Universitas Pertamina merupakan perguruan tinggi yang berkontribusi ke masyarakat dan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang bisa menjawab tantangan-tantangan industri energi maupun bidang lainnya.

(9)

2 Adapun values Universitas Pertamina yang menjadi pedoman yaitu spirituality, integritas, profesionalisme, unggul, berpikir terbuka, dan memiliki tanggung jawab sosial. Dengan adanya values, mahasiswa Universitas Pertamina dapat memelihara moral yang mendorong untuk memiliki pengetahuan secara mendalam dan meluas. Oleh karena itu values sangat diperlukan untuk orang yang bekerja dan hal tersebut tidak bisa didapat hanya pada kegiatan belajar mengajar dalam kelas saja, namun didapat dari melalui pengalaman di lapangan, salah satunya dengan mengikuti kegiatan kerja praktik.

Oleh sebab itu, penulis melaksanakan kerja praktik di PT PLN (Persero) UP3 Sibolga sebagai unit perusahaan distribusi energi listrik dengan jaringan distribusi SUTM 20 kV yang dapat memberikan wawasan bagi mahasiswa Teknik Elektro untuk mendapatkan pengalaman kerja secara nyata di industri.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum yang ingin dicapai pada kerja praktik ini adalah:

1. Menjadikan kegiatan kerja praktik sebagai elemen dalam meningkatkan kualitas diri sehingga dapat menjadi bekal untuk memasuki dunia kerja yang profesional.

2. Sarana pelatihan kerja sehingga memperoleh bekal untuk terjun secara langsung di dunia kerja.

3. Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan di dunia kerja. 4. Meningkatkan kepekaaan dan tanggung jawab.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dengan dilaksanakannya kerja praktik ini adalah:

1. Mengetahui penerapan ilmu Elektro yang terintragasi dengan sistem distribusi tenaga listrik.

2. Mengetahui proses pendistribusian tenaga listrik.

3. Mengetahui proses pemeliharaan sistem jaringan distribusi.

4. Mengamati dan mempelajari sistem bisnis PT.PLN (PERSERO) UP3 Sibolga.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan Kerja Praktik ini diusulkan untuk dilaksanakan pada : Waktu : 20 Januari – 26 Februari 2021

Lokasi : PT.PLN (PERSERO) UP3 Sibolga

(10)

3

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Mahasiswa

Manfaat yang akan diperoleh mahasiswa adalah:

1. Dapat memahami berbagai aspek perusahaan seperti aspek teknik, organisasi dan sebagainya.

2. Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan diri (softskill dan hardskill). 3. Memperoleh kesempatan untuk mengetahui lapangan kerja.

4. Dapat ikut serta dalam proses menyelesaikan permasalahan yang dihadapi instansi, sehingga melatih kemampuan berpikir kreatif dan inovaif.

5. Melatih profesionalitas dan disiplin dalam bekerja.

1.4.2 Bagi Universitas Khususnya Program Studi Teknik Elektro

Manfaat kerja praktik bagi program studi teknik elektro adalah:

1. Dapat memperluas relasi Program Studi Teknik Elektro Universitas Pertamina kepada Industri.

2. Memperkenalkan Universitas Pertamina khususnya program studi Teknik Elektro kepada perusahaan.

1.4.3 Bagi PT.PLN (PERSERO) UP3 Sibolga

Manfaat bagi PT.PLN (PERSERO) UP3 Sibolga yaitu:

1. Membina hubungan antara pihak Universitas Pertamina dengan instansi/perusahaan. 2. Memberikan kesempatan sumber daya manusia berbakat untuk dipekerjakan di instansi

ini.

3. Membuka kesempatan penelitian dan kerjasama lainnya antara Universitas Pertamina dan PT.PLN (PERSERO) UP3 Sibolga.

(11)

4

BAB II

PROFIL INSTANSI

2.1 Sejarah Singkat

PT. PLN (Persero) UP3 Sibolga merupakan salah satu unit dari PT. PLN (Persero) dan salah satu bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang ketenagalistrikan, mulai dari mengoperasikan pembangkit sampai melakukan transmisi kepada masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

Listrik mulai dikenal di akhir abad 19 pada masa Hindia Belanda. Ada beberapa perusahaan penyedia listrik untuk Indonesia, dimana salah satunya adalah NV OGEM (Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy) yang berpusat di Belanda, sedangkan Indonesia berpusat di Indonesia. Setelah tiga puluh tahun, tepatnya pada tahun 1923, listrik mulai ada di Sumatera Utara, yang sentralnya dibangun dipertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang berada di jalan Listrik No.8 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM, salah satu perusahaan swasta di Belanda. Kemudian menyusul pembangunan tenaga listrik di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan pada tahun 1924, Tebing Tinggi pada tahun 1927, serta daerah Sibolga oleh NV ANIWM, Berastagi, dan Tarutung pada tahun 1929, Tanjung Balai pada tahun 1931, Labuhan Bilik pada tahun 1936, dan Tanjung Tiram pada tahun 1937.

Pada masa penjajahan Jepang, hanya mengambil alih pengelolaan perusahaan listrik milik swasta Belanda tanpa adanya penambahan mesin dan juga perluasan jaringan. Untuk daerah kerja dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera, Perusahaan Listrik jawa dan seterusnya sesuai dengan struktur organisasi pemerintahan Jepang pada waktu itu.

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik yang sudah diambil alih lalu diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum.

Untuk mengenang peristiwa ambil alih ini, maka dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan bahwa dalam suasana yang semakin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No.163

(12)

5 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) UUD 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distributor Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mulanya dikepalai R.Sukarno (merangkap kepala di Aceh). Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT No.16/1/20 pada tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan diubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, Riau menjadi PLN Eksploitasi. Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9/PRT/64 dan Peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Ekploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

Sebagai tindak lanjut pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara, maka dnegan keputusan direksi PLN No. KPTS s009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi beberapa cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Sibolga, Pematang Siantar (berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang, dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh wilayah Republik Indonesia. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN Ekspolitasi II Sumatera Utara.

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, yang ditandai dengan semakin bertumbuhnya jumlah pelanggan, berkembangnya fasilitas kelistrikan, kemampuan pemasok listrik dan indikasi-indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan di masa mendatang serta upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan No.078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru pelayanan kelistrikan yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan penyaluran Sumatera Utara Bagian Utara.

2.1.1 Visi dan Misi Instansi

Visi dari PT. PLN (Persero) UP3 Sibolga adalah Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani

(13)

6 Untuk misi, ada beberapa poin, yaitu:

a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.2 Unit Kerja

Setiap perusahaan berskala besar maupun kecil harus memiliki unit kerja yang bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan bisnis, serta mengatur sumber daya dan informasi pada organisasi tersebut. Unit kerja suatu perusahaan dapat dikelompokkan berdasarkan ruang lingkup pekerjaannya.

PT PLN (Persero) UP3 Sibolga mengelompokkan unit kerjanya berdasarkan fungsi kerja dan wilayah kerja. Berikut ini adalah pengelompokkan unit kerja berdasarkan fungsinya, yaitu:

a. Jaringan

b. Transaksi Energi Listrik (TEL) c. Perencanaan

d. Konstruksi

e. KSA (Keuangan, Sumber daya manusia, dan Administrasi) f. Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan (Sar & Yan Gan) g. Pengadaan

h. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)

Sedangkan pengelompokkan unit kerja berdasarkan wilayah kerjanya adalah: a. Unit Layanan Pelanggan Sibolga Kota

b. Unit Layanan Pelanggan Siborong-borong c. Unit Layanan Pelanggan Tarutung

d. Unit Layanan Pelanggan Dolok Sanggul e. Unit Layanan Pelanggan Barus

f. Unit Layanan Pelanggan Balige g. Unit Layanan Pelanggan Porsea

(14)

7

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah:

a. Jaringan

Tugas dari bagian jaringan adalah sebagai berikut:

 Mengkoordinasikan program rencana kerja (PKR) untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

Manager Deny Fitrinanto

 Analyst kinerja dan sistem menejemen Saroha P sinaga  Analyst Kinerja Robert Sirait MB Jaringan Ivan B Situngkir EE Jaringan Dist Manto Sihombing SPV Pemeliharaan Hery S Sihite SPV Operasi Fajri Idaman AT Har Dist Nisman Hutagalung JT Har Dist Rio F Sitompul JO OP Dist Obadi Lahagu JO OP Dist Fahriza Wahyu MB TEL Ahmad Dairobi SPV DAL SUT M. Iqbal Fauzi

AE DAL SUT dan PJU Suanro Sinambela SPV TEL Yosua A SInambela SPV HAR MTR Trans Septria Likardo JT HAR MTR Trans Donny F Hutauruk MB Perencanaan Gunung M Waruwu MB Konstruksi Azhar M Nasution MB Keu dan SDM Marfin Tanjung

MB SAR & YAN GAN Junita SImatupang Pejabat Pelaksana K3L

Yusnizar Tanjung Pejabat Pelaksana Pengadaan

Ira H Hogan JT ADM Pengadaan Randi Rahman ULP SIBOLGA KOTA ULP SIBORONG-BORONG ULP BALIGE ULP TARUTUNG ULP DOLOK SANGGUL ULP PORSEA ULP BARUS

EG REN & EV SIS DIST Hazril M Siahaan

SPV Perencanaan Sis Jerry Hutabarat

AE REN & EV SIS DIST Anita Tiodor

SPV Mapping Data Dian J Arrohman

AA Mapping Data Ananda A Q

SPV Keu & AKT Aisyah F Harahap JE Dalkons Dimas S Putro AE Dalkons Jonathan A S SPV Logistik Achmad Rio S

Jun Officer Log Budi P S

AS Keu & Akt Yeni R JA Keu & Akt Winda I Putri JA Keu & Akt Syahfitri S SPV Har MTR Trans Septria Likardo AF SDM & ADM Yasril J AF SDM & ADM Erni Y Pardede JO SDM & ADM Ulfa F AS Acc Executive Adrianto T

SPV Sar & Yan Gan Grenaldy I S

AF Lola PDPT Faridah E L JF ADM GAN Aldy H

JA Sar & Yan Gan Sharon C H P

(15)

8

 Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi, PDKB, serta pembangkit.

 Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

 Melakukan analisa dan evaluasi kinerja operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi termasuk PDKB.

Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi distribusi dan pelayanan teknik.

Melakukan verifikasi dan validasi asset distribusi secara periodik.

 Mengkoordinasikan penyusunan dan mengendalikan pelaksanaan SOP untuk setiap jenis pekerjaan distribusi guna tercapainya zero accident.

 Melakukan koordinasi dalam rangka operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi dengan rayon atau instansi terkait termasuk PFK.

Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang efisien.

Mengevaluasi hasil kerja dari pihak ketiga (KHS dan Non KHS).

b. Transaksi Energi Listrik (TEL)

Tugas dari bagian TEL adalah sebagai berikut:

Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan manajemen billing.

 Mengkoordinasikan proses billing pada sistem AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) dengan aplikasi pendukung.

Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAU.

Memonitoring dan mengendalikan realisasi penggunaan anggaran SKKI/SKKO.

 Mengevaluasi pengendalian susut non teknis, PJU, P2TL, AMR, pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter transaksi.

Mengevaluasi rencana program pemeliharaan meter transaksi.

 Memonitor pelaksanaan settlemen antar unit pelaksana, UPT (Unit Pengatur Transmisi), dan IPP dalam pengelolaan transfer price energy.

Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan AMR.

 Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil peneraan metrology secara berkala.

Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP.

 Mengkoordinasikan kegiatan wiring dan setting APP dan percepatan pemasangan APP pelanggan baru.

(16)

9

Mengkoordinasikan dengan bagian dan instansi berwenang untuk kegiatan P2TL.

c. Perencanaan

Tugas dari bagian perencanaan adalah sebagai berikut:

Menyusun dan mengevaluasi RKAU area.

 Menyusun dan mengevaluasi alokasi, mengendalikan dan melaporkan realisasi anggaran operasi dan investasi.

Menyusun dan mengevaluasi usulan dan atau revisi SKK.

 Menyusun dan mengevaluasi program rencana kerja (PRK) area serta memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaannya.

 Mengevaluasi dan mengembangkan sistem dan konstruksi distribusi tenaga listrik area dan rayon.

 Menyusun dan mengevaluasi rekomendasi sistem PB/PD pelanggan TM terkait perubahan sistem TM ke unit induk.

Mengkoordinir dan mengevaluasi mapping data jaringan pelanggan.

Memonitoring dan mengevaluasi kinerja unit.

Menyiapkan data pendukung dalam penyusunan RUPTL dan Roadmap Lisdes.

Mengevaluasi data asset distribusi.

d. Konstruksi

Tugas dari bagian perencanaan adalah sebagai berikut:

Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi distribusi dan pelayanan teknik.

Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang efisien.

 Mengkoordinasikan program kerja untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

 Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

 Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

 Melakukan monitoring ketersediaan logistik untuk pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

 Membuat anggaran logistik untuk keperluaan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

(17)

10

e. KSA (Keuangan, Sumber Daya Manusia, dan Administrasi)

Bagian KSA dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Keuangan dan akuntansi

Tugas dari bagian ini adalah:

 Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran.

 Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan dan akuntansi.

 Menyiapkan data pendukung RKAU untuk bagian pelayanan dan administrasi.

 Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan, bank, hutang piutang, persekot dinas dan PUMPKPR/BPRP.

 Menyiapkan rincian biaya di rayon untuk rencana alokasi dana operasional.

 Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi pembayaran.

Memastikan berkas penagihan terkirim ke wilayah sesuai dengan SOP.

2. Sumber daya manusia (SDM) dan administrasi

Tugas bagian ini adalah:

Melaksanakan pengelolaan tenaga kerja.

Melaksanakan fungsi kehumasan.

Memonitoring pelaksanaan HCR dan OCR.

Mengkoordinir kebutuhan rencana diklat pegawai.

Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai.

Mengevaluasi operasional kendaraan dinas, sarana dan prasarana kantor dan SPPD.

f. Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan (Sar & Yan Gan)

Tugas bagian Sar dan Yan Gan adalah:

Mengelola peningkatan intergritas layanan publik (ILP).

Mengkoordinasikan tata kelola bidang niaga dan pemasaran.

Mengevaluasi data pendapatan.

Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan.

 Mengkoordinir dan mengelola anggaran investasi, anggaran operasi dan cash budget.

Mengevaluasi realisasi penyerapan anggaran.

(18)

11

g. Pengadaan

Tugas bagian pengadaan adalah:

 Melakukan analisis, menyusun jadwal, dan membuat harga perkiraan sendiri (HPS) terhadap lingkup pengadaan barang atau jasa yang akan dilakukan.

 Memberikan penjelasan dokumen pengadaan, dan melakukan evaluasi, klarifikasi, serta negosiasi terhadap dokumen penawaran barang/jasa.

 Melakukan contract discussion agreement (CDA) bila diperlukan dan menyiapkan draft perjanjian/kontrak.

 Melaporkan, dan mengusulkan hasil proses pengadaan barang/jasa kepada atasan langsung selanjutnya untuk disampaikan kepada value for money committee untuk pengadaan barang/jasa yang memerlukan rekomendasi value for money committee.

 Menilai kualifikasi calon penyedia barang/jasa dalam hal pengadaan memiliki prakualifikasi atau pasca kualifikasi yang tidak memiliki DPT.

 Memastikan calon penyedia barang/jasa tidak termasuk dalam daftar hitam PLN dan melakukan pengumuman atau undangan kepada calon penyedia barang dan jasa.

Mengumumkan pemenang (penyedia barang/jasa).

Menjawab sanggahan dari calon penyediaan barang/jasa.

Menyiapkan surat penunjukkan penyedia barang/jasa (SPPBJ).

h. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)

Tugas K3L adalah:

 Mengkoordinir strategi, kebijakan dan standard lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan yang ditetapkan oleh perusahaan dan Undang-Undang (UU).

 Memeriksa dan mengadakan alat-alat K3L yang digunakan dalam melaksanakan tugas-tugas di lapangan.

Memberikan arahan kepada petugas lapangan tentang pentingnya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat untuk menjaga keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L).

2.4 Makna Logo Perusahaan

Logo merupakan suatu gambar atau sekedar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili suatu arti dari perusahaan, daerah, organisasi, produk, negara, lembaga, dan hal lainnya, membutuhkan sesuatu yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti

(19)

12 dari nama sebenarnya. Logo Perusahaan resmi yang digunakan sesuai pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No: 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara. Logo PT PLN (Persero) UP3 Sibolga adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Logo Perusahaan

Logo PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Sibolga mempunyai makna yang terdiri dari:

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) UP3 Sibolga merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyalanyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) UP3 Sibolga dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannnya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.

3. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) UP3 Sibolga guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di

(20)

13 samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

2.5 Penempatan Kerja Praktik

Penempatan kerja praktik penulis pada bagian jaringan, dengan manager bagian jaringan yaitu Bapak Ivan Situngkir dan dibawah bimbingan Bapak Heri Sihite.

(21)

14

BAB III

KEGIATAN KERJA PRAKTIK

Pada kesempatan kerja praktik ini saya melakukan kerja praktik di PT PLN (Persero) UP3 Sibolga di bagian jaringan. Pada pelaksanaan ini, banyak hal yang dapat dipelajari dari PT PLN UP3 Sibolga. Di minggu pertama kerja praktik dilakukan pengenalan lingkungan kerja perusahaan. Pada minggu pertama juga dilakukan penguatan materi mengenai jaringan distribusi serta pemeliharaan yang ada pada jaringan distribusi.

Pada minggu selanjutnya, masih dilakukan penguatan materi, namun penguatan materi pada minggu ini dilakukan untuk penguatan materi dengan topik yang akan dibahas pada kerja praktik saat ini. Dilakukan juga pegenalan jaringan distribusi 20 kV. Selanjutnya, penguatan materi mengenai partial discharge dan alat ukur yang digunakan.

Selanjutnya, dilakukan pengecekan beberapa recloser serta re-setting, pengukuran beban dan tegangan beberapa trafo distribusi, penggantian beberapa pin isolator. Penggantian pin isolator ini menjadi salah satu agenda pemeliharaan pada jaringan distribusi, pemasangan tekep serta tiewire. Pemasangan tekep dilakukan pada pin isolator yang dekat dengan tiang listrik.

Minggu selanjutnya dilakukan inspeksi untuk melihat kebocoran atau partial

discharge yang terjadi pada kabel jaringan tegangan menengah. Pada minggu ini

ditemukan kebocoran pada beberapa tiang listrik.

(22)

15

BAB IV

HASIL KERJA PRAKTIK

4.1 Pemeliharaan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik

Pemeliharaan jaringan merupakan suatu pekerjaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan bahwa suatu jaringan sistem atau peralatan akan berfungsi secara optimal, umur teknisnya meningkat dan aman baik bagi personil maupun bagi masyarakan umum. Berdasarkan Surat Edaran Direksi PT.PLN (Persero) Nomor 040.E/152/DIR/1999 maksud diadakannya kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi, tujuan utama dari pelaksanaan pemeliharaan distribusi adalah untuk :

1. Menjaga agar peralatan/komponen dapat dioperasi-kan secara optimal berdasarkan

spesifikasinya sehingga sesuai dengan umur ekonomisnya.

2. Menjamin bahwa jaringan tetap berfungsi dengan baik untuk menyalurkan energi

listrik dari pusat listrik sampai ke sisi pelanggan.

3. Menjamin bahwa energi listrik yang diterima pelanggan selalu berada dalam tingkat

keandalan dan mutu yang baik.

4. Mendapatkan jaminan bahwa system/peralatan distribusi aman baik bagi personil

maupun bagi masyarakat umum.

5. Untuk mendapatkan efektivitas yang maksimum dengan memperkecil waktu tak

jalan peralatan sehingga ongkos operasi yang menyertai diperkecil.

6. Menjaga kondisi peralatan atau sistem dengan baik, sehingga kwalitas produksi atau

kwalitas kerja dapat dipertahankan.

7. Mempertahankan nilai atau harga diri peralatan atau system, dengan mencegah

timbulnya kerusakan-kerusakan.

8. Untuk menjamin keselamatan bagi karyawan yang sedang bekerja dan seluruh

peralatan dari kemungkinan adanya bahaya akibat kerusakan dan kegagalan suatu alat.

9. Untuk mempertahankan seluruh peralatan dengan efisiensi yang maksimum.

10. Dan tujuan akhirnya yaitu untuk mendapatkan suatu kombinasi yang ekonomis

(23)

16

4.2 Pemeliharaan Trafo dan Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah Distribusi (PHB TR)

Pemeliharaan Trafo merupakan salah satu cara untuk mempertahankan penyaluran tenaga Listrik kepelanggan agar tidak terjadi gangguan, sehingga pelanggan mendapatkan kepuasan. Disamping itu, pemeliharaan trafo dan pelengkapnya sendiri bertujuan untuk mempertahankan kemampuan dan umur trafo agar perusahaan tidak mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk pemeliharaan trafo tersebut. Pemeriksaan/inspeksi perlu dilakukan untuk menjamin agar trafo tersebut selalu berada dalam kondisi yang baik dan layak untuk digunakan. Apabila diperlukan untuk pemadaman, maka trafo harus dimatikan untuk melakukan pemeriksaan. Dengan pemeriksaan yang rutin akan diketahui kondisi trafo setiap saat dan kerusakan yang akan memakan biaya dengan jumlah besar dapat dihindari.Pemeliharaan juga perlu dilakukan pada PHB TR untuk mengetahui apakah ada kebocoran arus yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

Gambar 4.1 Pemeliharaan Trafo dan PHB TR 4.3 Pemeliharaan Kabel Jaringan SUTM

Salah satu penyebab gangguan yang lumayan sering terjadi di jaringan SUTM adalah pohon. Perampalan yaitu kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghindari ranting atau cabang mendekati saluran udara tegangan menengah dengan cara memangkas ranting atau cabang pohon tersebut untuk mencapai jarak aman yaitu 2 m dari saluran udara tegangan menengah.

(24)

17

Gambar 4.2 Inspeksi Pohon pada jaringan SUTM 4.4 Penggantian Pin Isolator, Pemasangan Tekep dan Tiewire

Isolator merupakan salah satu peralatan yang sangat penting dalam penyaluran energi listrik. Karena pentingnya isolator dalam sistem penyaluran energi listrik, maka perlu diperhatikan tingkat keandalannya. Tegangan flashover merupakan kegagalan isolasi yang disebabkan karena pembebanan medan listrik pada permukaan isolator melebihi kapasitas ketahanan elektriknya yang menyebabkan pemanasan permukaan. Penyebab terjadinya flashover di antaranya karena pengotoran permukaan isolator, surja hubung, dan surja petir. Pada kasus pengotoran permukaan isolator, umunya disebabkan karena adanya bahan polutan yang menempel pada permukaan isolator seperti bahan polutan debu, abu terbang, pasir, serta kotoran serangga yang ada di permukaan. Selain dengan membersihkan, dapat dilakukan pemasangan tekep. Tekep merupakan salah satu bahan penutup pin isolator yang dapat menjada permukaan isolator agar tetap bersih sehingga tidak mengurangi tingkat keandalan bahan.

(25)

18

Gambar 4.3 Pemasangan Tekep dan tiewire serta Penggantian Pin 4.5 Pemeliharaan Lightning Arrester

Arrester adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan dan peralatannya

terhadap tegangan lebih yang terjadi karena sambaran petir (flash over) dan karena surja hubung (switching surge) di suatu jaringan. Pada keadaan normal, peralatan ini bersifat sebagai isolator, sedangkan pada saat terjadinya surja petir bersifat sebagai konduktor dengan tahanan relatif rendah sehingga arus dapat dialirkan ke tanah. Setelah selesai, arrester dapat dengan cepat kembali menjadi isolator. Sesuai dengan fungsinya, arrester melindungi peralatan listrik pada sistem jaringan distribusi terhadap tegangan lebih.

(26)

19

4.6 Pemeliharaan Recloser

Pemeliharaan recloser dilakukan untuk mencegah terjadinya trip langsung ke gardu hubung yang akan mengakibatkan kerusakan dengan skala yang lebih besar. Proses

re-setting memperhatikan beban pelanggan, serta seringnya terjadi surja petir.

Gambar 4.5 Re-setting recloser 4.7 Pemeliharaan Jaringan dari Partial Discharge (PD)

Partial discharge atau PD merupakan salah satu proses terjadinya kebocoran arus

atau peluahan yang diakibatkan oleh adanya perbedaan tegangan yang sangat tinggi sehingga terjadi loncatan tegangan hingga mengakibatkan flash over. Salah satu penyebab terjadinya PD adalah kerusakan perangkat isolasi, adanya celah rongga akibat ketidaksempurnaan barang material, maupun bisa diakibatkan adanya perubahan beban.

Pada kesempatan ini, pengukuran PD dilakukan dengan alat Fluke ii900 series dengan adanya akustik mikrofon. Cara kerja alat ini dimana ketika adanya suara dengan rentang 2 kHz hingga 52 kHz, maka alat ini akan menangkap suara. Dan jika adanya sumber suara yang yang sangat tinggi, maka alat ini akan menangkap sumber suara. Skala kebocoran yang bisa diukur alat ini dari 0 hingga 10 dengan 10 adalah kebocoran yang sangat besar. Ketika diketahui adanya kebocoran, maka sistem akan mengukur jarak serta kebocoran yang terjadi dengan kalkulator kebocoran yang ada pada web dari perusahaan pembuat. Setelah diketahui adanya kerusakan, secara otomatis web akan mengkalkulasi besarnya kerugian yang dialami perusahaan.

(27)

20

Gambar 4.6 Pengukuran arus bocor

(28)

21

BAB V

TINJAUAN TEORITIS

5.1 Sistem Jaringan Distribusi

Sistem jaringan distribusi merupakan sistem jaringan tenaga listrik tegangan menengah yang memasok kelistrikan ke beban (pelanggan) tegangan rendah 220-380 V dengan tegangan menengah 20 kV. Tenaga listrik ini dihasilkan oleh pembangkit dengan tegangan 11 kV sampai 24 kV yang kemudian dinaikkan oleh gardu induk dengan trafo step up menjadi tegangan 70 kV sampai 500 kV dengan tujuan untuk memperkecil kerugian daya pada saluran transmisi. Selanjutnya disalurkan melalui sistem saluran transmisi. Kerugian daya pada saluran transmisi sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir.

Pada sistem saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menggunakana trafo distribusi step down menjadi tegangan 20 kV pada gardu induk distribusi, kemudian dengan tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer, gardu distribusi mengambil tegangan dan diturunkan menjadi sistem tegangan rendah 20 kV.

5.2 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)

Saluran udara tegangan menengah merupakan sistem jaringan distribusi primer dengan besar tegangan 20 kV dan salah satu kontruksi termurah untuk menyalurkan tenaga listrik. Ciri utama jaringan tegangan menengah adalah penggunaan kabel penghantar telanjang (AAAC) dengan berbagai ukuran yang ditopang dengan isolator pada tiang beton. Penggunaan penghantar telanjang harus memperhatikan segala faktor yang terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman minimum (ROW) antara fasa atau dengan bangunan, pohon/tanaman, apalagi dengan jangkauan manusia.

5.2.1. Komponen pada Saluran Udara tegangan Menengah

Komponen yang terdapat pada sistem jaringan distribusi merupak rangkaian komponen yang terpasang menjadi satu kesatuan dalam konstruksi jaringan tegangan menengah, yang semua material terpasang pada jaringan ini terdiri dari dua bagian yaitu material distribusi utama dan material pelengkap. Disebut material distriusi

(29)

22 utama karena fungsinya sangat penting pada konstruksi jaringan menengah sehingga tidak dapat tergantikan. Sedangkan untuk material pelengkap karena bagian pelengkap untuk menunjang pemasangan material distribusi utama pada konstruksi. Komponen-komponen tegangan menengah adalah:

 Penghantar/Konduktor

Penghantar pada SUTM terdiri dari dua yaitu penghantar telanjang dan berisolasi setengah. Konduktor terbuat dari bahan utama aluminium. Bedanya, pada penghantar telanjang dipilin bulat padat, sedangkan konduktor berisolasi setengah diisolasi dengan material XLPE. Pada kedua penghantar ini, ada syarat yang harus dipenuhi agar material ini sesuai dengan apa yang diinginkan yaitu, SPLN 42 -10 : 1986 dan SPLN 74 : 1987 untuk konduktor telanjang, sedangkan berisolasi setengah yaitu SPLN No 43-5-6 tahun 1998.

 Tiang Listrik

Tiang listrik merupakan salah satu material yang sangat penting dan juga penyangga yang terbuat dari bahan kuat untuk menahan beban tarik maupun tekan yang berasal dari kawat ataupun tekanan angin. Penyangga kawat yang berada diatas tiang dengan jarak yang disesuaikan dengan ketentuan. Tiga jenis bahan tiang listrik yaitu tiang kayu, tiang besi, dan tiang beton.

 Isolator

Isolator merupakan pengaman penghantar bertegangan dengan tiang penopang atau travers yang terdiri dari beberapa jenis. Isolator digunakan untuk memisahkan secara elektrik dua buah kawat atau lebih agar tidak terjadi kebocoran arus atau loncatan bunga apu yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan. Jenis isolator yaitu isolator pos saluran (line post type insulator), isolator pasak, isolator batang panjang, isolator gantung, dan isolator cincin. Beberapa material yang sering digunakan untuk pembuatan isolator antara lain porselin, gelas, karet, dan masih banyak lagi.

Cross Arm

Dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan sutm yang dipasang tetap berada diatas tiang. Biasanya terbuat dari bahan besi. Pemasangan dengan memasang klem-klem, sekrup dengan baut dan mur secara langsung yang biasanya dipasang baut penyangga isolator dan peralatan lainnya.

(30)

23 Merupakan salah satu alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir ataupun surja hubung (switching surge). Bersifat sebagai by-pass yang diatur sedemikian rupa disekitar isolator sehingga tidak mengganggu aliran daya sistem dan membentuk jalan dan mudah dilalui arus kilat ke sistem pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan juga tidak merusak isolator peralatan listrik. Pada keadaan normal, peralatan ini bersifat sebagai isolator, sedangkan pada saat terjadinya surja petir bersifat sebagai konduktor dengan tahanan relatif rendah sehingga arus dapat dialirkan ke tanah. Setelah selesai, arrester dapat dengan cepat kembali menjadi isolator. Sesuai dengan fungsinya, arrester melindungi peralatan listrik pada sistem jaringan distribusi terhadap tegangan lebih. Di gardu induk, bedanya dipasang

arrester pada trafo untuk menjamin terlindungnya trafo dan peralatan lainnya dari

tegangan lebih tersebut.

Peralatan Hubung (Switching)

Pada percabangan atau pengalokasian seksi jaringan SUTM yang bermaksud untuk mempermudah operasional harus dipasang Pemutus Beban (Load Break Switch : LBS). selain LBS dapat juga dipasangkan Fused Cut-Out (FCO), dan juga DS.

Recloser

Recloser adalah rangkaian listrik tegangan menengah yang terdiri dari pemutus tenaga yang dilengkapi kotak kontrol elektonik (Electronic Control Box) recloser, yaitu suatu peralatan elektronik sebagai kelengkapan recloser dimana peralatan ini tidak berhubungan dengan tegangan menengah dan pada kotak ini recloser dapat dikendalikan cara pelepasannya. Dari dalam kotak kontrol inilah pengaturan (setting) recloser dapat ditentukan.

(31)

24

Gambar 5.1 Gambar kotak kontrol elektronik recloser

Transformator Daya

Berfungsi mengubah tegangan menengah (20kV) menjadi tegangan rendah (380/220V). Pemilihan kapasitas trafo bergantung kepada seberapa besar beban pelanggan yang akan di tanggung oleh sebuah trafo distribusi. PLN memberikan pelayanan kapasitas trafo distribusi mulai dari 50kVA hingga 315kVA.

Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB TR)

Merupakan perlengkapan hubung bagi yang dipasang pada sisi tegangan rendah yang berfungsi sebagai penghubung serta pembagi atau pendistribusian listrik dan diteruskan ke jaringan tegangan rendah melalui kabel yang diamankan oleh NH Fuse jurusan masing-masing.

(32)

25

5.3 Partial Discharge (PD)

Merupakan peluahan sebagian atau loncatan bunga api listrik yang terjadi pada isolasi secara lokal, baik pada rongga dalam maupun permukaan akibat beda potensial yang sangat tinggi. Faktor penyebab terjadinya peristiwa ini antara lain kualitas bahan yang kurang baik, celah pada rongga dalam, kerusakan maupun ketidaksempurnaan dalam proses pengerjaan. Salah satu mekanisme partial discharge disebabkan oleh adanya rongga pada bahan isolasi.

Gejala partial discharge secara elektrik dan non elektrik berbeda. Secara non-elektrik terjadi perubahan panas, adanya cahaya, noise, tekanan gas, perubahan struktur kimia. Sedangkan secara elektrik terjadu rugi elektrik dan pulsa-pulsa elektrik.

Partial Discharge dapat ditentukan dengan pengukuran tegangan pada objek,

pengukuran arus pada rangkaian luar, pengukuran intensitas radiasi gelombang elektromagnetik.

Partial discharge hanya terjadi pada tegangan diatas tegangan 20 kV. Magnitude

partial discharge jika terjadi di 10 -50 pC maka belum terjadi kegagalan. Jika berada diantara 300-500 pC maka awal terjadi penurunan kualitas isolasi. Jika 1000-3000 pC maka perkembangan kegagalan dan pada isolasi kertas sudah terjadi kegagalan sempurna. Dan 10.000-100.000 pC terjadi kerusakan tahanan isolasi minyak. Beberapa alat untuk mengukur PD adalah OWTS (oscilating wave test system), Sensor frekuensi tinggi CT (HFCT), sensor acoustic emission, Megger UHF-PDD, Ultrasonic

leak detector, Thermofision, dan juga Corona camera.

 Fluke ii900 series

Alat ini digunakan untuk melakukan pengukuran PD yang menangkap frekuensi suara. Untuk measurement range nya terdapat pada tabel 5.1 berikut

Tabel 5.1 Measurement range

15.4 dB SPL to 115.2 dB SPL ±1 dB SPL 2 kHz 5.6 dB SPL to 102.5 dB SPL ±2 dB SPL 19 kHz 28.4 dB SPL to 131.1 dB SPL ±1 dB SPL 35 kHz 41.8 dB SPL to 133.1 dB SPL ±3 dB SPL 52 kHz

(33)

26

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

PT PLN (Persero) mengamban tugas yang sangat penting terutama pada sistem jaringan distribusi. Jaringan ini berguna untuk menyalurkan listrik mulai dari sumber daya listrik / pembangkit hingga ke konsumen. Fungsi jaringan distribusi sebagai pembagi atau penyalur tenaga listrik ke beberapa tempat, dengan tegangan 220-380 kV. Selain itu, jaringan distribusi juga berhubungan langsung dengan pelanggan yang diman catu daya pada pusat beban yang dilayani langsung. Selain itu, pemeliharaan bertujuan agar menjamin komponen-komponen atau peralatan sutm dapat dioperasikan dengan baik dan optimal, juga untuk mencegah permasalahan yang akan timbul dikemudian hari.

Pada jaringan distribusi, banyak faktor yang akan mempengaruhi besarnya daya dan arus yang disalurkan. Juga, banyak faktor yang akan mempengaruhi besarnya rugi-rugi, dimana salah satunya adalah ketidaksempurnaan alat yang digunakan.

6.2. Saran

Setelah mengamati kegiatan pemeliharaan yang dilakukan , Penulis memeberikan saran sebagai berikut :

 Disaat melakukan agenda pemeliharan, sebaiknya pihak terkait yang bertugas lebih memperhatikan aturan K3 yang telah diatur oleh perusahaan.

 Masyarakat sebagai konsumen tenaga listrik baiknya mau bekerja sama dalam melakukan pemeliharaan saluran udara tegangan menengah seperti perampalan pohon pada pekarangan rumah.

(34)

27

DAFTAR PUSTAKA

[1] Zuhal dan Zhanggischan. Prinsip Dasar Elektroteknik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama pp. 631 . 2004.

[2] Turan Gonen. 2007. Electric Power Distribution System Engineering. California state University Sacramento,California: CRC Press

[3] Zuhal. 1988. Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

[4] Hadi Saadat. 1999. Power System Analysis. Milwaukee Of School Engineering [5] A.S.Pabla.1994.Sistem Distribusi Daya Listrik. Jakarta : Erlangga

[6] 2010. Buku Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga Listrik. Jakarta.

[7] William D. Stevenson. 1983. Analisis Sistem Tenaga Listrik. Jakarta:Erlangga [8] 2011. Buku Pedoman Memelihara Hantaran Saluran Udara Tegangan Menengah. Malang

(35)

28

(36)

/

Survey Summary

Survey Name Perumahan Natio Residence

Survey Start Time 3/11/2021 11.38.33

Survey Stop Time 3/11/2021 11.38.33

Company Name

LeakQ

Operating Conditions

Gas type Other

System pressure in bar

Costs of gas in Rp per 1000 Liter 0

Costs of electricity in Rp per kWh 1000

Specific power ratio of power to flow rate in kW per 100 l/min 1,05944

Operating hours per year 8760

Survey Comments

Hasil Pengamatan yang dilakukan pada tanggal 11 Februari 2021 menunjukkan adanya gangguan. Pengamatan dilakukan dari jarak 7,9 meter antara tempat pengamatan dan kabel yang mengalami kerusakan.

The estimations provided by this application are designed to be informational only. This model is provided as a rough approximation of the energy savings you could experience by repairing leaks found with the Fluke ii900 Sonic Industrial Imager. The calculator is not a commitment to actual energy savings or an indication of purchase advice. The results presented by this calculator are hypothetical and may not reflect actual results at your facility. The calculations are based on industry averages and proprietary research conducted by the Fluke Corporation.

3.2.4

(37)

/

'Perumahan Natio Residence' Leaks Summary

# Mode File name LeakQ Location Est. leak rate Estimated costs

348 Natio_Residence.as2 5.6 3.7 l/min 346599 Rp/year

Total 3.7 l/min 346599 Rp/year

The estimations provided by this application are designed to be informational only. This model is provided as a rough approximation of the energy savings you could experience by repairing leaks found with the Fluke ii900 Sonic Industrial Imager. The calculator is not a commitment to actual energy savings or an indication of purchase advice. The results presented by this calculator are hypothetical and may not reflect actual results at your facility. The calculations are based on industry averages and proprietary research conducted by the Fluke Corporation.

(38)

/

Details

File name Natio_Residence.as2

# 348

Type LeakQ

Folder name Default

Date and time 3/11/2021 11.38.33

Distance

-Measured dB Level 0.0

Leak type Automatic

LeakQ 5.6

System pressure in bar 0

Estimated Leak rate 3.7 l/min

Estimated costs 346599 Rp/ year

Notes

Distance 7.9

Photo notes

The estimations provided by this application are designed to be informational only. This model is provided as a rough approximation of the energy savings you could experience by repairing leaks found with the Fluke ii900 Sonic Industrial Imager. The calculator is not a commitment to actual energy savings or an indication of purchase advice. The results presented by this calculator are hypothetical and may not reflect actual results at your facility. The calculations are based on industry averages and proprietary research conducted by the Fluke Corporation.

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 2.2 Logo Perusahaan
Gambar 4.1 Pemeliharaan Trafo dan PHB TR  4.3  Pemeliharaan Kabel Jaringan SUTM
Gambar 4.3 Pemasangan Tekep dan tiewire serta Penggantian Pin  4.5  Pemeliharaan Lightning Arrester
+4

Referensi

Dokumen terkait

dan pemeliharaan peralatan listrik pada jaringan tegangan menengah 20 kV.. sangat penting guna memberikan kemudahan dalam

ANALISIS PENYELAMATAN ENERGI DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN ADANYA PDKB-TM..

ANALISIS KEANDALAN BERBASIS SISTEM DAN EENS (EXPECTED ENERGY NOT SUPPLIED) PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20KV BERDASARKAN GANGGUAN OPERASI PADA PT..

Kegiatan yang akan dilakukan dalam Praktik Kerja Lapangan di PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya & Tangerang adalah mengikuti dan mempelajari kegiatan kerja yang

PLN (Persero) Area Kotamobagu berusaha memperbaiki keandalan jaringan distribusi yaitu dengan menetapkan target dalaam pencapaian keandalan jaringan distribusi tenaga

PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY menggunakan aplikasi software seperti PRTG Traffic Grapher yang bertujuan untuk memonitoring jaringan yang terdapat pada kantor PT

Data yang diperoleh dari PT PLN (Persero) Area Sibolga adalah yang berhubungan dengan komponen-komponen pengendalian Intern menurut COSO yaitu: 1) Lingkungan

PLN (Persero) Cabang Pinrang terdiri dari saluran distribusi primer, transformator distribusi dan saluran distribusi sekunder. Jaringan distribusi ini digunakan untuk