Oleh:
Mobilization With Movement
Dengan Strengthening Exercise
Meningkatkan Lingkup Gerak
Sendi, Kekuatan Otot, Dan
Fungsional Pada Pasien
Osteoarthritis Knee
Meiline Vannesa Heriyanto
Vania Magfira Ramadhani
Mufidah Nurdesia
Poltekkes Kemenkes Jakarta III
April 2021 – Mei 2021
D4 Fisioterapi
Mobilization With Movement dengan Strengthening Exercise Meningkatkan Lingkup Gerak Sendi, Kekuatan Otot, dan Fungsional Pada Pasien Osteoarthritis Knee
(Systematic Literature Review)
1Vania Magfira Ramadhani, 2Mufidah Nurdesia, 3Meiline Vannesa Heriyanto
1,2,3Program Studi D IV Fisioterapi, Jurusan Fisioterapi, Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Jl. Melati 2 No.15, RT.001/RW.009, Jatiwarna, Kec. Pd. Melati, Kota Bks, Jawa Barat, Indonesia. Kode Pos: 17415
Email: vaniamagfirara@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang: Gangguan mobilitas sebagai masalah utama yang terjadi pada pasien Osteoarthrtis Knee, dapat mempengaruhi penurunan fungsional dan akan menurunkan kualitas
hidup. Prevalensi kejadian OA Knee berkisar 10% hingga 15% dari semua orang dewasa dan menjadi masalah umum yang terjadi mencapai 302 juta kasus diseluruh dunia pada tahun 2019. Masalah tersebut perlu mendapat perhatian dan penanganan, saat ini Mobilization With Movement dengan Strengthening Exercise menjadi trend global yang banyak digunakan di masyarakat untuk meningkatkan lingkup gerak sendi, kekuatan otot, dan fungsional. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Mobilization With Movement dengan Strengthening Exercise berpengaruh terhadap peningkatan lingkup gerak sendi, kekuatan otot dan fungsional pada pasien
Osteoarthritis Knee. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian systematic literature review dengan mengkaji 9 literature eligible yang diterbitkan dengan rentang waktu 2011-2021. Literature didapatkan dari tiga search engine, yaitu Semantic Scholar (n = 3), Google Scholar (n
=4), Pubmed (n = 2) yang didapatkan dengan metode PICOS, kemudian di seleksi dengan kuisioner dan diekstraksi dengan menggunakan diagram PRISMA. Hasil: Terdapat 9 literature menggunakan desain randomized controlled trial. Alat pengukuran yang digunakan yaitu
Goniometer, 1 RM, dan WOMAC. Secara keseluruhan p-value menunjukkan p<0,05. Seluruh literature menunjukkan bahwa terdapat peningkatan lingkup gerak sendi, kekuatan otot, dan
fungsional. Kesimpulan: Adanya peningkatan lingkup gerak sendi, kekuatan otot dan fungsional pada pasien Osteoarthritis Knee dengan modalitas Mobilization With Movement dengan
Strengthening Exercise.
Kata Kunci: Osteoarthritis Knee, Mobilization with Movement, Strengthening Exercise
1. PENDAHULUAN
Osteoartritis (OA) adalah penyakit
degenerative yang melibatkan semua struktur
sendi yang terkena dengan penurunan progresif dan hilangnya tulang rawan sendi, ditandai dengan suatu kondisi yang terbatas pada
sinovial (diarthrodial) sendi yang
menghasilkan penyempitan fokal tulang rawan hialin artikular bersama dengan remodeling
tulang dan pembentukan tulang baru marginal
(osteofit) (M. Kapoor, 2015).
Saat ini Osteoarthritis menjadi salah satu penyakit degenerative sendi yang sebaran epidemiologinya cukup tinggi. Berdasarkan
American College of Rheumatology,
Osteoartritis adalah bentuk arthritis yang paling umum, jumlah kasus Osteoarthritis pada tahun 2019 sebanyak 302 juta kasus yang mengenai semua orang di seluruh dunia dan
merupakan penyebab utama disabilitas di antara orang dewasa (Kolasinski et al., 2020). Diperkirakan 10% hingga 15% dari semua orang dewasa berusia di atas 60 mengalami OA, dengan prevalensi lebih tinggi di antara wanita daripada pria (WHO, 2016). Di
Indonesia prevalensi penyakit sendi
berdasarkan diagnosis nakes sebesar 11,9 persen dan berdasarkan diagnosis atau gejala 24,7 persen. Prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita yang berumur antara 40-60 tahun (Riskesdas, 2013).
Osteoarthritis knee sering ditunjukan dengan gejala paling umum terjadi adalah nyeri, berkurangnya lingkup gerak sendi, otot mengalami kelemahan dan wasting, deformitas sendi dan instability. Hal ini disebabkan adanya kerusakan pada artikular kartilago di dalam sendi sinovial. Terkait dengan hipertrofi tulang (osteofit dan sclerosis subchondral tulang) dan penebalan kapsul sendi. Kerusakan pada articular kartilago di dalam sendi synovial menyebabkan terjadinya inflamasi jaringan dan efusi jaringan lunak ringan (Doherty et al., 2016).
Pasien dengan kondisi tersebut berpotensi mengalami penurunan fungsional sehingga dapat menurunkan kualitas hidup. Adanya gangguan mobilitas sehingga cenderung
mengurangi aktivitas dan partisipasi
bermasyarakat. Kondisi tersebut dapat
mengakibatkan disabilitas fungsional yang sangat berat yang diukur dengan WOMAC score yaitu dengan skor 72-96 menyebabkan seseorang kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan hanya aktifitas ringan seperti berjalan perlahan, duduk, berdiri, dan pekerjaan rumah yang ringan atau memerlukan alat bantu dalam beraktifitas sehari-hari (Rahman et al., 2020).
Mempertimbangkan masalah kesehatan akibat Osteoarthritis dan sebaran epidemiologi yang cukup signifikan mengundang perhatian tenaga kesehatan. Penanganan Osteoarthritis yang pernah ada, meliputi obat-obatan dan
non-farmasi. Salah satunya dengan teknik modalitas fisioterapi yang saat ini menjadi trend global berupa Mobilization With
Movement dan Strengthening Exercise.
Mobilization with movement (MWM) yang
dikembangkan oleh Brian Mulligan terbukti efektif dalam MWM dapat mengurangi
gangguan gerak dan nyeri sehingga
meningkatkan kemampuan pasien untuk melakukan exercise secara efektif. Prinsip dasar MWM adalah untuk mengoreksi pergeseran biomekanik pada sendi dan mengarahkan pain free movement (Hing et al., 2015). American College of Rheumatology
juga merekomendasikan Strengthening
Exercise quadriceps untuk OA knee.
Progressive resistance training adalah
modalitas strengthening exercise dengan peningkatan beban berat secara bertahap dan progresif yang semakin populer selama dua dekade terakhir (Jorge et al., 2015). Bukti
terbaru menunjukkan bahwa dengan
melakukan Resistensi Training dapat
meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan kemampuan adaptasi motorik, output motorik, dan respons yang lebih baik terhadap fungsional mobilitas (Vincent & Vincent, 2020). Efek terbaik didapatkan dengan dosis latihan yang tepat. Beberapa teknik MWM adalah Rotasi dalam posisi bantalan non
weightbearing, Medial glide, Rotasi MWM
pada posisi weight bearing. Dan beberapa jenis intervensi Strengthening Exercise adalah
Concentric Resistance Training, Eccentric Resistance Training, Isokinetic Training, dan Isometric Exercise.
Penelitian ini akan membahas tentang bagaimana pengaruh intervensi fisioterapi berupa Mobilization With Movement dengan
Strengthening Exercise terhadap lingkup gerak
sendi, kekuatan otot, dan fungsional pada pasien Osteoarthritis Knee.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian studi literature dengan metode
systematic literature review. Hasil penelitian
mengunakan literature sebagai sumber data. Sumber yang digunakan pada penelitian ini berasal dari situs web online dengan 3 search engine yaitu:
a. Semantic Scholar b. Google Scholar c. Pubmed
Waktu pencarian sumber penelitian
dilakukan pada tanggal 14 April 2021 hingga 21 April 2021 dengan terbitan jurnal 10 tahun ke belakang dari 2011-2021. Populasi yang diambil dari penelitian ini adalah pasien dengan penyakit Osteoarthritis Knee serta hubungan Mobilization With Movement dengan
Strengthening Exercise terhadap keterbatasan
lingkup gerak sendi, kekuatan otot, dan fungsional.
Penelitian dilakukan dengan pencarian
literature pada 3 search engine dengan
memasukkan kata kunci yang berbeda berdasarkan pendekatan PICOS yaitu P
(Person) yaitu Osteoarthritis Knee, I
(Intervention) yaitu Mobilization With
Movement, Strengthening Exercise, C
(Comparison) tidak ada, kemudian O
(Outcome) yaitu Lingkup Gerak Sendi, Kekuatan, Fungsional dan S (Studies) yaitu
Clinical Trial, Randomized Controlled Trial.
Kemudian melakukan seleksi literatur yang didapat berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi. Kriteria inklusi penelitian ini meliputi sampel
penelitian pasien Osteoarthritis Knee;
literature terdapat pada website Semantic Scholar, Google Scholar dan Pubmed;
intervensi yang diberikan Mobilization With
Movement dan Strengthening Exercise dengan outcome lingkup gerak sendi, kekuatan otot,
dan fungsional; literature berbahasa inggris
terbitan (2011-2021); desain penelitian
Clinical Trial dan Randomized Controlled Trial. Kriteria ekslusi adalah literature tidak
tersedia dalam full text dan berbayar. Literature
yang didapat kemudian dilakukan pengecekkan
duplikasi dengan menggunakan aplikasi
manajemen referensi Mendeley. Selanjutnya
proses coding yang dilakukan dengan
mengklasifikasikan literature yaitu
memberikan angka pada masing-masing kategori. Proses entry data yang diolah dan kemudian dilakukan analisis data kuantitatif
menggunakan tabel ekstraksi untuk
mendapatkan data dekskriptif, dan analisis data kualitatif menggunakan tabel karakteristik untuk mendapatkan gambaran rinci pada semua literature. Penyajian data penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Tabel penyajian data berisikan penulis jurnal, partisipan, cara ukur, perlakuan, dan hasil kesimpulan dari jurnal.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses alur pencarian dan seleksi literature yang dilakukan pada 3 search engine digambarkan dalam diagram PRISMA berikut ini,
Gambar 1. Diagram Alur Proses Penelusuran dan
Pada hasil awal penelusuran literature didapatkan sejumlah 35.373 literatur dengan rincian 16.000 di Semantic Scholar, 19.000 di
Google Scholar, dan 373 di Pubmed. Setelah
dilakukan penapisan, terdapat literatur >10 tahun terakhir sebanyak 25.315 literatur dikeluarkan, dan terdapat literatur tidak clinical
trial & Randomized Controlled Trial sebanyak
6.038 literatur dikeluarkan. Selain itu, literatur tidak full text dan berbayar sebanyak 1.113
literature, literature tidak sesuai PICOS
sebanyak 5.016, dan literature dengan
Intervensi bukan MWM dan strengthening
exercise dan tidak bertujuan meningkatkan
lingkup gerak sendi, kekuatan otot, dan
fungsional sebanyak 2.21 literature
dikeluarkan. Literature setelah diseleksi
didapatkan 12 literature, lalu diunduh dan dilakukan pengecekkan duplikasi sebanyak 3
literature terduplikasi.
Literature yang telah diseleksi dan masuk
ke dalam kriteria inklusi akan dilakukan ekstraksi dengan menggunakan tabel ekstraksi data untuk mendapatkan data kuantitatif. Berikut hasil ekstaksi data:
**WOMAC (Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis); VAS (Visual Analogue Scale); ROM (Range Of Motion); 1RM (1 Repetisi Maximum); TUG (Time Up and Go); PPT (Pressure Pain Treshold); ALF (Aggregated Locomotor Function).
Pembahasan
Latihan mobilisasi sangat diperlukan dalam rehabilitasi pasien Osteoarthritis Knee. Salah satu rekomendasi intervensi fisioterapi yaitu MWM telah terbukti efektif dalam mengurangi gangguan gerak dan nyeri, menurunkan input nosiseptif sementara pada saat yang sama meningkatkan input
non-nosiseptif melalui aktivasi mechanoreceptors perifer. Selain mekanisme sentral terlibat
karena adanya aktivasi non-opioid dimediasi sistem penghambat nyeri menurun (Nigam,et
al., 2021). American College of Rheumatology
juga merekomendasikan sebuah latihan yang menjadi popular selama 2 dekade yakni
Strengthening Exercise khususya dengan
metode Resistance Training untuk pasien dengan OA knee, latihan yang dilakukan secara progresif dapat mengaktifkan golgi tendon yang akan mengaktivasi kontraksi otot secara maksimum sehingga akan meningkatkan kekutan otot.
Pada jurnal pertama (Kaya Mutlu et al., 2018) MWM atau PJM memberikan manfaat yang lebih unggul dibandingkan elektroterapi dalam hal tingkat nyeri, ROM lutut, kekuatan otot quadriceps, dan tingkat fungsional. MWM dan PJM memiliki efek penghambatan pada persepsi rangsangan sakit dengan secara
berulang – ulang menstimulasi
mechanoreceptors yang memblokir jalur nosiseptif di tingkat sumsum tulang belakang
atau batang otak. Gerakan nonstretch ini membantu memindahkan cairan sinovial untuk meningkatkan nutrisi ke tulang rawan. Terapi fisik manual menunjukkan manfaat tambahan dibandingkan dengan elektroterapi.
Pada jurnal kedua (Kandada &
Heggannavar, 2015) koreksi biomekanik dari kesalahan posisi dapat meredakan nyeri dan
mekanisme neurofisiologis termasuk
perubahan dalam sistem penghambat nyeri
yang menurun dan perubahan proses
mekanisme nyeri sentral. Efek langsung dari
MIMG berkurangnya nyeri dan peningkatan aktivitas fungsional seperti berjalan, berdiri lebih dari satu jam, mengurangi kekakuan di pagi dan malam hari. Efek langsung dari MWM ditunjukkan dalam pengurangan nyeri
dan peningkatan rentang gerak juga
meningkatkan kinerja fungsional. Kelemahan
quadriceps diketahui menjadi faktor risiko
pada OA lutut dan dianggap sebagai salah satu alasan perkembangan penyakit, dari faktor ini menjadi pertimbangan program penguatan otot
quadriceps sebagai bagian dari terapi
konvensional.
Pada jurnal ketiga (Gupta &
Heggannavar, 2015) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa MWM lebih baik dari
pada latihan Proprioceptive dalam
meningkatkan proprioseptif pada subjek
dengan OA lutut. Kelompok mulligan
menunjukkan peningkatan yang signifikan. Menurunnya nyeri pada kelompok MWM dibandingkan dengan kelompok proprioseptif terutama terlihat karena perekrutan input sensorik yang cukup dan konduksi nyeri menurun yang mengarah ke penghambatan nyeri dan penerapan teknik MWM juga menghasilkan sistem saraf simpatis, eksitasi sistem motorik dan efek hipoalgesik. Latihan penguatan dinamis bersama dengan MWM (koreksi kesalahan posisi) memberikan hasil yang lebih baik di semua parameter. Latihan penguatan dinamis bersama dengan koreksi posisi sendi meningkatkan status sendi dalam hal nyeri, ROM, proprioception, dan fungsi serta membantu pemulihan neuromuskuler
yang mengoreksi keselarasan sendi
memberikan peningkatan kekuatan otot
dinamis dengan pemulihan yang signifikan dalam status fungsional pasien.
Pada jurnal keempat (Nigam et al., 2021) terdapat hasil penurunan nyeri yang lebih besar pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol dapat dijelaskan dengan modulasi nyeri melalui berbagai mekanisme. MWM dapat menurunkan input
nosiseptif sementara pada saat yang sama
meningkatkan input non-nosiseptif melalui aktivasi mechanoreceptors perifer. Selain mekanisme sentral yang terlibat karena ada aktivasi non-opioid yang dimediasi oleh sistem penghambat nyeri menurun. Kekuatan otot mungkin telah meningkat dari waktu ke waktu
dengan pengulangan selama dimulainya
kembali aktivitas fungsional normal.
Pada jurnal kelima (Lalnunpuii et al., 2017) dijelaskan bahwa terdapat peningkatan lingkup gerak sendi yang terjadi pada kelompok A maupun kelompok B karena adanya gaya mekanis selama mobilisasi
sehingga memecah adhesi, membentuk
kembali kolagen dan juga menjaga mobilitas sendi dengan mendorong perubahan biologis
pada cairan synovial sehingga lebih
memudahkan sendi pada lutut untuk bergerak dan menambah ROM. Pada MWM sesuai
dengan konsep intervensi tersebut
mengembalikan pain free motion di sendi yang memiliki batasan painful ROM dengan teknik menggabungkan manual glide dengan gerak fisiologis (osteokinematik) gerakan aktif oleh pasien atau secara pasif oleh terapis.
Pada jurnal keenam (Alkhawajah & Alshami, 2019) hasil dalam jurnal ini menunjukan bahwa jika dibandingkan dengan MWM sham, MWM menghasilkan perbaikan langsung yang lebih besar pada nyeri dan kekuatan otot. Mobilisasi sendi tidak hanya menginisiasi mekanisme fisiologis lokal tetapi juga melibatkan mekanisme sentral seperti
facilitation inhibitory pathways di spinal cord
atau descending inhibitory pathways dari level yang lebih tinggi di brainstem, serotonergic dan noradrenergic reseptor di spinal cord memediasi analgesia yang dihasilkan dengan mobilisasi sendi lutut sehingga mengurangi nyeri. Efek jangka pendek MWM knee pada aktivitas motorik, seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan signifikan pada kekuatan otot fleksor dan ekstensor knee, hal ini dikarenakan adanya reverseal pada refleks pain inhibitory.
Pada jurnal ketujuh (Vincent & Vincent, 2020) hasil dari jurnal ini yaitu secara signifikan meningkatkan kekuatan otot pada kedua jenis Resistance Training dibandingkan
dengan kelompok control, concentric
resistance training lebih efektif mengurangi
keparahan nyeri (p<0,05). Resistance Training yang dilakukan pada permukaan yang tidak
stabil dapat meningkatkan kemampuan
adaptasi motor, output motorik, dan respons yang lebih baik terhadap fungsional mobilitas. Kecepatan waktu yang lebih tinggi dari gerakan resistance training yang lebih fungsional di bawah persentase 1 RM lebih berguna secara fungsional untuk populasi OA
Knee dalam meningkatkan kekuatan otot.
Pada jurnal kedelapan (Jorge et al., 2015) hasil yang didapatkan Program PRE efektif dalam mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi dan kekuatan otot pada wanita dengan OA knee (p<0,001). Hal ini sesuai dengan rekomendasi dari American College of Sports
Medicine, yang nyatakan bahwa latihan resistance training secara progresif dengan
intensitas rendah sampai sedang
direkomendasikan untuk meningkatkan
kekuatan otot, fungsional dan menghindari cedera khususnya pada pasien yang sudah memiliki penyakit osteoarthritis, dimulai dengan persentase yang rendah. Dalam penelitian ini, 50% dan 70% dari 1 RM digunakan pada pengulangan pertama dan kedua dengan penyesuaian kembali beban setiap dua minggu.
Pada jurnal kesembilan (Hernández Rosa et al., 2012) dijelaskan bahwa terdapat 66 peserta yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok isokinetic exercises dan
kelompok isometric exercises. Hasil
menunjukan peningkatan yang signifikan pada program isokinetic training lebih efektif dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot (P<0,05). Isokinetik training meningkatkan mobilitas persendian, digambarkan sebagai
kondroprotektif dengan menstimulasi
isokinetik, kecepatan gerakan dikendalikan, memungkinkan kontraksi maksimum dengan kecepatan konstan melintasi range of motion. Latihan ini juga memberikan efek pada stabilitas yang baik pada lower extremity serta dengan kecepatan gerakan yang terkendali dan terjadinya kontraksi maksimum sehingga dapat meningkatkan kekuatan otot lebih baik daripada isometric exercise.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari seluruh literature dapat
disimpulkan bahwa Mobilization With
Movement dan Strengthening Exercise dengan
berbagai bentuk jenis latihan terbukti dapat
menambah lingkup gerak sendi, dan
meningkatkan kekuatan otot, dan fungsional pada pasien OA Knee sehingga dapat mengurangi gangguan mobilitas bagi pasien OA Knee yang akan berefek terhadap kualitas
hidup pasien. Hasil seluruhannya
tergambarkan melalui hasil pengukuran
Goniometer, 1 RM, dan WOMAC. Kepada
penelitian selanjutnya dapat mencari literature dengan rentang waktu yang lebih luas agar lebih banyak literature yang bisa dipelajari akurasinya dan mencari sumber berbayar.
5. DAFTAR PUSTAKA
Alkhawajah, H. A., & Alshami, A. M. (2019). The effect of mobilization with movement on pain and function in patients with knee osteoarthritis: A randomized double-blind controlled trial. BMC Musculoskeletal Disorders,
20(1), 1–9.
https://doi.org/10.1186/s12891-019-2841-4
Altmış, H., Oskay, D., Elbasan, B., Düzgün, İ., & Tuna, Z. (2018). Mobilization with movement and kinesio taping in knee
arthritis—evaluation and outcomes.
International Orthopaedics, 42(12),
2807–2815.
https://doi.org/10.1007/s00264-018-3938-3
Doherty Michael , Johannes Bijlsma, Nigel Arden, David J. Hunter, and N. D. (2016). Osteoarthritis and Crystal
Arthropathy (3rd ed.). Oxford
University Press.
Gupta, R., & Heggannavar, A. (2015). Quantitative Effects of Proprioceptive Exercises and Mulligan’S Mwm in Subjects With Osteoarthritis Knee-a
Randomized Controlled Trial.
International Journal of Therapies and Rehabilitation Research, 4(4), 191.
https://doi.org/10.5455/ijtrr.00000088 Hernández Rosa, U., Velásquez Tlapanco, J.,
Lara Maya, C., Villarreal Ríos, E., Martínez González, L., Vargas Daza, E. R., & Galicia Rodríguez, L. (2012). Comparison of the Effectiveness of Isokinetic vs Isometric Therapeutic Exercise in Patients With Osteoarthritis of Knee. Reumatología Clínica (English
Edition), 8(1), 10–14.
https://doi.org/10.1016/j.reumae.2011.0 8.003
Hing, W., Hall, T., Rivett, D., Vicenzino, B., & Brian Mulligan. (2015). The Mulligant Concept Of Manual Therapy. In
Mulligan Concept. Elsevier.
Jorge, R. T. B., Souza, M. C. De, Chiari, A., Jones, A., Fernandes, A. D. R. C., Júnior, I. L., & Natour, J. (2015). Progressive resistance exercise in women with osteoarthritis of the knee: A randomized controlled trial. Clinical
Rehabilitation, 29(3), 234–243.
https://doi.org/10.1177/0269215514540 920
Kandada, S., & Heggannavar, A. (2015). Effect of Mulligans Mwm Versus Macquarie Injury Management Group (Mimg) Protocol on Pain and Function in Osteoarthritis of Knee: a Randomized Clinical Trial. International Journal of
4(4), 125. https://doi.org/10.5455/ijtrr.00000078 Kaya Mutlu, E., Ercin, E., Razak Ozdıncler, A.,
& Ones, N. (2018). A comparison of
two manual physical therapy
approaches and electrotherapy
modalities for patients with knee osteoarthritis: A randomized three arm clinical trial. Physiotherapy Theory and
Practice, 34(8), 600–612.
https://doi.org/10.1080/09593985.2018. 1423591
Kolasinski, S. L., Neogi, T., Hochberg, M. C., Oatis, C., Guyatt, G., Block, J., Callahan, L., Copenhaver, C., Dodge, C., Felson, D., Gellar, K., Harvey, W. F., Hawker, G., Herzig, E., Kwoh, C. K., Nelson, A. E., Samuels, J., Scanzello, C., White, D., … Reston, J. (2020). 2019
American College of
Rheumatology/Arthritis Foundation
Guideline for the Management of Osteoarthritis of the Hand, Hip, and Knee. Arthritis Care and Research,
72(2), 149–162.
https://doi.org/10.1002/acr.24131 Lalnunpuii, A., SARKAR, B., ALAM, S.,
EQUEBAL, D., & BISWAS, D. (2017). Efficacy of Mulligan Mobilisation As Compared To Maitland Mobilisation in Females With Knee Osteoarthritis:a Double Blind Randomized Controlled
Trial. International Journal of
Therapies and Rehabilitation Research,
6(2), 37.
https://doi.org/10.5455/ijtrr.000000241 M. Kapoor, N.N. Mahomed (eds.). 2015.
Osteoarthritis: Pathogenesis,
Diagnosis, Available Treatments, Drug Safety, Regenerative and Precision
Medicine, DOI
10.1007/978-3-319-19560-5. Springer International
Publishing Switzerland.
Nigam, A., Satpute, K. H., & Hall, T. M.
(2021). Long term efficacy of
mobilisation with movement on pain and functional status in patients with
knee osteoarthritis: a randomised
clinical trial. Clinical Rehabilitation,
35(1), 80–89.
https://doi.org/10.1177/0269215520946 932
Rahman, S., P, N., MA, S., & AA, S. (2020).
Western Ontario and McMaster
Universities (WOMAC) Osteoarthritis Index as an Assessment Tool to Indicate Total Knee Arthroplasty in Patients with
Primary Knee Osteoarthritis.
International Medical Journal
Malaysia, 19(3), 47–53.
https://doi.org/10.31436/IMJM.V19I3. 1664
Riskesdas. (2013). Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. In
Kementrian Kesehatan RI.
https://doi.org/10.1517/13543784.7.5.8 03
Vincent, K. R., & Vincent, H. K. (2020). Concentric and Eccentric Resistance Training Comparison on Physical Function and Functional Pain Outcomes in Knee Osteoarthritis: A Randomized Controlled Trial. American Journal of
Physical Medicine and Rehabilitation,
99(10), 932–940.
https://doi.org/10.1097/PHM.00000000 00001450
WHO. (2016). WHO | Chronic rheumatic conditions. World Health Organization.