• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Vania Magfira Ramadhani Mufidah Nurdesia Meiline Vannesa Heriyanto. D4 Fisioterapi. Poltekkes Kemenkes Jakarta III. April 2021 Mei 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Vania Magfira Ramadhani Mufidah Nurdesia Meiline Vannesa Heriyanto. D4 Fisioterapi. Poltekkes Kemenkes Jakarta III. April 2021 Mei 2021"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Mobilization With Movement

Dengan Strengthening Exercise

Meningkatkan Lingkup Gerak

Sendi, Kekuatan Otot, Dan

Fungsional Pada Pasien

Osteoarthritis Knee

Meiline Vannesa Heriyanto

Vania Magfira Ramadhani

Mufidah Nurdesia

Poltekkes Kemenkes Jakarta III

April 2021 – Mei 2021

D4 Fisioterapi

(2)

Mobilization With Movement dengan Strengthening Exercise Meningkatkan Lingkup Gerak Sendi, Kekuatan Otot, dan Fungsional Pada Pasien Osteoarthritis Knee

(Systematic Literature Review)

1Vania Magfira Ramadhani, 2Mufidah Nurdesia, 3Meiline Vannesa Heriyanto

1,2,3Program Studi D IV Fisioterapi, Jurusan Fisioterapi, Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Jl. Melati 2 No.15, RT.001/RW.009, Jatiwarna, Kec. Pd. Melati, Kota Bks, Jawa Barat, Indonesia. Kode Pos: 17415

Email: vaniamagfirara@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Gangguan mobilitas sebagai masalah utama yang terjadi pada pasien Osteoarthrtis Knee, dapat mempengaruhi penurunan fungsional dan akan menurunkan kualitas

hidup. Prevalensi kejadian OA Knee berkisar 10% hingga 15% dari semua orang dewasa dan menjadi masalah umum yang terjadi mencapai 302 juta kasus diseluruh dunia pada tahun 2019. Masalah tersebut perlu mendapat perhatian dan penanganan, saat ini Mobilization With Movement dengan Strengthening Exercise menjadi trend global yang banyak digunakan di masyarakat untuk meningkatkan lingkup gerak sendi, kekuatan otot, dan fungsional. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Mobilization With Movement dengan Strengthening Exercise berpengaruh terhadap peningkatan lingkup gerak sendi, kekuatan otot dan fungsional pada pasien

Osteoarthritis Knee. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian systematic literature review dengan mengkaji 9 literature eligible yang diterbitkan dengan rentang waktu 2011-2021. Literature didapatkan dari tiga search engine, yaitu Semantic Scholar (n = 3), Google Scholar (n

=4), Pubmed (n = 2) yang didapatkan dengan metode PICOS, kemudian di seleksi dengan kuisioner dan diekstraksi dengan menggunakan diagram PRISMA. Hasil: Terdapat 9 literature menggunakan desain randomized controlled trial. Alat pengukuran yang digunakan yaitu

Goniometer, 1 RM, dan WOMAC. Secara keseluruhan p-value menunjukkan p<0,05. Seluruh literature menunjukkan bahwa terdapat peningkatan lingkup gerak sendi, kekuatan otot, dan

fungsional. Kesimpulan: Adanya peningkatan lingkup gerak sendi, kekuatan otot dan fungsional pada pasien Osteoarthritis Knee dengan modalitas Mobilization With Movement dengan

Strengthening Exercise.

Kata Kunci: Osteoarthritis Knee, Mobilization with Movement, Strengthening Exercise

1. PENDAHULUAN

Osteoartritis (OA) adalah penyakit

degenerative yang melibatkan semua struktur

sendi yang terkena dengan penurunan progresif dan hilangnya tulang rawan sendi, ditandai dengan suatu kondisi yang terbatas pada

sinovial (diarthrodial) sendi yang

menghasilkan penyempitan fokal tulang rawan hialin artikular bersama dengan remodeling

tulang dan pembentukan tulang baru marginal

(osteofit) (M. Kapoor, 2015).

Saat ini Osteoarthritis menjadi salah satu penyakit degenerative sendi yang sebaran epidemiologinya cukup tinggi. Berdasarkan

American College of Rheumatology,

Osteoartritis adalah bentuk arthritis yang paling umum, jumlah kasus Osteoarthritis pada tahun 2019 sebanyak 302 juta kasus yang mengenai semua orang di seluruh dunia dan

(3)

merupakan penyebab utama disabilitas di antara orang dewasa (Kolasinski et al., 2020). Diperkirakan 10% hingga 15% dari semua orang dewasa berusia di atas 60 mengalami OA, dengan prevalensi lebih tinggi di antara wanita daripada pria (WHO, 2016). Di

Indonesia prevalensi penyakit sendi

berdasarkan diagnosis nakes sebesar 11,9 persen dan berdasarkan diagnosis atau gejala 24,7 persen. Prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita yang berumur antara 40-60 tahun (Riskesdas, 2013).

Osteoarthritis knee sering ditunjukan dengan gejala paling umum terjadi adalah nyeri, berkurangnya lingkup gerak sendi, otot mengalami kelemahan dan wasting, deformitas sendi dan instability. Hal ini disebabkan adanya kerusakan pada artikular kartilago di dalam sendi sinovial. Terkait dengan hipertrofi tulang (osteofit dan sclerosis subchondral tulang) dan penebalan kapsul sendi. Kerusakan pada articular kartilago di dalam sendi synovial menyebabkan terjadinya inflamasi jaringan dan efusi jaringan lunak ringan (Doherty et al., 2016).

Pasien dengan kondisi tersebut berpotensi mengalami penurunan fungsional sehingga dapat menurunkan kualitas hidup. Adanya gangguan mobilitas sehingga cenderung

mengurangi aktivitas dan partisipasi

bermasyarakat. Kondisi tersebut dapat

mengakibatkan disabilitas fungsional yang sangat berat yang diukur dengan WOMAC score yaitu dengan skor 72-96 menyebabkan seseorang kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan hanya aktifitas ringan seperti berjalan perlahan, duduk, berdiri, dan pekerjaan rumah yang ringan atau memerlukan alat bantu dalam beraktifitas sehari-hari (Rahman et al., 2020).

Mempertimbangkan masalah kesehatan akibat Osteoarthritis dan sebaran epidemiologi yang cukup signifikan mengundang perhatian tenaga kesehatan. Penanganan Osteoarthritis yang pernah ada, meliputi obat-obatan dan

non-farmasi. Salah satunya dengan teknik modalitas fisioterapi yang saat ini menjadi trend global berupa Mobilization With

Movement dan Strengthening Exercise.

Mobilization with movement (MWM) yang

dikembangkan oleh Brian Mulligan terbukti efektif dalam MWM dapat mengurangi

gangguan gerak dan nyeri sehingga

meningkatkan kemampuan pasien untuk melakukan exercise secara efektif. Prinsip dasar MWM adalah untuk mengoreksi pergeseran biomekanik pada sendi dan mengarahkan pain free movement (Hing et al., 2015). American College of Rheumatology

juga merekomendasikan Strengthening

Exercise quadriceps untuk OA knee.

Progressive resistance training adalah

modalitas strengthening exercise dengan peningkatan beban berat secara bertahap dan progresif yang semakin populer selama dua dekade terakhir (Jorge et al., 2015). Bukti

terbaru menunjukkan bahwa dengan

melakukan Resistensi Training dapat

meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan kemampuan adaptasi motorik, output motorik, dan respons yang lebih baik terhadap fungsional mobilitas (Vincent & Vincent, 2020). Efek terbaik didapatkan dengan dosis latihan yang tepat. Beberapa teknik MWM adalah Rotasi dalam posisi bantalan non

weightbearing, Medial glide, Rotasi MWM

pada posisi weight bearing. Dan beberapa jenis intervensi Strengthening Exercise adalah

Concentric Resistance Training, Eccentric Resistance Training, Isokinetic Training, dan Isometric Exercise.

Penelitian ini akan membahas tentang bagaimana pengaruh intervensi fisioterapi berupa Mobilization With Movement dengan

Strengthening Exercise terhadap lingkup gerak

sendi, kekuatan otot, dan fungsional pada pasien Osteoarthritis Knee.

(4)

2. METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian studi literature dengan metode

systematic literature review. Hasil penelitian

mengunakan literature sebagai sumber data. Sumber yang digunakan pada penelitian ini berasal dari situs web online dengan 3 search engine yaitu:

a. Semantic Scholar b. Google Scholar c. Pubmed

Waktu pencarian sumber penelitian

dilakukan pada tanggal 14 April 2021 hingga 21 April 2021 dengan terbitan jurnal 10 tahun ke belakang dari 2011-2021. Populasi yang diambil dari penelitian ini adalah pasien dengan penyakit Osteoarthritis Knee serta hubungan Mobilization With Movement dengan

Strengthening Exercise terhadap keterbatasan

lingkup gerak sendi, kekuatan otot, dan fungsional.

Penelitian dilakukan dengan pencarian

literature pada 3 search engine dengan

memasukkan kata kunci yang berbeda berdasarkan pendekatan PICOS yaitu P

(Person) yaitu Osteoarthritis Knee, I

(Intervention) yaitu Mobilization With

Movement, Strengthening Exercise, C

(Comparison) tidak ada, kemudian O

(Outcome) yaitu Lingkup Gerak Sendi, Kekuatan, Fungsional dan S (Studies) yaitu

Clinical Trial, Randomized Controlled Trial.

Kemudian melakukan seleksi literatur yang didapat berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi. Kriteria inklusi penelitian ini meliputi sampel

penelitian pasien Osteoarthritis Knee;

literature terdapat pada website Semantic Scholar, Google Scholar dan Pubmed;

intervensi yang diberikan Mobilization With

Movement dan Strengthening Exercise dengan outcome lingkup gerak sendi, kekuatan otot,

dan fungsional; literature berbahasa inggris

terbitan (2011-2021); desain penelitian

Clinical Trial dan Randomized Controlled Trial. Kriteria ekslusi adalah literature tidak

tersedia dalam full text dan berbayar. Literature

yang didapat kemudian dilakukan pengecekkan

duplikasi dengan menggunakan aplikasi

manajemen referensi Mendeley. Selanjutnya

proses coding yang dilakukan dengan

mengklasifikasikan literature yaitu

memberikan angka pada masing-masing kategori. Proses entry data yang diolah dan kemudian dilakukan analisis data kuantitatif

menggunakan tabel ekstraksi untuk

mendapatkan data dekskriptif, dan analisis data kualitatif menggunakan tabel karakteristik untuk mendapatkan gambaran rinci pada semua literature. Penyajian data penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Tabel penyajian data berisikan penulis jurnal, partisipan, cara ukur, perlakuan, dan hasil kesimpulan dari jurnal.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses alur pencarian dan seleksi literature yang dilakukan pada 3 search engine digambarkan dalam diagram PRISMA berikut ini,

Gambar 1. Diagram Alur Proses Penelusuran dan

(5)

Pada hasil awal penelusuran literature didapatkan sejumlah 35.373 literatur dengan rincian 16.000 di Semantic Scholar, 19.000 di

Google Scholar, dan 373 di Pubmed. Setelah

dilakukan penapisan, terdapat literatur >10 tahun terakhir sebanyak 25.315 literatur dikeluarkan, dan terdapat literatur tidak clinical

trial & Randomized Controlled Trial sebanyak

6.038 literatur dikeluarkan. Selain itu, literatur tidak full text dan berbayar sebanyak 1.113

literature, literature tidak sesuai PICOS

sebanyak 5.016, dan literature dengan

Intervensi bukan MWM dan strengthening

exercise dan tidak bertujuan meningkatkan

lingkup gerak sendi, kekuatan otot, dan

fungsional sebanyak 2.21 literature

dikeluarkan. Literature setelah diseleksi

didapatkan 12 literature, lalu diunduh dan dilakukan pengecekkan duplikasi sebanyak 3

literature terduplikasi.

Literature yang telah diseleksi dan masuk

ke dalam kriteria inklusi akan dilakukan ekstraksi dengan menggunakan tabel ekstraksi data untuk mendapatkan data kuantitatif. Berikut hasil ekstaksi data:

(6)
(7)
(8)

**WOMAC (Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis); VAS (Visual Analogue Scale); ROM (Range Of Motion); 1RM (1 Repetisi Maximum); TUG (Time Up and Go); PPT (Pressure Pain Treshold); ALF (Aggregated Locomotor Function).

(9)

Pembahasan

Latihan mobilisasi sangat diperlukan dalam rehabilitasi pasien Osteoarthritis Knee. Salah satu rekomendasi intervensi fisioterapi yaitu MWM telah terbukti efektif dalam mengurangi gangguan gerak dan nyeri, menurunkan input nosiseptif sementara pada saat yang sama meningkatkan input

non-nosiseptif melalui aktivasi mechanoreceptors perifer. Selain mekanisme sentral terlibat

karena adanya aktivasi non-opioid dimediasi sistem penghambat nyeri menurun (Nigam,et

al., 2021). American College of Rheumatology

juga merekomendasikan sebuah latihan yang menjadi popular selama 2 dekade yakni

Strengthening Exercise khususya dengan

metode Resistance Training untuk pasien dengan OA knee, latihan yang dilakukan secara progresif dapat mengaktifkan golgi tendon yang akan mengaktivasi kontraksi otot secara maksimum sehingga akan meningkatkan kekutan otot.

Pada jurnal pertama (Kaya Mutlu et al., 2018) MWM atau PJM memberikan manfaat yang lebih unggul dibandingkan elektroterapi dalam hal tingkat nyeri, ROM lutut, kekuatan otot quadriceps, dan tingkat fungsional. MWM dan PJM memiliki efek penghambatan pada persepsi rangsangan sakit dengan secara

berulang – ulang menstimulasi

mechanoreceptors yang memblokir jalur nosiseptif di tingkat sumsum tulang belakang

atau batang otak. Gerakan nonstretch ini membantu memindahkan cairan sinovial untuk meningkatkan nutrisi ke tulang rawan. Terapi fisik manual menunjukkan manfaat tambahan dibandingkan dengan elektroterapi.

Pada jurnal kedua (Kandada &

Heggannavar, 2015) koreksi biomekanik dari kesalahan posisi dapat meredakan nyeri dan

mekanisme neurofisiologis termasuk

perubahan dalam sistem penghambat nyeri

yang menurun dan perubahan proses

mekanisme nyeri sentral. Efek langsung dari

MIMG berkurangnya nyeri dan peningkatan aktivitas fungsional seperti berjalan, berdiri lebih dari satu jam, mengurangi kekakuan di pagi dan malam hari. Efek langsung dari MWM ditunjukkan dalam pengurangan nyeri

dan peningkatan rentang gerak juga

meningkatkan kinerja fungsional. Kelemahan

quadriceps diketahui menjadi faktor risiko

pada OA lutut dan dianggap sebagai salah satu alasan perkembangan penyakit, dari faktor ini menjadi pertimbangan program penguatan otot

quadriceps sebagai bagian dari terapi

konvensional.

Pada jurnal ketiga (Gupta &

Heggannavar, 2015) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa MWM lebih baik dari

pada latihan Proprioceptive dalam

meningkatkan proprioseptif pada subjek

dengan OA lutut. Kelompok mulligan

menunjukkan peningkatan yang signifikan. Menurunnya nyeri pada kelompok MWM dibandingkan dengan kelompok proprioseptif terutama terlihat karena perekrutan input sensorik yang cukup dan konduksi nyeri menurun yang mengarah ke penghambatan nyeri dan penerapan teknik MWM juga menghasilkan sistem saraf simpatis, eksitasi sistem motorik dan efek hipoalgesik. Latihan penguatan dinamis bersama dengan MWM (koreksi kesalahan posisi) memberikan hasil yang lebih baik di semua parameter. Latihan penguatan dinamis bersama dengan koreksi posisi sendi meningkatkan status sendi dalam hal nyeri, ROM, proprioception, dan fungsi serta membantu pemulihan neuromuskuler

yang mengoreksi keselarasan sendi

memberikan peningkatan kekuatan otot

dinamis dengan pemulihan yang signifikan dalam status fungsional pasien.

Pada jurnal keempat (Nigam et al., 2021) terdapat hasil penurunan nyeri yang lebih besar pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol dapat dijelaskan dengan modulasi nyeri melalui berbagai mekanisme. MWM dapat menurunkan input

(10)

nosiseptif sementara pada saat yang sama

meningkatkan input non-nosiseptif melalui aktivasi mechanoreceptors perifer. Selain mekanisme sentral yang terlibat karena ada aktivasi non-opioid yang dimediasi oleh sistem penghambat nyeri menurun. Kekuatan otot mungkin telah meningkat dari waktu ke waktu

dengan pengulangan selama dimulainya

kembali aktivitas fungsional normal.

Pada jurnal kelima (Lalnunpuii et al., 2017) dijelaskan bahwa terdapat peningkatan lingkup gerak sendi yang terjadi pada kelompok A maupun kelompok B karena adanya gaya mekanis selama mobilisasi

sehingga memecah adhesi, membentuk

kembali kolagen dan juga menjaga mobilitas sendi dengan mendorong perubahan biologis

pada cairan synovial sehingga lebih

memudahkan sendi pada lutut untuk bergerak dan menambah ROM. Pada MWM sesuai

dengan konsep intervensi tersebut

mengembalikan pain free motion di sendi yang memiliki batasan painful ROM dengan teknik menggabungkan manual glide dengan gerak fisiologis (osteokinematik) gerakan aktif oleh pasien atau secara pasif oleh terapis.

Pada jurnal keenam (Alkhawajah & Alshami, 2019) hasil dalam jurnal ini menunjukan bahwa jika dibandingkan dengan MWM sham, MWM menghasilkan perbaikan langsung yang lebih besar pada nyeri dan kekuatan otot. Mobilisasi sendi tidak hanya menginisiasi mekanisme fisiologis lokal tetapi juga melibatkan mekanisme sentral seperti

facilitation inhibitory pathways di spinal cord

atau descending inhibitory pathways dari level yang lebih tinggi di brainstem, serotonergic dan noradrenergic reseptor di spinal cord memediasi analgesia yang dihasilkan dengan mobilisasi sendi lutut sehingga mengurangi nyeri. Efek jangka pendek MWM knee pada aktivitas motorik, seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan signifikan pada kekuatan otot fleksor dan ekstensor knee, hal ini dikarenakan adanya reverseal pada refleks pain inhibitory.

Pada jurnal ketujuh (Vincent & Vincent, 2020) hasil dari jurnal ini yaitu secara signifikan meningkatkan kekuatan otot pada kedua jenis Resistance Training dibandingkan

dengan kelompok control, concentric

resistance training lebih efektif mengurangi

keparahan nyeri (p<0,05). Resistance Training yang dilakukan pada permukaan yang tidak

stabil dapat meningkatkan kemampuan

adaptasi motor, output motorik, dan respons yang lebih baik terhadap fungsional mobilitas. Kecepatan waktu yang lebih tinggi dari gerakan resistance training yang lebih fungsional di bawah persentase 1 RM lebih berguna secara fungsional untuk populasi OA

Knee dalam meningkatkan kekuatan otot.

Pada jurnal kedelapan (Jorge et al., 2015) hasil yang didapatkan Program PRE efektif dalam mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi dan kekuatan otot pada wanita dengan OA knee (p<0,001). Hal ini sesuai dengan rekomendasi dari American College of Sports

Medicine, yang nyatakan bahwa latihan resistance training secara progresif dengan

intensitas rendah sampai sedang

direkomendasikan untuk meningkatkan

kekuatan otot, fungsional dan menghindari cedera khususnya pada pasien yang sudah memiliki penyakit osteoarthritis, dimulai dengan persentase yang rendah. Dalam penelitian ini, 50% dan 70% dari 1 RM digunakan pada pengulangan pertama dan kedua dengan penyesuaian kembali beban setiap dua minggu.

Pada jurnal kesembilan (Hernández Rosa et al., 2012) dijelaskan bahwa terdapat 66 peserta yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok isokinetic exercises dan

kelompok isometric exercises. Hasil

menunjukan peningkatan yang signifikan pada program isokinetic training lebih efektif dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot (P<0,05). Isokinetik training meningkatkan mobilitas persendian, digambarkan sebagai

kondroprotektif dengan menstimulasi

(11)

isokinetik, kecepatan gerakan dikendalikan, memungkinkan kontraksi maksimum dengan kecepatan konstan melintasi range of motion. Latihan ini juga memberikan efek pada stabilitas yang baik pada lower extremity serta dengan kecepatan gerakan yang terkendali dan terjadinya kontraksi maksimum sehingga dapat meningkatkan kekuatan otot lebih baik daripada isometric exercise.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari seluruh literature dapat

disimpulkan bahwa Mobilization With

Movement dan Strengthening Exercise dengan

berbagai bentuk jenis latihan terbukti dapat

menambah lingkup gerak sendi, dan

meningkatkan kekuatan otot, dan fungsional pada pasien OA Knee sehingga dapat mengurangi gangguan mobilitas bagi pasien OA Knee yang akan berefek terhadap kualitas

hidup pasien. Hasil seluruhannya

tergambarkan melalui hasil pengukuran

Goniometer, 1 RM, dan WOMAC. Kepada

penelitian selanjutnya dapat mencari literature dengan rentang waktu yang lebih luas agar lebih banyak literature yang bisa dipelajari akurasinya dan mencari sumber berbayar.

5. DAFTAR PUSTAKA

Alkhawajah, H. A., & Alshami, A. M. (2019). The effect of mobilization with movement on pain and function in patients with knee osteoarthritis: A randomized double-blind controlled trial. BMC Musculoskeletal Disorders,

20(1), 1–9.

https://doi.org/10.1186/s12891-019-2841-4

Altmış, H., Oskay, D., Elbasan, B., Düzgün, İ., & Tuna, Z. (2018). Mobilization with movement and kinesio taping in knee

arthritis—evaluation and outcomes.

International Orthopaedics, 42(12),

2807–2815.

https://doi.org/10.1007/s00264-018-3938-3

Doherty Michael , Johannes Bijlsma, Nigel Arden, David J. Hunter, and N. D. (2016). Osteoarthritis and Crystal

Arthropathy (3rd ed.). Oxford

University Press.

Gupta, R., & Heggannavar, A. (2015). Quantitative Effects of Proprioceptive Exercises and Mulligan’S Mwm in Subjects With Osteoarthritis Knee-a

Randomized Controlled Trial.

International Journal of Therapies and Rehabilitation Research, 4(4), 191.

https://doi.org/10.5455/ijtrr.00000088 Hernández Rosa, U., Velásquez Tlapanco, J.,

Lara Maya, C., Villarreal Ríos, E., Martínez González, L., Vargas Daza, E. R., & Galicia Rodríguez, L. (2012). Comparison of the Effectiveness of Isokinetic vs Isometric Therapeutic Exercise in Patients With Osteoarthritis of Knee. Reumatología Clínica (English

Edition), 8(1), 10–14.

https://doi.org/10.1016/j.reumae.2011.0 8.003

Hing, W., Hall, T., Rivett, D., Vicenzino, B., & Brian Mulligan. (2015). The Mulligant Concept Of Manual Therapy. In

Mulligan Concept. Elsevier.

Jorge, R. T. B., Souza, M. C. De, Chiari, A., Jones, A., Fernandes, A. D. R. C., Júnior, I. L., & Natour, J. (2015). Progressive resistance exercise in women with osteoarthritis of the knee: A randomized controlled trial. Clinical

Rehabilitation, 29(3), 234–243.

https://doi.org/10.1177/0269215514540 920

Kandada, S., & Heggannavar, A. (2015). Effect of Mulligans Mwm Versus Macquarie Injury Management Group (Mimg) Protocol on Pain and Function in Osteoarthritis of Knee: a Randomized Clinical Trial. International Journal of

(12)

4(4), 125. https://doi.org/10.5455/ijtrr.00000078 Kaya Mutlu, E., Ercin, E., Razak Ozdıncler, A.,

& Ones, N. (2018). A comparison of

two manual physical therapy

approaches and electrotherapy

modalities for patients with knee osteoarthritis: A randomized three arm clinical trial. Physiotherapy Theory and

Practice, 34(8), 600–612.

https://doi.org/10.1080/09593985.2018. 1423591

Kolasinski, S. L., Neogi, T., Hochberg, M. C., Oatis, C., Guyatt, G., Block, J., Callahan, L., Copenhaver, C., Dodge, C., Felson, D., Gellar, K., Harvey, W. F., Hawker, G., Herzig, E., Kwoh, C. K., Nelson, A. E., Samuels, J., Scanzello, C., White, D., … Reston, J. (2020). 2019

American College of

Rheumatology/Arthritis Foundation

Guideline for the Management of Osteoarthritis of the Hand, Hip, and Knee. Arthritis Care and Research,

72(2), 149–162.

https://doi.org/10.1002/acr.24131 Lalnunpuii, A., SARKAR, B., ALAM, S.,

EQUEBAL, D., & BISWAS, D. (2017). Efficacy of Mulligan Mobilisation As Compared To Maitland Mobilisation in Females With Knee Osteoarthritis:a Double Blind Randomized Controlled

Trial. International Journal of

Therapies and Rehabilitation Research,

6(2), 37.

https://doi.org/10.5455/ijtrr.000000241 M. Kapoor, N.N. Mahomed (eds.). 2015.

Osteoarthritis: Pathogenesis,

Diagnosis, Available Treatments, Drug Safety, Regenerative and Precision

Medicine, DOI

10.1007/978-3-319-19560-5. Springer International

Publishing Switzerland.

Nigam, A., Satpute, K. H., & Hall, T. M.

(2021). Long term efficacy of

mobilisation with movement on pain and functional status in patients with

knee osteoarthritis: a randomised

clinical trial. Clinical Rehabilitation,

35(1), 80–89.

https://doi.org/10.1177/0269215520946 932

Rahman, S., P, N., MA, S., & AA, S. (2020).

Western Ontario and McMaster

Universities (WOMAC) Osteoarthritis Index as an Assessment Tool to Indicate Total Knee Arthroplasty in Patients with

Primary Knee Osteoarthritis.

International Medical Journal

Malaysia, 19(3), 47–53.

https://doi.org/10.31436/IMJM.V19I3. 1664

Riskesdas. (2013). Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan. In

Kementrian Kesehatan RI.

https://doi.org/10.1517/13543784.7.5.8 03

Vincent, K. R., & Vincent, H. K. (2020). Concentric and Eccentric Resistance Training Comparison on Physical Function and Functional Pain Outcomes in Knee Osteoarthritis: A Randomized Controlled Trial. American Journal of

Physical Medicine and Rehabilitation,

99(10), 932–940.

https://doi.org/10.1097/PHM.00000000 00001450

WHO. (2016). WHO | Chronic rheumatic conditions. World Health Organization.

Gambar

Gambar 1. Diagram Alur Proses Penelusuran dan  Penyeleksian
Tabel 1. Hasil Ekstraksi Data
Tabel 2. Karakteristik Literature

Referensi

Dokumen terkait

The Grant will be made available in the date of coming into force of the present arrangements. Further details of the Grant will be informed to the Government

Penggunaan beberapa jenis sitokinin tunggal dengan berbagai konsentrasi diharapkan dapat berpengaruh terhadap multiplikasi tunas dan pertumbuhan binahong, sehingga

Bahan tambahannya adalah udang, ikan, telur, susu, garam, gula, air dan bumbu (bawang putih, bawang merah, keturnbar, dan sebagainya).. Telur ayarn berfungsi sebagai

to one, or (III) the base polynomial is equal to (----1) and the exponent is an even integer. So, the 5 solutions are: would make the exponent an odd integer. So, the 5 solutions are:

Berdasarkan (Tabel 39), total biaya untuk setiap pedagang buah yang menjadi responden penelitian di pasar induk kramat jati, terlihat bahwa pedagang buah impor mempunyai

mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Untuk mengetahui pengaruh antara komunikasi dosen dan mahasiswa. terhadap prestasi

Keberhasilan memecahkan dan menyelesaikan persoalan cerita tergantung pada pemahaman verbal, yaitu kemampuan memahami, mencerna bahasa yang digunakan dalam soal dan

[r]