• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehingga kita dapat memberikan arti atau makna terhadap tindakan-tindakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehingga kita dapat memberikan arti atau makna terhadap tindakan-tindakan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Untuk mengetahui kejadian di masa lampau itu kita dapat dipelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti-bukti material (fisik) maupun non material (non fisik), ataupun melalui sumber tertulis maupun tak tertulis. Sehingga kita dapat memberikan arti atau makna terhadap tindakan-tindakan manusia sebagai suatu sitem sosial di kelampuan dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan di tempat tertentu pula. Dengan demikian kejadian-kejadian di masa lampau itu menjadi sejarah suatu kisah dan selanjutnya menjadi sejarah sebagai tulisan ilmiah.

Kejadian-kejadian di masa lampau itu, berhubungan erat dengan aktivitas manusia. Dalam kaitannya dengan itu Gazalba, mengatakan sib dari kesatuan sosial atau golongan manusia. Cerita mengisahkan laku perbuatan dari

tokoh-pahlawan-pahlawan,

orang-1993: 21). Dengan demikian, tokoh dalam peristiwa sejarah di suatu tempat memiliki peranan yang penting dalam kehidupan kolektif masyarakatnya.

(2)

Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan metodologi tertentu. Terkait dengan pendidikan di sekolah dasar hingga sekolah menengah, pengetahuan masa lampau tersebut mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik. Mata pelajaran sejarah telah diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari mata pelajaran IPS, sedangkan tingkat pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.

Mata pelajaran sejarah memiliki arti yang sangat strategis dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Indonesia sangat kaya dengan nilai-nilai lokal seperti dalam tradisi lisan. Tradisi lisan banyak lahir dalam bahasa-bahasa daerah dan upacara adat istiadat di Nusantara. Dewasa ini nilai-nilai kearifan lokal mulai diangkat kembali, sebab dalam kebudayaan lokal yang mengandung adat istiadat, kebiasaan dan tradisi sering memiliki makna mendasar dalam kehidupan. Sering kali nilai-nilai lokal justru menjadi kekuatan dan mampu menjadi perekat masyarakat.

Kearifan lokal sebagai sebuah kebijakan yang bersumber dari tata nilai dan budaya di suatu tempat jika dipelajari dan diungkapkan pada dasarnya mengandung nilai perikehidupan dan ajaran yang tinggi. Nilai-nilai kearifan yang terkandung dalam sejarah mencakup Nilai-nilai pedagogis, nilai praktis, nilai teoritis, nilai ke Tuhan-an, dan nilai filsafat. Nilai-nilai

(3)

yang ada pada sejarah perlu ditanamkan kepada diri siswa serta dilestarikan melalui pembelajaran sejarah. Nilai-nilai kearifan banyak tersimpan dalam tradisi lokal. Nilai-nilai budaya daerah yang dianggap luhur oleh masyarakat pendukungnya cenderung untuk diwariskan dari generasi kegenerasi berikutnya baik secara lisan maupun secara perbuatan sesuai dengan nilai-nilai budaya tersebut.

Nilai-nilai budaya yang berintikan adat istiadat selain mempunyai fungsi kultur juga mempunyai fungsi sosial yang memberi penuntun yang jelas dan dihormati oleh masyarakat setempat yang menyakininya. Pengajaran Sejarah Nasional Indonesia, dimaksud sebagai salah satu usaha penanaman kesadaran sejarah bangsa Indonesia pada peserta didik, apa yang dikenal dengan Sejarah Nasional Indonesia, adalah sejarah bekas wilayah Hindia Belanda. Batasan sejarah nasional bersifat politis administratif

proklamasi 17 Agustus 1945. Sejarah Nasional Indonesia selanjutnya diturunkan dalam sejarah daerah yang meliputi sejarah berbagai daerah di Indonesia dengan batasan administratif Propinsi atau Kabupaten.

Sejarah Daerah mempunyai fungsi untuk memperkuat sejarah nasional melalui penjabaran dan mengangkat peran daerah dalam konstelasi nasional. Baik sejarah nasional maupun sejarah daerah bersifat ideologis politik, dan tidak mempunyai batasan ilmiah yang selalu bisa dipertahankan secara akademis. Sebab batasan tersebut sewaktu-waktu bisa berubah sesuai dengan perkembangan politik nasional. Sering terjadi, dalam penulisan

(4)

sejarah daerah selalu menonjolkan kasus-kasus yang mempunyai relevansi dengan sejarah nasional. Sebagai contoh, penulisan sejarah daerah dengan mencari kasus-kasus yang berhubungan dengan peranan daerah tersebut dalam kebangkitan nasional, sumpah pemuda, proklamasi kemerdekaan, dan sebagainya. Akibatnya, pembelajaran sejarah terasa kering dan membosankan, karena indoktrinatif dan bersifat trickle down.

Di luar kedua batasan sejarah sejarah nasional dan daerah, muncul

locality, yang batasannya ditentukan oleh perjanjian penulis sejarah. Penulis mempunyai kebebasan menentukan batasan penulisannya, apakah dengan skope geografis, etnis, yang luas atau sempit. Sejarah lokal bersifat elastis, bisa berbicara mulai hanya mengenai suatu desa, kecamatan, kabupaten, tempat tinggal suatu etnis, suku bangsa, yang ada dalam satu daerah atau beberapa daerah.

Madiun merupakan kota bersejarah. Berbagai peristiwa di masa lalu meninggalkan jejak-jejak sejarah yang penting, baik bagi masyarakat lokal maupun masyarakat Indonesia pada umumnya. Jejak-jejak sejarah tersebut diantaranya berupa tempat atau situs bersejarah dan peninggalan benda-benda bersejarah. Situs bersejarah merupakan tempat yang memiliki nilai sejarah. Suatu tempat dikatakan memiliki nilai sejarah antara lain apabila di tempat tersebut terdapat benda atau peninggalan bersejarah; merupakan tempat kelahiran, kemangkatan, dan makam tokoh penting; atau merupakan ajang peristiwa penting tertentu terjadi, yang dalam disiplin

(5)

sejarah disebut dengan peristiwa pada masa lampau yang memiliki signifikansi sosial.

Situs bersejarah berkaitan erat dengan sejarah lokal. Situs bersejarah mengandung sejarah lokal dan sejarah lokal biasanya muncul di tempat-tempat bersejarah. Sejarah lokal di Indonesia masih belum banyak ditulis, karena keterbatasan sumber. Sejarah lokal di suatu lokalitas tertentu masih berupa kisah-kisah yang dituturkan secara lisan. Kisah-kisah tersebut merupakan memori kolektif masyarakat. Sejarah lokal ditransmisikan secara lisan dari satu generasi ke generasi yang lain, sehingga dalam kasus-kasus tertentu sejarah lokal merupakan tradisi lisan yang dari waktu ke waktu dapat mengalami perubahan (Abdullah, 1990:15).

Di era otonomi daerah, sejarah lokal semakin penting keberadaannya. Sejarah tidak hanya memiliki narasi besar yang berkisah tentang tokoh-tokoh dengan seluruh tindakan historisnya. Sejarah, juga mengandung banyak serpihan yang mengandung narasi kecil tentang bangunan dengan seluruh pernik-perniknya, kisah manusia yang terjadi di dalam kemelut persoalan politik, sosial, budaya, dan hal-hal lain yang layak diketahui sebagai referensi bagi generasi demi generasi.

Otonomi daerah meniscayakan kemandirian masyarakat di daerah. Kemandirian daerah adalah terbangunnya jati diri daerah. Jati diri tersebut secara kultural menjadi kebanggaan warga daerah. Sejarah lokal membantu masyarakat daerah menemukan jati dirinya. Secara ekonomis, sejarah lokal juga dapat memberi kontribusi bagi kesejahteraan hidup masyarakat.

(6)

Sejarah lokal penting sebagai sumber pembelajaran. Haryono mengatakan bahwa pemanfaatan sejarah lokal di tingkat pendidikan manapun akan memungkinkan peserta didik dalam mempelajari sejarah dapat beresonansi dengan aspek eigenwelt yang dimiliki (Sartono Kartodirdjo dalam Soedarsono, 1986).

Sejarah lokal memungkinkan kita untuk berhubungan secara sangat "intim" dengan peristiwa yang sangat lokal dan mungkin selama ini dianggap tidak besar, tetapi sesungguhnya memiliki peran penting dan berharga dalam membentuk peristiwa yang lebih besar (Abdullah, 1990:19). Pemaparan sejarah lokal dapat menjembatani peserta didik dalam memahami berbagai peristiwa sejarah di masyarakat sekitarnya dengan peristiwa sejarah di daerah lain. Melalui kajian sejarah lokal, peserta didik dirangsang untuk dapat melihat proses integrasi nasional sebagai suatu peristiwa sejarah.

Situs sejarah lokal juga memiliki daya tarik wisata. Para wisatawan biasanya ingin melihat keunikan-keunikan yang tidak terdapat di daerah asal dan belum pernah ditemuinya. Bagi wisatawan, tempat bersejarah dengan sejarah lokalnya merupakan suatu keunikan yang menjadi daya tarik wisata. Hal ini setidaknya dapat terungkap dari motivasi seseorang dalam melakukan perjalanan wisata.

Keberadaan situs sejarah amat rawan dari tindak kriminal; dicuri, atau sengaja dijual penduduk lokal kepada penadah benda-benda peninggalan purbakala. Kita tentu tidak ingin satu generasi mendatang,

(7)

terlepas akar sejarahnya lantaran rusak dan musnahnya situs-situs sejarah. Sebelum terlambat, sudah saatnya pemerintah dibantu masyarakat, melakukan pelacakan riwayat situs penting, baik yang mayor maupun yang minor, dalam bentuk penulisan. Memang ada kesan miring tentang penulisan narasi situs sejarah lokal. Sebagian kalangan menganggap itu pekerjaan sia-sia; karena sudah ada versi lengkap yang ditulis oleh ahli sejarah dari negara lain (Belanda).

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Madiun atau yang lebih dikenal dengan IKIP PGRI Madiun merupakan salah satu universitas terkemuka di wilayah Madiun dan sekitarnya. IKIP PGRI Madiun memiliki Jurusan Pendidikan Sejarah. Jurusan Pendidikan Sejarah merupakan salah satu jurusan favorit. Dalam proses pembelajarannya terdapat mata kuliah sejarah lokal. Peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai perencanaan, proses, penilaian dan hambatan pembelajaran Sejarah Lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun.

B. Rumusan Masalah

Dari sajian di atas, terasa sekali perlunya mengetahui lebih dalam mengenai pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun.

Pentingnya penerapan pembelajaran sejarah lokal untuk segera diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan seperti universitas, dapat dilihat

(8)

dari latar belakang di atas. Untuk memperjelas mengenai pola penerapannya dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun?

2. Bagaimana proses pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun?

3. Bagaimana penilaian (assessment) pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun?

4. Bagaimana hambatan dalam proses pembelajaran sejarah lokal Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun?

C. Tujuan Penelitian

Menurut Moleong (2008: 94)tujuan suatu penelitian adalah upaya untuk memecahkan masalah. Berdasarkan rumusan masalah yang ada, peneliti mempunyai tujuan penelitian yang akan dicapai. Tujuan itu antara lain sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun

2. Mendeskripsikan proses pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun.

3. Mendeskripsikan penilaian (assessment) pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun.

(9)

4. Menganalisis hambatan dalam proses pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai manfaat teoritis dan praktis, Manfaatnya adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan baru tentang pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun baik bagi peneliti, mahasiswa, dosen/pendidik, ketua jurusan, serta para pemangku kebijakan (stakeholder) dalam dunia pendidikan.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka penyempurnaan pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun, khususnya dalam hal pembelajaran sejarah lokal kepada para mahasiswanya.

c. Membuka kemungkinan untuk penelitian lebih lanjut tentang permasalahan sejenis.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Dosen

Sebagai acuan dan dorongan bagi para dosen Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun untuk lebih meningkatkan

(10)

mutu pembelajaran khususnya dalam pembelajaran sejarah lokal kepada para mahasiswanya.

b. Bagi Mahasiswa

Sebagai sarana bagi para mahasiswa agar mendapatkan pengetahuan mengenai hasil pembelajaran sejarah lokal yang diterapkan di kampusnya.

c. Bagi universitas

Memberikan informasi dan strategi dalam pembelajaran sejarah lokal yang lebih baik. Hal tersebut sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatan mutu proses pembelajaran di IKIP PGRI Madiun.

Referensi

Dokumen terkait

Kenongan dan goongan dalam lagu gedé., ada empat fungsi musikal, yaitu sebagai: ciri musikal lagu gede yang ditunjukkan dengan nada akhir di tiap baris lagu;

Pendaftaran Calon Mahasiswa Baru jalur umum dilakukan oleh calon peserta secara langsung pada loket Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Universitas Muhammadiyah Mataram, dan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada kegiatan pelaksanaan penemuan kasus Avian Influenza di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

Hasil yang di dapat oleh peneliti bahwa tingkat kecanduan game online pada siswa kelas VII SMPN 13 Malang ini memiliki kategori sedang karena terdapat 53 siswa yang

Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam

Dimana Kompensasi adalah semua penilaian individu atas apa yang diterimanya, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung, sedangkan Kesejahteraan Subjektif adalah

a) Ruang atau tempat, setiap tindakan yang berhubungan dengan benda, peristiwa, orang, dan hewan, yang berada dalam ruang atau tempat tertentu. Ruang atau tempat

–– Pedoman audit : kriteria/unsur dan standar yang Pedoman audit : kriteria/unsur dan standar yang dipakai utk menilai mutu tatalaksana pasien DBD dipakai utk menilai mutu