• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA TAHUN ANGGARAN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEUANGAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA TAHUN ANGGARAN 2020"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI

LAPORAN KEUANGAN

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

TAHUN ANGGARAN 2020

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

KABUPATEN WONOGIRI

(2)

DAFTAR ISI

Halaman Judul...

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... iii

Pernyataan Pertanggungjawaban... iv

Laporan Realisasi Anggaran... 1

Neraca... 9

Catatan atas Laporan Keuangan... 12

Bab I. Pendahuluan... 14

1.1.Maksud dan tujuan laporan keuangan... 14

1.2.Landasan hukum penyusunan laboran keuangan……… 14

1.3.Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan. 15 Bab II Ekonomi Makro dan Kebijakan Keuangan... 16

2.1 Ekonomi Makro... 16

2.2.Kebijakan Keuangan... 16

Bab III Ikhtisar Pencapaian Target Kinerja Keuangan... 18

3.1.Iktisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan.... 18

3.2.Hambatab Dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaian Target Yang Telah Ditetapkan……… 18

Bab IV Kebijakan Akuntansi……… 19

4.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah……….. 19

4.2.Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan……… 19

4.3 Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan... 19

4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.. 19

4.5 Aktiva tetap... 20

4.6 Aktiva lain-lain... 20

4.7 Hutang Jangka Pendek... 20

4.8 Hutang Jangka Panjang... 21

4.9 Ekuitas Dana... 21

Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan……….. 22

Bab VI Penutup……… 23

(3)

KATA PENGANTAR

Laporan Keuangan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Wonogiri ini merupakan laporan yang menggambarkan tentang pertanggung jawaban keuangan yang dikelola oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Wonogiri untuk tahun anggaran 2020.

Laporan keuangan Satuan Polisi Pamong Praja ini terdiri dari 3 (tiga) macam yaitu 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

2. Laporan Operasional (LO)

3. Neraca Komparasi per 31 Desember 2020. 4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

5. Catatan atas Laporan Keuangan ( CALK ).

Sebagai tindak lanjut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,dan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 22 Tahun 2012 Tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa laporan Keuangan ini dilampiri dengan Surat Pernyataan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Wonogiri,yang menyatakan bahwa Pengelolaan Anggaran telah diselenggarakan berdasarkan system pengendalian intern yang memadahi serta standart akutansi pemerintah. Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan keuangan ini masih jauh dari sempurna sebagaimana ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut, namun demikian untuk aspek pertanggung jawaban pengelolaan keuangan kami telah berupaya untuk selalu mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan, sehingga hasilnya diharapkan tetap sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu, kami mohon masukan sekaligus koreksi dari semua fihak yang terkait dengan laporan keuangan ini, dengan harapan pada tahun berikutnya nanti laporan keuangan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Wonogiri dapat tersusun dan disajikan dalam kondisi yang lebih baik.

Wonogiri, 31 Desember 2020

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WONOGIRI

WALUYO.S.Sos.MM Pembina Utama Muda NIP 19670220 198803 1 006

(4)

PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

( SATPOL PP )

Jl. Kabupaten Nomor 4 – 5 No. Telepon ( 0273 )321002 Psw. 123

W O N O G I R I

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Laporan Keuangan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari :

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) b. Laporan Operasional (LO)

c. Neraca Komparasi per 31 Desember d. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

e. Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2020. Adalah tanggung jawab kami.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan system pengendalian intern yang memadahi berisi informasi pelaksanaan Anggaran, posisi keuangan sesuai dengan standar Akutansi Pemerintah.

Wonogiri,

PENGGUNA ANGGARAN

WALUYO.S.Sos.MM Pembina Utama Muda NIP 19670220 198803 1 006

(5)

2

NERACA

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN ANGGARAN

2020

(6)

BAB I PENDAHULUAN

Laporan keuangan disusun sebagai laporan pertanggung jawaban pemerintah daerah atas kegiatan keuangan dan sumber daya ekonomi yang dipercayakan serta menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dalam satu periode pelaporan.

Laporan keuangan nerupakan satu kesatuan yang terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca Daerah Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan yang harus disajikan bersama-sama.

1.1 Maksud dan tujuan Penyusunan Laporan Keuangan. a. Maksud.

Maksud Lapoaran Keuangan Pemerintah Daerah disajikan dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan. b. Tujuan.

Tujuan penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah memberikan informasi kepada masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah.

1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan.

Landasan hukum Penyusunan Laporan Keuangan didasarkan pada :

a. Undang-undang Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42).

b. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 3 ayat (1) menyatakan bahwa keuangan negara dikelola secara tertib,taat pada peraturan perundang-undangan,efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

c. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakir dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Reppublik Indonesia Nomor 5679); e. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

f. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5462);

g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daearah telah diubah beberapa kali terakir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya;

i. Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 79 tahun 2017 tentang Tata Cara dan Pelaksanaan Penganggaran Dalam Rangka Penyelesaian Pekerjaan Yang Tidak Terselesaikan Sampai Dengan Akhir Tahun 2017 ( Berita Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2017 Nomor 80);

(7)

1.3 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan

Bab I Pendahuluan.

1.1 Maksud dan Tujuan penyusunan laporan keuangan. 1.2 Landasan Hukum penyusunan laporan keuangan 1.3 Sitematika penulisan catatan atas laporan keuangan. Bab II Ekonomi Makro dan Kebijakan Keuangan

2.1 Ekonomi Makro. 2.2 Kebijakan Keuangan.

Bab III Iktisar Pencapaian Target Kinerja Keuangan.

3.1 Ikthisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan.

3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan.

Bab IV Kebijakan Akuntansi.

4.1 Entitas pelaporan keuangan daerah.

4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan. 4.3 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada

dalam srandar akuntansi pemerintahan. Bab V Penjelasan pos–pos laporan keuangan

5.1 Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan. 5.1.1 Pendapatan. 5.1.2 Belanja. 5.1.3 Pembiayaan. 5.1.4 Aset. 5.1.5 Kewajiban 5.1.6 Ekuitas dana.

5.2. Pengungkapan aras pos-pos aser mdan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas untuk entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual.

Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan. Bab VII Penutup.

(8)

BAB II

EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN 1.1. Ekonomi makro

Ditinjau dari Sumber Daya Ekonomi perubahan Ekonomi Wonogiri pada tahun 2018 mulai merangkak naik namun angka pertumbuhannya belum signifikan, yaitu 5.04 % meskipun demikian pertunbuhan ekonomi Kabupaten Wonogiri berada ditengah-tengah pertumbuhan ekonomi se-eks Karisidenan Surakarta.

Sektor yang mempunyai peran utama terhadap pertumbuhan ekonomi adalah sector informasi dan komunikasi dengan sumbangan rata-rata terhadap Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) atas dasar harga berlaku dengan tahun 2017 sebesar 13.75 %. Sektor lain yang juga berperan terhadap perekonomian Wonogiri adalah sektor perdagangan ,perhotelan dan restoran sebesart 5,34 %, sector jasa sebesar 12,78 % dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,98 %.

Penyelengaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta penegakan Peraturan Daerah di Kabupaten Wonogiri sangat mengikat satu dengan yang lain baik hubungan anggota, kelompok, lembaga masyarakat mengandung pengertian yang strategis antara keterkaitannya yang satu dengan yang lain, hal ini dapat digambarkan bahwa “ Tidak ada rasa tenteram jika hubungan antar manusia

dalam masyarakat tidak tertib, dan tidak akan ada ketertiban jika Peraturan Daerah/Keputusan Bupati Wonogiri tidak diupayakan tegak sebagaimana yang seharusnya “.

Sesuai dengan semangat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, untuk Kabupaten Wonogiri aspek strategis terkait dengan penegakan pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri yang mengandung sangsi pidana menyangkut Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.

Apabila masyarakat sudah mentaati aturan hukum baik Peraturan Daerah maupun Keputusan Bupati maka dampaknya akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Kabupaten Wonogiri yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Wonogiri.

1.2 Kebijakan Keuangan.

Kebijakan umum anggaran ditetapkan sebagai pedoman dalam penyusunan, pengelolaan dan pertanggung jawaban APBD setiap tahun selama tahun 2015-2020. Kebijakan Pendapatan Daerah, Kebijakan Belanja Daerah dan Kebijakan Pembiayaan Daerah.

(9)

1.2.1. Kebijakan Anggaran Pendapatan Daerah yaitu :

a. Perencanaan dan penentuan target Pajak Daerah dan Retribusi Daearah didasarkan potensi dengan memperhitungkan kemampuan sarana, prasarana dan SDM ( Sumber Daya Manusia ) aparatur pengelola, tidak semata-mata didasarkan dari capaian tahun sebelumnya.

b. Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang potensial perlu dilakukan kerja sama dengan pihak swasta secara selektif dan melalui pengkajian mendalam.

c. Perlu dikembangkan system “ self-assesment “ bagi wajib pajak daerah guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemungutan.

d. Perlu diterapkan sanksi dan penghargaan secara tegas, adil dan proforsional kepada semua wajib pajak daerah.

e. Peningkatan pelayanan melalui penyerdehanaan sitem dan prosedur pemungutan retribusi, yang disesuaikan dengan kontra prestasi yang diberikan kepada masyarakat pengguna.(klien).

f. Peningkatan PAD melalui oftimalisasi laba perusahaan daearh dan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lain PAD yang sah terutama melalui pemanfaatan aser daerah dan pengelolaan kas.

1.2.2. Kebijakan Anggaran Belanja Daerah yaitu :

a. Mengutamakan belanja yang bersifat wajib (fix-cost) baru kemudian belanja lainnya pada setiap perencanaan belanja.

b. Hemat, tidak mewah, efisien, sesuai kebutuhan yang disyaratkan.

c. Terarah, terkendali, sesuai dengan skala prioritas dan kemampuan dan yang tersedia.

d. Selalu memperhatikan ketentuan-ketentuan pengelolaan keuangan negara yang diwajibkan , yang dibatasi maupun yang dilarang.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

TAHUN ANGGARAN 2020

Bab I Pendahuluan

1.1 Maksud dan Tujuan penyusunan laporan keuangan. 2.1 Landasan Hukum penyusunan laporan keuangan 3.1 Sitematika penulisan catatan atas laporan keuangan.

(10)

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan pencapaian target kinerja APBD.

2.1 Ekonomi Makro. 2.2 Kebijakan Keuangan.

2.3 Indikator pencapaian target kinerja APBD. Bab III Ikhtisar Pencapaian Target Kinerja Keuangan. Iktisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan .

Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan.

Bab IV Kebijakan Akuntansi.

4.1 Entitas pelaporan keuangan daerah.

4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan. 4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan

keuangan.

4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar akuntansi pemerintahan.

Bab V Penjelasan pos-pos laporan keuangan.

5.1 Penjelasan atas Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. 5.1.1 Pendapatan.

5.1.2 Belanja. 5.1.3 Aset.

5.1.4 Ekuitas dana. Bab VI Penutup.

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WONOGIRI

WALUYO.S.Sos.MM Pembina Utama Muda NIP 19670220 198803 1 006

(11)

BAB III

IKHTISAR PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN 3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan.

Indikator pencapaian target APBD tahun 2020 adalah sebagai berikut :

No APBD Anggaran Reaalisasi % Target Naik/Turun / Hemat 1 Pendapatan 2.500.000 3.092.500 123 100 % Naik 2 Belanja 11.302.108.418 10.155.521.147 89,86 100 % Naik Pendapatan.

Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran sebesar Rp 3.092.500,- Belanja.

Belanja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Wonogiri Tahun Anggran 2020 ditetapkan sebesar Rp 11.302.108.418,- dengan realisasi sebesar Rp 10.155.521.147,-. Adapun rincian dari belanja tersebut adalah sebagai berikut : a. Belanja Tidak Langsung.

Jumlah belanja tidak langsung adalah Rp 6.449.934.232,- dengan realisasi sebesar Rp 5.578.853.680,-

b. Belanja Langsung.

Jumlah Belanja langsung adalah Rp 4.852.174.186,- dengan realisasinya sebesar Rp 4.576.667.467,- yang meliputi belanja untuk 8 program sebagai berikut :

No Uraian Program Jumlah (Realisasi)

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Rp 1.521.085.636

2 Progran Peningkatan Sarana/Prasarana aparatur Rp 96.086.683 3 Program peningkatan disiplin aparatur Rp 145.368.500

4 Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur

Rp 0 5 Program peningkatan pengembangan system

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

Rp 16.161.500 6 Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan

Pencegahan Tindak Kriminal Rp 209.249.326

7 Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan

Rp 2.286.106.335 8 Program Peningkatan Kesiagaan dan

Pencegahan Bahaya Kebakaran.

Rp 302.609.487

JUMLAH Rp 4.576.667.467

3.2. Hambatan Dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaian Target Yang Telah Ditetapkan

Berdasarkan pada analisa permasalahan yang dilakukan atas keseluruhan program dan kegiatan selama tahun 2020 terutama dari sisi sistim Aplikasi SIPKD terkadang jaringan kurang lancar sehingga memperlambat proses pencairan .

(12)

BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah.

Entitas Pelaporan adalah unit Pemerintahan Daerah yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan keuangan. Sebagai entitas pelaporan adalah Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang dalam hal ini adalah Badan Pengelola Keuangan Daerah ( BPKD ). Sedangkan entitas akuntansi adalah unit pemerintahan Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

4.2 Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan.

Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Wonogiri disjikan dengan mengacu pada Srandart Akuntansi Pemerintah yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005.

Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan adalah basis kas umtuk pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan sedangkan untuk asset, kewajiban dan ekuitas dana menggunakan basis akrual.

4.3 Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan.

Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan laporan Keuangan ini adalah :

a. Pendapatan

Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima dan atau akan diterima Pendapatan yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang rupiah berdasar nilai tukar (kurs tengah bank Indonesia) pada saat terjadinya pendapatan.

b. Belanja

Pengukuran belanja menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang yang dikeluarkan dari kas daerah dan atau akan dikeluarkan. Belanja yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah bank Indonesia) pada saat terjadinya belanja.

c. Pembiyaan

Pengukuran pembiayaan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima dan atau akan dikeluarkan. Pembiayaan yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah bank Indonesia) pada saat pengakuan pembiayaan 4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang Ada Dalam

Standar Akuntansi Pemerintahan.

Kebijakan Akuntansi yang diterapkan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai berikut :

a.Kas dan Bank.

Kas adalah alat pembayaran yang sah yang setiap saat dapat digunakan.Kas diakui pada saat diterima atau dikeluarkan berdasarkan nilai nominal uang.Kas Pemerintahan Kabupaten Wonogiri adalah Kas Daerah yang disimpan di Bank. Uang Untuk Dipertanggungjawabkan (UUDP) adalah realisasi dari belanja belum dipertanggungjawabkan. UUDP dinilai berdasarkan jumlah nominal uang yang direalisasikan.

(13)

b.Piutang.

Piutang merupakan hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi. Piutang diakui pada akhir periode akuntansi berdasar jumlah kas yang akan diterima dan jumlah pembiayaan yang telah diakui dalam periode berjalan. Piutang dinilai sebesar nilai bersih yang diperkirakan dapat direalisasikan.

c.Persediaan

Persedian adalah barang uang dijual atau dipakai habis dalam suatu periode akuntansi. Persediaan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan nilai barang yang lalu, terjual atau terpakai. Persediaan dinilai berdasarkan harga pembelian, harga standar, dan harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya. d.Investasi Jangka Panjang.

Investasi Jangka Panjang adalah penyertaan modal yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomis dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi Jangka Panjang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan harga perolehan yaitu jumlah kas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan dalam rangka memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. Investasi dalam saham, BUMD yang dijual/ditukar dengan aktiva lain-lain,nilai sahamnya ditetapkan dengan menggunakan metode penilaian harga perolehan rata-rata.

4.5 Aktiva Tetap

Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan pemerintah dan pelayanan publik . Akriva Tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, donasi dan pertukaran dengan aktiva lain.

Pengakuan Aktiva Tetap.

- Aktiva Tetap yang diperoleh bukan berasal dari donasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah belanja modal yang telah diakui dalam periode berkenaan.

- Aktiva Tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berkenaan ,yaitu pada saat aktiva tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.

- Aktiva Tetap dinilai dengan nilai historis atau harga perolehan. Jika penilaian aktiva tetap dengan menggunakan nilai histories atau harga perolehan. Jika penilaian aktiva tetap dengan nilai historis tidak memungkinkan, maka nilai aktiva tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan.

Penyusunan Aktiva Tetap sampai dengan laporan keuangan ini disajikan,belum dilakukan, dan oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Wonogiri tidak membuat kebijakan akuntansi tentang penyusutan aktiva tetap.

4.6. Aktiva lain-lain.

Aktiva lain-lain adalah aktiva yang tidak dapat dikelompokan ke dalam aktiva lancar , Investasi jangka panjang, aktiva tetap dan dana cadangan. Aktiva Lain-lain meliputi piutang angsuran, built operate and transfer ( BOT ) dan Bangunan Dalam Pengerjaan

4.7. Hutang Jangka Pendek.

Hutang Jangka Pendek merupakan hutang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo dalam suatu periode akuntansi.Hutang jangka pendek diukur dengan nilai nominal mata uang rupiah yang harus dibayar kembali dan diukur dalam mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi.

(14)

- Bagian lancar hutang jangka panjang, adalah bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam suatu periode akuntansi. Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang diakui pada saat reklasifikasi dalam periode berjalanatau berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa pembayaran bagian hutang jangka panjang yang telah diakui dalam periode berjalan. - Hutang perhitungan fihak ketiga, adalah kewajiban kepada fihak

ketiga sebagai akibat transaksi keuangan masa lalu yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo dalam suatu akuntansi. Hutang Perhitungan Pihak Ketiga diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan nilai sekarang, kas yang akan dibayarkan atau jumlah pembiayaan yang berupa penerimaanatau pembayaran hutang Perhitungan pihak Ketiga yang diakui dalam periode berjalan.

4.8. Hutang Jangka Panjang.

Hutang Jangka Panjang adalah hutang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Hutang jangka panjang diukur dengan nilai nominal mata uang rupiah yang harus dibayar kembali dan diukur dalam mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai kurs (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi.

Hutang Jangka Panjang terdiri dari :

- Hutang Dalam Negeri, adalah hutang jangka panjang kepada fihak ketiga di dalam negeri. Hutang Dalam Negeri diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiyaan yang berupa penerimaan hutang dalam negeri yang diakui dalam periode berjalan.

- Hutang Luar Negeri, adalah hutang jangka panjang kepada fihak ketiga di luar negeri. Hutang Luar Negeri diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiyaan yang berupa penerimaan hutang Perhitungan Pihak Ketiga yang diakui dalam periode berjalan.

4.9 Ekuitas Dana.

Ekuitas Dana adalah jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara jumlah aktiva dengan jumlah hutang. Ekuitas Dana terdiri dari :

- Ekuitas Dana Umum adalah jumlah kekayaan bersih tidak termasuk aktiva yang berasal dari donasi dan dana cadangan.Ekuitas Dana Umum diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa sisa lebih perhitungan anggaran, hasil penjualan asset daerah yang dipisahkan dan jumlah surplus dan defisit.

- Ekuitas Dana Dicadangkan, adalah jumlah kekayaan bersih berupa aktiva yang dicadangkan, Ekuitas Dana dicadangkan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah dana cadangan yang ditransfer dalam periode berjalan.

- Ekuitas Dana Donasi, adalah jumlah kekayaan bersih berupa aktiva yang berasal dari donasi. Ekuitas Dana Donasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan berupa penerimaan hibah, bantuan atau sumbangan yang telah diakui dalam periode berjalan.

(15)

BAB VI PENUTUP

Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Wonogiri, merupakan rangkaian informasi terkini atas kondisi riil aspek keuangan Tahun Anggaran 2020 yang penyusunannya didasarkan pada pedoman yang telah ditetapkan oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Wonogiri.

Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Wonogiri ini struktur penganggarannya masih mendasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 seperti telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, walaupun belum sepenuhnya mengikuti Sistim dan Prosedur Akuntansi Keuangan Daerah sebagaimana diatur didalamnya.

Sehubungan dengan kondisi tersebut kami mengharapkan masukan dari berbagai fihak, dengan maksud untuk penyempurnaan dalam penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah, Kabupaten Wonogiri untuk periode yang akan datang dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan bimbingan dan meridhoi upaya yang telah kami lakukan.

Wonogiri,

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WONOGIRI

WALUYO.S.Sos.MM Pembina Utama Muda NIP 19670220 198803 1 006

BAB V

(16)

5.1. Penjelasan atas laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca Penjelasan atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA).

5.1.1. Pendapatan.

Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran sebesar Rp 3.092.500,-

5.1.2 Belanja.

Tahun anggaran tahun 2020 jumlah total realisasi belanja Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Wonogir adalah sebesar Rp 11.302.108.418,-

a. Belanja Pegawai sebesar Rp 5.578.853.680,- dialokasikan untuk pembayaran gaji pegawai, honorarium dan Uang lembur untuk 50 pegawai yang terdiri dari :

Golongan IV : 9 orang Golongan III : 20 orang. Golongan II : 20 orang. Golongan I : 1 orang

b. Belanja langsung sebesar Rp 4.576.667.467,- yang terdiri dari :

No Uraian Program Jumlah (Realisasi)

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Rp 1.521.085.636 2 Progran Peningkatan Sarana/Prasarana aparatur Rp 96.086.683

3 Program peningkatan disiplin aparatur Rp 145.368.500 4 Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya

Aparatur Rp 0

5 Program peningkatan pengembangan system Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

Rp 16.161.500 6 Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan

Pencegahan Tindak Kriminal

Rp 209.249.326 7 Program Pemberdayaan Masyarakat untuk

Menjaga Ketertiban dan Keamanan Rp 2.286.106.335

8 Program Peningkatan Kesiagaan dan

Pencegahan Bahaya Kebakaran. Rp 302.609.487

JUMLAH Rp 4.576.667.467

Penjelasan atas Neraca

5.1.3. Aset

Berdasarkan pada perhitungan asset tahun 2018 baik terhadap asset lancer,asset tetap maupun asset lainnya, maka dapat dijelaskan posisi asset Kantor Satuan Polisi Pamong Praja tahun 2018 adalah sebagai berikut ; Aset Lancar.

Tidak ada ( nihil )

Aset Tetap.

(17)

- Alat-alat angkutan senilai Rp 5.610.793.063,- yang terdiri dari kendaraan roda 4 dengan perincian 1 ( satu ) truck, 6 ( enam ) Tangki Air , 1 (satu ) Kijang Inova, 6 ( enam ) kendaraan patroli, 10 (sepuluh) sepeda motor.

- Alat-alat rumah tangga dan alat kantor senilai Rp 775.201.297,47,- yang dimiliki pada akhir tahun 2018.

- Gedung dan bangunan senilai Rp 816.235.774 - Jalan irigasi dan jaringan , Jaringan Rp 30.923.100

5.1.4. Sebagaimana neraca per 31 Desember 2018 Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Wonogiri yang telah disusun, maka Ekuitas dana yang dimiliki adalah sebesar Rp 7.998.172.657,47,- terdiri dari :

1) Ekuitas dana investasi sebesar Rp 7.998.172.657,47,- terdiri dari : - Diinvestasikan dalam asset tetap Rp 7.998.172.657,47,-

Referensi

Dokumen terkait

Peramalan gelombang dihitung dengan metode hindcasting gelombang berdasarkan data angin selama 10 tahun dari stasiun BMG Winangun Stasiun Tondano untuk mendapatkan tinggi dan

Berdasarkan hasil evaluasi kestabilan lereng menggunakan software Geostudio 2012 Slope/W, maka didapatkanlah hasil nilai faktor keamanan pada lereng untuk side wall

Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 – 2021 disusun sebagai pedoman bagi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten

Laporan keuangan tersebut telah disusun berdasarkan Sistem Pengendalian Intern yang memadai, isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran, posisi keuangan

Hal ini disebabkan oleh suhu pengeringan yang rendah dapat menghasilkan kualitas bubuk Sargassum polycystum yang terbaik, karena apabila pada proses pemanasan

Laporan akhir ini masukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan studi pada jenjang Diploma III Jurusan Teknik Mesin Program studi konsentrasi Alat

Berdasarkan data Tabel 1, menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja pada kegiatan usahatani kentang dan kubis yang dilakukan oleh petani binaan lebih

Berdasarkan observasi di SMPN 9 Marusu pada kelas VIII.a tahun 2016/2017 saat peneliti melaksanakan p2k, pemandangan yang terlihat yaitu (1) Kebanyakan siswa