• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia ternyata lebih tinggi daripada perkiraan. Revisi prediksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia ternyata lebih tinggi daripada perkiraan. Revisi prediksi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan, pertumbuhan jumlah penduduk dunia ternyata lebih tinggi daripada perkiraan. Revisi prediksi pertumbuhan tersebut memunculkan pertanyaan soal daya dukung alam dan sejumlah masalah lain. Dalam laporan bertajuk ”Prospek Populasi Dunia: Revisi 2012”, disebutkan, penduduk dunia akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun 2025 dari jumlah 7,2 miliar jiwa saat ni. Jumlah itu akan terus berkembang menjadi 9,6 miliar pada tahun 2050. Prediksi sebelumnya, penduduk dunia diperkirakan ”hanya” mencapai 9,3 miliar jiwa pada 2050. Menurut laporan terbaru ini, pertumbuhan penduduk paling tinggi akan terjadi di negara-negara berkembang (C.S.Silver dalam Razak, 2012).

Fertilitas yang merupakan tingkat kelahiran dari setiap penduduk secara otomatis akan menambahkan jumlah penduduk di daerah tersebut. Sangat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas di suatu daerah. Beberapa faktor yang dapat disebutkan sangat dapat mempengaruhi tingkat fertilitas adalah tingkat keselamatan ibu dan anak pada setiap persalinan, tingkat pendapatan penduduk, tingkat pendidikan penduduk dan lain sebagainya. Hatmadji (2004:57) menyebutkan besar kecilnya jumlah kelahiran dalam suatu penduduk, tergantung pada beberapa faktor misalnya, struktur umur, tingkat pendidikan, umur pada waktu kawin pertama, banyaknya perkawinan, status pekerjaan wanita,

(2)

Jika tingkat fertilitas pada suatu daerah baik, maka jumlah penduduk juga meningkat, hal ini akan menjadi permasalahan tersendiri bagi daerah tersebut. Permasalahan ini sehubungan dengan tingkat kebutuhan akan wilayah perumahan, makanan, dan ketersediaan lapangan pekerjaan nantinya. Oleh sebab itu, pemerintah akan berupaya untuk terus dapat menekan tingkat fertilitas di daerahnya masing – masing.

Seperti yang telah disebutkan bahwa Kecamatan Batangkuis sebagai salah satu kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang banyak adalah salah satu kecamatan yang tingkat fertilitasnya yang tinggi. Fertilitas tinggi ini disebabkan oleh kemampuan bagian kesehatan untuk memberikan keselamatan bagi penduduk ketika waktu melakukan persalinan. Selain itu, penyebab lain dari tingginya tingkat fertilitas adalah tingkat pendidikan (Hatmadji, 2004:57).

Pendidikan jika dibagi berdasarkan kelompok besar, akan terbagi menjadi pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal dapat berupa pendidikan dilingkungan sekolah resmi yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun swasta. Pendidikan formal ini mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Pendidikan Tinggi (PT). Sedangkan pendidikan informal merupakan pendidikan yang diperoleh diluar dari jalur pendidikan di bangku sekolah. Contoh dari pendidikan informal ini dapat berupa kursus – kursus dan pelatihan, termasuk pendidikan paket A, paket B, ataupun pendidikan paket C.

Tingkat pendidikan seseorang baik dari sisi formal ataupun tingkat informal tergantung dari seseorang memandang pendidikan itu. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang biasanya akan berkorelasi dengan perencanaan

(3)

dikeluarganya akan jumlah anak yang diinginkannya. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, maka akan semakin direncanakanlah berapa pertambahan jumlah anggota keluarga baru. Dan sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin rendah kualitas perencanaan akan pertambahan jumlah anggota keluarga baru. Namun demikian tidak menutup kemungkinan jumlah itu dipengaruhi oleh tingkat kesehatan dari penduduk itu sendiri (Bouge dalam Rahmawati, 2008).

Pendidikan menjadi penting dalam menentukan tingkat kelahiran. Sebab semakin banyak anggota keluarga baru pada suatu keluarga, maka akan berpengaruh juga terhadap tingkat pendidikannya nanti ketika telah memasuki masa pendidikan. Oleh sebab itu, menjadi penting untuk melihat variabel pendidikan menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi tingkat kelahiran di Indonesia.

Faktor fundamental lain yang dapat mempengaruhi tingkat kelahiran yang terjadi di Indonesia jumlah tingkat pendapatan pada suatu keluarga. Semakin tinggi jumlah pendapatan bagi keluarga, maka akan semakin besar keinginan dari kepala keluarga untuk menginginkan pertambahan jumlah anggota.

Namun yang menarik, bahwa adanya keyakinan pada sebagian besar penduduk di Indonesia yang menyatakan bahwa banyak anak, banyak rezeki. Jika sudah demikian maka pertambahan jumlah penduduk merupakan suatu hal yang sangat sulit dikontrol, karena ukurannya semakin tinggi tingkat kelahiran maka rezeki juga akan bertambah. Leibenstein (1985) sebagai peletak dasar dari teori ekonomi tentang fertilitas menyatakan bahwa pertambahan anggota keluarga baru

(4)

dilihat dari dua aspek, yang pertama kegunaan dan yang kedua biaya. Ketika orang tua menilai bahwa anak dilihat dari sisi kegunaan maka, jumlah kelahiran akan meningkat, karena semakin banyak anak, maka tingkat balas jasa akan meningkat dan pendapatan juga meningkat. Namun ketika orang tua menginginkan anak yang berkualitas, tentunya biaya akan bertambah, maka tingkat kelahiran akan dikontrol oleh orang tua mengingat akan biaya yang dikeluarkan kelak (Leibenstein,1985).

Badan Pusat Statistik (BPS) pada laporan bulanannya menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Indonesia pada September 2013 adalah sebesar 237,6 juta orang. Jumlah ini terdiri atas 119,6 juta orang laki-laki dan 118 juta orang perempuan (Laporan Bulanan BPS, 2013:17). Jumlah penduduk Indonesia tentunya Kabupaten Deli Serdang sebagai salah satu kabupaten di Indonesia memberikan kontribusi. Tahun 2010 jumlah penduduk Deli Serdang sebesar 1.790.431 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 717 jiwa per km2. Jumlah rumah tangga sebanyak 420.305 rumah tangga dan setiap rumah tangga rata-rata dihuni oleh 4-5 jiwa, sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000– 2010 sebesar 2,62 persen. Jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2010 lebih banyak dari penduduk perempuannya dengan dengan rasio jenis kelamin sebesar 101,51 yang artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki (www.deliserdangkab.bps.go.id).

Kecamatan Batangkuis sebagai salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Deli Serdang memiliki jumlah penduduk pada tahun 2011 sebanyak 56.270 yang terdiri dari jumlah laki – laki sebanyak 28.551 sedangkan perempuan

(5)

adalah 27.719 (Kecamatan Batangkuis Dalam Angka, 2011). Dengan jumlah sebesar itu maka Kecamatan Batangkuis menjadi salah satu kecamatan penyumbang jumlah penduduk yang besar bagi Kabupaten Deli Serdang.

Data pada tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk menurut golongan Dewasa, anak – anak serta jenis kelamin di Kecamatan Batangkuis adalah sebagai berikut.

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga

Sumber: Batangkuis dalam angka, 2011

Tabel I.1 menunjukkan bahwa setiap rumah tangga memiliki 4 orang jumlah anggota keluarga, hanya pada daerah bakaran batu saja yang menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga dalam satu rumah tangga adalah 5 orang. Secara umum ini menggambarkan bahwa tingkat fertilitas pada kecamatan Batangkuis telah mampu dikendalikan oleh pemerintah, namun yang menjadi catatan adalah kecamatan Batangkuis adalah salah satu kecamatan yang menyumbang jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Deli Serdang.

Namun diketahui bahwa rata – rata pendidikan warga di Kecamatan Batangkuis masih sedikit rendah. Rata – rata pendidikan mereka hanya sampai

(6)

pendidikan menengah yaitu setingkat pendidikan menengah pertama, dan banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi karena alasan ingin meningkatkan penghasilan pendapatan keluarga.

Hal yang menarik pada penelitian ini adalah walaupun tingkat pendidikan warga Kecamatan Batangkuis secara rata – rata masih rendah, serta tingkat pendapatan yang juga masih rendah, namun kesadaran akan jumlah keluarga yang berkualitas sudah dipegang teguh oleh keluarga.

Berdasarkan pada penjelasan – penjelasan tersebut, maka sangat perlu untuk melihat faktor – faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kelahiran di Kabupaten Deli Serdang khususnya di kecamatan Batangkuis. Oleh sebab itu, maka penulis melakukan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Terhadap Fertilitas di Kecamatan Batangkuis Deli Serdang”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah tingkat pendidikan penduduk berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kelahiran di kecamatan Batangkuis Deli Serdang

2. Apakah tingkat pendapatan penduduk berpengaruh secara siginifikan terhadap tingkat kelahiran di kecamatan Batangkuis Deli Serdang

3. Apakah tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kelahiran di kecamatan Batangkuis Deli Serdang.

(7)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah, maka penulis menetapkan yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan penduduk berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kelahiran di kecamatan Batangkuis Deli Serdang 2. Untuk mengetahui apakah tingkat pendapatan penduduk berpengaruh secara

siginifikan terhadap tingkat kelahiran di kecamatan Batangkuis Deli Serdang 3. Untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan secara

bersama – sama berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kelahiran di kecamatan Batangkuis Deli Serdang.

1.4. Manafaat Penelitian

Diharapkan hasil yang didapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis, penelitian ini sangat bermanfaat dalam mengembangkan

kemampuan berfikir dan kemampuan menulis karya ilmiah.

2. Hasil penelitian ini dapat diterapkan oleh pihak – pihak yang memiliki kepentingan dalam mengendalikan tingkat kelahiran di Indonesia menjadi salah satu referensinya

3. Menambah khasanah keilmuan yang ada, khususnya tentang tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan fertilitas.

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga

Referensi

Dokumen terkait

2.06 2.06.01 15 03 Implementasi Sistem Administrasi kependudukan (membangun, updating dan pemeliharaan) Terwujudnya peningkatan pelayanan masyarakat dan kelancaran

pembelajaran yang sudah dilakukan, materi apa saja yang telah dikuasai, materi apa saja yang belum dikuasai, dan mengajak peserta didik untuk mengasosiasi apa yang

Kemudian ditinjau dari aspek tujuh indikator pemahaman konsep pada daya serap siswa bahwa daya serap tertinggi terdapat pada indikator mengklasifikasikan dengan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian silase ransum komplit pada kelinci jantan lokal memiliki kualitas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan pelet ransum

R/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada

Modern technology could be made use of to offer guide Barron's TOEIC Practice Exams With 4 Audio CDs By Lin Lougheed in only soft file system that could be opened each time you want

Beberapa hasil penelitian lain menggunakan jumlah anestetik lokal yang yang lebih besar, yaitu pemberian bupivakain 0,5% sebanyak 20–30 mL pada blokade saraf iskiadikus

Penyandang disabilitas intelektual sebagai korban kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Ponorogo memiliki hak yang sama untuk memperoleh perlindungan hukum dari