M
EMASUKI pertengahan tahun 2011,
upaya koordinasi dan penguatan
ka-pasitas dalam penanggulangan AIDS
secara nasional terus ditingkatkan
Pada bulan Juni 2011 dilakukan
per-siapan perluasan program
penanggu-langan AIDS untuk 10 provinsi di Grup
C—SSF melalui Pelatihan Penguatan
Kapasitas Staf KPA Provinsi dan
Kabu-paten/Kota.
Untuk mempercepat pelaporan data,
KPAN mengembangkan pencatatan
dan pelaporan pemantauan secara
online.
KPAN juga mengadakan pelatihan
Peningkatan Peran Polisi Pamong
Praja (Pol PP) untuk memperkuat
im-plementasi intervensi struktural .
Pada pertemuan tingkat tinggi PBB
untuk pencapaian MDG’s 2015 di New
York bulan Juni ini, Indonesia
men-girimkan Delegasi perwakilan untuk
berpartisasi.
Kegiatan lain yang dilaporkan adalah
pertemuan KPAN dengan masyarakat
sipil. Begitu pula kegiatan
dokumen-tasi program HIV dan AIDS di Provinsi
Papua.
Dokumen HIV dan AIDS yang telah
didigitalisasi juga disampaikan dalam
laporan ini.***
Kabar Menara Topas 9
Kabar Menara Topas 9
Kabar Menara Topas 9
Kabar Menara Topas 9
Laporan Kegiatan Bulan Juni 2011 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2011Laporan Kegiatan Bulan Juni 2011 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2011
KPA Nasional
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
Sekretariat KPA Nasional: Menara Topas lantai 9— Jalan MH. Thamrin Kav.9 Jakarta
Telp.021.3901758 Fax. 021.3902665
Peserta Pelatihan Satpool PP Pertemuan dengan Delegasi Global Fund Pertemuan Masyarakat Sipil
Kilas laporan
• Lokakarya Lokakarya Lokakarya Lokakarya Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peran Satuan Peran Satuan Peran Satuan Peran Satuan Polisi PP Polisi PP Polisi PP Polisi PP
• Pelatihan Pelatihan Pelatihan Pelatihan Pencatatan Pencatatan Pencatatan Pencatatan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Online Online Online Online
• Pelatihan Pelatihan Pelatihan Pelatihan Penguatan Penguatan Penguatan Penguatan Kapasitas Tim Kapasitas Tim Kapasitas Tim Kapasitas Tim KPA Provinsi Grup KPA Provinsi Grup KPA Provinsi Grup KPA Provinsi Grup C
C C C
• Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan RAN bagi Laki RAN bagi Laki RAN bagi Laki RAN bagi Laki----laki laki laki laki Risiko Tinggi Risiko Tinggi Risiko Tinggi Risiko Tinggi
• Info digitalisasi Info digitalisasi Info digitalisasi Info digitalisasi dokumen HIV dan dokumen HIV dan dokumen HIV dan dokumen HIV dan AIDS AIDS AIDS AIDS Perpusta-kaan kaan kaan kaan OnlineOnlineOnlineOnline
Laporan Triwulan Kemkes
hingga tahun 2010, menye-butkan bahwa penambahan jumlah kasus AIDS pada pada laki-laki berisiko dan pasangannya terus mening-kat.
Secara teori, laki-laki adalah kelompok yang berisiko tertular dan menularkan HIV kepada pasangannya. Sehingga upaya yang fokus sangat dibutuhkan
Namun, laki-laki yang mela-kukan perilaku risiko tinggi sangat tersebar dan sulit teridentifikasi. Untuk itu perlu dilakukan kajian yang
mendalam untuk mengeta-hui karakter serta se-barannya, baik dari lokasi maupun interaksi sosialnya, untuk memahami perilaku berisiko terhadap penula-ran HIV.
Menjawab hal ini, KPAN melaksanakan pertemuan untuk mengembangkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan HIV pada Laki-laki Risiko Tinggi (LRT) pada tanggal 14 Juni 2011 di Jakarta.
Pada pertemuan, diperoleh masukan rencana pengem-bangan RAN LRT,
kebutu-han program di tempat dan lingkungan kerja berisiko dan ditetapkan tim kecil untuk penyusunan RAN. Tindak lanjut pertemuan ini, seluruh peserta yang hadir akan menjadi tim kecil untuk menyusun kebi-jakan, ditambah anggota lain dari sektor terkait. Selain itu, juga disepakati akan dilakukan pertemuan untuk mendapat pembela-jaran dari program yang telah dilakukan, serta mela-kukan finalisasi draft kebija-kan dan RAN LRT.
3. Tidak lagi menggunakan istilah “pendampingan” tetapi
“pemberdayaan”, dimana setiap individu berdaya untuk menjadi-kan dirinya sehat dan produktif 4. Tidak sekedar program
penanggu-langan HIV pada tempat kerja, tetapi merupakan satu kesatuan dengan Program pencegahan HIV melalui transmisi seksual (PMTS) yang komprehensif, dengan pendekatan intervensi struktural. Dengan demikian pencegahan HIV pada LRT, LSL, dan sekaligus pada WPS, dilakukan secara terintegrasi baik melalui Program Perlindun-gan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), program pada tempat hiburan atau rekreasi yang banyak dikunjungi karyawan/LRT.
1. Istilah Pelanggan Pekerja Seks menjadi Laki-laki Risiko Tinggi (LTR). Istilah ini tidak men-stigma karena terfokus pada perilaku yang berisiko. Bertu-juan untuk mengurangi atau meniadakan terjadinya infeksi dari dan kepada laki-laki, yang dengan demikian akan sangat mengurangi penularan kepada perempuan, dan pada
gilirannya, kepada bayi.
2. Pendekatan yang positif karena menempatkan LRT sebagai populasi kunci, dan bukan
bridging population (populasi
yang menjembatani); mereka memegang kunci keberhasilan dalam upaya penanggulangan ini.
5. Kemitraan: Kementerian/ Lembaga, Sektor Swasta, dan Non-Pemerintah untuk men-yediakan informasi dan laya-nan pencegahan HIV secara komprehensif dan berkesinam-bungan, terintegrasi dengan K3.
6. Pembiayaan mandiri, oleh, dari dan untuk sektor/lembaga yang mengelola usaha dengan melibatkan tenaga laki-laki dalam jumlah besar.
7. Mengedepankan strategi den-gan daya ungkit maksimal. Pe-metaan lembaga potensial, lokasi LRT, dan penyediaan layanan pencegahan kompre-hensif dengan pendekatan in-tervensi struktural.
Pengembangan Kebijakan
Tujuh Pembaruan Dalam Pendekatan Terhadap Laki
Tujuh Pembaruan Dalam Pendekatan Terhadap Laki
Tujuh Pembaruan Dalam Pendekatan Terhadap Laki
Tujuh Pembaruan Dalam Pendekatan Terhadap Laki----laki Risiko Tinggi
laki Risiko Tinggi
laki Risiko Tinggi
laki Risiko Tinggi
(LRT) dan Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS) Paripurna
(LRT) dan Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS) Paripurna
(LRT) dan Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS) Paripurna
(LRT) dan Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS) Paripurna
Ilustrasi sopir truk, salah satu kelompok laki-laki risiko tinggi (LRT)
Pengembangan Rencana Aksi Nasional Pencegahan HIV Pada Laki
Pengembangan Rencana Aksi Nasional Pencegahan HIV Pada Laki
Pengembangan Rencana Aksi Nasional Pencegahan HIV Pada Laki
Pelibatan positif pemangku kepentingan merupakan salah satu komponen dalam intervensi struktural program Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS). Salah satu langkah penting untuk mendukung hal ini adalah dengan memberdayakan Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP). Atas dasar itu, di bulan Juni, Kementerian Dalam Negeri
bersama Sekretariat KPAN mengadakan Lokakarya Penguatan Peran Satuan Polisi PP. Lokakarya ini bertujuan untuk membantu Satpol PP meningkatkan mutu pelaksanaan tugasnya dalam rangka melindungi keluarga dan masyarakat dari penularan HIV dan Infeksi Menular Seksual (IMS).
Pelaksanaan lokakarya dibagi dalam 4 regional yang meliputi 11 provinsi, yaitu Regional 1 (Sumut, Sumsel, Riau dan Kepri); Regional 2 (Jateng, Jabar, Jatim dan Sulsel); Regional 3 (Bali, DKI Jakarta, Papua dan Papua Barat); Regional 4 (Lampung, Banten, NTT dan
Sulut). Rangkaian Lokakarya ini berlangsung pada tanggal 7 hingga 22 Juni 2011 di Jakarta. Dalam lokakarya peserta diberikan pemahaman tentang HIV dan AIDS, posisi Satpol PP terkait penegakkan HAM dan berbagai pengalaman lapangan dalam menciptakan tatanan sosial yang lebih adil.
Tindak lanjut yang pertama, diperlukannya penguatan lan-dasan hukum terkait penanggu-langan AIDS dan Peran Pol PP se-cara nasional dan kedua, pengua-tan kapasitas melalui pelatihan dan pembuatan buku saku bagi anggota Satpol PP.
Nafsiah Mboi menyampaikan materi SRAN 2010-2014 yang menjadi acuan dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia.
Pada diskusi ini, banyak masu-kan disampaimasu-kan, mulai isu yang berkembang di mailing list peng-giat HIV hingga kasus yang ter-Pada tanggal 20 Juni 2011 di
Sekretariat KPAN berlangsung dialog antara KPAN dengan perwakilan masyarakat sipil. Hadir dalam dialog ini, perwakilan LSM, lembaga penelitian dan lembaga internasional.
Dialog ini membahas peran LSM dalam upaya
penanggulangan AIDS di Indonesia, serta untuk lebih meningkatkan kerjasama yang telah ada. Dialog yang dimod-eratori oleh PKBI DKI ini juga merupakan lanjutan dari pertemuan yang digagas oleh PKBI dan HCPI.
Sebagai pengantar dalam diskusi, Sekretaris KPAN, Ibu
jadi di masyarakat.
Dalam dialog juga ditekankan bahwa peran LSM dalam upaya penanggulangan AIDS amat penting, karena itu KPAN selalu membuka ruang untuk berkoor-dinasi dan kerjasama.
Selain itu KPAN juga terbuka dengan masukan yang inovatif terutama untuk mendukung program pencegahan yang efek-tif serta meningkatkan cakupan . Tindak lanjut dialog ini adalah akan makin diperkuatnya hubungan koordinasi, komuni-kasi dan kerjasama antara KPAN dengan unsur masyarakat sipil.
Koordinasi
Dialog Perwakilan Masyarakat Sipil untuk Program HIV dan AIDS
Dialog Perwakilan Masyarakat Sipil untuk Program HIV dan AIDS
Dialog Perwakilan Masyarakat Sipil untuk Program HIV dan AIDS
Dialog Perwakilan Masyarakat Sipil untuk Program HIV dan AIDS
Peserta Lokakarya Satpol PP
Dialog oleh salah satu peserta
Lokakarya Penguatan Peran Satuan Polisi Pamong Praja
Lokakarya Penguatan Peran Satuan Polisi Pamong Praja
Lokakarya Penguatan Peran Satuan Polisi Pamong Praja
Lokakarya Penguatan Peran Satuan Polisi Pamong Praja
Indonesia menyatakan
op-timis dapat mencapai tar-get 2015 yang dituangkan dalam deklarasi politik ten-tang HIV dan AIDS pada pertemuan tingkat tinggi di Markas Besar PBB di New York, 8-10 Juni 2011 lalu. Menteri Koordinator Kese-jahteraan Rakyat, Bapak Agung Laksono yakin Indo-nesia bisa mencapai target itu jika pemerintah pusat dan daerah memiliki tekad sama untuk mencapainya. Dalam kesempatan ini Menkokesra hadir sebagai Ketua Delegasi RI pada United Nation High Level Meeting on HIV and AIDS, di markas besar PBB New York, AS. Ikut dalam delegasi antara lain Sekre-taris KPA Nasional, Ibu Dr. Nafsiah Mboi, wakil Ke-menterian Luar Negeri dan perwakilan organisasi masyarakat sipil.Dalam pidatonya, Menko-kesra yang juga Ketua KPA Nasional, menyampaikan bahwa, Indonesia hingga kini terus menunjukkan kemajuan dalam men-jalankan berbagai target menyangkut pencegahan
dan pengendalian HIV dan AIDS. Kemajuan penting dialami dalam hal kom-posisi penyediaan dana untuk obat-obatan, yang saat ini bersumber, 70 prosen dari dana dalam negeri dan 30 prosen dari bantuan luar negeri, ter-masuk Global Fund. Pertemuan Tingkat Tinggi ini dihadiri oleh 3.000 pe-serta, termasuk 30 kepala Negara dan pemerintahan. Pertemuan ini menghasil-kan "Political Declaration on HIV and AIDS: Intensify-ing our Efforts to Eliminate HIV and AIDS"
Melalui deklarasi ini, untuk pertama kali negara-negara anggota PBB menetapkan target-target global, baik dalam upaya pencegahan maupun pengobatan. Se-lain berisi komitmen global dalam meningkatkan upaya penanggulangan HIV dan
AIDS, deklarasi secara khusus juga menetapkan berbagai langkah yang akan ditempuh negara-negara untuk mencapai target tersebut.
Sebagai Ketua Delegasi RI di Pertemuan, Menko Kesra juga mengungkapkan masih banyak tantangan yang dihadapi Indonesia ke depan, termasuk masih tingginya rasa ketidakpe-dulian dari beberapa kalan-gan tentang isu HIV AIDS. Secara spesifik, juga ditegaskan kembali oleh Sekretaris KPAN, Ibu Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, ke depan Indonesia akan memberi perhatian lebih banyak kepada tiga isu, yaitu yang terkait dengan-perempuan, yang makin banyak terinfeksi HIV; laki-laki risiko tinggi dan bekerja di tempat terpencil seperti pertambangan, perikanan, pertanian; serta kalangan muda berusia 15-24 tahun yang rentan terin-feksi HIV karena gaya hidup mereka, menjadi pekerja seks atau penggunaa narkoba suntik. ***
Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang Umum PBB
Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang Umum PBB
Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang Umum PBB
Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang Umum PBB
Page 4
Bapak Dr. H.R Agung Laksono,
“ Indonesia bersama negara –negara lain di
dunia berkomitmen memperkuat upaya penanggulangan HIV
dan AIDS untuk mencapai target MDGs 2015”
Kerjasama Regional dan Internasional
P
ada tanggal 6-10 Juni 2011 delegasi dari Global Fund (GF) melakukan kun-jungan ke Indonesia. Kunjungan ini bertujuan untuk melakukan konsultasi dan kajian proyek dengan semua penerima dana utama PR (PrincipalRecipi-ent) GF AIDS, Tuberkolosa
dan Malaria (GF-ATM). Dalam kunjungan dibahas mengenai pelaksanaan dan status GF di ronde yang
sedang berjalan, serta me-lakukan negosiasi untuk ronde berikutnya dan re-view dari pelaksanaan yang telah berjalan.
Pada hari pertama dilaku-kan pleno dengan semua PR, yaitu KPAN, Dirjen P2PL Kemkes, Aisiyah, PKBI, NU, Perdhaki, CCM dan LFA (Price Waterhouse Copper). Pada sesi ini semua PR GF AIDS, yaitu KPAN, Kemen-kes dan PKBI menyampai-kan paparan pencapaian masing-masing. Sekretaris KPAN, Ibu Nafsiah Mboi menyampaikan paparan tentang Progress of Project
Implementation SSF Fase 1.
Ibu Naf juga menyampaikan
tentang inovasi program seperti High-risk Men, Youth at Risk (15-24 tahun), Intervensi Struktural untuk program PMTS di 22 kab/ kota baru, penguatan para Pekerja Seks dan Pelatihan bagi petugas Satpol PP. Dalam kunjungan ini, seka-ligus juga memperkenalkan jabatan Fund Portfolio
Man-ager (FPM) baru untuk East Asia and the Pacific Global Fund To Fight AIDS, Tuber-culosis and Malaria FPM Indonesia dari Mr. Olivier
Cavey kepada Ms. Qi Cui. Di hari terakhir kunjungan, diadakan acara hiburan dan ramah tamah bersama delegasi di Ancol.
Kab, Jayapura.
Di Puskesmas, para dokter dibantu dengan perawat dan petugas penjangkau secara aktif melakukan berbagai upaya, penyulu-han dan pemberian infor-masi, tes dan konseling HIV, serta dukungan pen-gobatan.
Kolaborasi HIV dan TB te-lah dilakukan di Puskes-mas ini. Sarana dan prasarana pendukung juga tersedia, termasuk retrovi-ral (ARV).
Dinas Kesehatan Kab.
Upaya
penanggulanganAIDS secara komprehensif telah berjalan lama di Papua. Untuk mendapat-kan dokumentasi kegiatan lapangan tentang upaya penanggulangan AIDS ini, KPAP bekerja sama den-gan Dinas Kesehatan me-lakukan liputan lapangan tentang kegiatan yang se-dang dilaksanakan.
Sebagai salah satu contoh untuk menggambarkan upaya penanggulangan AIDS secara komprehensif dipilih Puskesmas Sentani,
Jayapura juga telah mela-kukan tes dan konseling HIV secara mobile ke wilayah yang sulit men-jangkau layanan kese-hatan karena kendala geografis.
Hasil lengkap liputan ini akan menjadi bagian dari Laporan Evaluasi imple-mentasi Program di 6 Sek-tor yang dilakukan KPAN. bekerjasama dengan sek-tor kementerian lembaga terkait.
Kunjungan Delegasi Global Fund ke Indonesia
Kunjungan Delegasi Global Fund ke Indonesia
Kunjungan Delegasi Global Fund ke Indonesia
Kunjungan Delegasi Global Fund ke Indonesia
Liputan Lapangan Dokumentasi Kegiatan Program HIV dan AIDS
Liputan Lapangan Dokumentasi Kegiatan Program HIV dan AIDS
Liputan Lapangan Dokumentasi Kegiatan Program HIV dan AIDS
Liputan Lapangan Dokumentasi Kegiatan Program HIV dan AIDS
Perwakilan NU hadir dalam pertemuan
Dialog dengan Dinas Kesehatan
Dalam rangka memperkuat
koor-dinasi di tingkat Provinsi, KPAP Papua mengadakan pertemuan evaluasi pada tanggal 21-22 Juni 2011 di Sentani, Kab. Jayapura Papua.Acara dihadiri oleh Sekretaris, Pengelola Program, Pengelola Ad-ministrasi dan Keuangan dari 8 KPA Kabupaten/Kota di Papua serta un-sur Dinas Kesehatan Provinsi Papua.
KPA Kabupaten/Kota yang hadir adalah Kota Jayapura, Kab. Jayapura, Kab. Jayawijaya, Kab. Merauke, Kab. Sorong, Kab. Paniai, Kab. Nabire dan Kab. Mimika. Dalam pembukaan yang disampai-kan oleh Bapak Sudjarwo, Sekre-taris KPAP, KPA harus terus men-ingkatkan peran dalam kepemimpi-nan dan koordinasi dalam upaya penanggulangan AIDS, baik dengan
sektor (Dinas dan Badan Kab/Kota) dan LSM. Komunikasi yang baik juga harus makin ditingkatkan. Pada acara ini, dipaparkan capaian perkembangan program dan lapo-ran keuangan oleh masing-masing KPA Kab/Kota, misalnya tentang kendala dalam distribusi kondom di satu daerah dan juga kemajuan dalam penguatan pokja lokasi di daerah lainnya.
Tindak lanjut pertemuan adalah disepakatinya perencanaan dan penguatan target dari masing-masing KPA.
Pertemuan Evaluasi Tiga Bulanan KPA Provinsi Papua
Pertemuan Evaluasi Tiga Bulanan KPA Provinsi Papua
Pertemuan Evaluasi Tiga Bulanan KPA Provinsi Papua
Pertemuan Evaluasi Tiga Bulanan KPA Provinsi Papua
Pelatihan Pengelolaan Program Untuk Staf KPA di Provinsi SSF Grup C
Pelatihan Pengelolaan Program Untuk Staf KPA di Provinsi SSF Grup C
Pelatihan Pengelolaan Program Untuk Staf KPA di Provinsi SSF Grup C
Pelatihan Pengelolaan Program Untuk Staf KPA di Provinsi SSF Grup C
KPAP dan KPA Kab/Kota dalam m e l a k s a n a k a n p r o g r a m , manajemen keuangan maupun monitoring dan evaluasi program d a n m e m i m p i n s e r t a m e n g k o o r d i n i r p r o g r a m penanggulangan HIV dan AIDS secara terpadu antara SR’s, S S R ’ s , s e r t a p e m a n g k u kepentingan lain,
Bidang yang dilatihkan kepada para staf KPA Provinsi dan KPA Kab/Kota adalah manajemen program, manajemen keuangan dan monitoring serta monitoring dan evaluasi.
Pelatihan yang dilaksanakan di Depok, pada tanggal 12-16 Juni 2011 ini dihadiri oleh 149 peserta KPAP dan KPAK/K, termasuk dari
KPAK mandiri, Kutai Timur dan Belitung Timur.
Tindak lanjut Pelatihan adalah KPAP dan KPAK/K akan meningkatkan koordinasi untuk pelaksanaan program di wilayah masing-masing, sesuai dengan rencana kerja yang disusun, memperkuat manajemen pelaksanaan program.
P
rogram penanggulangan HIV dan AIDS dengan dukungan SSF dimu-lai 1 Juli 2010 oleh 4 PR (KPAN, Kemenkes, PKBI dan NU) di 33 provinsi. Untuk 10 provinsi group C program dilakukan oleh 3 PR (KPAN, Kemenkes dan NU) yang sudah dimulai pada 1 Juli 2011 hingga 30 Juni 2012.Agar pelaksanaan program berjalan efektif dan efisien, dilakukan perte-muan persiapan dan peningkatan kapasitas Staf KPAP dan KPAK/K SSF Group C, yaitu Provinsi Nan-groe Aceh Darussalam, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kali-mantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku Utara dan 37 Kabupaten/Kota.
T u j u a n p e r t e m u a n a d a l a h meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta kapasitas staf
Page 6
Peserta Pelatihan dari Banda Aceh Pembukaan oleh Sekretaris KPAP
Papua, Bapak Sudjarwo.
Untuk meningkatkan sistem
moni-toring dan evaluasi (ME) capaian program penanggulangan AIDS, perlu dilakukan mekanisme pela-poran dan pencatatan yang efektif dan efisien. Untuk itu KPAN mela-kukan pelatihan pencatatan dan pelaporan monitoring berbasis web untuk Pengelola ME (PM) Provinsi dan Pengelola Program (PP) Kabupaten/kota, khususnya SSF Grup C.Pelatihan yang dilaksanakan di Depok, 16-19 Juni 2011 ini bertu-juan meningkatkan kapasitas pengelola (PM dan PP) dalam
me-lakukan pencatatan dan pelaporan berbasis internet.
Melalui pelatihan, PM dan PP di-harapkkan dapat melakukan entry data dan mengunggah laporan secara online melalui internet, mengolah data sesuai kebutuhan untuk
berba-gai tingkatan, dapat mengunduh hasil laporan dari internet dan mengolahnya menggunakan alat analisa lainnya.
Dalam pelatihan, diberikan materi tentang pelaporan dan ME, pen-genalan komputer dan internet. Dilanjutkan dengan praktek, pengisian form, input data, serta pengolahan dan penyajian data sederhana.
Tindak lanjut pelatihan adalah pe-serta harus mampu melakukan pelaporan melalui web di daerah masing-masing tepat waktu.
Penyebarluasan Informasi
5. Warga Peduli AIDS (Perwujudan dan Partisipasi Masyarakat Dalam Penanggulangan HIV dan AIDS)
6. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesehatan RI Selaku Ketua KPAN Nomor: 02/PER/MENKO/ KESRA/I/2007
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2006
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Ta-hun 2007– Peraturan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
9. Panduan Penyusunan Rencana Kerja dan Angga-ran (RKA) Penanggulangan AIDS di Daerah 10. HIV dan AIDS Sekilas Pandang Edisi kedua 11. Pedoman Prosedur pelaksanaan Program
Pengu-rangan Dampak Buruk Bagi Pengguna NAPZA Suntik di Puskesmas
12. Pedoman Program Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual
Untuk dokumen lain, dapat juga dilihat dan diunduh me-lalui: www.aidsindonesia.or.id/elibrary. Sementara itu, dokumen lain saat ini masih dalam proses dan akan terus kami informasikan secara berkala melalui website terse-but dan laporan bulanan KPAN.
P
usat Informasi AIDS Nasional (PIAN) KPAN secara rutin mengembangkan dokumentasi e-book untuk dokumen, ar-tikel, maupun pedoman yang terkait dengan informasi HIV dan AIDS. Daftar dokumen yang telah dilakukan digitalisasi dan diunduh dalam bentuk e-book. Daftar Buku Digitalisasi saat ini antara lain:1. Strategi Nasional penanggulangan HIV dan AIDS 2007-2010
2. Strategi dan Rencana Aksi Penanggulangan HIV dan AIDS 2010-2014 (Ringkasan Eksekutif)
3. National HIV and AIDS Strategy and Action Plan 2010-2014 (Executive Summary)
4. Pedoman Advokasi penanggulangan HIV dan AIDS
Pengelolaan Data dan Informasi
Pelatihan Pencatatan dan Pelaporan Monitoring Berbasis
Pelatihan Pencatatan dan Pelaporan Monitoring Berbasis
Pelatihan Pencatatan dan Pelaporan Monitoring Berbasis
Pelatihan Pencatatan dan Pelaporan Monitoring Berbasis Web
Web
Web
Web
Rencana Kegiatan Bulan Juli 2011
Page 8