• Tidak ada hasil yang ditemukan

ROAD MAP PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNHAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ROAD MAP PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNHAS"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ROAD MAP PENELITIAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNHAS

2020-2024

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUUDDIN

MAKASSAR

2020

(2)

KATA PENGANTAR

Road map penelitian Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin merupakan implementasi rencana induk riset yang merupakan payung-payung penelitian unggulan. Universitas Hasanuddin. Road map ini menjadi arah dalam melaksanakan kebijakan penelitian yang berdurasi 5 tahun bagi seluruh departemen dalam lingkup Kedokteran Gigi Unhas.

Kegiatan penyusunan roadmap penelitian ini merupakan langkah awal peningkatan mutu penelitian dan selanjutnya perlu direspon oleh semua peneliti dan sivitas akademika FKG Unhas untuk melaksanakan tema- tema penelitian yang terdapat dalam buku ini. Tema penelitian dalam roadmap penelitian ini disusun dengan memperhatikan visi dan misi FKG Unhas, sumber daya peneliti dan sarana prasarana laboratorium, perkembangan IPTEKS secara nasional maupun trend global.

Tujuan dari roadmap penelitian FKG-Unhas adalah untuk memberikan arah terhadap penelitian, baik penelitian individu/mandiri atau institusi yang melibatkan antar disiplin serta mensinergiskan penelitian-penelitian di FKG Unhas agar terjadi relevansi dan bersinambung dari waktu kewaktu.

Tersusunnya roadmap penelitian FKG Unhas merupakan pedoman, sekalian ukuran capaian dari seluruh kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEKS, yang dilakukan oleh para peneliti dan kelompok keahlian yang ada di FKG Unhas. Buku ini, di samping memberikan penekanan pada tahapan capaian jangka menengah, juga meletakkan dasar-dasar agenda riset jangka panjang yang diperlukan untuk mengembangkan IPTEKS di FKG Unhas.

Diharapkan dengan adanya penerbitan dan penyebarluasan roadmap penelitian FKG Unhas akan membantu para peneliti di FKG Unhas dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian yang dapat meningkatkan citra FKG dan Citra Unhas pada tingkat nasional maupun internasional.

Akhirnya, kami mengucapakan kepada Tim Task Force, Panitia Lokakarya dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas selesainya roadmap penelitian FKG Unhas ini.

Makassar, Mei 2020 Dekan FKG Unhas,

drg. Muhammad Ruslin, M. Kes.,Ph.D.,Sp.BM(K)

(3)

DAFTAR ISI

Kata pengantar ... 2

Daftar Isi ... 3

Pendahuluan ... 4

Riwayat singkat FKG Unhas ... 4

Visi misi Universitas Hasanuddin ... 6

Visi misi FKG Unhas ... 7

Nilai ... 8

Tujuan ... 8

Potensi akademik ... 9

Kajian tinjauan bidang ilmu kedokteran gigi ... 11

Konsep road map ... 17

Road map penelitian FKG Unhas ... 18

Borang isian roadmap penelitian per bagian di FKG Unhas ... 22

Pemetaan bidang ilmu penelitian di FKG Unhas ... 26

Prospek kerjasama dan promosi produk penelitian ... 27

Implikasi road map penelitian ... 27

Output dan Anggaran...30

Penutup...33

Daftar Pustaka...34

(4)

ROADMAP PENELITIAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

PENDAHULUAN

Fakultas Kedokteran Gigi adalah salah satu fakultas dalam lingkup Universitas Hasanuddin. Sebagai fakultas yang menghasilkan luaran bergelar dokter gigi pada saat ini, FKG Unhas hanya memiliki satu program studi, yaitu Pendidikan Dokter Gigi. Sebagai fakultas, FKG Unhas adalah institusi di lembaga perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berorientasi pada upaya preventif, kuratif, dan rehabilitatif kesehatan gigi dan mulut untuk menunjang kesehatan umum.

Pendidikan tinggi memiliki tiga fungsi utama, yaitu mengembangkan, menyebarluaskan, dan menerapkan ilmu pengetahuan. Jika penyebarluasan ilmu pengetahuan dilakukan melalui publikasi ilmiah, dan penerapan ilmu pengetahuan dilakukan melalui pendidikan-pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat, maka pengembangan ilmu pengetahuan dilakukan melalui kegiatan penelitian.

Sebagai institusi pendidikan tinggi, Fakultas Kedokteran Gigi harus mampu meningkatkan mutu pendidikan dan sumbangsih pembangunan melalui pengembangan penelitian yang memanfaatkan sumber daya alami agar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas sekaligus memberikan manfaat terhadap masyarakat secara keseluruhan. Meminjam Citra Unhas, salah satu atributnya adalah menyelenggarakan penelitian dan pemberdayaan masyarakat yang (i) mendorong dan memfasilitasi pengembangan teknostruktur dan budaya masyarakat, sebagai perwujudan Unhas sebagai communiversity; (ii) menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan dan pelatihan yang mampu memenuhi permintaan masyarakat terhadap 3-D education (life-long, life wide, dan life-deep learning).

Untuk mencapai sasaran tersebut, maka perlu dilakukan pemetaan evaluasi dan rencana penelitian FKG Unhas secara jelas dan terstruktur untuk melengkapi pohon penelitian Universitas Hasanuddin sebagai batangnya. Hal ini akan dituangkan dalam roadmap penelitian FKG Unhas selama 5 (lima) tahun ke depan, mulai dari basis data penelitian dosen, borang per bagian, dan ranting penelitian di tingkat FKG Unhas.

RIWAYAT SINGKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNHAS

Sejarah FKG Unhas dimulai sejak tahun 1968; yaitu saat Menteri Tenaga Kerja RI, Laksamana Dg. Mamangun berkunjung ke Sulawesi Selatan untuk meninjau Dinas Kesehatan Gigi Provinsi Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh drg.

Halimah Dg. Sikati, yang juga menjabat Kepala Bagian Penyakit Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran Unhas. Dalam kunjungan tersebut dibicarakan kemungkinan didirikannya Pendidikan Dokter Gigi di Universitas Hasanuddin. Selanjutnya, TNI- AL mengirim tim ke Ujung Pandang yang dipimpin oleh drg. Liem Tjing Kiat. Tim tersebut bersama drg. Halimah Dg. Sikati menghadap Rektor Unhas, Letkol Dr. M.

Natsir Said, SH. untuk membahas kemungkinan pembukaan Pendidikan Dokter Gigi di Universitas Hasanuddin.

Selanjutnya pada tanggal 23 Januari 1969, ditandatangani perjanjian kerjasama antara Universitas Hasanuddin dan TNI-AL, masing-masing oleh Rektor Unhas Letkol Dr. M. Natsir Said, SH dan Panglima Komando Daerah Maritim 8, Komodor Marwidji. Dengan kerjasama itu, maka lahirlah Institut

(5)

Kedokteran Gigi Yos Sudarso yang dipimpin oleh Kolonel drg. R. Tampimongkol.

Selanjutnya, Pimpinan harian Institut Kedokteran Gigi Yos Sudarso diserahkan kepada drg. Halimah Dg. Sikati, dibantu oleh seorang sekretaris yaitu Lettu Kowal Sri Harjijuh.

Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Unhas tertanggal 1 Januari 1969, I.K.G Yos Sudarso berubah menjadi Departemen Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Umum Universitas Hasanuddin, dan berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0226/1970 tertanggal 27 Juli 1970, maka resmilah kehadiran Departemen Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Umum Unhas dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada tanggal 8 Juni 1974 ditandatangani perjanjian kerjasama yang kedua antara Unhas dengan TNI-AL. Ketua Departemen Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Umum Unhas diserahterimakan dari Letkol drg. Subagio kepada Letkol drg. I.G. Geria dan Departemen Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Umum Unhas kemudian berubah menjadi Jurusan Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Umum Unhas.

Berdasarkan SK Rektor Unhas No. 91/O/02/83 tanggal 22 Februari 1983, dan SK Mendikbud RI No. 0563/O/1983 tanggal 8 Desember 1983 maka FKG Unhas berdiri sebagai Fakultas sendiri dalam lingkungan Unhas.

Pada tanggal 25 November 1994, diadakan Lokakarya Rencana Pembukaan Program Studi Diploma 3 Teknik Gigi, yang dihadiri oleh para nara sumber antara lain Prof.dr. Ma’rifin Husin sebagai Ketua Konsorsium Ilmu Kesehatan, drg.

Andreas Adyatmaka, MSc. Sebagai Direktur Jenderal Direktorat Kesehatan Gigi Dirjenyanmed Depkes RI, Pembantu Rektor Bidang Akademik, Dr. Ir. Rady A.

Gani, para pakar dari PDGI Cabang Ujung Pandang dan berbagai pihak yang terkait dalam bidang Kedokteran Gigi. Hasil Lokakarya mendukung berdirinya Program Diploma 3 Teknik Gigi.

Menindaklanjuti hal tersebut di atas, Program Studi Diploma 3 Teknik Gigi FKG Unhas dibentuk sejak tahun 1995 sesuai dengan SK Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 376/DIKTI/Kep/1995. Sejak tahun akademik 2003/2004, dengan pertimbangan rasio dosen dan mahasiswa serta anggaran pendidikan maka penerimaan mahasiswa Diploma 3 Teknik Gigi dihentikan untuk sementara.

Sejak tahun 2004, FKG Unhas berhasil mendapatkan Program Hibah Kompetisi A2 yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Program ini berjalan sesuai dengan rencana, yaitu selama tiga tahun, sampai tahun 2006. Dengan pelaksanaan PHK A2 ini, FKG Unhas telah berhasil melakukan peningkatan kualitas manajemen internal yang cukup memuaskan.

Setelah pada tahun 1998 FKG mendapat akreditasi B, maka pada pertengahan tahun 2006, lewat perjuangan dan usaha yang keras dari semua sivitas akademika FKG Unhas, maka Badan Akreditasi Nasional menganugerahi FKG Unhas dengan akreditasi A. Pada tahun 2016 pendidikan Sarjana Kedokteran Gigi mendapat Akdreditasi A dan pendidikan Profesi terakreditasi B tahun 2016 oleh lembaga akreditasi mandiri LAMPT-Kes. Pada tahun 2019 Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Gigi dinyatakan telah memenuhi standar dan kriteria dengan mendapat sertifikat dari ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN-QA).

Salah satu sarana pendidikan kepaniteraan pendidikan dokter gigi FKG

(6)

Unhas yakni RSGM Unhas yang berada di Jalan Kandea Nomor 5 Makassar telah terakreditasi paripurna oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) tahun 2019 dan telah terakreditasi sebagai Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan pada tahun 2020 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor HK.01.07/MENKES/159/2020, sekaligus tercatat sebagai yang pertama berstatus RSGM Pendidikan.

(7)

VISI DAN MISI UNIVERSITAS HASANUDDIN A. Visi

Visi Universitas Hasanuddin adalah Pusat Unggulan Dalam Pengembangan Insani, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dan Budaya Berbasis Benua Maritim Indonesia.

Visi ini menunjukkan pandangan visional Unhas sebagai communiversity, perguruan tinggi yang menyatu dengan masyarakatnya, yang berperan untuk memperkaya khasanah budaya dengan melakukan aktualisasi dan revitalisasi nilai-nilai bahari agar senantiasa sesuai dengan spirit zaman (zeitgeist). Dengan posisi seperti ini, Unhas akan berevolusi bersama lingkungannya membentuk masyarakat bahari Indonesia yang mampu memanfaatkan secara optimal sumberdaya dan lingkungan kelautan yang memang merupakan habitatnya.

Unhas memilih untuk menjadi Pusat unggulan dalam pengembangan insani, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya berbasis benua maritim Indonesia, tidak secara eksplisit menyatakan diri sebagai “Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi” sebagaimana dinyatakan oleh sebagian besar perguruan tinggi, melainkan karena Unhas meyakini bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi pada dasarnya haruslah dikembangkan dalam kerangka budaya, bukan sebaliknya. Pengembangan budaya secara implisit berarti menciptakan ruang bagi pengembangan Ipteks yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dianut. Ini perlu digarisbawahi, karena pada dasarnya dan telah dibuktikan dengan pengalaman, bahwa Ipteks tidaklah bebas nilai sebagaimana dipercaya oleh banyak kalangan.

Unhas akan memberikan dorongan kepada setiap fakultas, jurusan dan program studi, demikian pula kepada kegiatan-kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk senantiasa mengacu kepada nilai-nilai bahari yang ada, sekaligus melakukan reaktualisasi terhadapnya, sehingga pada gilirannya semua kegiatan Tridarma di lingkungan Unhas diwarnai dan berdiri di atas nilai-nilai itu. Dengan demikian Unhas akan berkembang sebagai komunitas bahari yang wujudnya akan tercipta sesuai dengan proses evolusi yang akan dijalani bersama oleh seluruh sivitas akademika. Komunitas Unhas seperti inilah yang dicita-citakan akan mengimbaskan budaya bahari yang telah teraktualisasi itu ke masyarakat sekitarnya dan kemudian secara bersama-sama berevolusi membentuk masyarakat bahari Indonesia. Dengan budaya bahari seperti ini, masyarakat Indonesia tidak akan asing lagi dengan lingkungannya, sehingga dapat memanfaatkan secara optimal sumberdaya dan lingkungan kelautan yang memang merupakan habitatnya.

B. Misi

Misi Universitas Hasanuddin merupakan penjabaran dari tridarma perguruan tinggi, yang dirumuskan dalam bentuk sebagai berikut:

Menghasilkan alumni yang mandiri, berahlak dan berwawasan global.

Misi ini diterjemahkan dalam bentuk disain kurikulum yang diarahkan untuk menghasilkan alumni yang selain sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional, yaitu memiliki landasan keimanan dan ketaqwaan serta berjiwa Pancasilais (personal skills), juga memiliki kompetensi yang memadai di bidang disiplin ilmu yang dipilihnya (professional skills). Di samping itu, memiliki pula kompetensi intelektual dalam wujud kesadaran, kepekaan, kearifan dan

(8)

kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat beserta lingkungannya (interdiciplinary skills), komitmen terhadap pengembangan budaya bahari, serta kemampuan beradaptasi dalam proses pengembangan diri agar senantiasa mampu memelihara interkoneksitas dengan lingkungannya (adaptability skills).

• Mengembangkan ipteks yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya.

Unhas memberikan prioritas tinggi kepada penelitian yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah dan pangsa pasar mataniaga dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Sulsel dan Kawasan Timur Indonesia, di samping tetap membuka peluang bagi penelitian yang diarahkan untuk pengembangan ipteks.

• Mempromosikan dan mendorong terwujudnya nilai-nilai bahari dalam masyarakat.

Misi pemberdayaan masyarakat dilakonkan Unhas dalam bentuk upaya berkesinambungan dalam melakukan aktualisasi dan revitalisasi nilai- nilai bahari, yang kemudiaan dipromosikan dan diimbaskan kepada masyarakat agar khasanah budaya bangsa dapat terus diperkaya dan senantiasa sesuai dengan spirit zaman.

VISI DAN MISI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNHAS A. Visi

Pendidikan Dokter Gigi menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset kedokteran gigi yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan berbasis Benua Maritim Indonesia.

B. Misi

Misi FKG Unhas dirumuskan sebagai berikut:

Meningkatkan mutu pembelajaran berbasis kompetensi dengan metode Student Center Learning (SCL) dan menyediakan lingkungan belajar berkualitas untuk mengembangkan kapasitas pembelajar yang inovatif dan proaktif.

Menumbuh kembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan riset dalam bidang Kedokteran Gigi.

Menerapkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni kedokteran gigi serta tanggap terhadap perubahannya dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat.

(9)

NILAI (VALUES)

Fakultas Kedokteran Gigi sebagai bagian dari Universitas Hasanuddin menganut sistem nilai yang menjamin kebebasan pengembangan diri yang adaptif- kreatif terhadap keserbautuhan wawasannya, terhadap kebermanfaatan perannya, dan terhadap perilaku keberbagian keberadaannya. Sistem nilai tersebut merupakan pilar-pilar proses sekaligus komitmen terhadap orientasi pengembangan budaya kualitas (quality culture) dalam semua bentuk gerak langkah kemajuannya.

TUJUAN

A. Tujuan Universitas Hasanuddin

a. Berperan sebagai pusat konservasi dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang unggul;

b. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat akademik yang handal, didukung oleh budaya ilmiah yang menjunjung tinggi kebenaran, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, serta tanggap terhadap dinamika perubahan regional, nasional maupun global;

c. Mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang relevan dengan tujuan pembangunan nasional dan daerah melalui penyelenggaraan program-program studi, penelitian, pembinaan kelembagaan, serta pengembangan sumberdaya manusia akademik yang berdaya guna dan berhasil guna;

d. Mewujudkan Unhas sebagai universitas penelitian (research university);

e. Meningkatkan mutu prasarana, sarana dan teknologi serta mewujudkan atmosfir akademik yang kondusif serta bermanfaat bagi masyarakat untuk mendukung terselenggaranya misi universitas;

f. Meningkatkan produktivitas dan kualitas luaran, khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan pembangunan dan dunia usaha;

g. Memupuk dan mengembangkan kerjasama kemitraan dengan sektor eksternal seperti pemerintah, dunia usaha dan industri serta dengan perguruan tinggi dan lembaga-lembaga ipteks lainnya, baik di dalam maupun di luar negeri.

B. Tujuan FKG Unhas

Sesuai dengan tujuan pendidikan dokter gigi di Indonesia yakni Dokter Gigi di Indonesia sebagai pendidikan profesi yang mendidik mahasiswa sesuai dengan kurikulum dokter gigi yang bermoral Pancasila dan menaati UUD 1945, serta mempunyai sikap pengetahuan dan ketrampilan dalam:

1. Melakukan profesi kedokteran gigi dalam tatanan sistem pelayanan kesehatan yang berlaku di Indonesia, dengan berpedoman pada rasa kemanusiaan dan etika kedokteran gigi, yang mencakup:

a. Pengelolaan masalah kesehatan gigi dan mulut dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, dengan penekanan pada pemeliharaan dan pemulihan fungsi optimal sistem stomatognatik baik perorangan maupun masyarakat, dengan memperhatikan sistem rujukan berdasarkan keyakinan bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan

(10)

bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan.

b. Kemampuan bekerjasama secara tepat guna dan daya guna dalam satu tim, baik tim kesehatan gigi maupun pelayanan kesehatan yang lain, untuk melaksanakan pelayanan khususnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut, guna mengembalikan fungsi sistem stomatognatik dalam rangka meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

c. Pengetahuan untuk senantiasa mengembangkan tentang prinsip pengelolaan kesehatan, serta mengikutsertakan masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi dan mulut masyarakat.

2. Berkemampuan untuk senantiasa mengembangkan diri sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi secara tepat guna melalui penambahan ilmu dan penelitian

3. Peka terhadap perubahan dan perkembangan masyarakat serta lingkungan demi peningkatan dan kelancaran pelayanan kesehatan.

POTENSI AKADEMIS

Potensi akademis FKG Unhas akan ditinjau dari berbagai kondisi akademis yang dimiliki FKG Unhas, baik berupa visi dan misi institusi, sumberdaya manusia, sumber pendanaan, maupun sarana dan prasarana penunjang kegiatan penelitian

Kurikulum

1. Kesesuaian dengan Visi, Misi dan Tujuan

Kurikulum baru telah disusun sesuai visi, misi dan tujuan bidang keilmuan kedokteran gigi. Hal ini dilakukan dengan mengintegrasikan matakuliah yang tumpang tindih dan tidak sesuai dengan kompetensi kedokteran gigi.

2. Relevansi dengan tuntutan dan Kebutuhan Stakeholder

Perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang kesehatan demikian pesatnya, maka secara kontinyu pengembangan kurikulum diupayakan agar tetap relevan dengan kebutuhan stakeholder dalam bentuk pengembangan Mata Kuliah baru, dan atau pengembangan Satuan Acara Pengajaran dalam Mata Kuliah yang telah ada agar tetap terjamin hubungan timbal balik antara penyedia kebutuhan tenaga yang diperlukan dengan harapan stakeholder di dunia praktis.

3. Struktur dan Isi kurikulum

Kurikulum dirancang secara dinamis guna memenuhi tuntutan pasar kerja, dengan tetap memperhatikan ketersediaan sumber daya. Beberapa waktu lalu telah dirumuskan kembali kurikulum inti dan dievaluasi secara keseluruhan setiap dua tahun. Untuk melengkapi pelaksanaan kurikulum, dilakukan pula penambahan terhadap muatan-muatan praktis yang lebih operasional agar tetap sesuai dengan kebutuhan yang makin dinamis dan relevan.

4. Kompetensi dan etika lulusan yang diharapkan

Mahasiswa program studi dokter gigi dirancang untuk dapat melakukan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan profesionalisme dokter gigi.

(11)

Potensi Sumber Daya Manusia Staf Akademik dan Staf Administrasi

1. Kualifikasi Pendidikan dari Dosen FKG Unhas adalah:

Jmlh Jabatan akademik Pendidikan

Akademik Profesi

GB L.Kepala Lektor Ass.Ahli S3 S2 S1 drg Sp.1 Sp.2

71 20 18 23 10 20 14 3 18 27

Dosen FKG Unhas yang sedang mengikuti Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis terdapat 1 orang di Unpad Bandung, S3 sebanyak 1 orang di Jepang, S3 sebanyak 2 orang dan S2 sebanyak 2 orang di Unhas.

2. Adapun kualifikasi pendidikan staf pegawai pada FKG Unhas adalah 40 orang pada staf administrasi, yaitu S3: 1 Orang, S2: 4 orang, S1: 20 orang, D3: 2 orang, SMU: 8 orang. Pustakawan semuanya kualifikasi S1: 3 orang. Tenaga laboran dan teknisi, yaitu S2: 1 orang S1: 5 orang, D3: 5 orang, dan SMU: 7 orang. Selebihnya adalah Tenaga Pendukung lain: 3 orang. Selain itu setiap klinik di dalam lingkup RSGMP memiliki satu orang staf administrasi.

25

20

15

10

5

0

kualifikasi tingkat pendidikan akademik dan profesi

Grafik 1. Kualifikasi tingkat pendidikan staf akademik FKG Unhas

Program pengembangan dosen dan pegawai dilaksanakan dalam bentuk keikutsertaan ke berbagai kegiatan meliputi pendidikan lanjut bergelar dan non gelar, seminar, penelitian dan pengabdian masyarakat.

Untuk mempertahankan dinamisasi staf pengajar, selain setiap dosen diwajibkan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah dan penelitian, dilakukan pula rekrutmen staf dosen baru secara kontinyu berdasarkan kebutuhan. Untuk itu, staf pengajar baru harus bersedia dikirim belajar ke perguruan tinggi di luar Unhas, baik pendidikan dalam maupun luar negeri. Untuk pengembangan staf administrasi diakukan secara kontinyu melalui upaya mengikutkan dalam kursus dan pelatihan yang relevan dengan bidang tugasnya masing-masing.

20

18 18

14 14

S3/Sp2 S2/Sp1 S1/drg

persentase

(12)

Profil Mahasiswa

Rekrutmen mahasiswa dilakukan melalui jalur/cara : SPMB, JPPB, JNS dan TALENTA dengan Seleksi calon mahasiswa menggunakan pedoman standar yang ditetapkan oleh Universitas Hasanuddin Karakteristik mahasiswa yang diterima dengan kualitas yang cukup tinggi dan segi keketatan persaingan.Variasi wilayah asal mahasiswa umumnya berasal dari Sulawesi Selatan, sebagian lagi berasal dan Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Gorontalo, Ambon, NTT/Kupang, Sulawesi utara, Irian Jaya.

Sarana dan Prasarana.

1. Ketersediaan gedung ruang kuliah, laboratorium, dan perpustakaan dan sarana lain telah memadai.

2. Ketersediaan prasarana dalam jumlah dan mutu yang baik sehingga dapat mendorong pencapaian visi dan misi institusi.

Pendanaan

1. Sumber dana berasal dan biaya SPP mahasiswa yang dikelola untuk penyelenggaraan program studi, baik jalur SPMB dan JNS.

2. SPP Mahasiswa dimasukan oleh mahasiswa langsung ke Rekening Rektor.

Alokasi penggunaan biaya adalah sebesar 70 % untuk operasional di FKG dan 30 % dialokasikan untuk rektorat.

KAJIAN TINJAUAN BIDANG ILMU KEDOKTERAN GIGI

Ilmu kedokteran gigi sebenarnya tidak dapat dipilah menjadi bagian yang terpisah-pisah meskipun dari segi administrasi FKG Unhas terbagi atas beberapa bagian/bidang ilmu. Perawatan gigi tidak dapat dilakukan untuk satu jenis perawatan saja karena harus ditinjau secara holistik atau terintegrasi.

Begitu juga dengan penelitian; dalam bidang kedokteran gigi umumnya berupa penelitian ilmu dasar yang dapat diterapkan secara klinis, jadi tidak dapat dipilah-pilah secara kaku. Pada bidang klinis, karya ilmiah laporan kasus yang banyak dibuat oleh para dosen seringkali tidak dianggap sebagai hasil penelitian.

Oleh karena itu laporan kasus hendaknya lebih menampakkan data yang lengkap dan jumlah pasien yang cukup banyak sehingga dapat diolah secara statistik.

Sedangkan penelitian yang berbasis epidemiologi lebih banyak terjun ke masyarakat untuk mencari data kesehatan gigi dan mulut serta langkah dan kebijakan kesehatan. Pada penelitian bidang teknik gigi, digunakan laboratorium yang memiliki alat untuk uji coba. Begitu pula dengan penelitian klinis umumnya menggunakan laboratorium yang lengkap peralatan uji coba dan penyimpanan bahan coba.

Bahan-bahan dasar yang berasal dari alam sekitar yang dapat dijadikan sebagai bahan pengobatan alternatif terhadap berbagai manifestai penyakit yang muncul di kalangan masyarakat. Rancangan Penelitian nantinya lebih terfokuskan pada upaya penemuan dan pengembangan sumber daya alam yang dapat diolah untuk di jadikan sebagai obat.

1. Teknologi dan Material Kedokteral Gigi

Potensi ilmu dasar ini adalah mengembangkan ilmu klinik berbasis teknik dan bahan kedokteran gigi. Pada saat ini terdapat banyak sekali kemajuan teknik

(13)

dan bahan kedokteran gigi; terlebih pada masa depan. Banyak bahan mentah kedokteran gigi yang masih dipasok dari luar negeri sehingga harganya mahal, terlebih lagi jika sudah diolah menjadi bahan jadi. Untuk itu harus diusahakan ekstrak bahan alami baik tumbuhan maupun hewan yang dapat menggantikannya. Sebelum penggunaan bahan baru tersebut tentu harus dilakukan serangkaian penelitian untuk memastikan biokompatibilitasnya sehingga tidak menimbulkan pengaruh yang tidak diinginkan pada saat digunakan. Hal tersebut tentu harus sejalan dengan penelitian yang dikembangkan oleh bagian sehingga menjadi kegiatan terorganisasi dan terintegrasi

2. Oral Biologi

Bidang ini merupakan basic science dari kedokteran gigi. Selain sistem stomatognatik, bidang ini juga mempunyai keterkaitan berbagai disiplin ilmu dalam bidang basic medical science, antara lain anatomi, histologi, fisiologi, farmakologi, biokimia, gizi, dan mikrobiologi. Banyaknya bidang tersebut menyebabkan luasnya lingkup bidang yang dapat diteliti. Misalnya, pada kasus infeksi rongga mulut, harus diteliti beberapa variabel, mulai dari sistem anatomi, histologi, mikrobiologi dan farmakologinya.

Selain itu, juga ada keterkaitan dengan laboratorium di luar lingkungan FKG Unhas, misalnya dengan Fakultas Kedokteran dan PKP yang memiliki SDM dan peralatan lebih lengkap.

3. Kesehatan Gigi Masyarakat

Tema yang diangkat adalah manajemen risiko dan preventif karies dan penyakit periodontal terhadap gizi dan penyakit sistemik di sulsel. pelaksanaanya didahului survei dan promosi kesehatan gigi dan mulut pada kelompok risiko di sulsel yaitu pada kelompok anak dan remaja serta pada kelompok dewasa dan manula di sulsel. setelah itu dilakukan intervensi dan promosi kesehatan gigi dan mulut pada semua kelompok risiko di sulsel. dengan data kesehatan gigi dan mulut tentang angka kesakitan kebutuhan preventif, kap, dan status gizi pada kelompok anak dan remaja serta pada kelompok dewasa dan manula di sulsel diinginkan ada peningkatan jumlah tindakan preventif pada kelompok risiko di daerah binaanyang tentu akan menurunkan angka karies (dmf-t)<3 pada kelompok anak/remaja dan penyakit periodontal/jumlah gigi pada manula

>20 buah sebesar 50% pada daerah binaan

4. Kedokteran Gigi Anak

Posisi rongga mulut sebagai pintu gerbang masuknya makanan dan minuman ke dalam tubuh manusia, seharusnya memegang peranan sangat penting dalam memahami sekian banyak masalah infeksi pada tubuh manusia. Hal ini berhubungan dengan makin ditemukannya fakta di negara-negara maju bahwa infeksi pada organ-organ penting, seperti jantung dan otak, penyebabnya adalah kebersihan rongga mulut yang jelek. Profesi dokter gigi seharusnya memberikan perhatian lebih terhadap aspek infeksi, karena tidak hanya berdampak pada rongga mulut saja.

Manusia mempunyai tujuh lubang, tetapi hanya rongga (lubang) mulut yang berhubungan dengan masuknya makanan dan minuman. Empat lubang lainnya, berhubungan dengan keluar-masuknya sesuatu, seperti udara pada dua lubang hidung, dan keluarnya serumen dan masuknya bunyi/suara pada lubang telinga.

(14)

Sedang dua lubang terakhir, hanya berhubungan keluarnya cairan dan kotoran.

Ditinjau dari sudut pandang agama Islam, hanya rongga mulut yang diwajibkan untuk disentuh oleh air wudhu sampai ke dalam, sedang enam lobang yang lain cukup diluar saja, dan, wudhu orang tersebut sudah sah. Hal ini perlu

dikemukakan untuk mengungkapkan bagaimana pentingnya posisi rongga mulut bagi manusia, baik secara indrawi/faali, maupun secara filosofis/hakiki.

Rongga mulut sebagai focal infection, sebenarnya sudah dicanangkan oleh Miller sejak tahun 1891. Namun, gerakan ini hanya berkembang hingga 1930- an, kemudian “tidur” selama 50 tahunan. Sejak tahun 1980-an, gerakan ini kembali diungkapkan. Di negara-negara maju telah muncul fakta adanya pergeseran locus primer penyebab kelainan organ-organ penting, seperti jantung, mata, dan otak dari penyebab mikroba lain ke- rongga mulut.

Perkembangan imunobiomolekuler di bidang rongga mulut, semakin mampu menjelaskan pentingnya peranan mikroba rongga mulut dalam munculnya kasus-kasus peradangan, baik dalam rongga mulut itu sendiri maupun pada organ tubuh lain. Hal ini berhubungan dengan mikroba rongga mulut yang berupa bakteri gram negatif, menghasilkan LPS atau endoksin. LPS akan mencapai bagian lain dalam tubuh akan menyebabkan reaksi terbentuknya TNF dan sangat berpotensi terjadi peradangan.

Beberapa penelitian epidemiologis bahkan telah memperlihatkan benang merah hubungan antara tingkat kerusakan gigi dengan tingkat kecerdasan (IQ) pada anak. Temuan penelitian kedokteran di negara maju, sudah memperlihatkan hubungan antara kebersihan mulut yang buruk dengan kepikunan atau demensia (silent brain infarct). Ironinya adalah, teknologi yang menunjang untuk pengungkapannya belum memadai, bahkan data bakteriologis strain mikroba rongga mulut tidak disertakan dalam alat kedokteran canggih, sehingga masalah rongga mulut tidak pernah muncul dalam laporan-laporan penting tentang kesehatan tubuh manusia. Infeksi, jika terjadi pada anak, yang sedang dalam masa tumbuh-kembang, mempunyai beberapa gambaran spesifik, sesuai dengan dinamika tumbuh kembang tersebut. Dalam kerangka inilah, IKGA menempatkan masalah infeksi rongga mulut pada masa tumbuh- kembang sebagai tema sentral penelitian.

5. Periodontologi

Aspek periodontologi meliputi semua jaringan penyangga gigi alami, mulai dari sementum, ligamentum periodontal, gingiva, dan tulang. Bidang ini berhubungan erat dengan oral biologi dan kesehatan umum dalam pemeriksaannya.

Pada bidang ini sangat dibutuhkan penyuluhan kebersihan gigi dan mulut sebagai tindakan preventif agar masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut dan mau membersihkan giginya secara berkala.

Selain itu juga diarahkan pengembangan manajemen penyakit periodontal dengan basis bahan alami

6. Oral Medicine

Kelainan yang terjadi pada jaringan lunak rongga mulut cenderung disepelekan.

Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain kurangnya pemahaman masyarakat dan kurangnya informasi mengenai tempat layanan kesehatan gigi.

Masyarakat pada umumnya memiliki pemahaman bahwa dokter gigi hanya

(15)

berorientasi pada gigi, yaitu jaringan keras yang berada di dalam rongga mulut.

Padahal dokter gigi memiliki area kerja di dalam rongga mulut yang meliputi jaringan keras dan jaringan lunak. Terlebih lagi kelainan yang terjadi pada jaringan lunak umumnya merupakan implikasi atau manifestasi dari berbagai kelainan sistemik yang tidak jarang kelainan sistemik tersebut belum teridentifikasi atai belum dapat didiagnosis.

7. Radiologi Dental

Meskipun aspek ini secara kasat mata tidak nampak objek yang akan diteliti, tetapi pemeriksaan ini menunjang pemeriksaan utama diagnosis suatu kelainan/penyakit gigi dan mulut. Untuk pengembangan alat dan teknik radiologi juga dapat dilakukan penelitian berbasis hasil ronsen, tentu dengan adanya acuan- acuan baku pada hasil ronsen.

Sesuai dengan roadmap Unhas, Bagian Radiologi akan mengembangkan pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan pemeriksaan radiografi di dalam rongga mulut. Sebagai target diharapkan radiografi menjadi tulang punggung dalam membantu menegakkan diagnosis suatu penyakit pada jaringan lunak dan keras rongga mulut.

8. Konservasi

Beberapa penelitian terkhir melaporkan adanya pengaruh penyakit-penyakit yang termasuk dalam sindrom metabolik terhadap jaringan keras dan pulpa gigi.

Penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi ternyata dapat meningkatkan tingkat kejadian pulp stone pada saluran akar. Hal ini akan meningkatkan tingkat kesulitan dalam perawatan endodontik sehingga pada akhirnya tingkat keberhasilan perawatan endodontik akan menurun. Demikian pula halnya dengan penyakit diabetes melitus, beberapa penelitian melaporkan meningkatnya tingkat kejadian karies gigi pada penderita ini. Berdasarkan hal- hal tersebut di atas maka sangatlah dibutuhkan penelitian-penelitian yang lebih komprehensif (patomekanisme dan patobiologis) dan mendalam baik berupa penelitian dasar, biologi molekuler maupun klinis sehingga hasilnya diharapkan akan memberi informasi data yang valid dan akurat mengenai pengaruh penyakit sindrom metabolik terhadap jaringan keras dan pulpa gigi. Hasil penelitian ini

nantinya akan dapat digunakan sebagai ilmu dasar bagi dokter gigi dalam menangani pasien sindrom metabolik yang membutuhkan perawatan konservasi maupun endodontik secara lebih profesional sehingga dapat diperoleh hasil perawatan yang optimal bagi pasien.

9. Bedah Mulut

Bidang ilmu bedah mulut melakukan pemeriksaan klinis, untuk menegakkan diagnosis kasus-kasus bedah mulut dan rahang. Memahami etiologi kelainana jaringan lunak dan keras rongga mulut. Memahami penyakit dan komplikasi penyakit infeksi, sistemik, trauma rongga mulut serta memahami dan melakukan pencabutan gigi dan penatalaksanaan kasus-kasus bedah mulut.

10. Ortodonsi

Perawatan ortodonsi mencakup upaya preventif, interseptif, dan kuratif yang tindakannya telah dimulai sejak usia dini pada periode gigi geligi bercampur.

(16)

Salah satu penyebab maloklusi adalah ketidakharmonisan dari wajah, rahang, dan gigi geligi yang berhubungan erat dengan masalah tumbuh kembang kraniodentofasial.

Memahami akan pentingnya penanganan kelainan maloklusi yang disebabkan oleh gangguan tumbuh kembang kraniodentofasial maka bidang ortodonsi akan mengembangkan tema roadmap penelitian Unhas serta topik yang telah disepakati oleh pihak FKG dengan mengkonsentrasikan tema penelitian bagian ortodonsi pada manajemen kelainan tumbuh kembang yang berpengaruh terhadap maloklusi.

Dari tema penelitian tersebut di atas kemudian dikembangkan 3 aspek kegiatan untuk menunjang penelitian di bidang ortodonsi di antaranya survei epidemiologi maloklusi, tinjauan nutrisi yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang dan survei penyakit sistemik yang terkonsentrasi pada penyakit tuberkulosis (tbc).

Sebagai output akan diperoleh manajemen klinik preventif maloklusi dengan standar perawatan, ditemukannya bahan alam baru yang berperan dalam mencegah maloklusi serta manajemen klinik preventif maloklusi dengan standar perawatan secara holistik.

11. Prostodonsia

Prostodonsia merupakan bidang perawatan rehabilitasi di bidang KG yang bertujuan mengembalikan fungsi estetik, pengucapan dan pengunyahan yang sangat erat kaitannya dengan bidang kesehatan secara umum.

Berdasarkan penelitian terbaru di bidang kesehatan, terbukti bahwa kebanyakan penyakit-penyakit degeneratif dan penyakit-penyakit umum disebabkan oleh proses pengunyahan makanan yang tidak adekuat. Penelitian terakhir menjelaskan bahwa ada hubungan antara penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi, hiperkolesterolemi, strok, penyakit jantung koroner dan berat badan lahir rendah pada bayi) disebabkan keadaan tidak bergigi. Selain itu keterkaitan bidang prostodonsia dengan bidang lain dalam KG sangat erat kaitannya.

Misalnya pembuatan obturator pasca operasi, pembuatan prostesis periodontal, overdenture, pemasangan implan, dan pembuatan prostesis maksilofasial saat ini mulai berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Dewasa ini perkembangan bidang estetika juga mendapat perhatian yang sangat besar, karena kebutuhan masyarakat akan hal tersebut semakin meningkat.

Seiring dengan fenomena tersebut, maka perkembangan gigitiruan cekat dengan menggunakan bahan-bahan estetik menjadi suatu pilihan. Meskipun demikian, juga dijumpai banyak kegagalan yang berhubungan dengan kerapatan tepi restorasi yang dapat menyebabkan keradangan jaringan pendukung gigi.

Banyak penelitian yang bersifat awal untuk membuktikan adanya hubungan antara desain gigitiruan cekat dengan kesehatan jaringan pendukung dan implikasinya terhadap kejadian penyakit degeneratif.

Selain itu masih diperlukannya unsur-unsur logam sebagai penguat restorasi masih sering dilaporkan dapat menyebabkan reaksi imunologis.

Berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup, bidang prostodonsia sangat besar peranannya bahkan dapat meningkatkan angka harapan hidup bangsa Indonesia dari tahun ke tahun. Penanganan manula dengan gigitiruan yang adekuat dan nyaman dapat mempengaruhi peningkatan asupan gizi manula sehingga diperlukan bidang prostodonsia pencegahan (preventive

(17)

prosthodontics) misalnya overdenture. Selain penanganan kasus pada bidang ini perlu dissiminasi tentang pentingnya mempertahankan gigi dan sisa akar gigi agar resorbsi lingir alveolar tidak terjadi.

Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut di atas, maka penelitian di bidang prostodonsia sangat penting dilakukan bukan hanya penatalaksanaannya saja, tetapi lebih dititikberatkan kepada implikasinya terhadap kesehatan secara holistik, sehingga dapat memberi arti yang lebih luas terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat, seperti yang dicanangkan dalam Kebijakan Program Kesehatan Nasional.

Semua kajian di atas memerlukan kemantapan ilmu pengetahuan sebagai landasannya, serta keakuratan penerapan (aplikasi) dalam pemanfaatannya. Kedua hal tersebut bisa dicapai, salah satunya dengan terus mengembangkan penelitian yang progresif mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sehingga secara kontinyu terus diperoleh data mengenai bahan, teknik, kebijakan, dan tindakan klinis yang pantas dan akurat digunakan dalam bidang kedokteran gigi.

Sesuai dengan tridarma perguruan tinggi dosen FKG Unhas juga menjalankan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Sejatinya banyak penelitian yang telah dilakukan, tetapi banyak pula yang tidak dilaporkan apalagi dipublikasikan. Bermacam-macam penyebabnya, antara lain masalah dana, ataupun adanya anggapan bahwa penelitian itu milik pribadi karena dibiayai oleh dana pribadi alias tidak ada bantuan dari institusi.

Jenis penelitian yang terdata kebanyakan adalah penelitian skripsi mahasiswa yang dibimbing oleh dosen FKG Unhas, tugas tesis S2 ataupun tugas disertasi dosen FKG Unhas. Ada juga penelitian-penelitian mandiri yang dilakukan secara insidentil oleh dosen yang umumnya berhubungan dengan kenaikan pangkatnya.

Selain itu ada juga penelitian yang dibiayai oleh pendanaan tertentu, seperti dana PHK A2, dana dari lembaga penelitian, ataupun dana Hibah Bersaing. Umumnya penelitian-penelitian tersebut di atas belum memiliki topik khusus atau dengan kata lain belum mencerminkan suatu pohon penelitian.

Fakultas Kedokteran Gigi Unhas memiliki tiga laboratorium yang digunakan sekedar untuk praktikum mahasiswa. Jika dilengkapi dengan beberapa fasilitas penelitian, maka dapat digunakan untuk kegiatan penelitian (Tabel 2).

Selain itu di RSPGM juga dapat dilakukan penelitian yang bersifat klinis. Selain penelitian klinik, juga dapat dilakukan penelitian yang tidak dilakukan di laboratorium, misalnya epidemiologi kesehatan gigi dan mulut.

Tabel 2. Profil laboratorium di FKG Unhas

No Nama Laboratorium Kegiatan Tempat Ket

1 Lab Oral Biologi Praktikum Anatomi Gigi Gedung A Tamalanrea Praktikum Oral Biologi

2 Lab Terpadu Praktikum IKGD 2 Gedung A

Tamalanrea Praktikum TL Ortodonsia

3 Lab Preparasi

Operative Dentistry

Gedung B Tamalanrea Endodonsia & restorasi

Gigitiruan Cekat

4 Klinik Bedah Mulut Kepaniteraan Bedah Mulut RSPGM Kandea dan 5 Klinik Oral medicine Kepaniteraan Oral Medicine

(18)

6 Klinik Radiologi Kepaniteraan Oral Medicine Tamalanrea 7 Klinik Ked. Gigi Anak Kepaniteraan Ked. Gigi Anak

8 Klinik Ortodonsia Kepaniteraan Ortodonsia 9 Klinik Prostodonsia Kepaniteraan Prostodonsia 10 Klinik Periodontologi Kepaniteraan Periodontologi 11 Klinik Konservasi Kepaniteraan Konservasi

KONSEP ROADMAP

Secara umum roadmap didefinisikan sebagai bagan atau alur jalan yang ada (atau yang akan ada) dalam peta. Sedangkan secara populer roadmap telah berubah menjadi kata kerja yang bermakna tentang proses perencanaan pengembangan.

Dalam bidang pengembangan ilmu dan teknologi, roadmap merupakan sekumpulan rencana masa depan, gagasan, sumber daya, tujuan dan cara mencapai tujuan, beserta aktivitas yang akan dilakukan yang merupakan rumusan jawaban dari sekumpulan pertanyaan tentang mengapa-ada-bagaimana- kapan (why-what- how-when) roadmap yang disusun berdasarkan tas pengetahuan bersama dan merupakan imajinasi masa depan yang dirumuskan oleh sekumpulan orang cerdas pengendali pembaharuan dalam suatu bidang tertentu (Arryanto, dkk. 2006).

Fungsi utama dari roadmap menurut Garcia dan Bray yang dikutip oleh Aryyanto dkk (2006) adalah:

1. Merumuskan konsensus di antara para pengambil keputusan tentang apa yang akan dilakukan dan diperlukan dalam pengembangan di masa depan.

2. Digunakan sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan yang dibutuhkan untuk pengembangan masa depan.

3. Berisi kerangka kerja dalam rangka pengembangan dan koordinasi pada setiap tingkat pengambil keputusan.

Secara umum roadmap biasanya disajikan dalam bentuk gambar yang menghubungkan antara komponen sumber daya, rumusan, tujuan, cara pencapaian tujuan dan rencana waktu yang dibutuhkan. Bentuk umum roadmap tersusun atas empat lapisan, yaitu lapisan pertama yang berfungsi memberikan uraian tentang sumber daya (resources) atau memberikan jawaban atas pertanyaan (know-how).

Lapisan kedua berisi informasi bagaimana cara mengantarkan (delivery) lapisan pertama untuk mencapai tujuan (know-what). Lapisan ketiga berisi tujuan (purposes, know-why) yang berisi informasi tentang pasar, pelanggan, pesaing, situasi lingkungan, industri, bisnis, kecendrungan, pengendali, ancaman, tujuan, tonggak sejarah dan strategi sebagai tujuan dari perencanaan. Lapisan keempat berisi uraian tentang waktu tujuan tercapai (know-when), merupakan tujuan dari perencanaan yang ditargetkan tercapai sebagai fungsi waktu.

Proses pembuatan roadmap yang lengkap umumnya didasarkan pada kombinasi kajian retrospektif dan kajian prospektif. Hal ini juga biasa disebut sebagai pendekatan top down dan bottom up. Analisis retrospektif adalah mencari bagaimana caranya mencapai target yang diberikan dan analisis prospektif menunjukkan proses pembangunan teknologi sampai munculnya target baru.

Roadmap penelitian Universitas Hasanuddin

Berdasarkan hasil Raker Unhas, maka ditindaklanjuti dengan pertemuan para dosen bergelar S3 yang memiliki kapabilitas dalam meneliti dengan para pimpinan unit dalam lingkup Unhas. Pada pertemuan lainnya disepakati bahwa

(19)

roadmap penelitian Unhas meliputi dua kelompok, yaitu roadmap program studi yang berasal dari seluruh fakultas di lingkungan Unhas dan berasal dari empat kelompok rumpun bidang ilmu, yaitu rumpun teknosains, rumpun kesehatan, rumpun agrokompleks, dan rumpun ekososbudkum. Pengelompokan penelitian ke dalam ilmu-ilmu serumpun ini dimaksudkan untuk memudahkan membuat suatu kebijakan dan prioritas penelitian yang dapat didukung secara multidisiplin.

Rumpun ilmu teknosains merupakan kumpulan dari berbagai disiplin ilmu teknik rekayasa, matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA). Penelitian- penelitiannya ditujukan untuk mendukung pengembangan teknologi pemanfaatan sumber daya alam, penyediaan infra struktural, dan penataan ruang melalui pengembangan penelitian-penelitian sains ilmu teknik rekayasa.

Rumpun ilmu kesehatan merupakan kumpulan dari berbagai disiplin ilmu kedokteran, kedokteran gigi, kesehatan masyarakat, dan farmasi. Penelitian kelompok ilmu kesehatan diarahkan untuk mengatasi penyakit menular dan tidak menular daerah tropis, masalah penurunan gizi, pelayanan kesehatan yang lemah, dan penemuan bahan dasar untuk industri obat-obatan agar tidak terlalu tergantung pada bahan baku obat impor. Di samping itu fokus penelitian lainnya adalah masalah manajemen kesehatan dan risiko kesehatan yang berkaitan dengan pekerjaan.

Rumpun bidang ilmu agrokompleks merupakan gabungan dari berbagai bidang ilmu pertanian (pangan, holtikultura dan perkebunan), ilmu perikanan dan kelautan, ilmu kehutanan dan ilmu peternakan. Penelitian-penelitian kelompok ini lebih diarahkan untuk mengatasi masalah yang terkait dengan perubahan iklim, pelestarian lingkungan dan ketersediaan pangan. Penelitian ketersediaan pangan difokuskan kepada masalah kebutuhan pangan masyarakat yang lebih tinggi dari kapasitas produksi dalam negeri, masalah diversifikasi pangan, rendahnya produktivitas sumber pangan, keanekaragaman hayati, ketahanan dan keamanan pangan.

Sedangkan rumpun ilmu ekosobudkum merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu, yaitu ilmu ekonomi, social politik, humaniora, hukum dan budaya.

Penelitian-penelitian rumpun ini diarahkan untuk menangani masalah-masalah kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan, penguatan jiwa nasionalisme dan tatanan berkehidupan bersama, penguatan kelembagaan formal dan informal dalam implementasi kebijakan otonomi daerah, peningkatan efektivitas penanganan bencana alam, dan peran seni sastra dalam mendukung industri kreatif.

ROADMAP PENELITIAN FKG UNHAS 1. Roadmap penelitian top down

Pengembangan cabang ilmu kedokteran gigi dilakukan dengan penekanan pada riset dan kebutuhan masyarakat. Melalui pohon ilmu kedokteran gigi (dental science tree) yang menjadi landasan berbagai pohon penelitian ilmu kedokteran gigi (dental research tree) ditelaah berbagai penelitian yang menyertakan disiplin ilmu-ilmu lain, seperti ilmu sosial, ilmu bahan, ilmu teknik, dan lain-lain yang bertujuan untuk mengantisipasi/menjawab perkembangan masalah kedokteran gigi. Keadaan ini kemungkinan dapat berakibat melahirkan percabangan ilmu yang berwawasan lebih luas dan dalam. Hal ini merupakan proses arah percabangan ilmu kedokteran gigi yang berkembang secara horisontal atau vertikal serta memacu aktivitas sumber

(20)

daya dalam bidang kedokteran gigi. Di samping itu, percabangan ilmu kedokteran gigi tersebut lahir dan berkembang sesuai dengan harapan dalam menjawab tantangan pengembangan Iptek dan masalah global.

Masalah penyakit gigi dan mulut dikelompokkan dalam bidang penyakit Gigi dan Mulut di Indonesia yang diperoleh dari Profil Kesehatan Gigi tahun 1994, versi Depkes RI; yang menyatakan bahwa penanggulangan penyakit kedokteran gigi masih ditekankan pada masalah karies (>90%);

penyakit endodontik (30-40%); periodontal (>90%); maloklusi (>90%) dan trauma rahang akibat kecelakaan yang makin meningkat. Di samping antisipasi kebutuhan pelayanan kesehatan gigi yang dihadapi di tingkat regional, South East Asia (SEA), dan berdasarkan plan of action WHO SEARO yang telah dibuat, ditujukan pada penanggulangan penyakit yang dikelompokkan dalam severe diseases, yaitu kanker rongga mulut, HIV/AIDS (manifestasi di dalam rongga mulut), trauma wajah, celah bibir dan celah langit-langit, dan prevalence diseases, misalnya karies dental, penyakit periodontal, fluorosis, dan penyakit temporomandibula.

2. Tujuan dan Sasaran Roadmap Penelitian FKG Unhas Tujuan penyusunan roadmap penelitian FKG Unhas, adalah:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis kemampuan dan kelemahan FKG Unhas dalam bidang penelitian.

2. Merumuskan dan memberikan arahan bagi penyusunan strategi dan implementasi pengembangan penelitian di lingkungan FKG Unhas.

3. Mendorong peningkatan consensus seluruh sivitas akademika FKG Unhas dalam peningkatan kuantitas dan kualitas penelitian FKG Unhas.

4. Menunjang pencapaian visi dan misi institusi melalui kegiatan penelitian.

Sasaran penyusunan roadmap penelitian FKG Unhas, adalah:

1. Menjadikan penelitian sebagai iklim keseharian dalam kegiatan akademik FKG Unhas.

2. Mendorong terlaksananya kegiatan penelitian mahasiswa dan dosen FKG Unhas.

3. Mendorong peningkatan publikasi ilmiah FKG Unhas di tingkat local, nasional, regional, dan internasional.

4. Menjadikan FKG Unhas sebagai institusi penelitian yang produktif, progresif, dan terpandang.

5. Menjadikan penelitian FKG Unhas sebagai salah satu komponen penunjang tercapainya visi dan misi institusi.

3. Roadmap penelitian Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

Penyusunan roadmap FKG Unhas dilakukan untuk memetakan potensi, cara, target, dan waktu pencapaian pengembangan penelitian di bidang kesehatan gigi dan mulut guna mendukung visi dan misi yang telah ditetapkan. Roadmap ini disusun secara deskriptif analitis. Pendekatan deskriptif dilakukan terhadap fakta bahwa negara Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam potensi sumber daya alam, serta lahan

(21)

penelitian dan penerapan yang sangat luas. Selain itu FKG Unhas memiliki potensi sumber daya manusia yang memiliki berbagai keahlian dengan beragam bidang keahlian khusus, baik teoritis maupun terapan. Keunggulan komparatif tersebut seyogyanya bisa diubah menjadi keunggulan kompetitif dengan pendayagunaan sumber daya secara efisien dan efektif.

Proses penyusunan roadmap diawali dengan kajian analisis kajian ilmu kedokteran gigi yang terdiri dari kajian terhadap potensi SDA, SDM, serta perkembangan ilmu dan penelitian kedokteran gigi terkini di Indonesia dan dunia. Hasil analisis ini menjadi dasar analisis SWOT dengan sekaligus menganalisis kondisi di dalam dan luar fakultas yang diperkirakan berpengaruh terhadap perkembangan penelitian kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Hasil analisis SWOT ini akan memberikan berbagai alternatif usulan aktivitas yang bertujuan untuk memecahkan berbagai masalah dan kendala yang ada. Untuk melaksanakan aktivitas diperlukan keterlibatan banyak pihak, sehingga diperlukan rumusan ulang tujuan dan sasaran yang mampu menjadi kerangka acuan pelaksanaan aktivitas tersebut. Kesatuan tujuan dan sasaran ini menjadi titik awal penyusunan roadmap. Keterlibatan berbagai pihak ini menjadi kunci tercapainya tujuan dan sasaran pengembangan penelitian FKG Unhas. Oleh karena itu diperlukan sebuah strategi implementasi yang akan menjabarkan berbagai aktivitas yang bisa dilakukan guna mencapai tujuan dan sasaran tersebut.

Sehubungan dengan kita dan strategi pencapaian di atas, akan dikembangkan mengenai pencegahan dan pengobatan kelainan dan penyakit gigi mulut akibat penyakit infeksi, penyakit metabolik dan penyakit kongenital serta kekurangan asupan gizi melalui managemen pentalaksanaan yang baku serta pendayagunaan bahan alami sebagai obat

(22)

Borang isian roadmap penelitian per bagian di FKG Unhas 2020-2025

Bagian

Tema penelitian Tahapan kegiatan Output Target

Subprogram Kegiatan/Sub

kegiatan 2020-2021 2022-2023 2024-2025 2020-2021 2022-2023 2024-2025 2025

Ortodonsia

MANAJEMEN KELAINAN

TUMBUH KEMBANG

YANG BERPENGARUH

TERHADAP MALOKLUSI

SURVEI EPIDEMIOLOGI

MALOKLUSI AKIBAT KELAINAN

TUMBUH KEMBANG

IDENTIFIKASI KASUS MALOKLUSI YANG

DISEBABKAN OLEH KELAINAN

TUMBUH KEMBANG

SURVEI DATA EPIDEMIOLOGI

MALOKLUSI

ANALISIS DATA &

KLASIFIKASI MALOKLUSI

AKIBAT KELAINAN

TUMBUH KEMBANG

DATA KASUS MALOKLUSI

KLASIFIKASI KASUS MALOKLUSI

AKIBAT KELAINAN

TUMBUH KEMBANG

MONITORING DAN EVALUASI MANAJEMEN

PREVENTIF MALOKLUSI

MANAJEMEN KLINIK PREVENTIF MALOKLUSI DENGAN STANDAR PERAWATAN

SURVEI FAKTOR NUTRISI YANG BERPENGARUH TERHADAP

TUMBUH KEMBANG

-MAPPING GIZI ANAK -MAPPING PEMANFAATAN BAHAN ALAM

-IDENTIF.

ELEMEN NUTRISI YG

MEMPENGARUHI TUMBUHKEMBA NG

-UJI HEWAN -ISOLASI KOMPONEN AKTIF

STANDARISASI EKSTRAK BAHAN ALAM

DAN TRIAL

-DATA GIZI BURUK -EKSTRAK SUMBER PROTEIN DAN BAHAN ALAM

SEDIAAN JADI

& EKSTRAK BAHAN ALAM

SEDIAAN BAHAN ALAM SIAP PAKAI

DITEMUKANNYA BAHAN ALAM

BARU YANG MENCEGAH MALOKLUSI AKIBAT KELAINAN

TUMBUH KEMBANG SURVEI

PENYAKIT SISTEMIK (TUBERKULOSI

S) YANG BERPENGARUH PADA TUMBUH KEMBANG

MAPPING PENYAKIT SISTEMIK (TUBERKULOSIS)

IDENTIFIKASI PENYAKIT

SISTEMIK YANG BERPENGARUH

TERHADAP TUMBUH KEMBANG

MENELUSURI PATOFISIOLOGI

YANG KOMPLEKS

DARI PENYAKIT

SISTEMIK

DATA PENYAKIT SISTEMIK YANG BERHUBUNGAN

DENGAN KELAINAN

TUMBUH KEMBANG

KLASIFIKASI PENY SISTEMIK

YANG BERHUB KELAINAN

TUMBUH KEMBANG &

MEMPENGARUHI TERJADINYA MALOKLUSI

TERDETEKSINYA PATOFISIOLOGI

HUBUNGAN PENYAKIT SISTEMIK DENGAN

KELAINAN TUMBUH KEMBANG

MANAJEMEN KLINIK PREVENTIF MALOKLUSI DENGAN STANDAR PERAWATAN

SECARA HOLISTIK

Oral Medicine

KELAINAN JARINGAN LUNAK MULUT

PENELITIAN/PE NGABDIAN MASYARAKAT

IDENTIFIKASI PERSENTASE JENIS

KASUS PADA JARINGAN LUNAK RM DI MAKASSAR

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA

KELAINAN DALAM RM

% TINGKAT KEBERHASILA N PERAWATAN KELAINAN JARINGAN LUNAK RM

MENGETAHUI PERSENTASE JENIS KASUS KELAINAN JARINGAN RM DI

MAKASSAR

MENGETAHUI

% & FAKTOR PENYEBAB KELAINAN JARINGAN LUNAK RM

PERSENTASE KEBERHASILAN

PERAWATAN KELAINAN JARINGAN LUNAK

RM

MENGETAHUI PERSENTASE KEJADIAN KELAINAN JARINGAN LUNAK RM DI

MAKASSAR

(23)

Radiologi

MANAJEMEN RADIOLOGI DALAM KG

PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI

DAN MULUT DENGAN PEMERIKSAAN RADIOGRAFI DI

DALAM RONGGA MULUT (RM)

MELAKUKAN PENELITIAN YG

MENG HASILKAN PRODUK UNTUK

MENCEGAH TERJADINYA XEROSTOMIA PADA PENDERITA

KANKER KEPALA DAN LEHER YANG

MEN- JALANI RADIOTERAPI.

MENGASILKAN MODEL ALAT UNTUK PENCE

GAHAN EFEK RADIASI PADA

PENDERITA YG MENJALANI

TERAPI RADIASI

PADA DAERAH KEPALA DAN

LEHER

EFEK PERAWATAN

JARINGAN LUNAK &

KERAS GIGI (RM) YANG

TELAH DIRAWAT

DENGAN BAHAN/OBAT ALAMI YANG

DAPAT DIDETEKSI

DENGAN RADIOGRAFI

PRODUK UNTUK MENCEGAH TERJADINYA XEROSTOMIA

PADA PENDERITA

KANKER KEPALA DAN LEHER YANG

MEN- JALANI RADIOTERAPI.

MODEL ALAT UNTUK PENCE GAHAN EFEK RADIASI PADA

PENDERITA YG MENJALANI

TERAPI RADIASI

PADA DAERAH KEPALA DAN

LEHER

MELAKUKAN BEBERAPA TEKNIK

PEMERIKSAAN RADIOGRAFI BAIK

INTRA MAUPUN EKSTRA ORAL

DALAM MENUNJANG

DIAGNOSIS

RADIOGRAFI MERUPAKAN

TULANG PUNGGUNG

DALAM MEMBANTU MENEGAKKAN

DIAGNOSIS SUATU PENYAKIT PADA

JARINGAN LUNAK DAN

KERAS RM

Prostodonsia

PROSTESIS &

MANAJEMENN YA UNTUK MENGEMBALIK

AN FUNGSI KESEHATAN

RONGGA MULUT

KAJIAN MASALAH YANG BERHUBUNGA N DENGAN FUNGSI GT

IDENTIFIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI GT

-UJI LAB -OBSERVASI LAPANGAN -UJI HEWAN -UJI PADA MANUSIA

STANDARISASI HASIL UJI

DATA TENTANG MASALAH GT YANG DAPAT MEMPENGARUHI KESEHATAN SECARA UMUM

-DATA HASIL UJI LAB &

OBSERVASI LAPANGAN -DATA HASIL UJI HEWAN

REKOMENDASI TENTANG MANAJEMEN KEHILANGAN GIGI

PUBLIKASI JURNAL KAJIAN

MASALAH GT YANG BERHUBUNGA N DENGAN KESEHATAN SECARA HOLISTIK

-MAPPING

MASALAH GT YANG DAPAT MENYEBABKAN GANGGUAN KESEHATAN SECARA UMUM

-OBSERVASI EPIDEMIOLOGI -UJI HEWAN COBA

-UJI PADA MANUSIA

STANDARISASI

HASIL UJI DATA AWAL

-DATA HASIL UJI KLINIS -DATA OBSERVASI EPIDEMIOLOGI

REKOMENDASI PENTALAKSANAA N

REHABILITASI KELAINAN RONGGA MULUT/MAXILL OFFACIAL DEFECT

IDENTIFIKASI GANGGUAN TMJ &

MAXILLOFACIAL DEFECT

UJIA KLINIS HEWAN COBA DAN MANUSIA

STANDARISASI HASIL UJI

DATA AWAL KELAINAN MAKSILOFASIAL

DATA HASIL UJI

REKOMENDASI PENTALAKSANAA N

KAJIAN TENTANG QUALITY OF LIFE

-IDENTIFIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS HIDUP -PREVENTIVE PROSTHODONTIC

-UJI KLINIS HEWAN COBA &

MANUSIA -PENELITIAN EPIDEMIOLOGI

STANDARISASI HASIL UJI

-DATA KLINIS -DATA EPIDEMIOLOGI

-DATA HASIL UJI KLINIS -DATA HASIL OBSERVASI EPIDEMIOLOGI

REKOMENDASI PENTALAKSANAA N

Gambar

Grafik 1. Kualifikasi tingkat pendidikan staf akademik FKG Unhas
Tabel 2. Profil laboratorium di FKG Unhas
Gambar 1. Skema mekanisme pengajuan proposal dan tahap penerapan penjaminan mutu (PM)

Referensi

Dokumen terkait

a Dengan menggunakan pensil, buat garis empat persegi-panjang berukuran 1 cm x 2 cm di atas kaca atau cawan Petri plastik berukuran 15 mm x 100 mm atau di atas gelas sediaan;

 masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: factor anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga

disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, tingkat leverage dan profitabilitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model Quantum Teaching berbantuan Cabri 3D efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta

identifikasi melalui suara echolokai juga dapat membedakan jenis kelamin dari jenis yang sama pada empat jenis yang diamati yaitu R..

Pengertian Sekolah Tinggi menurut menurut Undang – undang Republik Indonesia No. Pendikan merupakan sebuah usaha yang terselenggarakan untuk mewujudkan suasana

Sediaan setengah padat berbentuk bulat telur digunakan untuk 2agina... Cara penyimpanan obat di rumah tangga sebagai berikut : 1. $impan obat ditempat yang se!uk dan

Pikolih tetilik puniki, inggih ipun (1) kaiwangan Ejaan Bahasa Bali Yang Disempurnakan sane wenten ring sajeroning sasutaran awig-awig subak Kacangbubuan, desa adat