• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan. karena pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan. karena pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Modernisasi dan reformasi administrasi pajak dalam dunia perpajakan sangat diperlukan agar penyampaian pajak dapat meningkat dan lebih bisa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan karena pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki peran yang sangat signifikan dalam membangun kesejahteraan masyarakat indonesia. Maka dari itu, syarat utama yang harus dipenuhi dalam reformasi administrasi perpajakan adalah penyederhanaan sistem perpajakan sehingga administrasi perpajakan dapat dikelola seefektif dan seefisien mungkin, terlebih di negara dengan tingkat kepatuhan relatif rendah seperti di Indonesia (Setiyaji dan Amir, 2005).

Modernisasi pajak melalui pelayanan perpajakan berbasis teknologi informasi yang tepat guna merupakan salah satu solusi yang tidak hanya dapat memberikan pelayanan yang cepat, berkualitas, dan handal melainkan juga mendukung terciptanya penyederhanaan sistem perpajakan dan membantu terwujudnya good governance. Lebih jelas, pemanfaatan teknologi informasi secara tepat mampu mendukung program transparansi, dimana kemungkinan terjadinya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), termasuk di dalamnya penyalahgunaan kekuasaan dapat diminimalisasi (Setiyaji dan Amir, 2005).

(2)

Perkembangan teknologi informasi memberikan dampak yang sangat besar terhadap perkembangan informasi didunia. Perkembangan teknologi informasi juga membawa sebuah perubahan pada bidang kehidupan manusia, salah satunya adalah perkembangan internet yang dapat menyampaikan berbagai macam informasi hanya dalam hitungan detik.

Adapun pengaruh dari perkembangan teknologi informasi ini juga telah memberikan perubahan yang signifikan pada berbagai bidang pemerintahan yang salah satunya adalah bidang perpajakan, dengan adanya perkembangan TI ini dapat memberikan kemudahan bagi para wajib pajak dalam mendapatkan informasi dan berkomunikasi dengan lembaga yang bertanggungjawab pada bidang perpajakan serta, lembaga tersebut juga dapat meningkatkan pelayanannya.

Pembaharuan dalam sistem perpajakan ini ditandai dengan penerapan teknologi informasi terkini dalam pelayanan perpajakan. Peningkatan pelayanan perpajakan ini terlihat dengan dikembangkannya administrasi perpajakan modern dan teknologi informasi di berbagai aspek. Perubahan mendasar yang berkaitan dengan modernisasi pajak terjadi di awal tahun 2005 yaitu dilaksanakannya jenis pelayanan kepada wajib pajak yang baru dalam rangka penyampaian surat pemberitahuan dan penyampaian perpanjangan surat pemberitahuan tahunan menggunakan elektronik (e- filing). Tepatnya pada tanggal 24 Januari 2005 bertepatan di Kantor Kepresidenan, Presiden Republik Indonesia bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Pajak meluncurkan produk e-Filing atau Electronic

(3)

Filing System yaitu sistem pelaporan/penyampaian pajak dengan Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik (e-Filing) yang dilakukan melaluisistem on-line yang real time.

Dalam keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ./2004 tanggal 14 Mei 2004 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik, dinyatakan bahwa penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-SPT) dilakukan melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak.

Untuk pengaturannya lebih lanjut maka dikeluarkanlah Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-05/PJ./2005 tanggal 12 Januari 2005 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik (e-Filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).

Dengan adanya sistem ini, para wajib pajak akan lebih mudah menunaikan kewajibannya tanpa harus antri di kantor-kantor pelayanan pajak sehingga dirasa lebih efektif dan efisien. Selain itu, pengiriman data Surat Pemberitahuan (SPT) dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja baik di dalam maupun di luar negeri, tidak tergantung pada jam kantor dan dapat pula dilakukan di hari libur dan tanpa kehadiran petugas pajak, di mana data akan dikirim langsung ke database Direktorat Jenderal Pajak dengan fasilitas internet yang disalurkan melalui satu atau beberapa Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) dan penggunaan e-filing dapat mengurangi beban proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas.

(4)

Dengan adanya kemudahan untuk memenuhi kewajiban perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib pajak. Selain itu, transisi cara penyampaian dan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) dapat memudahkan dan memberi manfaat bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sendiri dalam pengelolaan pajak. Oleh karena itu perlu dukungan semua pihak secara terus-menerus agar peningkatan pelayanan kepada wajib pajak terus berjalan dan sekaligus terciptanya administrasi perpajakan yang modern.

Dalam menanggapi sebuah perubahan terhadap sistem informasi, keengganan terhadap perubahan sistem informasi bisa terjadi di kalangan pengguna sistem. Keengganan dalam penggunaan sistem informasi ini disebut dengan user resistance (keengganan pengguna1). User resistance (keengganan pengguna) telah menjadi isu yang lazim dijumpai sebagai penyebab kegagalan dalam implementasi SI (Kim & Kankanhalli, 2009).

Teori tentang perilaku resistance dikemukakan sebagai reaksi (Ang dan Pavri 1994) dan dimensi keperilakuan (Markus 1983), dan beberapa istilah yang menyatakan bahwa perilaku adalah dimensi utama dari perlawanan, karena kata-kata seperti reaksi ditemukan di hampir semua definisi. Kim dan Kankanhalli (2009) mendefinisikan resistensi pengguna sebagai proses evaluasi yang dilakukan pengguna untuk melakukan penolakan pengguna terhadap pelaksanaan perubahan sistem informasi baru.

      

1 Kata user resistance selanjutnya akan dituliskan dengan keenganan pengguna.

(5)

Perilaku dalam hal ini merupakan perilaku penolakan yang timbul dikarenakan para pengguna sistem informasi tidak ingin menggunakan sistem informasi tersebut, hal ini dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor, seperti seorang pengguna menolak untuk menggunakan sistem yang baru karena tidak mengerti bagaimana cara mengimplementasikan sistem tersebut atau sistem tersebut tidak memiliki nilai tambah yang bermanfaat. Perilaku penolakan atau resisten ada di seluruh spektrum, dari yang pasif atau tidak kooperatif maupun menggerutu bahkan sampai terlibat dalam perilaku fisik destruktif (Marakas dan Hornik, 1996), atau dari kurangnya kerjasama untuk menyabot (Carnall, 1986). Taksonomi yang diusulkan oleh Coetsee (1993, 1999) dalam hal ini, memungkinkan klasifikasi perilaku resistensi sesuai dengan empat tingkat resistensi:

apatis, pasif, ketahanan aktif, dan agresif ketahanan.

Perilaku ini perlu dirubah dan diperlukan juga persiapan agar implementasi sistem ini dapat diterima oleh penggunanya dengan baik.

Dalam merubah perilaku penerimaan seseorang tidak dapat langsung dilakukan ke perilaku tersebut, melainkan harus melalui anteseden- anteseden perilaku tersebut yang salah satunya adalah kepercayaan (belief). Dengan melakukan perubahan kepercayaan (belief) kearah yang positif, maka perilaku penerimaan sistem informasi dapat dirubah agar diterima (Jogiyanto, 2008).

Dalam meneliti mengenai user resistance (keengganan pengguna) pada penelitian ini, peneliti mengacu pada penelitian Kim dan Kankanhalli

(6)

(2009) yang meneliti mengenai pengambilan keputusan pengguna sistem informasi untuk menolak perubahan implementasi sistem inoformasi yang baru dan memilih untuk tetap menggunakan sistem sebelumnya (status quo). Hasil penelitian Kim dan Kankanhalli (2009) menemukan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap user resistance (keengganan pengguna) meliputi perceived value, switching cost, dan Organizational support for change. Hasil penelitian tersebut juga menemukan bahwa switching benefits berpengaruh terhadap perceived value, namun self efficacy for change dan colleague opinion tidak berpengaruh terhadap user resistance.

1.2 Rumusan Masalah

Reformasi administrasi perpajakan yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) melalui modernisasi perpajakan bertujuan untuk memudahkan pelaporan Surat Pemberitahuan oleh wajib pajak dan sebagai alat pengendalian bagi Direktorat Jendral Pajak (DJP). E-filing merupakan bentuk modernisasi pajak yang dilakukan Direktorat Jendral Pajak (DJP) kaitannya dengan perkembangan teknologi informasi. Hal yang berkaitan dengan penelitian ini yang juga menganalisis user resistance (keengganan pengguna) dalam teknologi informasi yang dibentuk oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) yaitu e-filing. Penelitian ini dilakukan untuk memverifikasi user resistance (keengganan pengguna) dalam sistem e- filing bagi wajib pajak.

(7)

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka masalah yang diteliti tersebut kemudian dirumuskan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Apakah perceived value berpengaruh negatif terhadap user resistance (keengganan pengguna) pada penggunaan sistem e-filing?

2. Apakah switching cost berpengaruh positif terhadap user resistance (keengganan pengguna) pada penggunaan sistem e-filing?

3. Apakah switching cost berpengaruh negatif terhadap perceived value pada penggunaan sistem e-filing?

4. Apakah switching benefit berpengaruh positif terhadap perceived value pada penggunaan sistem e-filing?

5. Apakah self efficacy for change berpengaruh negatif terhadap user resistance (keengganan pengguna) pada penggunaan sistem e-filing?

6. Apakah self efficacy for change berpengaruh negatif terhadap switching cost pada penggunaan sistem e-filing?

1.4 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis meneliti mengenai user resistance (keengganan pengguna) pada pengimplementasian e-filing di wilayah DIY, sehingga objek yang diteliti hanya terbatas pada wajib pajak yang

(8)

terdaftar di KPP wilayah DIY serta mengetahui dan/atau menggunakan sistem e-filing, bukan pada wajib pajak yang tidak mengetahui mengenai sistem ini. Objek studi penelitian ini terbatas pada wajib pajak yang terdaftar di KPP wilayah DIY saja.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji pengaruh perceived value terhadap user resistance (keengganan pengguna) pada penggunaan sistem e-filing.

2. Untuk menguji pengaruh switching cost terhadap user resistance (keengganan pengguna) pada penggunaan sistem e-filing.

3. Untuk menguji pengaruh switching cost terhadap perceived value pada penggunaan sistem e-filing.

4. Untuk menguji pengaruh switching benefit terhadap perceived value pada penggunaan sistem e-filing.

5. Untuk menguji pengaruh self efficacy for change terhadap user resistance (keengganan pengguna) pada penggunaan sistem e-filing.

6. Untuk menguji pengaruh self efficacy for change terhadap switching cost pada penggunaan sistem e-filing.

(9)

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP), hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan umpan balik untuk meningkatkan pelayanan bagian sistem informasi dan pemeliharaan sistem informasi yang bersangkutan.

2. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur bagi penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku user resistance (keengganan pengguna) wajib pajak terhadap e-filing.

3. Bagi Application Service Provider (ASP), penelitian ini dapat memberikan kontribusi praktis untuk mengembangkan aplikasi e-filing selanjutnya.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan digunakan untuk memudahkan pembahasan pada penelitian ini, adapun penulisan pada penelitian ini membagi menjadi lima bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

(10)

Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang relevan dan mendukung analisis penelitian ini. Bab ini juga berisi uraian hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, seta model penelitian yang akan diuji.

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini berisi tentang populasi dan sample, data dan sumber data, definisi dan pengukuran variable, instrumen penelitian, metode analisis data dan pengujian hipotesis.

Bab IV Analisis dan Pembahasan

Bab ini berisi gambaran umum subyek peelitian, hasil analisis data dan pembahasannya.

Bab V Simpulan dan Saran

Membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis pada bab sebelumnya, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian sejenis berikutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tentang pengertian program ekstr- akurikuler di atas dapat penulis rumuskan apa yang dimaksud dengan program ekstrakurikuler pembelajaran PAI, yaitu: “Ke-

Terkait dengan penelitian ini, yang dimaksud dengan perilaku agresif adalah tingkah laku kekerasan untuk melukai seseorang baik secara fisik maupun verbal yang

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa program Sekolah Siaga adalah bentuk dari usaha Pemerintah dalam upaya Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Sekolah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul: “Pengaruh

Jadi yang dimaksud dengan judul penelitian Peranan Kepolisian Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Menanggulangi Tindakan Cyber Bullying adalah tindakan

pembuatan materi ujian dan koreksi hasil ujian. Pengelolaan kepegawaian dilaksanakan dengan mengacu pada pola merit dan pola karier. Sistem ini dilakukan untuk mengantisipasi

Dengan demikian, tingkat superelevasi 12 % tampaknya mewakili nilai maksimum praktis dimana salju dan es tidak ada.Laju superelevasi 12 % dapat digunakan pada

lalu lintas dengan kendaraan jenis sedan taksi yang sedang