• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran IPS, sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini menggunakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran IPS, sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini menggunakan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Untuk mengkaji Nilai Budaya Adat Sumang sebagai sumber nilai dalam pembelajaran IPS, sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Menurut Sumadinata (2005:60), Penelitian kualitatif (Qualitatif Research) adalah penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisi fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, pemikiran orang secara idividu maupun secara kelompok. Sementara, Bogdan dan Taylor ( Basrowi dan Suwandi. 2008: 1), mendefenisikan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Dalam metode penelitian kualitatif terdapat beberapa jenis yang dapat di lakukansesuai masalahnya. Iskandar (2009: 203) menjelaskan jenis pendekatan kualitatif meliputi, pendekatan fenomenologi, penelitian sejarah ,studi kasus (case study) grounded theory, etnografi,dan penelitian tindakan. Sesuai dengan rumusan masalah penelitian ini, maka penelitian ini di lakukan dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Penggunaan fenomenologi pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan memberi ekplanasi secara detail tentang fenomena yang dimaksud adalah berkenaan dengan nilai-nilai, keyakinan, norma-norma, symbol, bahasa, dan praktek kehidupan sehari-hari.

(2)

Iskandar (2009 : 204) menjelaskan bahwa penelitian fenomenologi berorientasi untuk memahami, menggali dan menafsirkan arti dari peristiwa- peristiwa, fenomena-fenomena dan hubungan dengan orang-orang yang biasa dalam situasi tertentu. Ini biasa di sebut dengan penelitian kualitatif dengan menggunakan pengamatan terhadap fenomena-fenomena atau gejala-gejala sosial alamiah (nateru), di gunakan sebagai sumber data, pendekatan ini berdasarkan kenyataan lapangan (empiris).

Menurut Bogdan dan Biklen (Iskandar. 2009: 204) “ penelitian dengan fenomenologi berusaha memahami makna dari suatu peristiwa atau fenomena yang saling mempengaruhi dengan manusia dalam situasi tertentu”.

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Hakikat penelitian kualitatif adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya, mendekati atau berinteraksi dengan orang-orang yang berhubungan dengan fokus penelitian untuk tujuan memahami, menggali pandangan dan pengalaman mereka untuk mendapatkan informasi atau data yang di perlukan.

Pendekatan kualitatif yang dipakai dalam penelitian ini berdasarkan pada pertimbangan yang secara signifikan mempengaruhi penajaman substansi penelitian.

Petimbangan itu adalah , metode kualitatif menyajikan secara langsung hakikat

(3)

hubungan antara peneliti dan informan, objek dan subjek penelitian bersentuhan langsung. Jadi penelitian kualitatif merupakan suatu cara penelitian langsung tanpa rekayasa, sehingga memperoleh data deskriptif tentang objek yang diteliti.

Pelaksanaan metode kualitatif menempuh beberapa langkah kerja, yaitu pengumpulan data, klarifikasi, data, pengolahan atau penganalisisan data, penyusunan laporan , serta pembuatan kesimpulan dengan tujuan utama membuat gambaran hasil penelitian secara objektif. Dengan pendekatan tersebut diatas diharapkan dapat mengungkapkan fenomena-fenomena yang ditemukan berdasakan prespektif partisipan .

B. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas ,maka yang dijadikan sumber data dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif menurut Lopland ( Moleong.

2010 : 157) ialah” kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah dokumen dan lain-lain.

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber utama, sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis, perekamana audio tape dan pengambilan foto”. Dalam penelitian ini, sumber data selain kata-kata dan tindakan, juga kalimat, paragraf dan wacana yang terdapat dalam literature-literatur atau dokumentasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Teknik Pengumpulan data

(4)

Dalam penelitian ini , peneliti berada pada posisi pengumpul data.

Data yang telah dimiliki bersifat kualitatif dan kemudian di interpretasikan. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara) dan studi dokumentasi.

Menurut Creswel (1994: 148)” The collection steps involve (a) setting the boundaries for the study, (b) collecting information through observations, interviews, document, and visual materials, and (c) establisting the protocol for recording informations”. Maksudnya langkah-langkah mengkoleksi melibatkan (a) menetapkan batas-batas untuk penelitian, (b) mengumpulkan informasi melalui pengamatan, wawancara, dokumen, dan materi visual, dan (c) establis protokol untuk merekam informasi "

Dalam pengumpulan data dilakukan teknik sebagai berikut:

a. Observasi Partisipasitif

Hadi (1992: 136) menjelaskan bahwa “ observasi sebagai pengamatan dan pencaharian dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki”.

observasi yakni mengamati dan mendengarkan perilaku seseorang selama beberapa waktu, tanpa melakukan manupulasi atau pengendalian serta mencatat penemuan yang mungkin atau memenuhi syarat untuk di gunakan kedalam tindakan penafsiran analisis.

Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan penelitian langsung terhadap objek yang akan diteliti, sehingga peneliti memperoleh data yang dibutuhkan secara langsung. Peneliti melakukan observasi dilapangan

(5)

untuk memperoleh informasi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam Budaya Adat Sumang.

b. Wawancara

Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung berhadapan dengan responden untuk mendapat informasi yang jelas dan lengakap. Afifuddin dan Saebani (2009: 131) menjelaskan bahwa:“Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan atau responden”.

Nasution (1998: 69) mengemukan bahwa observasi saja tidak memadai dalam melakukan penelitian, itu sebabnya observasi harus di lengkapi dengan wawancara. Wawancara merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data dalam penelitian kualitatif , karena menggunakan komunikasi dua arah antara peneliti dan informan dalam penelitian ini. Dalam wawancara peneliti menyusun pedoman wawancara dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pada waktu melaksanakan wawancara.

wawancara dalam penelitian ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang Nilai budaya adat Sumang. Materi yang ditanyakakan dalam wawancara adalah segala hal yang berkaitan dengan potensi nilai yang terdapat dalam budaya adat Sumang yang dapat dijadikan sumber nilai dalam pembelajaran pendidikan IPS.

c. Studi Dokumentasi

Arikunto (1998:188) mengemukakan bahwa “Dukomentasi adalah usaha mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

(6)

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda ,dan sebagainya”. Teknik ini dilakukan dengan jalan menelaah atau mengkaji dokumen yang berhubungan dengan masalah yang dikaji agar data yang dikumpulkan lebih sempurna.

Penggunaan teknik studi dokumentasi ini dimaksud untuk melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi, dengan cara menelusuri , mempelajari dan menganalisa berbagai dokumen agar data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.

Peneliti dalam pengumpulan data pada penelitian ini ditempuh melalui beberapa tahap sebagai berikut:

1) Menetapkan batas-batas penelitian, yaitu yang berkaitan dengan potensi nilai budaya Adat Sumang sebagai sumber nilai dalam Pembelajaran IPS.

2) Mengumpulkan informasi melalui wawancara dan studi dokumentasi tentang nilai-nilai Budaya Adat Sumang.

3) Menetapkan aturan untuk mencatat informasi yang diperoleh digunakan dalam catatan lapangan secara terperinci.

Peneliti mengumpulkan data dengan sengaja memilih informan, mengumpulkan data dan mempelajari dokumen tersebut agar dapat memberikan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan dalam wawancara kepada informan tentang nilai budaya Sumang sebagai sumber nilai pembelajaran dalam pendidikan IPS pada Madrasah Aliyah (MA) di Kabupaten Aceh Tengah.

(7)

C. Instrumen Penelitian

Pendekatan penelitian kualitatif dalam mengumpulkan data penelitian di lapangan, peran peneliti merupakan intrumen utama. oleh karena itu dalam penelitian ini yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri.

D. Teknik analisa data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data model interaktif dari Melis dan Huberman (1992 : 15-21), terdiri dari:

1. Reduksi data (data reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan yang jumlahnya cukup banyak, maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum , memilih hal- hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas.

2. Penyajian data (data disply )

Dalam penelitian kualitatif , penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalan hal ini Miles dan Huberman, menyatakan “ the most frequent from of disply data for qualitative research data in the has been narrative text”.

Maksudnya yang paling sering digunakan untuk penyajian data dalam pemelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi ( conclution drawing and verification)

Langkah yang ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Hubermas adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersefat sementara, dan akan berubah jika ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi jika kesimpulan yang dikemukana pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengupulkan data , maka kesimpulan yang kemudian merupakan kesimpulan yang kredibel.

Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi, yaitu:

(8)

1. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan.

2. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data.

3. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan).

4. Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi.

5. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut.

Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi).

6 Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut.

(9)

E. Verifikasi Data

Dalam hal ini peneliti menyimpulkan semua dat yang telh di temukan dilapangan untuk mendapatkaan data yang akurat, maka peneliti melakukan chek dan recheck data dan cross chek data. Peneliti menchek data dengan melakukan wawancara ulang denga dua atau lebih subyek penelitian yang berbeda dengan pertanyaan yang sama. Me recheck data berarti peneliti melakukan wawancara ulang kepada subyek yang sama dalam waktu yang berbeda, sedangkan meng-cross chek data berarti peneliti menggali keterangan keadaan yang sesungguhnya dari subyek yang satu kepada subyek yang lain.

Agar data betul-betul meyakinkan , repsentatif, akurat, dan valid, peneliti melakukan tringulasi data. Tringulasi di lakukan untuk mengurangi bias penelitian dan memudahkan peneliti melihat keleluasan penjelasan yang di kemukakan. Dalam melakukan tringulasi data di tempuh melalui empat cara, yaitu: 1) membendingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, 2) membandingkan apa yang di sampaikan informan di depan umum dengan apa yang di sampaikan secara pribadi, 3) membandingkan data yang di katakan orang dalam penelitian dengan data yang di sampaikan sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan pendapat informan dengan pendapat dan pandangan orang lain dalam latar belakang yang berbeda.

(10)

F. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan penelitian ini adalah Kabupaten Aceh Tengah yaitu kecamatan pegasing, Lut Tawar dan Kebayakan. Pertimbangan dalam menentukan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Kabupaten Aceh Tengah merupakan yang satu-satunya daerah memproduk dan mengkonsumsi budaya Adat Sumang

b) Kecamatan Pegasing, Lut Tawar dan Kebayakan pada tahun 2000/2001 pernah merupakan daerah Pilot Pengembangan Nuansa Islam dan pemberantasan Sumang dan ketiga kecamatan ini di jadikan sebagai sampel lokasi penelitian).

c) Ketiga Kecamatan ini merupakan daerah kawasan wisata yang rawan terjadi perbuatan Sumang.

d) Madrasah Aliyah Negeri yang ada di Kabupaten Aceh Tengah yaitu MAN Takengon I, MAN Takengon II dan MAN Pegasing.

2. Subyek Penelitian

Dalam penelitan ini sumber data dipilih secara purposive dn bersifat Snoball Sampling. Sumber data pada tahat awal memasuki lapangan di plij orang yang memili kompeten dan otoriritas pada objek yang diteliti, sehingga dapat memberikan petunjuk kemana saja peneliti akan mengumpulkan data. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ni adalah sebagai berikut:

(11)

Informan Pangkal Informan Pokok/Kunci Tokoh Adat: meliputi Ketua

Lembaga Majelis Adat

Komunitas Masyarakat, meliputi: Ulama, Tokoh Adat, tokoh masyarakat dan Guru IPS

Karena penelitian ini sumber data di pilih secara porposif dan, bersifat Snowball Sampling, maka informan yang sengaja ditetapkan oleh peneliti, mungkin saja dapat berubah dan berkembang di lapangan, apabila peneliti menemukan informan yang lebih mengetahui tentang permasalahan yang akan di teliti.

Referensi

Dokumen terkait

Ditinjau dari pengaruh bentuk dan ketinggian bangunan Apartemen Sudirman Suites Bandung terhadap kenyamanan termal ruang luar, bahwa persepsi rata-rata hasil pengukuran pagi,

Jika kita telah memperoleh data sampel dari suatu populasi yang memiliki mean µ yang tidak diketahui, maka untuk memperoleh informasi tentang parameter µ dapat digunakan mean sampel

Metode Lowest Supply Lowest Cost (LSLC) merupakan salah satu metode untuk menentukan solusi optimal masalah transportasi yang dilakukan tanpa menggunakan tahapan

5.2.3 Panitia mengeluarkan surat pemberitahuan Ujian Akhir Semester 5.2.4 Dosen pengampu matakuliah menyerahkan soal ke Panitia 5.2.5 Ketua Panitia memeriksa soal yang

Hasil analisis dimensi kualitas jasa menunjukan bahwa kepuasan pelanggan dapat dipengaruhi dengan adanya lima indikator dimensi pada kualitas jasa yaitu reliability,

menyatakan bahwa “Skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim

Penelitian disertasi ini bertujuan mengetahui variabel berperan dalam kejadian leptospirosis yang akan digunakan sebagai indikator surveilans leptospirosis berbasis

(2011), Handajani, Subroto, Sutrisno, dan Saraswati (2014) mengungkapkan bahwa masa jabatan direksi yang semakin lama akan membuat direksi memiliki lebih