• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 LANDASAN TEORI. Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini dalah sebagai. berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2 LANDASAN TEORI. Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini dalah sebagai. berikut:"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

2 LANDASAN TEORI

Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini dalah sebagai berikut:

2.1 Tata Letak Fasilitas

Tata letak fasilitas adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan profit suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan dengan tata letak yang baik, maka kegiatan produksi tidak akan terganggu, bahkan sebaliknya dapat membantu kegiatan produksi. Terdapat 5 jenis tata letak, diantaranya product layout, process layout, fixed-position layout, group-technology layout, dan hybrid layout.

Gambar 2.1 Bagan Jenis Tata letak

(Sumber: Heragu, Sunderesh Sesharanga. 2006. Facilities Design (Second Edition). United States of America: iUniverse)

Data yang dibutuhkan untuk membuat keputusan mengenai tata letak diantaranya (Heragu, 2006):

 Flow material atau ukuran lainnya mengenai interaksi antar fasilitas

(2)

 Bentuk dan ukuran fasilitas

 Ruang kosong yang tersedia

 Persyaratan khusus yang dimiliki (jika ada)

Tata letak yang baik akan membantu perusahaan untuk lebih baik lagi. Tanda tata letak yang baik menurut Heragu (2006) adalah:

 Berkurangnya WIP (Work In Process)

 Tempat yang terbuka, sehingga memungkinkan adanya komunikasi dan memudahkan dalam pengawasan

 Bottleneck yang terkontrol

 Jarak antar stasiun kerja dekat

 Adanya urutan material hingga produk jadi

 Dapat mudah mengikuti perubahan.

Salah satu contoh dari tata letak yang diubah karena kurangnya efisiensi dari pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Perubahan Tata letak di Stasiun Kerja

(Sumber: Heragu, Sunderesh Sesharanga. 2006. Facilities Design (Second Edition). United States of America: iUniverse)

(3)

Gambar 2.2 sebelah kiri menunjukkan kurangnya efisiensi perpindahan material, dimana material harus berputar untuk mencapai proses selanjutnya, sehingga tata letak yang ada dapat dikatakan belum optimal. Gambar di sebelah kanan menunjukkan tata letak yang telah mengalami perubahan, dimana alur material sudah disesuaikan dengan proses yang ada, sehingga waktu dan biaya untuk transportasi material dapat berkurang. Salah satu contoh tata letak yang sering digunakan di perusahaan adalah tata letak dengan bentuk mirip huruf U, yang biasa sering disebut U-shape. Kelebihan dari U-shape diantaranya satu operator dapat menggunakan beberapa mesin sehingga jumlah operator yang dibutuhkan akan berkurang, material dapat lebih mudah digunakan karena jarak antar stasiun kerja yang dekat. Beberapa mesin juga dapat diganti dengan otomasi juga menjadi salah satu kelebihan U-shape. U-shape juga memiliki beberapa kelemahan selain beberapa kelebihan di atas, seperti kurangnya area untuk antrian dan WIP di dalam sel dan juga adanya tuntutan keseimbangan dan skill tinggi operator.

2.2 Bill of Material (BOM)

BOM adalah definisi inklusif dari produk akhir termasuk daftar komponen, bahan, atau material yang dibutuhkan untuk dirakit, digabung, atau untuk menghasilkan produk akhir (Fogarty, 1991). BOM pada umumnya digunakan untuk menentukan komponen mana yang harus dibeli dan komponen mana yang harus diproduksi. BOM juga digunakan untuk menghitung harga dari suatu produk. Informasi-informasi yang dikandung dalam BOM adalah material penyusun, jumlah material penyusun, dan hubungan antar material. BOM terdiri dari dua jenis, yaitu:

 Single Level of Bill of Material

Jenis BOM ini adalah jenis BOM paling simpel dimana hanya terdiri dari komponen yang tidak berasal dari proses perakitan. Hal ini menyebabkan proses perakitan untuk membuat produk akhir hanyalah sekali saja.

 Multilevel Tree Structure and Levels

Jenis BOM ini digunakan jika ada beberapa proses perakitan untuk membuat suatu produk. Proses perakitan ini membutuhkan beberapa hasil dari perakitan sebelumnya, hal ini menyebabkan level dari BOM-nya akan semakin besar.

(4)

Produk akhir akan menduduki level 0, dan level berikutnya akan bertambah jika semakin ke bawah tahapannya. Contoh BOM multilevel ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.

LA01

B100 S100 A100

1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700

Level 0Level 1Level 2

Gambar 2.3 Multilevel Tree Structure (Sumber: Fogarty, 1991, page 128)

2.3 Perhitungan Efektivitas

Tata letak harus melewati perhitungan efektivitas pula untuk menilai seberapa optimal tata letak tersebut. Perhitungan efektivitas yang biasa dilakukan adalah menghitung biaya perpindahan fasilitas dikalikan dengan momen yang dihasilkan untuk fasilitas tersebut. Perhitungan momen dapat dihitung dengan mengalikan gaya yang berupa intensitas kedua fasilitas (flow material) dengan jarak antara 2 fasilitas. Momen yang lebih baik adalah momen yang menghasilkan angka lebih kecil.

Gambar 2.4 Rumus Perhitungan Efektivitas

Gambar 2.4 menunjukkan rumus yang biasa digunakan untuk mengevaluasi sebuah tata letak, dimana Cij adalah biaya yang dikeluarkan untuk memindahkan fasilitas i dan j. fij adalah jumlah perpindahan material (flow) dari fasilitas i ke j, sementara dij adalah jarak antara fasilitas i ke j.

(5)

2.4 Perhitungan Momen

Inputan yang diperlukan untuk menghitung momen diantaranya:

 Data tata letak

Tata letak yang digunakan dapat berupa tata letak yang telah ada atau tata letak awal dari hasil rancangan baru. Di dalam tata letak diperlukan data jumlah fasilitas dan luas area dari masing-masing fasilitas.

 Data aliran (frekuensi perpindahan)

Peta from to chart merupakan kriteria kuatitatif sebagai data aliran yang menunjukkan jumlah perpindahan yang terjadi per periode waktu diantara kombinasi dari fasilitas. Momen (M) merupakan hasil kali antara frekuensi perpindahan antara fasilitas i dan j dengan jarak perpindahan antara fasilitas i dan j. Momen dapat digunakan sebagai ukuran suatu tata letak dikatakan baik dengan artian jika momen semakin kecil berarti tata letak tersebut semakin meminimalkan jarak perpindahan material.

 Data hubungan keterkaitan tiap aktivitas

Selain dari peta from to chart, terdapat juga Activity Relationship Chart (ARC).

ARC adalah suatu teknik ideal untuk merencanakan keterkaitan antara setiap kelompok kegiatan yang saling berkaitan.

2.5 Perhitungan Jarak

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengukuran jarak, adalah sebagai berikut:

 Euclidean

Eucledian mengukur jarak dengan cara menarik garis lurus antara kedua fasilitas (dengan asumsi jarak terpendek) dari titik tengahnya. Cara ini lebih banyak digunakan pada facility location daripada di facility layout.

dij = ((xi - xj)2 + (yi – yj)2))1/2

 Squared Eucledian

Squared Eucledian mengukur dengan cara mengkuadratkan eucledian. Kuadrat tersebut akan memberikan gambaran bobot yang lebih besar pada jarak antara kedua fasilitas yang lebih jauh.

dij = (xi - xj)2 + (yi – yj)2

(6)

 Rectilinear

Rectilinear disebut juga right angle atau rectangular metric. Jarak rectilinear merupakan jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus. Pengukuran dengan jarak rectilinear sering digunakan karena mudah perhitungannya, mudah dimengerti dan untuk beberapa masalah lebih sesuai. Perhitungan ini sering untuk menentukan jarak antar kota, jarak antar fasilitas di mana peralatan pemindahan bahan hanya dapat bergerak secara. Rumus yang digunakan adalah dij = |xi - xj| + |yi – yj|. Contoh perhitungan jarak rectilinear ditunjukkan pada Gambar 2.5.

4

3

2

1

1 2 3 4 5

y

x (Xi,Yi)

(Xj,Yj)

Gambar 2.5 Jarak Rectilinear

 Tchbychev

Tchbycev mengukur dengan cara mencari nilai maksimum antara jarak sumbu x dan jarak sumbu y.

dij = max (|xi - xj|, |yi – yj|)

 Aisle distance

Cara ini menggambarkan jarak sesungguhnya yang dilalui material handling dari satu fasilitas ke fasilitas lainnya.

 Adjacency

Adjency metric ini menggambarkan jarak berdasarkan kedekatan antara kedua departemen, pada gambar di atas dapat diketahui bahwa fasilitas i dan fasilitas j tidak berdekatan, sehingga bernilai 0. Fasilitas i dan fasilitas k berdekatan sehingga bernilai 1. Fasilitas j dan fasilitas k berdekatan sehingga bernilai 1.

(7)

 Shortest Path

Shortest path metric menggambarkan jarak antar kedua fasilitas dengan menggambarkannya pada dua buah node dan arc. Node

menggambarkan departemen, sedangkan arc menggambarkan jarak, biaya, atau waktu antar kedua departemen. Karena dapat berupa banyak path yang menghubungkan antara kedua departemen, dapat digunakan jarak terpendeknya.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Jenis Tata letak
Gambar 2.2 Perubahan Tata letak di Stasiun Kerja
Gambar 2.3 Multilevel Tree Structure  (Sumber: Fogarty, 1991, page 128)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjaga agar selama penyimpanan viabilitas benih tetap dapat dipertahankan, maka benih yang disimpan haruslah benih yang mempunyai mutu fisik dan fisiologis yang tinggi

Berdasarkan temuan alat-alat batu yang ada menunJukkan bahwa penghuni Gua Macan memiliki keahlian teknologi yang baik, hal tersebut dibuktikan dengan kondisi

Dalam keseimbangan pada film Slepping Beauty, lebih memperlihatkan bagaimana kehidupan raja dan ratu, ketika mereka telah mempunyai seorang anak yang telah lama mereka

Mikroprosesor yang pertama kali digunakan untuk komputer rumah adalah Intel 8080 yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1974.. Prosesor ini berukuran 8

Dengan melihat nilai probabilitas Jarque-Bera sebesar 0,048174 yang lebih rendah dari tingkat signifikasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 5% atau 0,05, maka dapat

Ilmu Pragmatik membantu untuk menemukan cara pengajaran bahasa asing yang menghasilkan pembelajar bahasa asing yang memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan

Abdullah Afif Siregar, SpJP(K), SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/Rumah Sakit Umum Pusat

Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat dikatakan bahwa walaupun semakin lengkap fasilitas/ sarana kesehatan yang digunakan di puskesmas Teppo dalam memberikan