• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LANDASAN TEORI. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati

Raizal Rezky (16709251029) Riska Ayu Ardani (16709251021) Sumbaji Putranto (16709251028)

PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016

(2)

A. PENGERTIAN

Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam pelaksanaan penelitian adalah teori. Karena teori dengan unsur ilmiah inilah yang akan mencoba menerangkan fenomena-fenomena sosial yang menjadi pusat perhatian peneliti (Masri Singarimbun & Sofyan Efendi, 1989:37). Menurut Kerlinger (1973:9), teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar variabel. Menurut Sumadi Suryabrata dalam Sugiyono (2010), setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi- generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian. Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai data yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teoritis itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data. Cooper an Schindler dalam Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa teori adalah seprangkat konsep, efenisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Selanjutnya, Sitirahayu Haditono dalam Sugiyono (2010) menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting bila lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada.

Berdasarkan data tersebut diatas, secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak dia bukan suatu teori. Definisi teori mengandung tiga hal. Pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling berhubungan. Kedua, teori menerangkan secara sistematis atau fenomena sosial dengan sosial dengan cara menentukan hubungan antar konsep. Ketiga, teori menerangkan fenomena-fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya.

Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi

(3)

suatu gejala. Selanjutnya Hoy & Miskel dalam Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa komponen teori itu meliputi konsep dan asumsi. A concept is a term that has been given an abstract, generalized meaning. Konsep merupakan istilah yang bersifat abstrak dan bermakna generalisasi. Sedangkan asumsi merupakan pernyataan diterima kebenarannya tanpa pembuktian. An assumption, accepted without proof, are not necesserally self-evident.

B. MACAM – MACAM TEORI

Mark (1963) membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain:

1. Teori deduktif : memberi keterangan dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan

2. Teori induktif : cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist

3. Teori fungsional : disini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.

Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai berikut.

1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum ini biasanya memiliki sifat hubungan yang deduktif. Suatu hokum menunjukkan suatu hubungan antara variabel-variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya.

2. Suaut teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok hokum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Disini orang mulai dari data yang diperoleh itu dating suatu konsep yang teoritis (induktif)

3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi.

Disini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang teoritis.

C. KEGUNAAN TEORI DALAM PENELITIAN

(4)

Cooper and Schindler dalam Sugiyono (2010) menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah :

1. Theory narrows the range of fact we need to study.

2. Theory suggest which research approach are likely to yield the greatest meaning .

3. Theory suggest a system for the research to impose on data in order to classify them in the most meaningful way

4. Theory summarizes what is known about object of study and states the uniformities that lie beyond immediate observation

5. Theory can be used to predict further fact that should be found.

Gawin dalam Sugiyono (2010) menyatakan bahwa fungsi teori sebagai berikut …the theory help the researcher to analyze data to make shorthand summarization or synopsis of data and relations, and to suggest new things to try out. Selanjutnya dinyatakan bahwa ciri- ciri teori yang baik menurut Mouly dalam Sugiyono adalah :

1. A theoretical system must permit deduction which be tested empirically

2. A theory must be compatible both with observation and with previously validated theory 3. Theories must be stated in simple terms, that theory is best which explain the most in the

simplest form

4. Scientific theories must be based on empirical facts and relationship.

D. TINGKATAN TEORI DAN FOKUS TEORI

Numan (2003) mengemukakan tingkatan teori (level of theory) menjadi tiga yaitu: micro, meso dan macro.

a. Micro level theory yaitu potongan-potongan atau sampel kecil dari waktu, ruang atau orang-orang yang ada. Konsep yang digunakan biasanya tidak abstrak.

b. Macro level theory yaitumenyangkut operasi agregat yang lebih besar seperti lembaga- lembaga sosial, seluruh budaya dan seluruh masyarakat. menggunakan lebih konsep yang abstrak.

c. Meso level theory yaitumencoba untuk menghubungkan tingkat makro dan mikro atau untuk beroperasi pada tingkat menengah

Sedangkan focus theory dibedakan menjadi tiga yaitu: teori subtantif, teori formal dan

(5)

tertentu terhadap aksi kepedulian sosial, seperti permasalahan antar gang, aksi mogok kerja, masalah agama, hingga mengenai ras. Teori formal merupakan dikembangkan untuk area konseptual yang luas dalam teori umum, seperti penyimpangan, sosialisasi, atau kekuasaan.

Middle range theory dapatmenjaditeori formal ataupun subtantif. Middle range theory terutama digunakan dalam sosiologi untuk memandu penyelidikan yang bersifat empiris.

Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan di uji melalui pengumpulan data adalah teori subtantif, karena teori ini lebih fokus berlaku untuk obyek akan diteliti.

E. DESKRIPSI TEORI

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan hanya sekedar pendapat para pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan atau dideskripsikan akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Semisal bilamana dalam penelitian tersebut terdapat tiga variabel independent dan satu variabel dependent maka teori yang perlu didiskripsikan ada empat kelompok teori. Oleh karena itu semakin banyak variabel yang diteliti maka akan semakin banyak pula kelompok teori yang perlu dikemukakan.

Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang diteliti menjadi lebih jelas. Teori-teori yang didiskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat digunakan sebagai indicator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar variabel yang diteliti, menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.

Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:

1) Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya.

2) Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.

(6)

3) Lihat daftar isi setiap buku dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan)

4) Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan peneltian yang akan dilakukan.

5) Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.

6) Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber kedalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendiskripsikan teori yang harus dicantumkan.

F. KERANGKA BERFIKIR

Uma Sekaran dalam bukunya Business research (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori hubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian.

Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999). Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan.

Oleh karena itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi maka perlu dikemukakan kerangka berfikir.

(7)

1) Menetapkan Variabel yang diteliti

2) Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP) 3) Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian (HP) 4) Analsis Kritis terhadap teori dan hasil penelitian 5) AnalisisKomparatifterhadapteoridanhasilpenelitian 6) SintesaKesimpulan

7) KerangkaBerfikir 8) Hipotesis

G. HIPOTESIS

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis.

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2010:110). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2010).

Dalam penelitian yang menggunakan sampel untuk mengetahui keadaan populasi akan muncul hipotesis statistic. Hipotesis statistic adalah dugaan apakah data sampel itu dapat diberlakukan ke populasi (Sugiyono, 2010). Dalam pembuktian dugaan tersebut akan muncul istilah signifikasi, atau taraf kesalahan atau kepercayaan dari pengujian. Signifikan artinya hipotesis penelitian yang telah terbukti pada sampel itu dapat diberlakukan ke populasi.

Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru

Pendeskripsian suatu Kajian Teori

(8)

diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

1. Bentuk-bentuk Hipotesis

Sugiyono (2010:100-106) menyatakan bahwa bentuk-bentuk hipotesis sangat terkait dengan rumusan masalahnya. Jika dilihat dari eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian dibedakan menjadi tiga. Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga dibedakan menjadi tiga, yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif hubungan.

a. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dituliskan.

Contoh:

1) Hipotesis penelitian

Kemampuan bahasa asing murid-murid SMA masih rendah 2) Hipotesis yang mengandung hipotesis statistik

Ada perbedaan signifikan antara prestasi belajar dalam sampel dan populasi. Prestasi belajar dengan nilai paling tinggi 6,5.

b. Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.

Contoh:

1) Hipotesis penelitian

Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara sekolah Negeri dan Swasta 2) Hipotesis yang mengandung hipotesis statistik

Terdapat perbedaan yang signifikan antara semangat belajar anak dari keluarga petani dan nelayan.

c. Hipotesis Asosiatif Hubungan

Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu

(9)

Contoh:

1) Hipotesis penelitian

Ada hubungan positif antara penghasilan orang tua dengan ketersediaan fasilitas belajar anak.

2) Hipotesis yang mengandung hipotesis statistik

Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kerajinan belajar dengan prestasi belajar anak pada Sekolah AAA.

2. Karakteristik Hipotesis yang Baik

a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.

b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.

c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.

Referensi

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung 2009

Referensi

Dokumen terkait

surplus meliputi: Kecamatan Ampel, Musuk, Mojosongo, Cepogo, Klego, Selo, dan Simo, sedangkan kecamatan yang defisit meliputi: Kecamatan Boyolali, Teras, Sawit,

(2) Sebelum dilakukan pelelangan WIUP mineral logam atau batubara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (3), Bupati sesuai dengan kewenangannya mengumumkan secara

Sementara itu, hasil pilkada langsung tidak memberikan jaminan peningkatan kesejahteraan masyarakat karena maraknya kasus korupsi ter- kait dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh

EFEKTIVITAS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Seng dan Su (2010) yang memiliki hasil negatif dan tidak signifikan terhadap variabel arus kas operasi pada kebijakan

Nama Nestle diambil dari seorang ahli farmasi yang berhasil menciptakan produk makanan berbasis susu khusus bayi yang kesulitan mengkonsumsi ASI yaitu

Daha da anlaşılmaz olanı, Eski Ahit’e göre 430 yıl boyunca Mısır’da yaşayan, 210 yıl köle olarak tutulan on binlerce Yahudi’den Mısır tarihi nasıl olur da hiç

Puji Syukur penulis sembahkan pada Tuhan YME atas kasih, berkat dan penyertaan-Nya yang selalu dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai