• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Dave edbutt dalam Pargito (2010: 18) PTK adalah suatu kajian sistematik terhadap usaha-usaha perbaikan praktek pendidikan oleh para partisipan (guru- murid) melalui langkah-langkah dalam praktek mereka dengan cara merefleksikannya dengan praktek mereka sendiri. PTK merupakan suatu studi sistematik terhadap praktik pembelajaran di kelas yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar dengan melakukan tindakan tertentu. Pada penelitian ini para siswa dikenal tindakan, yaitu berupa pembelajaran dengan menggunakan metode Outdoor Study.

Penelitian tindakan kelas ini instrumen yang digunakan adalah observasi/pengamatan untuk guru, catatan lapangan, lembar observasi digunakan oleh kolaborator untuk mengamati siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran.

Catatan lapangan dilaksanakan pada saat pembelajaran sedang berlangsung dengan harapan dapat memperoleh beberapa temuan/data tentang kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.

(2)

3.2 Prosedur Penelitian

Pada penelitiaan tindakan ini menggunakan pendekatan siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dengan dilengkapi instrumen/alat observasi. Siklus pertama dirancang dengan dasar refleksi awal, selanjutnya siklus kedua didasarkan atas refleksi siklus. Prosedur penelitian terdiri atas 4 tahap; yakni tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi pada setiap siklusnya dan berulang kembali pada siklus berikutnya. Keempat kerangka utama penelitian tindakan kelas terdapat pada setiap siklus, Arikunto (2006:74) memberikan gambar sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Gambar 3.1 Kerangka PTK (Arikunto, 2006:74)

Masalah Perencanaan

tindakan I

Refleksi I Pengamatan/

pengumpulan data I Pelaksanaan

Tindakan I

Hasil Refleksi Hasil Refleksi

Refleksi II

Pelaksanaan Tindakan II

Pengamatan/

pengumpulan data II Perencanaan

tindakan II

Perencanaan tindakan III

Pelaksanaan Tindakan II

Pengamatan/

pengumpulan data III Refleksi III

(3)

Tahapan penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini yang dilaksanakan pada setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Tindakan meliputi:

a. Menyiapkan RPP menggunakan metode pembelajaran outdoor b. Membuat rancangan tindakan

c. Mempersiapkan soal tes untuk menguji penguasaan materi d. Mempersiapkan lembar observasi guru

e. Menghubungi pengelola lokasi museum untuk menentukan waktu penelitian

f. Menyiapakan bis yang akan dipakai untuk pergi kemuseum

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan meliputi:

Kegiatan awal

a. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran

b. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

c. Melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran

d. Memberikan motivasi kepada siswa

e. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai

f. Membagi siswa menjadi 8 kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa

(4)

Tahapan Kegiatan Outdoor Study

a. Guru mengajak siswa ke lokasi di museum.

b. Guru mengajak siswa untuk berkumpul menurut kelompoknya.

c. Guru memberikan panduan belajar kepada masing-masing kelompok d. Guru memberikan penjelasan cara kerja kelompok

e. Masing-masing kelompok berpencar pada lokasi untuk melakukan pengamatan.

f. Guru membimbing siswa selama pengamatan di museum.

g. Siswa melakukan pengamatan dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan apa yang mereka amati. Siswa juga diperkenankan untuk menfoto memakai handphone mereka sebagai data pelengkap yang akan dipergunakan untuk laporan hasil pengamatan.

h. Selesai pengamatan siswa diminta untuk berkumpul kembali dan mendiskusikan hasil pengamatannya.

i. Guru memandu diskusi dan siswa diberi kesempatan memberi tanggapan.

j. Guru memberikan kesimpulan.

Observasi

a. Mengamati keseriusan siswa ketika menerima perintah dan bimbingan guru.

b. Mengamati minat belajar siswa dan kemampuan keterampilan sosial dengan lembar observasi.

c. Kemampuan guru dalam penerapan metode Outdoor Study.

d. Mengumpulkan temuan-temuan siswa dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran.

(5)

e. Prediksi dampak dalam penelitian pada siklus pertama ini yakni dengan menerapkan metode Outdoor Study, minat belajar dan keterampilan sosial siswa akan meningkat sebesar 75%.

Refleksi

Kegiatan yang dilakukan dalam refleksi setiap siklus adalah:

1) Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, dengan cara menganalisa apakah tindakan yang dilakukan telah tepat. Jika belum tercapai, maka peneliti mencari upaya lain dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang terjadi selama siswa melakukan kegiatan Outdoor Study;

2) Menilai kekurangan dan kelebihan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus. Apabila masih ada siswa yang tidak melakukan indikator minat dan keterampilan sosial serta mendapat hasil belajar rendah maka dilakukan perbaikan berdasarkan rekomendasi pada refleksi siklus sebelumnya;

3) Membuat rekomendasi untuk tindakan selanjutnya;

4) Mengkaji dengan teliti hal-hal yang menyimpang dengan apa yang diharapkan dan mencari solusi untuk tindakan siklus berikutnya.

(6)

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.

Tempat penelitian dilaksanakan MAN 1 Bandar Lampung. Peneliti memilih tempat ini didasarkan pada pertimbangan bahwa MAN 1 Bandar Lampung adalah tempat peneliti bertugas, sehingga peneliti telah memahami kondisi pembelajaran yang berlangsung selama ini, selain itu juga untuk efisiensi waktu dan biaya penelitian.

3.4 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas X MAN 1 Bandar Lampung, dengan jumlah 40 siswa. Objek pada penelitian ini adalah Pembelajaran Sejarah dengan menggunakan Metode Outdoor Study untuk meningkatkan minat belajar dan keterampilan sosial siswa MAN 1 Bandar Lampung.

3.5 Definisi Konseptual dan Operasional Variable

Dalam penelitian ini perlu dikemukakan beberapa definisi konseptual dan operasional penelitian. Beberapa definisi konseptual dan operasional penelitian tersebut dapat disampaikan berikut ini

3.5.1 Minat Belajar

a. Definisi Konseptual

Minat belajar adalah kecenderungan jiwa kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada umumnya minat belajar disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu. Perasaan senang ini timbul dari lingkungan atau berasal dari objek yang menarik.

(7)

a. Definisi Operasional

Minat belajar dalam penelitian ini diukur berdasarkan skor total minat yang diperoleh dengan indikator: (1) Keterlibatan siswa dalam pengamatan benda-benda prasejarah di musium, (2) Perhatian siswa untuk mengamati benda-benda prasejarah, (3) Ketertarikan siswa mengetahui untuk bertanya tentang benda-benda prasejarah dan (4) Perasaan senang untuk mempelajari benda-benda prasejarah. Masing- masing indikator minat diukur dengan observasi pada setiap item pemberian skor dinilai dengan lima pilihan jawaban, yaitu Amat Baik (diberi skor lima), Baik (diberi skor empat), Cukup (diberi skor tiga), Kurang (diberi skor dua) dan Sangat Kurang (diberi skor satu).

3.5.2 Outdoor Study

a. Definisi Konseptual

Outdoor Study adalah suatu kegiatan pembelajaran di luar kelas dan

mempunyai sifat yang menyenangkan, dimana melalui kegiatan ini diberikan kesempatan untuk menuangkan potensi diri, sekaligus menyalurkan kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan alam dan sesama manusia dalam suasana di luar ruangan dan dapat menimbulkan nilai spiritual siswa terhadap ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

(8)

b. Definisi Operasional

Metode Outdoor Study diukur berdasarkan langkah-langkah Outdoor Study yang meliputi guru mengajak siswa ke lokasi musium,

membentuk kelompok belajar, meminta siswa berpencar pada lokasi yang sudah ditentukan dan diberi waktu 20 menit, meminta siswa untuk berperan aktif (mengamati dan mencatat hasil pengamatan) selama kegiatan Outdoor Study, membimbing siswa selam kegiatan berlangsung, mendorong siswa untuk bekerja sama/diskusi dalam kegiatan outdoor, guru meminta siswa berkumpul setelah waktu yang sudah ditentukan selesai, guru meminta siswa memberikan kesimpulan berkenaan dengan hasil kegiatan yang telah dilakukan. Skor tertinggi tiga dan terendah satu.

3.5.3 Keterampilan Sosial a. Definisi Konseptual

Keterampilan sosial adalah kemampuan berinteraksi, berkomunikasi secara efektif baik secara verbal maupun nonverbal, kemampuan untuk dapat menunjukkan perilaku yang baik, serta kemampuan menjalin hubungan baik dengan orang lain digunakan seseorang untuk dapat berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sosial.

b. Definisi Operasional

Keterampilan sosial dalam penelitian ini diukur berdasarkan skor total keterampilan sosial yang diperoleh dengan indikator: (1) Mampu berucap, berprilaku dan bersikap santun, (2) Mematuhi peraturan yang berlaku, (3) Menghargai pendapat orang lain, (4) Mampu bekerja sama

(9)

dengan orang lain yang berbeda suku, agama atau latar belakang ekonomi, dan (5) Mampu berfikir logis dan kreatif. Masing-masing indikator keterampilan sosial diukur dengan observasi pada setiap item pemberian skor dinilai dengan lima pilihan jawaban, yaitu Amat Baik (diberi skor lima), Baik (diberi skor empat), Cukup (diberi skor tiga), Kurang (diberi skor dua) dan Sangat Kurang (diberi skor satu).

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi berupa fakta di lapangan guna memecahkan masalah secara ilmiah. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.

3.6.1 Observasi

Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang terjadi pada indikator penelitian. Pengamatan ini harus sesuai dengan indikator suatu variabel yang dikembangkan pada instrumen penelitian yang telah dirancang, baik mengobservasi proses tindakan guru melalui Instrumen Penilaian Kegiatan Guru (IPKG), maupun mengobservasi proses kegiatan siswa dengan lembar observasi yang dipersiapkan. Ada dua hal pokok yang akan menjadi fokus observasi atau pengamatan dalam penelitian ini, yaitu kegiatan guru dan kegiatan siswa selama pembelajaran.

(10)

Tabel 3.1 Lembar Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanaan Pembelajaran (IPKG. 1)

No. Aspek yang Di Nilai Skor

1 2 3 4 5

1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung prilaku hasil belajar)

2. Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik)

3. Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu)

4. Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi dan karakteristik peserta didik)

5. Kejelasan skenario pembelajaran (langkah- langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti dan penutup)

6. Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin startegi atau metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)

7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran

8. Kelengkapan instrumen evaluasi (soal, kunci, pedoman penskoran)

SKOR TOTAL

(11)

Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Mengunakan Metode Outdoor Study (IPKG. 2)

ASPEK PENGAMATAN

SKOR KELAS X 1 2 3 4 5 A. Pendahuluan

1. Menkondisikan Siswa

2. Menyampaikan SK, KD dan Tujuan Pembelajaran 3. Menggali Pengetahuan Awal Siswa

4. Memotivasi Siswa

Jumlah A Rerata B. Mengorientasi Siswa Pada Masalah

5. Mengajukan Masalah yang Aktual

6. Membimbing Siswa Untuk Mengemukakan Teori dan Ide Mereka Sendiri

7. Memotivasi Siswa Pada Permasalahan dan Menyampaikan lingkungan pembelajaran yang dipakai untuk kegiatan Outdoor Study

Jumlah B Rerata C. Mengorganisir Siswa-Siswa Untuk Belajar

8. Guru Mengajak Siswa ke Lokasi Musium dan Membentuk Kelompok Belajar

9. Meminta Masing-Masing Kelompok Berpencar Pada Lokasi yang Sudah Ditentukan dan Diberi Waktu 20 Menit

10. Menggiring Siswa Untuk Berperan Aktif dalam Kegiatan Outdoor dan Bertanya Tentang Hal-Hal yang Belum Mereka Mengerti

Jumlah C Rerata D. Tahap 3: Membimbing Penyelidikan Individual dan Kelompok

11. Mengamati dan Membimbing Siswa Selama Kegiatan Berlangsung

12. Mendorong Siswa Untuk Kerjasama/Diskusi dalam Kegiatan Outdoor dan Mengerjakan tugas yang diberikan

Jumlah D Rerata E. Tahap 4: Mengembangkan dan Menyajikan Pemecahan Masalah

13. Setelah Selesai Waktu yang Sudah Ditentukan, Guru Mengajak Siswa Berkumpul Untuk Diskusi Hasil Pengamatan

Jumlah E F. Penutup

14. Memberikan Kesimpulan Berkenaan dengan Hasil Kegiatan yang Telah Dilakukan

Jumlah F Skor Total

(12)

Tabel 3.3 Ratio Tingkat Kemampuan Guru Dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

No. Jumlah Skor Tingkat Kemampuan Guru

1. 86-100 Amat Baik

2. 71-85 Baik

3. 56-70 Cukup

4. 40-55 Kurang

5. < 40 Sangat Kurang

Table 3.4 Pengamatan Minat Siswa Mencakup Empat Aspek

No Nama L/P Hasil Observasi Skor

1 2 3 4

Keterangan:

1. Keterlibatan siswa dalam pengamatan benda-benda prasejarah di musium 2. Perhatian siswa untuk mengamati benda-benda prasejarah

3. Ketertarikan siswa mengetahui untuk bertanya tentang benda-benda prasejarah

4. Perasaan senang untuk mempelajari benda-benda prasejarah (Sumber: Safari dalam Slamento 2001: 126)

Table 3.5 Pengamatan keterampilan sosial siswa mencakup lima aspek, adalah sebagai berikut:

No Nama L/P Hasil Observasi Skor

1 2 3 4 5

Keterangan:

1. Mampu berucap, berprilaku dan bersikap santun 2. Mematuhi peraturan yang berlaku

3. Menghargai pendapat orang lain

4. Mampu bekerja sama dengan orang lain yang berbeda suku, agama atau latar belakang ekonomi

5. Mampu berfikir logis dan kreatif

Sumber: Matson dalam Maryani (2011: 30)

(13)

Peneliti dibantu dengan teman sejawat mengobservasi siswa dalam proses pembelajaran dengan mengisi format observasi yang telah disediakan dengan memberi cek list minat dan keterampilan sosial siswa yang muncul pada setiap item dan memberi skor pada setiap item disetiap proses pembelajaran berlangsung pada komponen yang diamati dengan memilih salah satu dari pilihan berikut ini:

Untuk komponen yang dinilai Amat Baik diberi skor 5 Untuk komponen yang dinilai Baik diberi skor 4 Untuk komponen yang dinilai Cukup diberi skor 3 Untuk komponen yang dinilai Kurang diberi skor 2

Untuk komponen yang dinilai Sangat Kurang diberi skor 1 (Sumber: Sugiyono, 2009: 126)

3.6.2 Teknik tes unjuk kerja

Dalam kegiatan pembelajaran hasil belajar atau prstasi belajar merupakan titik sentral kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar siswa dapat diketahui dengan menggunakan tes, baik tes tertulis, lisan, maupun unjuk kerja. Tes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan mengikuti tes, maka guru dan siswa dapat mengetahui seberapa jauh keberhasilan dalam mengikuti pembelajaran.

Setiap akhir siklus penelitian mengadakan tes untuk melihat capaian siswa pada setiap siklus. Dengan melakukan tes setiap akhir siklus dapat dianalisis perkembangan hasil belajar siswa dari satu siklus ke siklus berikutnya. Hal ini untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada hasil belajar siswa, baik

(14)

peningkatan, penurunan, atau stabil. Hasil tes ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan PTK.

3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Teknik pengolahan data dan analisis meliputi empat tahapan. Berikut tabel teknik pengolahan data dan analisis data Menurut Hopkins 2011:232 sebagai berikut:

Tabel 3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Analisis

Sumber informasi

Survei Kuesioner Observasi Wawancara Dokumen 1. Pengumpulan data dan

penciptaan kategori-kategori atau hipotesis-hipotesis 2. Validasi kategori-kategori

atau hipotesis-hipotesis 3. Interpretasi dengan merujuk

pada teori, kriteria, praktik, dan pertimbangan guru 4. Merencanakan tindakan

untuk pengembangan

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Hopkins (2011: 181) mengemukakan bahwa ada beberapa metode/teknik pengumpulan data yaitu: membuat catatan lapangan (field notes), rekaman audiotape, diary siswa, wawancara, videotape recorder dan kamera digital, kuesioner, sosiometri, bukti dokumenter, studi kasus dan gambar siswa. Setelah mengumpulkan data, ada satu tahap yang secara langsung berkaitan dengan pengumpulan data yaitu membuat hipotesis-hipotesis. Pada tahap ini, lebih banyak gagasan akan lebih baik. Menurut Hopkins (2011: 227), menyatakan bahwa “semakin kaya dan semakin kreatif gagasan kita, semakin besar

(15)

kemungkinan penelitian kita akan menghasilkan interpertasi yang koheren dan utuh atas suatu masalah”. Kemudian pada tahap berikutnya adalah mengevaluasi (atau menvalidasi) hipotesis-hipotesis, oleh karena itu mengapa pada tahap awal kita perlu berusaha sekreatif dan sesugestif mungkin untuk menggegas hipotesis- hipotesis.

3.7.2 Validitas

Tahap kedua dalam proses penelitian kelas berhubungan dengan validitas hipotesis-hipotesis. Jejak audit (audit trail) merupakan teknik yang digunakan untuk meningkatkan validitas data. Schwandt dan Halpern dalam Hopkins (2011:

233) mendeskripsikan kegunaan audit trail, atau tentang bagaimana membangun mata rantai petunjuk (chain of evidence), sebagai berikut:

Mempersiapkan audit trail sangat penting karena dua alasan. Pertama, ia mendokumentasikan penyelidikan dalam bentuk yang mempermudah penyelidikan pihak-ketiga. Audit trail berisi informasi tentang metode-metode yang digunakan untuk mengawasi kesalahan dan mencapai kesimpulan- kesimpulan yang dapat dijustifikasi. Kedua, audit trail membantu (para peneliti kelas) mengatur proses pencatatan/perekaman data. Mereka menemukan jalan terorganisir yang sangat penting ini ketika mereka harus memperoleh informasinya kembali dan mempersiapkan laporan akhirnya, (audit trail juga membantu mereka) menjadi lebih cermat, kritis, dan reflektif.

Strategi lain yang sering digunakan untuk memastikan validitas adalah dengan meminta responden-responden kunci untuk mereview draf-draf laporan penelitian yang telah dibuat oleh guru-peneliti. Strategi ini juga melibatkan pihak-pihak tertentu yang memang turut serta dalam penelitian (kolega-kolega atau para siswa), atau orang-orang yang berpengalaman dengan situasi yang tengah diamati.

Jika orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini tidak mengenali deskripsi dan

(16)

analisis dalam laporan akhir, maka validitasnya perlu dicurigai. Melibatkan orang lain dalam penelitian juga merupakan aktivitas yang bermanfaat bagi mereka sendiri.

McCormick dan James dalam Hopkins (2011: 239) mengidentifikasi berbagai jenis validitas, sebagai berikut:

1. Validitas Tampilan: mengharuskan bahwa suatu ukuran harus tampak seolah-olah ia memang mengukur apa yang ingin diukur.

2. Validitas Konten: mengharuskan bahwa data yang dihasilkan dapat mengcover seluruh materi pelajaran yang relevan.

3. Validitas Kriteria: merujuk pada keseimbangan antara, misalnya, skor-skor ujian siswa dan kriteria-kriteria lain, seperti perkiraan guru terhadap kemampuan siswa.

4. Validitas Konstruk: ukuran harus merefleksikan konstruk yang menarik bagi peneliti.

5. Validitas Internal: penjelasan yang baik, apa pun yang diinterpretasi sebagai penyebab yang melahirkan pengaruh/efek.

6. Validitas Eksternal: generalisabilitas hasil-hasil penelitian pada keseluruhan populasi.

Menurut Yin (Hopkins 2011: 244) mendeskirpsikan berbagai teknik analisis dan menghubungkannya dengan tes-tes validitas dan reliabilitas pada tabel 3.8, sebagai berikut:

Tabel 3.7 Meningkatkan validitas dalam penelitian kualitatif

Tes Teknik Analitis

Validitas konstruk (yakni, penelitian harus fokus pada isi-isu operasional yang ingin direfleksikan

 Menggunakan berbagai sumber bukti

 Meyebut sesuatu dengan istilah yang tepat

 Membangun mata rantai bukti

 Memahami apa yang anda cari

 Memiliki informan-informan kunci yang mereview draf-draf

Menggunakan taktik-taktik dalam memverifikasi kesimpulan

(17)

Validitas internal (yakni, integrasi evaluasi, yang diinterpretasikan sebagai penyebab yang melahirkan akibat/efek)

 Mengumpulkan data diwaktu yang bebeda (desain rangkaian waktu

 Mencari penjelasan alternatif atau penjelasan rival

 Jelas dan rigorus di semua tahap analisis

 Triangulasi

Menggunakan taktik-taktik dalam memaknai peristiwa

Validitas ekstrenal (yakni,

generalisabilitas penemuan dari satu kasus ke kasus yang lain)

 Mencoba dan mengumpulkan data dari satu sumber yang lebih dari satu

Mereplikasi fokus evaluasi selama periode evaluasi

Reliabilitas (yaitu, meminimalisir

kesalahan-kesalahan dan bias-bias dalam penelitian sehingga peneliti lain dapat melaksanakan penelitian evaluasi yang sama dan sampai pada kesimpulan yang sama pula)

 Protokol

 Mengkonstruksi audit trail

Model interaktif analisis datanya Huberman dan Miles (1994)

Sumber: Hopkins (2011: 244)

Validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah vaslidasai konstruk, dimana ukuran harus merefleksikan konstruksi yang menarik bagi peneliti.

3.7.3 Interpretasi

Tahap ketiga dalam proses penelitian adalah interpretasi. Hal ini berarti menggunakan hipotesis-hipotesis yang valid dan menyesuaikannya dengan kerangka-kerangka rujukan yang mendasarinya. Menurut Hopkins (2011: 234) menyatakan bahwa interpretasi berarti guru-peneliti menggunakan sebuah hipotesis dan menghubungkannya dengan teori, norma-norma praktik, atau intuisi guru tentang pengajaran yang baik. Hal ini melibatkan mereka untuk memaknai observasi tertentu atau serangkaian observasi yang dapat menuntun pada tindakan.

(18)

Dengan interpretasi, guru berarti tengah memaknai observasi-observasi dan konstruk-konstruknya.

3.7.4 Tindakan

Langkah terakhir dalam proses penelitian adalah tindakan. Setelah memaknai data penelitian, kini saatnya guru-peneliti membuat perencanaan untuk tindakan selanjutnya. Hopkins (2011: 335) mengemukakan bahwa tahap interpretasi memberikannya informasi tentang bagaimana ia mengubah teknik questioning- nya, dan setelah beberapa kali perencanaan, dia pun berusaha memonitor dan megevaluasi kembali praktik questioning-nya.

3.7.5 Analisis Data

Menurut Hopkins (2011: 234), bahwa dengan menerapkan teknik-teknik analisis seperti triangulasi dan metode-metode lain yang dideskripsikan sebelumnya, para guru-peneliti dapat menghasilkan hipotesis-hipotesis dan konsep-konsep yang sehat secara metodologis dan dapat digeneralisasi. Pada proses pengembangan hipotesis, guru-peneliti berarti tengah melaksanakan apa yang oleh Glaser dan Strauss disebut sebagai Grounded Theory, karena teori ini didasarkan pada data yang dikumpulkan dari dan aplikatif pada situasi sosial tertentu. Penggunaan metodologi ini, kita dapat melangkah menuju tindakan-tindakan selanjutnya, sebagaimana yang dinyatakan oleh Dunn dan Swierczek dalam Hopkins (2011:

234).

(19)

Penerapan grounded theory dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan sejauh penemuan-penemuan yang dihasilkan dapat:

1. merefleksikan kondisi-kondisi aktual masa kini dalam usaha-usaha perubahan tertentu (validitas internal);

2. melambangkan kondisi-kondisi aktual masa kini dalam usaha-usaha perubahan yang lain (validitas eksternal);

3. berkontribusi pada usaha penciptaan konsep-konsep baru dengan terus- menerus membandingkan informasi yang diperoleh dengan metode- metode yang berbeda (refleksivitas); dan mendorong pemahaman antar kelompok dengan memperbandingkan kerangka-kerangka rujukan yang ada.

Miles dan Huberman dalam Hopkins (2011: 237) mendeskripsikan model interaktif analisis data sebagai berikut:

Reduksi data: Reduksi data merujuk pada proses menyeleksi, memfokuskan, mensimplifikasi, mengabstraksikan, dan menstransformasikan data „mentah‟

yang muncul dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Ketika dilaksanakan pengumpulan data, ada episode-episode lanjutan untuk mereduksi data (meringkas, mencoding, menelusuri tema, membuat kluster, membuat partisi, menulis memo). Dan proses reduksi/ transformasi data ini terus berlangsung hingga laporan akhir selesai ditulis.

Tampilan Data: Tahap kedua dari aktifitas analisis adalah tampilan data.

Kami mendefinisikan „tampilan‟ sebagai penghimpunan informasi secara terorganisir yang memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan dan melaksanakan tindakan. Melihat tampilan-tampilan data menganalisis atau tindakan lebih jauh yang didasarkan pada pemahaman tersebut.

Penarikan Kesimpulan/Verifikasi: Tahap ketiga dalam analisis data adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari tahap awal pengumpulan data, (guru- peneliti) mulai menelusuri makna-makna dari data yang diperoleh, mencatat rutinitas-rutinitas, pola-pola, penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi, aliran-aliran kausatif, dan proposi-proposi. Peneliti yang kompeten akan terus menjaga kesimpulan-kesimpulan itu tetap terbuka, menjaga keterbukaan dan skeptisisme, tetapi kesimpulan-kesimpulan tersebut masih di sana, yang masih baru dan tidak jelas pada awalnya, kemudian semakin eksplisit dan terorganisir.

(20)

Analisis data kualitatif dalam hal ini merupakan usaha yang berkelanjutan seperti yang terlihat dalam gambar 3.2. Isu-isu reduksi tampilan data dan verifikasi kesimpulan ini hadir sebagai proses analisis yang susul-menyusul antarsatu sama lain.

Reduksi data

Atisipatori Selama Sesudah

Tampilan data

ANALISIS

Selama Sesudah

Menarik kesimpulan/verifikasi

Selama Sesudah

Gambar 3.2 Komponen-Komponen Analisis Data: Model Interaktif Miles dan Huberman dalam Hopkins (2011:238)

3.8 Indikator Keberhasilan

3.8.1 Indikator Perencanaan Pembelajaran

Indikator keberhasilan dari perencanaan tindakan dengan metode Outdoor Study dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memilih bahan ajar yang menjadi topik bahasan, rencana tindakan yang mengarah pada tujuan yang diharapkan dalam rangka peningkatan minat belajar siswa dan Keterampilan sosial dengan metode Outdoor Study. Dari perencanaan diharapkan berjalannya proses pembelajaran sesuai yang telah direncanakan.

(21)

3.8.2 Indikator Pelaksanaan Pembelajaran

Indikator pelaksanaan pembelajaran metode Outdoor Study dengan menerapkan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Dari proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam beberapa siklus. Dari tahapan-tahapan yang dilaksanakan akan dilihat dari ketetapan penggunaan metode Outdoor Study, ketetapan bahan ajar yang menjadi topik bahasan, pelaksanaan diskusi. Keberhasilam proses pembelajaran akan tercermin dari peningkatan minat belajar dan Keterampilan sosial yang menjadi tujuan dari proses pembelajaran secara keseluruhan.

3.8.3 Indikator Minat Belajar Siswa

Indikator Minat Belajar Siswa dilihat dari keberhasilan dalam meningkatkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran dari siklus ke siklus, dilihat dari keterlibatan siswa dalam pengamatan benda-benda prasejarah di musium, perhatian siswa untuk mengamati benda-benda prasejarah, ketertarikan siswa mengetahui untuk bertanya tentang benda-benda prasejarah dan perasaan senang untuk mempelajari benda-benda prasejarah menunjukkan peningkatan hingga tercapai indikator yang telah ditetapkan sebagai tolak ukur keberhasilan. Data diperoleh dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.

3.8.4 Indikator keterampilan sosial siswa

Indikator keterampilan sosial belajar siswa dilihat dari kemampuan siswa dalam berucap, berprilaku dan bersikap santun, mematuhi peraturan yang berlaku, menghargai pendapat orang lain, kemampuan bekerja sama dengan orang lain yang berbeda suku, agama atau latar belakang ekonomi, kemampuan berfikir logis dan kreatif menunjukkan peningkatan dari siklus ke siklus. Data diperoleh dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.

(22)

Berdasarkan perhitungan minat belajar dan keterampilan sosial yang diperoleh dalam siklus I, II, III maka hipotesis dapat diterima jika:

a. Jika minat belajar siswa meningkat atau mencapai 80% siswa yang aktif melakukan minimal 3 aktifitas dari 4 aktifitas.

b. Keterampilan sosial siswa meningkat atau mencapai 80% siswa yang aktif melakukan minimal 4 aktifitas dari 5 aktifitas.

c. Siswa memperoleh nilai ≥ 75 mencapai 80%.

Jika syarat-syarat di atas dapat dipenuhi, berarti penggunaan metode Outdoor Study dapat meningkatkan minat belajar siswa dan keterampilan sosial.

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka  PTK (Arikunto, 2006:74)
Tabel 3.1 Lembar Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanaan Pembelajaran  (IPKG. 1)
Tabel  3.2  Lembar  Pengamatan  Kemampuan  Guru  Mengelola  Pembelajaran  Mengunakan Metode Outdoor Study (IPKG
Tabel 3.3 Ratio Tingkat Kemampuan Guru Dalam Perencanaan dan Pelaksanaan  Pembelajaran
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian pupuk Tricho-eceng dilakukan dengan men- campur pupuk Tricho-eceng dan tanah gambut dalam polybag pada aplikasi pertama dan untuk aplikasi kedua diberikan

pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja keuangan pada Kantor Badan Pengelola Keuangan dan Asset Kota Jayapura. Dengan demikian hipotesis penelitian yaitu

Tabungan berjangka syariah yang setoran dan penarikannya berdasarkan jangka waktu tertentu. Deposito Hasanah memiliki karakteristik yang sama dengan Deposito Mudharabah,

Daun tunggal berwarna hijau yang berbentuk bulat telur ( ovatus ) dengan permukaan atas dan bawah daun licin ( laevis ), tepi daun rata ( integer) , ujung daun meruncing

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan media video pembelajaran kooperatif tipe Student Teams- Achievement Division (STAD) yang layak

Pada perlakuan E3L1 dengan penambahan eceng gondok 375 gram dan air leri 50 ml menunjukkan hasil tersendah karena terlalu banyak air, sehingga kandungan air

Saran-saran yang dapat penulis sampaikan maka sehubungan dengan hasil penelitian secara simultan maupun parsial dari keempat variabel yaitu kepercayaan,

setelah dilakukan penialaian validasi oleh validator maka Perangkat eksperimen induksi elektromagnetik yang dibuat dinyatakan valid dengan rata-rata skor validitas