BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini,
selanjutnya peneliti akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab ini, peneliti menjelaskan secara singkat variabel yang digunakan, rumusan masalah secara singkat, karakteristik responden yang akan diteliti serta teknik yang digunakan untuk mengambil sampel penelitian. Peneliti juga akan menjelaskan alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini dengan validitas dan reliabilitasnya. Terakhir, peneliti akan membahas prosedur penelitian yang akan dilakukan serta teknik pengolahan dan analisis data yang didapat.
3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis
3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel penyebab stres kerja dengan kepuasan kerja.
3.1.1.1 Penyebab Stres Kerja
Definisi stres kerja berakar dari teori Lazarus & Folkman (1984) dan Lazarus (2006) mengenai stres. Stres kerja merupakan bentuk stres yang terjadi pada ruang lingkup pekerjaan, sehingga individu dapat memiliki penilaian akan kondisi lingkungan dan potensi diri. Potensi yang dimiliki oleh karyawan selalu berubah sesuai dengan pengalaman kerjanya (Lazarus, 2006). Karyawan diharapkan mencoba untuk menyesuaikan interaksi kerja diantara diri dan lingkungannya (Lazarus, 2006).
Menilai suatu keadaan yang dapat menyebabkan stres ditempat kerja
tergantung dari dua faktor, yaitu faktor dalam diri (personal factors) dan faktor
lingkungan (environmental factors). Berikut penjelasan penyebab stres dari faktor dalam diri:
1. Penetapan tujuan dan prioritas menjadi dasar individu dalam melakukan sesuatu (Lazarus, 2006). Mood yang negatif atau stres timbul dari tujuan yang tertunda atau tidak terlaksana, sedangkan mood positif timbul dari kemajuan dalam proses mencapai tujuan (Lazarus, 2006)
2. Keyakinan diri dan lingkungan berpengaruh terhadap apa yang kita lakukan untuk mecapai tujuan serta terhadap pandangan kita akan harga yang harus dibayar pada kesuksesan dan kegagalan. Keyakinan diri inilah yang mampu menjawab dan mengatasi segala kemungkinan yang dihadapi (Lazarus, 2006).
3. Potensi diri mempengaruhi apa yang mampu dan tidak mampu dilakukan untuk memuaskan kebutuhan, mencapai tujuan dan mengatasi munculnya stres yang berasal dari tuntutan, beban, dan kesempatan (Lazarus, 2006).
Dalam mengatasi atau menghadapi stres tidak hanya timbul dari faktor dalam diri, melainkan faktor lingkungan. Berikut adalah penjelasan dari faktor lingkungan.
Faktor lingkungan terdiri dari empat hal, yaitu:
1. Tuntutan lingkungan (demand), Tuntutan yang sangat tinggi dan mendesak tersebut berasal dari lingkungan sosial, dalam hal ini lingkungan kerja, untuk melakukan sesuatu sesuai dengan jalur atau aturan yang berlaku (Lazarus, 2006).
2. Ketidakleluasaan (constraint), apa yang seharusnya tidak dilakukan dan sanksi yang didapatkan jika terjadi pelanggaran.. Ketidakleluasaan ini dapat membatasi kemampuan karyawan dan menimbulkan stres (Lazarus, 2006).
3. Kesempatan (Opportunity), berhubungan dengan melaksanakan atau mencapai
tujuan disaat dan waktu yang tepat.
4. Budaya (Culture), Perbedaan individu yang ada diharapkan dapat bersinergi untuk mencapai tujuan perusahaan atau tujuan bersama. Individu sebagai karyawan diharapan dapat beradaptasi untuk tetap bekerja dan mencapai tujuan bersama (tujuan perusahaan). Perbedaan individu didalam suatu lingkungan sosial ini menujukkan keanekaragaman pikiran, pola pikir, dan kebiasaan. Interaksi sosial dari individu yang berbeda tersebut memicu stres.
3.1.1.2 Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja dinyatakan sebagai kumpulan perasaan dan kepercayaan dan pikiran yang dimiliki seseorang tentang bagaimana mereka berprilaku dengan penuh penghargaan terhadap pekerjaanya. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli sebagaimana diungkapkan diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap yang dimiliki oleh seseorang mengenai pekerjaan yang dihasilkan dari persepsi mereka terhadap pekerjaannya (George dan Jones, 2005). Dalam hal ini faktor-faktor penyebab kepuasan kerja dipilih sebagai dimensi karena
menggambarkan keadaan tempat kerja dan situasi secara menyeluruh berdasarkan aspek kepribadian, nilai-nilai kerja, situasi kerja dan pengaruh sosial.
3.1.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012).
a. Hipotesis 1
Ho : Tidak terdapat hubungan penyebab stres kerja dari faktor dalam diri dengan kepuasan kerja pada karyawan outsourcing.
Ha : Terdapat hubungan penyebab stres kerja dari faktor dalam diri dengan
kepuasan kerja pada karyawan outsourcing.
b. Hipotesis 2
Ho : Tidak terdapat hubungan penyebab stres kerja dari faktor lingkungan dengan kepuasan kerja pada karyawan outsourcing.
Ha : Terdapat hubungan penyebab stres kerja dari faktor lingkungan dengan kepuasan kerja pada karyawan outsourcing.
3.2 Responden Penelitian & Tehnik Sampling
3.2.1 Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini ditinjau dari aspek demografi seperti status pekerjaan, usia, lama bekerja, pendidikan terakhir:
1. Status Pekerjaan. Karyawan outsourcing yang didefiniskan sebagai karyawan yang bekerja pada satu perusahaan dimana kemudian karyawan tersebut disalurkan ke perusahaan pihak ketiga sebagai perusahaan pengguna (Suwondo, 2004).
2. Karyawan outsourcing yang diasumsikan memiliki stres di tempat kerja yang diakibatkan adanya penyimpangan pada sistem outsourcing. Hal tersebut dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan.
3. Lama bekerja. Karyawan yang dipilih adalah karyawan yang bekerja di daerah Jakarta dan minimal selama 6 bulan. Hal tersebut dilihat dari data responden yang diisi oleh para responden.
4. Pendidikan terakhir minimal adalah SMA. Hal ini disebabkan agar responden mengerti dan dapat menjawab pernyataan-pernyataan yang ada di dalam kuisioner dengan baik.
5. Dewasa muda. Dewasa muda menurut Papalia, Olds & Fieldman (2009), usia
kerja manusia secara umum adalah 20-65 tahun. Rentang usia ini berada pada
dua tahap perkembangan, yaitu dewasa muda (young adulthood) dan dewasa madya (middle adulthood). Namun peneliti hanya melakukan penelitian terhadap dewasa muda, hal ini dikarenakan pada usia dewasa muda (20-40 tahun) seorang individu mengalami kondisi intelektual dan fisik yang paling baik. Mereka sudah mulai menentukan bidang pekerjaan yang menjadi minatnya dan berkomitmen terhadap karir yang mereka pilih. Sedangkan pada usia dewasa madya (40-65 tahun), individu berada pada masa puncak karirnya
3.2.2 Tehnik Sampling
Tehnik sampling disebut juga sebagai tehnik pengambilan sampel yaitu suatu cara pengambilan sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga nantinya diperoleh sampel yang benar-benar mewakili dan menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Riduwan, 2003).
Tehnik sampling pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu probability dan non- probabaility sampling. Probability sampling yaitu tehnik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi, sedangkan non probability sampling adalah tehnik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan
yang sama bagi setiap anggota populasi (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan tehnik sampling non probabilty berjenis purposive sampling yang merupakan
tehnik sampling yang penentuan sampel dengan pertimbangan atau karakteristik yang telah
ditentukan sebelumnya oleh peneliti (Sugiyono, 2012). Jumlah sampel yag digunakan oleh
peneliti pada karyawan outsourcing yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan adalah
60 responden.
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bersifat non-eksperimental. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu (Sugiyono, 2012). Menurut Gravetter dan Forzano (2009), penelitian kuantitatif bertujuan untuk mendemonstrasikan eksistensi dari hubungan antara kedua variabel. Sedangkan
menurut Sugiyono (2012), Penelitian non-eksperimental yaitu penelitan yang dilakukan untuk menemukan penyebab yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa berdasar pada suatu kejadian yang sudah terjadi (Sugiyono, 2012).
3.4 Alat Ukur Penelitian
Dalam penelitian, peneliti menggunakan alat ukur, yaitu kuisioner untuk mengukur penyebab stres dan kepuasan kerja pada karyawan outsourcing. Kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012). Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yang merupakan skala untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial
(Sugiyono, 2012). Skala Likert yang digunakan peneliti dalam analisa kuantitatif adalah skala lima (SS: Sangat Setuju, S: Setuju, Ragu-Ragu: TS: Tidak Setuju dan STS: Sangat Tidak Setuju). Untuk alat ukur penyebab stres kerja pada karyawan outsourcing, peneliti mengembangkan dan menyesuaikan dengan responden penelitian yang sebelumnya
dikonstruk oleh Woromitha Fathilistya, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia 2008, yang
juga berdasarkan teori Lazarus tahun 2006 dan Lazarus & Folkman 1984. Sedangkan, alat
ukur kepuasan kerja pada karyawan outsourcing diukur dengan mengembangkan alat ukur
yang sebelumnya telah dikonstruk oleh Ayu Fitria Pratiwi, Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara 2011 yang merujuk pada teori George dan Jones pada tahun 2005.
3.4.1 Alat Ukur Penyebab Stres Kerja
Untuk mengukur stres, peneliti membuat alat ukur penyebab stres di tempat kerja yang terdiri dari dua dimensi, yaitu faktor dalam diri (personal factors) yang terbagi menjadi tiga indikator (tujuan dan prioritas yang ditetapkan individu dalam melakukan sesuatu, keyakinan pada diri dan lingkungan dan potensi diri) dan faktor lingkungan (environmental factors) yang terbagi menjadi empat indikator (tuntutan lingkungan (demand),
ketidakleluasaan (contraint), kesempatan (opportunity), dan budaya (culture). Kedua dimensi terdiri dari empat indikator, dimana dimensi pertama memiliki 10 item dan dimensi kedua sebanyak 14 item. (lihat tabel dimensi dan indikator penyebab stres kerja).
Tabel 3.1 Dimensi dan Indikator Penyebab Stres kerja
Variabel Dimensi Indikator Jumlah
Item Faktor Diri
(Personal Factor)
Berhubungan dengan motivasi dalam diri untuk mencapai tujuan
3 item Memiliki prioritas dalam mencapai tujuan. 2 item Keyakinan dan kemampuan diri dalam
mengantisipasi, menghadapi, dan menyelesaikan tiap persoalan
2 item
Potensi diri, seperti intelegensi, uang, 3 item
Penyebab Stres Kerja
kemampuan sosial, pendidikan, dukungan keluarga dan teman, daya tarik fisik, kesehatan, kepribadian dan lain-lain Faktor
Lingkungan (Environmental
Factor)
Tuntutan yang sangat tinggi dan mendesak yang berasal dari lingkungan sosial dalam hal ini lingkungan kerja, untuk dapat melakukan sesuatu sesuai dengan jalur atau aturan yang berlaku
5 item
Adanya ketidakleluasaan berhubungan dengan apa yang seharusnya tidak
dilakukan dan sangsi yang akan didapatkan jika terjadi pelanggaran sehingga
membatasi kemampuan individu
3 item
Berhubungan dengan pemilihan aktivitas dan penggunaan waktu untuk memperoleh peluang dalam mendapatkan sesuatu
3 item
Berhubungan dengan saling menghargai perbedaan budaya dalam lingkup sosial dan sinergi yang dibentuk dalam satu grup atau organisasi
3 Item
Total 24 item
Sumber: Diolah oleh Peneliti
3.4.2 Alat Ukur Kepuasan Kerja
Untuk mengukur kepuasan kerja peneliti mengembangkan dan menyesuaikan alat ukur kepuasan kerja yang terdiri dari empat dimensi (kepribadian, nilai-nilai, situasi kerja dan pengaruh sosial). Pada dimensi kepribadian terbagi tiga indikator (perasaan, berfikir dan beprilaku), nilai-nilai terdiri dari dua indikator (instrinsik dan ekstrinsik), selanjutnya pada dimensi situasi kerja terdapat tiga indikator (menarik atau tidaknya pekerjaan yang di jalankan, lingkungan dan interaksi dengan orang lain di tempat kerja, perilaku organisasi pada karyawan), dan dimensi yang terakhir yaitu pengaruh sosial dengan tiga indikator (rekan kerja, supervisor, kultur atau budaya). Dari setiap dimensi tersebut mewakili delapan (8) dan 16 pernyataan.
Tabel 3.2. Dimensi dan Indikator Kepuasan Kerja
Variabel Dimensi Indikator Jumlah
Item Kepribadian
(Personality)
Perasaan 7 item
Berfikir 5 item
Berprilaku 4 item
Nilai – Nilai (Values)
Instrinsik 4 item
Ekstrinsik 4 item
Kepuasan Kerja
Situasi Kerja (Work Situation)
Menarik atau tidaknya pekerjaan yang di jalankan
4 item Lingkungan dan interkasi dengan
orang lain di tempat kerja
7 item Perilaku organisasi pada karyawan 5 item Pengaruh Sosial
(Social Influences)
Rekan kerja 3 item
Supervisor 2 item
Kultur / Budaya 3 item
Total 48 item
Sumber : Diolah oleh Peneliti
3.4.3 Validitas & Reliabilitas Alat Ukur
Pada penelitian ini menggunakan dua jenis validitas yaitu face validity dan content validity. Face validity menunjukkan apakah alat ukur atau instrumen penelitian dari segi rupa
tampak mengukur apa yang ingin diukur (Suharsaputra, 2012). Validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan alat ukur. Penelitian ini mengukur penyebab stres kerja dan kepuasan kerja. Format alat ukur didesain formal agar terlihat sistematis, rapi dan komprehensif.
Content validity, berkaitan dengan kemampuan suatu alat ukur mengukur isi (konsep)
yang harus diukur (Suharsaputra, 2012). Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Isi dari alat ukur ini mengandung pernyataan mengenai penyebab stres kerja dan kepuasan kerja. Dari segi isi alat ukur, peneliti berkonsultasi kepada expert judgment guna mengetahui item mana saja yang sudah sesuai atau yang belum sesuai untuk menggali informasi penelitian ini. Expert judgment dalam penelitian ini adalah Drs. Wing Ispurwanto, MBA, M.Si. yang berlatar belakang PIO sekaligus sebagai dosen pembimbing.
3.4.3.1 Validitas Item Alat Ukur Penyebab Stres Kerja
Alat ukur penyebab stres kerja pada awalnya terdiri dari 24 item yang
disediakan untuk uji coba. Setelah data uji coba terkumpul, peneliti melakukan
Corrected Item-Total Correlation. Metode ini dilakukan dengan cara
mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total item dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang memiliki estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya (Priyatno, 2011).
Pada alat ukur ini tujuh item yang hasilnya tidak valid (<0.2 dan minus).
Menurut Nisfiannoor (2009), item-item yang bernilai (<0.2) berarti tidak valid, sebaliknya bila angka korelasinya (>0.2) berarti dinyatakan valid. Pada alat ukur penyebab stres kerja terdapat tujuh item yang berasal dari indikator tujuan, tuntutan, ketidakleluasaan, peluang dan budaya tersebut dihapus untuk meningkatkan nilai reliabilitas alat ukur. Setelah peneliti menghapus tujuh item tersebut maka tersisa 17 item yang peneliti gunakan pada saat penelitian lapangan. Di bawah ini, adalah
rincian item-item dalam alat ukur penyebab stres kerja, beserta dengan perubahannya ketika uji coba dan penelitian lapangan.
Tabel 3.3 Gambaran Jumlah Item Penyebab Stres Kerja Saat Uji Coba dan Penelitian Lapangan
Uji Coba
Indikator Item
Favorable
Item Unvaforabe
Jumlah Item
Tujuan 6, 8, 20 - 3
Prioritas 10, 19 - 2
Keyakinan dan Kemampuan Diri
5, 18 - 2
Potensi Diri 13,14,16 - 3
Tuntutan 1,2,4, 7, 9 - 5
Ketidakleluasaan 11, 17, 22 - 3
Peluang 3,12,24 3
Budaya 15, 21, 23 - 3
Jumlah
TotalItem 24 24
Indikator Item
Favorable
Item Unvaforable
Jumlah Item
Tujuan 6, 20 - 2
Prioritas 10, 19 - 2
Sumber : Diolah oleh Peneliti
Tabel 3.4 Gambaran Jumlah Item yang dihapus
Item Yang Dihapus
Indikator No. Item Jumlah
Item
Tujuan 8 1
Prioritas - -
Keyakinan dan Kemampuan Diri
- -
Potensi Diri - -
Tuntutan 4, 9 2
Ketidakleluasaan 17, 22 2
Peluang 12 1
Budaya 23 1
Jumlah Total Item 7
Sumber : Diolah oleh Peneliti
3.4.3.2 Validitas Item Alat Ukur Kepuasan Kerja
Alat ukur kepuasan kerja pada awalnya terdiri dari 48 item yang disediakan untuk uji coba. Namun setelah data uji coba terkumpul, peneliti melakukan Corrected Item-Total Correlation kemudian terlihat ada 18 item yang hasilnya tidak valid (<0.2
dan minus). Menurut Nisfiannoor (2009), item-item yang bernilai kurang dari (<0.2) berarti tidak valid, sebaliknya bila angka korelasinya di atas (>0,2) berarti dinyatakan valid. Pada alat ukur kepuasan kerja terdapat 18 item yang berasal dari beberapa indikator dari empat dimensi, yaitu kepribadian, nilai-nilai, situasi kerja dan pengaruh sosial dihapus untuk meningkatkan nilai reliabilitas alat ukur. Setelah peneliti
Penelitian Lapangan
Keyakinan dan Kemampuan Diri
5, 18 - 2
Potensi Diri 13,14,16 - 3
Tuntutan 1, 2, 7 - 3
Ketidakleluasaan 11 - 1
Peluang 3,24 2
Budaya 15, 21 - 2
Jumlah
TotalItem 17
menghapus 18 item tersebut maka tersisa 30 item yang peneliti gunakan pada saat penelitian lapangan. Di bawah ini, adalah rincian item-item dalam alat ukur kepuasan kerja, beserta dengan perubahannya ketika uji coba dan penelitian lapangan:
Tabel 3.5 Gambaran Jumlah Item Kepuasan Kerja Saat Uji Coba dan Penelitian Lapangan
Uji Coba
Indikator Item
Favorable
Item Unfavorable
Jumlah Item
Perasaan 1,5,10,17,33,41 23 7
Berfikir 42 11,18,12,6 5
Berperilaku 2,24,43,31 - 4
Nilai Instrinsik 3,26 44,47 4
Nilai Ekstrinsik 25,37,40 20 4
Menarik atau Membosankan Pekerjaan yang di
jalankan
4,34,46 19 4
Lingkungan dan interkasi dengan orang lain di tempat
kerja
13,27,28 38,29
7,21 7
Perilaku Organisasi 8,39 30,32,36 5
Rekan Kerja 14,22,35 - 3
Atasan 15 48 2
Budaya 9,16,45 - 3
Jumlah Total
Item
33 15 48
Penelitian Lapangan
Indikator Item
Favorable
Item Unfavorable
Jumlah Item
Perasaan 1,5,10,17,33,41 23 7
Berfikir 42 6, 11 3
Berperilaku 2, 31 - 2
Nilai Instrinsik 3, 26 - 2
Nilai Ekstrinsik 37 - 1
Menarik atau Membosankan Pekerjaan yang di
jalankan
4, 34, 46 - 3
Lingkungan dan interkasi dengan orang lain di tempat
kerja
28, 38 7 3
Perilaku Organisasi 8, 39 30, 36 4
Rekan Kerja 14, 22, 35 - 3
Atasan 15 - 1
Budaya 16 - 1
Jumlah Total Item
24 6 30
Sumber: Diolah oleh Peneliti
Tabel 3.6 Gambaran Jumlah Item yang dihapus
Item Yang Dihapus
Indikator No. Item Jumlah
Item
Perasaan - -
Berfikir 12,18 2
Berperilaku 24,43 2
Nilai Instrinsik 44,47 2
Nilai Ekstrinsik 20,25,40 3
Menarik atau Membosankan Pekerjaan yang dijalankan
19 1
Lingkungan dan interkasi dengan orang lain di tempat kerja
13,27,21,29 4
Perilaku Organisasi 32 1
Rekan Kerja - -
Atasan 48 1
Budaya 9.45 2
Jumlah Total Item 18
Sumber : Diolah oleh Peneliti
3.4.3.3 Reliabilitas Alat Ukur Penyebab Stres Kerja dan Kepuasan Kerja
Reliabilitas adalah derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu
data dinyatakan reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok responden yang sama, diperoleh hasil yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam diri responden belum berubah (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur adalah menggunakan uji reliabilitas sekali ukur (one shot) yang terdiri dari uji konsistensi butir (internal) multi bagian dengan menggunakan Tehnik Cronbach’s Alpha, dikarenakan instrumen kedua alat ukur berbentuk skala Likert (Nisfiannoor,
2009).
Nilai reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan nilai klasifikasi reliabilitas dari Guilford (1978). Berikut ini adalah klasifikasi reliabilitas dari Guilford beserta nilai reliablitas alat ukur penyebab stres kerja dan kepuasan kerja:
Tabel 3.7 Nilai Reliabilitas
Sumber : Diolah Oleh Peneliti Berdasarkan Guilford, J. P. (1978)
Pada alat ukur penyebab stres kerja, peneliti melihat reliabilitas dari dimensi dalam diri dan lingkungan serta total dari penyebab stres kerja. Berdasarkan hasil pengujian reliabiitas, peneliti memperoleh hasil dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Penyebab Stres Kerja
Dimensi Jumlah Item Nilai Reliabilitas
(Koefisien Alpha)
Faktor Dalam Diri 9 .720
Faktor Lingkungan 8 .588
Total Penyebab Stres Kerja
17 .832
Sumber: Pengolahan Data SPSS 19.0
Nilai Keterangan
0.00-0.19 Nilai reliabilitas sangat rendah 0.20-0.39 Nilai reliabilitas rendah 0.40-0.69 Nilai reliabilitas sedang 0.70-0.89 Nilai reliabilitas tinggi 0.90-1.00 Nilai reliabilitas sangat tinggi
Pada alat ukur kepuasan kerja, setelah peneliti melakukan uji coba diperolah nilai reliabilitas sebesar 0.814 dengan jumlah 48 buah item dan termasuk dalam nilai reliabilitas yang tergolong tinggi. Setelah peneliti melakukan penghapusan 18 item yang tidak valid, maka tersisa 30 item. Item-item yang dihapus berasal dari beberapa indikator. Hasil yang didapat pada uji lapangan sebesar 0.901. Berikut gambaran hasil uji reliabilitas alat ukur kepuasan kerja:
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Alat UkurKepuasan Kerja Alat Ukur
Kepuasan Kerja
Nilai Reliabilitas Jumlah Item
Uji Coba 0.814 48
Penelitian lapangan
0.901 30
Sumber: Pengolahan Data SPSS 19.0