• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum dari kurikulum yang sudah ada sebelumnya sehingga melahirkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kurikulum dari kurikulum yang sudah ada sebelumnya sehingga melahirkan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 telah dilaksanakan secara bertahap di seluruh sekolah. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006 (Kemendikbud, 2014: 4).

Hunkins & Ornstein (1998: 320) menyatakan bahwa sebagai sebuah guideline dalam mengawal jalannya pendidikan, kurikulum idealnya dalam

kurun waktu 7-10 tahun harus dievaluasi atau dikaji ulang untuk disesuaikan dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dinamika masyarakat. Artinya perubahan kurikulum atau tepatnya pengembangan kurikulum dari kurikulum yang sudah ada sebelumnya sehingga melahirkan Kurikulum 2013 memang sudah sewajarnya dilaksanakan. Pengembangan kurikulum wajib dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sehingga mampu menghadapi tantangan di masa yang akan datang.

Pada kurikulum 2013 ini ada yang berubah dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur kurikulum Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah, menunjukkan adanya penambahan dan pengurangan mata pelajaran dalam struktur kurikulum SMA dan MA berdasar Kurikulum 2013,

(2)

antara lain munculnya Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, dan tidak adanya Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Pada pelaksanaan Kurikulum 2013 ini diharapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi terintegrasi ke semua mata pelajaran. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan dan tuntutan bagi guru dan peserta didik dalam mengoptimalkan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam mendukung proses pembelajaran.

Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai cara telah dikenalkan serta digunakan dalam proses pembelajaran dengan harapan pengajaran guru akan lebih berkesan dan pembelajaran bagi murid akan lebih bermakna. Sejak beberapa tahun belakangan ini teknologi informasi dan komunikasi telah banyak digunakan dalam proses pembelajaran, dengan satu tujuan mutu pendidikan akan selangkah lebih maju seiring dengan kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainya. Teknologi informasi dan komunikasi juga menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi pebelajar, dengan teknologi informasi dan komunikasi diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menentukan dengan apa dan bagaimana siswa dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien. Sumber informasi tidak lagi terfokus pada teks dari buku semata-mata tetapi lebih luas dari itu.

(3)

Kemampuan teknologi informasi dan komunikasi akan semakin menambah kemudahan dalam mendapatkan informasi yang diharapkan.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah adalah salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Pemanfaatan bahan ajar yang dikemas dalam bentuk media berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Era globalisasi semakin menuntut kualitas sumber daya manusia yang unggul hanya akan dihasilkan oleh pendidikan yang bekualitas. Pendidikan yang berkualitas inilah yang harus terus-menerus diupayakan, baik oleh pemerintah maupun oleh para pelaksana pendidikan di lapangan.

Beragamnya pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran diharapkan dapat dapat mendayagunakan waktu dan mempermudah guru dalam mengajar, serta memotivasi siswa dalam belajar, namun pada kenyataannya di beberapa tempat kehadiran sarana TIK justru mempersulit dan membebani guru, sehingga mereka memutuskan untuk kembali tidak memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran atau mengajar secara konvensional. Berbagai permasalahan dalam pemanfaatan TIK antara lain : guru belum siap sebagai pengguna, dan sebagian sekolah belum memiliki sarana dan prasarana TIK dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran Seni Budaya merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan yang ada di sekolah dan diberikan mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Pembelajaran seni budaya adalah pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik dalam pengembangan

(4)

kepekaaan rasa seni dan kreativitas. Pembelajaran seni budaya menitikberatkan pada apresiasi dan kreasi seni sehingga tidak bersifat teoritis.

Seni budaya adalah seni yang berbasis budaya, sehingga semua jenis budaya dapat dikembangkan menjadi materi pembelajaran sesuai dengan bidangnya (Kemendikbud, 2014: 18).

SMA Negeri 1 Ngadirojo merupakan salah satu sekolah menengah atas di Kabupaten Pacitan yang memiliki banyak prestasi khususnya bidang seni budaya, baik tingkat kabupaten, propinsi, nasional maupun internasional.

SMA Negeri 1 Ngadirojo merupakan sekolah yang membekali siswanya mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII dengan keterampilan membatik. Tidak kalah dengan siswa beberapa guru juga sering mendapatkan prestasi di berbagai jenjang khususnya dalam hal seni budaya.

SMAN 1 Ngadirojo saat ini masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sebentar lagi menerapkan atau melaksanakan Kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 tidak terdapat mata pelajaran TIK, namun TIK diharapkan terintegrasi ke semua mata pelajaran, salah satunya mata pelajaran seni budaya.

Hal inilah yang menarik peneliti untuk mengetahui bagaimana Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten Pacitan, sebagai wujud kesiapan menyongsong pelaksanaan Kurikulum 2013, dimana TIK diharapakkan terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran Seni Budaya. Kesiapan ini baik dari sumber daya manusia, sarana

(5)

prasarana maupun lingkungan.

Hasil observasi awal peneliti pada bulan agustus 2014, dapat diketahui adanya beberapa fasilitas TIK yang tersedia di SMA Negeri 1 Ngadirojo, yang meliputi : laboratorium komputer, laboratorium Teknologi Informasi dan Komunikasi, internet gratis baik LAN maupun Wifi, beberapa laptop dan LCD Projector, serta bahan ajar seni budaya berjenis elektronik.

Dalam hal pemanfaatan TIK dalam pembelajaran seni budaya menunjukkan bahwa baik guru seni budaya maupun siswa telah memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran, diantaranya penggunaan internet untuk mencari informasi dan berkreasi seni menggunakan aplikasi komputer, serta penggunaan laptop dan LCD projector dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 1 Ngadirojo?

2. Bagaimanakah hasil yang dicapai SMA Negeri 1 Ngadirojo dengan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya?

3. Kendala apa sajakah yang dihadapi SMA Negeri 1 Ngadirojo dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya?

(6)

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 1 Ngadirojo.

2. Mendeskripsikan hasil yang dicapai SMA Negeri 1 Ngadirojo dengan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya.

3. Mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi SMA Negeri 1 Ngadirojo dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian diharapkan memperlihatkan gambaran mengenai bagaimana pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 1 Ngadirojo.

b. Dengan diketahui seperti apa implementasi dan pemanfaatannya, maka akan memberikan dorongan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya.

c. Dijadikan bahan peneilitian dan kajian lebih lanjut tentang pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran di jenjang pendidikan lainnya.

(7)

2. Manfaat Praktis

Manfaat yang diharapkan dalam peneilitian ini bagi : a. Siswa

Membuka pemahaman bagi siswa tentang pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran, sehingga siswa mampu beradaptasi dan melaksanakannya.

b. Lembaga Sekolah

Memberi masukan pada SMA Negeri 1 Ngadirojo atau sekolah yang bermaksud memanfaatan TIK dalam proses pembelajaran, dalam rangka merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran, dan mendayagunakan semua pihak yang terkait dan infastruktur pendukung dalam memanfaatan TIK dalam proses pembelajaran.

c. Kepala Sekolah

Memberi masukan kepala sekolah dalam mengoptimalkan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan khususnya di sekolah.

d. Guru

1) Memberi masukkan kepada guru sebagai kunci pokok pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran di sekolah.

2) Memberi pelayanan pendidikan yang berkualitas di SMA Negeri 1 Ngadirojo.

(8)

e. Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan

Sebagai bahan masukan untuk mengambil kebijakan dan pembiayaan dalam hal pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah.

f. Bagi Para Peneliti

Untuk peneliti berikutnya, penelitian ini sebagai referensi untuk memahami pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran di sekolah lebih dalam lagi.

Referensi

Dokumen terkait

Rekomendasi yang baik untuk permasalahan seperti ini adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar berikutnya yaitu dengan membuat marka – marka dan pembatas jalan sehingga barang

akibat telah selesainya pembangunan infrasruktur yang didanai oleh dana pinjaman daerah. Kebijakan belanja daerah pada tahun 2015 tetap diarahkan untuk mencapai target

• Teknik menyusun parafrasa: menentukan kata kunci; menemukan ide pokok; menjelaskan sinonim kata kunci; menjelaskan makna kata metaforis/ungkapan lain dengan kata lain yang

Implementasi penggunaan e-learning pada saaat ini sangat bervariasi. Hal tersebut didasarkan pada prinsip atau konsep bahwa e- learning sebagai upaya

Walaupun dari hasil penelitian ada juga yang menilai anak laki- laki tidak berperan di dalam keluarga Lampung hal ini dikarenakan mereka menganggap bahwa zaman sudah

Dalam penelitian ini, untuk mengukur efektivitas transmisi kebijakan moneter, berdasarkan eksekusi model ECM pada jalur suku bunga, nilai tukar dan kredit, diperoleh

Variables Entered/Removed b Lama Kerja, Pengalaman, Tingkat Pendidikan a , Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method. All requested

 Program peningkatan kapasitas dalam konteks perencanaan tata ruang pesisir dan laut sangat penting untuk dilakukan secara rutin yang melibatkan lembaga- lembaga inti yang