• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERBANDINGAN MAHASISWA MUSLIM DAN NON MUSLIM ATAS PEMILIHAN MAKANAN HALAL (STUDI KASUS MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA)

OLEH

PUTRI HASANAH PULUNGAN 140501007

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

PERBANDINGAN MAHASISWA MUSLIM DAN NON-MUSLIM ATAS PEMILIHAN MAKANAN HALAL (STUDI KASUS MAHASISWA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATRA UTARA)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan faktor yang yang mempengaruhi pemilihan makanan Halal pada konsumen Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuisioner yang disebarkan kepada responden Mahasiswa Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan uji Mann-Whitney.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim atas pemilihan makanan Halal. Dimana, Mahasiswa Musli memilih makanan Halal karena faktor agama sedangkan Non- Muslim memilih makanan Halal karena faktor Utility.

Kata Kunci : Makanan Halal, Konsumen Muslim, Konsumen Non-Muslim

(6)

ABSTRACT

A COMPARATIVE STUDY OF THE MUSLIM AND NON-MUSLIM IN SELECTING HALAL FOOD (STUDY CASE FACULTY OF ECONOMIC

AND BUSSINESS UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA)

The purpose of the research is to determine the differences in factors that affect the selection of Halal food on Muslim and Non-Muslim Students.

Primary data was collected through questionnaires distributed to respondents Student Faculty of Economics and Business University of Sumatra Utara. The analytical method used is descriptive quantitative by using Mann-Whitney Test..

The result of this research is that there are differences between Muslim and Non-Muslim students in selecting Halal food. Muslim choose Halal food due to religious factors, and Non-Muslim selecting Halal food due to Utility factors.

Keywords: Halal Food, Muslim Consumer, Non-Muslim Consumer

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi rahmat, berkat, kesehatan dan kemudahan sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Perbandingan Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim atas Pemilihan Makanan Halal (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara)” dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Strata Satu (S1) Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orangtua yang sangat penulis sayangi, Ayahanda Edi Suhemi Pulungan dan Ibunda Dewi Ana yang telah senantiasa memberikan doa, kasih sayang, dukungan, motivasi, kerja keras, pengorbanan dan semangat selama ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP. selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Haroni Doli Hamoraon Ritonga, SE, M.Si. selaku Dosen Pembimbing saya yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE, M.Si. selaku Dosen Pembanding I saya yang telah memberikan saran dan kritikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

(8)

5. Ibu Ilyda Sudradjat, S.Si, M.Si. selaku Dosen Pembanding II saya yang telah memberikan saran dan kritikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

7. Kepada adik-adik saya Siti Hajar Pulungan, Monang Ismail M. Pulungan, dan Mona Lisa yang telah memberikan doa, bantuan dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

8. Kepada Wilda, Suci, Mila, Hannah, Fitri, Maya, Kak Tami, Kak des, Ria, Tari, Lia, EP Tanggup, EP A 2014, dan semua pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Medan, 2018 Penulis

Putri Hasanah Pulungan NIM : 140501007

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Makanan Halal ... 8

2.1.1 Konsumsi Produk dan Jasa yang Halal ... 8

2.1.2 Pilihan dan Selera dalam Ekonomi ... 10

2.1.3 Perilaku Konsumen ... 11

2.1.4 Barang Normal ... 14

2.1.5 Muslim dan Non-Muslim ... 16

2.2 Penelitian Terdahulu ... 17

2.3 Kerangka Konseptual ... 18

2.4 Hipotesis Penelitian ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Jenis Penelitian... 20

3.2 Tempat dan waktu penelitian ... 20

3.3 Batasan Operasional... 20

3.4 Defenisi Operasional ... 21

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 21

3.6 Populasi dan Sampel ... 22

3.7 Jenis Data ... 24

3.7.1 Jenis Data ... 24

3.7.2 Sumber Data ... 24

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.9 Teknik Analisis Data... 25

3.9.1 Uji Validitas ... 25

3.9.2 Reliabilitas ... 26

3.9.3 Analisis Deskriptif... 27

3.9.4 Uji Normalitas ... 27

3.9.5 Independent Sample T-Test ... 28

(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 30

4.1 Karakteristi Responden ... 30

4.1.1 Jenis Kelamin ... 30

4.1.2 Program Studi ... 31

4.1.3 Agama ... 32

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

4.2.1 Uji Validitas ... 33

4.4.2 Uji Reliabilitas ... 34

4.3 Hasil Anaslisis Statistik Deskriptif ... 35

4.4 Hasil Uji Statistik ... 37

4.4.1 Uji Normalitas Data ... 37

4.4.2 Uji Mann-Whitney ... 38

4.5 Pembahasan... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin ... 30

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi... 31

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ... 32

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ... 32

4.5 Hasil Uji Validitas ... 33

4.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 34

4.7 Hasil Uji Statistik ... 35

4.8 Hasil Uji Mann-Whitney ... 38

4.9 Hasil Uji Mann-Whitney ... 39

4.10 Hasil Uji Mann-Whitney ... 39

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 19 4.1 Hasil Uji Normalitas ... 37

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

1. Kuisioner Penelitian

2. Output Uji Validitas danReliabilitas 3. Output Reliabilitas

4. Output Analisis Deskriptif 5. Output Uji Normalitas

6. Output Uji Mann-Whitnet Test 7. Daftar Distribusi Jawaban Responden

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam. Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa. Menurut Al- Quran terdapat 99 Nama Allah (Asma'ul husna) yaitu nama-nama yang paling baik yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda. Semua nama tersebut mengacu pada Allah. Diantara 99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah Maha Pengasih (Ar-Rahman) dan Maha Penyayang (Ar-Rahim). (John L. Esposito, 2017).

Berdasarkan Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference (INHALEC) 2017, saat ini Halal bukan hanya sekadar aturan dalam hukum Islam, tetapi telah menjadi gaya hidup yang dianggap sehat dan baik bagi kesehatan penduduk dunia termasuk di negara-negara yang memiliki jumlah penduduk Muslim yang relatif sedikit. (kompasiana.com, 2017)

Laporan World Halal Food Council, permintaan produk Halal yang semakin meningkat membuka peluang usaha dalam bisnis sertifikasi Halal, terlebih bagi produk Halal yang belum memiliki klasifikasi khusus. Artinya, sebuah produk makanan membutuhkan sertifikat Halal yang menjadi jaminan bahwa produk tersebut benar-benar Halal. Berbeda dengan di Indonesia yang pelabelan Halal terpusat kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI), di banyak negara di dunia

(15)

sertifikasi Halal juga dapat dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang fokus pada pelabelan Halal atau menyediakan jasa pelabelan Halal.

Di Perancis, terdapat delapan perusahaan yang menyediakan jasa penerbitan sertifikasi Halal, yakni A Votre Service (AVS), Muslim Conseil International (MCI), L’association De Contrôle Et De Certification Des Produits Halal Agréée (KARAMA), le Groupement Islamique des Sacrificateurs et Contrôleurs Musulmans (GISCOM), L’Association Finistérienne pour la Culture Arabo- Islamique (AFCAI), Lembaga Sertifikat Halal Malaysia (MIHAS), Le Bureau de Contrôle de L’Alimentation et de L’Authentification Religieuse (BCAAR), dan Lembaga Sertifikasi Halal Amerika Serikat.

Produksi makanan Halal semakin meningkat dan populer dikalangan konsumen Non-Muslim karena mengkonsumsi makanan Halal lebih sehat dan aman. Laporan Islamic Food and Nutricion Council of America (2009) bahwa peluang dalam produksi makanan Halal sangat besar di pasaran, khususnya di USA dan Eropa. Konsumen di sana sudah membayar harga premium untuk makanan Halal. Banyak Non-Muslim yang sudah memilih makanan Halal untuk konsumsi sehari-harinya karena persepsi makanan Halal itu sehat dan pilihan yang bijak, serta komposisi dari makanan Halal sudah terjamin kualitasnya yang baik bagi kesehatan. (ifanca.org, 2009).

Menurut kementerian Perdagangan Republik Indonesia tingkat konsumsi masyarakat Muslim dunia terhadap produk makan dan minuman Halal pada tahun 2013 mencapai nilai USD 1,29 milyar atau Rp 17 triliun. Jumlah ini mengalami peningkatan sebanyak 10,8% dibandingkan tahun 2012. Dinyatakan Thomson

(16)

Reuters bahwa, tingkat konsumsi makanan Halal dunia pada tahun 2019 akan mencapai USD 2,54 milyar atau Rp 24 triliun. Angka tersebut setara dengan 21,2% dari total konsumsi masyarakat dunia. (kemendag.go.id, 2015).

Pada Konferensi State of The Global Islamic Economy (2014-2015) Thomson Reuters, menyatakan bahwa peluang ekonomi di sektor produk Halal ini sangatlah menjanjikan. Fokus dari industri makanan Halal sendiri adalah pada produk yang Halal dan murni (Thayyib). Ini sejalan dengan apa yang diperintahkan Allah.

Allah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang bukan cuma Halal, tetapi juga baik (Halalan Thoyyiban) agar tidak membahayakan tubuh kita.

Bahkan perintah ini disejajarkan dengan bertaqwa kepada Allah, sebagai sebuah perintah yang sangat tegas dan jelas. Perintah ini juga ditegaskan dalam ayat yang lain, seperti yang terdapat pada Surat Al Baqarah : 168 yang artinya:

“Wahai sekalian manusia, makanlah yang Halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan;

karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu”

Data The Global Islamic Economy Indicator (2014-2015), Asia terbukti menguasai pangsa pasar makanan Halal dunia. Selain itu, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar dengan memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia. Namun hal tersebut tidak sejalan dengan posisi Indonesia dalam penguasaan Market Share industri Halal. Posisi Indonesia kalah jauh dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Posisi Indonesia dalam pengembangan pasar Industri Halal berada di peringkat ke-10, sedangkan Malaysia berada di posisi pertama, Brunei posisi ke-11 dan Singapura

(17)

posisi ke-13. Khusus dalam pengembangan produk makanan Halal, Posisi Indonesia justru di peringkat ke-15.

Pada ajang World Halal Tourism Award yang berlangsung di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab akhir tahun 2016, Indonesia berhasil memenangkan 12 dari 16 nominasi tentang wisata Halal dunia. Salah satu nominasi yang berhasil dimenangkan adalah kategori World Best Halal Culinary Destination yang diraih oleh provinsi Sumatera Barat. Hal ini menunjukkan potensi besar Indonesia di bidang pariwisata Halal di mata masyarakat dunia, khususnya sektor industri makanan Halal.

Hasil Pelatihan Auditor Halal Internasional atau International Training for Auditors of Halal Certifying Bodies yang digelar oleh LPPOM MUI, pada tahun 2016 pasar produk Halal sedang menunjukkan tren peningkatan yang signifikan pada dekade terakhir di era millenium. Angka perdagangan produk makanan Halal dunia saat mencapai USD 632 miliar atau Rp 8.500 triliun per tahun dan mencapai 17% dari industri makanan dunia secara keseluruhan. Dari angka tersebut, pada dekade terakhir pasar perdagangan makanan Halal yang terbesar terletak di Asia dengan nilai USD 400 miliar atau Rp 5.420 triliun dan terendah di Australia dengan nilai USD 1,2 miliar atau Rp 16 triliun. (gomuslim.co.id, 2016)

Data Global Islamic Economy Report tahun 2016-2017, Indonesia berada pada posisi ke-10 produsen industri Halal secara keseluruhan. Secara keseluruhan total pengeluaran dunia dalam Industri Halal mencapai USD 2,97 triliun atau Rp 40.243 juta triliun, diantaranya merupakan sumbangan dari sektor makanan, atau setara dengan Rp25.270 triliun. Pendapatan Negara tahun 2016 sebesar Rp1.822

(18)

triliun, namun jika dibanding dengan pasar industri makanan Halal dunia, maka pendapatan negara hanya berada di kisaran 7,2% dari pasar industri makanan Halal dunia. Indonesia bisa menguasai 10% industri makanan Halal dunia, maka penerimaan negara diperkirakan meningkat signifikan. Hal tersebut merupakan data historis, karena rata-rata sektor industri diproyeksikan tumbuh sekitar 8%

dalam 4 tahun atau hingga tahun 2021. (Pasardana.id, 2017)

Badan Pusat Statistik Indonesia menyatakan, total penduduk Indonesia pada tahun 2017 lebih dari 262 juta orang. Agama yang paling banyak dianut di Indonesia adalah agama Islam sebanyak 87.2 %, Kristen 6.9 %, Katolik 2.9%, Hindu 1.7%, Buddha 0.7%, dan Konghucu 0.05%. (Badan Pusat Statistik, Sensus Penduduk 2010).

Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, selama ini belum menangkap tren industri makanan Halal. Padahal kesempatan untuk ikut menjadi pemain dalam industri Halal lewat gaya hidup Halal masih sangat besar. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara Asia yang memiliki potensi besar sebagai produsen produk Halal, mengingat melimpahnya sumber daya alam yang ada ditambah dengan mayoritas penduduknya Muslim sudah semestinya menjadi Leader dalam perdagangan produk Halal di Asia dan mampu menembus pasar dunia.

Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference (INHALEC) 2017 menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim tidak hanya bisa menjadi konsumen industri Halal, tetapi juga produsen. Pemerintah Indonesia menargetkan pada 2020 kehadiran wisatawan Muslim dunia untuk

(19)

datang ke Indonesia sebanyak 5 juta orang dari total 168 juta wisatawan Muslim sedunia. (kompasiana.com, 2017)

Sertifikasi Halal merupakan syarat untuk pencantuman label Halal. Di Kota Medan, sertifikasi Halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berkisar 200.

Program sertifikasi Halal khusus tahun 2017 baru diikuti 200 UMKM Medan dari 2.000 UMKM yang ada di Medan. Program bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Medan. (medan.tribunnews.com, 2017)

Laporan Medan Bisnis dari 2.500 restoran yang ada di Kota Medan, baik restoran kecil, sedang dan besar, ternyata baru 5% saja yang memiliki sertifikat Halal. Selain karena ketidak pedulian pengusaha restoran dalam mengurusnya dikarenakan tidak ada payung hukum yang menguatkan pengusaha wajib memiliki sertifikat Halal. (medanbisnisdaily.com, 2014)

Data sensus penduduk 2010 yang di publikasi Badan Pusat Statistik Republik Indonesia jumlah penduduk di Sumatera Utara sebanyak 12.982.204 orang, sedangkan di kota Medan sebanyak 2.097.610 orang dimana, mayoritas penduduknya beragama Islam sebanyak 1.422.237 orang (67.8%), Kristen 425.253 orang (20.27%), Protestan 37.552 orang (1.79%), Hindu 9.296 orang (0.32%), Buddha 184.807 orang (8.81%), dan Konghuchu 370 orang (0.018%).

(Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia).

Artinya, Medan merupakan kota terbesar ke-3 di Indonesia yang menjanjikan untuk meningkatkan industri Halal produk. Dengan mayoritas penduduk Muslim sebesar 67.8%.

(20)

Penelitan ini fokus pada konsumsi makanan Halal pada Sivitas Akademika khususnya pada Mahasiswa yang aktif belajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (FEB USU) yakni 3.198 orang yang mana sebanyak 1.774 orang (55.47%) beragama Islam, 1.329 orang (41.56%) beragama Kristen, 85 orang (2.66%) beragama Buddha, dan 10 orang (0.31%) beragama Hindu.

Berdasarkan uraian diatas, judul penelitian ini ialah “Perbandingan Mahasiswa Muslim Dan Non-Muslim Atas Pemilihan Makanan Halal (Studi Kasus Mahasiswa FEB USU)”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah ; Apa perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan Halal pada konsumen Muslim dan Non-Muslim?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan faktor yang mempengaruhi konsumen Muslim dan Non-Muslim dalam memilih makanan Halal.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Memberikan gambaran tentang makanan Halal yang memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan pengolahan Industri makanan Halal.

2. Memberikan gambaran peningkatan konsumsi makanan Halal tidak hanya untuk Muslim tetapi juga Non-Muslim memperhatikan makanannya dengan mengkonsumsi makanan Halal.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Makanan Halal

2.1.1 Konsumsi Produk dan Jasa yang Halal

Keputusan seseorang untuk memilih alokasi sumber daya melahirkan fungsi permintaan. Dalam ekonomi konvensional, konsumen diasumsikan selaku bertujuan untuk memperoleh kepuasan (Utility) dalam kegiatan konsumsinya.

Utilitas merupakan kegunaan barang yang dirasakan oleh seorang konsumen ketika mengkonsumsi sebuah barang. Tujuan konsumen adalah mencari kepuasan tertinggi, batasan konsumsi hanyalah kemampuan anggaran.

Konsumsi yang Islami berpedoman pada ajaran Islam. Dalam Hadits disampaikan bahwa setiap Muslim wajib membagi makanan yang dimasaknya kepada tetangganya yang merasakan bau dari makanan tersebut. Diharamkan bagi seorang Muslim hidup dalam keadaan serba berlebihan sementara ada tetangganya yang menderita kelaparan. Tujuan konsumsi dalam ekonomi Islam ialah mashlahah daripada utilitas. Pencapaian mashlahah merupakan tujuan dari syariat Islam (maqashid syariah), yang merupakan tujuan konsumsi. Mashlahah terdiri dari manfaat dan berkah. Konsumen merasakan adanya manfaat suatu kegiatan konsumsi ketika mendapatkan pemenuhan kebutuhan fisik atau psikis atau material. Mengkonsumsi produk dan jasa Halal merupakan kepatuhan kepada Allah, karena memperoleh pahala. Pahala tersebut yang kemudian dirasakan sebagai berkah dari barang/jasa yang dikonsumsi. Konsumen tidak akan

(22)

mengkonsumsi barang/jasa yang Haram karena tidak mendatangkan berkah.

Mengkonsumsi barang/jasa yang Haram akan menimbulkan dosa yang pada akhirnya akan berujung pada siksa Allah, yang berarti dengan mengkonsumsi barang/jasa yang Haram akan memberikan berkah negatif.

Kehendak seseorang untuk membeli atau memiliki suatu barang/jasa muncul karena faktor kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan merupakan segala sesuatu yang harus dipenuhi agar suatu barang berfungsi secara sempurna. Keinginan merupakan hasrat ataupun harapan seseorang yang jika dipenuhi belum tentu akan meningkatkan kesempurnaan fungsi manusia ataupun suatu barang. Jika suatu kebutuhan diinginkan oleh seseorang, maka pemenuhan kebutuhan tersebut akan melahirkan mashlahah sekaligus kepuasan, jika pemenuhan kebutuhan tidak dilandasi keinginan, maka akan memberikan manfaat saja.

Ajaran Islam tidak melarang untuk memenuhi kebutuhan ataupun keinginan, selama pemenuhan kebutuhan dan keinginan tersebut dapat meningkatkan martabat selama hal itu mampu menambah mashlahah atau tidak mendatangkan mudharat. Mashlahah dari barang/jasa terdiri dari manfaat dan berkah sehingga manfaat dan kepuasan identik. Kepuasan merupakan suatu akibat dari terpenuhinya suatu keinginan, sedangkan mashlahah merupakan suatu akibat atas terpenuhinya suatu kebutuhan atau fitrah.

Besarnya berkah yang diperoleh berkaitan langsung dengan frekuensi kegiatan konsumsi yang dilakukan. Semakin tinggi frekuensi kegiatan ber- mashlahah, maka semakin besar berkah yang akan diterima oleh konsumen.

(23)

(Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dan Bank Indonesia).

2.1.2 Pilihan dan Selera dalam Ekonomi

Masalah pokok ekonomi yang dihadapi setiap masyarakat, yaitu masalah kelangkaan atau kekurangan. Kelangkaan atau kekurangan berlaku sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat dengan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat. Penawaran akan suatu barang ditentukan oleh kelangkaan (scarcity) dalam pengertian relatif disebabkan oleh kelangkaan mendapatkan faktor produksi.

Dalam masyarakat selalu terdapat keinginan yang relatif tidak terbatas untuk menikmati berbagai jenis barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan.

Kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh barang dan jasa baik berupa keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli dan keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli. Karena setiap orang tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara keseluruhan maka, harus dibuat pilihan. Dalam setiap kegiatan ekonomi, yaitu dalam kegiatan memproduksi maupun mengkonsumsi barang dan jasa, setiap pelaku harus membuat pilihan- pilihan. Tujuannya adalah agar sumber daya yang tersedia akan digunakan secara efisien dan dapat mewujudkan kesejahteraan yang paling maksimum kepada individu dan masyarakat.

Pendapatan yang diterima dari penggunaan sumber-sumber daya menentukan jenis-jenis dan jumlah barang yang akan dikonsumsi oleh konsumen. Dalam penjualan barang, pengusaha akan menentukan tingkat produksi yang memberi

(24)

keuntungan paling banyak, sedangkan dalam penggunaan faktor-faktor produksi adalah menentukan kombinasi faktor produksi yang akan meminimumkan biaya.

Setiap negara juga harus menentukan pilihan, untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan mantap, mengatasi masalah pengangguran, menaikkan taraf hidup masyarakat, dan menyamaratakan pendapatan adalah tujuan dari kegiatan pemerintah. Sumber-sumber daya yang dapat digunakan pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut terbatas dikarenakan sumber-sumber daya yang terbatas. Maka seperti individu dan perusahaan, pemerintah juga membuat pilihan-pilihan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia dengan mengatur penggunaannya sehingga dapat secara maksimal mencapai tujuan menjalankan kegiatan ekonomi. (Sadono Sukirno, 2013)

2.1.3 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan pemahaman terhadap tindakan yang langsung dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995 : 4).

Perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang dan usaha) untuk mendapatkan barang dan jasa yang nantinya akan di konsumsi. (Schiffman dan Kanuk, 2007).

Perilaku konsumen mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan pengguanaan atau mendapatkan barang dan jasa. (Loudon dan Bitta, 1995).

(25)

Berdasarkan defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu, faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi. Teori perilaku konsumen juga berarti deskripsi tentang bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatan antara barang dan jasa yang berbeda-beda untuk memaksimalkan kesejahteraan.

1. Preferensi Konsumen : langkah pertama adalah menentukan cara yang praktis untuk menggambarkan alasan-alasan mengapa orang lebih suka satu barang daripada yang lain.

2. Keterbatasan Anggaran : adanya kenyataan bahwa konsumen mempunyai keterbatasan pendapatan yang membatasi jumlah barang dan jasa yang dikonsumsi.

3. Pilihan-pilihan Konsumen : konsumen memilih kombinasi barang dan jasa yang dapat memaksimalkan kepuasan dengan keterbatasan pendapatan.

Dalam proses pengambilan keputusan ada tiga tahapan proses yang dilakukan yakni tahap pengakuan adanya kebutuhan (konsumen merasa adanya kebutuhan), usaha pencarian informasi sebelum membeli dan penilaian terhadap alternatif.

Faktor eksternal yang dapat menjadi input dan berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan adalah pengenalan kebutuhan oleh konsumen, diikuti dengan pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli dan evaluasi setelah membeli. (Tatik Suryani, 2008)

(26)

Konsep gaya hidup dan kepribadian juga berpengaruh dalam perilaku konsumen, dimana gaya hidup menunjukkan pada bagaimana individu menjalankan kehidupan, bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana memanfaatkan waktunya. (Mowen dan Minor, 2002). Sedangkan kepribadian lebih merujuk kepada karakteristik internal. Dari perspektif ekonomi, gaya hidup menunjukkan pada bagaimana seseorang mengalokasikan pendapatannya, dan memilih produk maupun jasa dan berbagai pilihan lainnya ketika memilih alternatif dalam satu kategori jenis produk yang ada. Proses persepsi bukan hanya proses psikologis, tetapi diawali dengan proses fisiologis yang dikenal sebagai sensasi. Persepsi merupakan suatu proses dimana dalam proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna. (Schiffman dan Kanuk, 2004).

Mashlahah dalam konsumsi dapat diperoleh apabila konsumen mengkonsumsi barang dan jasa yang bermanfaat dan mengandung berkah.

Semakin tinggi mashlahah, maka semakin besar pula konsumsi. Tingkat harga akan berpengaruh negatif terhadap permintaan barang dan jasa apabila tingkat mashlahah-nya sama. Terdapat dua pendekatan mengetahui perilaku konsumen, yaitu pendekatan mashlahah marginal dan pendekatan iso-mashlahah. Pendekatan pertama didasarkan pada pandangan bahwa manfaat maupun berkah atas suatu kegiatan konsumsi bisa dirasakan dan diukur oleh konsumen. Pendekatan kedua didasarkan pada pandangan bahwa mashlahah, terutama berkah hanya bisa dirasakan, namin tidak bisa diukur seberapa besarnya. Kandungan berkah dalam masing-masing barang sangat menentukan pilihan konsumen. Konsumen yang

(27)

rasional akan memiliki kecenderungan pilihan pada penggunaan barang-barang dengan kandungan berkah yang tinggi dibanding dengan barang yang kandungan berkahnya rendah, sepanjang ada kemampuan finansial yang mendukung. (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dan Bank Indonesia).

Dalam penelitian ini, fokus utama adalah remaja khususnya pemuda yang berada di jenjang pendidikan perguruan tinggi, mulai usia 20-30 tahun. Pemuda saat ini dikenal dengan generasi Y atau Milenium dan lahir antara tahun 1988 dan 1999. Generasi Y merupakan angkatan kerja yang merupakan konsumen utama dalam industri makanan dan minuman. Generasi Y lebih banyak menghabiskan uang dan pendapatannya untuk mengkonsumsi makanan dan lebih memperhatikan tren makanan yang akan dikonsumsi .

(ndp.com, 2011).

Makanan berperan penting dalam aspek kehidupan dan tidak terpisahkan dari agama. Makanan didefenisikan sebagai sumber energi bagi tubuh agar dapat melakukan berbagai aktivitas, dengan demikian, makanan merupakan salah satu hal utama yang diperlukan oleh tubuh. Makanan memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan sosial, dan kehidupan beragama (Siti Hasnah, 2011).

2.1.4 Barang Normal

Pendapatan merupakan faktor yang berpengaruh dalam permintaan terhadap berbagai barang dan jasa. Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai jenis barang dan jasa. Berdasarkan sifat perubahan

(28)

permintaan yang berlaku apabila pendapatan berubah maka barang dibagi menjadi 3 bagian :

1. Barang Normal

Barang Normal merupakan barang yang jumlah permintaannya meningkat apabila pendapatan meningkat. Suatu barang dinamakan barang normal apabila dia mengalami kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan. (Robert S. Pindyck, Daniel L. Rubinfeld, 2007) Contoh Barang Normal ; makanan pokok, pakaian.

2. Barang Inferior

Barang inferior adalah barang yang jumlah permintaannya akan turun seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Ketika tingkat pendapatan rendah, tingkat permintaan terhadap barang tersebut akan tinggi. Namun ketika tingkat pendapat meningkat, permintaan atas barang tersebut akan turun. Jadi, jika pendapatan bertambah tinggi maka permintaan terhadap barang inferior akan berkurang.

(Rakhmat Sumanjaya, dkk, 2014).

Contoh Barang Inferior ; ubi kayu, ikan asin. (Sadono Sukirno, 2013).

3. Barang Giffen

Barang Giffen merupakan suatu barang yang mempunyai pengaruh positif apabila dihubungkan di antara konsumsi barang dengan perubahan tingkat harga (price effect positive). Alternatif konsumsi barang akan meningkat (tingkat pendapatan tetap) pada tingkat harga yang meningkat, demikian

(29)

pula konsumsi barang akan menurun pada tingkat harga yang menurun.

(Rakhmat Sumanjaya, dkk, 2014).

Contoh Barang Giffen ; mobil, emas. (Sadono Sukirno, 2013)

2.1.5 Muslim dan Non-Muslim

Pengertian Islam dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi bahasa dan segi istilah. Secara etimologis kata “Islam” berasal dari bahasa Arab : salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Qs. Al-Baqarah :112 yang artinya :

“Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati”.

Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya.

Muslim berarti seseorang yang berserah diri kepada Allah termasuk segala makhluk yang ada di langit dan bumi, kemudian pemeluk pria disebut dengan Muslimin dan pemeluk wanita disebut Muslimah. (John L. Esposito, 2017).

Pengertian Non Muslim dapat dilihat dari pengertian Muslim dengan mendapat kata imbuhan Non yang berarti tidak atau bukan. Maka Non-Muslim

(30)

berarti orang yang tidak atau bukan beragama Muslim. Pengertian Non-Muslim mempunyai makna bahwa seluruh pemeluk agama selain agama Islam.

(library.walisongo.ac.id, 2006.).

2.2 Penelitian Terdahulu

Menurut Jan Mei Soon (2017) dalam penelitiannya yang berjudul

“Application of Theory of Planned Behaviour in Purchasing Intention and Consumption of Halal Food” hasil penelitian menunjukkan bahwa, sertifikasi Halal berpengaruh signifikan dalam keputusan konsumen Muslim dan Non- Muslim dalam mengkonsumsi makanan Halal. penelitian ini mengungkapkan bahwa konsumen Muslim dan Non-Muslim menyepakati pentingnya mengkonsumsi makanan Halal dan memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih baik kepada konsumen di lingkungan Universitas.

Menurut Ayyub, Rana Muhammad (2015) dalam penelitiannya berjudul

“Exploring Perceptions of Non-Muslim towards Halal Foods in UK” hasil penelitian menunjukkan bahwa, mayoritas Non-Muslim memiliki persepsi positif mengenai kualitas produk dan jasa Halal.

Menurut Ahasanul Haque , Abdullah Sarwar , Farzana Yasmin , Arun Kumar Tarofder , Mirza Ahsanul Hossain (2015) dalam penelitiannya yang berjudul

“Non-Muslim Consumers’ Perception toward Purchasing Halal Food Products in Malaysia” hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, persepsi konsumen Non- Muslim tentang produk makanan Halal dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan kontrol yang dirasakan pelaku, khususnya di Malaysia.

(31)

Penelitian Quantaniah, Nur Aniza, Noreina, Nurul Syakinah (2013) yang berjudul “Selecting Halal Food : A Comparative Study of the Muslim and Non Muslim Malaysian Student Consumer” hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi mahasiswa Muslim dalam mengkonsumsi makanan Halal karena menjalankan kewajiban agama, sedangkan Non-Muslim orientasinya dalam mengkonsumsi makanan Halal adalah karena aspek kesehatan, kualitas dan keamanan makanan.

Rajagopal dkk, (2011) telah mengidentifikasi bahwa sertifikasi Halal dapat digunakan sebagai alat pemasaran dalam mempromosikan produk. Alam dan Sayuti, (2011) telah menunjukkan bahwa kesadaran akan konsep Halal dan pengetahuan tentang standar Halal di kalangan konsumen masih rendah. Mohani dkk, (2009) menemukan bahwa agama memegang peranan penting dalam menentukan pilihan konsumen untuk mengkonsumsi makanan terutama di kalangan kaum Muslimin. Lada dkk, (2009) menyimpulkan bahwa konsumen memiliki perbedaan keyakinan tentang produk Halal, di mana tergantung sikap dan norma subjektif konsumen. Golnaz dkk, (2012) menemukan bahwa konsumen Non-Muslim menjadi lebih terdidik, mereka lebih cenderung mengenal prinsip Halal dan efek positif mengkonsumsi makanan Halal.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu (Kuncoro, 2013:45). Berdasarkan konsep teori diatas maka dapat digambarkan kerangka konseptual dari penelitian, yaitu sebagai berikut:

(32)

.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Penelitian ini fokus pada konsumsi Halal pada sivitas akademika khususnya Mahasiswa aktif belajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (FEB USU).

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2008), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan pada halaman 7). Hipotesis merupakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan. Berdasarkan rumusan masalah maka hipotesis (jawaban sementara) yang dapat diambil adalah :

 H0 : Tidak ada perbedaan faktor yang signifikan antara konsumen Muslim dan Non-Muslim atas pemilihan makanan Halal.

 H1 : Ada perbedaan faktor yang signifikan antara konsumen Muslim dan Non-Muslim atas pemilihan makanan Halal.

Mahasiswa FEB USU

Muslim

MAKANAN HALAL DALAM KEMASAN Non-Muslim :

 Kristen

 Hindu

 Buddha

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data deskriptif kuantitatif.

Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel, baik satu variabel atau lebih sifatnya independen tanpa hubungan maupun perbandingan variabel yang lain. Permasalah deskriptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). (Emory, 1985).

Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan- penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur- prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang diketahui (Kasiram, 2008).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.Waktu penelitian dimulai dari bulan Desember 2017 sampai penelitian skripsi selesai.

3.3 Batasan Operasional

Batasan Operasional adalah variabel penelitian yang dimaksud untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis, instrumen, serta sumber pengukuran berasal dari mana. (V. Wiratna Sujarweni, 2015).

(34)

Batasan Operasional yang akan diteliti adalah konsumsi makanan Halal dalam kemasan dengan satuan Unit, makanan Halal yang dibahas adalah makananan yang memiliki tulisan, logo atau pernyataan Halal dari LPPOM-MUI atas jaminan kehalalan makanan, Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim yang terdiri dari Kristen, Hindu, Buddha.

3.4 Defenisi Operasional

Defenisi Operasional adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 1999). Defenisi Operasional dalam penelitian ini adalah Mahasiswa FEB USU, Mahasiswa Muslim dan Non- Muslim yang dimaksud adalah Mahasiswa yang aktif belajar, Utiliy adalah kegunaan dan manfaat yang didapatkan dari mengkonsumsi makanan Halal, daya beli adalah kemampuan konsumen Muslim dan Non-Muslim dalam mengkonsumsi makanan Halal.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan ialah skala Likert, skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur (Sugiyono, 2008)

Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur tersebut dengan instrument tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga lebih

(35)

akurat, efisien dan komunikatif. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Jawaban setiap butir pertanyaan yang menggunakan skala Likert dapat berupa kata-kata antara lain : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Pemberian skoring :

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Ragu-ragu (R) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 3.6 Populasi dan Sampel

a. Populasi : Keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. (V. Wiratna Sujarweni, 2015).

Menurut Sudjana dalam buku Metode Statistik dikatakan bahwa : populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas.

Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim yang aktif di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara berjumlah 3.198 orang, mulai dari stambuk 2014-2017.

(36)

b. Sampel : Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi, dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi. Penelitian ini menggunakan Sampling Insidental yaitu, teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data yang merupakan bagian dari Nonprobability Sampling, dimana, pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. (sugiyono, 2008). Untuk menentukan jumlah sampel dalam penlitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin yaitu :

Dimana :

n = Ukuran Sampel N = Populasi

e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Dalam penelitian ini, batas toleransi kesalahan 5% maka, jumlah total sampel dalam penelitian ini Muslim sebanyak 197 responden, Non-Muslim sebanyak 159 responden yang diperoleh dari :

n = 355.6

(37)

Sehingga diperoleh :

Mahasiswa Muslim sebanyak, 55.47% x 355.6 = 197.25 = 197 Mahasiswa Non-Muslim :

1. Kristen sebanyak, 41.56% x 335.6 = 147.79 = 148 2. Buddha sebanyak, 2.66% x 355.6 = 9.46

= 10 3. Hindu sebanyak, 0.31% x 355.6 = 1.10

= 1 3.7 Jenis dan Sumber Data

3.7.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Menurut Sudjono (1987:4) yaitu data-data kuantitatif yang mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang telah direkam melalui alat ukur yang kemudian diolah sesuai fungsinya. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan dalam bentuk angka-angka.

3.7.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

a. Data Primer : data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara penelitian dengan narasumber. (V. Wiratna Sujarweni, 2015). Data primer diperoleh dari

(38)

penyebaran kuisioner kepada 197 Mahasiswa Muslim dan 159 Mahasiswa Non- Muslim .

b. Data Sekunder : data yang dapat dilihat dari catatan, buku, dan majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintahan, artikel, buku-buku sebagai teori dan sebagainya. (V. Wiratna Sujarweni, 2015). Data sekunder diperoleh dari Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, Badan Pengelola dan Pengembangan Masjid FEB USU dan referensi lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data primer melalui kuisioner yang merupakan pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk dijawab. (V. Wiratna Sujarweni, 2015). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari kuisioner yang diberikan kepada Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim. Data sekunder diperoleh dari Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, khusus data jumlah Mahasiswa Muslim diperoleh dari Badan Pengelola dan Pengembangan Masjid FEB USU.

3.9 Metode Analisis Data 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data.

(Sinulingga, 2011:192). Pengujian validitas dan realibilitas dalam penelitian ini dilakukan pada 30 responden sebagai uji coba validitas pertanyaan yang termasuk

(39)

dalam sampel penelitian, uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for Sciences (SPSS) versi 24 dan program Eviews 7.

Untuk menguji validitas digunakan pendekatan korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Rumus :

√ ∑ ∑ Dimana :

Rxy = koefisien korelasi

∑X = jumlah skor butir

∑Y = jumlah skor total N = jumlah sampel

Pengambilan keputusannya bahwa setiap indikator valid apabila nilai r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel atau r hitung berada dibawah 0,05. Untuk menentukan nilai r hitung, dibantu dengan progam SPSS yang dinyatakan dengan nilai Correted Item Total Correlation.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah alat untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah jawaban tentang tangapan respoden. (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini, uji reabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai Alpha > 0.60 dengan rumus sebagai berikut:

(40)

[ ] [ ∑ ]

Dimana : r = koefisien reliability instrument (cronbachalfa) k = banyaknya butir pernyataan

∑ = total varians butir = total varians

3.9.3 Analisis Deskriptif

Menurut Sujarweni (2014 :11) penelitian deskriktif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel, baik satu variabel atau lebih sifatnya independen tanpa membuat hubungan maupun perbandingan dengan variabel yang lain. Variabel tersebut dapat menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai populasi atau mengenai bidang tersebut.

3.9.4 Uji Normalitas

Asumsi Normalitas merupakan persyaratan kebanyakan prosedur statistik inferential. Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat nilai sig. dalam setiap pernyataan. Berdasarkan Stanislaus (2009), deteksi normalitas dilakukan dengan cara melihat nilai sig, apabila nilai sig dibawah 0,005 maka uji tersebut dikatakan tidak normal dan apabila nilai sig diatas 0,005 maka data tersebut dikatakan normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

(41)

a. Jika nilai sig dibawah 0,005 maka uji tersebut tidak normal, maka pengujian hipotesis menggunakan Mann-Whitney U-Test.

b. Jika nilai diatas 0,005 maka uji tersebut normal, maka pengujian hipotesis menggunakan Independent T-Test. Uji Normalitas pada penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov.

3.9.5 Independent Sample T-Test

Uji Independent Sample T-Test merupakan suatu uji statistik parametrik yang dengan syarat data sebagai sampel harus terdistribusi secara normal. Uji Independent Sample T-Test digunakan menguji dua sampel yang tidak saling berhubungan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nyata dengan sampel lain. Jika data tidak terdidtribusu secara normal maka digunakn Uji Statistik Non Parametrik yaitu Uji Mann-Whitney. (V. Wiratna Sujarweni, 2015).

3.9.6 Mann-Whitney

Untuk menentukan perbedaan variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan perhitungan Mann-Whitney. Pertimbangan ini dilakukan karena datanya berbentuk ordinal, data sampel dalam jumlah besar dan untuk dua sampel yang berukuran tidak sama. Adapun Syarat Menggunakan Mann-Whitney dalam uji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Asumsi uji t tidak realistis untuk data yang ada.

2. Uji normalitas data menunjukkan tidak normal, kurang dari 0,005 (<0,005).

3. Peneliti ingin menghindarkan membuat asumsi sehingga kesimpulan yang diharapkan akan lebih dapat digeneralisasi.

(42)

4. Skor tidak berbentuk numerik sehingga gagal memenuhi asumsi uji t.

(Ghozali dan Castellan, 2002)

Adapun rumusnya Mann-Whitney U test adalah sebagai berikut (Sulaiman,2003) : U1 = n1 x n2 + [n1 (n1+1)]- R1...(1)

U2 = n1 x n2 + [n2 (n1+1)]- R2...(2) n1 = Jumlah sampel 1

n2 = Jumlah sampel 2 U1 = Jumlah peringkat 1 U2 = Jumlah peringkat 2

R1= Jumlah rangking pada sampel n1 R2 = Jumlah rangking pada sampel n2

Penyelesaian untuk Mann-Whitney pada penelitian ini menggunakan program SPSS 24. Pengujian dengan Mann-Whitney U test menggunakan grouping variabel yang terdiri dari (berdasarkan setiap hipotesisnya) yaitu Masiswa Muslim dan Non-Muslim. Grouping variabel tersebut penjelasannya sesuai dengan definisi variabel independennya. Sedangkan variabel dependennya adalah

Utility dan daya beli. Dalam variabel dependen terdapat jumlah skor masing- masing sampel, jumlah skor pernyataan masing-masing sampel Utility dan daya beli variabel list. (Wahana, 2010).

Hasil Uji Mann-Whitney dapat dilihat pada tabel Test Statistics pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed). Jika probabilitas nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05, maka H1 diterima. Namun, jika probabilitas nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, maka H0 diterima. (V. Wiratna Sujarweni, 2015).

(43)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan judul penelitian ini Perbandingan Mahasiswa Muslim dan Non- Muslim atas Pemilihan Makanan Halal (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara) yang disesuaikan dengan karakteristik responden. Karakteristik responden yang di analisis dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, program studi, agama. Karakteristik responden tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

4.1.1 Jenis Kelamin

Responden yang terpilih dapat dikelompokkan ke dalam 2 jenis kelamin yaitu pria dan wanita. Untuk mengetahui proporsi jenis kelamin dengan jelas dapat dilihat melalui tabel berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi

( orang )

Persentase ( % )

Pria 156 43.8

Wanita 200 56.2

Jumlah 356 100,00

Sumber : Data Primer Diolah

Dari data 4.1 diatas dapat diketahui jumlah responden wanita lebih banyak yaitu 70 orang atau 71,43% dari total responden, sedangkan responden pria sebanyak 28 orang atau 28,57% dari jumlah responden yang terpilih. Hal ini

(44)

dikarenakan jumlah wanita lebih banyak pada lokasi yang dijadikan tempat penyebaran kuisioner.

4.1.2 Program Studi

Responden yang terpilih dapat dikelompokkan kedalam 6 program studi yaitu S1 Ekonomi Pembangunan, S1 Akuntansi, S1 Manajemen, D3 Akuntansi, D3 Keuangan, D3 Sekretaris. Proporsi program studi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi

Program Studi Frekuensi

( orang )

Persentase ( % )

S1 Ekonomi Pembangunan 85 23.9

S1 Akuntansi 84 23.6

S1 Manajemen 82 23.03

D3 Akuntansi 40 11.24

D3 Keuangan 30 8.43

D3 Sekretaris 35 9.83

Jumlah 356 100,00

Sumber : Data Primer Diolah

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini dari program studi S1 Ekonomi Pembangunan yaitu sebesar 23.9% (85 orang), S1 Akuntansi sebesar 23.6% (84 orang), S1 Manajemen sebesar 23.03% (82 orang), D3 Akuntansi sebesar 11.24% (40 orang), D3 Keuangan sebesar 8.43% (30 orang) D3 Sekretaris sebesar 9.83% (55 orang).

(45)

4.1.3 Agama

Responden yang terpilih dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu Muslim dan Non-Muslim terdiri dari Kristen, Buddha, Hindu.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Agama Muslim/Non-Muslim Frekuensi

( orang )

Persentase ( % )

Muslim 197 53,81

Non-Muslim 159 46,19

Jumlah 356 100,00

Sumber : Data Primer Diolah

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

Agama Frekuensi

( orang )

Persentase ( % )

Islam 197 53,81

Kristen 148 40,31

Buddha 10 2,58

Hindu 1 0,30

Jumlah 356 100,00

Sumber : Data Primer Diolah

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini Muslim yaitu sebesar 53,81% (197 orang), Non-Muslim 46,19% (159 orang). Hal ini dikarenakan jumlah mahasiswa Muslim lebih banyak dibandingkan Non- Muslim di lokasi penelitian. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang beragama Islam sebesar 53,81% (197 orang), Kristen 40,31% (148 orang), Buddha 2,58% (10 orang), Hindu 0,30% (1 orang).

(46)

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.2.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program Statistical Package for Sciences (SPSS) versi 24.

Adapun kriteria pengujian validitas sebagai berikut :

a. Jika rhitung > rtabel maka butir pertanyaan dinyatakan valid.

b. Jika rtabel> rhitung maka butir pertanyaan dinyatakan tidak valid.

c. Rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation

d. Rhitung = 1,000 sedangkan Rtabel = 0.113 dengan tingkat signifikansi 5 %.

Pengujian Variabel Persepsi Sebelum dilakukan pengolahan data, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Item-Total Statistics

Pertanyaan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Q1 ,792 ,000 356

Q2 ,840 ,000 356

Q3 ,836 ,000 356

Q4 ,592 ,000 356

Q5 ,449 ,000 356

Q6 ,839 ,000 356

Q7 ,882 ,000 356

(47)

Q8 ,625 ,000 356

Q9 ,543 ,000 356

Q10 ,357 ,000 356

Total Skor Jawaban

1,000 ,000 356

Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS 24

Kolom corrected item total correlation pada tabel 4.5 di atas merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang akan digunakan untuk menguji validitas instruments. Dalam hal ini rtabel ditetapkan sebesar 0,113 dan diperoleh rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka pernyataan dinyatakan valid.

4.2.1 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat memberikan hasil yang konsisten dan stabilitas.Teknik yang digunakan untuk menilai reliabilitas adalah Cronbach’s alpha suatu instrument dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih dari 0.60.

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

,766 11

Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS 24

Berdasarkan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha diperoleh nilai sebesar 0.766 > 0.60 maka dapat disimpulkan seluruh variable

(48)

dinyatakan reliable yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal.

4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif yaitu untuk memperoleh gambaran umum mengenai data yang digunakan dalam penelitian ini. Nilai rata-rata (mean) menunjukkan nilai kisaran data yang diperoleh dari penjumlahan seluruh data yang dibagi dengan jumlah data. Nilai median menunjukkan nilai tengah dari seluruh nilai data yang ada pada suatu variabel.Nilai maksimum menunjukkan nilai tertinggi dari suatu variabel, sedangkan nilai minimum menunjukkan nilai terendah dari suatu variabel. Nilai standar deviasi menunjukkan kisaran nilai rata-ratanya, dimana semakin kecil nilai standar deviasi menunjukkan kisaran nilai data dalam penelitian ini semakin mendekati nilai rata-ratanya, sedangkan semakin besar nilai standar deviasi menunjukkan kisaran data yang tersebar menjauhi nilai rata- ratanya. Penyajian hasil uji statistik deskriptif yang ditujukkan dengan data yang diperoleh dari kuesioner yangdapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik

Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS 24

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diuraikan deskripsi dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :

Y X1 X2

Mean 12.59 16.83 12.51

Maximum 15 20 15

Minimum 3 4 3

Std. Dev. 2.236 2.778 1.885

Skewness -1.313 -1.788 -1.953

Kurtosis .746 4.949 7.882

Observations 356 356 356

(49)

a. Agama sebagai faktor perbedaan pemilihan makanan Halal terhadap konsumen Muslim dan Non-Muslim (Y)

Variabel Y dalam penelitian ini berperan sebagai dependent variabel. Agama yang merupakan variabel Y memiliki nilai maksimum 15 dan nilai minimum 3.

Variabel Y dalam penelitian ini memiliki nilai mean 12.59 dengan nilai mean 12.59 serta nilai standar deviasi 2.236. Dengan nilai standar deviasi < mean (2.236 < 12.59), maka data dalam keadaan tersebar dengan baik.

b. Utility (X1)

Variabel X1 dalam penelitian ini berperan sebagai Independent variabel.

Faktor Utility merupakan faktor utama yang menjadikan perbedaan faktor pemilihan makanan Halal konsumen Muslim dan No-Muslim. Dalam penelitian ini variabel X1 memiliki nilai Maximum 20dan nilai minimum 4 dengan nilai mean 16.83 serta nilai deviasi 2.778. Dengan nilai standart deviasi < mean (2.778

< 16.83), maka data dalam keadaan tersebar dengan baik.

c. Daya Beli (X2)

Variabel X2 dalam penelitiam ini berperan sebagai Independent variabel.

Faktor daya beli merupakan faktor yang mempengaruhi perbedaan faktor pemilihan makanan Halal konsumen Muslim dan No-Muslim., X2 dalam memiliki nilai maximum 15dan minimum 3, dengan nilai mean 12.51 serta nilai nilai standart deviasi 1.885. dengan nilai standart deviasi < mean (1.885 < 12.51), maka data dalam keadaan tersebar dengan baik.

(50)

4.4 Hasil Uji Statistik

4.4.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji normalitas Lilliefors (Kolmogrov-Smirnov) yang terdapat pada prosedur SPSS 24. Kriteria yang digunakan adalah taraf signifikansi = 0,005, jika nilai sig dibawah 0,005 dapat disimpulkan data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal, begitu juga sebaliknya jika nilai sig diatas 0,005 dapat disimpulkan data berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas data digunakan untuk menentukan apakah menggunakan Mann-Whitney atau Independent T-test. Penelitian ini menggunakan Mann-Whitney U test jika nilai sig setiap pernyataan dibawah 0,005 (data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal), sedangkan menggunkan Independent T-test jika nilai sig setiap pernyataan diatas 0,005 (data berasal dari populasi yang berdistribusi normal). Adapun hasil uji normalitas pernyataan di bawah ini:

Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS 24

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas

(51)

Dari hasil perhitungan normalitas di atas menunjukkan bahwa data berasal dari populasi tidak normal (Sig dibawah 0,005), sehingga penghitungan hipotesisnya akan menggunakan Mann-Whitney.

4.4.2 Uji Mann-Whitney

Uji Mann-Whitney digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan antara dua sampel yang tidak berhubungan. Pengambilan keputusan dapat dilihat pada tabel Test Statistics pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed). Jika probabilitas nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan antara dua sampel yang diuji (H0 diterima). Namun, jika probabilitas nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara dua sampel yang diuji (H1 diterima).

Tabel 4.8

Hasil Uji Mann-Whitney Perbedaan Konsumsi Makanan Halal Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim karena faktor Agama

Mann-Whitney U 2810,000

Wilcoxon W 15530,000

Z -14,212

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS 24

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 < nilai α 0.05, maka H1 diterima yang berarti ada perbedaan faktor antara Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim atas pemilihan makanan dikarenakan faktor Agama.

(52)

Tabel 4.9

Hasil Uji Mann-Whitney Perbedaan Konsumsi Makanan Halal Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim karena faktor Utility

Mann-Whitney U 1344,500

Wilcoxon W 20847,500

Z -15,502

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 < nilai α 0.05, maka H1 diterima yang berarti ada perbedaan faktor antara Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim atas pemilihan makanan dikarenakan faktor Utility.

Tabel 4.10

Hasil Uji Mann-Whitney Perbedaan Konsumsi Makanan Halal Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim karena faktor Daya Beli

Mann-Whitney U 14320,000

Wilcoxon W 27040,000

Z -1,428

Asymp. Sig. (2-tailed) ,153 Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.153 > nilai α 0.05, maka H0 diterima yang berarti tidak ada perbedaan faktor antara Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim atas pemilihan makanan dikarenakan faktor daya beli.

(53)

4.5 Pembahasan

Uji Mann-Whitney pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim atas Pemilihan Makanan Halal.

Berdasarkan hasil analisis Uji Mann-Whitney, dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim atas Pemilihan Makanan Halal, dimana Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim mengkonsumsi makanan Halal dikarenakan ada tidaknya perintah agama dan Utilitas yang didapatkan dari mengkonsumsi makanan Halal tersebut. Sedangkan dalam hal daya beli tidak menjadi pembeda antara Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim atas Pemilihan Makanan Halal.

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Uji Mann-Whitney dari variabel Utility dan Daya Beli dalam Perbandingan Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim Atas Pemilihan Makanan Halal, maka didapatkan hasil, terjadi perbedaan antara Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim Atas Pemilihan Makanan Halal dalam hal Agama dan Utility. Hal ini ditunjukkan dengan Asymp. Sig. (2-tailed) yang bernilai yaitu 0.000 < nilai α 0.05. Dalam hal Daya Beli antara Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim tidak ada perbedaan antara Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim Atas Pemilihan Makanan Halal. Hal ini ditunjukkan dengan Asymp. Sig. (2-tailed) yang bernilai yaitu 0.153

> nilai α 0.05.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Analisis Perbandingan Mahasiswa Muslim dan Non-Muslim Atas Pemilihan Makanan Halal, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya kita lebih memperhatikan makanan yang di konsumsi, serta kesadaran diri dalam menentukan apa yang kita konsumsi, khususnya umat muslim wajib untuk mengkonsumsi makanan yang Halal.

2. Sebagai seorang Muslim kita harus bangga dengan produk buatan sendiri karena di Negara Maju persaingan dalam industri makanan Halal sudah berkembang pesat, jangan sampai Non-Muslim menguasai perdangangan industri makanan Halal.

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Konseptual
Tabel 4.5  Hasil Uji Validitas     Item-Total Statistics
Tabel 4.6  Hasil Uji Reliabilitas  Reliability Statistics    Cronbach's  Alpha N of  Items ,766 11
Tabel 4.7  Hasil Uji Statistik
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa mayoritas responden menilai Sangat Setuju (SS) pada pernyataan kualitas layanan universitas sebagai berikut: Ruang kuliah nyaman dan tenang

ADX berada di atas (lebih besar) dari 45 yang menginterpertasikan bahwa indeks berada dalam posisi overextended , dimana harus berhati-hati terhadap pembalikan tren yang

promosi untuk memperkenalkan perpustakaan, koleksi perpustakaan dan layanan yang disediakan agar dapat dimanfaatkan masyarakat umum Kabupaten Dairi sebagai sumber informasi

metode titrasi argentometri merupakan metode yang klasik untuk analisis kadar. klorida yang dilakukan dengan mempergunakan AgNO 3 dan indikator K 2 CrO 4

Risiko terjadinya keluhan kesehatan pada pengasah batu akik tidak terlepas dari beberapa faktor yaitu faktor perilaku, dimana didalam perilaku meliputi

Rhinolith dan antrolith adalah benda asing yang tidak lazim pada hidung dan antrum, Rhinolith adalah batu yang ditemukan di dalam rongga hidung yang mungkin didapati secara tidak

Tingginya angka perilaku kerja kontraproduktif dikalangan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai tidak tetap di Indonesia dapat dilihat dari indikasi meningkatnya

Untuk mengetahui proses pengolahan terhadap parameter mutu minyak goreng yang diuji (bilangan peroksida, bilangan asam, kadar air, bau ) dalam memperbaiki kualitas minyak