• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Wanita Menopause Yang Rutin Olahraga Dengan Wanita Menopause Yang Tidak Rutin Olahraga.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Wanita Menopause Yang Rutin Olahraga Dengan Wanita Menopause Yang Tidak Rutin Olahraga."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

iv

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA PEREMPUAN

MENOPAUSE YANG RUTIN OLAHRAGA DAN PEREMPUAN

MENOPAUSE YANG TIDAK RUTIN OLAHRAGA

Claudia Y Vincensius, 2014, Pembimbing I : dr. Fen Tih, M.Kes

Pembimbing II: dr. Christine Sugiarto, Sp.PK

Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang memiliki

karakteristik hiperglikemi bersama dengan gangguan metabolisme karbohidrat,

lemak, dan protein yang disebabkan oleh defek sekresi dan aksi insulin. Olahraga

untuk penderita diabetes bukan saja menjadi bagian dari pengobatan, namun

merupakan elemen penting dalam pencegahan primer dan sekunder. Menopause

biasanya terjadi pada perempuan usia 45­57 tahun. Risiko untuk berkembangnya

DM memasuki usia 60 tahun sangat tinggi yaitu 22,4 % pada perempuan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa darah

puasa pada perempuan menopause yang rutin olahraga dan tidak rutin olahraga.

Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan subjek penelitian

perempuan berusia ≥50 tahun berjumlah 60 orang yang dibagi menjadi 2

kelompok yaitu kelompok perempuan menopause yang rutin olahraga dan

perempuan menopause yang tidak rutin olahraga. Analisis data menggunakan uji t

tidak berpasangan dengan α=0,05. Data yang diukur adalah kadar glukosa darah

puasa (GDP) menggunakan glukometer.

Hasil penelitian dengan rerata kadar glukosa darah puasa pada kelompok

perempuan menopause yang rutin olahraga (94,73 mg/dL), menunjukkan

perbedaan yang bermakna p=0.016 (<0.05) bila dibandingkan dengan kelompok

perempuan menopause yang tidak rutin olahraga (103,67 mg/dL).

(2)

olahraga lebih rendah daripada perempuan menopause yang tidak rutin olahraga.

Kata kunci :

menopause, glukosa darah puasa, olahraga

ABSTRACT

THE COMPARISON OF FASTING BLOOD GLUCOSE LEVEL BETWEEN

MENOPAUSAL WOMEN WHO DO ROUTINE EXERCISE AND

MENOPAUSAL WOMEN WHO DON’T DO ROUTINE EXERCISE

Claudia Yevinni Vincensius, 2014, 1

st

Tutor : dr. Fen Tih, M.Kes

2

nd

Tutor: dr. Christine Sugiarto, Sp.PK

Diabetes mellitus (DM) is a metabolic syndrome that has hyperglicemic

characteristic along with carbohidrate, lipid, and protein metabolism impairment

caused by insulin defect of secretion and action. Exercise for diabetes is a part of

theraphy and prevention. Menopause usually occurs between the ages of 45­57

years on women. Women aged 60 have 22,4% risk of developing diabetes

mellitus.

The aim of this research is to know the diference of fasting blood glucose level

beetwen menopausal women who do routine exercise and menopausal women

who don’t do routine exercise.

The observational study to 60 women aged ≥50, divided into two groups,

menopausal women who does routine exercise and menopausal women who don’t

do routine exercise. The fasting blood glucose level were measured by glucometer.

The data was analyzed using paired t­test (α=0,05).

(3)

vi

Universitas Kristen Maranatha

The conclusion in fasting blood glucose level measured from menopausal

women who do routine exercise is lower than women who don’t do routine

exercise.

Keywords :

menopause, fasting blood glucose level, exercise

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL

i

LEMBAR PERSETUJUAN

ii

ABSTRAK

iv

ABSTRACT

v

KATA PENGANTAR

vi

DAFTAR ISI

viii

DAFTAR TABEL

xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Identifikasi Masalah

2

(4)

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

2

1.5 Kerangka Pemikiran

3

1.6 Hipotesis Penelitian

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Glukosa

4

2.1.1. Metabolisme Glukosa

4

2.1.2. Glikolisis

4

2.1.3. Glukosa darah

5

2.1.4. Peran Insulin dalam Mengatur Glukosa Darah

5

2.2. Siklus Menstruasi

6

2.2.1. Siklus Ovarium

6

2.2.2. Siklus Uterus

8

2.3. Menopause

10

2.3.1. Fisiologi Menopause

10

2.3.2. Gejala Menopause

10

2.4. Hormon Reproduksi Perempuan dan Metabolisme Glukosa

11

2.4.1. Estrogen dan Peran Sel β Pankreas dalam Homeostasis Glukosa

11

2.4.2. Estrogen dan Peran Hepar dalam Homeostasis Glukosa

12

(5)

viii

Universitas Kristen Maranatha

2.4.4. Estrogen dan Peran Jaringan Lemak dalam Homeostasis Glukosa

13

2.5. Hubungan Menopause dan Metabolisme Glukosa

13

2.6. Olahraga dan Metabolisme Glukosa

13

2.7. Olahraga dan Metabolisme Glukosa pada Perempuan Menopause

14

2.8. Glukometer

15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

Alat, Bahan dan Subjek Penelitian

16

3.1.1. Alat Penelitian

16

3.1.2. Bahan Penelitian

16

3.1.3. Subjek Penelitian

16

3.1.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

17

3.2.

Metode Penelitian

17

3.2.1. Desain Penelitian

17

3.2.2. Variabel Penelitian

17

3.2.2.1.Definisi Konsepsional Variabel ... 17

3.2.2.2.Definisi Operasional Variabel ... 18

3.2.3 Besar Sampel Penelitian

18

3.2.4 Prosedur Kerja

19

3.2.5 Cara Pemeriksaan

19

3.2.6 Metode Analisis

20

3.2.7 Hipotesis Statistik

20

(6)

3.3. Aspek Etik Penelitian

21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

22

4.2. Pembahasan

24

4.3. Uji Hipotesis

24

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

26

5.2. Saran

26

DAFTAR PUSTAKA

27

LAMPIRAN

30

RIWAYAT HIDUP

41

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dL) pada Perempuan

Menopause yang Rutin Olahraga dan Tidak Rutin Olahraga

22

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang memiliki

karakteristik hiperglikemi bersama dengan gangguan metabolisme karbohidrat,

lemak, dan protein yang disebabkan oleh defek sekresi dan aksi insulin

(Alberti, 2010). Lebih dari 171 juta penduduk dunia diperkirakan menderita

DM. Pada tahun 2030, sebanyak 366 juta orang di dunia diproyeksikan akan

menderita DM (Pontes

et al

., 2011). Di Indonesia, WHO memprediksi

kenaikan jumlah penyandang DM dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi

sekitar 21,3 juta pada 2030 (Perkeni, 2011). Prevalensi DM di negara maju

lebih tinggi pada kelompok umur lebih tua, sedangkan prevalensi DM di

Negara berkembang umumnya pada kelompok umur 45­64 tahun (Handayani,

2012).

Pengobatan DM mencakup perubahan gaya hidup, mengikuti pola makan

sehat, menggunakan obat­obat diabetes, dan berolahraga. (Perkeni, 2011).

Olahraga untuk penderita diabetes bukan saja menjadi bagian dari pengobatan,

namun merupakan elemen penting dalam pencegahan primer dan sekunder

(Effendi,

et al

., 2013). Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga

dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga

akan memperbaiki kendali glukosa darah (Perkeni, 2011).

(8)

Data Badan Pusat Statistik pada tahun menunjukan 5.320.000 perempuan

Indonesia telah memasuki masa

menopause

per tahunnya. Departemen

Kesehatan RI (2005), memperkirakan penduduk Indonesia pada tahun 2020

akan mencapai 262,6 juta jiwa dengan jumlah perempuan yang hidup dalam

usia

menopause

sekitar 30,3 juta jiwa dengan usia rata­rata

menopause

49

tahun.

Prevalensi diabetes melitus secara signifikan lebih besar pada perempuan

usia lanjut daripada pria usia lanjut. Risiko untuk berkembangnya DM

memasuki usia 60 tahun sangat tinggi yaitu 22,4 % pada perempuan dan 18,9

% pada pria oleh karena perubahan hormonal pada perempuan lebih jelas

daripada laki­laki (Pinkstaff, 2004)

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti perbedaan

kadar glukosa darah puasa pada perempuan menopause yang rutin olahraga

dan yang tidak rutin olahraga.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah kadar glukosa darah puasa pada perempuan menopause yang rutin

olahraga lebih rendah daripada wanita menopause yang tidak rutin olahraga.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar

glukosa darah puasa pada perempuan menopause yang rutin olahraga dan tidak

rutin olahraga.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

(9)

3

Universitas Kristen Maranatha

tentang perbedaan kadar glukosa darah puasa pada perempuan menopause yang

rutin olahraga dan tidak rutin olahraga.

Manfaat praktis penelitian yaitu memberi informasi kepada masyarakat tentang

pengaruh olahraga pada perempuan menopause terhadap kadar glukosa darah

puasa.

1.5 Kerangka Pemikiran

Setelah makan,

uptake

glukosa terbanyak adalah ke otot rangka. Transpor

glukosa melalui difusi lewat

glucose transporter carrier protein

(GLUT). Olahraga

dan insulin meregulasi transpor glukosa terutama dengan translokasi GLUT 4 dari

kompartemen intraseluler ke membran plasma dan

transverse tubule

. Saat

olahraga, otot menggunakan glukosa dari glikogenolisis intramuskular dan

uptake

glukosa. Olahraga aerobik dan ketahanan meningkatkan jumlah dan translokasi

GLUT 4, sehingga

uptake

glukosa melalui jalur yang tidak tergantung insulin juga

meningkat (Adams, 2013).

Latihan fisik meningkatkan ekspresi gen

phospatidylinositidol­3­OH kinase

yang selanjutnya meningkatkan ekspresi gen­gen glukoneogenik, seperti

phosphoenolpyruvate carboxykinase

(PEPCK) dan

glucose­6­phosphatase

(10)

baik peripheral maupun hepatis, dan memperbaiki metabolisme lemak (Effendi &

Waspadji, 2013).

1.6 Hipotesis Penelitian

(11)

Universitas Kristen Maranatha 26

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1

Simpulan

1. Kadar glukosa darah puasa pada perempuan menopause yang rutin

olahraga lebih rendah dibandingkan dengan perempuan menopause yang

tidak rutin olahraga.

2. Olahraga rutin dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa pada

perempuan menopause.

5.2

Saran

Perempuan menopause disarankan untuk memeriksa kadar glukosa darah

secara rutin untuk mengetahui adanya faktor risiko diabetes lebih awal.

Perempuan menopause disarankan untuk melakukan olahraga secara rutin

(12)

Riwayat Hidup Penulis

Nama

: Claudia Yevinni Vincensius

NRP

: 1110136

Tempat/ Tanggal Lahir

: Bandung/ 13 Agustus 1993

Agama

: Kristen

Alamat

: Jalan Sukawarna Baru E­2, Bandung

Riwayat Pendidikan:

1997­1999 : TK BPK Penabur Bandung

1999­2005 : SDK 6 BPK Penabur Bandung

2005­2008 : SMPK 1 BPK Penabur Bandung

2008­2011 : SMAK 1 BPK Penabur Bandung

(13)

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA PEREMPUAN MENOPAUSE YANG RUTIN OLAHRAGA DAN PEREMPUAN MENOPAUSE YANG TIDAK RUTIN

OLAHRAGA

THE COMPARISON OF FASTING BLOOD GLUCOSE LEVEL BETWEEN MENOPAUSAL

WOMEN WHO DO ROUTINE EXERCISE AND MENOPAUSAL WOMEN WHO DON’T DO

ROUTINE EXERCISE

Fen T.1, Christine S.2, Claudia Yevinni Vincensius

1Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, 2Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,

3Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

Jalan Prof. Drg. SuriaSumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang memiliki karakteristik hiperglikemi bersama dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh defek sekresi dan aksi insulin. Olahraga untuk penderita diabetes bukan saja menjadi bagian dari pengobatan, namun merupakan elemen penting dalam pencegahan primer dan sekunder. Menopause biasanya terjadi pada perempuan usia 45-57 tahun. Risiko untuk berkembangnya DM memasuki usia 60 tahun sangat tinggi yaitu 22,4 % pada perempuan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa darah puasa pada perempuan menopause yang rutin olahraga dan tidak rutin olahraga.

Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan subjek penelitian perempuan berusia ≥50 tahun berjumlah 60 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perempuan menopause yang rutin olahraga dan perempuan menopause yang tidak rutin olahraga. Analisis data menggunakan uji t tidak berpasangan dengan α=0,05. Data yang diukur adalah kadar glukosa darah puasa (GDP) menggunakan glukometer.

Hasil penelitian dengan rerata kadar glukosa darah puasa pada kelompok perempuan menopause yang rutin olahraga (94,73 mg/dL), menunjukkan perbedaan yang bermakna p=0.016 (<0.05) bila dibandingkan dengan kelompok perempuan menopause yang tidak rutin olahraga (103,67 mg/dL).

Simpulan kadar glukosa darah puasa pada perempuan menopause yang rutin olahraga lebih rendah daripada perempuan menopause yang tidak rutin olahraga.

Kata kunci : menopause, glukosa darah puasa, olahraga

ABSTRACT

Diabetes mellitus (DM) is a metabolic syndrome that has hyperglicemic characteristic

along with carbohidrate, lipid, and protein metabolism impairment caused by insulin

defect of secretion and action. Exercise for diabetes is a part of theraphy and

prevention. Menopause usually occurs between the ages of 45-57 years on women.

Women aged 60 have 22,4% risk of developing diabetes mellitus.

(14)

The observational study to 60 women aged ≥50, divided into two groups, menopausal

women who does routine exercise and menopausal women who don’t do routine

exercise. The fasting blood glucose level were measured by glucometer. The data was

analyzed using paired t-test (α=0,05).

There was significant mean difference p=0.016 (<0.05) between menopausal women

who do routine exercise group (94,73 mg/dL) and menopausal women who don’t do

routine exercise group (103,67 mg/dL).

The conclusion in fasting blood glucose level measured from menopausal women

who do routine exercise is lower than women who don’t do routine exercise.

Keywords : menopause, fasting blood glucose level, exercise

PENDAHULUAN

Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang memiliki karakteristik hiperglikemi bersama dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh defek sekresi dan aksi insulin (Alberti, 2010). Lebih dari 171 juta penduduk dunia diperkirakan menderita DM. Pada tahun 2030, sebanyak 366 juta orang di dunia diproyeksikan akan menderita DM (Pontes

et al

., 2011). Di Indonesia, WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada 2030 (Perkeni, 2011). Prevalensi DM di

kelompok umur lebih tua, sedangkan prevalensi DM di Negara berkembang umumnya pada kelompok umur 45-64 tahun (Handayani, 2012).

(15)

menstruasi terakhir. Menopause dapat didiagnosis setelah terjadinya amenorrhea selama dua belas bulan (Coney, 2014). Menopause biasanya terjadi pada perempuan usia 45-57 tahun (Goldman,

et al.

, 2012).

Data Badan Pusat Statistik pada tahun menunjukan 5.320.000 perempuan Indonesia telah memasuki masa

menopause

per tahunnya. Departemen Kesehatan RI (2005), memperkirakan penduduk Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai 262,6 juta jiwa dengan jumlah perempuan yang hidup dalam usia

menopause

sekitar 30,3 juta jiwa dengan usia rata-rata

menopause

49 tahun.

Prevalensi diabetes melitus secara signifikan lebih besar pada perempuan usia lanjut daripada pria usia lanjut. Risiko untuk berkembangnya DM memasuki usia 60 tahun sangat tinggi yaitu 22,4 % pada perempuan dan 18,9 % pada pria oleh karena perubahan hormonal pada perempuan lebih jelas

daripada laki-laki (Pinkstaff, 2004) Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti perbedaan kadar glukosa darah

puasa pada perempuan menopause yang rutin olahraga dan yang tidak rutin olahraga.

BAHAN DAN CARA

Penelitian ini menggunakan alat lembar kuesioner, sarung tangan, kapas alkohol 70%,

Accu-chek Active

,

Lancet

, strip tes,

Accu-chek Softclix

. Bahan yang digunakan ialah serum dari darah kapiler. Pertama, sebelum dilakukan penelitian, telah dilakukan pemberian kuesioner. Dicari subjek penelitian sebanyak 56 orang perempuan menopause yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah tersebut terdiri atas 28 orang perempuan menopause yang rutin berolahraga dan 28 orang perempuan menopause yang tidak rutin berolahraga. Kedua, subjek penelitian diberi penjelasan mengenai tujuan, prosedur, dan manfaat penelitian pada subjek penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pengisian

informed consent.

Subjek penelitian

diwajibkan untuk berpuasa terlebih dahulu selama 8-12 jam sebelum pengambilan sampel.

(16)

telunjuk kanan ditusuk menggunakan lanset untuk pengambilan sampel darah kapiler. Saat pengambilan darah dilakukan langkah-langkah berikut. Pertama, strip tes diambil dari dalam tabung dan tabung ditutup dengan sesegera mungkin. Kedua, strip tes dipegang sehingga arah panah yang tercetak pada bagian muka strip (terdapat bidang oranye) menghadap ke atas. Ketiga, secara perlahan, strip tes dimasukkan ke dalam celahnya pada glukometer sesuai perintah panah ke arah atas. Strip tes diatur dalam posisi terkunci (hingga bunyi klik ). Keempat pada layar diperiksa apakah setiap segemen garis dari angka dapat terlihat jelas. Kelima, nomor kode yang terpampang pada layar meter dicek agar cocok dengan yang tertera pada tabung kemasan strip. Keenam, bagian tepi jari ditusuk dengan alat pen. Ketujuh, jari dipijat secara halus sehingga dikeluarkan sejumlah darah yang cukup. Kedelapan, tetes darah yang terkumpul diaplikasikan ke bidang tengah tes strip yang berwarna oranye , lalu jari diangkat dari tes strip

ANALISIS DATA

glukosa darah puasa (mg/dL) pada perempuan menopause yang rutin olahraga dan yang tidak. Analisis data menggunakan uji t tidak berpasangan menggunakan perangkat lunak komputer SPSS dengan α = 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji t tidak berpasangan menghasilkan nilai p=0.001 (<0.05) berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata kadar glukosa darah puasa perempuan menopause yang rutin olahraga dengan yang tidak rutin olahraga. Telah dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan didapatkan data berdistribusi normal (p

> 0,05).

Hasil pemeriksaan kadar glukosa kedua kelompok disajikan dalam tabel 4.1. Hasil uji statistik t tidak berpasangan disajikan dalam tabel 4.2.

(17)

2 89 92

3 95 99

4 93 92

5 103 104

6 87 101

7 86 96

8 91 96

9 98 109

10 99 102

11 87 96

12 100 102

13 93 108

14 90 102

15 105 119

16 111 122

17 87 97

18 100 99

19 111 108

20 91 108

21 81 98

22 85 106

23 104 97

24 78 93

25 99 92

26 89 95

27 81 97

28 86 93

Rerat a

93,11 100,61

SD 8,753 7,709

Tabel 4.2 Hasil uji tes t tidak berpasangan N Rer ata Std. dev t p Kad ar Gluk osa Ruti n olah raga 2 8 93, 11 8,7 53 3,4 02 0.0 01* * Dar ah Pua sa Tida k rutin olah raga 2 8 10 0,6 1 7, 70 9

Hasil pemeriksaan glukosa darah puasa pada perempuan menopause yang rutin olahraga lebih rendah daripada perempuan menopause yang tidak rutin Hal ini sesuai dengan teori bahwa olahraga meningkatkan sensitivitas insulin, utilisasi glukosa, menekan resistensi insulin hepatik, memperbaiki lemak baik peripheral maupun hepatis, dan memperbaiki metabolisme lemak (Effendi & Waspadji, 2013).

Olahraga akan meningkatkan aksi insulin yang persisten pada otot rangka. Mekanisme molekular dalam peningkatan ambilan glukosa melalui olahraga telah dihubungkan dengan peningkatan ekspresi dan/atau aktivitas dari protein yang berperan pada regulasi ambilan dan metabolisme glukosa di otot rangka(Hawley & Lessard, 2007).

[image:17.595.320.518.111.296.2]
(18)

Kadar glukosa darah puasa pada perempuan menopause yang rutin olahraga lebih rendah dibandingkan dengan perempuan menopause yang tidak rutin olahraga.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aghakachoei, S., Zargarzadeh, A. H., & Amini, M. (2014). Comparison of Blood Glucose Values Using Two Glucose Meters and Standard Laboratory Method in Hospitalized Patients in a Teaching Hospital.

J Pharm

Care

, 15-21.

2. Alonso-Magdalena, P., Ropero, A. B., Carrera, M. P., Cederroth, C. R., Baquie, M., & Gauthier, B. R. (2008). Pancreatic insulin content regulation by the estrogen receptor ER alpha.

PLoS One

, 2069.

3. American College of Sports Medicine, American Diabetes Association. (2010). Exercise and Type 2 Diabetes .

Med Sci

Sports

, 2283-2303.

4. Bonds, J. C., Lasser, N., Qi, L., Brzyski, R., Caan, B., & Heiss, G. (2006). The Effect of Conjugated Equine Oestrogen on Diabetes Incidence : the Women's Health Initiative Randomised Trial.

Diabetologia

, 459-468.

5. Brussaard, H., Gevers-Leuven, J., Frolich, M., Kluft, C., & Krans, H. (1997). Short-term Estrogen Replacement Theraphy Improves Insulin Resistance, Lipids, and Fibrinolysis in

Diabetologia

, 843-849.

6. Bryzgalova, G., Lundholm, L., Portwood, N., Gustafsson, J., Khan, A., & Efendic, S. (2008). Mecahnism of antidiabetogenic and body weight-lowering effects of estrogen in high-fat diet-fed mice.

American Journal

of Physiology Endocrinology

Metabolism

, 904-912.

7. Coney, P. J. (2014). Menopause.

Medscape

.

8. Dhatt, G. S., Agarwal, M. M., Yusra, O., & Nair, S. C. (2011). Performance of the Roche Accu-Chek Active Glucose Meter to Screen for Gestational Diabetes Mellitus Using Fasting Capillary Blood.

Diabetes

Technology & Therapeutic

,

1229-1233.

9. D'Orazio, P., & Meyerhoff, M. E. (2006). Electrochemistry and Chemical Sensors. In C. A. Burtis, E. R. Ashwood, & D. E. Bruns,

TIETZ Textbook of

Clinical

Chemistry

and

Molecular

Diagnostic

(pp.

93-120). USA: Elsevier Saunders.

10. Effendi, A., & Waspadji, S. (2013).

Aspek Biomolekular

Diabetes Melitus II.

Jakarta:

Badan Penerbit FKUI Jakarta. 11. Eschbach, C. (2012, Jan 12).

Exercise Recommendations for

Menopause-Aged

Women.

Retrieved Nov 28, 2014, from American College of Sports Medicine: www.acsm.org 12. Faulds, M., & Dahlman-Wright,

K. (2011, October 26). Estrogen Receptors in Glucose Homeostasis.

Update

on

Mechanisms

of

Hormone

(19)

13. Ganong, W. F. (2003).

Buku Ajar

Fisiologi Kedokteran.

Jakarta:

EGC.

14. Goldman, L., & Schafer, A. (2012).

Goldman's

Cecil

Medicine.

Philadelpia: Elsevier

Saunders.

15. Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2007).

Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran.

Jakarta: EGC.

16. Hamden, K., Jaouadi, B., Zarai, N., Reabi, T., Carreau, S., & Elfeki, A. (2011). Inhibitory Effects of Estrogens on Digestive Enzymes, Insulin Deficiency, and Pacreas Toxicity in Diabetic Rats.

J Physiol

Biochem

, 121-128.

17. Handayani. (2012). Modifikasi Gaya Hidup dan Intervensi Farmakologis Dini untuk Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2.

Journal

Universitas Hasanuddin

, 65.

18. Hawley, J. A., & Lessard, S. J. (2007). Exercise Training-Induced

Improvements in Insulin Action.

Acta Physiol

, 127-135.

19. Hospital for Special Surgery. (2002). Exercise Your Way through Menopause.

Hospital

for Special Surgery

, 1-2.

20. Jones, M. E., thorburn, A. w., Britt, K., Hewitt, K. N., Wreford, N., & Proietto, J. (2000). Aromatase-deficient (ArKO) mice have a phenotype of Increased Adiposity.

Proc Natl

Acad Sci U S A

, 12735-12740.

21. Lindheim, S., Presser, S., Ditkoff, E., Vijod, M., Stanczyk, F., & Lobo, R. (1993). A possible bimodal effect of estrogen on insulin sensitivity in postmenopausal women and the attenuating effect of added

progestin.

National Center of

Biotechnology Information

.

22. Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. (2009).

Biokimia

Harper.

Jakarta: EGC.

23. Nadal, A., Rovira , J. M., Laribi, O., Leon-quinto, T., Andreu, E., & Ripoll, C. (1998). Rapid indulinotropic effect of 17beta-estradiol via a plasma membrane receptor.

Faseb J

, 1341-1348.

24. Perkeni. (2011).

Konsensus:

Pengelolaan dan Pencegahan

Diabetes Melitus Tipe 2 di

Indonesia.

Jakarta: Perkeni.

25. Pinkstaff, S., M. (2004). Aging with diabetes – an underappreciated cause of progressive disability and reduced quality life.

J Am

Geriatr Soc

, 12: 45-53.

26. Simpsons, K., & Martin, N. B. (2009). Hypothalamic Regulation of Food Intake and Clinical Therapeutic Applications.

Arq

Bras

Endrocrinology Metabolism

,

120-128.

27. Spencer, C. P., Godsland, I. F., & Stevenson, J. C. (1997). Is there a menopausal metabolic syndrome.

Wynn Division of

Metabolic Medicine

, 341-355.
(20)
(21)

27

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Aghakachoei, S., Zargarzadeh, A. H., & Amini, M. 2014. Comparison of Blood

Glucose Values Using Two Glucose Meters and Standard Laboratory Method in

Hospitalized Patients in a Teaching Hospital.

J Pharm Care

, 15­21.

Alonso­Magdalena, P., Ropero, A. B., Carrera, M. P., Cederroth, C. R., Baquie,

M., & Gauthier, B. R. 2008. Pancreatic insulin content regulation by the estrogen

receptor ER alpha.

PLoS One

, 2069.

American College of Sports Medicine, American Diabetes Association. 2010.

Exercise and Type 2 Diabetes .

Med Sci Sports

, 2283­2303.

Bonds, J. C., Lasser, N., Qi, L., Brzyski, R., Caan, B., & Heiss, G. 2006. The

Effect of Conjugated Equine Oestrogen on Diabetes Incidence : the Women's

Health Initiative Randomised Trial.

Diabetologia

, 459­468.

Brussaard, H., Gevers­Leuven, J., Frolich, M., Kluft, C., & Krans, H. 1997.

Short­term Estrogen Replacement Theraphy Improves Insulin Resistance, Lipids,

and Fibrinolysis in Postmenopausal Women.

Diabetologia

, 843­849.

Bryzgalova, G., Lundholm, L., Portwood, N., Gustafsson, J., Khan, A., & Efendic,

S. 2008. Mecahnism of antidiabetogenic and body weight­lowering effects of

estrogen in high­fat diet­fed mice.

American Journal of Physiology Endocrinology

Metabolism

, 904­912.

Coney, P. J. 2014. Menopause.

Medscape

.

Dhatt, G. S., Agarwal, M. M., Yusra, O., & Nair, S. C. 2011. Performance of the

Roche Accu­Chek Active Glucose Meter to Screen for Gestational Diabetes

Mellitus Using Fasting Capillary Blood.

Diabetes Technology & Therapeutic

,

1229­1233.

D'Orazio, P., & Meyerhoff, M. E. 2006. Electrochemistry and Chemical Sensors.

In C. A. Burtis, E. R. Ashwood, & D. E. Bruns,

TIETZ Textbook of Clinical

Chemistry and Molecular Diagnostic

(pp. 93­120). USA: Elsevier Saunders.

Effendi, A., & Waspadji, S. 2013.

Aspek Biomolekular Diabetes Melitus II.

Jakarta: Badan Penerbit FKUI Jakarta.

(22)

Faulds, M., & Dahlman­Wright, K. (2011, October 26). Estrogen Receptors in

Glucose Homeostasis.

Update on Mechanisms of Hormone Action ­ Focus on

Metabolism, Growth and Reproduction

.

Ganong, W. F. 2003.

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.

Jakarta: EGC.

Goldman, L., & Schafer, A. 2012.

Goldman's Cecil Medicine.

Philadelpia:

Elsevier Saunders.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2007.

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.

Jakarta: EGC.

Hamden, K., Jaouadi, B., Zarai, N., Reabi, T., Carreau, S., & Elfeki, A. 2011.

Inhibitory Effects of Estrogens on Digestive Enzymes, Insulin Deficiency, and

Pacreas Toxicity in Diabetic Rats.

J Physiol Biochem

, 121­128.

Handayani. 2012. Modifikasi Gaya Hidup dan Intervensi Farmakologis Dini untuk

Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2.

Journal Universitas Hasanuddin

,

65.

Hawley, J. A., & Lessard, S. J. 2007. Exercise Training­Induced Improvements in

Insulin Action.

Acta Physiol

, 127­135.

Hospital for Special Surgery. 2002. Exercise Your Way through Menopause.

Hospital for Special Surgery

, 1­2.

Jones, M. E., thorburn, A. w., Britt, K., Hewitt, K. N., Wreford, N., & Proietto, J.

2000. Aromatase­deficient (ArKO) mice have a phenotype of Increased Adiposity.

Proc Natl Acad Sci U S A

, 12735­12740.

Lindheim, S., Presser, S., Ditkoff, E., Vijod, M., Stanczyk, F., & Lobo, R. 1993. A

possible bimodal effect of estrogen on insulin sensitivity in postmenopausal

women and the attenuating effect of added progestin.

National Center of

Biotechnology Information

.

Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. 2009.

Biokimia Harper.

Jakarta:

EGC.

Nadal, A., Rovira , J. M., Laribi, O., Leon­quinto, T., Andreu, E., & Ripoll, C.

1998. Rapid indulinotropic effect of 17beta­estradiol via a plasma membrane

receptor.

Faseb J

, 1341­1348.

(23)

29

Simpsons, K., & Martin, N. B. 2009. Hypothalamic Regulation of Food Intake and

Clinical Therapeutic Applications.

Arq Bras Endrocrinology Metabolism

,

120­128.

Spencer, C. P., Godsland, I. F., & Stevenson, J. C. 1997. Is there a menopausal

metabolic syndrome.

Wynn Division of Metabolic Medicine

, 341­355.

Gambar

Tabel4.2

Referensi

Dokumen terkait

Jual-beli hewan yang belum tertangkap jebakan merupakan salah satu kegiatan yang banyak digemari oleh masyarakat pedesaan, khususnya masyarakat di daerah pegunungan, hal

Kemudian hasil analisis farmakoekonomi yang menggunakan CEA didapatkan bahwa kelompok eksperimen dengan program intervensi Al-Quran (Ar-Rahman) dalam konseling

Fungi Mikoriza Arbuskular merupakan suatu kelompok jamur tanah biotrof obligat yang tidak dapat hidup apabila terpisah dari inangnya. Bioaktivator tanaman adalah bahan yang

Untuk lembar observasi keterlaksanaan sintaks bagi siswa siklus 2 pertemuan kedua, disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah tertulis dalam RPP

Segala puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah ﷻ yang telah memberikan rahmat, hidayah dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

Terdapat sejumlah metode ekstraksi, yang paling sederhana adalah ekstraksi dingin (dalam labu besar berisi biomassa), dengan cara ini bahan kering hasil gilingan diekstraksi pada

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Penyuluh dinilai peternak telah tergolong cukup perannya, baik dalam perannya sebagai pendidik maupun sebagai fasilitator, (2)

Sari; Mira Permatasari D; Idil Syawfi, Pembahasan Defence Cooperation Agreement Indonesia - Singapura oleh DPR dan Pemerintah Indonesia dan Implikasinya bagi Teori