• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tema Film 告白(Kokuhaku) Ditinjau Dari Hubungan Penokohan, Latar Cerita, dan Alur Cerita.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tema Film 告白(Kokuhaku) Ditinjau Dari Hubungan Penokohan, Latar Cerita, dan Alur Cerita."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

概略

序論

「告白」という映画は自分が担当するクラスの生徒により娘が殺さ

れた「森口悠子」という教師について語った映画である。「告白」は

2010年にて初めて公開され、中島哲也が監督した。

この論文にて、筆者は登場人物の関係、話の場面及び話の流れを解

釈することにより、「告白」という映画を分析したい為、筆者は形式論を

使用した。形式論はある文学の作品を歴史、伝記、や文化の文脈等と関係

はなく、内容より作品の形を優先し、作品を分析する理論である。

形式論はある作品を構築する本質的属性を分析するものでもある。

他の作品と同様に、映画はテーマを解釈する為に、登場人物、背景、流れ

等本質的属性を持つ。

話の中にあるメッセージを知る為には、テーマを解釈することでで

きる。テーマは作者が人生に対する観測である作者の結論のである場合も

あるし、単なる人生にての問題を述べるのみの場合もある。

本論

この論文にて、筆者は登場人物、背景、流れという本質的属性が

「告白」という映画のテーマをどれぐらい支えるのかについて分析した。

筆者が分析する登場人物は「森口悠子」、「渡辺修哉」、「下村直樹」で

(2)

XI Universitas Kristen Maranatha 森口悠子(先生)という登場人物は愛情いっぱいの母親であり、限

界まで教師として義務を果たす為に頑張っている教師であった。しかし娘

が自分のクラスの生徒に殺されたことにより、冷たく、復讐やごまかしで

いっぱいの人格となった。

渡辺修哉という登場人物は、小さい頃、普通の子供と同様に純粋で、

単純な子であったと描かれている。しかし、母親によく痛め付けられ、捨

てられた為、その性格も変わってしまった。彼はすぐれた知能を持ち、他

人に感情移入が無く、孤独な少年になった。

下村直樹という登場人物は映画の初めでは、弱虫であり、友達がな

く、受動的な生徒として描かれている。しかし、渡辺修哉と友達になった

以降、いたずらもできる人格に変わってしまった。

「告白」という映画の場所の場面のほとんどは学校である。つまり、

教室、学校のプール、体育館といった学校にある場所である。

「告白」という映画の時期の場面は森口悠子(先生)が自分が教師

を辞めるという宣言をした 1年の学期の最後の日のシーンから始まる。そ

の後のシーンは新しい教師が紹介されるという新学期の最初の日及び 2年

の学期が始まった時期である。

映画の社会の場面は刑法の第41条によると 14歳に満たない者は犯

罪行為をしても、責任を取らされることがない。この映画の登場人物であ

(3)

話の流れは出来事の順番によりできた話の一連である為、ある話で

登場する人物によりでてくる話を連携するものである。筆者は「告白」と

い う 映 画 の 流 れ 3 つ の 出 来 事 の 段 階 に 分 け た 。 つ ま り 、 初 め

(BEGINNING) か ら 移 行 し 、 中 間 (MIDDLE) を 通 り 、 終 わ り

(ENDING)に至る。「告白」という映画の初め(BEGINNING)は話し

の紹介であある、教室の雰囲気の紹介とそれに従い、森口悠子の独白であ

る。中間(MIDDLE)というのは対立を起こす問題と出来事である。森口

悠子が教師を辞める時から始まった。終わり(ENDING)は発生した全出

来事の問題の解決が完結に至るときである。終わりに、森口悠子が渡辺修

哉に復讐することに成功した。

結論

登場人物、場所、時期、社会の場面と話の流れは繋ぎあい、森口悠

子(先生)という登場人物の復讐についての話の流れを支える。登場人物

の要素はキャラクターに発生している変化を示す。場面の要素は生徒と教

師である登場人物が存在する話の流れを支える。学校の授業時間と関われ

ている時期の場面の要素も登場人物が生徒と教師である為である。社会の

場面の要素は対立を発生させ、森口悠子(先生)が復讐をすると決意させ

る。その他に、話の流れの要素は出来事の順番からできた話を繋げること

に手伝う為、登場人物により現れる話を作り出した。

「告白」という映画を形式論にて分析した結果、この映画のテーマ

(4)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PENGESAHAN ...ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ...iv

KATA PENGANTAR ...v

DAFTAR ISI ...viii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1Latar Belakang ...1

1.2Pembatasan Masalah ...5

1.3Tujuan Penelitian ...5

1.4Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian ...5

1.5Organisasi Penulisan ...7

BAB II STRUKTUR FISIK CERITA ...8

2.1 Penokohan ...11

2.2 Latar Cerita ………....16

2.3 Alur Cerita ……….19

2.4 Tema ………..22

BAB III ANALISIS TEMA ………...29

3.1 Penokohan ………...29

3.1.1 Yuuko Moriguchi ………...29

(5)

(Lanjutan)

3.1.3 Naoki Shimomura ………...43

3.2 Latar Cerita ………...46

3.2.1 Latar Tempat ………...46

3.2.2 Latar Waktu ………...51

3.2.3 Latar Sosial ………...52

3.3 Alur Cerita………...55

BAB IV KESIMPULAN ...67

DAFTAR PUSTAKA ...71

(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah

Sejak Kurosawa Akira memenangkan Golden Lion Award di Festival Film

Venice pada tahun 1951, dunia perfilman Jepang menjadi pusat perhatian dan industri perfilman Jepang terus berkembang serta banyak sineas berbakat yang bermunculan dan menghasilkan film bermutu yang diakui dunia perfilman global.

Salah satu sineas berbakat Jepang saat ini adalah Tetsuya Nakashima, lahir di Fukuoka tahun 1959, memulai karirnya sebagai sutradara video musik dan iklan.

Karya-karya Tetsuya Nakashima yang terkenal adalah 下妻物語 (Shimotsuma

Monogatari) yang mendapat penghargaan Festival Prize Award – Yokohama

Film Festival 2005; Best Director & Best Film - Japanese Professional Movie

Award 2005 dan 嫌われ松子の一生 (Kiraware Matsuko no Isshou) yang masuk

nominasi Best Director & Best Screenplay - Award of the Japanese Academy. Pada tahun 2010, Tetsuya Nakashima membuat film berjudul 告 白

(Kokuhaku) berdasarkan pada novel terkenal karya Kanae Minato yang berjudul

sama. Bila dalam film 下妻物語 (Shimotsuma Monogatari) dan 嫌われ松子の

一生 (Kiraware Matsuko no Isshou) ditampilkan gaya visual yang cerah bahkan

cenderung berlebihan, kali ini Tetsuya Nakashima menampilkan gaya visual yang gelap dan suram terlihat dari warna yang mendominasi adalah hitam dan putih. 告

(7)

memenangkan penghargaan Best Director & Best Screenplay di Award of the Japanese Academy 2011, Black Dragon Audience Award di Udine Far East Film Festival 2011 dan masuk nominasi Best Director di Asian Film Award 2011, serta

masuk dalam daftar yang akan dinominasikan dalam Academy Awards untuk Best Foreign Language Film.

Seperti judulnya Kokuhaku yang berarti pengakuan, film tersebut menggambarkan pengakuan para tokoh film tersebut, yaitu Yuuko Moriguchi sensei, Siswa A, Siswa B, Ibu Siswa B, dan Mizuki Kitahara. Film Kokuhaku

dibuka dengan suasana ceria murid-murid SMP kelas 1 di hari terakhir sekolah sebelum liburan naik kelas. Mereka minum susu kotak yang dibagikan oleh

Yuuko Moriguchi sensei1yang diperankan oleh Takako Matsu. Selama acara minum susu, para murid tak terlalu menghiraukan kehadiran Yuuko Moriguchi sensei, malah asyik sendiri dengan aktivitas masing-masing. Barulah setelah

Yuuko Moriguchi sensei membuat pengakuan pertama yaitu beliau berhenti mengajar sejak hari itu, perhatian para murid sedikit mucul. Pengakuan itu disusul

dengan pengakuan lain dari Yuuko Moriguchi sensei yaitu Manami, anak perempuan Yuuko Moriguchi sensei yang berusia 4 tahun, tewas dibunuh.

Pengakuan terus berlanjut dengan penyataan Yuuko Moriguchi sensei

bahwa pembunuh anaknya adalah 2 orang murid yang ada di dalam kelas, dan Yuuko Moriguchi sensei mengakui 2 siswa tersebut tak bisa dijerat hukum

kriminal karena masih dibawah umur. Karena itu, Yuuko Moriguchi sensei memutuskan untuk mengambil alih tanggung jawab tersebut dengan tangannya

1

(8)

3

sendiri. Yuuko Moriguchi sensei mengakhiri hari terakhirnya sebagai sensei dan mengakhiri pengakuannya dengan mengatakan bahwa beliau telah memasukkan darah yang terinfeksi HIV ke dalam susu yang diminum 2 orang siswa yang

membunuh anaknya.

Walaupun Yuuko Moriguchi sensei menamakan 2 siswa pembunuh dengan

julukan A dan B, akan tetapi deskripsi Yuuko Moriguchi sensei sangatlah jelas dan tentu saja dengan gampang identitasnya ditebak oleh seisi kelas. Siswa A adalah pelajar pintar dan berprestasi, nilainya selalu bagus dan pernah menjuarai

kompetisi ilmiah tingkat nasional. Otak pembunuhan Manami adalah siswa A dan dia melakukannya karena ingin menjadi pusat perhatian. Perhatian yang tidak

didapatkannya ketika memperoleh penghargaan nasional karena berita kemenangan dirinya kalah bersaing dengan berita pembunuhan massal oleh anak SMP seusianya. Siswa B adalah eksekutor pembunuhan, seorang “anak mama”

yang ingin berbuat sesuatu yang menonjol. Siswa B yang tak punya teman, ingin memiliki teman dan siswa A melihat kesempatan untuk menjadikan siswa B

sebagai partnernya. A yang serius ingin membunuh justru hanya berhasil membuat Manami pingsan. Malah B yang hanya ikut-ikutan, justru sukses membunuh Manami yang tengah pingsan.

Saat monolog Yuuko Moriguchi sensei berakhir, cerita dilanjutkan dengan pengakuan dari karakter lainnya. Dari pengakuan para tokoh yang merangkai

(9)

Semua tokoh yang terlibat dalam cerita dilukiskan penuh konflik batin, sehingga perbuatan dan perasaan mereka dapat dipahami.

Penceritaan yang dilihat dari sudut pandang tiap tokoh membuat penulis

mengetahui deskripsi pengalaman, pikiran, dan perasaan para tokoh dalam film ini yang membuat tingkah laku mereka menjadi meyakinkan secara psikologis hingga

emosi penulis terbawa dalam perdebatan mengenai ambiguitas moral tentang benar atau tidaknya tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh para tokohnya.

Deskripsi perilaku para tokoh Kokuhaku membuat penulis merasa betapa

nilai-nilai moral yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari terasa terlalu sederhana, kurang memadai untuk menilai kehidupan manusia yang penuh

liku-liku. Plot yang menunjukkan rumitnya hubungan manusia dalam film ini dapat menimbulkan pertanyaan mengenai nilai-nilai moral yang ada dan betapa hidup ini tidak bisa dinilai sebagai hitam dan putih, bahkan seringkali pula, tak

terjelaskan.

Monolog diiringi oleh adegan yang dimulai dari masalah penindasan

remaja, kenakalan remaja dengan pornografi, remaja yang sibuk di dunianya sendiri dengan handphone, remaja yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan sibuk berdandan, masalah remaja yang depresi dan kecenderungan bunuh diri,

siswi perempuan menjebak guru lelaki dengan isu seks hingga dipecat, hingga remaja yang tidak mau bersosialisasi dengan masyarakat dan puncak

permasalahannya, remaja yang menghilangkan nyawa orang lain.

(10)

5

tokohnya inilah yang membuat penulis ingin memahami ide utama dari film ini dan memilih untuk menganalisa temanya karena seperti menurut Nurgiyantoro (1998: 68-89) tema, yaitu gagasan dasar yang secara umum menopang sebuah

karya sastra dan yang terkandung di dalam teks. Tema ini berfungsi untuk mengembangkan seluruh cerita.

1.2 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, permasalahan akan dibatasi pada analisis :

Apa tema film Kokuhaku ditinjau dari hubungan penokohan, latar cerita, dan alur cerita, karya Tetsuya Nakashima (2010)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjabarkan tema dari film

Kokuhaku karya Tetsuya Nakashima (2010).

1.4 Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian

Menurut Nyoman, metodologi adalah prosedur ilmiah, di dalamnya termasuk pembentukan konsep, proposisi, model, hipotesis, dan teori, termasuk

metode itu sendiri. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

(11)

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Moh Nazir.Ph.D (1983:63).

(Koentjaranigrat, 1976:30), mengatakan bahwa penelitian yang bersifat

deskriptif yaitu memberi gambaran yang sejelas mungkin mengenai suatu individu, keadaan dan gejala atau kelompok tertentu. Metode deskriptif ini

digunakan untuk mengukur dengan cermat fenomena sosial tertentu yang terjadi atau berlangsung di tengah-tengah masyarakat. Penelitian menggunakan metode penghimpunan data dan fakta, tetapi tidak melakukan hipotesa (Singarimbun, dkk,

1989 : 4-5).

Metode deskriptif ini juga merupakan suatu metode yang menggambarkan

keadaan atau objek penelitian yang dilakukan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya dan dipakai untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun,

mengklasifikasikan, mengkaji dan menginterpretasikan data atau bahan yang telah dikumpulkan sebelumnya dalam proses penelitian tersebut. Dengan menempuh

metode ini maka penulis diharapkan mampu menjelaskan masalah - masalah yang menjadi latar belakang penelitian tersebut.

Menurut Nyoman, pendekatan adalah perlakuan terhadap objek, sebagai

sudut pandang etik, atau sebaliknya bagaimana seharusnya memperlakukan objek, sebagai sudut pandang emik. Dengan singkat, pendekatan bukan teori, metode,

(12)

7

Pendekatan yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan formal. Pendekatan formal bertolak dari asumsi dasar bahwa karya sastra sebagai karya kreatif memiliki otonomi penuh yang harus dilihat sebagai

suatu sosok yang berdiri sendiri terlepas dari hal-hal lain yang berada di luar dirinya. Bila hendak dikaji atau diteliti adalah aspek yang membangun karya

tersebut, unsur-unsur yang bersifat intrinsik. Unsur yang dimaksud misalnya peristiwa, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa dan lain-lain. Hal-hal yang bersifat ekstrinsik seperti penulis,

pembaca atau lingkungan sosial budaya harus dikesampingkan, karena ia tidak punya kaitan langsung struktur karya sastra tersebut.

1.5 Organisasi Penulisan

Penulisan penelitian ini dibagi ke dalam empat bab yang dapat diuraikan

sebagai berikut.

Bab I merupakan pendahuluan, menjelaskan mengenai latar belakang

masalah yang akan dibahas. Lalu pembatasan masalah, tujuan penelitian, pendekatan penelitian yang digunakan, dan organisasi penulisan.

Bab II berisi uraian landasan teori penelitian dan unsur-unsur intrinsik

seperti setting, penokohan, plot dan alur cerita yang berhubungan dalam upaya pemahaman tema.

Bab III berisi analisis tema dalam film Kokuhaku sehingga tema cerita film tersebut diketahui.

(13)

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah penulis menganalisis film Kokuhaku dengan metode formalisme , dapat diambil kesimpulan bahwa tema yang penulis dapat dari film Kokuhaku

adalah “ketidakpuasan terhadap keadilan yang mengakibatkan balas dendam”. Hal tersebut didukung oleh unsur-unsur pembangun cerita film Kokuhaku yaitu penokohan, latar cerita dan alur cerita sebagai berikut :

Unsur pertama adalah penokohan. Adapun tokoh-tokoh yang penulis analisa adalah Yuuko Moriguchi sensei, Shuya Watanabe dan Naoki Shimomura.

Tokoh Yuuko Moriguchi sensei merasa tidak puas karena pelaku pembunuhan Manami, putrinya, tidak dapat diadili secara hukum karena dilindungi oleh hukum remaja. Hal tersebut mengakibatkan Yuuko Moriguchi

sensei mencari keadilan sendiri dengan membalas dendam kepada pelaku pembunuhan Manami, putrinya.

Tokoh Yuuko Moriguchi sensei pada awal film Kokuhaku diceritakan sebelum putrinya meninggal dunia, ia adalah sosok ibu yang penuh kasih dan guru yang berusaha melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru sebaik yang dia

mampu, ia pun berusaha bersikap ramah dan professional saat melaksanakan tugasnya.

(14)

68

kejadian tersebut membuat dia terpukul dan mempengaruhi tindakan dia selanjutnya yaitu membalas dendam. Yuuko Moriguchi sensei kemudian menjadi sosok yang dingin, pendendam, dan manipulatif.

Tokoh Shuya Watanabe memiliki masa kecil yang tidak bahagia. Ia terobsesi akan ibunya. Awalnya Shuya Watanabe digambarkan sama seperti anak

kecil normal lainnya yang lugu dan polos akan tetapi hal tersebut berubah sejak ibunya sering menyiksa dan meninggalkan dirinya. Shuya Watanabe pun menjadi sosok anak kesepian yang tidak memiliki kecerdasan tinggi akan tetapi tidak

memiliki empati terhadap orang lain.

Naoki Shimomura pada awal cerita digambarkan sebagai murid yang lemah,

tidak mempunyai teman dan pasif. Ketidakberhasilannya dalam olahraga maupun pelajaran sekolah membuatnya tertekan. Setelah berteman Shuya Watanabe, Naoki Shimomura yang sudah lama tidak mempunyai teman, berusaha melakukan

apapun untuk menyenangkan temannya sehingga dia yang awalnya hanya sosok pasif akhirnya berubah menjadi sosok yang sanggup berbuat kejahilan.

Unsur berikutnya adalah latar. Penulis menganalisis latar tempat, latar waktu dan latar sosial. Latar waktu film Kokuhaku pada awalnya adalah hari terakhir dari semester ajaran tahun pertama, dan seterusnya cerita terjadi saat hari

pertama semester baru dan tahun ajaran kedua dimulai.

Latar tempat film Kokuhaku adalah sekolah, dimana hal tersebut

(15)

umur menurut hukum remaja Jepang, menurut latar sosial di film Kokuhaku, mereka tidak dapat diadili sebagaimana kasus pembunuhan. Hal tersebut membuat Yuuko Moriguchi sensei dendam dan memutuskan untuk membalas dendam.

Unsur terakhir adalah alur. Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan

oleh para pelaku dalam suatu cerita. Penulis membagi alur dalam film Kokuhaku menjadi 3 tahapan peristiwa.

Pada tahap pertama yaitu permulaan (beginning) adalah pada saat Yuuko

Moriguchi sensei mengumumkan bahwa dirinya berhenti mengajar sebagai guru. Pada tahap kedua yaitu pertengahan (middle) peristiwa-peristiwa yang

mengembangkan konflik dan konflik mulai terjadi. Hal tersebut dapat dilihat dari adegan saat Yuuko Moriguchi sensei menceritakan tindakan-tindakan yang telah dilakukannya untuk mewujudkan rencana balas dendamnya. Balas dendam Yuuko

Moriguchi sensei sempat berjalan tidak sesuai dengan rencananya karena ada hal yang tak terduga olehnya terjadi, akan tetapi berkat informasi yang didapatnya

dari Mizuko Kitahara, ia dapat menuntaskan rencananya.

Pada tahap ketiga yaitu akhir (ending), konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian. Pada akhirnya Yuuko Moriguchi sensei berhasil

melakukan balas dendam kepada Shuya Watanabe. Yuuko Moriguchi sensei memasang bom yang dibuat oleh Shuya Watanabe di kantor ibunya.

(16)

70

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu

Sosial Humaniora Pada Umumnya. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra.

Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Semi, M. Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra.Angkasa : Bandung.

Roberts, Edgar V. 1977. Writing Themes About Literature. Prentice-Hall, Inc., :

USA.

Tarigan, Prof. DR. Henry Guntur. 1993. Prinsip-prinsip Dasar Sastra.

Angkasa : Bandung.

K.M., Jacob Sumardjo & Saini. 1997. Apresiasi Kesusastraan. PT Gramedia

Pustaka Utama : Jakarta.

Aminudin, Drs. Mpd. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Sinar baru

Algesindo : Bandung.

Perrine, Laurence. 1974. Story and Structure. George Allen & Unwind, Ltd :

Oxford.

Nurgiantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Gajah Mada University

Press : Yogyakarta.

Nakashima、Tetsuya (Director). (2010). Kokuhaku. [DVD]. Japan: Toho

Referensi

Dokumen terkait

5) Perkara ini tidaklah mengurangkan peruntukan Perkara 136... 6) Jika menurut undang-undang persekutuan yang sedia ada suatu permit atau lesen dikehendaki bagi

purposive random sampling sehingga untuk penelitian selanjutnya gunakan sampling acak secara murni, (2) guru matematika dapat me- nerapkan model pembelajaran Resource

Program pensiun iuran pasti adalah program pensiun dimana Perusahaan akan membayar iuran tetap kepada sebuah entitas yang terpisah (Dana Pensiun Astra Dua) dan tidak memiliki

Deskripsi cabe keriting hibrida varietas TM 888: Asal tanaman hibrida introduksi dari Hungnong-Seminis Korea, tinggi tanaman +110 cm, umur mulai berbunga ± 40 hari, umur mulai

Lagu-lagu seperti ini biasanya terkesan magis seolah-olah perasaan pendengaranya ingin dibawa ke alam atas (alam maya) dimana para dewa bersemayam. Dalam pengolahan unsur-unsur

spaces dapat dideskripsikan sebagai lingkungan terbangun yang berpusat pada manusia, disiplin evidence-based, yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendukung elemen

Status sosial ekonomi ternyata sangat mempengaruhi pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua. Salah seorang informan yaitu Imis yang sudah berusia 65 tahun. Kepada

Dengan melihat tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa kelas XI IPS yang belum tuntas dalam ulangan harian dengan persentase sebagai berikut: 37,5%