• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR

OLEH:

IDA BAGUS GDE BAYU BELAYANA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR

OLEH:

IDA BAGUS GDE BAYU BELAYANA

1420015025

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(3)

iii

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR

Skripsi ini diajukansebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

OLEH:

IDA BAGUS GDE BAYU BELAYANA

1420015025

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(4)
(5)
(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang

Hyang Widhi Wasa karena berkat karunia-Nya sehingga penelitian ini selesai tepat pada

waktunya. Penulis juga mengucapkan terimakasih atas dukungan moral dan materil yang

diberikan dalam penyusunan penelitian ini kepada:

1. Kedua orang tua penulis, yang telah memberikan doa restu, dorongan serta

menjadi semangat penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. I Gede Herry Purnama, ST., MT., MIDEA, selaku Kepala Bagian Kesehatan

Lingkungan pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

Universidas Udayana.

3. Sang Gede Purnama, S.KM, M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Mahasiswa matrikulasi angkatan 2014.

5. Seluruh pegawai dan staf pada bidang Operasional Kebersihan DKP Kota

Denpasar.

6. Dan semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung telah

memberikan dukungan semangat kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum dapat dikatakan sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk

menyempurnakan penelitian ini.

Denpasar, Juli 2016

(7)

vii

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR

ABSTRAK

Kota Denpasar merupakan kota terpadat di Bali. Pada tahun 2016, Kota Denpasar telah menetapkan 62 bank sampah sebagai motivator masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungannya. Selama ini belum pernah dilakukannya evaluasi program bank sampah khususnya mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja bank sampah di Kota Denpasar sehingga perlu kajian lebih lanjut pada kinerja bank sampah untuk mengetahui permasalahan dan menemukan solusi yang tepat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Bila dilihat dari waktu penelitian maka penelitian ini termasuk Crossesctional Study dengan jumlah sampel 10 bank sampah dan 100 responden. Analisis data digunakan dengan metode matriks SWOT dan uji Litmus.

Hasil penelitian yang ditemukan dilapangan menunjukkan bahwa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja bank sampah di Kota Denpasar adalah meningkatkan komitmen pemilik bank sampah dengan mengoptimalkan dukungan dari pemerintah, memaksimalkan kegiatan mengolah sampah anorganik menjadi barang yang lebih memiliki nilai ekonomis dengan meningkatkan kerjasama antar bank sampah, melaksanakan pelatihan pada SDM bank sampah, menambah sarana dan prasaranan dengan mealaksanakan penggalian dana atau mohon bantuan (subsidi) dari pemerintah, memaksimalkan pelayanan terhadap masyarakat guna miningkatkan keaktipan masyarakat menjadi nasabah bank sampah dan perlu dibuatkan pararem (peraturan adat) untuk mengarahkan warganya menjual sampah anorganiknya ke bank sampah. Berdasarkan uji litmus, strategi yang paling strategis untuk meningkatkan kinerja bank sampah di Kota Denpasar ialah memaksimalkan pelayanan terhadap masyarakat guna miningkatkan keaktipan masyarakat menjadi nasabah bank sampah.

(8)

viii

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM MEDICAL SCHOOL UNIVERSITY UDAYANA

SPECIALISATION ENVIRONMENTAL HEALTH Thesis, July 2016

Ida Bagus Gde Bayu Belayana

FACTORS AFFECTING PERFORMANCE BANK SAMPAH IN DENPASAR ABSTRACT

Denpasar City is the most populous city in Bali. In 2016, the city of Denpasar has set 62 as a motivator community bank sampah in maintaining the cleanliness of the environment. During this time she had never done a program evaluation bank sampah in particular regarding the factors - factors that affect the performance of the garbage bank in Denpasar thus requiring further investigation on the bank's performance bins to determine the problem and find the right solution to solve the problems faced.

This research is quantitative. When viewed from the time of the study, this study included Crossesctional Study with a sample of 10 bank sampah and 100 respondents. Analysis of the data used by the SWOT matrix method and Litmus test.

Results of the study were found in the field indicate that the strategies that can be done to improve the performance of bank sampah in Denpasar is to increase the commitment of bank sampah owners by optimizing the support of the government, making the most of treating inorganic waste into goods more economic value by improving cooperation between the bank sampah, training on human bank sampah, add facilities and infrastructure with fundraising or help (subsidies) from the government, to maximize service to the community in order to increase the role of the community become bank customers rubbish and need to be made Pararem (customs regulations) to direct citizens selling junk anorganiknya to bank sampah. Based on a litmus test, the most strategic strategy to improve the performance of bank sampah in Denpasar is maximizing service to the community in order to increase the role of the community into the bank sampah customers.

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... ii

(10)

x

2.2. Pengertian Bank Sampah ... 10

2.3. Kinerja Bank Sampah... 11

2.4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bank Sampah ... 12

2.4.1. Pendanaan atau pembiayaan ... 12

2.4.2. Komitmen pemilik bank sampah ... 13

2.4.3. Sumber Daya Manusia... 13

2.4.4. Partisipasi masyarakat ... 13

2.4.5. Promosi ke masyarakat ... 14

2.4.6. Dukungan pemerintah dan pimpinan wilayah ... 15

2.4.7. Kemitraan atau Kerjasama antar bank sampah ... 16

BAB III KERANGKA KONSEP ... 17

3.1. Kerangka Konsep ... 17

3.2. Variabel Penelitian ... 18

3.3. Definisi Operasional... 19

3.4. Hipotesis Penelitian ... 21

BAB IV METODE PENELITIAN ... 22

4.1. Disain Penelitian ... 22

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

4.2.1.Tempat penelitian ... 22

4.2.2.Waktu penelitian ... 22

4.3. Populasi dan Sampel ... 23

4.3.1.Populasi penelitian ... 23

(11)

xi

4.3.3.Teknik pengambilan sampel ... 23

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 25

4.4.1.Data primer ... 25

4.4.2.Data sekunder ... 25

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 25

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

5.1. Hasil Penelitian ... 27

5.1.1. Gambaran umum objek penelitian ... 27

5.1.2. Data hasil penelitian ... 28

5.1.3. Distribusi data hasil penelitian... 31

5.2. Pembahasan ... 36

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 49

6.1 Simpulan ... 49

6.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Definisi Operasional ... 19

Tabel 5.1. Gambaran Umum Bank Sampah ... 27

Tabel 5.2. Frekuensi Data Hasil Penelitian ... 29

Tabel 5.3. Distribusi Data Hasil Penelitian Pemilik Bank Sampah ... 32

Tabel 5.4. Distribusi Data Hasil Penelitian Terhadap Masyarakat Disekitar Bank Sampah ... 34

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 17

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Jadwal Penelitian ... 55

Lampiran 2. SK Penetapan Bank Sampah ... 56

Lampiran 3. SK Pemberian Penghargaan Kepada Bank Sampah ... 62

Lampiran 4. Formulir Persetujuan ( Informed Consent ) ... 66

Lampiran 5. Kuesioner ... 67

Lampiran 6. Ethical Clearance ... 72

Lampiran 7. Data Hasil Penelitian ... 73

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan lingkungan merupakan persoalan yang sangat serius yang dapat

menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan manusia jika tidak dirawat dengan baik.

Persoalan kesehatan lingkungan yang sulit ditangani adalah sampah. Menurut Undang –

Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah

menyebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari – hari manusia dan atau proses

alam yang berbentuk padat.

Indonesia merupakan negara dengan banyak pulau yang tersebar dari Sabang

sampai Merauke juga mengalami kesulitan dalam mengelola sampah. Hampir semua

kota besar di Indonesia kesulitan dalam mengelola sampahnya. Semakin padat penduduk

di suatu daerah semakin banyak sampah yang akan dihasilkan. Berbagai cara telah

dilaksanakan oleh pemerintah tetapi persoalan sampah belum selesai sampai sekarang.

Bali yang merupakan daerah wisata dengan jumlah penduduk yang padat,

memiliki banyak kegiatan seperti pasar dan industri serta hotel-hotel membuat timbunan

sampah semakin bertambah. Jumlah sampah ini setiap tahun terus meningkat seiring

bertambahnya jumlah penduduk dan kualitas kehidupan masyarakat atau manusianya

dan disertai juga kemajuan ilmu pengetahuan teknologi yang menghasilkan pula

pergeseran pola hidup masyarakat yang cenderung konsumtif (Yansen & Arnatha,

(16)

2

Kota Denpasar merupakan kota terpadat di Bali. Dengan berbagai persoalan yang

serba kompleks, peningkatan jumlah penduduk yang sangat pesat menyebabkan

peningkatan volume sampah serta pengelolaan sampah yang belum dapat diselesaikan

oleh pihak Pemerintah Kota Denpasar. Dalam hal pengelolaan kebersihan Kota

Denpasar ditangani oleh Dinas Kebersihan dan Pertanaman (DKP) Kota Denpasar.

Adapun teknis operasional pengelolaan sampah di DKP Kota Denpasar ialah penyapuan,

pengumpulan, pengangkutan dan pemprosesan akhir. Jumlah sampah yang ditangani

oleh DKP Kota Denpasar + 2.500 – 2.700 m3 (DKP Kota Denpasar).

Dengan ini diperlukan strategi yang tepat untuk menanggulangi persoalan

persampahan di Kota Denpasar, peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat

terhadap sampah dapat membantu kinerja pemerintah dalam menangani persoalan

tersebut. Salah satu upaya pengurangan volume sampah adalah dengan cara

pengurangan sampah dari sumbernya sesuai dengan Arah Kebijakan (Perda dan

Peraturan Walikota Denpasar) dan Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan

Persampahan melalui program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta pengelolaan sampah

berbasis masyarakat.

Pada tahun 2016, Kota Denpasar telah menetapkan 62 bank sampah sebagai

motivator masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungannya. Bank sampah

merupakan salah satu solusi kreatif dalam mengatasi peningkatan jumlah volume

sampah di Kota Denpasar. Konsep bank sampah ialah pengumpulan sampah kering dan

dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan, tapi yang ditabung bukan uang

(17)

3

diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis diharapkan dapat meningkatkan

kesadaran masyarakat untuk peduli memilah sampah sejak dari rumah dengan

manajemen bank sampah sehingga sampah dapat menghasilkan nilai tambah. Dari ke 62

bank sampah tersebut tidak semua dapat berperan aktif dan berkembang. Tentu saja

banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi baik di internal atau pun eksternal terlihat

dari ada beberapa bank sampah yang kurang aktif.

Hasil observasi pada Kantor DKP Kota Denpasar ditemukan sebanyak 15 bank

sampah yang memperoleh penghargaan dari Pemerintah Kota Denpasar pada Tahun

2015. Pemberian penghargaan tersebut berdasarkan observasi dan survei dari petugas

DKP Kota Denpasar terhadap bank sampah. Hanya bank sampah yang aktif,

berkembang dan sering berpartisipasi dalam kegiatan kebersihan yang dilaksanakan oleh

pihak Pemerintah Kota Denpasar yang berhak memperoleh penghargaan tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin mengetahui apakah penyebab 15 bank sampah

tersebut berhasil menjalankan program bank sampahnya sehingga mampu memperoleh

penghargaan dari Pemerintah Kota Denpasar Tahun 2015.

Selama ini belum pernah dilakukannya evaluasi program bank sampah

khususnya mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja bank sampah di Kota

Denpasar sehingga perlu kajian lebih lanjut pada kinerja bank sampah untuk mengetahui

permasalahan dan menemukan solusi yang tepat dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi, hal ini berguna dalam pengambilan keputusan bagi pemerintah, pengelola

(18)

4

1.2. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, batasan masalah dari penelitian ini ialah faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja bank sampah yaitu faktor internal (Pendanaan,

komitmen pemilik bank sampah, sumber daya manuasia (SDM)) dan faktor eksternal

(Partisipasi masyarakat, promosi ke masyarakat, dukungan pimpinan wilayah, kerjasama

antar bank sampah, dan dukungan pemerintah).

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang serta rumusan masalah diatas maka didapatkan

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

“Apakah faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja bank sampah di Kota Denpasar?”

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian ini ialah sebagai berikut:

1.4.1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang

mempengaruhi kinerja bank sampah di Kota Denpasar.

1.4.2. Tujuan Khusus

1.4.2.1. Untuk mengetahui faktor internal yang mempengaruhi kinerja bank

sampah di Kota Denpasar.

1.4.2.2. Untuk mengetahui faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja bank

sampah di Kota Denpasar.

1.4.2.3. Untuk mengetahui strategi yang dapat meningkatkan kinerja bank

(19)

5

1.4.2.4. Untuk mengetahui strategi yang paling strategis dilakukan dalam

meningkatkan kinerja bank sampah di Kota Denpasar.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat praktis dan

manfaat teoritis ialah sebagai berikut :

1.5.1. Manfaat praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan bagi pihak

yang berkaitan untuk meningkatkan kinerja bank sampah dalam meningkatkan

kebersihan lingkungan.

1.5.2. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai pengembangan teori dalam ilmu

pengetahuan khususnya mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja bank

sampah.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini terbatas pada :

1.6.1. Bank sampah yang menjadi obyek penelitian dalam penelitian ini adalah bank

sampah yang terdapat di Kota Denpasar.

(20)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sampah

Sampah ialah suatu bahan yang terbuang atau dibuang, merupakan hasil aktivitas

manusia maupun alam yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah diambil unsur atau

fungsi utamanya, Sejati (2009).

Dalam Sumantri (2010) menyatakan bahwa penggolongan sampah menurut

sumbernya yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut

ini:

1. Pemukiman penduduk

Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga

yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota. Jenis

sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan

makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), abu, atau sampah sisa

tumbuhan.

2. Tempat umum dan tempat perdagangan

Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan

melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan

dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage) , sampah kering,

(21)

7

3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah

Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain: tempat hiburan dan

umum, jalan umum, tempat parker, tempat layanan kesehatan (misal: rumah sakit atau

puskesmas), kompleks militer,gedung pertemuan, pantai tempat berlibur dan sarana

pemerintah yang lain. Tempat ini biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah

kering.

4. Industri berat dan ringan

Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri kayu,

industri kimia, industri logam, tempat pengolahan air kotor dan air minum dan kegiatan

industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memprosesbahan mentah saja.

Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-sisa

bangunan, sampah khusus dan sampah berbahaya.

5. Pertanian

Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian seperti kebun,

latang atau pun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah

membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman.

Notoatmodjo, 2007 menyatakan sampah dapat dibagi menjadi berbagai jenis, yaitu:

1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya, sampah dibagi menjadi:

a. Sampah an-organik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk,

misalnya: logam atau besi, pecahan gelas, plastik dan sebagainya.

b. Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya:

(22)

8

2. Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar

a. Sampah yang mudah terbakar, misalnya: kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas

dan sebagainya.

b. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng – kaleng bekas, besi atau

logam, pecahan gelas, kaca dan sebagainya.

3. Berdasarkan karakteristik sampah

a. Garbage yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan makanan yang

umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel dan

sebagainya.

b. Rabish yaitu sampah yang bersalah dari perkantoran, perdagangan baik yang

mudah terbakar seperti kertas, karton, plastik dan sebagainya, maupun yang tidak

mudah terbakar seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas dan sebagainya.

c. Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan – bahan yang mudah terbakar

termasuk abu rokok.

d. Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang berasal dari pembersihan

jalan yang terdiri dari campuran bermacam – macam sampah, daun – daunan,

kertas, plastik, pecahan kaca, besi, debu dan sebagainya.

e. Sampah industri yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik – pabrik.

f. Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang mati karena alam,

ditabrak kendaraan atau dibuang oleh orang.

g. Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) adalah bangkai mobil, sepeda, sepeda

(23)

9

h. Sampah pembangunan (construction waste) yaitu sampah dari proses

pembangunan gedung, rumah dan sebagainya yang berupa puing – puing,

potongan – potongan kayu, besi beton, bamboo dan sebaginya.

Menurut Syafrudin (2004) dalam Dwiyanto (2011) menyatakan sistem

pengelolaan sampah terpadu (Integrated Solid Waste management) didefinisikan sebagai

pemilihan dan penerapan program teknologi dan manajemen untuk mencapai sistem

yang tinggi, dengan hirarki sebagai berikut:

1. Source Reduction, yaitu proses minimalis sampah di sumber dalam hal kuantitas

timbulan dan kualitas timbulan sampah, terutama reduksi sampah berbahaya.

2. Recyclling, yaitu proses daur ulang yang berfungsi untuk mereduksi kebutuhan

sumberdaya dan reduksi kuantitas sampah ke TPA.

3. Waste Transformation, yaitu proses perubahan fisik, kimia dan biologis perubahan

sampah. Dimana ketiga komponen itu akan menentukan: Perubahan tingkat efesiensi

yang diperlukan di dalam sistem pengelolaan; Perlunya proses reduce, reuse, dan

recycle sampah; Proses yang dapat menghasilkan barang lain yang bermanfaat seperti

pengomposan.

4. Landfilling, sebagai akhir dari suatu pengelolaan sampah yang tidak dapat

dimanfaatkan kembali.

Menurut penelitian Hokkanen & Salminen (1997) menyatakan bahwa solusi yang

direkomendasikan untuk sistem pengelolaan sampah adalah penimbunan menengah,

kompos dan RFD-pembakaran. Pada penelitian Kinnaman (2000) diperoleh dengan

(24)

10

didaur ulang oleh seseorang dapat mengurangi jumlah sampah yang akan

ditimbulkannya. Namun, untuk terus mengurangi jumlah sampah yang setiap tahunnya

dialihkan ke tempat pembuangan sampah, daur ulang harus diperluas untuk mencakup

keragaman yang lebih besar (Kock & Domina, 2009). Pada penelitian Beccali, dkk

(2001) juga menekankan pada daur ulang sampah untuk mengurangi volume sampah

perkotaan. Ketidakpastian yang melekat dalam persepsi baik prioritas dan skala

tujuan-tujuan ekonomi dan lingkungan dapat menghasilkan kesulitan tambahan dalam

pengambilan keputusan manajemen (Chang, 1997).

2.2. Pengertian Bank Sampah

Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah

yang sudah dipilah – pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan

disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah.

Bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankan. Penyetor adalah warga

yang tinggal disekitar lokasi bank sampah serta mendapat buku tabungan seperti

menabung di bank (Rozak, 2014).

Bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilah menurut jenis

sampah. Sampah yang ditabung pada bank sampah adalah sampah yang mempunyai

nilai ekonomis. Cara kerja bank sampah pada umumnya hampir sama dengan bank

lainnya, ada nasabah, pencatatan pembukuan dan manajemen pengelolaannya, apabila

dalam bank yang biasa kita kenal yang disetorkan nasabah adalah uang akan tetapi

dalam bank sampah yang disetorkan adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis,

(25)

11

jiwa kewirausahaan agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sistem kerja bank

sampah pengelolaan sampahnya berbasis rumah tangga, dengan memberikan

penghargaan kepada yang berhasil memilah dan menyetorkan sejumlah sampah. Konsep

bank sampah mengadopsi menajemen bank pada umumnya. Selain bisa sebagai sarana

untuk melakukan gerakan penghijauan, pengelolaan sampah juga bisa menjadi sarana

pendidikan gemar menabung untuk masyarakat dan anak-anak. Metode bank sampah

juga berfungsi untuk memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap kebersihan

(Novianty, 2012).

2.3. Kinerja Bank Sampah

Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seseorang

dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu yang diukur dengan

mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu. kinerja (prestasi kerja)

dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar) dimana kualitas adalah berkaitan

dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kwantitas adalah jumlah hasil kerja yang

dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu

yang telah direncanakan. Karakteristik yang membedakan kinerja auditor dengan kinerja

manajer adalah pada output yang dihasilkan (Trisnaningsih, 2007).

Menurut Indra Bastian, kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategi (strategic

(26)

12

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Walikota Denpasar Nomor

188.45/195/HK/2015 tentang Penetapan Bank Sampah di Kota Denpasar Tahun 2015

memutuskan bahwa tugas dan tanggung jawab bank sampah adalah sebagai berikut yaitu

Melaksanakan usaha penanganan tata kelola sampah dan kebersihan di wilayah masing –

masing; Memilah dan mengolah sampah organik dan non organik menjadi barang yang

memiliki nilai ekonomis dan berdaya guna dalam upaya pengurangan beban sampah di

tempat pembuangan akhir (TPA); Melayani, menyiapkan dan menampung sampah

masyarakat di wilayahnya untuk di daur ulang; Menerima sampah masyarakat yang

dapat dikonversi dalam bentuk uang yang dapat ditabung dan dibukukan pada buku

tabungan; Melaksanakan kegiatan pembelajaran kebersihan lingkungan kepada

masyarakat; dan Menyiapkan tenaga, sarana dan prasaranayang diperlukan untuk

pelaksanaan kegiatan swakelola kebersihan.

2.4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bank Sampah

2.4.1. Pendanaan atau pembiayaan

Menurut Muhammad (2002) dalam Rimadhani (2011), pembiayaan secara luas

berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk

mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun

dijalankan oleh orang lain.

Terdapat dua pandangan mengenai keputusan pendanaan. Pandangan pertama

dikenal dengan pandangan tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal

mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan tradisional diwakili oleh dua teori yaitu

(27)

13

(1958) yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan

(Wijaya, 2010).

2.4.2. Komitmen pemilik bank sampah

Komitmen pemilik bank sampah dapat diartikan tekad atau keinginan yang kuat

dari pemilik bank sampah dalam mengembangkan dan memajukan bank sampahnya

untuk dapat berkesinambungan serta selalu berperan aktif sehingga menghasilkan

kinerja bank sampah yang baik dalam mewujudkan tujuan, visi dan misi yang telah

ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini ditekankan bahwa komitmen adalah unsur

perilaku sebagi upaya untuk mempertahankan dan menjaga hubungan jangka panjang

antara kedua belah pihak agar hubungan ini lebih bermakna (Setiawan, 2007).

2.4.3. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting

dalam pembangunan. Menurut Simanjuntak (1985) dalam Ali (1998) pengertian SDM

ada dua macam yaitu :

1. Derajat kualitas usaha yang ditampilkan seseorang yang terlibat dalam proses

produksi untuk menghasilkan barang atau jasa.

2. Manusia yang memiliki kemampuan kerja untuk menghasilkan produksi baik barang

atau jasa.

2.4.4. Partisipasi masyarakat

Partisipasi masyarakat ialah pengambilan bagian atau keikutsertaan masyarakat

menjadi nasabah pada bank sampah. Masyarakat yang menjadi nasabah terlihat dari

(28)

14

banyak masyarakat yang ikut serta dan berperan aktif dalam menabung sampahnya pada

bank sampah maka akan membuat bank sampah tersebut menjadi lebih berkembang

serta mampu beroprasi dengan baik. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah

tersebut dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Partisipasi langsung adalah

keikutsertaan, keterlibatan dan kebersamaan masyarakat, mulai dari gagasan, perumusan

kebijakan hingga pelaksanaan operasional program. Sedang partisipasi tidak langsung

adalah berupa keterlibatan dalam masalah keuangan, pemikiran dan material

(Yuliastuti,dkk).

Dalam penelitian Chrysantin (2013) yang berjudul “ Strategi Public Relations PT

PJB (Pembangkitan Jawa-Bali) Dalam Program CSR (Corporate Social Responsibility) Bank Sampah” menyatakan bahwa penelitian ini menunjukkan public relations PT PJB

memiliki model cooperative grand strategy dalam perumusan strategi kegiatan CSR

bank sampah, sehingga penetapan isu, sasaran hingga tim pelaksana di lapangan

memiliki kedekatan dengan mitra kerja yang bersangkutan, dan membuat proses setiap

tahapan berjalan dengan baik hingga mampu merubah perilaku masyarakat.

2.4.5. Promosi ke masyarakat

Menurut Green (1984) dalam Notoatmodjo (2010) merumuskan definisi sebagai berikut: “Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan

intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan”.

Promosi ke masyarakat merupakan suatu metode pengenalan bank sampah

(29)

15

dan wawasan masyarakat terhadap bank sampah guna meningkatkan minat dan

partisipasi masyarakat ke bank sampah. Metode tersebut dapat berupa penyebaran

brosur, spanduk, presentasi, iklan di televise, radio, dan yang lainnya (Juliandoni, 2013).

2.4.6. Dukungan pemerintah dan pimpinan wilayah

Koryati, dkk (2005) dalam Galileo (2012) menyebutkan kebijakan seringkali

dikaitkan dengan keputusan pemerintah yang menjadi pedoman untuk mengatasi

berbagai masalah publik dan mempunyai tujuan rencana dan program yang akan

dijalankan secara jelas. Ada beberapa makna tentang kebijakan pemerintah yakni:

1. Kebijakan Pemerintah selalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan tindakan

yang berorientasi pada tujuan.

2. Kebijakan itu merupakan apa yang benar benar dilakukan pemerintah, jadi bukan

merupakan apa yang baru menjadi maksud atau pernyataan pemerintah melakukan

sesuatu.

3. Kebijakan pemerintah itu bersifat positif dalam arti merupakan keputusan pemerintah

untuk melakukan sesuatu atau tindakan melakukan.

4. Kebijakan pemerintah dalam arti positif didasarkan atau selalu dilandaskan pada

peraturan perundang-undangan dan bersifat memaksa (otoritatif).

Dalam penelitian Joliandoni (2013) yang berjudul “Pelaksanaan Bank Sampah

Dalam Sistem Pengelolaan Sampah Di Kelurahan Gunung Bahagia Balikpapan”

menyatakan bahwa masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki kesadaran dalam

(30)

16

kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah untuk mengelola sampah di

lingkungan tersebut.

2.4.7. Kemitraan atau kerjasama antar bank sampah

Menurut Sulistiyani (2014) dalam penelitian Fahmi dkk, Kemitraan secara

etimologis berasal dari kata partnership yang berasal dari suku kata partner yang berarti

kawan, sekutu atau mitra. Secara definisi, maka kemitraan adalah suatu bentuk kerja

sama atas dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan dalam rangka meningkatkan

kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga

memperoleh hasil yang lebih baik.

Kemitraan atau kerjasama antar bank sampah merupakan hubungan antara bank

sampah dengan bank sampah lainnya yang bertujuan saling membantu dan memotivasi

Referensi

Dokumen terkait

Penampang stratigrafi adalah suatu gambaran urutan vertical lapisan-lapisan batuan sedimen pada lintasan batuan yang dipilih, setiap titik dalam urutan stratigrafi mengikuti

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5

sikap peduli sesama, tenggang rasa, atau setiap hal baik yang kita lakukan dan dapat menjadi berkat bagi orang lain dengan adanya kehadiran kita merupakan bahasa Roh kudus yang

Studi ini dapat diarahkan untuk mengetahui secara lebih mendalam aspek apa saja dari Tari Istana Melayu di Malaysia yang dapat menyumbang bagi TKGY dan aspek apa saja dari

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) penyebab tingginya rasio efisiensi adalah: modal luar terlalu besar, beban biaya yang cukup besar, perputaran total

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Kemampuan penalaran matematik dengan metode Problem Solving lebih baik daripada konvensional; (2) Kemampuan penalaran

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG JADUAL RETENSI ARSIP KEPEGAWAIAN DAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT. Daerah adalah Provinsi Jawa Barat. Pemerintah Daerah adalah