• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2006-2008 ( STUDI KASUS PADA SEKTOR AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCT ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2006-2008 ( STUDI KASUS PADA SEKTOR AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCT )."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2006-2008

( STUDI KASUS PADA SEKTOR AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCT )

SKRIPSI

Disusun Oleh : Leli Oktopina Tetiray 0712010247 / FE / EM FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “ JAWA TIMUR

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan lahir dan batin kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2008 (STUDI KASUS PADA SEKTOR AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCT)”

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuan, bimbingan dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan kepada:

1. Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, SE,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” jatim

2. Drs. Ec. H. R. A. Suwaidi, MS selaku Dosen Pembimbing atas waktu, perhatian dan segala bimbingan serta arahannya selama penulisan skripsi ini.

3. Orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat, kasih sayang yang melimpah dan doa yang tiada henti untuk mendoakanku menjadi orang yang sukses.

4. Kakak dan adikku tersayang yang selalu memberikan semangat dan kekuatan serta membuat hidupku selalu ceria.

(3)

5. Teman-teman terima kasih untuk kebersamaannya selama ini. Kalian memang teman-teman yang baik

6. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran membangun dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN LISAN………...i

KATA PENGANTAR………...ii

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...iv

DAFTAR GAMBAR ...v

DAFTAR LAMPIRAN………...…vi

ABSTRAKSI………..…...vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...1

1.2. Perumusan masalah ...12

1.3. Tujuan Penelitian ...13

1.4. Manfaat Penelitian...13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian-penelitian Terdahulu...14

2.2. Tinjauan Teori 2.2.1. Pengertian Struktur Modal...16

(5)

2.2.2. Teori Struktur Modal

2.2.2.1.Agency Theory………….…...…17

2.2.2.2. Signaling Theory Isyarat………...….18

2.2.2.3. Asymmetic Information………...…..19

2.2.2.4. Pecking Order Theory………...19

2.2.3. Komponen Struktur Modal 2.2.3.1. Modal Asing...21

2.2.3.2. Modal Sendiri...23

2.2.4. Arti Pentingnya Struktur Modal...24

2.2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal 2.2.5.1.Ukuran Perusahan...29

2.2.5.2. Pertumbuhan Aktiva...31

2.2.5.3. Profitabilitas…………...32

2.2.6. Hubungan antar variabel Independent terhadap variabel Dependent 2.2.6.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal………...38

(6)

2.2.6.3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur

Modal………...39

2.3. Kerangka Konseptual...40

2.4. Hipotesis...41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………...42

3.2. Teknik Penentuan sampel 3.2.1. Populasi...44

3.2.2. Sampel...44

3.3. Teknik Pengumpulan Data...46

3.4. Metode Analisis Data 3.4.1. Statistik Deskriptif...47

3.4.2. Uji Asumsi Klasik 3.4.2.1. Uji Normalitas………...48

3.4.2.2. Pengujian Autokorelasi…………...48

3.4.2.3. Uji Heteroskedastisitas…...49

3.4.2.4. Uji Multikolinearitas………...50

(7)

3.5. Pengujian Hipotesis

3.5.1. Uji t...51

3.5.2. Koefisien Determinasi………...…..52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah singkat BEI………...53

4.1.2. Visi dan Misi BEI 4.1.2.1. Visi BEI………...56

4.1.2.2. Misi BEI………...56

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Struktur Modal………...57

4.2.2. Ukuran Perusahaan………...58

4.2.3. Pertumbuhan Aset………...59

4.2.4. Profitabilitas………...60

4.3. Analisa dan Pengujian Hipotesis 4.3.1. Statistik Deskripsi………...61

(8)

4.3.3.1. Uji Normalitas………...…..66

4.3.3.2. Uji Autokorelasi……….…...…69

4.3.3.3. Uji Heteroskedastisitas………...70

4.3.3.4. Uji Multikolinearitas………...…….71

4.3.4. Koefisien Determinasi………...…...72

4.3.5. Pengujian Hipotesis 4.3.5.1. Uji t………...74

4.3.6. Pembahasan………...76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan……….…………...….81

5.2. Saran………...82 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Debt to Equity Ratio Perusahaan Sampel………...5

Tabel 1.2. Rata-rata Variabel Independen Perusahaan Sampel…………...7

Tabel 3.1. Nama Perusahaan sebagai sampel………...…….46

Tabel 4.1. Hasil Penelitian Struktur Modal………....…...…58

Tabel 4.2. Hasil Penelitian Ukuran Perusahaan………...59

Tabel 4.3. Hasil Penelitian Pertumbuhan Aset………...60

Tabel 4.4. Hasil Penelitian Profitabilitas………...…61

Tabel 4.5. Hasil Statistik Deskripsi………...….62

Tabel 4.6. Hasil Regresi Berganda………...…..65

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Data Awal………...…...67

Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas Setelah Mengeluarkan Outlier……...….68

Tabel 4.9. Hasil Pengujian Autokorelasi………….…...…...….69

Tabel 4.10. Hasil Pengujian Multikolinieritas dengan VIF………...….72

Tabel 4.11. Hasil Koefisien Determinasi………...73

Tabel 4.12. Hasil Uji t……….……...…...74

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ...40 Gambar 4.1. Uji Heteroskedastisitas………...71

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Tabulasi Data………...…...…..87 Lampiran 2. Data Hasil Pengolahan SPSS………...88

(12)

ABSTRAKSI

Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal sendiri dengan penggunaan hutang, yang berarti berapa besar modal sendiri dan berapa besar hutang yang akan digunakan, sehingga dapat menghasilkan struktur modal yang optimal. Mengingat banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan maka penelitian ini akan meneliti pengaruh ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan asset dan kemampulabaan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur pada sektor automotive and allied product. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh antara ukuran perusahaan, pertumbuhan asset dan kemampulabaan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur pada sektor automotive and allied product yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2006 sampai dengan 2008.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 12 perusahaan manufaktur pada sektor automotive and allied product, dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel yang mengambil obyek dengan kriteria tertentu. Banyaknya sampel yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebanyak 12 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan metode pooled data sehingga sampel penelitian (n) diperoleh sebanyak 48 data observasi, yang pada pengujian normalitas harus mengalami penghilangan outlier sebanyak 4 data, maka data observasi yang akhirnya digunakan adalah sebanyak 44 data. Analisis data menggunakan alat analisis uji regresi berganda yang didahului dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Pengujian hipotesa dilakukan dengan menggunakan uji t.

Hasil analisis data atau hasil regresi menunjukkan bahwa secara simultan ukuran perusahaan, pertumbuhan asset dan kemampulabaan mempengaruhi struktur modal. Sedangkan secara parsial variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal adalah pertumbuhan asset dan kemampulabaan sedangkan variabel ukuran perusahaan dan risiko bisnis secara parsial tidak mempengaruhi struktur modal. Besarnya koefisien determinasi (adjusted R square) adalah sebesar 0,261. Hal ini berarti bahwa 26,1 persen variabel dependen yaitu struktur modal dapat dijelaskan oleh tiga variabel independen yaitu ukuran perusahaan,pertumbuhan asset dan kemampulabaan, sedangkan sisanya sebesar 73,9 persen struktur modal dijelaskan oleh variabel atau sebab-sebab lain diluar model.

Kata Kunci : Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Asset dan Kemampulabaan

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan. Meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dapat dilakukan melalui peningkatan kemakmuran kepemilikan atau para pemegang saham. Keberadaan para pemegang saham dan peranan manajemen sangatlah penting dalam menentukan besar keuntungan yang nantinya akan diperoleh. Menghadapi kondisi demikian, setiap perusahaan dituntut untuk mampu membaca dan melihat situasi yang terjadi sehingga dapat melakukan pengelolaan fungsi-fungsi manajemen dengan baik di bidang pemasaran, produksi, sumber daya manusia dan keuangan dengan baik agar dapat lebih unggul dalam persaingan. Suatu keputusan yang diambil manajer dalam suatu pembelanjaan harus dipertimbangkan secara teliti sifat dan biaya dari sumber dana yang akan dipilih karena masing-masing sumber dana tersebut memiliki konsekuensi finansial yang berbeda. Sumber dana perusahaan adalah semua perkiraan yang terdapat pada sisi pasiva neraca, mulai dari utang dagang hingga laba ditahan. Kesemuanya itu lebih dikenal sebagai struktur keuangan (Riyanto,2001).

(14)

1

(15)

1

digunakan. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan.

Ditinjau dari asalnya menurut Riyanto (2001:214), sumber dana dapat dibedakan menjadi sumber dana perusahaan intern dan sumber dana perusahaan ekstern. Dana intern adalah dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan yaitu laba yang ditahan dan akumulasi depresiasi. Dana ekstern adalah dana dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan. Metode pemenuhan kebutuhan akan dana dengan cara ini disebut metode pembelanjaan dengan hutang (debt financing). Sedangkan dana dari pemilik, peserta pengambil bagian dalam perusahaan akan menjadi modal sendiri perusahaan tersebut. Metode pemenuhan dana dengan cara ini disebut metode pembelanjaan modal sendiri (equity financing).

(16)

1

mungkin cenderung mengambil keputusan yang menguntungkan mereka dan tidak terlalu berisiko. Hal ini karena pendapatan, masa jabatan dan sebagian dari kekayaan mereka hanya tergantung dari perusahaan yang mempekerjakan mereka. Pengertian struktur modal itu sendiri adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh hutang, ekuitas saham preferen dan saham biasa (Van Horne dan Wachowicz, 1997). Sedangkan struktur modal perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Menurut Weston dan Copeland (1996) struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegang saham. Jadi, struktur modal suatu perusahaan hanya sebagian dari struktur keuangannya.

Pengertian struktur modal menurut Bambang Riyanto (2001) adalah perimbangan atau perbandingan antar jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Oleh karena itu, struktur modal di proxy dengan Debt to Equity Ratio (DER), yang merupakan perbandingan antara total hutang terhadap modal

(17)

1

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sektor automotive and allied product periode tahun 2006-2008.

Tabel 1.1

Debt to Equity Ratio (DER) PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sektor automotive

and allied product Periode tahun 2006-2008 No Nama Perusahaan DER ( X )

6 PT. Multistrada Arah Sarana Tbk 0,98 0,39 0,85

7 PT. Nipress Tbk 1,40 2,17 1,63

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata debt to equity (DER) pertahun dari tahun 2006-2008 perusahaan manufaktur pada

(18)

1

modal sendiri. Rata-rata struktur modal pada 12 perusahaan manufaktur pada sektor automotive and allied menunjukkan fluktuasi dari tahun ke tahun, dimana rata-rata tahun 2006 sebesar 1,744 kemudian pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 0,072 menjadi 1,672 dan kemudian naik lagi pada tahun 2008 sebesar 1,807.

Dengan demikian selama periode 2006 sampai dengan 2008 terdapat 50% lebih perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada sektor automotive and allied product yang mempunyai DER lebih dari satu, yang artinya proporsi

hutang lebih besar daripada modal sendirinya. Dengan adanya proporsi hutang yang lebih besar, maka perusahaan yang mempunyai DER lebih dari satu akan memiliki resiko bisnis yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yg memiliki DER kurang dari satu. Nilai DER yang berada diatas satu berarti perusahaan memiliki jumlah hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri dan hal ini tidak sesuai dengan teori struktur modal yang optimal dimana seharusnya jumlah hutang perusahaan tidak boleh lebih besar daripada modal sendiri. Sementara itu kebanyakan investor lebih tertarik menanamkan modalnya ke dalam bentuk investasi pada perusahaan yang mempunyai DER tertentu yang besarnya kurang dari satu. Karena jika DER lebih besar dari satu berarti risiko yang ditanggung oleh investor menjadi meningkat.

(19)

1

penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengawasan, sifat manajemen, sikap kreditur dan konsultan, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Dalam penelitian ini tidak akan dibahas semua faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan, hanya beberapa faktor yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu antara lain : ukuran perusahaan (size), risiko bisnis (business risk), pertumbuhan asset (growth of assets) dan kemampulabaan (profitability). Perkembangan data penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.2

Rata-rata DER, Ukuran perusahaan, Risiko bisnis, Pertumbuhan asset dan Kemampulabaan Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2006-2008 pada sektor Automotive and Allied Product

Sumber : Data Penelitian SPSS

Dari Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa rata-rata faktor yang mempengaruhi struktur modal menunjukkan hasil yang masih fluktuatif, hal ini kemudian menjadi fenomena gap. Fenomena empiris dalam penelitian ini didasarkan pada inkonsistensi data, dimana berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan

Variabel

Rata-rata

2006

2007

2008

Ukuran Perusahaan

12,38

12,43

12,49

Pertumbuhan Aset

0,09

0,14

0,19

Kemampulabaan

0,06

0,04

0,06

(20)

1

bahwa ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan asset dan kemampulabaan pada tahun 2006-2007 menunjukkan fenomena yang searah dengan DER dan membentuk hubungan positif, sedangkan ukuran perusahaan dan pertumbuhan asset pada tahun 2007-2008 menunjukkan fenomena yang searah dengan DER dan membentuk hubungan yang positif. Terlihat juga pada faktor pertumbuhan asset yang dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi (drastis), maka perlu diuji pengaruh dari keempat variabel independen (ukuran perusahaan, pertumbuhan asset dan kemampulabaan) dalam mempengaruhi struktur modal (debt to equity ratio) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008 pada sektor automotive and allied product.

(21)

1

ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Menurut Weston dan Brigham (1994) serta Husnan (1996), setiap perusahaan akan menghadapi risiko sebagai akibat dari dilakukannya kegaitan operasi perusahaan. Makin besar risiko yang dihadapi perusahaan maka makin rendah rasio hutang yang digunakan perusahaan, karena semakin besar risiko bisnis, penggunaan hutang besar akan mempersulit perusahaan dalam mengembalikan hutang mereka. Selain itu Saidi (2004) dan Mutaminah (2003) menemukan hubungan negatif antara risiko perusahaan terhadap struktur modal. Hal ini bertentangan dengan penelitian mengenai struktur modal yang dilakukan oleh Crutcley dan Hansen (1989), penelitian tersebut berhasil diidentifikasikan berbagai faktor yang secara signifikan memberikan efek langsung tehadap kebijakan deviden ataupun struktur modal, dimana dari hasil tersebut risiko bisnis berpengaruh signifikan positif dengan struktur modal.

(22)

1

modal yang besar, risiko yang ditanggung perusahaan juga meningkat apabila investasi yang dijalankan perusahaan tidak menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal. Oleh karena itu investor cenderung lebih tertarik pada tingkat DER tertentu yang besarnya kurang dari 1 karena jika lebih besar dari 1 menunjukkan risiko perusahaan semakin meningkat.

Pertumbuhan asset merupakan variabel yang dipertimbangkan dalam keputusan hutang. Biasanya biaya emisi saham akan lebih besar dari biaya penerbitan surat hutang. Dengan demikian, perusahaan yang tingkat pertumbuhannya lebih tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang, sehingga ada hubungan positif antar growth dengan debt ratio. Menurut Brigham (2001), perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi cenderung menggunakan sumber dana dari luar. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal daripada perusahaan yang lambat pertumbuhannya. Untuk variabel pertumbuhan asset, penelitian yang dilakukan oleh Saidi (2002) menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan asset berpengaruh positif terhadap struktur modal.

(23)

1

membiayai aktivitas perusahaan. Penelitian terdahulu yang menghubungkan profitabilitas terhadap kebijakan struktur modal yang dilakukan oleh Hendri dan Sutapa (2006) menunjukkan bahwa profitabiliatas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Tetapi hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuke dan Handri (2005) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

Dari beberapa penelitian terdahulu masih terjadi perbedaan hasil penelitian (research gap) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur pada sektor automotive and allied product yang terdaftar di BEI periode 2006-2008. Variabel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aktiva, dan profitabilitas yang diuji pengaruhnya terhadap struktur modal.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti memilih penulisan ini dengan judul: ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2006-2008” ( Studi Kasus pada sektor Automotive and Allied Product )

1.2. Perumusan Masalah

(24)

1 sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor automotive and allied product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.2.2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor automotive and allied product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.2.3. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor automotive and allied product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1.3.1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal ( DER ) perusahaan manufaktur pada sektor automotive and allied product yang terdaftar di BEI periode tahun 2006-2008.

1.3.2. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan aset terhadap struktur modal ( DER ) perusahaan manufaktur pada sektor automotive and allied product yang terdaftar di BEI periode tahun 2006-2008.

(25)

1 1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi : 1.4.1. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran terhadap manajemen atas faktor-faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan dalam struktur modal perusahaan.

1.4.2. Penelitian

(26)

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian-penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan struktur modal telah dilakukan

oleh para peneliti sebelumnya, sehingga beberapa poin penting dari hasil

penelitian sebelumnya dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini. Berikut ini

akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu mengenai struktur modal. Menurut

Saidi (2004) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dengan

menggunakan variabel independen antara lain : ukuran perusahaan, risiko bisnis,

pertumbuhan asset, profiabilitas dan struktur kepemilikan, menghasilkan suatu

temuan yang menyatakan bahwa secara simultan, semua variabel independen

berpengaruh terhadap strutur modal. Namun, secara parsial hanya variabel risiko

bisnis (business risk) berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur modal.

Titik Indrawati dan Suhendro (2006) dalam penelitiannya yang

berjudul “Determinasi Capital Structure pada Perusahaan Manufaktur di Bursa

Efek Jakarta Periode 2000-2004” meneliti hubungan antara beberapa variabel

yaitu: size, profitabilitas (NOI dan ROA), growth, ownership terhadap struktur

modal. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa size dan profitability berpengaruh

terhadap struktur modal. Sedangkan growth dan ownership structure tidak

berpengaruh terhadap struktur modal. Penelitian mengenai struktur modal juga

(27)

1

Firm’s Capital Structure: Panel Data Analyses”. Penelitian ini memberikan hasil

bahwa variabel tangibility, growth opportunity, size, dan profitability berpengaruh

terhadap struktur modal.

Menurut R. Agus Sartono dan Ragil Sriharto (1999) dalam

penelitiannya yang berjudul Faktor-Faktor Penentu Struktur Modal Perusahaan

Manufaktur di Indonesia, berusaha menganalisis variabel-variabel apa saja yang

berpengaruh terhadap sturktur modal. Penelitian ini memberikan hasil bahwa

variabel size, dan growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur

modal. Sedangkan variabel tangibility of assets, growth opportunities, dan

uniqueness tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Menurut Moh’d et al. (1998) berjudul “The Impact of Ownership

Struture on Corporate Debt Policy: a Time series Cross-Sectional Analysis

bertujuan untuk mngetahui pengaruh agency cost dan kepemilikan terhadap

struktur modal suatu perusahaan. Sampel diambil selama 18 tahun pengamatan.

Penelitian ini menggunakan ratio hutang sebagai variabel dependen, yang

dirumuskan sebagai nilai buku dari hutang jangka panjang dibagi jumlah nilai

buku hutang jangka panjang ditambah nilai pasar ekuitas. Variabel independen

dari penelitian ini terdiri atas 10 macam variabel yang dinilai berpengaruh

(merepresentasikan agency costs) yaitu: ownership structure, dividend payments,

growth opportunities, firm size, assets structure, asset risk, profitability, tax rate,

(28)

1

dividen payments, growth opportunities, profitability, uniqueness berpengaruh

negatif dan signifikan, sedangkan variabel lain berpengaruh positif dan signifikan.

Model yang digunakan adalah Time-Series Cross-Sectional Regression (TSCS).

Menurut Akhtar (2005) melakukan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui faktor-faktor determinan yang membedakan sstruktur modal pada

perusahaan multinasional dan domestik di Australia. Penelitian ini menggunakan

13 variabel dengan kurun waktu 1992-2001 pada semua perusahaan multinasional

dan domestik yang terdaftar di Australian Stock Exchange. Metode yang

digunakan adalah Tobit regression. Hasil yang diperoleh bahwa variabel DIVER

(geographical diversification) dan bankruptcy costs adalah signifikan pada

perusahaan domestik adalah collateral value of assets. Di sisi lain variabel yang

secara signifikan berpengaruh terhadap leverage kedua macam perusahaan adalah

corporations, growth, profitability dan size.

Penelitian tentang struktur modal juga dilakukan oleh Sartono dan

Sriharto (1999). Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yag mempengaruhi

struktur modal perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil yang dipeoleh bahwa

ukuran perusahaan, profitabilitas dan pertumnbuhan memenpengaruhi secara kuat

struktur modal di Indonesia.

Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian terdahulu. Perbedaan antara

penelitian yang akan dilakukan dan penelitian terdahulu terletak pada :

(29)

1

2. Sampel perusahaan yang digunakan yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada sektor automative and allied product.

2.2. Tinjauan Teori

2.2.1. Pengertian Struktur Modal

Keputusan untuk memilih sumber Pembiayaan merupakan keputusan

bidang keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Rasio hutang jangka

panjang terhadap modal sendiri (long time debt to equity ratio)

menggambarkan struktur modal perusahan dan rasio hutang terhadap modal

akan menentukan besarnya leverage keuangan yang digunakan perusahaan

(Weston dan Copeland,1992; 22).Struktur Modal ditentukan perbandingan

antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan perusahaan

(Riyanto, 2001; 296) Struktur modal merupakan kombinasi antara bauran

segenap pos yang masuk ke dalam sisi kanan neraca sumber modal perusahaan.

Pengertian struktur modal dibedakan dengan struktur keuangan, dimana

struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan antara

hutang jangka panjang dengan modal sendiri, sedangkan struktur keuangan

mencerminkan perimbangan seluruh hutang (baik jangka panjang maupun

jangka pendek) dengan modal sendiri (Weston dan Brigham, 1994: 97).

Struktur atau komposisi modal harus diatur sedemikian rupa sehingga

(30)

1

mengenai jumlah dan komposisi modal dari tiap-tiap perusahaan, tetapi pada

dasarnya pengaturan terhadap struktur modal dalam pesahaan harus

berorientasi pada tercapainya stabilitas finansial dan terjaminnya kelangsungan

hidup perusahaan. Dari pengertian-pengertian yang dipaparkan dapat ditarik

kesimpulan tentang struktur modal yaitu perbandingan atau perimbangan antara

hutang jangka panjang dengan modal sendiri atau disebut (long – term debt to

equity ratio atau leverage.). Keuangan yang digunakan perusahaan dalam

mencapai stabilitas finansial dan kelangsungan hidup perusahaan.

2.2.2. Teori Struktur Modal 2.2.2.1. Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H.

Meckling pada tahun 1976 (Horne dan Wachowicz, 1998; 482), manajemen

merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para

pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka

sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat melakukan

fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan insentif dan pengawasan

yang memadai. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti

pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap

keputusan yang dapat diambil manajemen. Kegiatan pengawasan tentu saja

membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi. Biaya agensi menurut

(31)

1

dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen

bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan

kreditor dan pemegang saham.

Menurut Horne dan Wachowicz (1998:482), salah satu pendapat dalam

teori agensi adalah siapapun yang menimbulkan biaya pengawasan, biaya

yang timbul pasti merupakan tanggungan pemegang saham.Sebagai misal,

pemegang obligasi, mengantisipasi biaya pengawasan, membebankan bunga

yang lebih tinggi. Semakin besar peluang timbulnya pengawasan, semakin

tinggi tingkat bunga, dan semakin rendah nilai perusahaan bagi pemegang

saham. Biaya pengawasan berfungsi sebagai diisensif dalam penerbitan

obligasi,terutama dalam jumlah yang besar. Jumlah pengawasan yang diminta

oleh pemegang obligasi akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah

obligasi yang beredar.

2.2.2.2. Signaling Theory Isyarat atau signal

Menurut Brigham dan Houston (1999; 36) adalah suatu tindakan yang

diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang

bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Dalam Brigham dan

Houston (1999; 36), perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan

mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru

yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang

(32)

1

kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya.

Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu

isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut

suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih

sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena

menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian

dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

2.2.2.3. Asymmetric Information

Menurut Brighman dan Houston (1999; 35) adalah situasi dimana

manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai

prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor. Asimetri informasi ini

terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak

daripada para pemodal (Husnan, 1996; 325). Dengan demikian, pihak

manajemen mungkin berpikir bahwa harga saham saat ini sedang overvalue

(terlalu mahal). Kalau hal ini yang diperkirakan terjadi, maka manajemen

tentu akan berpikir untuk lebih baik menawarkan saham baru (sehingga dapat

dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang seharusnya). Tetapi pemodal

akan menafsirkan kalau perusahaan menawarkan saham baru, salah satu

kemungkinannya adalah harga saham saat ini sedang terlalu mahal (sesuai

dengan persepsi pihak manajemen). Sebagai akibatnya para pemodal akan

(33)

1

itu emisi saham baru akan menurunkan harga saham.

2.2.2.4. Pecking Order Theory

Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun (1961)

sedangkan penamaan packing order theory dilakukan oleh Myers (1984)

(Husnan, 1996; 324). Secara singkat teori ini menyatakan bahwa: (a)

Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi

perusahaan berwujud laba ditahan), (b) Apabila pendanaan dari luar (external

financing) diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang

paling aman terlebih dulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi,

kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi

konversi), baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru

diterbitkan. Sesuai dengan teori ini, tidak ada suatu target debt to equity ratio,

karena ada dua jenis modal sendiri, yaitu internal dan external. Modal sendiri

yang berasal dari dalam perusahaan lebih disukai daripada modal sendiri

yang berasal dari luar perusahaan.

Menurut Myers (1996) perusahaan lebih menyukai penggunaan

pendanaan dari modal internal, yakni dana yang berasal darialiran kas, laba

ditahan dan depresiasi. Urutan penggunaan sumber pendanaan dengan

mengacu pada packing order theory adalah: internal fund (dana internal), debt

(hutang), dan equity (modal sendiri) (Kaaro, 2003; 53). Dana internal lebih

(34)

1

untuk tidak perlu "membuka diri lagi" dari sorotan pemodalluar. Kalau bisa

memperoleh sumber dana yang diperlukan tanpa memperoleh "sorotan dan

publisitas publik" sebagai akibat penerbitan saham baru. Dana eksternal lebih

disukai dalam bentuk hutang daripada modal sendiri karena dua alasan.

Pertama adalah pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi obligasi lebih murah

dari biaya emisi saham baru. Suad Husnan (1996:325) hal ini disebabkan

karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Kedua,

manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar

buruk oleh para pemodal, dan membuat harga saham akan turun. Hal ini

disebabkan antara lain oleh kemungkinan adanya informasi asimetrik antara

pihak manajemen dengan pihak pemodal.

2.2.3. Komponen Struktur Modal

Struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa

komponen (Riyanto, 2002: 238) yaitu:

2.2.3.1. Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang jangka waktunya

adalah panjang umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang

ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan

(ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk

keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Komponen - komponen

hutang jangka panjang ini terdiri dari:

(35)

1

Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin dengan

aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan).

b) Obligasi (bond)

Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa perusahaan

meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka

waktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran kembali obligasi dapat diambil

dari penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi

tersebut dan dari keuntungan.

Modal asing hutang jangka panjang di lain pihak, merupakan sumber

dana bagi perusahaan yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu

tertentu. Semakin lama jangka waktu semakin ringan syarat-syarat

pembayaran kembali hutang tersebut akan mempermudah dan memperluas

bagi perusahaan untuk mendayagunakan sumber dana yang berasal dari asing

atau hutang jangka panjang tersebut. Meskipun demikian, hutang tetap harus

dibayar pada waktu yang sudah ditetapkan tanpa memperhatikan kondisi

finansial perusahaan pada saat itu dan harus sudah disertai dengan bunga yang

sudah diperhitungkan sebelumnya, dengan demikian seandainya perusahaan

tidak mampu membayar kembali hutang dan bunga, maka kreditur dapat

memaksa perusahaan dengan menjual asset yang dijadikan jaminannya. Oleh

karena itu, kegagalan membayar hutang atau bunganya akan mengakibatkan

(36)

1

sebagian atau keseluruhan modal yang ditanamkan dalam perusahaan, begitu

pula sebaliknya para kreditur dapat kehilangan kontrol sebagian atau

keseluruhan dana pinjaman dan bunganya, karena segala macam bentuk yang

ditanamkan dalam perusahaan selalu dihadapkan pada risiko kerugian.

Struktur Modal pada dasarnya merupakan suatu pembiayaan permanen

yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing, dimana modal sendiri terdiri

dari berbagai saham dan laba ditahan. Penggunaan modal asing akan

menimbulkan beban yang tetap dan besarnya penggunaan modal asing ini

menurunkan leverage keuangan yang digunakan perusahaan. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar proporsi modal asing atau

hutang jangka panjang dalam struktur modal perusahaan akan semakin besar

pula risiko kemungkinan terjadinya ketidakmampuan untuk membayar

kembali hutang jangka panjang beserta bunga pada jatuh tempo. Bagi kreditur

hal ini berarti bahwa kemungkinan turut serta dana yang mereka tanamkan

dalam perusahaan untuk dipertaruhkan pada kerugian juga semakin besar.

2.2.3.2. Modal Sendiri ( Shareholder Equity )

Modal Sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan

yang tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu lamanya. Modal

sendiri berasal dari sumber intern maupun extern, sumber intern didapat dari

keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan sumber extern

(37)

1

sendiri terdiri dari:

a) Modal Saham

Saham adalah tanda bukti kepemilikan suatu Perusahaan Terbatas (P.T),

dimana modal saham terdiri dari:

1) Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan

oleh investor, dengan memiliki saham ini berarti ia membeli prospek dan siap

menanggung segala risiko sebesar dana yang ditanamkan.

2) Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen bentuk komponen modal jangka panjang yang merupakan

kombinasi antara modal sendiri dengan hutang jangka panjang.

b) Laba Ditahan

Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang tidak dibayarkan sebagai

deviden. Komponen modal sendiri ini merupakan modal perusahan yang

dipetaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha maupun risiko – risiko

kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak memperlukan jaminan atau keharusan

untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan maupun tidak adanya

kepastian tentang jangka waktu pembayaran kembali modal sendiri. Oleh

karena itu, tiap–tiap perusahaan harus mempunyai jumlah minimum modal

yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

(38)

1

perusahaahn dan dapat diperhuitungkan pada setiap saat untuk memelihara

kelangsungan hidup dan melindungi perusahan dari risiko kebangkrutan.

Modal sendiri merupakan sumber dana perusahaan yang paling tepat untuk

diinvestasikan pada aktiva tetap yang bersifat permanen dan investasi –

investasi yang menghadapi risiko kerugian yang relative kecil, karena suatu

kerugian atau kegagalan dari investasi tersebut dengan alasan apapun

merupakan tindakan membahayakan bagi kontinuitas kelangsungan hidup

perusahaan.

2.2.4. Arti Pentingnya Struktur Modal

Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai operasi

perusahan, yang bisa dipenuhi dari pemilik modal sendiri atau dari pihak lain

berupa hutang, dana tersebut mempunyai modal yang ditanggung perusahaan.

Struktur Modal akan menentukan biaya modal. Biaya Modal adalah balas jasa

yang harus dibayar perusahaan kepada masing – masing pihak yang

menanamkan modal dalam perusahaan.

Dalam kaitanya dengan biaya modal sendiri maupun hutang perlu dirinci lebih

lanjut, karena tiap - tiap jenis modal mempunyai konsekuensi tersendiri, baik

jenis, cara perhitungan maupun ada atau tidak adanya keharusan untuk

dibayarkan. Sumber modal yang dimaksud disini terbatas pada modal tetapnya

saja, yaitu hutang jangka panjang, modal saham preferen dan modal saham

(39)

1

mengkombinasikan senantiasa dihadapkan pada berbagai pertimbangan baik

yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang mencakup tiga unsur penting

yaitu.

2.2.4.1. Sifat keharusan untuk membayar balas jasa atas penggunaan modal kepada

pihak yang menyediakan dana tersebut atau sifat keharusan untuk

pembayaran biaya modal.

2.2.4.2. Sampai seberapa jauh kewenangan atau campur tangan pihak penyedia dana

dalam pengelola perusahaan.

2.2.4.3. Risiko yang dihadapi perusahan.

Arti pentingnya struktur modal terutama disebabkan oleh perbedaan

karakteristik diantara jenis modal tersebut, perbedaan karakteristik diantara

jenis modal tersebut secara umum mempunyai pengaruh pada dua aspek

penting dalam kehidupan perusahaan yaitu:

2.2.4.3.1. Terhadap kemampuan untuk menghasilkan laba.

2.2.4.3.2. Terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutang. jangka

panjang. Arti penting struktur modal pada umumnya diperlukan dalam perusahan

(Riyanto, 2001; 282-283).

1.Pada waktu mengkoorganisir atau mendirikan perusahaan.

2.Pada waktu membutuhkan tambahan modal baru untuk perluasan atau ekspansi.

3.Pada waktu diadakan consolidation baik dalam bentuk merger atau amalgamation.

(40)

1

waktu mengadakan perubahan – perubahan yang fundamental dalam struktur modal

(debt readjustment) dan pada waktu dijalankan perbaikan - perbaikan struktur modal

(financial reorganization) yang terpaksa harus dilakukan, karena perusahaan yang

bersangkutan telah nyata-nyata dalam keadaan insolvable atau adanya ancaman

insolvency. Perubahan-perubahan tersebut dimaksudkan supaya perusahaan tersebut

untuk selanjutnya dapat bekerja dalam basis finansial yang lebih kuat. Dalam hal ini,

pendapatan yang dihasilkan dari sumber - sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan

akan dialokasikan kepada masing - masing pihak yang menyediakan dana sebagai

berikut:

a.Kepada debitur dalam jumlah tertentu yang tidak tergantung pada jumlah

pendapatan yang dihasilkan bahkan juga terdapat ada atau tidak adanya penggunaan

sumber ekonomi dalam perusahaan. Bunga atas hutang kepada kreditur harus dibayar,

bahkan dalam keadaan dimana menderita kerugian dalam operasinya.

b.Kepada pemilik saham, seluruh sisa pendapatan yang dihasilkan oleh perusahan

dari sumber sumber ekonominya setelah dikurangi haknya para kreditur. Oleh karena

itu, kemungkinan para pemilik saham akan memperoleh bagian yang lebih besar,

sama atau kurang dari bagian yang diterima oleh kreditur, bahkan perusahaan

mengalami kegagalan di dalam operasinya para pemilik saham harus membayar extra

untuk membalas jasa kepada para kreditur. Dalam situasi demikian dana yang

diinvestasikan oleh pemilik tidak hanya berkurang karena adanya kerugian didalan

(41)

1

Apabila suatu perusahan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan

pemenuhan dengan sumber dari dalam perusahaan akan mengurangi

ketergantunganya kepada pihak luar, tetapi apabila kebutuhan dana sudah demikian

meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan dan dana dari sumber intern sudah

digunakan semua maka tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang berasal

dari luar perusahaan baik hutang dengan mengeluarkan saham baru dalam memenuhi

kebutuhan dananya, kalau dalam memenuhi kebutuhan dana dari sumber extern

tersebut mengutamakan pada hutang saja, maka ketergantungan kita pada pihak luar

akan semakin besar dan risiko finansialnya semakin besar, sebaliknya kalau kita

hanya mendasarkan pada saham saja, biaya akan sangat mahal. Biaya penggunaan

dana yang berasal dari saham baru adalah paling mahal dibandingkan dengan sumber

- sumber dana lainya. Oleh karena, itu perlu diusahakan adanya keseimbangan

optimal antara kedua sumber dana tersebut. Apabila kita mendasarkan pada prinsip

hati – hati, maka kita mendasarkan pada aturan struktur finansial konsevatif dalam

mencari struktur modal yang optimal. Untuk mengetahui besarnya “modal optimal“

diperlukan lebih dahulu menetapkan jangka waktu kritis.

Jangka waktu kritis adalah waktu di mana biaya untuk kredit jangka panjang

sama besarnya dengan kredit jangka pendek (Riyanto,2001:194) kalau kredit yang

dibutuhkan itu jangka waktunya lebih lama daripada jangka waktu kritis tersebut,

lebih menguntungkan mengambil kredit jangka panjang dengan membungakan

(42)

1

jangka waktunya lebih pendek daripada jangka waktu kritis adalah lebih

menguntungkan membiayai kebutuhan modal kerja itu dengan jangka pendek.

Dengan mengetahui besarnya modal optimum maka perusahaan dapat menetapkan

apabila kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri ataukah dipenuhi

dengan modal asing (hutang).

Dari uraian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa arti pentingnya

struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik

buruknya struktur modal akan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap posisi

finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang kurang

baik dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban yang

berat kepada perusahaan yang bersangkutan, sehingga akan berpengaruh pada

labanya, struktur modal merupakan cermin dari kebijaksanaan perusahaan dalam

menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan.

2.2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal 2.2.5.1. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan

yang ditujukan pada total aktiva, jumlah penjualan, rata – rata penjualan dan

(43)

1

penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun

(Brigham dan Houston, 2001; 117-119) Dalam hal ini penjualan lebih besar

dari pada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh pendapatan

sebelum pajak sebaliknya, jika penjualan lebih kecil dari variabel dan biaya

tetap maka perusahaan akan menderita kerugian. Keadaan yang dikehendaki

oleh perusahaan adalah perolehan laba bersih sesudah pajak karena akan

menambah modal sendiri. Laba bersih akan diperoleh jika jumlah penjualan

lebih besar dari pada biaya variabel dan biaya tetap. Agar laba bersih yang

diperoleh sesuai yang dikehendaki maka pihak management akan melakukan

perencanaan seksama, serta dilakukan pengendalian yang tepat, guna

mencapai jumlah penjualan yang dikehendaki. Manfaat pengendalian

manajemen adalah untuk menjamin bahwa organisasi telah melakukan

strategi usahanya dengan efektif dan efisien. Dari aspek finansial dapat dilihat

dari perencanaan dan realisasi yang diukur dalam satuan rupiah, dalam sisi

perencanaan penjualan direfleksikan dalam bentuk target yang diharapkan

dapat direalisasi perusahaan.

Perusahaan pada pertumbuhan yang tinggi akan selalu membutuhkan

modal yang semakin besar demikian juga sebaliknya perusahan pada

pertumbuhan penjualan yang rendah, kebutuhan terhadap modal juga semakin

(44)

1

hubungan yang positif tetapi implikasi tersebut akan memberikan efek yang

berbeda terhadap struktur modal yaitu dalam penentuan jenis modal yang

digunakan. Pada perusahan yang besar di mana saham akan tersebar luas,

setiap perluasan modal saham akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap

terhadap hilangnya atau tergesernya pengendalian dari pihak yang dominan

terhadap pihak yang bersangkutan (Riyanto, 2001: 299-300). Sebaliknya

perusahaan yang kecil dimana saham tersebut berada dilingkungan perusahan

yang kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar

terhadap kemungkinan kontrol pihak dominan terhadap perusahaan yang

bersangkutan. Dengan demikian, maka perusahaan yang besar akan lebih

berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan untuk

membiayai pertumbuhan penjualan dibanding dengan perusahan yang kecil.

Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses untuk

mendapatkan sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk

mendapat pinjaman dari kreditur akan lebih mudah karena perusahaan dengan

ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan

persaingan dalam industri, sebaliknya perusahaan dengan skala kecil akan

lebih menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi

terhadap perubahan yang mendadak. Oleh karena itu, memungkinkan

perusahaan besar tingkat leverage akan lebih besar dari pada perusahaan yang

(45)

1

ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal dengan

didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan akan

mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi, sehingga perusahaan tersebut

akan lebih berani mengeluarkan saham baru dan cenderung untuk

menggunakan jumlah pinjaman juga semakin besar, menurut penelitian yang

dilakukan para ahli yang menyatakan bahwa ukuran perusahan mempunyai

pengaruh yang positif, yang berarti kenaikan ukuran perusahaan akan diikuti

dengan kenaikan struktur modal adalah yang dilakukan penelitian Saidi

(1997) dan Hartono (1990).

2.2.5.2. Pertumbuhan Aktiva

Weston dan Brigham (1986; 475) mengatakan perusahaan dengan

tingkat pertumbuhan aktiva cepat harus banyak mengandalkan pada modal

external, floating cost. Pada emisi saham biasa adalah lebih tinggi dibanding

pada emisi obligasi, dengan menggunakan hutang (obligasi) dibanding

perusahaan yang lambat pertumbuhannya. Penelitian yang dilakukan oleh

Balakrishnan dan Isaac (1993)perusahaan industri di Amerika Serikat

menunjukan bahwa pertumbuhan aktiva berpengaruh pada struktur modal.

2.2.5.3. Profitabilitas

(46)

1

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba

dalam periade tertentu (Riyanto, 1990: 28). Dimana masing-masing

pengukuran profitabilitas dihubungkan dengan penjualan, total aktiva, dan

modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran itu memungkinkan

seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungan

dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik

perusahaan, didalam akuntansi digunakan prosedur penentuan laba atau rugi

periodic dengan didasarkan pada pengaruh transaksi-transaksi yang

sesungguhnya terjadi mengakibatkan timbulnya pendapatan dan biaya -

biaya sebagai elemen yang membentuk laba atau rugi dalam suatu periode.

Penilaian profitabilitas suatu perusahaan bermacam-macam tergantung

pada laba dan aktiva yang akan dibandingkan antara satu dengan lainya,

antara lain perbandingan laba yang berasal operasi atau usaha, laba netto

sesudah pajak dengan keseluruhan aktiva, ataukah perbandingan laba netto

sesudah pajak dengan modal sendiri, meskipun terdapat bermacam-macam

penilaian profitabilitas suatu perusahaan namun rasio yang digunakan pada

umumnya oleh para pemakai laporan keuangan adalah profitabilitas

ekonomi dan profitabilitas modal sendiri.

(47)

1

Profitabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dengan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001: 26) dengan

demikian profitabilitas ekonomi menujukan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya. Modal

yang dipergunakan dalam menghitung profitabilitas ekonomi hanyalah

modal yang bekerja dalam perusahaan demikian pula laba yang

diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas ekonomi hanya laba yang

berasal dari operasi perusahaan operating profit. Oleh karena itu, laba yang

diperoleh diluar perusahaan atau dari efek tidak diperhitungkan dalam

menghitung profitabilitas ekonomi, bagi perusahaan disamping laba

profitabilitas merupakan masalah yang penting karena laba yang besar

belum merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah dapat bekerja

secara efesien. Efesiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan

dengan modal yang digunakan.

2.2.5.3.3. Profitabilitas Modal Sendiri

Profitabilitas modal sendiri atau sering juga dinamakan rentabilitas

usaha adalah perbandingkan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik

modal sendiri dengan jumlah modal sendiri (Riyanto, 2001: 44) laba yang

dimaksud di sini adalah laba usaha setelah dikurangi bunga modal asing dan

(48)

1

Penambahan modal asing atau modal sendiri tentunya akan

mempunyai dampak bagi profitabilitas modal sendiri tersebut. Penambahan

modal asing akan berdampak menguntungkan apabila rate of return dari

pada tambahan modal asing tersebut lebih besar dapat dibenarkan apabila

profitabilitas modal sendiri dengan tambahan modal asing lebih besar

daripada profitabilitas modal sendiri dengan tambahan modal

sendiri.Sebaliknya, penambahan modal asing akan berdampak merugikan

apabila rate of return daripada tambahan modal asing tersebut lebih kecil

dari bunga atau dengan kata lain bahwa tambahan modal asing tidak

dibenarkan apabila profitabilitas modal sendiri dengan tambahan modal

asing lebih kecil daripada profitabilitas modal sendiri dengan tambahan

modal sendiri. Jumlah keuntungan laba yang diperoleh secara teratur serta

kecenderungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat penting

yang perlu mendapat perhatian penganalisa karena melangsungkan hidupnya

perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan tanpa adanya

keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.

Para kreditur, pemilik perusahaan dan terutama pihak manajemen akan

meningkatkan keuntungan ini karena betapa penting arti keutungan bagi

perusahaan di masa depan maka perusahaan yang mempunyai tingkat

profitabilitas yang tinggi akan mengurangi ketergantungan pada pihak luar

(49)

1

memperoleh sebagian besar pendanaanya dari laba ditahan, hal ini akan

berpengaruhpadapenentuankomposisistruktur modal.Berdasarkanpenelitian

yang dilakukan oleh Hartono (1990) menyatakan bahwa profitabilitas

mempunyai hubungan negatif dengan struktur modal, dimana keuntungan

yang diperoleh oleh perusahaan sebagian dapat ditanamkan kembali kedalam

perusahaan untuk menambah modal, sedangkan penelitian lain yang

dilakukan oleh Saidi (1997) menyatakan profitabilitas mempunyai pengaruh

yang positif terhadap struktur modal perusahaan.

2.2.6. Faktor - Faktor lain yang Mempengaruhi Struktur Modal

Salah satu tugas manajer keuangan adalah memenuhi kebutuhan dana

di dalam melakukan tugas tersebut manajer keuangan diharapkan adanya suatu

variasi dalam pembelanjaan, dalam arti kadang - kadang perusahaan lebih baik

menggunakan dana yang bersumber dari hutang kadang-kadang perusahaan

lebih menggunakan modal sendiri (equity). Oleh karena itu, manajer keuangan

di dalam operasi perlu berusaha untuk memenuhi sasaran tertentu mengenai

pertimbangan antara lain besarnya hutang, modal sendiri yang tercemin dalam

struktur modal perusahaan perlu diperhitungkan berbagai faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal yang dapat diuraikan antara lain:

2.2.6.1. Struktur Aktiva Menurut Riyanto (1995; 298) kebanyakan perusahaan

industri dimana sebagian besar modalnya dari modal permanen, yaitu modal

(50)

1

dengan adanya aturan struktur finansial konservatif horizontal yang

menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat

menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang sifatnya permanen.

Perusahaan yang sebagian besar dari aktiva lancar akan mengutamakan

kebutuhan dananya dengan hutang, jadi dapat dikatakan bahwa struktur aktiva

mempunyai pengaruh terhadap struktur modal dalam penelitiannya bahwa

struktur aktiva akan mempengaruhi keputusan modal yang dilakukan oleh

manajer.

2.2.6.2. Tingkat Pertumbuhan Penjualan

Brigham dan Hauston (2001; 40) mengatakan bahwa perusahaan

dengan penjualan relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak

pinjaman dan menanggung bahan tetap yang lebih tinggi di bandingkan dengan

perusahan yang penjualan tidak stabil.

2.2.6.3. Tingkat Pertumbuhan aktiva

Weston dan Brigham (1986; 475) mengatakan perusahaan dengan

tingkat pertumbuhan yang cepat harus banyak mengandalkan pada modal

external. Floating cost pada emisi saham biasa adalah lebih tinggi pada emisi

obligasi. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang lebih

tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang ( obligasi ) dibanding

perusahan yang lambat pertumbuhan.

(51)

1

Brigham dan Huoston (2001, 40) mengatakan bahwa perusahaan

dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi atas investasi menggunakan

hutang yang relatif kecil, tingkat pengembalian yang lebih tinggi

memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan

dana yang dihasilkan secara internal.

2.2.6.5. Leverage keuangan: jika hal – hal lain tetap sama, perusahaan dengan

leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk membesar

leverage keuangan karena mempunyai risiko bisnis yang lebih kecil.

2.2.6.6. Tingkat Pertumbuhan: Perusahan perusahan yang mempunyai tingkat

pertumbuhan lebih cepat membutuhkan dana dari sumber extern yang lebih

besar.

2.2.6.7. Pajak: Bunga merupakan biaya yang dapat mengurangi pajak perusahaan,

sedangkan deviden tidak. Oleh karena,itu semakin tinggi tingkat pajak

perusahaan semakin besar keuntungan dari penggunaan pajak, semakin besar

daya tarik pengguna hutang.

2.2.6.8.Pengendalian:Pengaruh hutang terhadap posisi pengendalian manajemen bisa

mempengaruhi struktur modal

2.2.6.9. Keadaan Pasar Modal: Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan

dalam menjual sekuritas harus menyesuaikan dengan pasar modal tersebut.

2.2.6.10.Kondisi Internal Perusahaan: Apabila perusahan memperoleh keuntungan

(52)

1

pembelanjaan dengan hutang daripada mengeluarkan saham.

2.2.6.11. Fleksibelitas Keuangan: Seorang menejer pendanaan yang pintar adalah

selalu dapat menyediakan modal yang diperlukan mendukung operasi.

2.2.7. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL INDEPENDENT TERHADAP VARIABEL DEPENDENT

2.2.7.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Semakin besar ukuran perusahaan suatu perusahaan, maka

kecenderungan untuk menggunakan dana eksternal juga akan semakin besar

(Rajan dan Zingales, 1995 dalam Agus Sartono dan Ragil Sriharto, 1999).

Hal ini dikarenakan perusahaan besar memiliki kebutuhan dana yang besar

dan salah satu alternatif pemenuhan dananya adalah dengan menggunakan

dana eksternal.

Menurut Bambang Riyanto (2001), suatu perusahaan besar yang

sahamnya tersebar luas, dimana setiap perluasan modal saham hanya akan

mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya

pengendalian dari pihak yang lebih dominan terhadap perusahaan yang

bersangkutan, yaitu pihak pemegang saham pengendali dimana pemegang

saham pengendali tersebut memiliki keputusan yang lebih besar dalam

mengendalikan manajemen perusahaannya, dibandingkan dengan pemegang

(53)

1

keputusan kelompok pemegang saham. Sebaliknya perusahaan kecil dimana

sahamnya tersebar hanya di lingkungan kecil maka penambahan jumlah

saham akan mempunyai pengaruh besar terhadap kemungkinan hilangnya

kontrol dari pihak pemegang saham pengendali terhadap perusahaan yang

bersangkutan. Oleh karena itu, perusahaan besar akan lebih berani untuk

mengeluarkan atau menerbitkan saham baru dalam pemenuhan kebutuhan

dananya jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. Berdasarkan uraian

diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh

signifikan positif terhadap struktur modal.

2.2.7.2. Pengaruh Pertumbuhan Aset Terhadap Struktur Modal

Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin

menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan

meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditor) terhadap perusahaan, maka

proporsi hutang semakin besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan

pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan kedalam perusahaan

dijamin oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Disisi lain

peningkatan proporsi hutang yang lebih besar daripada modal sendiri

menunjukkan debt to equity ratio semakin besar. Dengan demikian

pertumbuhan asset diprediksi berpengaruh positif terhadap struktur modal.

2.2.7.3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

(54)

1

terima digunakan sebagai sumber utama dalam pembiayaan untuk investasi.

Apabila sumber dari dalam perusahaan tidak mencukupi maka alternatif lain

yang digunakan adalah dengan menggunakan hutang baru kemudian

mengeluarkan saham baru sebagai alternatif terakhir untuk pembiayaan.

Struktur modal perusahaan ini akan mencerminkan permintaan kumulatif

untuk pembiayaan yang eksternal. Perusahaan yang dapat menghasilkan laba

yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang lambat akan mempunyai

tingkat debt to equity ratio yang rendah jika dibanding dengan rata-rata

industri yang ada. Di lain pihak perusahaan yang cukup menguntungkan

dalam industri yang sama akan memiliki tingkat debt to equity (DER) yang

relatif tinggi (Myers, 1984). Meningkatnya net profit margin akan

meningkatkan daya tarik pihak eksternal (investor dan kreditor), dan jika

kreditor semakin tertarik untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan,

sangat memungkinkan debt to equity ratio juga semakin meningkat (dengan

asumsi peningkatan hutang relatif lebih tinggi daripada peningkatan modal

sendiri). Dengan demikian, hubungan antara NPM dan debt to equity ratio

diharapkan mempunyai hubungan positif.

2.3. Kerangka Konseptual

Adapun kerangka teoritis ini dapat diperlihatkan pada gambar 2.1. :

Gambar 2.1. kerangka konseptual

(55)

1

2.4. Hipotesis

Menurut Arikunto (1998: 67) yang dimaksud dengan hipotesis adalah Suatu

jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai

terbukti melalui data yang terkumpul.

2.4.1.Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal pada

perusahaan manufaktur pada sektor automotive and allied product di BEI.

2.4.2.Pertumbuhan aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal pada

perusahaan manufaktur pada sektor automotive and allied product di BEI.

2.4.3.Kemampulabaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal pada perusahaan

manufaktur pada sektor automotive and allied product di BEI. Pertumbuhan Aktiva ( X2 )

Kemampulabaan ( X3 )

(56)

1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan pengukuran Variabel

Variabel adalah Obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian (Arikunto, 1996: 99). Variabel Penelitian dapat diartikan sebagai

segala sesuatu yang akan dijadikan obyek penelitian. Variabel penelitian dapat

dibedakan menjadi dua yaitu variabel pengaruh (variabel bebas) dan variabel

terpengaruh (variabel terikat).

Dalam operasional merupakan penjabaran dari setiap variabel di dalam

indikator yang terperici. Dalam penelitian ini variabel yang menjadi pengamatan

dan mempunyai indikator-indikator yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

(57)

1

3.1.1.1. Struktur Modal

Teori strutur modal menjelaskan pengaruh perubahan struktur modal

pada nilai perusahaan kalau keputusan investasi dan kebijakan deviden

dipegang konstan Suad Husnan, (1996: 299) Skala variabel yang digunakan

pada struktur modal adalah variabel rasio.Menurut (Riyanto, 2000: 15)

Struktur Modal adalah perbandingan antara hutang jangka panjang dengan

modal sendiri

Struktur modal =Hutang jangka panjang (Riyanto,2000: 328)

Modal Sendiri

3.1.2. Variabel Bebas 3.1.2.1. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan besarnya asset yang dimiliki

perusahaan dalam penelitian ini pengukuran perusahaan mengacu pada

penelitian Krishman dan Moyer (1996) dimana ukuran perusahaan diproxy

dengan nilai logaritma dari total asset. Skala variabel yang digunakan pada

ukuran perusahaan adalah variabel ordinal dapat dirumuskan sebagai berikut:

Log Total asset (Krishman dan Moyer, 1996)

3.1.2.2. Pertumbuhan aktiva

Pertumbuhan asset adalah perubahan (peningkatan atau penurunan)

total aktiva yang dimiliki perusahaan. Pertumbuhan asset dihitung sebagai

(58)

1

(Bhaduri, 2002). Skala variabel yang digunakan adalah variabel rasio yang

merupakan variabel perbandingan.

Pertumbuhan Aktiva = Pertumbuhan Aktiva (Bhaduri, 2002)

Aktiva Tahun Lalu

3.1.2.3. Profitabilitas

Profitabilitas adalah Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba

ukuran profitabilitas mengacu pada Riyanto (2000) Yaitu menggunakan

Return on Asset. Skala varibel yang digunakan adalah variabel rasio yang

merupakan variabel perbandingan.

ROA = Laba (Riyanto, 2002: 28)

Total Asset

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah kumpulan seluruh elemen sejenis, tetapi dapat

dibedakan satu sama lain (Supranto, 1994: 15). Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada sektor automotive and allied product pada tahun

2006-2008. Pemilihan perusahaan manufaktur karena perusahaan pada industri ini

merupakan emiten pada Bursa Efek Indonesia dengan prosentase jumlah

(59)

1

pada sektor automotive and allied product sebanyak 12 perusahaan.

3.2.2. Sampel

Pengambilan sampel dengan teknik non random sampling yaitu cara

pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan

untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik pengambilan sampling yang

termasuk dalam non random sampling adalah purposive sampling. Pada

penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan pendekatan

melalui metode purposive sampling, yaitu pengambilan yang berdasarkan

pertimbangan tertentu dimana syarat yang dibuat sebagai kriteria yang harus

dipenuhi oleh sampel dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang

representative (Sugiyono, 2004).

Dalam penelitian ini sampel yang diambil dari populasi dilakukan dengan

purposive sampling didasarkan pada beberapa kriteria yaitu:

3.2.2.1. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten hingga akhir tahun 2008.

3.2.2.2. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah perusahaan

manufaktur.

3.2.2.3. Merupakan perusahaan manufaktur pada sektor Automotive and allied produt.

3.2.2.4. Mempublikasikan laporan keuangan periodik selama periode pengamatan

dari tahun 2006-2008 dengan lengkap.

3.2.2.5.Dari populasi 19 perusahaan manufaktur pada sektor automotive and allied

(60)

1

perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel.

Tabel 3.1.

Nama Perusahaan sebagai Sampel

No Nama Perusahaan

1 PT. Astra International Tbk 2 PT. Astra Otopart Tbk

3 PT. Gajah Tunggal Tbk 4 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 5 PT. Indo Kordsa Tbk

6 PT. Multistrada Arah Sarana Tbk 7 PT. Nipress Tbk

8 PT. Polychem Indonesia Tbk 9 PT. Prima Alloy Stell Tbk 10 PT. Selamat Sempurna Tbk 11 PT. Tunas Ridean Tbk 12 PT. United Tractor Tbk

Gambar

Tabel 1.1  Debt to Equity Ratio (DER) PerusahaanManufaktur yang Terdaftar
Tabel 1.2  Rata-rata DER, Ukuran perusahaan, Risiko bisnis, Pertumbuhan asset dan
Tabel 3.1. Nama Perusahaan sebagai Sampel
TABEL 4.1.  Struktur Modal ( DER ) Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
+7

Referensi

Dokumen terkait

operasional unit pengelola program studi magister dilakukan dengan cukup baik, sesuai dengan SOP, namun dokumen kurang lengkap. operasional unit pengelola program

ditumbuhkan dalam jumlah yang banyak, sel-sel ujung akar sedang aktif-aktifnya membelah sehingga akan banyak sel yang mengalami proses mitosis dan lebih

Pencegahan korosi ini menggunakan satu jenis material yang sama atau menggunakan kombinasi beberapa material yang memiliki sifat galvanis yang mirip, menggunakan

kepuasan wajib pajak orang pribadi terhadap perilaku penggunaan e-filing.

1) Dengan adanya penelitian ini, akan memberikan sumbangsi berupa perbaikan terhadap proses pengajaran guru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a

Berdasarkan kesimpulan itu maka disarankan agar para novis mulai berusaha melatih dan mengembangkan gaya belajar kinestetik dan auditorial mereka sendiri terutama mereka yang

Material yang akan di uji pada pengujian kuat tarik baja ringan terdiri dari profil C. 7,5/0,75 berjumlah 3 sampel dan profil U tebal 0,45 berjumlah 3 sampel, kemudian

Sehubungan dengan pelaksanaan pelelangan PENGA DA A N PERA LATA N PRA KTEK DA N PERA GA SISWA SD pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Bima Tahun