• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan mata kuliah kewirausahaan, teman sebaya dan jenis pekerjaan orang tua dengan minat berwirausaha. Studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan mata kuliah kewirausahaan, teman sebaya dan jenis pekerjaan orang tua dengan minat berwirausaha. Studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN, TEMAN

SEBAYA, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN

MINAT BERWIRAUSAHA

Studi Kasus pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Akuntansi

Oleh: Yohanes Riyadi NIM: 131334052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya tulis ini sebagai terima kasihkku

kepada:

Tuhan Yesus Kristus atas segala berkatNya.

Bapak Budi Santoso dan Ibu Yani Susilowati, yang senantiasa

memberikan doa, dukungan, pengertian dan pengorbanan.

Saudara-saudaraku yang senantiasa memberi semangat dan

membantu dalam menyelesaikan tugas dan tanggung

jawabku.

Sahabat-sahabatku (Dasanta, Nona, Ria, Roni, Osa, Mbak

Ayu, Mbak Pacil, Lauren, Mita, Nyoti, Mandala, Bagas,

Kornel) yang senantiasa memberi semangat, mendukungku

dan membantu dalam menyelesaikan skripsi.

Delta Foto Copy Center Crew depan Kampus I Mrican

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Good_Real aka.

Andri Riza, Yunita Widi, Nico Yourdam, Deny_Darco, Roby

Sulistyo) yang senantiasa menghiburku dan mengajariku arti

kebersamaan.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

(5)

v MOTTO

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepada-KU (Filipi 4:13)

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Juli 2017 Penulis,

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yohanes Riyadi

Nomor Mahasiswa : 131334052

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepala Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:

” HUBUNGAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN, TEMAN SEBAYA DAN

JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA”

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 27 Juli 2017

Yang menyatakan,

(8)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN, TEMAN SEBAYA, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN MINAT

BERWIRAUSAHA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Yohanes Riyadi Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan: 1) Mata Kuliah Kewirausahaan; 2) Teman Sebaya; 3) Jenis Pekerjaan Orang Tua dan Minat Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma pada bulan Maret 2017. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma angkatan 2013-2014. Sampel penelitian sejumlah 100 mahasiswa diambil dengan teknik proportional random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi serta dianalisis dengan menggunakan Uji Regresi Linear Sederhana dan Uji Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Tidak ada hubungan Mata Kuliah Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha (Asymp. Sig.0,479 > α=0,05); 2) Ada hubungan Teman Sebaya dengan Minat Berwirausaha (Asymp. Sig. 0,00 <

α=0,05); 3) Tidak ada hubungan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat

(9)

ix ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN ENTREPRENEURSHIP COURSE,

PEER PARTNER, THE TYPE OF PARENT’S OCCUPATION AND

ENTREPRENEURSHIP INTEREST A Case Study of Students of Accounting Program,

Sanata Dharma University Yogyakarta

Yohanes Riyadi Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

This research aims to know the correlation of: 1) Entrepreneurship Course; 2) Peer Partner; 3) Type of Parent’s Occupation and Entrepreneurship Interest for students of Accounting Program of Sanata Dharma University Yogyakarta.

This research was conducted in Sanata Dharma University in March 2017. The population of this research were all students of Accounting Program of Sanata Dharma University, 2013-2014 batch. The Samples were 100 students that were collected by using proportional random sampling. The data were collected by using questionnaire and documentation, and analyzed by using Simple Linear Regression Test and Spearman Test

The result shows that: 1) there is no correlation beetwen entrepreneurship course and entrepreneurship interest (Asymp. Sig. 0,479 > α=0,05); 2) there is a correlation between peer partner and entrepreneurship interest (Asymp. Sig. 0,00 <

α=0,05); 3) there is no correlation between types of parent’s occupation and

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kasih atas berkat dan

rahmat-Nya karena penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyusun

skripsi dengan judul: “Hubungan Mata Kuliah Kewirausahaan. Teman

Sebaya dan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat Berwirausaha”. Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Akuntansi. Penulis

menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan masukan, kritik dan

saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

(11)

xi

4. Bapak Agustinus Heri Nugroho S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing

yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,

memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Segenap staf dosen pengajar Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang

Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

memberikan pengetahuan, dukungan dan bantuan selama proses

perkuliahan;

6. Ibu Theresia Aris Sudarsilah selaku staf secretariat Program Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Fakultasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah membantu dalam kelancaran proses belajar dan

administrasi selama ini;

7. Pemimpin dan seluruh staf beserta karyawan perpustakaan kampus I

Mrican, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah bersedia

melayani peminjaman buku-buku serta menyediakan fasilitas selama

belajar hingga penyusunan skripsi;

8. Orang tua saya Budi Santoso dan Ibu Yani Susilowati dan semua sanak

keluarga penulis yang telah memberikan dukungan doa, dukungan

material, semangat, motivasi, dan cinta kepada penulis selama ini;

9. Sahabat-sahabatku Dasanta, Nona, Ria, Roni, Osa, Mbak Ayu, Mbak

Pacil, dan Delta Crew (good real, Yuni, Nico, Deny, Roby) dan semua

(12)

xii

10.Seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi 2013 yang juga telah memberi

masukan, dukungan dan kerjasama yang baik selama ini;

11.Semua mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 yang

sudah menjadi responden dengan mengisi kuesioner saya guna penelitian

ini;

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis

sendiri. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan pada penyusunan

skripsi ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis

harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Terima Kasih.

Yogyakarta, 27 Juli 2017

(13)

xiii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

A. Mata Kuliah Kewirausahaan ... 8

1. Pengertian Wirausaha... 8

2. Pengertian Kewirausahaan ... 9

3. Mata Kuliah Kewirausahaan ... 10

B. Teman Sebaya ... 11

(14)

xiv

2. Fungsi Kelompok Teman Sebaya ... 14

C. Jenis Pekerjaan Orang Tua... 17

1. Pengertian Pekerjaan ... 17

2. Penggolongan Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 17

D. Minat ... 18

1. Pengertian Minat ... 18

2. Pengertian Wirausaha... 19

3. Pengertian Minat Berwirausaha ... 21

4. Karakteristik Kewirausahaan ... 23

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha ... 23

E. Kerangka Berpikir ... 26

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Deskripsi Data ... 49

1. Mata Kuliah Kewirausahaan ... 49

2. Teman Sebaya ... 50

3. Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 51

4. Minat Berwirausaha ... 51

B. Pengujian Hipotesis ... 51

C. Pembahasan ... 56

(15)

xv

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

C. Keterbatasan ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ciri Seorang Wirausahawan ... 23

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 31

Tabel 3.2 Angka Mutu ... 32

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Teman Sebaya ... 33

Tabel 3.4 Pengukuran Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 34

Tabel 3.5 Pengukuran Minat Berwirausaha ... 34

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Teman Sebaya ... 37

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Berwirausaha ... 37

Tabel 3.8 Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian ... 39

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 40

Tabel 3.10 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ... 42

Tabel 3.11 Rentang Variabel Minat Berwirausaha ... 43

Tabel 3.12 Pedoman Koefisien Korelasi... 45

Tabel 4.1 Deskripsi Data Nilai Final Mata Kuliah Kewirausahaan ... 49

Tabel 4.2 Identifikasi Kecenderungan Variabel Teman Sebaya ... 50

Tabel 4.3 Deskripsi Data Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 51

Tabel 4.4 Deskripsi Data Minat Berwirausaha ... 51

Tabel 4.5 Uji Normalitas Variabel Teman Sebaya ... 52

Tabel 4.6 Uji Spearman Variabel Mata Kuliah Kewirausahaan ... 53

Tabel 4.7 Uji Spearman Variabel Teman Sebaya ... 54

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Instrumen Penelitian ... 64

Lampiran II Data Induk Penelitian ... 71

Lampiran III Uji Validitas dan Uji Realibilitas ... 84

Lampiran IV Normalitas ... 87

Lampiran V Uji Hipotesis ... 89

Lampiran VI Surat Ijin Penelitian ... 91

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar di

dunia. Indonesia termasuk dalam lima besar negara terpadat dalam hal jumlah

penduduknya. Hal ini membuat Indonesia mempunyai aset berharga untuk

dijadikan modal sebagai penyumbang sumber daya manusia yang besar.

Sumber daya manusia yang besar tidak diikuti dengan tersedianya lapangan

pekerjaan yang mencukupi, selain itu kualitas dari sumber daya manusia

tersebut masih minim.

Kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih minimalis. Hal ini

dikarenakan tingkat pendidikan dari rakyat Indonesia rata-rata hanya

mencapai SMP, atau SMA. Tingkat pendidikan masyarakat Indonesia masih

sangatlah rendah. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia

dibuktikan berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil survei

BPS menghasilkan Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar 77,45%

partisipasi pendidikan formal tingkat SMP, 59,46% tingkat SMA, dan 17,34%

tingkat Perguruan Tinggi (sumber: https://www.bps.go.id/link

TabelStatis/view/id/1525, diakses 10 Desember 2016). Hasil survei tersebut

menggambarkan penduduk di Indonesia masih jarang yang berkeinginan

untuk melanjutkan studinya di perguruan tinggi.

Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan tinggi di Indonesia

(19)

Perguruan tinggi dalam memenuhi tuntutan tersebut memiliki berbagai mata

kuliah untuk memberi bimbingan, dan bekal kepada mahasiswa. Mata kuliah

yang diberikan adalah beragam dan dikelompok-kelompokkan. Mata

kuliah-mata kuliah tersebut dikelompokkan menjadi sebuah kelompok kuliah-mata kuliah,

salah satunya adalah Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK)

Program Studi. MKK Program Studi merupakan sebuah kelompok mata

kuliah yang terdiri atas beberapa mata kuliah keilmuan dan keterampilan.

Mata kuliah yang termasuk dalam golongan MKK salah satunya adalah mata

kuliah kewirausahaan.

Kewirausahaan merupakan salah satu mata kuliah yang dimiliki di

perguruan tinggi. Mata kuliah kewirausahaan merupakan mata kuliah yang

memberikan keterampilan dan keilmuan untuk mahasiswa di dunia

kewirausahaan. Mata kuliah kewirausahaan sendiri bertujuan untuk

mengaktualisasikan diri dalam perilaku berwirausaha dan berjiwa wirausaha.

Isi mata kuliah kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai

fenomena empiris yang terjadi di lingkungan mahasiswa. Pembelajaran

kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kesiapan berwirausaha

seseorang (Emilda:2012). Berdasarkan penelitian tersebut, pembelajaran

kewirausahaan berpengaruh sebesar 18,5% terhadap kesiapan untuk

berwirausaha. Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku

wirausaha dan jiwa kepemimpinan yang terkait dengan cara mengelola usaha

(20)

kewirausahaan yang diberikan di kampus dimaksudkan untuk meningkatkan

dan menumbuhkan jiwa dan semangat wirausaha mahasiswa.

Jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh mahasiswa merupakan tujuan

dari mata kuliah kewirausahaan. Kepemilikan jiwa kewirausahaan dalam diri

mahasiswa bisa diperoleh dari pengalaman selama mengikuti perkuliahan

kewirausahaan atau dari teman sebaya. Teman sebaya adalah anak-anak atau

remaja yang kurang lebih memiliki tingkat kematangan yang sama (Santrock

:2007:55). Teman sebaya memiliki pengaruh dalam tumbuhnya jiwa

kewirausahaan dalam diri mahasiswa. Pengaruh yang dimiliki oleh teman

sebaya adalah sikap persuasif yang ia berikan kepada mahasiswa. Sikap

persuasif yang diberikan adalah seperti hasil, laba, atau keberhasilan dalam

berwirausaha. Keberhasilan dalam berwirausaha misalnya meningkatnya

penjualan produk yang dijual atau diproduksi, atau tingginya laba atau income

yang diperoleh dari hasil berwirausaha, oleh karena itu seorang mahasiswa

tertarik untuk mencoba berwirausaha. Sebagai contoh, disini saya melihat

contoh pada kakak tingkat saya yaitu mas Calvin, pertama dia merupakan

mahasiswa biasa yang berkuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi. Lalu setelah

teman-temannya sudah lulus dia ingin bekerja sambilan sekalian mengerjakan

skripsi. Dia bingung untuk bekerja menjadi apa, lalu temannya yang sudah

lulus itu memberikannya tawaran untuk berjualan jus dengan kakak

tingkatnya. Dia dijanjikan akan mendapatkan laba yang besar dan diapun

tertarik dan akhirnya berjualan jus sambil mengerjakan skripsi. Ajakan teman

(21)

keluarga. Selain itu, jenis pekerjaan orang tua juga memiliki pengaruh dalam

minat berwirausaha.

Jenis pekerjaan yang ada dalam keluarga, khususnya orang tua akan

mempengaruhi pola pikir seseorang (anaknya) terhadap dunia berwirausaha.

Orang tua yang sukses dalam pekerjaannya (berwirausaha), akan memotivasi

anak utnuk melakukan hal yang sama dengan orang tuanya. Dengan begitu

tidak menutup kemungkinan bahwa anak tersebut akan menentukan pilihan

untuk berwirausaha sebagai warisan dari orang tuanya. Walaupun anak

tersebut juga tertarik dengan bidang lain seperti bekerja di suatu

lembaga-lembaga tertentu, kemungkinan berwirausaha sangat kuat karena mereka telah

menyaksikan dan menikmati keberhasilan orang tuanya dalam berwirausaha.

Karena keberhasilan dalam berwirausaha tersebut terkadang membuat

seseorang berminat untuk berwirausaha.

Minat adalah ketertarikan seseorang akan sebuah situasi yang

dihubungkan dengan kebutuhan pribadi (Sardiman, 2008:76). Minat wirausaha

adalah ketertarikan akan dunia usaha yang dimiliki oleh seseorang. Minat

untuk berwirausaha dapat timbul dikarenakan mengidolakan seorang

enterpreneur terkenal seperti Bob Sadino, Steve Jobs, Bill Gates. Minat

wirausaha sendiri dapat ditimbulkan oleh berbagai faktor, seperti

pembelajaran mata kuliah kewirausahaan di Universitas, teman sebaya, jenis

pekerjaan orang tua.

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

(22)

bekal bagi mahasiswanya mengenai dunia kewirausahaan. Pembekalan

mengenai dunia kewirausahaan diberikan melalui pembelajaran mata kuliah

kewirausahaan. Mata kuliah kewirausahaan memberikan wawasan mahasiswa

mengenai bagaimana menjadi wirausaha, dan memiliki jiwa wirausaha.

Wawasan yang diberikan kepada mahasiswa melibatkan berbagai pihak

seperti teman sebaya. Teman sebaya yang bersama-sama mengikuti

perkuliahan dapat memberikan motivasi bagi teman-temanya saat

mengerjakan tugas-tugas mata kuliah kewirausahaan. Motivasi yang diberikan

oleh teman sebaya terkadang bisa memicu timbulnya minat wirausaha. Minat

wirausaha bisa ditimbulkan lewat lingkungan keluarga dengan jenis pekerjaan

orang tuanya. Orang tua yang memiliki pekerjaan wirausaha terkadang ditiru

oleh anaknya. Mahasiswa yang memilki orang tua dengan pekerjaan menjadi

seorang wirausaha terkadang mengidolakan pekerjaan orang tuanya. Bagi

orang tuanya yang bukan seorang wirausaha tidak menutup kemungkinan juga

bagi anak mereka nantinya akan berwirausaha. Keinginan berwirausaha dari

mahasiswa berlatar belakang pekerjaan orang tua bukan wirausaha timbul

dikarenakan teman sebaya, pola pikir yang maju, atau seseorang tokoh

idolanya. Pola pikir yang maju dari seorang mahasiswa misalkan bahwa ia

ingin berwirausaha guna membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat luas.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan meneliti mengenai

“HUBUNGAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN, TEMAN

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara Mata Kuliah Kewirausahaan

dengan Minat Berwirausaha?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara teman sebaya dengan Minat

Berwirausaha?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara Jenis Pekerjaan Orang Tua

dengan Minat Berwirausaha?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara Mata

Kuliah Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara teman

sebaya dengan Minat Berwirausaha.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara Jenis

(24)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa Pendidikan

Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas

Sanata Dharma untuk memotivasi diri menjadi seorang wirausaha.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi untuk

pihak-pihak tertentu yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Penulis

Melalui penelitian ini penulis diharapkan dapat menerapkan teori-teori

yang telah dipelajari dan dapat menambah wawasan di bidang Sumber

(25)

8 BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Mata Kuliah Kewirausahaan 1. Pengertian Wirausaha

Istilah wirausaha berasal dari kata entrepreneur (bahasa Perancis)

yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan arti between taker

atau go-between. Pengertian wirausaha secara lengkap didefinisikan

sebagai berikut: entrepreneur is the person who perceives an opportunity

and creates an organization to pursue it (Bygrave, 1994: 2). Dalam

definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang

melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk

memanfaatkan peluang tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa

manusia wirausaha adalah orang yang memiliki potensi untuk berprestasi.

Dalam kondisi dan situasi yang bagaimanapun manusia wirausaha mampu

menolong dirinya sendiri di dalam menghadapi permasalahan hidupnya,

memiliki kepribadian yang unggul yang mencerminkan budi yang luhur

dengan sifat yang patut diteladani. Wirausaha adalah pionir dalam bisnis,

inovator, penanggung resiko, yang mempunyai penglihatan visi kedepan

dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha.

Ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian unggul menurut

Mardiatmaja (1986) adalah sebagai berikut:

(26)

b) Menggunakan jiwa raganya sedemikian rupa sehingga bermanfaat

besar bagi dirinya.

c) Tidak bersikap hanya menerima saja apa yang diberikan lingkungan

kepadanya.

d) Tidak meminta belas kasihan, bantuan dan fasilitas dari orang lain.

e) Mereka tidak mau menjual martabat dan keluarganya.

2. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaa berasal dari istilah entrepreneurship. Dalam

lampiran Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995, tentang Geraka Nasional

Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK),

kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan

seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada

upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan

efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan

keuntungan yang lebih besar (Thoby Mutis, 1995: 2). Kewirausahaan

merupakan suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang

memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan

sumber daya yang mereka kendalikan (Robin, 1996).

Menurut Suryana (2001: 2) kewirausahaan adalah suatu disiplin

ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku

seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang

dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Dahulu kewirausahaan

(27)

kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir (entrepreneurship are

born not made) sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan

diajarkan. Sekarang kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan, tetapi

merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari.

3. Mata Kuliah Kewirausahaan

Kewirausahaan dapat dipelajari melalui pendidikan kewirausahaan.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Mardiatmaja (1986: 77) yang menyatakan

untuk membentuk manusia yang berjiwa wirausaha atau berkepribadian

yang unggul adalah dengan pendidikan. Pendidikan kewirausahaan perlu

diberikan kepada setiap bentuk pendidikan. Pengembangan jiwa

kewirausahaan dapat dilakukam melalui Perguruan Tinggi (PT) sebagai

salah satu lembaga pendidikan. Peran Universitas dalam memotivasi para

sarjananya untuk menjadi wirausahawan muda merupakan bagian dari

salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan (Yohnson, 2003:

98). Menurut Abdul Latief (2002), tujuan dan manfaat pengembangan

kewirausahaan di Perguruan Tinggi (PT) pada intinya adalah untuk

mengubah dan mempengaruhi pola pikir kalangan berpendidikan tinggi

agar lebih berorientasi kepada pengembangan usaha mandiri sebagai salah

satu alternatif lapangan kerja setelah mereka menyelesaikan pendidikan

tinggi. (Soesatyo, 2002:40).

Isi mata kuliah kewirausahaan diperoleh dengan cara mahasiswa

mengikuti mata kuliah tersebut yang diukur dari nilai kognitif akhir berupa

(28)

Bloom (1956), segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah

termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan

kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal,

memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan

mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang

proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang

paling tinggi. Keenam jenjang tersebut yaitu pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis, evaluasi. Inti Kewirausahaan menurut

Drucker (1959) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru

dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi

teriptanya peluang. Proses kreatif dan inovatif, yaitu orang yang memiliki

jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan, dengan ciri-ciri yaitu penuh

percaya diri, memiliki inisiatif, memiliki motif berprestasi, memiliki jiwa

kepemimpinan, dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan

(Suryana, 2006: 3). Dalam hal ini Suryana (2006: 85) menyatakan bahwa

sumber potensial dapat digali dengan cara: menciptakan produk baru yang

berbeda, mengamati pintu peluang, menganalisis produk dan proses secara

mendalam, dan mampu memperhitungkan resiko.

B. Teman Sebaya

1. Pengertian Teman Sebaya

Menurut Ngalim Porwanto (2007:28) “Lingkungan adalah meliputi

semua kondisi-kondisi dalan dunia ini yang dalam cara-cara terntentu

(29)

processes kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang

sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain”. Lingkungan ini dapat

dibagi menjadi tiga bagian yaitu lingkungan alam/luar, lingkungan dalam,

dan lingkungan social/masyarakat. Dari uraian diatas diketahui bahwa

lingkungan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, terutama

lingkungan sosial dalam masyarakat. Lingkungan sekolah, lingkungan

belajar, lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya juga mempunyai

pengaruh yang besar terhadap keberhasilan seseorang dalam mencapai

tujuannya.

Tentang kelompok teman sebaya Vebriarto (2003) menyatakan

“Teman sebaya adalah kelompok yang terdiri atas sejumlah individu yang

sama”. Pengertian sama disini berarti individu-individu anggota kelompok

sebaya itu mempunyai persamaan-persamaan dalam berbagai aspeknya.

Persamaan yang penting terutama terdiri atas persamaan usia dan status

sosialnya.

Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama

dimana remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan

anggota keluarganya. Menurut Fuad Ihsan (2008:22) “Lingkungan Teman

Sebaya adalah suatu unit sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu

yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur

yang memiliki umur sepadan”. Apabila kelompok tersebut melakukan

penyimpangan, maka anggota lain juga akan menyesesuaikan diri dengan

(30)

penerimaan kelompoknya lebih penting, mereka tidak ingin kehilangan

dukungan dari kelompok dan dikucilkan dari pergaulan teman sebayanya.

Menurut Umar Tirta Rahardja dan Ian Sulo (2005:181), kelompok

sebaya adalah suatu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang

bersamaan usianya, antara lain: “Kelompok bermain pada masa kanak

-kanak, kelompok monoseksual yang hanya beranggotakan anak-anak

sejenis kelamin, atau geng yaitu kelompok anak-anak nakal”.

Menurut Abu Ahmadi (2007:236), ada sejumlah unsur pokok

dalam pengertian kelompok teman sebaya antara lain:

1) Kelompok sebaya adalah kelompok primer yang hubungan antara

anggotanya adalah intim.

2) Anggota kelompok sebaya terdiri atas sejumlah individu yang

mempunyai persamaan usia status atau posisi sosial.

3) Istilah kelompok sebaya dapat menunjukan kelompok anak-anak,

kelompok remaja, atau kelompok orang dewasa.

Teman sebaya mempengaruhi pikiran, perasaan, dan aspirasi anak

maupun bagaimana cara ia memberi, menerima, menanti gilirannya serta

menghadapi kekalahan. Selanjutnya anak akan memasuki lingkungan

sekolah, dimana mereka akan mengenal guru, teman sebaya, orang dewasa

lain, tugas disekolah dan lingkungan fisik yang berbeda dengan

lingkungan rumah.

Manusia sebagai makhluk hidup selalu ingin berkembang.

(31)

yang membatasi keinginan tersebut. Manusia memerlukan bantuan

manusia lain untuk dapat berkembang. Keinginan untuk berkembang

berlangsung mulai dari lahir sampai meninggal dunia, sehingga kebutuhan

untuk mendapatkan bantuan itu juga berlangsung dari lahir sampai

meninggal dunia, sehingga kebutuhan untuk mendapatkan bantuan itu juga

berlangsung dalam tiga lingkungan pendidikan yaitu lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kelompok teman

sebaya mula-mula terbentuk secara kebetulan. Dalam perkembangan

selanjutnya masuknya seorang anak dalam suatu kelompok sebaya

berdasarkan atas pilihan. Setelah anak masuk bangku perkuliahan,

kelompok sebayanya dapat berupa teman-teman seangkatannya, klik

dalam jurusannya dan kelompok bermainnya. Lingkungan teman sebaya

merupakan suatu interaksi yang intensif dan cukup teratur dengan

orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam usia dan status. Interaksi tersebut

berupa interaksi dengan teman sebaya di lingkungan kampus atau

lingkungan tempat tinggal.

2. Fungsi Kelompok Teman Sebaya

Menurut Vebriarto (2005:182) lingkungan teman sebaya itu

mempunyai fungsi untuk “belajar bergaul dengan sesamanya”, yakni

belajar memberi dan menerima dalam pergaulannya dengan sesama

temannya. Bergaul dengan teman sebaya merupakan persiapan penting

(32)

sebaya anak “mempelajari kebudayaan masyarakatnya”, melalui kelompok

sebaya anak mempelajari bagaimana menjadi manusia yang baik sesuai

dengan gambaran dan cita-cita masyarakatnya tentang kejujuran, keadilan,

dan kerjasama, tanggung jawab tentang peranan sosialnya sebagai pria

atau wanita, informasi yang menyesatkan, serta mempelajari kebudayaan

khusus masyarakatnya yang bersifat etnik, keagamaan, kelas sosial dan

kedaerahan.

Kelompok sosial teman sebaya mengajarkan “mobilitas sosial”,

anak-anak dari kelas sosial bawah bergaul akrab dengan anak-anak dari

kelas sosial menengah dan bahkan kelas sosial atas. Melalui pergaulan

didalam lingkungan kelompok sebaya itu anak-anak dari kelas sosial

bawah menangkap nilai-nilai, cita-cita, dan pola-pola tingkah laku

anak-anak dari golongan kelas menengah dan atas sehingga anak-anak-anak-anak dari

status sosial kelas bawah memiliki motivasi untuk mobilitas sosial.

Sedangkan menurut Umar Tirtahardjo (2005:182) fungsi

lingkungan teman sebaya adalah:

a) Mengajarkan berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.

b) Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas.

c) Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan

masyarakat orang dewasa.

d) Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk

(33)

e) Memberikan pengetahuan yang tidak bisa diberikan oleh keluarga

secara memuaskan (pengetahuan mengenai cita-cita, rasa, cara

berpakaian, musik, jenis tingkah laku dan sebagainya).

Santrock (2007:55) mengemukakan bahwa salah satu fungsi

terpenting dari kelompok teman sebaya adalah :

a) Sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga

b) Memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok

teman sebaya

c) Mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik,sama baik

atau kurang baik, dibandingkan remaja-remaja lainnya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan teman

sebaya mempunyai fungsi sebagai tempat untuk belajar bergaul dan

menyesuaikan diri dengan orang lain, memperkenalkan kebudayaan dan

kehidupan masyarakat yang lebih luas, dan memberikan pengalaman dan

pengetahuan baru yang tidak didapat dalam lingkungan keluarga.

Lingkungan teman sebaya sangat penting bagi perkembangan

seorang siswa untuk dapat menunjukan kemampuan dirinya. Seorang

siswa memiliki kesempatan banyak untuk berbicara secara intensif dengan

teman sebayanya. Mahasiswa sadar bahwa dirinya dituntut untuk dapat

menyesuaikan dirinya dengan teman-teman lain dalam berkelompok

meskipun beberapa saat tertentu mahasiswa kurang dapat menemui

tuntutan kelompok tersebut. Dalam hubungan persahabatan maupun

(34)

yang relatif sama dengan dirinya baik menyangkut sikap nilai dan

kepribadian.

C. Jenis Pekerjaan Orang Tua 1. Pengertian Pekerjaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:488), pekerjaan

didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Jika

bentuk yang dilakukan bermacam-macam, maka ini disebut jenis

pekerjaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,

1999:706), orang tua adalah ayah, ibu kandung; orang yang dihormati

(disegani) di kampung; tetua. Jadi orang tua adalah setiap orang yang

bertanggung jawab dalam penghidupan hari penghidupan

sehari-hari. Lazimnya disebut dengan ayah dan ibu. Mereka inilah yang terutama

dan utama memegang peranan dalam kelangsungan hidup suatu rumah

tangga atau keluarga. Sedangkan semua anak-anaknya yang berada

dibawah penguasaan maupun asuhan dan bimbingannya disebut sebagai

anggota keluarga. Oleh sebab itu orang tua mempunyai peranan yang

penting dan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap semua anggota

keluarga yang berada di bawah tanggung jawabnya.

2. Penggolongan Jenis Pekerjaan Orang Tua

Sementara itu Menurut Dewi (2004:32), jenis pekerjaan dapat

digolongkan menjadi dua jenis yaitu pekerjaan pokok dan pekerjaan

(35)

a. Pekerjaan Pokok

Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh

seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap.

b. Pekerjaan Sampingan

Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau

dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh

penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat pekerjaan

ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

Dari penggolongan pekerjaan tersebut sering dijumpai sebagai

wirausaha maupun non wirausaha. Menurut Benedicta (2003: 18)

mengungkapkan bahwa ada bukti kuat bahwa wirausaha yang sukses

adalah wirausaha yang memiliki orang tua yang bekerja mandiri atau

berbasis sebagai wirausaha. Kemandirian dan fleksibilitas yang ditularkan

oleh orang tua seperti itu melekat dalam diri anak-anaknya sejak kecil.

Sifat kemandirian yang kemudian mendorong mereka untuk mendirikan

usaha sendiri.

D. Minat

1. Pengertian Minat

Menurut Slamento (2010:57) minat adalah kecenderungan yang

tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan

yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan

(36)

sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan

minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh

kepuasan. Minat menurut Syaiful Bahri (2011:166) adalah kecenderungan

yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas.

Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan

aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat

adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar

diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran

yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar

dengan sebaik-baiknya, karena tidak adanya daya tarik baginya.

Berdasarkan paparan tentang pengertian minat yang disampaikan

dari beberapa sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah

rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada paksaan dan

merasa senang untuk mempelajarinya. Rasa ketertarikan tersebut bukan

karena paksaan tapi kesadaran yang tinggi karena keinginan yang kuat

untuk mencpai tujuannya.

2. Pengertian Wirausaha

Kewirausahaan dilihat dari berbagai sudut pandang dan konteks

(37)

a) Pandangan ahli ekonomi: Wirausaha adalah orang yang

mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumberdaya alam,

tenaga kerja, material, dan peralatan lain untuk meningkatkan nilai

sehingga menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.

b) Pandangan ahli manajemen: Wirausaha adalah seseorang yang

memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan

sumber daya, seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan

untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan organisasi

usaha baru.

c) Pandangan pelaku bisnis: wirausaha adalah orang yang menciptakan

suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidak pastian dengan

maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan

mengenai peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang

diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut.

d) Pandangan psikolog: wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan

kekuatan dari dalam diri untuk memperoleh suatu tujuan serta suka

bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar

kekuasaan orang lain.

Kewirausahan tidak selalu identik dengan perilaku dan watak

pengusaha, karena sifat ini juga dimiliki oleh mereka yang bukan

pengusaha. Wirausahawan adalah seseorang yang mengorganisasikan,

mengoperasikan dan memperhitungkan resiko untuk sebuah usaha yang

(38)

a) Kewirausahaan adalah nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang

dijadikan dasar sumberdaya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,

proses dan hasil bisnis.

b) Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru

dan berbeda.

c) Kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam

memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki

kehidupan usaha.

d) Kewirausahaan adalah nilai yang diperlukan untuk memulai dan

mengembangkan usaha.

e) Kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru

dan bermanfaat serta bernilai lebih.

f) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan

mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan

berbeda untuk memenangkan persaingan (Abas Sunaryo, 2011:8-11)

3. Pengertian Minat Berwirausaha

Menurut Yanto, minat wirausaha adalah kemampuan untuk

memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan

permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru

dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Hal yang paling utama yaitu

sifat keberanian untuk menciptakan usaha baru.

Menurut Santoso, dalam buku Maman Suryamannim (2006:22)

(39)

berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena

membawa manfaat bagi dirinya”. Inti dari pendapat tersebut adalah

pemusatan perhatian yang disertai rasa senang. Minat wirausaha adalah

kecendurangan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu

usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung resiko dan

mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut. Minat wirausaha

berasal dari dalam diri seseorang untuk menciptakan sebuah bidang usaha.

Berdasarkan definisi di atas, maka yang dimaksud dengan minat wirausaha

adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau

berkemauan keras dengan adanya pemusatan perhatian untuk berusaha

memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut akan resiko yang akan

dihadapi, senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami, serta

mengembangkan usaha yang diciptakannya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

aspek-aspek minat menimbulkan daya ketertarikan yang dibentuk oleh dua

aspek. Aspek tersebut yaitu kognitif dan afektif berupa sikap, kesadaran

individual, perasaan senang, arah kepentingan individu, adanya

ketertarikan yang muncul dari dalam diri, dan berpartisipasi terhadap apa

yang diminati.

Motivasi seseorang berwirausaha menurut Leonardus (2009:25-26)

merupakan keberanian seseorang untuk mendirikan usaha sendiri

(berwirausaha) seringkali terdorong oleh motivasi dari guru atau dosennya

(40)

sehingga dapat mengembangkan minat mahasiswa untuk mulai mencoba

berwirausaha. Motivasi tersebut seperti memperoleh laba, kebebasan,

impian dan kemandirian.

4. Karakteristik Kewirausahaan

Ciri seorang wirausahawan menurut Mas’ud Machfoedz dengan profil

pribadi sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ciri Seorang Wirausahawan Ciri-ciri/ Profil Perusahaan Sifat Kewirausahaan

Mengerjar Prestasi Lebih memilih bekerja dengan pakar untuk mencapai tujuan prestasi. Berani mengambil resiko. Tidak takut mengambil resiko

dengan sedapat mungkin menghindari resiko besar.

Mampu memecahkan permasalahan Mampu mengidentifikasikan dan memecahkan permasalahan yang dapat menjadi kendala bagi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan.

Rendah Hati Lebih mengutamakan misi bisnis daripada mengejar status.

Bersemangat Bersedia bekerja keras untuk membangun usaha

Percaya diri Mengendalikan kepercayaan diri untuk mencapai keberhasilan

Menghindari sifat cengeng Menghindari hubungan emosional yang dapat mengganggu keberhasilan bisnis.

Kepuasan diri Memandang struktur organisasi sebagai kendala dalam memenuhi keinginan.

5. Faktor-faktor yang memperngaruhi minat berwirausaha

a) Faktor Intrinsik, adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh

rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri. Meliputi:

1) Pendapatan, adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik

(41)

pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Keinginan untuk memperoleh pendapatan itulah yang

dapat menimbulkan minatnya untuk berwirausaha.

2) Harga diri. Berwiraswasta digunakan untuk meningkatkan harga

diri seseorang, karena dengan usaha tersebut seseorang akan

memperoleh popularitas, menjaga gengsi, dan menghindari

ketergantungannya terhadap orang lain.

3) Perasaan senang. Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa

kejiwaan seseorang, baik perasaan senang atau tidak senang.

Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang maka

tanggapan perasaan senang berwiraswasta akan memunculkan

minat berwiraswasta (Sirod Hantoro:2005).

b) Faktor ekstrinsik, adalah faktor-faktor yang mempengaruhi individu

karena pengaruh rangsangan dari luar. Meliputi :

1) Lingkungan keluarga, adalah kelompok masyarakat terkecil yang

terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga yang lain.

Keluarga merupakan peletak dasar bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak, disinilah yang memberikan pengaruh awal

terhadap terbentuknya kepribadian. Rasa tanggung jawab dan

kreativitas dapat ditumbuhkan sedini mungkin sejak anak mulai

berinteraksi dengan orang dewasa. Orang tua adalah pihak yang

bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Salah satu unsur

(42)

apabila keluarga memberikan pengaruh positif terhadap minat

tersebut, karena sikap dan aktivitas antar anggota keluarga saling

mempengaruhi secara langsung ataupun tidak langsung. Orang tua

yang berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan

minat anaknya untuk berwirausaha.

2) Lingkungan masyarakat, merupakan lingkungan di luar lingkungan

keluarga baik di kawasan tempat tinggalnya maupun di kawasan

lain. Misalnya, seseorang yang tinggal didaerah yang terdapat jasa

elektronik atau sering bergaul dengan pengusaha elektronik yang

berhasil akan menimbulkan minat berwirausaha dibidang

elektronik.

3) Peluang merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk

melakukan apa yang diinginkannya atau menjadi harapannya.

Misalnya, seseorang yang melihat suatu daerah yang jarang adanya

usaha dibidang elektronik atau bahkan tidak ada usaha jasa

dibidang tersebut, kemudian dia memanfaatkan peluang tersebut

dengan membuka usaha bengkel service di tempat tersebut.

Pendidikan, pengetahuan yang di dapat selama kuliah merupakan

modal dasar yang digunakan untuk berwiraswasta, juga

keterampilan yang didapat selama di perkuliahan terutama dalam

mata kuliah praktek.

Minat seseorang terhadap suatu obyek diawali dari

(43)

sesuatu hal yang sangat menentukan dalam setiap usaha, maka

minat perlu ditumbuhkembangkan pada diri setiap mahasiswa.

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan berkembang

sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

E. Kerangka Berfikir

1. Minat Berwirausaha mahasiswa dilihat dari Mata Kuliah Kewirausahaan

Mata kuliah kewirausahaan merupakan mata kuliah yang

mengajarkan mahasiswanya untuk menanamkan jiwa wirausaha sejak dini.

Penanaman jiwa kewirausahaan bertujuan memberikan mahasiswa agar

kelak tidak harus bekerja dengan orang lain, dan membuka lapangan

pekerjaan yang ada di Indonesia, karena di Indonesia sendiri tergolong

sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada berbanding dengan banyaknya

jumlah penduduk di Indonesia (Emilia:2008).

2. Minat Berwirausaha mahasiswa dilihat dari Teman Sebaya

Menurut Vebriarto (2003) menyatakan “Kelompok sebaya adalah

kelompok yang terdiri atas sejumlah individu yang sama”. Pengertian

sama disini berarti individu-individu anggota kelompok sebaya itu

mempunyai persamaan-persamaan dalam berbagai aspeknya. Persamaan

yang penting terutama terdiri atas persamaan usia dan status sosialnya

(Acep:2016).

Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama

dimana remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan

(44)

lingkungan ini. Kelompok teman sebaya mula-mula terbentuk secara

kebetulan. Dalam perkembangan selanjutnya masuknya seorang anak

dalam suatu kelompok sebaya berdasarkan atas pilihan. Setelah anak

masuk bangku perkuliahan, kelompok sebayanya dapat berupa

teman-teman seangkatannya, klik dalam jurusannya dan kelompok bermainnya.

Lingkungan teman sebaya merupakan suatu interaksi yang intensif dan

cukup teratur dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam usia

dan status. Interaksi tersebut berupa interaksi dengan teman sebaya di

lingkungan kampus atau lingkungan tempat tinggal.

3. Minat Berwirausaha mahasiswa dilihat dari Jenis Pekerjaan Orang Tua.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:488), pekerjaan

didefiniskan sebagai sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Jika

bentuk yang dilakukan bermacam-macam,maka ini disebut jenis

pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua dapat menjadi

gambaran awal bagi seorang anak, dalam memahami dunia kerja yang

akan ditempuhnya dikemudian hari. Pada tahap awal anak akan melakukan

investigasi dan duplikasi dari orang tuanya. Setelah mendapatkan

pendidikan dan pengetahuan dari dunia luar, anak akan diberi pilihan

untuk menentukan gambaran jenis pekerjaan yang akan dipilihnya nanti.

Dengan diperkenalkannya anak kepada pekerjaan orang tua, anak akan

mempunyai refrensi awal dalam menentukan jenis pekerjaan

(45)

Orang tua mempunyai hak untuk memberikan gambaran pekerjaan

bagi anak-anaknya, dan gambaran pekerjaan itu yang akan menentukan

perilaku anak dalam memilih jenis pekerjaan untuk masa depannya. Orang

tua yang sukses dalam pekerjaannya akan dengan mudah memberikan

gambaran jenis pekerjaan bagi anaknya, namun bukan berarti orang tua

yang tidak sukses tidak dapat memberikan gambaran pekerjaan bagi

anaknya. Dengan melihat taraf kesuksesan dari pekerjaan orang tuanya,

anak tersebut akan menilai dan memutuskan, jenis pekerjaan apa yang

akan diambilnya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari jenis pekerjaan

orang tua.

F. Rumusan Hipotesis

Ha1: Ada hubungan antara Mata Kuliah Kewirausahaan dengan Minat

Berwirausaha.

Ho1: Tidak ada hubungan antara Mata Kuliah Kewirausahaan dengan Minat

Berwirausaha.

Ha2: Ada hubungan antara Teman Sebaya dengan Minat Berwirausaha.

Ho2: Tidak ada hubungan antara Teman Sebaya dengan Minat Berwirausaha.

Ha3: Ada hubungan antara Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat

Berwirausaha.

Ho3: Tidak ada hubungan antara Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat

(46)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian deskriptif dan

penelitian populasi. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang

untuk mengumpulkan informasi keadaan yang sebenarnya.

Tujuan utama dari penelitian deskriptif ini adalah untuk

menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat

penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu

(Travers, 1987). Penelitian Populasi adalah penelitian yang menggunakan

sampel kurang dari 100 responden jadi penelitian ini termasuk penelitian

populasi.Selain itu penelitian ini merupakan studi kasus. Studi kasus adalah

jenis metode penelitian yang menggunakan kasus tertentu untuk menjawab

suatu masalah yang akan diteliti dalam studi kasus untuk menganalisis obyek

penelitan diperlukan pengambilan populasi yang terbatas dalam suatu lingkup

dan waktu tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi yaitu di Kampus 1 Mrican

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

(47)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang nantinya terlibat sebagai

pemberi informasi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini subjek

penelitiannya adalah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Prodi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 yang sudah mengambil

Mata Kuliah Kewirausahaan.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah hubungan mata kuliah kewirausahaan, teman

sebaya dan jenis pekerjaan orang tua dengan minat berwirausaha.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:115). Populasi dari

penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Prodi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 yang sudah mengambil

mata kuliah kewirausahaan.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Program Studi Angkatan Jumlah

1 Pendidikan Akuntansi

2013 110

(48)

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian individu di dalam populasi yang diselidiki

yang diharapkan dapat mewakili populasi (arikunto, 1993:104). Dari

jumlah populasi sebanyak 130 mahasiswa tersebut penulis akan

mengambil sampel dengan cara random. Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 100 mahasiswa yang diperoleh dari perhitungan dengan

menggunakan rumus Slovin (Consuelo, 1993:161)

n=

Keterangan:

n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

e : nilai kritis yang diinginkan (5%)

3. Teknik Penarikan Sampel

Penulis akan mengambil sampel dengan cara random. Pada teknik

ini, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu teknik

proportional random sampling.

E. Operasionalisasi Variabel 1. Pengukuran Variabel

Setiap variabel yang akan dianalisis perlu dilakukan pengukuran

menggunakan cara masing-masing. Oleh karena itu, pengukuran variabel

yang dilakukan oleh peneliti adalah:

(49)

Variabel Mata Kuliah Kewirausahaan terhadap Minat

Berwirausaha diukur menggunakan nilai akademik atau angka mutu

yang diperoleh mahasiswa saat mengikuti perkuliahan Mata Kuliah

Kewirausahaan. Nilai tersebut terbagi menjadi 3 aspek yaitu Nilai

Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. Nilai Kognitif dilihat dari nilai

tugas-tugas mahasiswa. Nilai Afektif dilihat dari refleksi individu

mahasiswa tentang praktik kewirausahaan. Nilai Psikomotorik dilihat

dari keaktifan dalam diskusi kelompok. Nilai yang digunakan untuk

menilai variabel ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Sumber: Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Ekonomi (2012):64.

b. Variabel Teman Sebaya dengan Minat Berwirausaha.

Variabel Teman Sebaya terhadap Minat Berwirausaha diukur

dengan menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang

(50)

Tabel 3.3

c. Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat Berwirausaha.

Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua terhadap Minat

Berwirausaha diukur dengan menggunakan skala likert. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (1995:488), pekerjaan didefinisikan sebagai

sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Jika bentuk yang

dilakukan bermacam-macam, maka ini disebut jenis pekerjaan. Untuk

mengukur jenis pekerjaan orang tua peneliti menggunakan:

(51)

d. Variabel Minat Berwirausaha

Untuk mengukur minat berwirausaha peneliti menggunakan:

Tabel 3.5

mengambil resiko 4,5,17 12,13,15

Sumber: Triana Pujiarsi (2015):36.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Menurut Arikunto (2013:160) instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih lengkap,

(52)

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mencari data-data yang berupa

catatan atau laporan hasil nilai mahasiswa.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Agar instrumen dapat digunakan untuk mengumpulkan data, maka

instrument tersebut harus valid dan reliabel. Dalam penelitian ini, instrumen

teman sebaya menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Acep

Saifudin (2016), instrumen jenis pekerjaan orang tua menggunakan instrumen

yang dikembangkan oleh Hotmauli Sipayung (2008), dan instrumen minat

berwirausaha menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Triana

Pujiarsi (2015).

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

ketepatan atau kesahihan suatu instrument terhadap variabel yang

diteliti. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas

yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan serta mampu mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas

instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Uji validitas dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis

(53)

tinggi jika skor pada item memiliki kesejajaran dengan skor total.

Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi

Product Moment dari Karl Pearson.

Kriteria untuk pengambilan keputusan dalam menentukan valid

atau tidaknya butir soal menurut Sugiyono (2013: 178) bahwa “syarat

minimum untuk dianggap memenuhi syarat validitas adalah jika r >

0,30”. Dengan demikian korelasi butir soal dengan skor < 0,30

dinyatakan tidak valid sehingga soal tersebut gugur atau tidak dipakai.

Rumus yang digunakan yaitu Korelasi Product Moment dari

Person (Arikunto, 1997:146) yaitu :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

rxy = Koefisien validitas butir

Σ = Jumlah

N = Banyaknya mahasiswa

X = Skor tiap butir

Y = Skor total tiap mahasiswa

XY = Hasil perkalian antara X dan Y

Di bawah ini merupakan tabel uji validitas variabel teman

(54)

Tabel 3.6

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan instrument

tentang variabel teman sebaya yang mempunyai 16 butir pertanyaan

semua pertanyaan sudah valid.

Di bawah ini merupakan tabel uji validitas variabel teman

sebaya yang diambil dari penelitian milik Acep Saifudin tahun 2016:

(55)

No. Soal rtabel (taraf

kuesioner yang dinyatakan valid berjumlah 18 pernyataan dan telah

mewakili setiap variabel pengukur minat berwirausaha.

2. Pengujian Realibilitas

Realibilitas menunjukkan suatu instrumen dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Oleh karena itu, instrumen yang dianggap reliabel

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama akan menghasilkan data yang sama, instrument yang

sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya

pula. Untuk menguji reliabilitas instrument dalam penelitian ini

(56)

Setelah didapat realibilitas instrumen kemudian hasilnya

diinterpretasikan berdasarkan pedoman diatas. Apabila nilai r lebih

dari dengan 0,700 maka instrumen tersebut dikatakan reliabel. Namun

sebaliknya, apabila kurang dari 0,700 maka instrument tersebut tidak

reliabel. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa instrumen

penelitian ini rill.

Sebagai pedoman untuk menentukkan keterhandalan variabel

penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Arikunto,

1989:167):

Tabel 3.8

Tingkat keterhandalan variabel penelitian

No Koefisien Alpha Tingkat Keterhandalan 1 0,800 – 1.00 Sangat Tinggi

2 0,600 – 0,799 Tinggi 3 0,400 – 0,599 Cukup 4 0,200 – 0,399 Rendah

5 < 0,200 Sangat Rendah

Pengujian reliabiltas untuk variabel teman sebaya, dan minat

berwirausaha dihitung dengan rumus alpha sebagai berikut :

( )

Keterangan :

R11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ = Jumlah varian butir

(57)

Sedangkan untuk mendapatkan varian digunakan rumus sebagai

berikut:

∑ ∑

(Arikunto,2013:123)

Keterangan

= Varian skor butir

∑ = Jumlah skor butir

ΣX2

= Jumlah kuadrat skor butir

N = Banyaknya mahasiswa

Di bawah ini merupakan tabel uji validitas variabel teman

sebaya yang diambil dari penelitian milik Acep Saifudin tahun 2016

dan Triana Pujiarsi tahun 2015:

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Koefisien Cronbach

Alpha

Interpretasi Teman Sebaya 0,920 Sangat Tinggi Minat Berwirausaha 0,922 Sangat Tinggi Sumber: Acep Saifudin (2016):54.

Sumber: Triana Pujiarsi (2015):41.

H. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data

Deskripsi data merupakan gambaran yang diberikan untuk

objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

(58)

berlaku untuk umum (Sugiyono,2014:29). Deskripsi data digunakan

oleh peneliti untuk memberikan gambaran melalui data sampel dengan

variabel. Analisis kuantitatif adalah analisis dengan menggunakan

angka, huruf dan simbol-simbol matematis atau statistik untuk

menerangkan sesuatu. Adapun analisis kuantitatif yang digunakan

penulis dalam penelitian adalah analisis minat berwirausaha dari calon

sarjana S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan

Akuntansi angakatan 2013 dan 2014 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Variabel yang dianalisis meliputi :

a. Mata Kuliah Kewirausahaan

b. Teman Sebaya

c. Jenis Pekerjaan Orang Tua

d. Minat Berwirausaha

Dalam menganalisis minat kewirausahaan mahasiswa Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tersebut akan digunakan skala tipe Likert. Untuk

menganalisis seberapa minat berwirausaha responden akan diarahkan

untuk mengukur sendiri seberapa besar minatnya dengan memilih

skala 1 sebagai nilai terlemah sampai 4 sebagai nilai terkuat.

Sedangkan untuk mata kuliah kewirausahaan, teman sebaya responden

akan diberikan pertanyaan atau pendapat yang akan memberikan

(59)

diukur dengan cara responden diberikan pertanyaan berupa beberapa

pilihan jawaban.

Responden akan menunjukkan semakin berhubungan dengan

jenis pekerjaan orang tua. Untuk pengukuran minat berwirausaha akan

digunakan pengukuran sebagai berikut:

Nilai 4 = sangat berminat

Nilai 3 = berminat

Nilai 2 = tidak berminat

Nilai 1 = sangat tidak berminat

Untuk variabel minat berwirausaha menggunakan PAP tipe II. Penilaian

Acuan Patokan (PAP) Tipe II digunakan untuk pengujian statistik

deskriptif. Tabel distribusi frekuensi pada setiap variabel digunakan untuk

mendeskripsikan data.

Tabel 3.10 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II Pencapaian Skor Kategori Kecenderungan

Variabel <45% Sangat Rendah

46%-55% Rendah

56%-65% Cukup

66%-80% Tinggi

81%-100% Sangat Tinggi

Sumber: Prijowuntato, S.W (2015:187)

PAP II umumnya menghitung dengan skor maksimal 0 dan skor maksimal

100. Peneliti telah menetapkan skor terendah 1 (satu) dan skor tertinggi 4

(60)

langkah yang pertama menentukan skor interval dengan memodifikasi

rumus PAP tipe II sebagai berikut:

PAP Tipe II = Skor terendah yang mungkin dicapai + [nilai presentase x

(skor tertinggi yang mungkin dicapai item-skor ternedah

yang mungkin dicapai)].

Setelah skor interval diperoleh dari menghitung menggunakan rumus PAP

tipe II, hasil penghitungan kemudian disimpulkan ke dalam kategori

kecenderungan variabel.

a. Variabel Minat Berwirausaha

Skor tertinggi yang mungkin dicapai: 4 x 18 = 72

Skor terendah yang mungkin dicapai: 1 x 18 = 18

Perhitugan rentang skor untuk variabel minat berwirausaha adalah

sebagai berikut:

Sangat Tinggi = 81% (72) sampai dengan 100% x 72 = 59-72

Tinggi = 66% (72) sampai dengan 80% x 72 = 48-58

Cukup = 56% (72) sampai dengan 65% x 72 = 41-47

Rendah = 46% (72) sampai dengan 55% x 72 = 33-40

Sangat Rendah = 0% (72) sampai dengan 45% x 72 = 0-32

Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori minat untuk

variabel minat berwirausaha yaitu :

Tabel 3.11 Rentang Variabel Minat Berwirausaha

No Interval Kategori

Gambar

Tabel 2.1 Ciri Seorang Wirausahawan
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Angka Mutu
Tabel 3.4 Pengukuran Jenis Pekerjaan Orang Tua
+7

Referensi

Dokumen terkait

New form Add project Open project Save project Menu editor Properties window Code Editor Tasks.. Form Layout Run Pause Stop Project Explorer Object Browser Toolbox Form position

cdlPDReturnDC 0x100 Returns a device context for the printer selection value returned in the hDC property of the dialog box.. cdlPDReturnDefault 0x400 Returns default

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang akan diproses atau untuk menggambarkan sistem secara umum dari keseluruhan yang ada. Berikut

Dalam penulisan ilmiah ini penulis berkesempatan membuat Aplikasi Web Interaktif Handphone Nokia 6630 dengan menggunakan perangkat lunak Swish v2.0, yang dapat membuat animasi

Pengaruh Manajemen Karir Terhadap Motivasi Berprestasi Karyawan Hotel Grand Royal Panghegar Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI) (DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI).

- Biarkan kosong atau Coret dengan TANDA SILANG (X) pada. kotak tanda tangan PESERTA yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kemasan, kewajaran harga dan brand awareness berpengaruh positif signifikan terhadap brand loyalty, artinya kemasan yang