commit to user
ANALISIS EFISIENSI EKONOMI
PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
PADA USAHATANI JAGUNG VARIETAS BISI-2
DI KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian
di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Jurusan/Program Studi
Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis
Oleh :
Nian Tunjung Sari H 0307015
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
ANALISIS EFISIENSI EKONOMI
PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
PADA USAHATANI JAGUNG VARIETAS BISI-2
DI KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI
yang dipersiapkan dan disusun oleh:
NIAN TUNJUNG SARI NIM. H0307015
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal : 28 April 2011
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Tim Penguji
Ketua
Ir. Rhina Uchyani F.MS. NIP. 19570111 198503 2 001
Anggota I
Ir. Sugiharti Mulya H. MP NIP. 19650626 199003 2 001
Anggota II
Mei Tri Sundari, SP. M.Si. NIP. 19780503 200501 2 002
Surakarta,
Mengetahui,
Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian
Dekan
commit to user KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis
Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung
Varietas Bisi-2 di Kecamatn Jatiroto, Kabupaten Wonogiri”.
Usaha dan upaya untuk melakukan yang terbaik atas setiap kerja
menjadikan akhir dari pelaksanaan penelitian terwujud dalam bentuk penulisan
skripsi dengan judul “ Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor
Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 di Kecamatn Jatiroto, Kabupaten
Wonogiri”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan
bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih ini penulis tujukan terutama kepada :
1. Allah SWT atas segalanya yang telah diberikan kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Suntoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian UNS
Surakarta.
3. Bapak Ir. Agustono., M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Fakultas Pertanian UNS Surakarta.
4. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, M.P. selaku Ketua Komisi Sarjana
Jurusan/Prodi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Dosen Pembimbing Pendamping
yang telah begitu sabar memberikan nasehat, bimbingan, arahan dan masukan
yang sangat berharga bagi penulis.
5. Ibu Ir. Rhina Uchyani F.MS. selaku selaku Dosen Pembimbing Utama yang
dengan kasih selalu memberikan pengarahan, nasehat, dan petunjuk kepada
commit to user
6. Ibu Mei Tri Sundari, SP. M.Si. selaku selaku penguji skripsi atas diskusi,
bimbingan, serta arahannya kepada penulis.
7. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing Akademik yang selalu
bimbingan serta arahan kepada penulis selama menempuh pendidikan di
Fakultas Pertanian UNS Surakarta.
8. Bapak Saino dan Ibu Ngatini tercinta yang telah memberi segenap perhatian,
doa, pengorbanan, kasih sayang, dukungan materi dan spiritual kepada
penulis.
9. Badan Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri, Dinas Pertanian, Tanaman
Pangan dan Holtikultura, serta Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri
yang telah memberikan ijin penelitian serta menyediakan data-data yang
diperlukan penulis.
10.Kantor Kecamatan Jatiroto, Kepala Desa, Penyuluh lapangan Kecamatan
Jatiroto dan responden di Desa Sanggong Kecamatan Jatiroto Kabupaten
Wonogiri atas bantuan kepada penulis selama penelitian.
11.Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.
12.Bapak Mandimin, Bapak Syamsuri dan Mbak Ira yang dengan sabar
membantu menyelesaikan segala urusan administrasi berkenaan dengan studi
dan skripsi penulis.
13.Saudara-saudaraku Kunti Karisma Media, Adnan Luqman, Mas Arip, Mbak
Novi, Mbak Diah dan Mas Soni yang telah memberi doa dan semangat untuk
terus berjuang.
14.Keluarga Besar Jakarta (Bulek Minil, Om lis, Bulek Tum, Mas Udin, Dek
Iam, Dek Ana dan Dek Dina) yang telah memberi perhatian yang lebih,
memberi doa dan dukungan.
15.Sahabat-sahabat perempuanku tercinta Eni L, Agnes Y.,W, Serafina S.,N,
Anisa P, Fahmi Iqlima S, Dini K.,W, Dian I, Elisabet E, Widy R.,H yang
selalu memberi semangat, doa, teman berbagi cerita, teman berkeluh kesah
commit to user
16.Saudaraku seperjuangan Eka Nur A, Diky A, dan Linda R yang selalu
memberi bantuan dan sebagai semangat tersendiri bagiku.
17.Teman-teman HIBITU (Maman, Alya, Prima, Yosep, Kiky, Pepy, Rahmat,
Venty, Dea, Desi, dll) empat tahun bersama sungguh memberi warna
tersendiri dalam hidupku. Semoga Allah senantiasa memberikan kesuksesan
untuk kita semua. Amin.
18.Teman-teman agrobisnis 2005, 2006 (Mbak Atik, Mbak Galih, Mbak Mutiah
dan Mbak Rani), 2008, yang telah memberi semangat, masukan, dan
tambahan pengetahuan.
19.Teman-teman magang PT. Kepurun Pawana Indonesia (Eni, Agnes, Fina,
Fahmi, Nisa, Widy, Bela, Adam, Andi, Nugroho, Wisnu, Damar dan Afif)
yang telah memberi kenangan indah selama magang.
20.Seluruh pengurus dan mantan pengurus Bursa Mahasiswa FP UNS khususnya
Divisi Promosi, Penelitian Pengembangan (P3) dan Divisi Usaha, Mas Jack
dan Mas Yanto yang telah memberi berbagai pengalaman dan dukungan.
Semoga selalu Maju dalam Usaha dan Kokoh dalam Berkarya.
21.Keluarga Cemara, Keluarga Kauman ku tercinta (Fatwanita, Dian F, Mbak Ita,
Mbak Putri, Mbak Estri) yang menjadi tempat pelepas segala penat dan
memberi cerita hidup yang indah.
22.Sahabatku Nety, Andros dan Lukman Nulhakim, yang selalu semangat
menjalani hidup dan selalu memberi keceriaan.
23.Seluruh Karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan bantuan.
24.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, trima kasih.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun di
kesempatan yang akan datang. Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini
berguna bagi para pembaca.
Surakarta, April 2011
commit to user DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
RINGKASAN ... xiii
SUMMARY ... xv
I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Kegunaan Penelitian ... 5
II. LANDASAN TEORI ... 6
A. Tinjauan Pustaka ... 6
1. Tanaman Jagung (Zea mays L.) ... 6
2. Tanaman Jagung Bisi-2 ... 7
3. Usahatani ... 9
4. Produksi, Faktor Produksi dan Fungsi Produksi ... 8
5. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi ... 13
6. Penelitian Terdahulu ... 15
B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 16
C. Hipotesis ... 19
D. Asumsi-asumsi ... 20
E. Pembatasan Masalah ... 20
F. Definisi Operasional ... 20
III.METODE PENELITIAN ... 23
A. Metode Dasar Penelitian ... 23
B. Metode Penentuan Sampel ... 23
1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 23
2. Metode Pengambilan Sampel Responden ... 25
C. Jenis dan Sumber Data ... 26
1. Data Primer ... 26
commit to user
1. Analisis Pendapatan Usahatani ... 27
2. Analisis Hubungan Faktor-faktor Produksi terhadap Produksi ... 27
3. Pengujian Asumsi Klasik ... 31
4. Analisis Tingkat Efisiensi Ekonomi ... 32
IV.KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN ... 33
A. Kondisi Geografis ... 33
1. Letak Daerah Penelitian ... 33
2. Topografi Daerah ... 33
3. Keadaan Iklim ... 34
B. Keadaan Penduduk ... 35
1. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur dan jenis Kelamin ... 35
2. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 36
3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 38
C. Keadaan Pertanian ... 39
1. Tata Guna Lahan ... 39
2. Produksi Tanaman Semusim ... 40
D. Kondisi Sarana Perekonian... 41
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Budidaya Tanaman Jagung Varietas Bisi-2 ... 42
B. Hasil Penelitian ... 45
1. Identitas Petani Sampel ... 45
2. Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 ... 48
3. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2... 51
C. Analisis Regresi Fungsi Produksi Cobb-Douglas ... 56
1. Hubungan Faktor-faktor Produksi dengan Hasil Produksi Jagung Varietas Bisi-2 ... 56
2. Pengaruh Faktor-faktor Produksi dengan Hasil Produksi Jagung Varietas Bisi-2 ... 56
D. Pengujian Asumsi Klasik... 60
E. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 ... 61
F. Pembahasan ... 62
1. Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 ... 62
2. Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 ... 65
commit to user
VI.KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
commit to user DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
Tabel 1. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung di
Kabupaten Wonogiri Tahun 2007-2010 ... 2
Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung Per
Kecamatan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2009 ... 24
Tabel 3. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung Per Desa
di Kecamatan Jatiroto Tahun 2009 ... 25
Tabel 4. Komposisi Penduduk Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Jatitoto Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2009 ... 35
Tabel 5. Komposisi Penduduk Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Jatiroto Menurut Tingkat Pendidikan Tahun
2009 ... 36
Tabel 6. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Kecamatan Jatiroto Tahun 2009 ... 38
Tabel 7. Tata Guna Lahan di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan
Jatiroto Tahun 2009 ... 39
Tabel 8. Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Wonogiri dan
Kecamatan Jatiroto Tahun 2009 ... 40
Tabel 9. Sarana Perekonomian di Kabupaten Wonogiri dan
Kecamatan Jatiroto Tahun 2009 ... 41
Tabel 10. Identitas Petani Sampel Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto,
Kabupaten Wonogiri ... 46
Tabel 11. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011
di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 48
Tabel 12. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011
di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 49
Tabel 13. Rata-rata Biaya Sarana Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di
Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 51
Tabel 14. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di
commit to user
Tabel 15. Rata-rata Biaya Lain-lain pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan
Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 53
Tabel 16. Rata-rata Biaya Total Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto,
Kabupaten Wonogiri ... 54
Tabel 17. Rata-rata Penerimaan Total Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan
Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 55
Tabel 18. Rata-rata Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan
Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 55
Tabel 19. Analisis Varians Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 -
Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 57
Tabel 20. Analisis Uji Keberartian Koefisien Regresi Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto,
Kabupaten Wonogiri ... 57
Tabel 21. Nilai Standard Koefisien Regresi ... 59
Tabel 22. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto,
commit to user DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
Tabel 1. Gambar 1. Hubungan antara Produk Total, Produk
Rata-rata, dan Produk Marginal dalam Proses Produksi ... 12
commit to user DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1 Keadaan Iklim di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan
Jatiroto ... 76
2 Identitas Petani Sampel Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 79
3 Biaya Saprodi Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 80
4 Biaya Tenaga Kerja Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 81
5 Biaya Penyusutan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 83
6 Biaya Lain-lain Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 85
7 Biaya Total Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 86
8 Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 87
9 Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Fungsi Produksi Cobb-Douglas ... 88
10 Analisis Regresi ... 89
11 Perhitungan Perbandingan NPMxi dan Pxi (NPMxi/Pxi) Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010-Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ... 90
12 Hasil Analisis Regresi SPSS ... 91
13 Foto Penelitian ... 95
14 Peta Kecamatan Jatiroto ... 96
15 Peta Desa Sanggrong ... 97
commit to user
ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JAGUNG VARIETAS BISI-2
DI KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI
Nian Tunjung Sari H 0307015
RINGKASAN
Nian Tunjung Sari. H0307015. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung Vatietas Bisi-2 Di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri. Dibimbing oleh Ir. Rhina Uchyani F. MS. dan Ir. Sugiharti Mulya H. MP. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan mengkaji besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan usahatani jagung varietas Bisi-2; mengkaji pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi terhadap produksi jagung varietas Bisi-2; dan mengkaji tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.
Metode dasar penelitian adalah metode deskriptif analitik dan pelaksanaannya dengan teknik survei. Penelitian dilakukan di Kecamatan Jatiroto. Pemilihan sampel desa yang dilakukan dengan sengaja (purposive sampling), kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel desa yaitu bahwa desa tersebut memiliki produktivitas jagung terbesar di Kecamatan Jatiroto sehingga terpilih Desa Sanggrong. Jumlah petani sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang dan teknik pengambilan petani sampel dengan menggunakan metode pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling) yaitu dengan cara undian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan rata-rata luas lahan 0,16 Ha, sarana produksi yang digunakan yang meliputi benih 15 kg/Ha, pupuk kandang 4.822,92 kg/Ha, pupuk urea 417,71 kg/Ha, pupuk Phonska 220,83 kg/Ha. Tenaga kerja yang digunakan 177,26 HKP/Ha. Biaya usahatani jagung varietas Bisi-2 Rp Rp.7.323.242,71/Ha/MT, yang terdiri atas biaya sarana produksi sebesar Rp.1.765.104,17/Ha/MT, biaya tenaga kerja Rp.5.317.800,00/Ha/MT, dan biaya lain-lain Rp.240.338,54/Ha/MT yang meliputi biaya pajak tanah Rp.21.458,33/Ha/MT, biaya penyusutan alat Rp.63.532,88/Ha/MT, biaya angkut panen Rp.155.208,33/Ha/MT. Penerimaan usahatani adalah sebesar Rp.15.828.219,00/Ha/MT dan pendapatan usahatani sebesar Rp.8.504.976,29/Ha/MT.
commit to user
harga faktor produksi. Hubungan penggunaan faktor-faktor produksi dengan produksi jagung varietas Bisi-2 dinyatakan dalam model fungsi produksi Cobb-Douglas, sebagai berikut :
Y = 87,902. X10,188. X20,072. X30,283. X40,161. X50,122. X60,157
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa penggunaan luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk phonska secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. Sedangkan secara individual, faktor produksi benih, pupuk kandang, pupuk urea dan pupuk Phonska berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2, tetapi faktor produksi luas lahan, dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. Faktor produksi benih mempunyai pengaruh paling besar terhadap produksi jagung varietas Bisi-2.
commit to user
ANALYSIS OF ECONOMIC EFFICIENCY IN USE OF PRODUCTION
FACTORS AT BISI-2 VARIETY CORN FARMING IN SUB DISTRICT JATIROTO WONOGIRI REGENCY
Nian Tunjung Sari H 0307015
SUMMARY
Nian Tunjung Sari. H0307015 Analysis of Economic Efficiency In Use of Production Factors at Bisi-2 Variety Corn Farming in Sub Distric Jatiroto, Wonogiri Regency. Guidance by Ir. Rhina Uchyani F. MS. and Ir. Sugiharti Mulya H. MP. Agriculture Faculty of Sebelas Maret University Surakarta.
This thesis was stack based on the result of research aimed to assessing the costs, revenues, and income of Bisi-2 corn farming; to study the effect on the use of production factors on the production of Bisi-2 corn farming; and to assess then choose deliberate example of village (using purposive sampling). This research took one village who have the biggest corn productivity, they are Sanggrong village.
The result of this research showed that with land area as wide as 0,16 Ha, using seeds 15 kg/ Ha, manure 4.822,92 kg/ Ha, urea 417,71 kg/Ha, Phonska 220,83 kg/Ha, and labor as much as 177,26 HKP/MT and miscellaneous expenses Rp.240.338, 54/Ha/MT which includes the cost of land tax Rp.21.458, 33/Ha/MT, the reduction cost tools Rp.63.532,88/Ha/MT, transportation costs Rp.155.208,33/Ha/MT. The farming revenue of Bisi-2 corn farming is Rp.15.828.219,00/Ha/MT that produce income amount of Rp.8.504.976,29/Ha/MT.
To study the effect of the use of production factors about production is used regression model with the Cobb Douglas produce function model. While test be used is F test, regression coefficient meaning test with t-test and the compareson marginal product value of production factors with price of production factors. The correlation of the use of production factors with production of Bisi-2 corn is realized in the Cobb Douglas produce function model as this :
Y = 87,902. X10,188. X20,072. X30,283. X40,161. X50,122. X60,157
commit to user
commit to user
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani dengan padi sebagai komoditas
utamanya. Dewasa ini prioritas pembangunan pertanian adalah melestarikan
swasembada pangan, peningkatan ekspor non migas dan mengurangi
pengeluaran devisa yang sekaligus memperluas lapangan kerja, meningkatkan
kesejahteraan petani serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu
tanaman pangan yang dapat mengambil peran dalam pembangunan sektor
pertanian adalah jagung.
Jagung sebagai tanaman pangan di Indonesia, menduduki urutan kedua
setelah padi dalam hal luas panennya, luas panen padi pada tahun 2009
sebesar 12.668.898 Ha, sedangkan luas panen jagung sebesar 4.096.838 Ha
(Dinas Pertanian, 2010). Namun jagung mempunyai peranan yang tidak kalah
pentingnya dengan padi. Di negara agraris seperti Indonesia, sangat
mendukung dikembangkannya komoditas jagung. Sebab jagung mempunyai
potensi yang cukup baik untuk dibudidayakan dan mudah diusahakan. Peranan
penganekaragaman kebutuhan pangan dari bahan jagung sangat dibutuhkan
dalam usahatani. Sehingga dewasa ini jagung mendapat perhatian yang lebih
besar (Aksi Agraris Kanisius, 1993:5).
Komoditas jagung tergolong komoditas yang strategis dan memiliki
prospek yang cerah. Peningkatan kebutuhan jagung di dalam negeri berkaitan
erat dengan perkembangan industri pangan dan pakan. Oleh sebab itu, upaya
peningkatan produksi jagung perlu mendapat perhatian yang lebih besar.
Peningkatan produksi jagung dapat dilakukan melalui perluasan areal tanam,
selain itu produksi jagung sebenarnya masih dapat ditingkatkan dengan
perbaikan teknologi produksi di tingkat petani mengingat masih rendahnya
produktivitas serta melalui perbaikan penanganan panen dan pascapanen
(Subandi et al., 1998:2).
commit to user
Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu daerah penghasil jagung di
Jawa Tengah. Produksi jagung di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010
sebesar 3.841.720 kw dan produktivitasnya sebesar 57,56 kw/Ha (Dinas
Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Wonogiri, 2011).
Tanaman jagung di Wonogiri umumnya dibudidayakan secara sederhana, dan
belum tersentuh teknologi modern. Kecamatan Jatiroto merupakan salah satu
kecamatan penghasil jagung di Kabupaten Wonogiri. Pada tahun 2010
Kecamatan Jatiroto mempunyai luas panen jagung seluas 3.573 Ha, dengan
produksi sebesar 24.617 kw dan produktivitas sebesar 68,90 kw/Ha
(Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Wonogiri,
2011). Perkembangan budidaya jagung di Kecamatan Jatiroto dapat dilihat
dari luas panen dan produksi usahatani jagung selama empat tahun terakhir
seperti yang tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri Tahun 2007-2010
Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (kw) Produktivitas (kw/Ha)
2007 3.514 20.258 57,65
2008 3.079 17.803 57,82
2009 3.431 24.732 72,08
2010 3.573 24.617 68,90
Jumlah 13.597 87.410 256,45
Rata-rata 3.399,25 21.852,5 64,11
Sumber: Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Wonogiri, 2011
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa selama empat tahun terakhir
produksi jagung di Kecamatan Jatiroto mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008
produksi jagung Kecamatan Jatiroto menurun, hal ini dapat dikarenakan
berkurangnya luas panen jagung, pada tahun 2009 produksi jagung mengalami
peningkatan, dari produksi sebesar 17.803 kw pada tahun 2008 menjadi
sebesar 24.732 kw pada tahun 2009. Peningkatan produksi jagung pada tahun
commit to user
sedangkan pada tahun 2010 produksi jagung mengalami penurunan. Produksi
jagung yang berfluktuasi selama empat tahun terakhir ini dapat dikarenakan
kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan. Apabila
faktor-faktor produksi yang digunakan dikombinasikan secara tepat, maka
produksi jagung akan meningkat dan petani mendapatkan keuntungan
maksimum. Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan produksi
jagung di Kabupaten Wonogiri, khususnya di Kecamatan Jatiroto dilakukan
dengan penanaman varietas unggul. Varietas jagung yang ditanamam di
Wonogiri antara lain Bisi-2, Bisi-816, Bisi-16, NK 22 dan NK 33. Varietas
Bisi-2 merupakan varietas unggul yang memiliki keunggulan tahan serangan
hama dan penyakit, dapat menghasilkan dua tongkol yang sama besar dan
tongkol tertutup rapat atau biji terisi penuh. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengetahui pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi terhadap produksi
jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.
B. Perumusan Masalah
Jagung merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat yang
dapat digunakan sebagai pengganti beras dan berperan penting dalam usaha
diversifikasi pangan. Kebutuhan jagung nasional pada tahun 2009 mencapai
19,76 juta ton, dan diperkirakan kebutuhan jagung nasional naik sekitar 2 juta
ton per tahun (Sekretariatan Negara Republik Indonesia, 2010). Peningkatan
produksi jagung sangat penting untuk mencukupi kebutuhan pangan,
penyediaan bahan pakan ternak, dan memenuhi bahan baku industri.
Kabupaten Wonogiri sebagai salah satu sentra penghasil jagung di Jawa
Tengah mempunyai potensi besar untuk mengembangkan usahatani
jagungnya. Hal ini dapat diketahui dari besarnya luas panen jagung yang
mencapai 66.742 Ha pada tahun 2010 (Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan
Holtikultura Kabupaten Wonogiri, 2011). Rata-rata produktivitas jagung
Kabupaten Wonogiri selama empat tahun terakhir sebesar 56,26 kw/Ha,
sedangkan produktivitas jagung di Kecamatan Jatiroto pada tahun 2010
sebesar 68,90 kw/Ha (Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura
commit to user
Pengembangan Pertanian, (2007:4) produktivitas jagung dapat ditingkatkan
pada tingkat produktivitas 40 - 90 kw/Ha. Walaupun produkitivitas jagung di
Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Jatiroto sudah diatas standar bawah,
namun masih perlu ditingkatkan lagi. Produktivitas jagung yang belum
mencapai standar tertinggi dapat dimaklumi karena dalam menjalankan
usahataninya petani banyak menghadapi keterbatasan, seperti keterbatasan
pengetahuan. Keterbatasan pengetahuan yang dimiliki petani sering
mengakibatkan penggunaan faktor-faktor produksi yang kurang tepat. Oleh
karena itu, seorang petani harus memperhatikan kombinasi penggunaan
faktor-faktor produksi untuk mencapai produksi yang optimal dan
mendapatkan keuntungan yang maksimum. Faktor produksi yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah faktor produksi yang digunakan dalam usahatani
jagung varietas Bisi-2 berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang,
pupuk urea, dan pupuk Phonska. Penggunaan faktor-faktor produksi yang
digunakan oleh petani, mempengaruhi biaya yang harus dilkeluarkan dalam
usahataninya. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani akan
mempengaruhi pendapatan yang akan diterima oleh petani.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Berapakah besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan pada usahatani
jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri?
2. Faktor-faktor produksi apa yang mempengaruhi produksi jagung varietas
Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri?
3. Apakah penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani jagung varietas
Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri telah mencapai tingkat
efisiensi ekonomi tertinggi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengkaji besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan pada usahatani
commit to user
2. Mengkaji pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi terhadap produksi
jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.
3. Mengkaji tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi
pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten
Wonogiri.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menambah wawasan penulis terkait
dengan bahan yang dikaji. Disamping itu, penelitian ini dimaksudkan
sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat
kelengkapan dalam meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bagi pemerintah daerah setempat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan pertimbangan dan evaluasi guna menentukan kebijakan di sektor
pertanian, khususnya sub sektor tanaman bahan makanan.
3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan
commit to user
II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman
pangan dunia yang terpenting selain gandum dan padi. Tanaman jagung
merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan
dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk pertumbuhan generatif.
Tanaman jagung (Zea mays L.) dalam tata nama atau sistematika
(taksonomi) tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam klasifikasi sebagai
berikut:
Regnum : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
Classis : Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Familia : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
(Warisno, 1998:18).
Tanaman jagung, yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L.,
adalah salah satu jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan
(Graminaceae). Menurut sejarahnya tanaman jagung berasal dari Amerika.
Jenis jagung menurut bentuk bijinya antara lain dent corn (jagung gigi
kuda-Zea mays indentata), flint corn (jagung mutiara-Zea mays indurate),
sweet corn (jagung manis-Zea mays saccharata), pop corn (jagung
berondong-Zea mays everta), Flour corn (jagung tepung-Zea mays
amylaceae), Pod corn (jagung bungkus-Zea mays turnicata) dan waxy
corn (jagung lilin-Zea mays ceratina) yang memiliki kandungan
commit to user
Jagung merupakan salah satu jenis bahan makanan yang
mengandung sumber hidrat arang yang dapat digunakan untuk
menggantikan (mensubtitusi) beras sebab:
a. Jagung memiliki kalori yang hampir sama dengan kalori yang
terkandung pada padi
b. Kandungan protein di dalam biji jagung sama dengan biji padi
sehingga jagung dapat pula menyumbangkan sebagian kebutuhan
protein yang diperlukan manusia
c. Jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan pada
kondisi tanah yang agak kering pun jagung masih dapat ditanam.
(Aksi Agraris Kanisius, 1993:11).
Tanaman jagung banyak sekali gunanya, hampir seluruh bagian
tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Batang dan
daun tanaman yang masih muda bisa digunakan untuk pakan ternak.
Batang dan daun tanaman jagung yang sudah tua (setelah dipanen) dapat
digunakan untuk pupuk hijau atau pupuk kompos. Biji jagung yang telah
tua bisa digunakan untuk pengganti nasi. Kegunaan lain jagung ialah
sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak, sebagai bahan baku industri
bir, industri farmasi, dextrin termasuk perekat, dan industri tekstil
(Warisno, 1998:14).
2. Tanaman Jagung Bisi-2
Jagung varietas Bisi-2 merupakan salah satu varietas unggulan
palawija keluaran tahun 1995 yang berasal dari silang tunggal antara FS4
dengan FS9 (FS4 dan FS9 merupakan tropical inbred yang dikembangkan
oleh Charoen Seed co., Ltd. Thailand dan Dekalb Plant Genetic, USA).
Varietas ini termasuk golongan hibrida yang toleran terhadap bulai dan
ka-rat daun, 50 persen keluar rambut pada umur ± 56 hari dan masak/panen
pada umur ± 103 hari. Ciri lain dari varietas ini adalah memiliki tinggi
tanaman ± 232 cm, berbatang tinggi dan tegak, daunnya panjang, lebar,
dan terkulai dengan warna daun hijau cerah
commit to user
Tanaman jagung varietas Bisi-2 memiliki keragaman yang seragam,
perakarannya baik dan tahan dari kerebahan. Jagung varietas Bisi-2
terkenal dengan jumlah tongkol buah sebanyak 2 tongkol untuk setiap
tanamannya. Tongkol Bisi-2 berukuran sedang, berbentuk silindris,
seragam, dan kedudukan tongkolnya di tengah-tengah batang dengan
kelobot yang menutup tongkol dengan baik.
Biji jagung varietas Bisi-2 termasuk golongan biji semi mutiara dan
berwarna kuning orange. Jumlah baris biji setiap tongkolnya ada 12
sampai 14 baris dengan bobot ± 265 gram per 1.000 butir. Jagung varietas
Bisi-2 memberikan rata-rata hasil 8,9 ton/Ha pipilan kering, sementara
potensi hasilnya 13 ton/Ha pipilan kering. Varietas Bisi-2 baik ditanam di
dataran rendah sampai ketinggian 1.000 mdpl
(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1999:42).
3. Usahatani
Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat
di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian, seperti sinar
matahari, tubuh tanah, dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan
terhadap tanah tersebut, dan bangunan-bangunan yang telah didirikan di
atasnya. Usahatani dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara
ternak. Usahatani yang produktif adalah usahatani yang produktivitasnya
tinggi. Produktivitas merupakan penggabungan antara efisiensi usaha
(fisik) dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik ini mengukur banyaknya
hasil produksi yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input
(Mubyarto, 1989:66-68).
Menurut Hadisapoetra (1973:7), biaya usahatani dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu:
a. Biaya alat-alat luar yaitu semua pengorbanan yang diberikan dalam
usahatani untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali bunga seluruh
aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk kegiatan pengusaha
commit to user
b. Biaya mengusahakan yaitu biaya alat-alat luar ditambah dengan upah
tenaga keluarga sendiri, yang diperhitungkan berdasarkan upah yang
dibayarkan kepada tenaga luar.
c. Biaya menghasilkan yaitu biaya mengusahakan ditambah dengan
bunga dari aktiva yang dipergunakan dalam usahatani.
Menurut Soekartawi (1995:54), penerimaan adalah perkalian antara
produksi yang diperoleh dengan harga jual. Biaya usahatani adalah semua
pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani dan pendapatan
usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Secara
matematis penerimaan usahatani dapat ditulis sebagai berikut:
TR = Py x Y
dimana :
TR : Total penerimaan
Y : Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani
Py : Harga Y
Dalam ilmu ekonomi dikatakan bahwa petani membandingkan antara
hasil yang diharapkan akan diterima pada waktu panen (penerimaan,
revenue) dengan biaya (pengorbanan, cost) yang harus dikeluarkannya.
Hasil yang diperoleh petani pada saat panen disebut produksi dan biaya
yang dikeluarkan disebut biaya produksi, sedangkan total penerimaan
diperoleh dari produksi fisik dikalikan dengan harga produksi
(Mubyarto, 1989:68).
Pendapatan kotor adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari
semua cabang dan sumber di dalam usahatani selama satu tahun, yang
dapat diperhitungkan dari hasil penjualan, pertukaran atau penaksiran
kembali. Sedangkan pendapatan bersih (net return) dapat diperhitungkan
dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan
(Hadisapoetra, 1973:8).
4. Produksi, Faktor Produksi dan Fungsi Produksi
Produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material-material
commit to user
produksi) dalam pembuatan suatu output atau produk. Produk tersebut
dapat berupa barang ataupun jasa (Beattle dan Taylor, 1995:3).
Faktor produksi adalah semua masukan atau korbanan yang
diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan
menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah
input, production factor dan korbanan produksi. Faktor produksi memang
sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor
produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga
kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting.
Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya
disebut dengan fungsi produksi atau factor relationship
(Soekartawi, 2003:45-46).
Faktor produksi terdiri dari empat komponen, yaitu tanah, modal,
tenaga kerja, dan skill atau manajemen (pengelolaan). Masing-masing
faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain.
Kalau salah satu faktor tidak tersedia maka proses produksi tidak akan
berjalan, terutama tiga faktor terdahulu, seperti tanah, modal, dan tenaga
kerja (Daniel, 2002:50).
Mubyarto (1989:68) menyatakan bahwa fungsi produksi adalah
fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik (output)
dengan faktor-faktor produksi (input). Dalam bentuk matematika
sederhana fungsi produksi ini dituliskan sebagai berikut:
Y = f (X1, X2, …, …, Xn)
Keterangan:
Y = Hasil produksi fisik
X1, X2,…Xn = Faktor-faktor produksi
Analisis fungsi produksi banyak diminati dan dianggap penting oleh
para peneliti, karena mereka menginginkan informasi bagi sumberdaya
yang terbatas seperti tanah, tenaga kerja, dan modal dapat dikelola dengan
baik agar produksi maksimal dapat diperoleh. Salah satu fungsi produksi
commit to user
Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi berpangkat yang
terdiri dari dua variabel atau lebih, dimana variabel yang satu disebut
variabel yang dijelaskan Y (variabel tak bebas) dan yang lain disebut
variabel yang menjelaskan X (variabel bebas). Penyelesaian hubungan
antara Y dan X biasanya adalah dengan cara regresi dimana variasi Y akan
dipengaruhi oleh variasi X (Soekartawi, 1994:159).
Hubungan antara hasil produksi dengan faktor produksi pada fungsi
Cobb-Douglas dapat diketahui dengan melakukan analisis regresi linier
berganda. Analisis tersebut kemudian dilakukan dengan cara
melogaritmakan fungsi Cobb-Douglas agar diperoleh fungsi yang linier.
Oleh karena itu, ada persyaratan yang harus dipenuhi sebelum
menggunakan fungsi Cobb-Douglas yaitu:
a. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol sebab logaritma dari
bilangan nol adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui.
b. Dalam fungsi produksi, perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan
teknologi pada setiap pengamatan (non neutral difference in the
respective technology). Hal ini berarti, kalau fungsi Cobb-douglas yang
dipakai sebagai model dalam suatu pengamatan dan bila diperlukan
analisis yang merupakan lebih dari satu model (katakanlah dua model),
maka perbedaan tersebut terletak pada intercept dan bukan pada
kemiringan garis (slope) model tersebut
c. Tiap variabel X adalah perfect competition.
d. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) seperti iklim adalah sudah
tercakup pada faktor kesalahan.
(Soekartawi, 1994:161-162).
Menurut Daniel (2002:130-135) dalam perhitungan ekonomi usaha
tani, dikenal tiga macam produk, yaitu produk rata-rata (PR), produk total
(PT) dan produk marginal (PM). Hubungan antara produk total, produk
rata-rata, dan produk marginal dalam proses produksi digambarkan pada
commit to user
Gambar 1. Hubungan antara Produk Total, Produk Rata-rata, dan Produk
Marginal dalam Proses Produksi
(Daniel 2002:132)
Masing-masing daerah I, II, dan III adalah suatu daerah yang
menunjukkan elastisitas produksi (EP) yang besarnya berbeda-beda.
Elastisitas produksi adalah persentase perubahan hasil total dibagi
persentase perubahan faktor produksi.
a. Daerah I, dengan EP > 1 sampai EP = 1. Selama EP > 1, Bila produk
total menaik pada tahap increasing rate dan produk rata-rata juga
menaik di daerah I. Pada tahap ini petani masih mampu memperoleh
sejumlah produksi yang cukup menguntungkan manakala sejumlah
input ditambahkan.
b. Daerah II, dengan 0<EP<1. Dalam keadaan ini tambahan sejumlah
input tidak diimbangi secara proporsional oleh tambahan output yang
diperoleh, dimana pada sejumlah input yang diberikan maka produk
total tetap menaik pada tahap decreasing rate. PM=PR
PRmax
MP max Ep= 1 Ep=0
Ep>1
0<Ep<1
Ep<0 Daerah II
0
PT
PR
PM
Daerah Daerah III
commit to user
c. Daerah III, dengan EP = 0 sampai EP < 0. Dalam keadaan ini produk
total dalam keadaan menurun, nilai produk marginal menjadi negatif
dan produk rata-rata dalam keadaan menurun. Maka setiap upaya
untuk menambah sejumlah input tetap merugikan
Fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan fungsi pangkat dari
bentuk:
Q = A. Ka. Lb
Keterangan:
Q = Kuantitas hasil produksi
K = Modal
L = Tenaga kerja
A, a, b = Parameter yang akan diestimasi
Fungsi produksi Cobb-Douglas mempunyai beberapa ciri yang
berguna. Pertama, produk marjinal dari modal dan produk marjinal dari
tenaga kerja tergantung pada kuantitas kedua-duanya, baik kuantitas modal
maupun kuantitas tenaga kerja yang digunakan dalam produksi. Kedua,
pangkat K dan L (yaitu a dan b) mencerminkan elastisitas tenaga kerja dan
modal terhadap output (EK dan EL), dan jumlah dari pangkatnya (a+b)
mengukur skala hasil. Jika a+b = 1, diperoleh skala hasil tetap; jika a+b >
1, diperoleh skala hasil meningkat; dan jika a+b < 1, diperoleh skala hasil
menurun. Ketiga, fungsi Cobb-Douglas dapat diperoleh dengan estimasi
melalui analisis regresi dan mentransformasikannya menjadi linier dalam
logaritma. Terakhir, fungsi produksi Cobb-Douglas dapat dengan mudah
dikembangkan dengan menggunakan lebih dari dua masukan
(Salvatore, 2002:277).
5. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi
Dalam kegiatan usahatani seorang petani akan selalu berfikir untuk
mengalokasikan faktor produksi seefisien mungkin untuk memperoleh
produksi yang maksimal. Hal ini dilakukan karena petani melakukan
konsep memaksimumkan keuntungan. Kondisi tersebut dapat dicapai
commit to user
a. Pendekatan Keuntungan Maksimum (Profit maximization)
Yaitu upaya untuk mengalokasikan sarana produksi (input) yang
dimiliki seefisien mungkin untuk dapat memperoleh produksi
maksimal.
b. Pendekatan Biaya Minimal (Cost minimization)
Yaitu upaya memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan menekan
biaya produksi sekecil-kecilnya.
(Soekartawi, 1994:30).
Efisiensi ekonomi adalah efisiensi fisik yang dinilai dengan uang.
Efisiensi fisik sendiri adalah banyaknya hasil produksi fisik yang dapat
diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi (input). Pada setiap panen
petani akan menghitung berapa hasil bruto produksinya yaitu luas lahan
dikalikan hasil per satuan luas dan semua dinilai dengan uang. Tetapi
hasil itu masih harus dikurangi dengan biaya-biaya yang harus
dikeluarkan. Setelah semua biaya-biaya tersebut dikurangi, barulah petani
memperoleh hasil bersih. Apabila hasil bersih petani besar, maka ini
mencerminkan rasio yang baik dari nilai hasil dan biaya. Makin tinggi
rasio ini berarti usahatani makin efisien (Mubyarto, 1989:70).
Menurut Soekartawi (1994:41-42), efisiensi ekonomi tertinggi akan
terjadi jika petani mampu membuat suatu upaya sehingga Nilai Produk
Marjinal (NPMx) untuk suatu faktor produksi sama dengan harga faktor
produksi (Px), atau dapat dituliskan:
NPMx = Px ; atau
1 Px NPMx
=
Pada kenyataannya, NPMx tidak selalu sama dengan Px, yang sering
terjadi adalah sebagai berikut:
a. NPMx / Px > 1; artinya penggunaan faktor produksi x belum efisien.
commit to user
b. NPMx / Px < 1; artinya penggunaan faktor produksi x tidak efisien.
Untuk menjadi efisien, maka penggunaan faktor produksi x perlu
dikurangi.
6. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian Puspitasari (2002) yang berjudul
Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada
Usahatni Jagung Pioneer di Kabupaten Grobogan selama musim tanam
Juli sampai September 2001 menunjukkan bahwa luas lahan garapan
jagung pioneer sebesar 0,498 Ha. Rata-rata penggunaan faktor-faktor
produksi untuk setiap hektarnya adalah tenaga kerja 572,179 HKP, pupuk
kandang 401,512 kg, pupuk urea 279,373 kg dan pupuk SP-36 151,648 kg.
Rata-rata biaya produksi Rp.2.078.699 per Ha, penerimaan Rp.4.461.836
per Ha, pendapatan Rp.2.383.137 per Ha. Dari perhitungan diperoleh
persamaan Y = 0,852 X10,769.X20,209.X30,02273.X4-0,337. X50,349. Dari hasil
analisis regresi linier berganda diketahui bahwa luas lahan, tenaga kerja,
pupuk urea, pupuk SP-36, dan pupuk kandang secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap produksi jagung pioneer. Luas lahan dan
pupuk kandang mempunyai hubungan positif terhadap produksi jagung
pioneer dan kedua faktor produksi tersebut berpengaruh nyata. Oleh
karena itu, setiap penambahan luas lahan dan pupuk kandang akan
mengakibatkan penambahan hasil produksi jagung pioneer. Faktor
produksi pupuk SP-36 mempunyai hubungannya negatif berpengaruh
nyata terhadap produksi jagung pioneer. Hal ini berarti bahwa setiap
penambahan pupuk SP-36 akan menurunkan hasil produksi jagung
pioneer. Indeks efisiensi ekonomi nilainya tidak sama dengan satu yang
berarti bahwa kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi dalam
usahatani jagung pioneer belum mencapai tingkat efisiensi ekonomi
tertinggi.
Berdasarkan hasil penelitian Widiyani (2008) yang berjudul Analisis
Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani
commit to user
sampai September 2007 menunjukkan bahwa luas lahan garapan jagung
varietas Bisi-2 sebesar 0,21 Ha. Rata-rata penggunaan faktor-faktor
produksi untuk setiap hektarnya adalah tenaga kerja 175,38 HKP, benih
18,19 kg, pupuk kandang 9.238,10 kg, dan pupuk urea 1.121,76 kg.
Rata-rata biaya produksi Rp.9.194.143,09 per Ha, penerimaan Rp.14.291.667,00
per Ha, pendapatan Rp.5.097.523,91 per Ha. Dari perhitungan diperoleh
persamaan Y = 0,852 X10,769.X20,209.X30,02273.X4-0,337. X50,349. Dari hasil
analisis regresi linier berganda diketahui bahwa luas lahan, tenaga kerja,
benih, pupuk kandang, dan pupuk urea secara bersama-sama berpengaruh
nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. Tenaga kerja dan pupuk
urea mempunyai hubungan positif terhadap produksi jagung varietas
Bisi-2 dan kedua faktor produksi tersebut berpengaruh nyata. Oleh karena itu,
setiap penambahan tenaga kerja dan pupuk urea akan mengakibatkan
penambahan hasil produksi jagung varietas Bisi-2. Indeks efisiensi
ekonomi nilainya tidak sama dengan satu yang berarti bahwa kombinasi
penggunaan faktor-faktor produksi dalam usahatani jagung varietas Bisi-2
belum mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi.
Dari hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa indeks efisiensi
ekonomi nilainya tidak sama dengan satu yang berarti bahwa kombinasi
penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani jagung tersebut belum
mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi. Kedua penelitian tersebut
dapat memberikan gambaran tentang tingkat efisiensi ekonomi pada
usahatani jagung.
B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah
Usahatani adalah kesatuan organiasasi antara alam, tenaga kerja, modal
dan pengelolaan yang ditujukan untuk memperoleh produksi di lapangan
pertanian. Setiap kegiatan usahatani akan membutuhkan biaya dan
menghasilkan sejumlah penerimaan. Biaya merupakan seluruh korbanan
ekonomik yang dikeluarkan untuk usahatani. Biaya usahatani yang
diperhitungkan dalam penelitian ini adalah biaya mengusahakan. Biaya
commit to user
keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan
kepada tenaga kerja luar. Biaya alat-alat luar terdiri dari biaya untuk upah
tenaga kerja luar, benih, pupuk, pajak, pengangkutan, dan biaya penyusutan
alat.
Pada usahatani jagung varietas Bisi-2, penerimaan usahatani merupakan
nilai produksi total dari usahatani jagung varietas Bisi-2. Penerimaan diukur
dengan mengalikan produksi (Y) dengan harga produksi (Py) dan dinyatakan
dalam rupiah. Setelah diketahui besarnya penerimaan dan biaya dalam
usahatani maka dapat dihitung pendapatan usahatani. Untuk mengetahui
pendapatan bersih dari usahatani digunakan rumus:
Pd = TR – TC
= Py x Y – BM
Keterangan :
Pd : Pendapatan usahatanijagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT)
TR : Penerimaan total usahatani jagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT)
TC : Biaya total usahatanijagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT)
Py : Harga jagung varietas Bisi-2 per kg (Rp)
Y : Produksi jagung varietas Bisi-2 (kg)
BM : Biaya mengusahakan usahatani (Rp/kg/MT)
Produksi adalah suatu proses dimana faktor-faktor produksi diubah
menjadi produk. Hubungan antara faktor produksi dengan produksi jagung
varietas Bisi-2 diketahui dengan modifikasi dari modelfungsi produksi
Cobb-Douglas yang dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut:
Y = a. X1b1. X2b2. X3b3. X4b4. X5b5. X6b6
Keterangan :
Y : Hasil produksi jagung varietas Bisi-2 (kg)
a : Konstanta
b1-b6 : Koefisien regresi
X1 : Luas lahan (Ha)
X2 : Tenaga kerja (HKP)
commit to user X4 : Pupuk kandang (kg)
X5 : Pupuk urea (kg)
X6 : Pupuk Phonska (kg)
Hubungan antara hasil produksi jagung varietas Bisi-2 dengan faktor
produksi diketahui dengan melakukan analisis regresi linier berganda. Oleh
karena itu, persamaan tersebut harus diubah menjadi persamaan linier dengan
cara melogaritmakannya menjadi:
Log Y = log a + b1log X1 + b2log X2 + b3log X3 + b4log X4 + b5log X5 +
b6log X6
Dalam analisis regresi linier berganda, uji F digunakan untuk
mengetahui pengaruh faktor produksi secara bersama-sama terhadap produksi
jagung varietas Bisi-2. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktor
produksi terhadap produksi jagung varietas Bisi-2 digunakan uji keberartian
koefisien regresi dengan menggunakan uji t.
Selain itu, analisis regresi linier berganda juga mencakup analisis
koefisien regresi (b’) untuk mengetahui faktor produksi yang paling
berpengaruh diantara faktor-faktor produksi yang lain dalam usahatani jagung
varietas Bisi-2. Analisis koefisien determinasi (R2) Adjusted ( ) digunakan
untuk mengetahui seberapa jauh faktor produksi yang digunakan dalam
usahatani jagung varietas Bisi-2 dapat menjelaskan produksi jagung varietas
Bisi-2.
Efisiensi suatu usahatani dapat menunjukkan perbandingan antara nilai
hasil produksi usahatani dengan nilai faktor produksi yang digunakan.
Efisiensi ekonomi tertinggi pada usahatani jagung varietas Bisi-2 akan
tercapai jika petani jagung varietas Bisi-2 dapat mengkombinasikan
faktor-faktor produksi yang digunakan secara optimal yaitu apabila nilai produk
marjinal untuk suatu faktor produksi (NPMx) sama dengan harga faktor
produksi (Px) tersebut, atau dapat dituliskan:
NPMxi = Pxi, atau
Px NPMx
commit to user Dengan ketentuan:
Px NPMx
= 1, berarti penggunaan faktor produksi xi telah mencapai efisiensi
ekonomi tertinggi.
Px NPMx
> 1, berarti penggunaan faktor produksi xi belum mencapai efisiensi
ekonomi tertinggi.
Px NPMx
< 1, berarti penggunaan faktor produksi xi tidak efisien.
Skema kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Teori Pendekatan Masalah
C. Hipotesis
1. Faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk
kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska berpengaruh nyata terhadap
produksi jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten
Wonogiri.
Usahatani Jagung Varietas Bisi-2
Biaya Usahatani
Penerimaan Usahatani
Produksi Usahatani Pendapatan
Usahatani Faktor-faktor Produksi
X1 : luas lahan (Ha) X2 : tenaga kerja (HKP) X3 : benih (Kg)
X4 : pupuk kandang (Kg) X5 : pupuk urea (Kg) X6 : pupuk phonska (Kg)
Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor
commit to user
2. Penggunaan faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih,
pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska pada usahatani jagung
varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri belum
mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.
D. Asumsi-asumsi
1. Petani dalam menjalankan usahataninya bertindak rasional yaitu ingin dan
berusaha memperoleh keuntungan maksimal.
2. Keadaan tanah, iklim, ketinggian tempat dan topografi di daerah penelitian
dianggap berpengaruh normal terhadap proses produksi pada usahatani
jagung varietas Bisi-2.
3. Pasar faktor-faktor produksi yang berupa berupa luas lahan, tenaga kerja,
benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska serta produksi
dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 merupakan pasar persaingan
sempurna.
4. Produksi dijual secara keseluruhan.
E. Pembatasan Masalah
Data yang dikaji adalah data usahatani jagung varietas Bisi-2 di
Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri yang diusahakan dalam satu kali
musim tanam yaitu pada Musim Tanam Oktober 2010 sampai Januari 2011.
F. Definisi Operasional
1. Usahatani jagung varietas Bisi-2 adalah usaha budidaya jagung varietas
Bisi-2 di lahan sawah secara monokultur di Kecamatan Jatiroto,
Kabupaten Wonogiri selama satu kali musim tanam, yaitu pada Oktober
2010 sampai Januari 2011.
2. Petani sampel adalah petani pemilik penggarap yang menanam jagung
varietas Bisi-2 secara monokultur.
3. Produksi jagung varietas Bisi-2 (Y) adalah jumlah hasil panen jagung
varietas Bisi-2 yang dihasilkan dari usahatani jagung varietas Bisi-2 pada
satu kali musim tanam dan pada satuan luas lahan tertentu yang dinyatakan
dalam satuan kilogram, jagung yang dimaksud adalah dalam bentuk pipil
commit to user
4. Jagung varietas Bisi-2 adalah jagung dengan warna kuning orange dalam
bentuk pipil kering yang dihasilkan dalam satu kali musim tanam dan pada
satuan luas lahan tertentu yang dinyatakan dalam satuan kilogram (Kg).
5. Harga produksi jagung varietas Bisi-2 (Py) adalah nilai produk jagung
varietas Bisi-2 per satuan kilogram yang dihasilkan dari usahatani jagung
varietas Bisi-2 pada satu musim tanam dan pada satuan luas lahan tertentu
yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
6. Penerimaan total usahatani jagung varietas Bisi-2 (TR) adalah nilai
produksi total usahatani jagung varietas Bisi-2 yang dihitung dengan
mengkalikan produk fisik jagung varietas Bisi-2 per satuan luas usahatani
dengan harga jagung varietas Bisi-2 per kg (Py), dan dinyatakan dalam
satuan rupiah per hektar per musim tanam (Rp/Ha/MT).
7. Biaya total usahatani jagung varietas Bisi-2 (TC) adalah biaya
mengusahakan dalam kegiatan usahatani jagung varietas Bisi-2, meliputi
biaya alat-alat luar ditambah upah tenaga kerja keluarga sendiri yang
diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja
luar. Dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar per musim tanam
(Rp/Ha/MT).
8. Pendapatan usahatani jagung varietas Bisi-2 (Pd) adalah pendapatan dari
usahatani jagung varietas Bisi-2 yang diperhitungkan dari selisih antara
penerimaan usahatani jagung varietas Bisi-2 (TR) dengan biaya usahatani
jagung varietas Bisi-2 (TC) selama satu musim tanam dengan satuan
rupiah per hektar per musim tanam (Rp/Ha/MT).
9. Faktor produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor-faktor
produksi yang digunakan pada usahatani jagung varietas Bisi-2 untuk satu
kali musim tanam, yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk
kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska.
10.Luas lahan (X1) adalah luas lahan sawah garapan petani yang digunakan
untuk usahatani jagung varietas Bisi-2 selama satu kali musim tanam, dan
commit to user
11.Tenaga kerja (X2) adalah seluruh tenaga kerja yang digunakan dalam
usahatani jagung varietas Bisi-2, selama satu musim tanam baik tenaga
kerja keluarga, maupun tenaga kerja luar dan dinyatakan dalam satuan
Hari Kerja Pria (HKP). Nilai tenaga kerja berdasarkan upah dan
dinyatakan dalam rupiah per Hari Kerja Pria (Rp/HKP).
12.Benih (X3) adalah banyaknya benih yang digunakan dalam usahatani
jagung varietas Bisi-2 selama satu kali musim tanam dan dinyatakan
dengan satuan kilogram (kg). Harga benih dinyatakan dengan satuan
rupiah (Rp).
13.Pupuk kandang (X4) adalah jumlah pupuk kandang yang digunakan dalam
usahatani jagung varietas Bisi-2 selama satu kali musim tanam dan
dinyatakan dengan satuan kilogram (kg). Harga pupuk kandang dinyatakan
dengan satuan rupiah (Rp).
14.Pupuk urea (X5) adalah jumlah pupuk urea yang digunakan dalam
usahatani jagung varietas Bisi-2 selama satu musim tanam dan dinyatakan
dengan satuan kilogram (kg). Harga pupuk urea dinyatakan dengan satuan
rupiah (Rp).
15.Pupuk Phonska (X6) adalah jumlah pupuk Phonska yang digunakan dalam
usahatani jagung varietas Bisi-2 selama satu musim tanam dan dinyatakan
dengan satuan kilogram (kg). Harga pupuk Phonska dinyatakan dengan
commit to user
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian
Metode dasar penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik mempunyai ciri
memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan
mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (Surakhmad, 1994:140).
Teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survei, yaitu
pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (atau jangka
waktu) yang bersamaan dengan menggunakan beberapa daftar pertanyaan
berbentuk kuesioner (Surakhmad, 1994:141-142).
B. Metode Penentuan Sampel
1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Jatiroto yang merupakan
salah satu daerah penghasil jagung di Kabupaten Wonogiri. Kecamatan
Jatiroto dipilih sebagai lokasi penelitian karena di kecamatan ini terdapat
usahatani jagung dengan produktivitas terbesar di Kabupaten Wonogiri.
Data luas panen, produksi dan produktivitas jagung per kecamatan di
Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 2.
Pengambilan desa sebagai daerah sampel penelitian dilakukan
dengan cara purposive sampling atau sengaja, yaitu pengambilan daerah
sampel yang dilakukan secara sengaja dengan mempertimbangkan alasan
tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Sangarimbun dan Efendi,
1995:169). Sampel desa dipilih dengan kriteria bahwa desa tersebut
mempunyai produktivitas paling besar, berdasarkan kriteria tersebut
terpilih Desa Sanggrong. Data luas panen, produksi dan produktivitas
jagung per desa di Kecamatan Jatiroto dapat dilihat pada Tabel 3.
commit to user
Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Per Kecamatan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2009
No. Kecamatan Luas Panen
(Ha)
Produksi (Kw)
Produktivitas (Kw/Ha)
1. Pracimantoro 6.251 341.492 54,63
2. Paranggubito 1.280 45.747 35,74
3. Giritontro 2.087 112.761 54,03
4. Giriwoyo 3.844 214.226 55,73
5. Batuwarno 2.338 129.104 55,22
6. Karangtengah 6.193 345.198 55,74
7. Tirtomoyo 2.879 157.481 54,70
8. Nguntoronadi 1.579 83.529 52,90
9. Baturetno 1.695 108.175 63,82
10. Eromoko 3.084 170.237 55,20
11. Wuryantoro 2.115 108.013 51,07
12. Manyaran 3.042 116.052 38,15
13. Selogiri 593 31.465 53,06
14. Wonogiri 1.749 90.353 51,66
15. Ngadirojo 4.430 191.908 43,32
16. Sidoharjo 2.767 182.290 65,88
17. Jatiroto 3431 247.306 72,08
18. Kismantoro 1.570 103.793 66,11
19. Purwantoro 3.175 170.275 53,63
20. Bulukerto 1.665 91.575 55,00
21. Slogohimo 2.470 141.951 57,47
22. Jatisrono 2.018 125.479 62,18
23. Jatipuro 1.095 59.305 54,16
24. Girimarto 2.887 158.670 54,96
25. Puh Pelem 1.758 92.611 52,68
Jumlah 65.995 3.618.996 1.369,12
Rata-rata 2.639,8 144.759,88 54.84
commit to user
Tabel 3. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung Per Desa di Kecamatan Jatiroto Tahun 2009
No. Desa Luas Panen
(Ha)
Produksi (Kw)
Produktivitas (Kw/Ha)
1. Jatiroto 177 13.771 77,80
2. Jatirejo 247 14.286 57,84
3. Mojopuro 139 7.317 52,64
4. Pesido 273 19.438 71,20
5. Pingkuk 330 24.143 73,16
6. Ngelo 223 13.632 61,13
7. Sanggrong 176 18.022 102,40
8. Duren 159 13.199 83,01
9. Cangkring 145 8.958 61,78
10. Sugihan 95 5.807 61,13
11. Pengkol 177 12.886 72,80
12. Dawungan 307 23.519 76,61
13. Guno 175 11.046 63,12
14. Boto 166 10.506 63,29
15. Brenggolo 520 34.996 67,30
Jumlah 3.309 231.526 1.045,21
Rata-rata 220,6 15.435,07 69,68
Sumber: Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Wonogiri, 2010
2. Metode Pengambilan Sampel Responden
Menurut Singarimbun dan Effendi (1995:171), data yang dianalisis
harus menggunakan jumlah sampel yang cukup besar sehingga dapat
mengikuti distribusi normal. Sampel yang besar dan mengikuti distribusi
normal adalah sampel yang jumlahnya lebih besar atau sama dengan 30.
Dari 217 petani diambil sampel petani sebanyak 30 orang. Pemilihan
sampel petani jagung varietas Bisi-2 menggunakan metode simple random
sampling. Sampel acak sederhana adalah sebuah sampel yang diambil
sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari
populasi mempuyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel
(Singarimbun dan Effendi, 1995:155-156). Metode pengambilan sampel
commit to user
C. Jenis dan Sumber data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari petani yang
mengusahakan jagung varietas Bisi-2 maupun pihak lain yang
berhubungan dengan usahatani jagung varietas Bisi-2, yaitu data mengenai
produksi jagung varietas Bisi-2, faktor produksi yang digunakan, biaya,
penerimaan, serta proses produksi yang dilakukan. Data ini diperoleh
melalui wawancara.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pencatatan
terhadap laporan maupun dokumen dari instansi-instansi yang berkaitan
dengan penelitian, yaitu Kantor Kecamatan Jatiroto, Dinas Pertanian,
Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Wonogiri, Bapedda
Kabupaten Wonogiri dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dimana penyelidik
mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap
gejala-gejala subyek yang diteliti (Surakhmad, 1994:165).
2. Wawancara
Wawancara (interview) atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog
yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh
informasi dari yang diwawancarai (Wirartha, 2006:227). Teknik
wawancara ini dilakukan dengan bantuan kuesioner (daftar pertanyaan).
3. Pencatatan
Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data primer dan data
sekunder. Data primer berupa pencatatan yang berasal dari hasil
wawancara dan data sekunder yaitu dengan melakukan pencatatan
terhadap data yang ada pada instansi-instansi yang berhubungan dengan