• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pola Dan Uji Sensitivitas Kuman Terhadap Antibiotika Pada Penderita Otitis Media Supuratif Kronis (Omsk) Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Periode Januari – Juli 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Pola Dan Uji Sensitivitas Kuman Terhadap Antibiotika Pada Penderita Otitis Media Supuratif Kronis (Omsk) Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Periode Januari – Juli 2015."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Otitis media supuratif kronis (OMSK) dahulu disebut otitis media perforata atau dalam masyarakat Indonesia biasa disebut congek adalah infeksi kronis pada telinga tengah karena adanya perforasi membran timpani dan sekret (encer atau kental dan bening atau berupa nanah) yang keluar dari lubang telinga luar secara terus-menerus atau hilang timbul. Otitis media akut (OMA) menjadi OMSK disebabkan terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, daya tahan tubuh pasien kurang (gizi kurang) atau higiene buruk, dan virulensi kuman tinggi. Penyakit OMSK yang tidak diobati secara tepat dapat menyebabkan kerusakan anatomik yang lebih luas sehingga pendengaran akan menjadi buruk, infeksi berjalan lama, dan dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya (Djafaar et al., 2007).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2004, sekitar 65-330 juta orang didunia menderita OMSK disertai otorea, 60% di antaranya (39-200 juta) menderita kurang pendengaran yang signifikan sedangkan di Indonesia prevelensi OMSK secara umum adalah 3,9% dan termasuk dalam daftar negara dengan prevelensi OMSK tinggi. Angka kejadian OMSK pada tahun 2005 menurut WHO meningkat dari 205 penduduk dunia menjadi 278 juta (4,6%) penduduk yang mengalami gangguan pendengaran dengan tingkatan dari sedang dan berat.

Kuman penyebab OMSK menurut penelitian Chavan (2014) dan Sharma (2014) dibagi dalam kuman Gram negatif (Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella spp, dan Proteus) dan kuman Gram positif (Staphylococcus aureus). Spesies fungi juga ditemukan yaitu Aspergillus spp dan Candida spp. Menurut Locke (2013), kuman penyebab OMSK yaitu Streptococcus pneumoniae dan Streptococcus pyogenes. Kuman dapat mengalami resistensi dengan mekanisme kehilangan

(2)

target spesifik terhadap obat dan adanya perubahan genetik (Brooks et al., 2007). Akibat peningkatan resistensi kuman dan biaya terapi antibiotika yang mahal, maka sangat penting penanganan infeksi yang tepat dengan identifikasi cepat dan akurat. Alat vitek diperlukan untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi dan kepekaan antibiotika dengan tepat, cepat, dan akurat (Dubois et al., 2012).

Pengobatan penyakit infeksi umumnya menggunakan antibiotika (Jawetz et al., 2005). Antibiotika dipercaya sebagai obat yang mampu membunuh kuman tanpa merusak sel individu yang terinfeksi (Kuswandi, 2011). Cara pemilihan antibiotika yang paling baik berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji sensitivitas. Penggunaan antibiotika dalam jangka panjang dan tidak teratur dapat menimbulkan kuman resisten (Brooks et al., 2007). Kuman Staphylococcus aureus penyebab OMSK resisten terhadap antibiotika golongan penisilin seperti amoksisilin atau ampisilin, tetapi kombinasinya dengan sulbaktam/asam klavulanat lebih poten terhadap Gram positif (Nursiah, 2003).

Berdasarkan data yang telah dipaparkan tersebut tentang penyakit OMSK yang pada umumnya penyebab tersering terjadinya gangguan pendengaran di negara berkembang dan salah satunya Indonesia, maka diperlukan uji laboratorium untuk mengetahui pola kuman dan resistensi antibiotika penderita OMSK di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi agar dapat memperoleh informasi jenis antibiotika yang tepat dan efektif untuk pengobatan penyakit OMSK sebagai penunjang keberhasilan terapi pada pasien.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka permasalahan yang diteliti meliputi :

(3)

2. Bagaimana sensitivitas kuman terhadap antibiotika pada penderita otitis media supuratif kronis (OMSK) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi periode Januari – Juli 2015?

3. Bagaimana ketepatan penggunaan antibiotika pada penderita otitis media supuratif kronis (OMSK) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi periode Januari – Juli 2015?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Mengetahui pola kuman hasil kultur sekret telinga tengah pada penyakit

OMSK di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi periode Januari – Juli 2015.

2. Mengetahui sensitivitas kuman terhadap antibiotika pada penyakit OMSK di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi periode Januari – Juli 2015.

3. Mengetahui ketepatan penggunaan antibiotika pada penyakit OMSK di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi periode Januari – Juli 2015.

D. Tinjauan Pustaka 1. Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

Otitis media supuratif kronis (OMSK) dahulu disebut otitis media perforata atau dalam masyarakat Indonesia biasa disebut congek adalah infeksi kronis pada telinga tengah karena adanya perforasi membran timpani dan sekret (encer atau kental dan bening atau berupa nanah) yang keluar dari lubang telinga luar secara terus menerus atau hilang timbul. Penyakit OMSK sebagian besar merupakan kelanjutan dari otitis media akut (OMA) dan sebagian kecil akibat trauma telinga dari perforasi membran timpani (Djafaar et al., 2007).

(4)

faktor sosio ekonomi, gizi yang rendah, terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, kepadatan penduduk dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit ini sehingga masyarakat tidak berobat secara tuntas. Infeksi OMSK kadang-kadang berasal dari telinga luar masuk ke telinga tengah melalui perforasi membran timpani, maka terjadilah proses inflamasi. Apabila terbentuk pus akan terjerat di dalam kantong mukosa telinga tengah. Dengan perbaikan fungsi ventilasi telinga tengah dan pengobatan yang cepat dan adekuat, maka proses patologis akan berhenti dan kelainan mukosa akan kembali normal (Djafaar et al., 2007).

2. Bakteri

Kuman penyebab OMSK dibagi dalam kuman Gram negatif yaitu Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella, dan Proteus. Kuman Gram positif yaitu Staphylococcus aureus dan ditemukan juga spesies fungi yaitu Aspergillus spp dan Candida spp (Chavan et al., 2014; Sharma and Gagandeep, 2014). Menurut Locke (2013) kuman penyebab OMSK yaitu Streptococcus pneumoniae, Streptococcus pyogenes dan Haemophilus influenzae.

Kuman Pseudomonas aeruginosa menghasilkan pigmen hijau-biru (piosianin) bila ditanam pada agar normal dan termasuk kuman aerob. Secara biokimia, Pseudomonas aeruginosa dapat dibedakan dari golongan Enterobacteriaceae dengan reaksi oksidasi positif. Pewarnaan Gram menunjukkan Gram negatif. Sejumlah infeksi seperti infeksi luka, infeksi saluran kemih dan septikemia disebabkan oleh infeksi Pseudomonas aeruginosa. Kuman Proteus penyebarannya lokal dari flora fekal. Pewarnaan menunjukkan kuman Gram negatif.termasuk dalam kuman aerob (Locke et al., 2013).

3. Pengobatan

(5)

aminoglikosida. Penggunaannya harus diperhatikan efek ototoksik dari beberapa sediaan dan tidak boleh lebih dari 1 minggu. Obat tersebut dapat dikombinasikan dengan kortikosteroid sebagai antiinflamasi. Cara pemilihan antibiotikanya (Tabel 1) berdasarkan hasil kultur bakteri penyebab dan uji resistensi. Masing-masing bakteri memiliki sensitivitas terhadap antibiotika berbeda-beda (Djaafar et al, 2007).

Tabel 1. Terapi antibiotika sistemik yang dianjurkan pada otitis media supuratif kronis

Kuman aerob Antibiotika sistemik

Pseudomonas Aminoglikosida ± karbenisilin

P. mirabilis Ampisilin atau sefalosporin

P. morgani P. vulgaris

Aminoglikosida ± karbenisilin

Klebsiella Sefalosporin atau aminoglikosida

E. coli Ampisilin atau sefalosporin

S. aureus Anti-staphylococcus penisilin, sefalosporin, eritromisin, aminoglikosida Streptococcus Penisilin, sefalosporin, eritromisin, aminoglikosida

B. fragilis Klindamisin

(Nursiah, 2003) 4. Resistensi bakteri

Resistensi merupakan masalah yang menimbulkan ancaman serius terhadap pengobatan pada banyak penyakit kronis. Tiga mekanisme cara berkembangnya resistensi obat yaitu resistensi yang diperantarai plasmid, mutasi beberapa kromosom atau satu kromosom, dan jumping gen atau transposom. Pada tingkat molekuler, terdapat tiga mekanisme kuman merusak fungsi antibiotika sehingga terjadi resistensi yaitu mengubah situs target sehingga menyebabkan kecil kemungkinan antibiotika berinteraksi dengan situs target, membatasi akses ke situs target, dan inaktivasi antibiotika. Antibiotika golongan β-laktam banyak digunakan dalam terapi, namun dilaporkan memiliki resistensi pada beberapa bakteri dengan mekanisme mengubah situs target, membatasi akses ke situs target dan inaktivasi antibiotika (Locke et al., 2013).

5. Vitek®

(6)

penelitian kepekaan antibiotika lebih nyaman, sederhana, dan akurat untuk identifikasi bakteri rutin tunggal, dan database harus selalu diperbaharui agar lebih spesifik dalam menguji kepekaan (Dubois et al., 2012).

E. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh data ilmiah sebagai berikut : 1. Pola kuman hasil kultur sekret telinga tengah penderita otitis media supuratif

kronis (OMSK) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi.

2. Uji sensitivitas kuman terhadap antibiotika pada penderita otitis media supuratif kronis (OMSK) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi. 3. Ketepatan penggunaan antibiotika pada penderita otitis media supuratif kronis

Gambar

Tabel 1. Terapi antibiotika sistemik yang dianjurkan pada otitis media supuratif kronis

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu penulisan ilmiah ini, yang berjudul Pembuatan Website Promosi Penyewaan Peralatan Video Shooting HyPro Studio Dengan Menggunakan PHP Dan Macromedia Dreamweaver MX

VERIFIKASI NOMINASI PESERTA UJIAN SEKOLAH/MADRASAH MI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2016/2017.. A. Status Ijin Operasional*) : tidak berlaku / berlaku

Penulisan ilmiah ini adalah penelitian penulis terhadap penjualan barang pada toko olahraga yaitu pada Toko Maestro yang belum terkomputerisasi dalam proses penjualannya.

(4) faktor dari dalam diri anak. Keluarga adalah lingkungan pertama dalam kehidupan anak. Di dalam keluarga, anak diajarkan dan dibiasakan dengan norma-norma sosial untuk

Internet dapat memperkenalkan segala sesuatu dengan jelas, seperti memperkenalkan informasi tentang usaha salon kecantikkan dengan tujuan membantu bagi para remaja putri lebih

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : BA/24/II/2015/ULP, tanggal 11 Februari 2015, sehubungan dengan pengadaan pekerjaan tersebut di atas, kami Unit

Membuat persamaan logika sesuai tabel kebenaran hasil penuangan karateristik rangkaian yang diinginkan dengan teliti, jujur, dan tanggung jawab1. Menerapkan kaidah-kaidah

Please contact Indonesia representative office (Indonesian Embassy, Indonesia Consulate General, IETO in Taiwan, Trade Attache and the Indonesia Trade Promotion Office (ITPC) to