• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA

MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan

Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011)

SKRIPSI

OLEH

BUDI MUSTOFA

NIM. X 1808092

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

commit to user ABSTRAK

Budi Mustofa : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011).

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan Karanganom Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 dalam menyelesaikan soal cerita matematika dengan pembelajaran kooperatif.

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi Penelitian Tindakan Kelas dengan langkah-langkah menyusun perencanaan mengadakan tindakan, melakukan pengamatan atau observasi, melaksanakan analisis dan refleksi.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan tiap siklus dilaksanakan tiga kali pertemuan dengan rata-rata hasil tes 63,30 dengan prosentase ketuntasan 66,66% dengan KKM 60 dilaksanakan pada bulan Pebruari 2011. Pada siklus kedua dilaksanakan pada bulan Maret 2011 setelah tes akhir yang diikuti oleh 6 siswa diperoleh nilai rata-rata kelas 65,00 dan prosentase ketuntasan 83,33% dari 6 siswa hanya 1 siswa yang belum memperoleh nilai sesuai dengan KKM yaitu 60, sedangkan 5 siswa telah mencapai nilai KKM (di atas KKM). Data hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika.

Dari keseluruhan putaran siklus dapat disimpulkan bahwa peneliti mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika, serta meningkatkan motivasi belajar dengan memberikan penguatan dan memberi kesempatan siswa lebih berpartisipasi dalam pembelajaran.

(5)

commit to user MOTTO

Bila ingin menguasai dunia Kuasailah pemuda

(Moch Zamin)

Ing ngarso sung tuladha

Ing madya mangun karso

Tut wuri handayani

(Ki Hajar Dewantoro)

(6)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan Judul PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011).

Dalam penyusunan skripsi peneliti telah banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka peneliti sampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dan bimbingannya bagi penulis untuk menyusun skripsi ini.

2. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd., Ketua Program Studi PGSD dan Program PJJ PGSD FKIP UNS Surakarta.

3. Dr. Riyadi, M.Si., Dosen Pengampu mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas UNS Surakarta.

4. Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan kesabaran sehingga terwujud laporan PTK ini.

5. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan kesabaran sehingga terwujud skripsi ini.

6. Dosen PJJ S1 PGSD UNS Surakarta.

7. Sri Pujianti, S.Pd., Kepala SD Negeri 1 Jambeyan Karanganom Klaten yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian ini.

8. Seluruh guru dan karyawan SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten yang telah memberikan bantuan dalam melaksanakan penelitian.

Kritik dan saran perbaikan peneliti harapkan semoga Laporan ini ada manfaatnya demi perkembangan dan kemajuan pendidikan.

(7)

commit to user DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ... ii

PERSETUJUAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 4

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 4

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 5

3. Soal Cerita Matematika ... 8

4. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika ... 9

5. Langkah-langkah Menyelesaikan Soal Cerita ... 5

B. Kerangka Berpikir ... 11

C. Hipotesis Tindakan ... 12

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

B. Subjek Penelitian ... 13

C. Data dan Sumber Data ... 13

D. Teknik Pengumpulan Data ... 14

E. Validasi Data ... 14

F. Teknik Analisis Data ... 14

G. Indikator Kinerja ... 15

(8)

commit to user BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 20 B. Pembahasan ... 24 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ... 25 B. Implikasi ... 25 C. Saran ... 26 DAFTAR PUSTAKA

(9)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan yang sangat penting dan menentukan. Pendidikan di sekolah dasar sangat perlu sebagai konsep dasar untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Ibarat sebuah bangunan, pendidikan di sekolah dasar merupakan pondasinya. Bangunan akan tetap kokoh apabila mempunyai pondasi yang kokoh pula.

Sasaran utama pendidikan di sekolah dasar adalah memberikan bekal secara optimal tentang tiga kemampuan dasar yang meliputi kemampuan baca, tulis dan hitung. Apabila tiga kemampuan dasar di sekolah dasar lemah, maka akan berdampak negatif bagi pemahaman materi pelajaran yang lain.

Keberhasilan proses belajar mengajar umumnya diukur dengan keberhasilan peserta didik dalam memahami dan menguasai materi yang diberikan. Semakin banyak siswa yang mencapai tingkat pemahaman dan penguasaan materi, maka akan semakin tinggi keberhasilan dari proses belajar mengajar tersebut. Tujuan proses kegiatan belajar mengajar secara ideal adalah agar bahan yang dipelajari sepenuhnya dikuasai oleh siswa atau mastery learning atau belajar tuntas artinya penguasaan penuh.

Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui ulangan umum semester ternyata mata pelajaran matematika memiliki nilai rata-rata rendah dibanding nilai mata pelajaran lain. Dari hasil evaluasi matematika yang diikuto oleh 10 siswa mengerjakan tentang soal cerita diperoleh hasil 6 siswa mendapat nilai < 6 (nilai KKM 6), sedangkan 4 siswa mendapat nilai > 6. Capaian keberhasilan hanya 40%.

Pada dasarnya pengajaran matematika adalah mempersiapkan peserta didik agar dapat menerapkan matematika secara tepat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain belajar menyelesaikan soal matematika bentuk cerita dapat mempersiapkan peserta didik menggunakan Matematika dalam kehidupan nyata.

(10)

commit to user

operasional tetapi juga pemahaman mengenai soal atau masalah yang ditanyakan. Salah satu pendekatan yang selaras dalam penyelesaian soal cerita adalah pendekatan bernuansa pemecahan masalah dan bersifat konstruktif. Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika yang konstruktif adalah pembelajaran kooperatif yang menciptakan keberhasilan individu dipengaruhi oleh keberhasilan dalam kelompoknya.

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Gagne dan Briggs melukiskan pembelajaran sebagai upaya orang yang tujuannya adalah membantu orang belajar (Gradler, 1991:205).

Menurut Slavin (1985) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4 - 6 orang dengan struktur kelompok heterogen.

Berdasar uraian tersebut di atas sangat diperlukan adanya upaya mengoptimalkan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal Matematika dalam bentuk cerita, maka penelitian ini diberi judul ”Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diindentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Apakah melalui pembelajaran kooperatif Tipe STAD, meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan?

(11)

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk :

1. Meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 dalam menyelesaikan soal cerita matematika dengan pembelajaran kooperatif Tipe STAD.

2. Meningkatkan penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dalam mencapai kebenaran menjawab soal matematika.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat : 1. Manfaat Teoritis

a. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dengan pokok permasalahan yang hampir sama dengan penelitian ini.

b. Menambah jumlah referensi yang berkaitan dengan metode pembelajaran kooperatif.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk peserta didik/siswa

Peserta didik dapat berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain, selain itu juga dapat meningkatkan keterampilannya dalam menyelesaikan soal-soal matematika bentuk cerita.

b. Untuk guru

Dapat digunakan sebagai masukan bagi guru sekolah dasar, khususnya guru kelas IV dalam memperoleh pendekatan dan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika kelas IV.

c. Untuk sekolah

(12)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.

Menurut Slavin (1985) Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.

Sunal dan Hans (2000) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Selanjutnya Stahl (1994) menyatakan pembelajaran kooeratif dapat meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial.

Terkait dengan itu, hasil penelitian Suryadi (1999) pada pembelajaran matematika menyimpulkan bahwa salah satu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah pembelajaran kooperatif.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas belajar dengan model kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman dan saling memberikan pendapat (sharing ideas).

Unsur-unsur pembelajaran kooperatif menurut Lungdren (1994) sebagai berikut :

a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam atau berenang bersama.

b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya dalam mempelajari materi yang dihadapi.

(13)

commit to user

d. Para siswa membagi tugas dan tanggung jawab di antara para anggota kelompok.

e. Para siswa diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

f. Para siswa berbagai kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar.

g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern sebagai berikut :

a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang.

b. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai untuk mendukung pembelajaran.

c. Ada kecenderungan topik permasalahan meluas selama kegiatan diskusi. d. Saat diskusi terkadang didominasi oleh seseorang, sehingga siswa lain pasif.

Faktor ekstern erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah tentang pelaksanaan tes yang terpusat seperti EBTA/EBTANAS ataupun UAN sehingga KMB di kelas cenderung dipersiapkan untuk keberhasilan perolehan NEM.

Adapun macam-macam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : a. Metode STAD

b. Metode Jigsaw

c. Metode G (Group Investigasi)

d. Metode struktural yang meliputi : mencari pasangan, bertukar pasangan, berkirim surat dan soal, bercerita berpasangan, dua tinggal dua tamu, keliling kelompok, kancing gemerincing, teknik tebak pelajaran, dan teknik Team Quiz (TQ).

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD a. Pengertian Metode STAD

(14)

commit to user

berdasar pada teori belajar kognitif. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator belajar dan bertugas menciptakan situasi belajar yang kondusif bagi peserta didik, sedangkan peserta didik bekerja sama dalam kelompoknya dalam memecahkan masalah.

Menurut Slavin (2008:143) STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4 - 5 orang), diskusikan bahan belajar, LKS, modul secara kolaboratif, sajian presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.

b. Komponen Metode STAD

Menurut Slavin (2008:143) menyatakan bahwa, STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu : presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual dan rekognisi tim.

Presentasi kelas. Materi pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi diperkenalkan di dalam kelas oleh guru. Dalam presentasi haruslah benar-benar berfokus pada STAD.

Kelompok atau tim terdiri dari empat atau lima siswa yang berbeda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan ras (suku). Siswa bekerja dengan kelompok terhadap tugas yang diberikan dengan cara didiskusikan bersama anggota kelompoknya. Bila siswa merasa kesulitan maka siswa yang mampu harus membantu kesulitan teman sekelompoknya, jika kelompok taidak dapat mengatasinya maka perlu meminta bantuan guru.

(15)

commit to user

Skor kemajuan individual. Tujuan adanya skor kemajuan individual adalah untuk memberikan hasil akhir yang maksimal pada setiap peserta didik. Hal ini akan dapat diperoleh kalau siswa lebih keras dalam melaksanakan kuis.

Penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok ditentukan berdasarkan nilai rata-rata kelompok yang diperoleh dengan cara menghitung nilai perkembangan dari setiap anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok tersebut.

Penerapan Student Teams Achievement Division (STAD) dalam proses pembelajaran tidak jauh berbeda dengan tipe kooperatif yang lain. Student Teams Achievement Division (STAD) mempunyai ciri khusus yaitu pada akhir pembelajaran guru memberi kuis.

c. Langkah-langkah Metode STAD

Menurut Sugiyanto (2009:44) menyatakan bahwa, “Para guru

menggunakan metode STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru

kepada siswa”. Dalam metode STAD terdapat beberapa langkah, langkah

pertama adalah memperkenalkan materi dalam presentasi di dalam kelas, baik itu materi yang dibuat sendiri maupun materi yang diadaptasikan dari buku teks atau sumber-sumber terbitan lainnya.

Langkah kedua dalam STAD adalah membagi siswa ke dalam Tim atau kelompok, masing-masing terdiri empat atau lima anggota kelompok. Diusahakan tiap tim memiliki anggota yang heterogen baik jenis kelamin, ras, etnik mapun kemampuan. Bila perlu dibuat terlebih dahulu daftar siswa berdasarkan kemampuannya sehingga mudah dalam membaginya ke dalam tim.

Langkah ketiga tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim. Selanjutnya secara individual atau tim dievaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari.

(16)

commit to user

yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Bila perlu beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria atau standar tertentu.

Berdasarkan uraian di atasa maka dapat disimpulkan bahwa inti dari STAD adalah guru menyampaikan suatu materi, kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat atau lima orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Setelah selesai mereka menyerahkan pekerjaannya secara tunggal untuk setiap kelompok kepada guru. Yang terakhir adalah adanya penghargaan terhadap tim.

Tipe ini dikembangkan oleh Slavin, dan merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

Lima tahapan yang dijalani dalam kooperatif tipe ini adalah : a. Penyajian materi.

b. Tahap kegiatan kelompok. c. Tahap tes individual

d. Tahap penghitungan skor perkembangan individu. e. Tahap pemberian penghargaan kelompok.

3. Soal Cerita Matematika

(17)

commit to user 4. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika

Kemampuan berasal dari kata mampu yang memperoleh awalan ke- dan akhiran -an yang berarti sanggup. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kemampuan diartikan kesanggupan atau kecakapan untuk melakukan sesuatu.

Kemampuan menyelesaikan soal cerita Matematika adalah kemampuan atau kecakapan dalam menyelesaikan tugas atau soal dalam pelajaran Matematika yang erat kaitannya dengan masalah kehidupan sehari-hari, di mana soal tersebut disajikan dalam bentuk cerita.

5. Langkah-langkah Menyelesaikan Soal Cerita

Tingkat kesulitan soal cerita berbeda dengan tingkat kesulitan soal bentuk hitungan (kalimat matematika) yang dapat dilakukan penyelesaiannya secara langsung. Penyelesaian soal cerita memerlukan tingkat pemahaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyelesaian soal berbentuk hitungan. Selain itu pemilihan soal cerita akan mempengaruhi strategi yang akan digunakan oleh siswa akan menyelesaikannya.

Menurut Gatot Muhstyo (2008:1.13) kendala utama peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita adalah mereka mengalami kesulitan memahami makna bahasa dari kalimat yang digunakan karena adanya istilah matematika yang perlu diganti dalam bentuk lambang. Misalnya jumlah, hasil kali, selisih, perbandingan dan kaitannya dengan pengertian bahasa.

a. Kembalian (dalam pembelian) terkait penjumlahan. b. Pajak (dalam pembelian) terkait penjumlahan. c. Kehilangan terkait pengurangan.

d. Dan terkait dengan penjumlahan. e. Setiap (harga barang) terkait perkalian.

(18)

commit to user a. Memahami persoalan

Untuk mengetahui apakah seorang siswa mengerti persoalannya siswa dapat menulis kembali soal itu dalam kata-kata sendiri, menulis soal itu dalam bentuk lain, menulis dalam bentuk yang lebih operasional, menulis dalam bentuk rumus maupun dalam bentuk gambar.

b. Membuat rencana atau cara untuk menyelesaikannya

Dalam pembuatan rencana untuk menentukan cara yang akan digunakan dalam menyelesaikan soal, dan dimungkinkan untuk membuat hipotesis sebagai jawaban sementara.

c. Menjalankan rencana

Menyelesaikan soal itu dengan cara yang lebih ditentukan pada langkah sebelumnya.

d. Melihat kembali

Langkah ini untuk mengecek benar tidaknya kita menyelesaikan soal itu, juga untuk melihat alternatif penyelesaian atau cara yang lebih baik (praktis, efisien dan lain-lain).

Terdapat empat langkah untuk menyelesaikan soal cerita seperti dikemukakan oleh Nandang dalam Syafri Ahmad (2001:172) sebagai berikut : a. Memahami soal cerita dengan menentukan apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan dari soal tersebut.

b. Menerjemahkan soal itu ke dalam model (kalimat) matematika. c. Menyelesaikan model (kalimat) matematika.

d. Memeriksa kembali hasil (jawaban) yang diperoleh.

(19)

commit to user

B. Kerangka Berpikir

Tujuan pembelajaran dapat diduga tercapai apabila guru dalam menyampaikan bahan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif yang memiliki teknik yang tepat dalam menyajikan materi soal cerita matematika. Melihat kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif pada pembelajaran matematika dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal matematika dalam bentuk cerita.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelejaran yang memandang keberhasilan individu diorientasikan dalam keberhasilan kelompok. Dalam hal ini, siswa mendorong pada teman-temannya untuk bersama-sama berhasil dalam belajar.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja sama dalam belajar dan bertanggungjawab atas pembelajaran yang dilakukan. Model ini menekankan pada tujuan dan keberhasilan kelompok yang dapat dicapai jika semua anggota kelompok mempelajari apa yang diajarkan.

Dalam kerangka berpikir ini dijelaskan tindakan dan indikator pencapaian target dari setiap siklus. Pada siklus pertama pada penyelesaian soal cerita, dengan indikator pencapaian 80% siswa mencapai nilai KKM. Sedangkan bila pada siklus pertama belum mencapai indicator pencapaian maka penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini :

─ Perencanaan kooperatif tipe STAD dalam menyelesaikan soal cerita matematika operasi penjumlahan bilangan pecahan

Dengan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat menyelesaikan kemampuan soal

(20)

commit to user

C. Hipotesis Tindakan

(21)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Jambeyan, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten dengan alasan :

a. Peneliti sebagai tenaga pendidik di sekolah tersebut.

b. Peneliti ingin mengadakan inovasi pembelajaran pada sekolah tersebut. c. Sekolah tersebut belum pernah dijadikan objek penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2010/2011 pada bulan Pebruari sampai dengan April tahun 2011.

Pelaksanaan Tindakan Siklus I : tanggal 9, 16, dan 23 Pebruari 2011 Pelaksanaan Tindakan Siklus II : tanggal 9, 16, dan 23 Maret 2011

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa SD Negeri 1 Jambeyan, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten. Dengan jumlah 6 siswa terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan.

C. Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan ada tiga data yaitu data yang berhubungan dengan proses, dampak tindakan yang akan dilakukan. Data yang berhubungan dengan proses berupa data tentang peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika melalui pembelajaran kooperatif.

Dalam penelitian ini sumber data primer yang dapat dimanfaatkan antara lain :

(22)

commit to user

2. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran matematika kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian diperlukan alat atau metode untuk mendapatkan data yang tepat dan objektif. Penetapan metode pengumpulan data berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai juga berdasarkan kebutuhan sumber data. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknis tes.

Untuk mendukung penggunaan teknik pengumpulan data maka diperlukan alat pengumpulan data. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini antara lain adalah lembar observasi, lembar kerja siswa, dan lembar evaluasi.

E. Validasi Data

Di dalam penelitian diperlukan adanya validasi data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya dapat mencerminkan apa yang sebenarnya diukur dan diteliti. Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian diusahakan kebenarannya.

Untuk menjamin dan menguji kesahihan data yanga digunakan, maka validasi data dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data. Trianggulasi data maksudnya yaitu mengumpulkan data sejenis dari sumber yang berbeda. Jadi data dan informasi yang diperoleh selalu dikomparasi dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi koheren yang sama atau sumber yang berbeda.

Trianggulasi data dalam penelitian ini seperti saat pengambilan data keaktifan siswa dengan diobservasi oleh guru, hasil tes dinilai oleh guru.

F. Teknik Analisis Data

(23)

commit to user

data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai sesuatu proses siklus.

Untuk lebih jelasnya, proses analisis kualitatif dengan model interaktif dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka dapat dikumpulkan.

2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.

3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik di kelas.

4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.

5. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi susunan laporan.

6. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian.

7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator kinerja adalah: apabila 80% dari jumlah siswa kelas IV mencapai nilai KKM, sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran matematika adalah 6,00.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran secara lengkap mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Prosedur penelitian mencakup tahap-tahap:

1. Pengembangan Fokus Masalah Penelitian.

(24)

commit to user

dapat memperoleh data tentang kondisi awal siswa. Data-data yang lain juga dapat dikembangkan baik berasal dari guru, siswa, bahan ajar, interaksi pembelajaran, hasil pembelajaran, media dan sebagainya.

2. Perencanaan Tindakan

Perencanaan-perencanaan tindakan yang perlu dipersiapkan untuk tindakan perbaikan adalah: (1) Menyusun skenario pembelajaran. Dalam skenario pembelajaran berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru, bentuk-bentuk yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang telah direncanakan; (2) Mempersiapkan fasilitas-fasilitas dan sarana pendukung yang dioerlukan; (3) Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dari hasil tindakan perbaikan.

3. Pelaksanaan Tindakan

Setelah direncanakan dengan baik, tindakan perbaikan dilaksanakan dalam situasi aktual. Pada saat yang bersamaan, tindakan perbaikan tersebut disertai dengan observasi.

4. Observasi

Pada observasi ini, dilakukan perekaman mengenai segalam peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan dengan menggunakan blangko pengamatan/lembar observasi.

5. Analisis dan Refleksi

Pada tahap analisis data, yang dilakukan adalah menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstrasikan, mengorganisasi data secara sistematikdan rasional. Hasil analisis kemudian direfleksi, yaitu dikaji apa yang telah dan/atau tidak terjadi. Apa yang telah dihasilkan atau dituntaskan oleh tindakan perbaikan. Hasil refleksi ini digunakan untuk menetapkan langkah lanjut dalam rangka mencapai tujuan penelitian tindakan kelas, apakah penelitian ini akan dilanjutkan atau dihentikan.

6. Perencanaan Tindak Lanjut

(25)

commit to user

observasi pada siklus I. Dengan prosedur yang sama penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada siklus berikutnya apabila masalah yang diteliti belum tuntas pada siklus ke 2.

Rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini :

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa prosedur tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Masalah

Rencana I Tindakan I

Refleksi I Observasi I

Rencana II Tindakan II

Refleksi II Observasi II

Masalah Terselesaikan

SIKLUS I

(26)

commit to user 1. Siklus 1

a. Rencana Tindakan

Rencana tindakan adalah rencana yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan tindakan penelitian. Dalam hal ini adalah pembelajaran kooperatif guna meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada penjumlahan bilangan pecahan desimal.

b. Rencana Pelaksanaan Tindakan Kelas

Rencana pelaksanaan tindakan berarti perlakuan yang dilaksanakan dalam rangka mengatasi permasalahan penelitian. Tindakan yang ditempuh adalah belajar kelompok untuk menyelesaikan beberapa soal cerita tentang operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan desimal.

c. Observasi

Observasi berarti pengamatan dan pencacatan terhadap pelaksanaan dan hasil pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Guru mencacat kegiatan belajar anak didiknya dalam mengerjakan soal tugas kelompok maupun kuis secara individu.

d. Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja Sklus I. Evaluasi data penilaian untuk menilai hasil atau dampak pembelajaran kooperatif yang akan dilaksanakan pada akhir siklus I. Sasaran dari evaluasi ini adalah paling tidak terdapat 80% peserta didik yang dapat mencapai KKM dalam pengerjaan soal cerita tentang operasi hitung penjumlahan pecahan desimal. Apabila dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa sasaran belum tercapai, maka perlu dilakukan tindakan lanjutan pada siklus II.

2. Siklus II

a. Rencana Tindakan

(27)

commit to user b. Rencana Pelaksanaan Tindakan Kelas

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II adalah mengadakan belajar kelompok dalam menyelesaikan soal cerita tentang operasi hitung penjumlahan pecahan desimal.

c. Observasi

Observasi berarti pengamatan dan pencacatan terhadap pelaksanaan dan hasil pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II. Guru mencacat kegiatan belajar anak didiknya dalam mengerjakan soal tugas kelompok maupun kuis secara individu.

d. Refleksi

(28)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Menurut data diperoleh dalam melaksanakan pembelajaran Matematika sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar di kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten tahun ajaran 2010/2011 dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kondisi Awal

Kondisi awal di kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten rata-rata hasil ulangan matematika 50% siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Nilai terendah dicapai siswa adalah 40 dan nilai tertinggi 70. Gambaran keseluruhan nilai seperti pada daftar berikut :

Daftar Hasil Penilaian Rata-rata pada Kondisi Awal KKM : 60

(29)

commit to user

Dari data di atas dengan responden 6 siswa, hasil penelitian kondisi awal dengan ketuntasan 50% dengan KKM : 60.

2. Siklus Pertama (Siklus I)

a. Tahap Persiapan Tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran matematika tentang pecahan desimal.

2) Menyiapkan media pembelajaran. 3) Menyiapkan soal tes.

4) Menyiapkan lembar penilaian. 5) Membuat lembar observasi. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang dipersiapkan.

c. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada kegiatan ini yang dilakukan peneliti :

1) Memonitor siswa selama proses pembelajaran.

2) Menilai hasil yang dicapai setelah pelaksanaan pembelajaran.

(30)

commit to user Grafik Hasil Penilaian Siklus I

Dari data di atas dengan responden 6 siswa pada siklus I diperoleh nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40, rata-rata nilai 63,33, ketuntasan 66,66%.

d. Tahap Refleksi

1) Berdasarkan hasil observasi sebagian siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran perlu ditingkatkan kreatifitasnya.

2) Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran masih perlu ditingkatkan. 3) Perlu dilaksanakan tindakan siklus II.

e. Identifikasi kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I.

Kendala dan masalah antara lain sebagai berikut :

1) Sebagian siswa kurang mampu memahami soal cerita matematika. 2) Sebagian siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran.

3) Belum mampu berdiskusi dengan baik.

3. Siklus Kedua (Siklus II)

a. Tahap Persiapan Tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Menyiapkan media pembelajaran. 3) Menyiapkan soal tes.

(31)

commit to user b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang dipersiapkan.

c. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, yang dilakukan peneliti adalah :

1) Memonitor siswa selama proses pembelajaran.

2) Menilai hasil yang dicapai setelah pelaksanaan pembelajaran.

Daftar Hasil Penilaian Rata-rata pada Siklus II KKM : 60

Grafik Hasil Penilaian Siklus II

Dari data di atas dengan responden 6 siswa pada siklus II diperoleh nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 50, rata-rata nilai 65, ketuntasan 83,33%.

(32)

commit to user d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil analisa dan observasi masih terdapat satu siswa belum mencapai KKM yang ditetapkan. Pencapaian hasil ketuntasan pada siklus II 83,33%, tidak perlu dilaksanakan siklus berikutnya.

e. Identifikasi kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II.

Kendala dan masalah antara lain sebagai berikut :

Satu siswa mengalami lambat menangkap isi bacaan soal cerita karena masih mengeja saat membaca.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penilaian menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran pada siklus sebagai berikut :

1. Siklus I

Pada siklus I siswa sudah siap menerima materi tentang pecahan desimal. Konsep pecahan mudah disampaikan terlebih dahulu, kemudian diberi tugas rumah secara mandiri. Dengan demikian siswa dapat mencoba sendiri. Ketika dihadapkan pada diskusi kelas hasil pembelajaran masih perlu adanya pembenahan dari beberapa aspek pembelajaran agar mencapai hasil yang lebih baik.

2. Siklus II

(33)

commit to user BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten.

Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Pada kondisi awal sebelum tindakan nilai rata-rata mata pelajaran matematika kelas IV semester genap adalah 56,60 dengan KKM 60 hanya 50% siswa yang mampu

mencapai nilai ≥ 60. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 63,30 dengan KKM

60 ketuntasan belajar siswa mencapai 66,66% yang berarti meningkat 16,66%. Sedangkan pada siklus nilai rata-rata kelas mata pelajaran matematika 65,00 dengan KKM 60 ketuntasan belajar siswa mencapai 83,33% yang berarti meningkat 33,33% dari kondisi awal.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika. Model yang dipakai dalam penelitian adalah model siklus. Prosedur penelitiannya terdiri dari 2 siklus. Adapun indikatornya adalah menyelesaikan soal cerita matematika. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis hasil penelitian sebagai berikut : a. Implikasi Teoritis

(34)

commit to user

Hasil penelitian ini memperkuat teori yang menyatakan bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika.

b. Implikasi Praktis

Penelitian telah membuktikan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa khususnya soal cerita matematika.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan prestasi dan hasil belajar siswa yang akan dicapai. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat bagi siswa.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Diharapkan guru-guru SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten mampu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran khususnya matematika.

(35)

commit to user DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, dkk, 2010. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta. Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.

Gatot Muhsetyo. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Isjoni, 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

John A. Van De Walle. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta : Erlangga.

Nyimas Aisyah, ddk, 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta. Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.

Slavin Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori dan Praktek. Bandung : Nusa Media.

Sugiyanto, 2009. Model-model Pembelajaran Kooperatif. Surakarta. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.

(36)

commit to user

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

SATUAN PENDIDIKAN : SD NEGERI 1 JAMBEYAN

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

KELAS / SEMESTER : IV / 2

WAKTU : 6 X 35 menit (3 X Pertemuan) PELAKSANAAN : Pertemuan 1 : 9 Maret 2011

Pertemuan 2 : 16 Maret 2011

Pertemuan 3 : 23 Maret 2011

I. STANDAR KOMPETENSI

6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

II. KOMPETENSI DASAR

6.4 Mengurangkan pecahan.

III. INDIKATOR

6.4.2 Menerapkan pengurangan bilangan pecahan dalam memecahkan masalah.

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah memperhatikan penjelasan guru siswa dapat : 1. Menyelesaikan soal pengurangan pecahan desimal.

2. Menyelesaikan soal cerita tentang pengurangan pecahan desimal. 3. Menyelesaikan soal pengurangan berbagai pecahan.

4. Menyelesaikan soal cerita tentang pengurangan berbagai pecahan.

V. DAMPAK PENGIRING

Setelah selesai pembelajaran siswa dapat terampil memecahkan masalah yang berhubungan dengan pengurangan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.

VI. MATERI PEMBELAJARAN

1. Mengurang pecahan desimal :

0,7 - 0,5 = …

0,93 0,5

……. -

(37)

commit to user

VII. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN

1. Metode : Ceramah Demonstrasi Diskusi Tugas

2. Model pembelajaran : Kooperatif Tipe STAD

VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan No Kegiatan Waktu Metode

I 1 PENDAHULUAN

a. Mengkondisikan kelas siap menerima pelajaran.

b.Tanya jawab tentang macam pecahan.

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

a. Siswa mengamati peragaan pe-ngurangan pecahan.

b.Guru memfasilitasi siswa untuk kerja kelompok.

c. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok masing-masing ber-anggota 2 siswa.

d.Guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan masing-masing kelompok dengan diskusi.

e. Guru memberi umpan balik, penguatan, serta motivasi kepada siswa yang kurang aktif.

40 menit Demonstrasi ceramah tugas

3 PENUTUP

a. Siswa mengerjakan evaluasi. b. Siswa membuat kesimpulan

bersama guru.

c. Siswa bersama guru melakukan refleksi.

d. Guru menginformasikan materi selanjutnya.

(38)

commit to user II 1. PENDAHULUAN

a. Mengkondisikan kelas siap menerima pelajaran.

b. Tanya jawab tentang soal cerita. c. Menjelaskan tujuan

pem-belajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

10 menit Ceramah, Tanya jawab

2. KEGIATAN INTI

a. Siswa memperhatikan pen-jelasan guru mengenai soal cerita pengurangan pecahan.

b. Guru memfasilitasi siswa untuk kerja kelompok.

c. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok masing-masing ber-anggota 2 siswa.

d. Guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan masing-masing kelompok dengan diskusi.

e. Guru memberi umpan balik, penguatan, serta motivasi kepada siswa yang kurang aktif.

40 menit Demonstrasi ceramah tugas

3. PENUTUP

a. Siswa mengerjakan evaluasi. b. Siswa membuat kesimpulan

bersama guru.

c. Siswa bersama guru melakukan refleksi.

d. Guru menginformasikan materi selanjutnya.

20 menit Tugas ceramah

III 1. PENDAHULUAN

a. Mengkondisikan kelas siap menerima pelajaran.

b. Tanya jawab tentang soal cerita. c. Menjelaskan tujuan

pem-belajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

10 menit Ceramah, Tanya jawab

2. KEGIATAN INTI

a. Siswa memperhatikan pen-jelasan guru mengenai soal cerita pengurangan pecahan.

(39)

commit to user

b. Guru memfasilitasi siswa untuk kerja kelompok.

c. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok masing-masing ber-anggota 2 siswa.

d. Guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan masing-masing kelompok dengan diskusi

e. Guru memberi umpan balik, penguatan, serta motivasi kepada siswa yang kurang aktif.

3. PENUTUP

a. Siswa mengerjakan evaluasi. b. Siswa membuat kesimpulan

bersama guru.

c. Siswa bersama guru melakukan refleksi.

d. Guru menginformasikan materi selanjutnya.

20 menit Tugas ceramah

IX. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Media : Gambar/model pecahan

Jambeyan, 8 Maret 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Kelas IV

SRI PUJIANTI, S.Pd. BUDI MUSTOFA

(40)

commit to user

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

SATUAN PENDIDIKAN : SD NEGERI 1 JAMBEYAN

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

KELAS / SEMESTER : IV / 2

6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

II. KOMPETENSI DASAR

6.3 Menjumlahkan pecahan.

III. INDIKATOR

6.3.1 Mampu menjumlahkan bilangan pecahan.

6.3.2 Mampu melakukan penjumlahan bilangan pecahan.

6.3.3 Menerapkan penjumlahan pecahan dalam memecahkan masalah.

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah memperhatikan penjelasan guru siswa dapat : 1. Menjumlahkan bilangan pecahan.

2. Menerapkan penjumlahan bilangan pecahan dalam memecahkan masalah sehari-hari.

V. DAMPAK PENGIRING

Setelah selesai pembelajaran siswa dapat terampil memecahkan masalah yang berhubungan dengan penjumlahan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.

VI. MATERI PEMBELAJARAN

1. Mengurang pecahan desimal : 0,4 + 0,27 = …

0,436 0,214

……. +

(41)

commit to user contoh :

Jarak rumah Deksa ke rumah Monik 0,5 km. Jarak rumah Monik ke rumah Rendi 0,2 km.

Berapa km jarak rumah Deksa ke rumah Rendi melewati rumah Monik?

VII. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN

1. Metode : Ceramah Tanya jawab Diskusi

2. Model pembelajaran : Kooperatif Tipe STAD

VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Pertemuan Kegiatan Waktu Metode

1 I PENDAHULUAN

a. Mengkondisikan kelas siap menerima pelajaran. b. Tanya jawab tentang

penjumlahan pecahan.

a. Siswa mengamati peragaan penjumlahan pecahan.

b. Guru memfasilitasi siswa untuk kerja kelompok.

c. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok masing-masing ber-anggota 2 siswa.

d. Guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan masing-masing kelompok dengan diskusi. e. Guru memberikan penghargaan

kepada kelompok juara. f. Guru memberi umpan balik,

penguatan, serta motivasi kepada siswa yang kurang aktif.

(42)

commit to user

3 PENUTUP

a. Siswa mengerjakan evaluasi. b. Siswa membuat kesimpulan. c. Siswa bersama guru melakukan

refleksi.

d. Guru menginformasikan materi selanjutnya.

20 menit Tugas ceramah

1 II PENDAHULUAN

a. Mengkondisikan kelas siap menerima pelajaran. b. Tanya jawab tentang

penjumlahan pecahan.

a. Siswa mengamati peragaan penjumlahan pecahan.

b. Guru memfasilitasi siswa untuk kerja kelompok.

c. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok masing-masing ber-anggota 2 siswa.

d. Guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan masing-masing kelompok dengan diskusi. e. Guru memberikan penghargaan

kepada kelompok juara. f. Guru memberi umpan balik,

penguatan, serta motivasi kepada siswa yang kurang aktif.

40 menit Demonstrasi ceramah tugas

3 PENUTUP

a. Siswa mengerjakan evaluasi. b. Siswa membuat kesimpulan. c. Siswa bersama guru melakukan

refleksi.

d. Guru menginformasikan materi selanjutnya.

(43)

commit to user

1 III PENDAHULUAN

a. Mengkondisikan kelas siap menerima pelajaran. b. Tanya jawab tentang

penjumlahan pecahan.

a. Siswa mengamati peragaan penjumlahan pecahan.

b. Guru memfasilitasi siswa untuk kerja kelompok.

c. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok masing-masing ber-anggota 2 siswa.

d. Guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan masing-masing kelompok dengan diskusi. e. Guru memberikan penghargaan

kepada kelompok juara. f. Guru memberi umpan balik,

penguatan, serta motivasi kepada siswa yang kurang aktif.

40 menit Demonstrasi ceramah tugas

3 PENUTUP

a. Siswa mengerjakan evaluasi. b. Siswa membuat kesimpulan. c. Siswa bersama guru melakukan

refleksi.

d. Guru menginformasikan materi selanjutnya.

20 menit Tugas ceramah

IX. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Media : Gambar/model pecahan

Benda nyata yang dapat dibagi-bagi

(44)

commit to user

X. PENILAIAN

a. Prosedur : Tes akhir b. Jenis : Tertulis

c. Bentuk : Isian, jawab singkat d. Alat Tes : Soal tes

Mengetahui, Jambeyan, 8 Pebruari 2011 Kepala Sekolah Guru Kelas IV

SRI PUJIANTI, S.Pd. BUDI MUSTOFA

(45)

commit to user

(46)

commit to user

KUNCI JAWABAN SOAL

Pertemuan I 1. 0,9 2. 0,52 3. 1,10 4. 0,181 5. 0,413

Pertemuan II 1. 1,25 2. 1,50 3. 1,1 4. 0,495 5. 1,343

Pertemuan III 1. 0,50 2. 0,75 3. 1,50 4. 2,75 5. 0,4

6. 0,9 7. 0,51 8. 1,00 9. 0,712 10.10,06

(47)

commit to user tetangga 5,75 kg. Berapa kg sisa beras ibu?

7. Aminah membeli pita 10 m. Digunakan untuk membuat mainan sepanjang 4,25 m. Berapa sisa pita Aminah?

Pertemuan 2 :

5. Pak Ali panen gabah 3,5 ton, setelah digiling menghasilkan beras 3,405 ton. Berapa kg penyusutannya?

(48)

commit to user Pertemuan 3 :

1. Ibu Mempunyai sebuah roti, Andi memakan roti itu 0,15 bagian, Bayu memakan 0,10 bagian, Caca memakan 0,20 bagian dan Danu memakan ½ bagian roti.

c. Berapa bagian sisa roti ibu?

d. Berapa bagian selisih roti yang dimakan Danu dengan roti yang dimakan Bayu?

e. Berapa selisih roti yang dimakan Bayu dan Caca dengan roti yang dimakan Andi?

f. Berapa selisih roti yang dimakan Danu dengan roti yang dimakan Caca? g. Berapa selisih roti yang dimakan Danu dengan roti yang dimakan Andi?

B. Kunci Jawaban Soal Tes

Pertemuan 1 1. 0,15 2. 0,285 3. 0,606 4. 7,825 5. 0,085 6. 7,75 kg 7. 5,75 m

Pertemuan 2 1. 25

100 (0,25)

2. 22

40 44

80

3. 3

4. 1,700 1700

1000

(49)

commit to user Pertemuan 3

a. 0,05 bagian b. 0,40 bagian c. 0,15 bagian d. 0,30 bagian e. 0,35 bagian

C. Kriteria Penilaian

Pertemuan Nomor Soal Skor Skor Maksimal

I 1 - 5 6 - 7

Betul = 1 Salah = 0 Betul = 2,5 Salah = 0 II 1 - 4

5 - 6

(50)

commit to user

Berapa bagian dari kebun Pak Atmo yang ditanami tanaman obat? 2. Tentukan tiga pecahan yang senilai dengan 12

36 !

tepung. Berapa kilogram tepung yang dimiliki ibu sekarang? 2. Pecahan 5 1

4jika diubah menjadi bentuk pecahan desimal adalah ….

Pertemuan 3 :

Pak Iwan sedang mengecat pagar kebunnya dengan warna merah, kuning, hijau dan biru,2

6 bagian pagar dicat warna merah, 1

4 bagian dicat warna kuning, 1

3 bagian dicat

hijau dan 3

12 bagian dicat biru.

(51)

commit to user

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Selesaikan soal bersama dengan kelompokmu!

A. Soal Pertemuan I

Pak Iwan sedang mengecat pagar kebunnya dengan warna merah, kuning, hijau dan biru, 2

bagian dicat hijau dan 3

12 bagian dicat biru.

1. Berapa bagian pagar yang dicat warna merah dan kuning? 2. Berapa bagian pagar yang dicat warna kuning dan hijau? 3. Berapa bagian pagar yang dicat warna kuning dan hijau? 4. Berapa bagian pagar yang dicat warna hijau dan biru? 5. Berapa bagian pagar yang dicat warna kuing dan biru?

B. Soal Pertemuan II

Pak Surip mempunyai kebun 2

5 bagian ditanami jagung, 1

10 bagian ditanami

kacang, 5

15 bagian ditanami singkong dan 1

4 bagian ditanami kedelai.

1. Berapa bagian kebun yang ditanami jagung dan singkong? 2. Berapa bagian kebun yang ditanami jagung dan kedelai? 3. Berapa bagian kebun yang ditanami kedelai dan singkong? 4. Berapa bagian kebun yang ditanami kacang dan singkong? 5. Berapa bagian kebun yang ditanami jagung dan kedelai?

C. Soal Pertemuan III

Ibu Mempunyai sebuah roti, Andi memakan roti itu 1

4 bagian, Bayu memakan 2

6

bagian roti, Caca memakan 1

8 bagian roti dan Danu memakan 1

2 bagian roti

(52)

commit to user 5. Lampiran-lampiran

HASIL PENILAIAN

KKM : 60 NOMOR

NAMA L/P

N I L A I

URUT INDUK Kondisi

Awal

Pasca Tindakan

I II

1. 2810 ADI PRASETYO L 50 50 50

2. 2826 FEBRIANAN D.S. P 70 80 70

3. 2827 ADI NUR PRIHATIN L 40 50 60

4. 2843 YULI PURWANTO L 60 70 70

5. 2845 SUKMA PUTRI AYU P 50 60 70

6. 2846 SEPTIANA FERAWATI P 70 70 70

Rerata 57 63 65

Nilai Antara 80 - 100 - 1 -

Nilai Antara 60 - 79 3 3 5

Nilai Antara 0 - 59 3 2 1

Prosentase Tuntas 50% 66 2

3 % 83 1

(53)

commit to user CURRICULUM VITAE

1. Nama : BUDI MUSTOFA

2. NIM : X 1808092

3. Tempat dan Tanggal Lahir : Boyolali, 24 Pebruari 1961 4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Tempat Tugas : SD Negeri 1 Jambeyan

UPTD Pendidikan Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten

6. Alamat Rumah : Madu Mulyo RT 06 RW 01, Pulisen, Boyolali Nomor Telepon : 085647180310

7. Riwayat Pendidikan : - SD Negeri 6 Boyolali lulus tahun 1973

- SMP K Slamet Riyadi Boyolali lulus tahun 1976

- SPG Negeri Boyolali lulus tahun 1980

Gambar

Grafik Hasil Penilaian Kondisi Awal
Grafik Hasil Penilaian Siklus I
Grafik Hasil Penilaian Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang di atas mahasiswa pendatang dapat mengalami stres akulturasi yang ditimbulkan dari banyaknya tekanan yang berasal dari penyesuaian diri di

Jalan Kolonel Wahid

Rindi Antika : “Upaya Mening katkan Prestasi Belajar Siswa dengan Metode Permainan Kereta Domino dalam Pembelajaran Operasi Bentuk Aljabar (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas

(2) Dalam hal terjadi perubahan terhadap kelas jabatan di lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kelas jabatan

PENGARUH PREFERENSI MEREK TERHADAP EKUITAS MEREK LAPTOP LENOVO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. 2.1.5

Tidak mudah terkena noise bila dibandingan dengan twisted pair sehingga dapat digunakan secara efektif pada frekuensi-frekuensi tinggi dan data rate yang tinggi,

9 Setelah itu maka kata Boaz kepada segala tua-tua dan kepada orang banjak itu: Bahwa pada hari ini kamu sekalian mendjadi saksi akan hal aku telah menerima daripada tangan Naomi

All music ensemble types discussed in the analysis that follows are multipurpose in character. None is solely connected with Muslim ceremonial contexts and this prob-