commit to user
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI
LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS
DI KUD MUSUK KABUPATEN BOYOLALI
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian
di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Oleh : Prawitasari
H 0306087
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
ii
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DI KUD MUSUK KABUPATEN
BOYOLALI
yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Prawitasari H 0306087
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal : 20 April 2011
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Tim Penguji
Ketua
Wiwit Rahayu, SP. MP NIP. 19711109 199703 2 004
Anggota I
Mei Tri Sundari, SP. MSi NIP. 19780503 2005012 002
Anggota II
Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS NIP. 19570104 198003 2 001
Surakarta, April 2011
Mengetahui Universitas Sebelas Maret
Fakultas Pertanian Dekan
commit to user
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya. Akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari
Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas di KUD Musuk Kabupaten Boyolali ”.
Tulisan ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1)
pada Jurusan/Program Studi Sosial ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyelesaikan skripsi ini dengan usaha, bantuan, dan dorongan
dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
1. Ir. Agustono, M Si selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas
Pertanian Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Wiwit Rahayu, SP. MP, selaku dosen pembimbing akademik peneliti
sekaligus dosen pembimbing utama skripsi yang telah memberikan bimbingan
dan arahan peneliti sejak awal kuliah sampai dengan penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Mei Tri Sundari, SP. M Si, pembimbing pendamping skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS selaku penguji yang telah
memberikan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepala Bappeda dan Kesbangpolinmas Kabupaten Boyolali yang telah
mempermudah perizinan pengumpulan data.
6. Koperasi Unit Desa (KUD) Musuk beserta seluruh pengurus ataupun anggota
koperasi yang telah memberikan semua keperluan informasi ataupun bantuan
commit to user
iv
7. Bapakku Alm. Purnadi dan Ibuku Endang Listyorini yang telah memberikan
dorongan secara moril dan materiil, dan berkat do’a dan dorongan yang
diberikan dengan tulus ikhlas sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi.
8. Adikku Candra Adi Buana, serta seluruh keluargaku, terima kasih atas do’a
dan dukungannya.
9. Teman-teman Teater Thoekoel FP UNS; Rosi, Hendro, Rhona, Kuning,
Ringgo, Eko, Eka, Ratna, Dwi, Farid, Andi, Juju, Achid, Frida, dan semuanya
yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan pengalaman,
pelajaran, dan kebahagiaan. Aku sayang kalian.
10.Gank G4UL ; Roro, Vika, Bagus Sugi, Habib, Amel, Hanif, Adi, Oji tanpa
kalian kampus terasa sepi. “Perkuat pusat Perbanyak Cabang”
11.Teman-temanku angkatan 2006. Semoga kita sukses bersama. Amin.
12.Pihak-pihak lain yang juga telah banyak membantu tetapi tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangatlah
penulis harapkan, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta, April 2011
Penulis
commit to user
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
RINGKASAN ... ix
SUMMARY ... x
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Kegunaan Penelitian ... 4
II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 5
B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 23
C. Hipotesis... 24
D. Pembatasan Masalah ... 24
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25
III.METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian ... 27
B. Metode Pengambilan Lokasi Penelitian ... 27
C. Jenis dan Sumber Data ... 28
D. Metode Analisis Data ... 28
1. Analisis Rasio ... 28
2. Analisis Trend Dalam Prosentase ... 30
commit to user
vi
IV.KONDISI UMUM KUD MUSUK KABUPATEN BOYOLALI
A. Sejarah Berdirinya KUD Musuk ... 32
B. Tujuan KUD Musuk... 33
C. Keorganisasian ... 33
D. Keanggotaan... 35
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio ... 38
1. Rasio Likuiditas ... 38
2. Rasio Solvabilitas ... 41
3. Rasio Rentabilitas ... 46
B. Analisis Trend Dalam Prosentase ... 49
C. Analisis Persentase per Komponen ... 55
D. Pendapatan Peternak Sapi Perah di Kecamatan Musuk ... 63
VI.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66
B. Saran... 67
commit to user
vii
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
1. Contoh Neraca Bentuk Akun ... 15
2. Contoh Neraca Bentuk Laporan ... 16
3. Contoh Laporan Rugi Laba Bentuk Single Step ... 17
4. Contoh Laporan Rugi Laba Bentuk Multiple Step ... 18
5. Banyaknya Penerimaan Susu (liter) di Kabupaten Boyolali Tahun 2008 27
6. Jumlah Keanggotaan KUD Musuk dari Tahun 2005-2009 ... 36
7. Hasil Perhitungan Rasio Lancar KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 38
8. Hasil Perhitungan Rasio Cepat KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009 ... 40
9. Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri Dengan Total Aktiva KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009 ... 42
10.Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri Dengan Aktiva Tetap KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009 ... 43
11.Hasil Perhitungan Rasio Total Hutang Dengan Total Aktiva KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009 ... 44
12.Hasil Perhitungan Rasio Total Hutang Dengan Modal Sendiri KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009 ... 45
13.Hasil Perhitungan Return of Investment (ROI) KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 47
14.Hasil Perhitungan Return of Equity (ROE) KUD Musuk Kabupaten Boyolali tahun 2002-2006 ... 48
15.Hasil Perhitungan Analisis Trend Dalam Prosentase Pada Neraca Keuangan KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 51
16.Hasil Perhitungan Analisis Trend Dalam Prosentase Pada Laporan Rugi Laba KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 53
17.Hasil Perhitungan Analisis Persentase Per Komponen Pada Neraca Keuangan KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 57
18.Hasil Perhitungan Analisis Persentase Per Komponen Pada Laporan Rugi Laba KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 61
commit to user
viii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
1. Bagan Kerangka Pemikiran ... 24
2. Perkembangan Rasio Likuiditas KUD Musuk Tahun 2005-2009 ... 41
3. Perkembangan Rasio Solvabilitas KUD Musuk Tahun 2005-2009 ... 46
commit to user
ix
INTISARI
Prawitasari. H0306087. Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas di KUD Musuk Kabupaten Boyolali.
Di bawah bimbingan Wiwit Rahayu SP, MP dan Mei Tri Sundari SP, MSi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja keuangan KUD Musuk ditinjau dari likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas, dan mengkaji perkembangan pos-pos dalam neraca dan laporan laba-rugi pada KUD Musuk di Kabupaten Boyolali. Metode dasar penelitian ini adalah metode deskriptif dan teknik pelaksanaannya adalah studi kasus di KUD Musuk Kabupaten Boyolali. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan keuangan KUD Musuk yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba dari tahun 2005-2009. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis rasio yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta analisis trend dalam prosentase dan persentase per komponen.
commit to user
x
ABSTRACT
Prawitasari. H0306087. Financial Analysis Based on Liquidity, Solvency, and Remunative Ratio of Koperasi Unit Desa (KUD) Musuk in Boyolali Regency. Under tuition Wiwit Rahayu SP, MP dan Mei Tri Sundari SP, MSi. Agriculture Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. 2011.
The purposes of the research are to analyze the financial side by using analysis ratio which consist of liquidity ratio, solvency ratio, and remunative ratio, and to examine the development of entries in balance sheet to the KUD Musuk in Boyolali regency using trend analysis and common size percentage analysis. The method used for this research is descriptive method while the method used for the realization was survey method. Data used is secondary data. Analysis method used that is ratio analysis consisted of liquidity, solvability, rentability and activity ratio and also trend analysis and common size percentage analysis.
commit to user
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi adalah sebuah lembaga atau perkumpulan orang-orang yang
bekerjasama melakukan aktivitas ekonomi demi keuntungan bersama.
Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di
mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan
yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi biasanya dihitung
berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan
melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan
yang dilakukan oleh anggota (Anonim, 2009).
Koperasi memerlukan suatu manajemen yang baik agar mampu
mengimbangi badan usaha lain. Manajemen dalam perkoperasian sangat
penting karena termasuk lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya
lembaga bisnis karena manajemen merupakan salah satu unsur penting dalam
pengembangan dan efisiensi usaha koperasi. Salah satu koperasi yang
menunjang kegiatan dan kepentingan ekonomi bagi masyarakat adalah
Koperasi Unit Desa (KUD).
Koperasi yang bergerak di bidang pertanian ataupun peternakan dalam
hal ini koperasi unit desa, tidak hanya bergerak dalam hal produksi saja tetapi
berperan penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Koperasi adalah badan usaha yang sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang mempunyai ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas serta
menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat (Kartasaputra dkk, 2000)
Susu mengandung zat gizi bernilai tinggi yang dibutuhkan bagi
kehidupan masyarakat dari segala lapisan umur untuk menjaga pertumbuhan,
kesehatan, dan kecerdasan berpikir. Begitu pentingnya susu, sehingga dapat
dikatakan bahwa untuk membangun suatu bangsa yang cerdas dan sehat,
penyediaan susu bagi masyarakat merupakan hal yang mutlak. Konsumsi susu
commit to user
dalam negeri, sebagai akibat lambannya perkembangan agribisnis sapi perah.
Oleh karena itu, pengembangan agribisnis sapi perah dipandang perlu dipacu
agar produksi susu memenuhi permintaan konsumsi susu nasional. Agribisnis
sapi perah mengelola sarana dan prasarana pengelolaan produk karena sifat
komoditas susu yang cepat rusak pada suhu kamar. Dalam agribisnis sapi
perah, peternak tidak dapat lepas dari keberadaan koperasi. Keberadaan
koperasi susu pada agribisnis sapi perah adalah sebagai implementasi
kebijakan pemerintah dalam pengembangan agribisnis sapi perah.
(Rusdiana dan Sejati, 2009).
KUD Musuk adalah KUD serba usaha yang unit usaha unggulannya
diantaranya adalah unit usaha persusuan (penampungan susu sapi) dan ternak
sapi perah (penyediaan sapi perah sesuai pesanan peternak). KUD ini
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak khususnya anggotanya
yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah. Agar
KUD dapat mencapai tujuan, maka diperlukan evaluasi supaya KUD dapat
mengetahui kekurangannya dan meningkatkan perannya di masa mendatang
sehingga rakyat yang dalam hal ini peternak sebagai anggota KUD dapat
merasakan bagaimana KUD telah menjalankan tujuan, fungsi serta perannya.
Evaluasi yang dimaksud adalah bentuk dari evaluasi kinerja KUD tersebut.
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian pada KUD Musuk
untuk mengetahui kinerja koperasi, pada khususnya kinerja keuangan pada
KUD tersebut sehingga dapat diketahui secara langsung perkembangan
koperasi melalui laporan keuangan pada KUD Musuk.
B. Perumusan Masalah
KUD merupakan salah satu koperasi yang ditetapkan berdasarkan
Inpres No. 2 tahun 1978 yang menetapkan agar KUD menjadi pusat atau
pelopor perekonomian pedesaan. Tentu saja anggota koperasi ini lebih
mengutamakan juga pada perkumpulan anggota masyarakat desa untuk
membangun perekonomian desa secara bersama-sama. Pencapaian tujuan
KUD untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya harus didukung oleh
commit to user
Manajemen merupakan kebutuhan mutlak bagi suatu KUD. Manajemen
KUD sangat penting dalam pengelolaan koperasi karena dapat menentukan
maju mundurnya usaha KUD yang bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan
para pengurus KUD dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan
teknologi dan kemajuan ilmu lainnya, dan fleksibel dalam menyerap
pengetahuan yang positif guna perkembangan KUD.
KUD Musuk adalah KUD serba usaha dengan usaha yang menonjol
diantaranya adalah unit ternak sapi perah dan unit persusuan bagi warga yang
sebagian besar bermata pencaharian sebagai peternak di wilayah Kabupaten
Boyolali. KUD susu ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak
khususnya anggotanya. Dalam menjalankan usahanya KUD susu khususnya
pada KUD Musuk mendapatkan banyak tantangan. Salah satunya adanya
pihak swasta yang lebih berani memberikan harga lebih tinggi daripada harga
dari KUD Musuk. Masyarakat beranggapan akan memperoleh keuntungan
yang lebih apabila di jual di luar koperasi sehingga menyebabkan adanya
banyak pesaing-pesaing dalam usaha persusuan. Hal ini menyebabkan
pemasukan susu pada KUD mengalami penurunan yang nantinya akan
berdampak pada keuangan KUD Musuk sehingga agar dapat
mempertahankan usaha, perlu diterapkan manajemen koperasi yang tepat
dalam menjalankan usaha.
Salah satu pelaksanaan manajemen untuk melihat kondisi KUD Musuk
terletak pada unsur keuangannya. Kondisi keuangan yang baik akan
menunjukkan usaha-usaha KUD telah dilakukan secara efisien dan
memungkinkan KUD dapat melakukan perencanaan yang matang dimasa
yang akan mendatang. Untuk mengetahui kondisi keuangan KUD dapat
dilakukan analisis tentang kinerja keuangan. Dalam menganalisa dan menilai
posisi keuangan dan potensi atau kemajuan KUD, faktor-faktor yang paling
utama adalah likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Selain berpegang pada
standart rasio, hal lain yang perlu diperhatikan adalah trend atas prosentase
commit to user
(Munawir, 1999). Berdasarkan uraian tersebut permasalahan yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kinerja keuangan KUD Musuk ditinjau dari likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas?
2. Bagaimana perkembangan pos-pos dalam neraca pada KUD Musuk di
Kabupaten Boyolali?
C. Tujuan
Penelitian mengenai kinerja keuangan KUD Musuk ini bertujuan untuk :
1. Mengkaji kinerja keuangan KUD Musuk ditinjau dari likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas.
2. Mengkaji perkembangan pos-pos dalam neraca dan laporan laba-rugi pada
KUD Musuk di Kabupaten Boyolali.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, sebagai syarat kelulusan dalam menempuh pendidikan strata
satu di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus
menerapkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah.
2. Bagi pihak manajemen KUD, penelitian ini diharapkan sebagai sumbang
saran untuk menyusun dasar perencanaan strategi operasional pada
periode yang akan datang.
3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat menjadi sumber tambahan referensi
dalam melakukan penelitian selanjutnya dan penelitian sejenis.
4. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran, bahan pertimbangan dan evaluasi terhadap
penetapan kebijakan, terutama kaitannya dengan pengembangan Koperasi
commit to user
5
II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai Kinerja Keuangan Koperasi telah dilakukan
sebelumnya oleh Sari (2005) dengan judul “Analisis Keuangan KUD Susu
di Kabupaten Boyolali”. Peneliti menggunakan analisis rasio yang terdiri
dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio
aktivitas. Kemudian untuk mengkaji perkembangan pos-pos pada neraca
KUD Susu di Kabupaten Boyolali menggunakan analisis trend dan analisis
presentase per komponen. Hasil analisis rasio menunjukkan bahwa KUD
Susu di Kabupaten Boyolali memiliki tingkat likuiditas yang kurang
(masih dibawah standar), tingkat solvabilitas yang rendah, dan rentabilitas
KUD yang juga masih kurang ditandai dengan tingkat ROI dan ROE yang
kurang dari standar. Ditinjau dari rasio aktivitas, KUD Susu di Kabupaten
Boyolali masih belum efisisen dalam mengelola sumber daya yang
dimiliki ditandai dengan tingkat perputaran persediaan dan perputaran
piutang yang menurun. Dilihat dari analisis trend dan persentase terhadap
neraca dan laporan rugi-laba KUD Susu selama tahun 2000-2004
menunjukkan perkembangan posisi keuangan jangka pendek yang kurang
menguntungkan. Pada penelitian ini analisis laporan keuangan tidak dapat
digunakan oleh KUD yang bersangkutan karena analisis dilakukan secara
kumulatif pada semua KUD Susu di Kabupaten Boyolali sedangkan
keadaan keuangan per KUD berbeda-beda sehingga diperlukan analisis
laporan keuangan tiap-tiap KUD agar lebih memudahkan dalam
perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang.
Penelitian serupa dilakukan oleh Deritanti (2007), tentang kinerja
keuangan di KUD Mojosongo Kabupaten Boyolali. Peneliti menggunakan
analisis rasio likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aktivitas. Serta untuk
mengetahui perkembangan pada pos-pos neraca dan laporan rugi laba
commit to user
menunjukkan bahwa jika dilihat dari rasio likuiditas, current ratio, quick
ratio dan cash rationya menunjukkan posisi yang baik karena berada
diatas standar yang digunakan, ini berarti koperasi mampu membayar
hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya.
Dilihat dari rasio solvabilitas, total debt to equity ratio dan total debt to
capital assets menunjukkan adanya peningkatan dan dapat memenuhi
standar yang berarti koperasi dapat menjamin hutangnya dengan modal
sendiri dan total aktiva yang dimiliki. Kemampuan koperasi menghasilkan
laba dilihat dari ROI dan ROE masih rendah karena berada dibawah
standar. Rasio aktivitas menunjukkan perputaran persediaan dan aktiva
tetap menunjukkan kecenderungan yang baik, tetapi perputaran total aktiva
dan perputaran piutang berada dibawah standar karena masih kurang
efektif dalam penggunaannya. Trend dalam prosentase pada neraca dan
laporan rugi laba secara umum menunjukkan adanya trend meningkat.
Berdasarkan kedua penelitian diatas, dapat diketahui alat analisis
yang digunakan adalah analisis rasio yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio aktivitas serta untuk mengkaji
perkembangan pos-pos pada neraca KUD menggunakan analisis trend
dalam prosentase dan analisis presentase per komponen. Alat analisis
tersebut hampir sama seperti yang digunakan oleh peneliti. Namun pada
penelitian ini, peneliti tidak menggunakan rasio aktivitas seperti yang
digunakan pada kedua penelitian diatas. Penelitian-penelitian tersebut
dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan gambaran tentang keadaan
keuangan pada KUD sehingga dapat membantu perencanaan manajemen
keuangan pada periode mendatang.
2. Susu
Susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar susu
(mammae), baik dari binatang maupun dari buah dada seorang ibu. Dalam
segi gizi, susu merupakan makanan yang terbaik bagi manusia dan hewan
commit to user
pangan manusia. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki
kelenjar susu, seperti sapi, kuda dan domba. Susu binatang (biasanya sapi)
juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt, es krim,
keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi
manusia (Sediaoetama, 2004).
Berdasarkan jumlah bakteri yang terdapat dalam susu, kualitas susu
di negara-negara barat dan maju lainnya digolongkan menjadi tiga macam,
yaitu :
a. Susu dengan kualitas baik atau kualitas A (No. 1) jika jumlah bakteri
yang terdapat dalam susu segar tidak lebih dari 100.000 setiap milliliter.
Bakteri-bakteri koli tidak lebih dari 10 /ml.
b. Susu kualitas B (No. 2, sedang) jika jumlah bakteri nya antara 100.000 –
1.000.000/ml, dan jumlah bakteri koli tidak lebih dari 10/ml.
c. Susu dengan kualitas C (No. 3, jelek) jika jumlah bakterinya lebih
daripada 1.000.000/ml (Saleh, 2004).
Menurut Mukhtar (2006), susu beserta produk-produk olahan susu
merupakan salah satu bahan kebutuhan pokok bagi bangsa-bangsa di
negara maju. Semakin tinggi tingkat kehidupan dan kesejahteraan suatu
bangsa, akan semakin besar pula tingkat konsumsi susu dan
produk-produk olahan susu. Susu mengandung tiga komponen yang karakteristik,
yaitu laktosa, protein, dan lemak susu, disamping bahan-bahan lainnya,
seperti air, mineral, dan vitamin. Susu bukan saja penting artinya sebagai
sumber protein dan energi dalam tubuh. Demikian pula tentang kandungan
vitaminnya, tiada bahan pangan yang mengandung begitu banyak vitamin
selain susu. Hal yang sama juga terhadap kandungan mineral, seperti
fosfor, kalium, kalsium, klorin, natrium, iodin, sulfur, seng, fluorin,zat besi
dan tembaga. Semuanya terdapat dalam susu sebagai garam-garam
mineral.
3. Koperasi
Menurut UU Koperasi No. 12 tahun 1992, Koperasi Indonesia
commit to user
serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam tata
perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Koperasi lahir pada permulaan abad ke 19, sebagai reaksi terhadap
sistem liberalisme ekonomi, yang pada waktu itu segolongan kecil
pemilik-pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat. Susunan
masyarakat kapitalis sebagai lanjutan dari liberalisme ekonomi,
membiarkan setiap individu bebas bersaing untuk mengejar keuntungan
sebesar-besarnya bagi individu, dan bebas pula mengadakan segala macam
kontrak tanpa intervensi pemerintah. Akibat dari sistem ekonomi tersebut,
golongan kecil pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat. Mereka
hidup berlebih-lebihan, sedang golongan besar dari masyarakat, yang
lemah kedudukan sosial ekonominya, makin terdesak. Pada saat itulah
tumbuh gerakan koperasi yang menentang aliran individualisme dengan
asas kerja sama dan bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Bentuk
kerjasama melahirkan perkumpulan koperasi
(Widiyanti dan Sunindhia, 1998).
Bibit Koperasi di Indonesia tumbuh di Purwokerto tahun 1896.
Waktu itu pamong praja bernama R. Aria Wiria Atmaja mendirikan
sebuah bank yang diberi nama “Hulph-en Spaar Bank” (Bank Pertolongan
dan Simpanan). Bank itu dimaksudkan untuk menolong para
priyayi/pegawai negeri yang terjerat hutang pada lintah darat. Bank itu
meminjamkan kepada para pegawai negeri itu sendiri. Jadi, semacam
Koperasi Simpan Pinjam saat ini (Anoraga dan Ninik, 1998).
4. Koperasi Unit Desa
Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden No. 2/1978 tentang
BUUD/KUD, penjenisan koperasi di Indonesia mengalami perubahan lagi,
yaitu Koperasi-koperasi Unit Desa (KUD) yang aneka usaha. Itulah
sebabnya banyak koperasi di pedesaan, seperti Koperta yang beramalgasi
commit to user
koperasi aneka usaha, baik dari segi fungsi ekonomi yang dilakukan
maupun dari komoditi yang diperdagangkan. Oleh sebab itu KUD adalah
aneka usaha dalam pengertian aneka fungsi dan aneka komoditi atau dapat
disebut sebagai koperasi serba usaha (all purpose cooperative)
(Edilius dan Sudarsono, 1996).
Menurut Anoraga dan Widiyanti (1998), Koperasi Unit Desa (KUD)
adalah upaya pendekatan koperasi pada petani melalui penyatuan
(amalgasi) beberapa koperasi pertanian yang kecil-kecil dan sangat banyak
jumlahnya di pedesaan.
Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan salah satu pilar
perekonomian yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian
nasional. Namun, sejak dikeluarkan Inpres No. 18 Tahun 1998, KUD tidak
lagi menjadi koperasi tunggal di tingkat kecamatan. Program-program
pemerintah untuk membangun masyarakat pedesaan, seperti distribusi
pupuk, benih, dan pengadaan gabah, yang awalnya dilakukan melalui
KUD selanjutnya diserahkan pada mekanisme pasar. Hal inilah yang
kemudian mengakibatkan lebih dari 5.400 KUD di Indonesia secara umum
mengalami penurunan kinerja dan tidak sedikit yang hanya tinggal papan
nama. Meskipun demikian, tidak sedikit pula KUD yang bertahan, bahkan
berkembang (Humas UGM, 2010).
5. Koperasi Susu
Pengembangan susu sapi perah diatur dalam INPRES No. 1/1985
yaitu mengenai pengembangan persusuan dilakukan untuk membangun
dan membina usaha persusuan agar mampu meningkatkan produksi susu
dalam negeri dan susu olahan dengan mutu yang baik dan harga terjangkau
oleh masyarakat sekaligus untuk mengurangi impor susu serta
meningkatkan kesejahteraan petani ternak sapi perah pada khususnya dan
meningkatkan gizi masyarakat pada umumnya. Pada tahap awal
pengembangan susu sapi perah ini dikembangkan sistem kemitraan, yaitu
antara peternak, koperasi unit desa (KUD) dan industri pengolah susu
commit to user
yaitu adanya kewajiban industri pengolah susu untuk menyerap susu sapi
perah domestik (Mukhsin, 2002).
Koperasi susu merupakan lembaga resmi pemerintah untuk
penyaluran dana untuk kredit investasi bagi peternak dan penyaluran bibit
sapi perah khususnya impor, untuk dibagikan kepada anggota sebagai
pinjaman. Setiap peternak yang menjadi anggota koperasi memperoleh
layanan tersebut. Kewajiban peternak anggota adalah wajib menjual
seluruh produk susu segar kepada koperasi dengan harga yang ditetapkan
oleh koperasi dan IPS (Yusdja, 2005).
Usaha agribisnis susu adalah salah satu usaha yang telah
dilaksanakan koperasi sejak tahun 1948. Kegiatan ini merupakan usaha
andalan KUD dan koperasi susu, untuk tujuan menyelamatkan produksi
susu rakyat dan menambah pendapatan petemak. Susu merupakan
komoditas yang mudah rusak, mempunyai resiko tinggi, karena itu perlu
penanganan yang hati-hati dan spesialisasi. Spesialisasi menumbuhkan
kemampuan dan keahlian yang baik dimana keahlian memerlukan
kompetensi yang dapat dipelajari melalui pendidikan yang teratur dan
berkesinambungan (Panggabean, 2010).
6. Laporan Keuangan
Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil
yang telah dicapai oleh perusahaan, perlu adanya laporan keuangan dari
perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut (Munawir, 1999).
Laporan keuangan utama yang dihasilkan dari proses akuntansi
adalah neraca dan laporan rugi laba. Neraca dibuat dengan maksud untuk
menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi pada suatu saat tertentu,
sedangkan laporan rugi laba menggambarkan hasil-hasil usaha yang
commit to user
disusun setahun sekali (tahunan), namun tidak jarang dijumpai pula
perusahaan yang menyusun laporan keuangan tiap kuartal, bahkan tiap
bulan (Jusup, 2003).
Laporan finansiil memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansiil
suatu perusahaan, di mana Neraca (Balance Sheet) mencerminkan nilai
aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi
laba (Income Statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama
suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun
(Riyanto, 2001).
a. Neraca
Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada
suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku
ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau
tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet
(Munawir, 1999).
Neraca atau sering disebut juga laporan posisi keuangan adalah
suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan), kewajiban
dan modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat
tertentu. Judul suatu neraca terdiri atas nama organisasi, nama
laporan, dan tanggal neraca. Badan atau isi laporan terdiri atas tiga
bagian yaitu aktiva, kewajiban dan modal (Jusup, 2003).
1)Aktiva
Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan
perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk
pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus
dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang
tidak berwujud lainnya misalnya goodwill, hak paten, hak
menerbitkan dan sebagainya (Munawir, 1999).
Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian
commit to user
a) Aktiva lancar (current asset) adalah uang kas dan aktiva
lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan
menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi pada periode
berikutnya.
Yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah:
i. Kas, atau uang tunai yang dapat digunakan untuk
membiayai operasi perusahaan. Termasuk dalam
pengertian kas adalah cek yang diterima dari para
langganan dan simpanan perusahaan di Bank dalam
bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank
yang dapat diambil kembali setiap saat diperlukan oleh
perusahaan.
ii. Investasi jangka pendek adalah investasi yang sifatnya
sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk
memanfaatkan uang kas yang sementara belum
dibutuhkan dalam operasi. Yang termasuk dalam investasi
jangka pendek adalah deposito di bank, surat-surat
berharga yang berwujud saham, obligasi, sertifikat bank,
dan surat hipotek.
iii. Piutang wesel atau tagihan perusahaan kepada pihak lain
yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang
diatur dalam undang-undang.
iv. Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain sebagai
akibat adanya penjualan dagangan secara kredit.
v. Persediaan adalah semua barang-barang yang sampai
tanggal neraca masih di gudang atau belum laku dijual.
(Munawir, 1999)
b) Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang memiliki umur
kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai
umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis
commit to user
aktiva tidak lancar adalah investasi jangka panjang, aktiva
tetap, aktiva tetap tidak berwujud, beban yang ditangguhkan
dan aktiva lain-lainnya (Munawir, 1999).
i. Investasi jangka panjang bertujuan untuk mengadakan
pengawasan terhadap kebijaksanaan atau kegiatan
perusahaan lain, untuk memperoleh pendapatan yang tetap
secara terus menerus, membentuk suatu dana untuk tujuan
tujuan tertentu, dan untuk membina hubungan baik dengan
perusahaan lain.
ii. Aktiva tetap berujud merupakan aktiva yang mempunyai
umur ekonomis lama, digunakan dalam kegiatan usaha dan
tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kondisi
normal. Yang termasuk aktiva tetap berujud meliputi tanah,
bangunan, mesin pabrik, kendaraan dan peralatan kantor.
iii. Aktiva tak berujud merupakan aktiva yang secara fisik
tidak mempunyai wujud tetapi mempunyai manfaat
ekonomis bagi pemiliknya di masa yang akan datang,
meliputi patent, hak cipta, merk dagang, goodwill, waralaba
dan lain-lain.
iv. Beban yang ditangguhkan menunjukkan adanya
pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka
panjang. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain
biaya pemasaran, biaya pembukaan perusahaan, biaya
penelitian.
v. Aktiva lain-lain merupakan aktiva yang tidak termasuk
kategori aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva
tetap berujud dan aktiva tak berujud, meliputi piutang
jangka panjang, gedung dalam penyelesaian
commit to user 2) Hutang
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada
pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan
sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor
(Munawir, 1999).
a) Hutang lancar menurut Munawir (1999) meliputi:
i. Hutang dagang, adalah hutang yang timbul karena adanya
pembelian barang dagangan secara kredit.
ii. Hutang wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji
tertulis untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu
pada waktu tertentu di masa yang akan datang.
iii. Hutang pajak, baik pajak untuk perusahaan maupun pajak
pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas negara.
iv. Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya-biaya yang
sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.
v. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo adalah
sebagian (seluruh) hutang jangka panjang yang sudah
menjadi hutang jangka pendek karena harus segera
dilakukan pembayarannya.
vi. Penghasilan yang diterima dimuka adalah penerimaan uang
untuk penjualan barang/jasa yang belum direalisir.
b) Hutang jangka panjang yaitu segala kewajiban seperti hipotek,
surat obligasi, pinjaman bersyarat dan sebagainya, yang akan
dilunasi dalam waktu lebih dari setahun sejak tanggal
pinjaman. Hutang jangka panjang meliputi obligasi, hipotek
atau wesel jangka panjang (Gill dan Chatton, 2003).
3) Modal
Menurut Munawir (1999), modal adalah hak atau bagian yang
dimiliki perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal
commit to user
Neraca dapat disajikan dengan bentuk skontro (Account form)
dimana semua aktiva tercantum di sebelah kiri dan hutang serta modal
di sebelah kanan, dan be ntuk vertikal (Report Form). Neraca bentuk
vertikal ini semua aktiva terletak di bagian atas yang selanjutnya
diikuti dengan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, serta
modal.
Tabel 1. Contoh neraca bentuk akun
PT INDIRASARI N e r a c a 31 Desember 1978
AKTIVA (dalam ribuan) PASSIVA (dalam ribuan) Aktiva Lancar Jumlah hutang lancar 1.117.0
Aktiva Tetap Laba yang ditahan 1.771.4
3.771.4
Total Aktiva 5.488.4 Total Passiva 5.488.4
commit to user Tabel 2. Contoh neraca bentuk laporan
PT INDIRASARI
Jumlah aktiva lancar 3.366.9
Aktiva Tetap
Tanah 200.0
Bangunan 1.600.0
Alat-alat kantor 700.0 Akumulasi Penyusutan (378.5)
Jumlah aktiva tetap 2.121.5
TOTAL AKTIVA 5.488.4
Jumlah hutang lancar 1.117.0
Hutang Jangka Panjang
Hutang Obligasi 600.0 Jumlah hutang jangka panjang
600.0 Modal
Modal saham 2.000.0
Laba yang ditahan 1.771.4
3.771.4
TOTAL PASSIVA 5.488.4
Sumber: (Munawir, 1999)
b. Laporan Rugi Laba
Laporan rugi laba merupakan ikhtisar dari pendapatan (revenue)
dan beban-beban (expenses) untuk suatu periode waktu atau masa
tertentu. Dengan kata lain, laporan ini menunjukkan hasil usaha atau
kinerja perusahaan pada kurun waktu tertentu (Dunia, 2008).
Laporan laba rugi harus diberi judul, yang terdiri atas nama
perusahaan, nama laporan (dalam hal ini “Laporan Rugi Laba”), dan
periode laporan. Isi laporan rugi laba terdiri atas tiga komponen pokok,
commit to user
penerimaan kas atau harga lain yang diterima dari konsumen sebagai
hasil penjualan barang atau pemberian jasa. Biaya merupakan harga
pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi untuk
menghasilkan pendapatan. Sedangkan laba (atau rugi) adalah selisih
lebih (atau kurang) antara pendapatan dan biaya (Jusup, 2003).
Bentuk laporan rugi laba yang biasa digunakan adalah sebagai
berikut:
1) Bentuk Single Step, yaitu dengan menggabungkan semua
penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu
kelompok, sehingga untuk menghitung rugi atau laba bersih hanya
memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap
total penghasilan.
2) Bentuk Multiple Step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan
yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara
umum.
Tabel 3. Contoh laporan rugi laba bentuk single step
PT SARI INDAH Laporan Rugi Laba 31 Desember 1978 (dalam ribuan)
Penjualan Netto Rp 2.800
Harga Pokok Penjualan Rp 1.940 (-)
Laba Penjualan Rp 860
Biaya Penjualan Rp 430
Biaya Administrasi Rp 190(+)
Biaya Operasi Rp 620
Laba Operasi Rp 240
Pendapatan lain-lain Rp 50(+)
Pendapatan Netto Rp 290
commit to user
Tabel 4. Contoh laporan rugi laba bentuk multiple step
PT PANGGUNG SARI Laporan Rugi Laba 31 Desember 1978 (dalam ribuan) Penjualan bruto Rp 74.220 Potongan/retur penjualan Rp 2.000 (-) Penjualan netto Rp 72.200
Analisis rasio menurut Munawir (1999), menggambarkan suatu
hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan
alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan
gambaran tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan
dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan
rasio-rasio rentabilitas.
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus
segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu
memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti
commit to user
dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada
waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat
pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada
hutang lancarnya ataupun hutang jangka pendek (Munawir, 1999).
Likuiditas badan usaha berarti kemampuan perusahaan untuk
dapat menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih. Likuiditas
dapat diketahui dari neraca pada suatu saat antara lain dengan
membandingkan jumlah aktiva lancar di satu pihak, dengan utang
lancar di lain pihak, hasil perbandingan tersebut disebut “current
ratio” (Riyanto, 2001).
a. Current Ratio
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (margin of
safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahan untuk
membayar hutang-hutang tersebut. Standar current ratio = 200%.
Current ratio = x 100%
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
dengan tidak memperhitungkan persediaan. Rasio ini mengukur
kemampuan yang sesungguhnya untuk memenuhi
hutang-hutangnya tepat pada saatnya. Standar Quick Ratio > 1 (Riyanto,
Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
commit to user
dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun
jangka panjang (Munawir, 1999).
Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya pada
saat perusahaan tersebut dilikuidasi.
a. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva
Menunjukkan seberapa besar aktiva koperasi yang
dibiayai modal sendiri maupun modal pinjaman. Perhitungan
rasio menggunakan rumus di bawah ini :
Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva =
Aktiva Total
Sendiri Modal
(Munawir, 1999).
Ukuran standar rasio ini adalah 0,5 (Suwandi, 1985).
b. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap
Sejauh mana modal sendiri koperasi membiayai aktiva
tetap, dinyatakan sebagai perbandingan antara modal sendiri
dengan aktiva tetap. Perhitungan rasio menggunakan rumus di
bawah ini :
Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap =
Tetap Aktiva
Sendiri Modal
(Munawir, 1999)
c. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva
Sejauh mana nilai dari total aktiva yang dimiliki dibiayai
oleh hutang. Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang
total terhadap total aktiva. Perhitungan rasio menggunakan
commit to user
Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva =
Aktiva Total
Hutang Total
(Munawir, 1999).
Nilai rasio yang baik adalah < 0,5 (Suwandi, 1985).
d. Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri
Menunjukkan perbandingan antara total hutang terhadap
modal sendiri. Nilai rasio yang baik adalah = 1. Perhitungan
rasio menggunakan rumus di bawah ini :
Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri =
Sendiri
Rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
meghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu
perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan
menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian
rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan
memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu
periode dengan jumlah aktiva ataupun jumlah modal perusahaan
tersebut (Munawir, 1999).
1) Rentabilitas Ekonomis
Rentabilitas ekonomis merupakan kemampuan
menghasilkan laba dari modal sendiri yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut (Riyanto, 1995). Menurut
Munawir (1999) Rentabilitas Ekonomis disebut juga Return of
Investment (ROI) adalah rasio profitabilitas yang dimaksudkan
untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan
commit to user
Semakin tinggi nilainya maka kemampuan menghasilkan
labanya semakin baik (Suwandi, 1985).
2) Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan
menghasilkan laba dari sejumlah modal sendiri yang
digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas
modal sendiri disebut juga sebagai Return on Equity (ROE).
Rentabilitas Modal Sendiri = x 100%
Standar yang digunakan untuk menilai ROE adalah 0,15. Semakin
tinggi nilainya maka kemampuan menghasilkan labanya semakin
baik (Suwandi, 1985).
b. Analisis Trend Dalam Prosentase
Analisis dengan trend ratio menunjukkan suatu pos
mempunyai kecenderungan atau arah yang menurun, meningkat
atau tetap serta menunjukkan kecenderungan yang menguntungkan
atau tidak menguntungkan. Untuk dapat menghitung trend yang
dinyatakan dalam prosentase, diperlukan dasar pengukurnya atau
tahun dasarnya. Biasanya data atau laporan keuangan dari tahun
yang paling awal dalam laporan yang dianalisa tersebut dianggap
sebagai tahun dasar (base year). Trend yang dimaksud adalah
menunjukkan hubungan antara masing-masing pos suatu tahun
dengan tahun dasarnya (Munawir, 1999).
c. Analisis Persentase Per Komponen
Laporan keuangan dengan persentase per komponen atau
commit to user
persentase investasi pada masing-masing pos aktiva terhadap total
aktivanya, masing-masing pos pasiva terhadap total pasivanya serta
pos-pos rugi laba terhadap total penjualan nettonya (Munawir,
1999).
Apabila laporan keuangan disajikan dalam
prosentase-prosentase, yaitu prosentase dari masing-masing pos aktiva
terhadap total aktivanya masing-masing dan pos pasiva terhadap
total pasivanya serta pos-pos rugi laba terhadap total penjualan
nettonya, maka akan diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang
dapat digunakan sebagai pembanding. Laporan yang disajikan atau
dinyatakan dalam prosentase-prosentase ini disebut Common size
statement (Riyanto, 1995).
Analisis ini membandingkan pos-pos laporan keuangan
dengan pos tertentu dalam laporan yang sama dan dalam periode
yang sama. Angka yang digunakan sebagai dasar adalah total
aktiva dan pasiva untuk pos-pos dalam neraca dan total penjualan
untuk pos perhitungan rugi laba. Analisis ini dilakukan pada 5
periode keuangan.
Xm = x 100%
Q Q
i r
Dimana :
Xm = hasil analisis pos tertentu
Qr = nilai rupiah pos yang dianalisis
Qi = nilai rupiah angka dasar
(Munawir, 1999).
B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah
Kinerja keuangan suatu koperasi dapat diketahui berdasarkan keadaan
laporan keuangannya yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi tiap
periodenya. Kedua laporan ini kemudian dianalisis menggunakan analisis
rasio (likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas), analisis trend dan analisis
commit to user
diketahui kondisi keuangan pada periode yang dianalisis dan perkembangan
pos-pos keuangan (pos-pos pada aktiva dan pasiva) sehingga dapat membantu
pihak-pihak yang bersangkutan dalam mengambil keputusan finansial pada
tahun mendatang. Kerangka berfikir pada analisis kinerja keuangan KUD
Musuk dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Diduga kinerja keuangan KUD Musuk Kabupaten Boyolali ditinjau dari
likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas baik.
D. Pembatasan Masalah
1. Sudut pandang kinerja keuangan dipandang dari segi analisis rasio
keuangan KUD Musuk Kabupaten Boyolali.
2. Penelitian berdasarkan Laporan Rapat Anggota Tahunan KUD Musuk
Kabupaten Boyolali.
Analisis Rasio
§ Likuiditas
§ Solvabilitas
§ Rentabilitas
Analisis Keuangan Analisis Perkembangan Pos-Pos
Analisis Persentase Per Komponen KUD Musuk Kabupaten Boyolali
Laporan Keuangan 1. Neraca
2. Laporan Rugi Laba
Analisis Trend dalam
Prosentase
commit to user
3. Data yang dianalisis adalah laporan laba rugi dan neraca KUD Musuk
selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 2005-2009.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Kinerja keuangan adalah keadaan keuangan KUD yang diukur
menggunakan analisis rasio likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, analisis
trend dan analisis presentase per komponen.
2. Analisis rasio merupakan alat analisis yang dapat menjelaskan atau
memberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan atau posisi
keuangan koperasi, pada penelitian ini adalah KUD Musuk.
3. Likuiditas adalah kemampuan KUD Musuk untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka pendek.
4. Rentabilitas adalah kemampuan KUD Musuk untuk menghasilkan
keuntungan dari modal yang dimilikinya.
5. Solvabilitas adalah kemampuan KUD Musuk membayar segala kewajiban
finansialnya baik yang jangka pendek maupun jangka panjang.
6. Analisis trend dalam prosentase adalah alat analisis untuk menunjukkan
kecenderungan posisi keuangan KUD Musuk selama lima periode.
7. Analisis presentase per komponen adalah perhitungan keuangan dengan
membandingkan pos-pos dalam laporan keuangan, yaitu prosentase dari
masing-masing pos aktiva terhadap total aktivanya masing-masing dan pos
pasiva terhadap total pasivanya serta pos-pos rugi laba terhadap total
penjualan nettonya.
8. Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal
dari koperasi unit desa pada suatu saat tertentu.
9. Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh KUD Musuk yang
ditunjukkan dalam pos modal, surplus dan laba ditahan.
10.Aktiva Lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan
untuk dicairkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi pada periode
berikutnya. Pada penelitian ini yang termasuk aktiva lancar adalah kas dan
bank, simpanan jangka pendek, piutang anggota, piutang non anggota,
commit to user
11.Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi
KUD Musuk.
12.Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif
permanen atau jangka panjang (lebih dari satu tahun). Pada penelitian ini
yang termasuk aktiva tidak lancar adalah tanah, bangunan, kendaraan,
perlengkapan, akumulasi penyusutan.
13.Hutang adalah semua kewajiban keuangan KUD Musuk kepada pihak lain
yang belum terpenuhi.
14.Laba usaha (Sisa Hasil Usaha) adalah keuntungan bersih yang diperoleh
dari hasil usaha KUD Musuk selama satu tahun.
15.Pos adalah bagian dari neraca yang terdiri dari aktiva dan pasiva.
16.Komponen pada penelitian ini adalah seluruh bagian dari neraca dan
laporan laba rugi.
17.Tahun dasar merupakan tahun yang paling normal di antara tahun-tahun
yang dianalisa atau tahun yang paling awal dalam deretan laporan
keuangan yang dianalisa. Pada penelitian ini, tahun dasar adalah tahun
commit to user
27
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat. Data yang dikumpulkan
mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (Nazir, 2003).
Teknik pelaksanaan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi
kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan
dengan suatu fase spesifik. Studi kasus memusatkan perhatian pada suatu
kasus secara intensif dan mendetail. Subyek yang diselidiki terdiri dari satu
unit (atau satu kesatuan unit) individu, kelompok, lembaga atau masyarakat
yang dipandang sebagai kasus (Nazir, 2003).
B. Metode Pengambilan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di KUD Musuk karena KUD Musuk mulai tahun
1992 hingga saat ini dinyatakan sebagai KUD Mandiri Teladan Tingkat
Nasional, memiliki kelengkapan data-data keuangan sebagai bahan analisis,
serta atas dasar dari rekomendasi Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI)
Kabupaten Boyolali. KUD Musuk terletak di Kecamatan Musuk yang
merupakan daerah penghasil susu sapi kedua terbesar di Kabupaten Boyolali
yang ditunjukkan pada Tabel 5, dimana para peternak sapi perah
menyalurkan hasil produksinya ke KUD Musuk Kabupaten Boyolali.
Tabel 5. Banyaknya Penerimaan Susu (liter) di Kabupaten Boyolali Tahun 2008
No Wilayah dan KUD Penerimaan Susu dari KUD
1 Kecamatan Selo 900.000
2 Kecamatan Ampel 1.260.000
3 Kecamatan Cepogo 5.400.000
4 Kecamatan Musuk 11.520.000
5 Kecamatan Boyolali 900.000
6 Kecamatan Mojosongo 12.420.000
commit to user
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yaitu data yang diperoleh dari laporan keuangan KUD Musuk yang terdiri
dari neraca dan laporan rugi laba dari tahun 2005-2009, Dinas Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah Kabupaten Boyolali, BPS Kabupaten Boyolali, GKSI
Kabupaten Boyolali, serta sumber-sumber lain yang menunjang penelitian
ini.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca dan laporan rugi
laba dari tahun 2005-2009 serta data lain yang relevan dengan tujuan
penelitian.
D. Metode AnalisisData 1. Analisis Rasio
Analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui kinerja keuangan
KUD adalah dengan analisis likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas dari
KUD.
1. Ukuran dasar likuiditas adalah sebagai berikut :
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio Lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan
hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi untuk
membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar.
Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio lancar adalah :
Rasio Lancar = x 100%
Lancar Hutang
Lancar Aktiva
Standar current ratio = 200%.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio Cepat adalah perbandingan antara aktiva lancar
dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini
menunjukkan kemampuan koperasi untuk membayar hutang yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid.
commit to user
Standar Quick Ratio > 100%
2. Analisis solvabilitas
a. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva
Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva menunjukkan
seberapa besar aktiva koperasi yang dibiayai modal sendiri maupun
modal pinjaman. Perhitungan rasio menggunakan rumus di bawah
ini :
Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva =
Aktiva Total
Sendiri Modal
Ukuran standar rasio ini adalah 0,5.
b. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap
Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap menunjukkan
sejauh mana modal sendiri koperasi membiayai aktiva tetap,
dinyatakan sebagai perbandingan antara modal sendiri dengan
aktiva tetap. Perhitungan rasio menggunakan rumus di bawah ini :
Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap =
Tetap Aktiva
Sendiri Modal
Nilai rasio yang baik adalah > 1,5
c. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva
Rasio Total Hutang dengan total aktiva menunjuukan sejauh
mana nilai dari total aktiva yang dimiliki dibiayai oleh hutang.
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang total terhadap
total aktiva. Perhitungan rasio menggunakan rumus di bawah ini :
Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva =
Aktiva Total
Hutang Total
Nilai rasio yang baik adalah < 0,5.
d. Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri
Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri menunjukkan
commit to user
Perhitungan rasio menggunakan rumus di bawah ini Rasio Total
Hutang dengan Modal Sendiri =
Sendiri Modal
Hutang Total
Nilai rasio yang baik adalah = 1.
3. Analisis rentabilitas
a. Rentabilitas ekonomis
Rentabilitas ekonomis merupakan kemampuan untuk
menghasilkan SHU (Sisa Hasil Usaha) dari keseluruhan modal,
baik modal asing maupun modal sendiri, yang digunakan untuk
menghasilkan SHU. Rumus yang digunakan untuk mencari
rentabilitas ekonomis yaitu :
Standar yang digunakan untuk menilai ROI adalah 0,05
b. Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan untuk
menghasilkan SHU dari sejumlah modal sendiri yang digunakan
untuk menghasilkan SHU. Rumus yang digunakan untuk mencari
rentabilitas modal sendiri yaitu :
Standar yang digunakan untuk menilai ROE adalah 0,15
2. Analisis Trend Dalam Prosentase
Analisis trend dalam prosentase bertujuan untuk melihat
perkembangan tiap-tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan dalam
lima periode analisis, yaitu dari tahun 2005-2009. Analisis trend dalam
prosentase merupakan metode atau teknik analisis untuk mengetahui
tendensi keadaan keuangan apakah menunjukan tendensi naik, turun atau
commit to user Xn = x 100%
Q Q
b a
Keterangan:
Xn = nilai indeks pos tertentu pada tahun yang dianalisis
Qa = nilai rupiah pos tertentu pada tahun yang dianalisis
Qb = nilai rupiah pos tertentu pada tahun dasar
3. Analisis Prosentase per Komponen
Analisis prosentase per komponen adalah metode analisis untuk
mengetahui prosentasi investasi pada masing-masing aktiva terhadap total
aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalan dan komposisi
perongkosan yang dihubungkan dengan jumlah penjualannya. Analisis ini
membandingkan pos-pos laporan keuangan dengan pos tertentu dalam
laporan yang sama dan dalam periode yang sama. Angka yang digunakan
sebagai dasar adalah total aktiva dan pasiva untuk pos-pos dalam neraca
dan total penjualan untuk pos perhitungan rugi laba. Analisis ini dilakukan
pada 5 periode keuangan.
Xm = x 100%
Q Q
i r
Dimana :
Xm = hasil analisis pos tertentu
Qr = nilai rupiah pos yang dianalisis
commit to user
32
IV. KONDISI UMUM KUD MUSUK KABUPATEN BOYOLALI
A. Sejarah Berdirinya KUD Musuk
KUD Musuk berdiri berdasarkan Inpres No : 4 Tahun 1973, tentang
BUUD/KUD di Desa Kembangsari Musuk oleh peternak sapi potong yang
berjumlah 30 orang.
KUD Musuk berdiri pada tahun 1973 dengan berbadan hukum No.
8463b/BH/PAD/KWK.II/XII/96 tertanggal 31 Desember 1996. KUD ini
terletak di lereng Gunung Merapi yang mempunyai ketinggian 250-1200 m, di
atas permukaan laut, tepatnya di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.
Kecamatan Musuk merupakan daerah yang memiliki potensi usaha peternakan
sapi perah, sehingga sangat berperan bagi penduduk di Kecamatan Musuk
yang sebagian bermatapencaharian sebagai petani dan peternak sapi perah,
terutama membantu dalam permodalan dan proses pemasaran.
KUD Musuk pada awal berdirinya pada tahun 1973 masih berbentuk
BUUD dan hanya beranggotakan 30 orang dan hanya memiliki 1 unit usaha
yaitu saprotan (sarana produksi tanaman). Pada tahun 1980 KUD Musuk
mendapatkan bantuan dari Presiden RI yaitu berupa kredit sapi potong dan
sapi perah. Kemudian seiring waktu unit usaha yang dikembangkan bertambah
antara lain pengembangan kredit candak kulak (KCK). Pada tahun 1985 KUD
mulai membudidayakan sapi perah dan dari hasil budidaya tersebut
memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan KUD ini. Sekitar tahun
1990 KUD Musuk mampu menampung susu dari para peternak mencapai
33-34 ton per hari. Dan KUD ini berkembang menjadi KUD susu terbesar di
Jateng, dan pada tahun yang sama KUD Musuk menerima piagam sebagai
KUD Mandiri dari Menteri Koperasi RI, atas keberhasilannya mencapai
tingkat kemandirian. Pada tahun 1991 mendapat penghargaan sebagai KUD
Mandiri Terbaik Tingkat Nasional dan mulai tahun 1992 hingga saat ini
commit to user
B. Tujuan KUD Musuk
KUD Musuk mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Ikut aktif melaksanakan program pemerintah dalam rangka pembangunan
ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan.
2. Membimbing, membina dan mengarahkan anggota (masyarakat)
pedesaan untuk melaksanakan kegiatan secara kooperatif.
3. Menciptakan tiga sehat koperasi, yaitu sehat organisasi, sehat manajemen
dan sehat usaha.
C. Keorganisasian
1. Rapat Anggota Tahunan
Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan alat perlengkapan
organisasi yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat
Anggota Tahunan ini diselenggarakan minimal satu kali dalam satu tahun
sebagai pertanggungjawaban pengurus terhadap anggota. Rapat anggota
mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menetapkan Anggaran Dasar atau perubahannya dan kebijaksanaan
umum.
b. Memilih atau mengangkat dan memberhentikan pengurus dan badan
pengawas.
c. Menetapkan rencana kerja, anggaran belanja, pengesahan neraca dan
kebijaksanaan pengurus.
d. Membagikan SHU pada anggota.
e. Hal-hal lain yang ditetapkan oleh Anggaran Dasar.
2. Pengurus
Pengurus KUD Musuk dipilih dari dan oleh anggota dengan masa
jabatan lima tahun. Pengurus terdiri dari Ketua I dan II, Sekretaris,
Bendahara dan Pembantu Umum. Pengurus bertanggung jawab kepada
rapat anggota. Pengurus koperasi mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
a. Memimpin organisasi dan usaha koperasi serta mewakili koperasi di
commit to user
b. Melaksanakan keputusan rapat anggota, baik yang menyangkut
bidang-bidang organisasi maupun usaha.
c. Memberikan pelayanan kepada anggota dalam usahanya
memperoleh peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.
d. Mempertanggung jawabkan hal-hal yang dikerjakan selama
menjabat sebagai pengurus dan mempunyai kewajiban melaporkan
hal tersebut kepada Rapat Anggota Tahunan (RAT).
e. Melaporkan secara tertulis kepada badan pengawas.
f. Mengambil tindakan yang dianggap perlu dan tanggung jawab
kepentingan dan kemanfaatan koperasi.
g. Mengadakan daftar anggota pengurus menurut ketentuan yang telah
ditetapkan.
h. Menjaga kerukunan anggota.
3. Badan Pengawas
Badan Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dengan masa
kerjanya lima tahun, jumlahnya ada tiga orang. Jabatan badan pengawas
tidak boleh merangkap dengan jabatan sebagai pengurus, agar ada
pemisahan yang tegas antara pengawas dan tugas pelaksanaan. Badan
Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota.
Badan pengawas koperasi bertugas sebagai berikut:
a. Melakukan pegawasan terhadap seluruh kebijaksanaan dan
pengelolaan koperasi.
b. Mengamati perkembangan dan pertumbuhan koperasi.
c. Membuat laporan tertulis mengenai hasil pengawasannya.
d. Badan pengawas memiliki wewenang sebagai berikut:
e. Mengamati, meneliti, mengawasi dan memeriksa semua catatan yang
ada pada koperasi sekurang-kurangnya tiga bulan sekali.
f. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
g. Mengadakan pemeriksaan sewaktu-waktu mengenai bidang
keuangan dan persediaan barang serta kekayaan perusahaan.
commit to user 4. Unit Usaha
Untuk melayani dan memenuhi kebutuhan anggota dan masyarakat,
KUD Musuk memiliki berbagai unit usaha antara lain:
a. Unit Usaha Susu
Mengurus pelayanan pengelolaan susu dari anggota untuk
kebutuhan anggota.
b. Unit Usaha Simpan Pinjam
Usaha perkreditan dilaksanakan untuk membantu permodalan
bagi para anggota yang mempunyai mata pencaharian: peternak sapi
perah, bakul, dan pedagang dengan cara yang sangat mudah untuk
mendapatkan kredit atau pinjaman.
c. Unit Usaha Ternak
Mengusahakan dan mengadakan kredit sapi perah yang
dibutuhkan oleh peternak sapi perah dan pengadaan pakan
konsentrat.
d. Unit Usaha Angkutan
Mengurus pelayanan dan penyediaan sarana jasa angkutan
barang untuk memudahkan anggota dalam pengiriman susu kepada
KUD.
e. Unit Usaha Waserda
Mengurus pelayanan tentang penyediaan dan penyaluran
sarana-sarana produksi dan kebutuhan pokok sehari-hari.
f. Unit Usaha Saprotan
Menyediakan berbagai sarana produksi tanaman untuk
kebutuhan anggota.
g. Unit Usaha Listrik
Melaksanakan pencatatan atas penerimaan pembayaran listrik
pedesaan dari anggota.
D. Keanggotaan
Anggota KUD Musuk adalah warga yang bertempat tinggal di wilayah
commit to user
pencaharian sebagai petani, bakul/pedagang, pengrajin, pengusaha, pengawai
negeri sipil/TNI, peternak dan yang mendapat pelayanan dari koperasi.
KUD Musuk memiliki wilayah kerja se-wilayah Kecamatan Musuk
yang terdiri dari 20 desa. Perkembangan keanggotaan per desa KUD Musuk
adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Jumlah Anggota KUD Musuk dari Tahun 2005-2009
No Desa Tahun
penurunan karena meninggalnya anggota. Santunan kepada anggota KUD
yang meninggal dunia sebesar Rp.15.000,-
Pada tahun 2009, KUD Musuk mengikutsertakan pengurus dan
karyawan untuk mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan yang
diselenggarakan oleh DinasKop dan UKM baik tingkat kabupaten maupun