• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DI KUD MUSUK KABUPATEN BOYOLALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DI KUD MUSUK KABUPATEN BOYOLALI"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI

LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS

DI KUD MUSUK KABUPATEN BOYOLALI

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Oleh : Prawitasari

H 0306087

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DI KUD MUSUK KABUPATEN

BOYOLALI

yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Prawitasari H 0306087

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal : 20 April 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Wiwit Rahayu, SP. MP NIP. 19711109 199703 2 004

Anggota I

Mei Tri Sundari, SP. MSi NIP. 19780503 2005012 002

Anggota II

Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS NIP. 19570104 198003 2 001

Surakarta, April 2011

Mengetahui Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian Dekan

(3)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya. Akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari

Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas di KUD Musuk Kabupaten Boyolali ”.

Tulisan ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1)

pada Jurusan/Program Studi Sosial ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyelesaikan skripsi ini dengan usaha, bantuan, dan dorongan

dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

1. Ir. Agustono, M Si selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas

Pertanian Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Wiwit Rahayu, SP. MP, selaku dosen pembimbing akademik peneliti

sekaligus dosen pembimbing utama skripsi yang telah memberikan bimbingan

dan arahan peneliti sejak awal kuliah sampai dengan penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Mei Tri Sundari, SP. M Si, pembimbing pendamping skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS selaku penguji yang telah

memberikan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepala Bappeda dan Kesbangpolinmas Kabupaten Boyolali yang telah

mempermudah perizinan pengumpulan data.

6. Koperasi Unit Desa (KUD) Musuk beserta seluruh pengurus ataupun anggota

koperasi yang telah memberikan semua keperluan informasi ataupun bantuan

(4)

commit to user

iv

7. Bapakku Alm. Purnadi dan Ibuku Endang Listyorini yang telah memberikan

dorongan secara moril dan materiil, dan berkat do’a dan dorongan yang

diberikan dengan tulus ikhlas sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi.

8. Adikku Candra Adi Buana, serta seluruh keluargaku, terima kasih atas do’a

dan dukungannya.

9. Teman-teman Teater Thoekoel FP UNS; Rosi, Hendro, Rhona, Kuning,

Ringgo, Eko, Eka, Ratna, Dwi, Farid, Andi, Juju, Achid, Frida, dan semuanya

yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan pengalaman,

pelajaran, dan kebahagiaan. Aku sayang kalian.

10.Gank G4UL ; Roro, Vika, Bagus Sugi, Habib, Amel, Hanif, Adi, Oji tanpa

kalian kampus terasa sepi. “Perkuat pusat Perbanyak Cabang

11.Teman-temanku angkatan 2006. Semoga kita sukses bersama. Amin.

12.Pihak-pihak lain yang juga telah banyak membantu tetapi tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangatlah

penulis harapkan, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, April 2011

Penulis

(5)

commit to user

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

RINGKASAN ... ix

SUMMARY ... x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Kegunaan Penelitian ... 4

II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 5

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 23

C. Hipotesis... 24

D. Pembatasan Masalah ... 24

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25

III.METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian ... 27

B. Metode Pengambilan Lokasi Penelitian ... 27

C. Jenis dan Sumber Data ... 28

D. Metode Analisis Data ... 28

1. Analisis Rasio ... 28

2. Analisis Trend Dalam Prosentase ... 30

(6)

commit to user

vi

IV.KONDISI UMUM KUD MUSUK KABUPATEN BOYOLALI

A. Sejarah Berdirinya KUD Musuk ... 32

B. Tujuan KUD Musuk... 33

C. Keorganisasian ... 33

D. Keanggotaan... 35

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio ... 38

1. Rasio Likuiditas ... 38

2. Rasio Solvabilitas ... 41

3. Rasio Rentabilitas ... 46

B. Analisis Trend Dalam Prosentase ... 49

C. Analisis Persentase per Komponen ... 55

D. Pendapatan Peternak Sapi Perah di Kecamatan Musuk ... 63

VI.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran... 67

(7)

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

1. Contoh Neraca Bentuk Akun ... 15

2. Contoh Neraca Bentuk Laporan ... 16

3. Contoh Laporan Rugi Laba Bentuk Single Step ... 17

4. Contoh Laporan Rugi Laba Bentuk Multiple Step ... 18

5. Banyaknya Penerimaan Susu (liter) di Kabupaten Boyolali Tahun 2008 27

6. Jumlah Keanggotaan KUD Musuk dari Tahun 2005-2009 ... 36

7. Hasil Perhitungan Rasio Lancar KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 38

8. Hasil Perhitungan Rasio Cepat KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009 ... 40

9. Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri Dengan Total Aktiva KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009 ... 42

10.Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri Dengan Aktiva Tetap KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009 ... 43

11.Hasil Perhitungan Rasio Total Hutang Dengan Total Aktiva KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009 ... 44

12.Hasil Perhitungan Rasio Total Hutang Dengan Modal Sendiri KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009 ... 45

13.Hasil Perhitungan Return of Investment (ROI) KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 47

14.Hasil Perhitungan Return of Equity (ROE) KUD Musuk Kabupaten Boyolali tahun 2002-2006 ... 48

15.Hasil Perhitungan Analisis Trend Dalam Prosentase Pada Neraca Keuangan KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 51

16.Hasil Perhitungan Analisis Trend Dalam Prosentase Pada Laporan Rugi Laba KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 53

17.Hasil Perhitungan Analisis Persentase Per Komponen Pada Neraca Keuangan KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 57

18.Hasil Perhitungan Analisis Persentase Per Komponen Pada Laporan Rugi Laba KUD Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 61

(8)

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

1. Bagan Kerangka Pemikiran ... 24

2. Perkembangan Rasio Likuiditas KUD Musuk Tahun 2005-2009 ... 41

3. Perkembangan Rasio Solvabilitas KUD Musuk Tahun 2005-2009 ... 46

(9)

commit to user

ix

INTISARI

Prawitasari. H0306087. Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas di KUD Musuk Kabupaten Boyolali.

Di bawah bimbingan Wiwit Rahayu SP, MP dan Mei Tri Sundari SP, MSi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja keuangan KUD Musuk ditinjau dari likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas, dan mengkaji perkembangan pos-pos dalam neraca dan laporan laba-rugi pada KUD Musuk di Kabupaten Boyolali. Metode dasar penelitian ini adalah metode deskriptif dan teknik pelaksanaannya adalah studi kasus di KUD Musuk Kabupaten Boyolali. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan keuangan KUD Musuk yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba dari tahun 2005-2009. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis rasio yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta analisis trend dalam prosentase dan persentase per komponen.

(10)

commit to user

x

ABSTRACT

Prawitasari. H0306087. Financial Analysis Based on Liquidity, Solvency, and Remunative Ratio of Koperasi Unit Desa (KUD) Musuk in Boyolali Regency. Under tuition Wiwit Rahayu SP, MP dan Mei Tri Sundari SP, MSi. Agriculture Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. 2011.

The purposes of the research are to analyze the financial side by using analysis ratio which consist of liquidity ratio, solvency ratio, and remunative ratio, and to examine the development of entries in balance sheet to the KUD Musuk in Boyolali regency using trend analysis and common size percentage analysis. The method used for this research is descriptive method while the method used for the realization was survey method. Data used is secondary data. Analysis method used that is ratio analysis consisted of liquidity, solvability, rentability and activity ratio and also trend analysis and common size percentage analysis.

(11)

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi adalah sebuah lembaga atau perkumpulan orang-orang yang

bekerjasama melakukan aktivitas ekonomi demi keuntungan bersama.

Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di

mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan

yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi biasanya dihitung

berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan

melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan

yang dilakukan oleh anggota (Anonim, 2009).

Koperasi memerlukan suatu manajemen yang baik agar mampu

mengimbangi badan usaha lain. Manajemen dalam perkoperasian sangat

penting karena termasuk lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya

lembaga bisnis karena manajemen merupakan salah satu unsur penting dalam

pengembangan dan efisiensi usaha koperasi. Salah satu koperasi yang

menunjang kegiatan dan kepentingan ekonomi bagi masyarakat adalah

Koperasi Unit Desa (KUD).

Koperasi yang bergerak di bidang pertanian ataupun peternakan dalam

hal ini koperasi unit desa, tidak hanya bergerak dalam hal produksi saja tetapi

berperan penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Koperasi adalah badan usaha yang sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

yang mempunyai ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas serta

menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat (Kartasaputra dkk, 2000)

Susu mengandung zat gizi bernilai tinggi yang dibutuhkan bagi

kehidupan masyarakat dari segala lapisan umur untuk menjaga pertumbuhan,

kesehatan, dan kecerdasan berpikir. Begitu pentingnya susu, sehingga dapat

dikatakan bahwa untuk membangun suatu bangsa yang cerdas dan sehat,

penyediaan susu bagi masyarakat merupakan hal yang mutlak. Konsumsi susu

(12)

commit to user

dalam negeri, sebagai akibat lambannya perkembangan agribisnis sapi perah.

Oleh karena itu, pengembangan agribisnis sapi perah dipandang perlu dipacu

agar produksi susu memenuhi permintaan konsumsi susu nasional. Agribisnis

sapi perah mengelola sarana dan prasarana pengelolaan produk karena sifat

komoditas susu yang cepat rusak pada suhu kamar. Dalam agribisnis sapi

perah, peternak tidak dapat lepas dari keberadaan koperasi. Keberadaan

koperasi susu pada agribisnis sapi perah adalah sebagai implementasi

kebijakan pemerintah dalam pengembangan agribisnis sapi perah.

(Rusdiana dan Sejati, 2009).

KUD Musuk adalah KUD serba usaha yang unit usaha unggulannya

diantaranya adalah unit usaha persusuan (penampungan susu sapi) dan ternak

sapi perah (penyediaan sapi perah sesuai pesanan peternak). KUD ini

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak khususnya anggotanya

yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah. Agar

KUD dapat mencapai tujuan, maka diperlukan evaluasi supaya KUD dapat

mengetahui kekurangannya dan meningkatkan perannya di masa mendatang

sehingga rakyat yang dalam hal ini peternak sebagai anggota KUD dapat

merasakan bagaimana KUD telah menjalankan tujuan, fungsi serta perannya.

Evaluasi yang dimaksud adalah bentuk dari evaluasi kinerja KUD tersebut.

Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian pada KUD Musuk

untuk mengetahui kinerja koperasi, pada khususnya kinerja keuangan pada

KUD tersebut sehingga dapat diketahui secara langsung perkembangan

koperasi melalui laporan keuangan pada KUD Musuk.

B. Perumusan Masalah

KUD merupakan salah satu koperasi yang ditetapkan berdasarkan

Inpres No. 2 tahun 1978 yang menetapkan agar KUD menjadi pusat atau

pelopor perekonomian pedesaan. Tentu saja anggota koperasi ini lebih

mengutamakan juga pada perkumpulan anggota masyarakat desa untuk

membangun perekonomian desa secara bersama-sama. Pencapaian tujuan

KUD untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya harus didukung oleh

(13)

commit to user

Manajemen merupakan kebutuhan mutlak bagi suatu KUD. Manajemen

KUD sangat penting dalam pengelolaan koperasi karena dapat menentukan

maju mundurnya usaha KUD yang bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan

para pengurus KUD dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan

teknologi dan kemajuan ilmu lainnya, dan fleksibel dalam menyerap

pengetahuan yang positif guna perkembangan KUD.

KUD Musuk adalah KUD serba usaha dengan usaha yang menonjol

diantaranya adalah unit ternak sapi perah dan unit persusuan bagi warga yang

sebagian besar bermata pencaharian sebagai peternak di wilayah Kabupaten

Boyolali. KUD susu ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak

khususnya anggotanya. Dalam menjalankan usahanya KUD susu khususnya

pada KUD Musuk mendapatkan banyak tantangan. Salah satunya adanya

pihak swasta yang lebih berani memberikan harga lebih tinggi daripada harga

dari KUD Musuk. Masyarakat beranggapan akan memperoleh keuntungan

yang lebih apabila di jual di luar koperasi sehingga menyebabkan adanya

banyak pesaing-pesaing dalam usaha persusuan. Hal ini menyebabkan

pemasukan susu pada KUD mengalami penurunan yang nantinya akan

berdampak pada keuangan KUD Musuk sehingga agar dapat

mempertahankan usaha, perlu diterapkan manajemen koperasi yang tepat

dalam menjalankan usaha.

Salah satu pelaksanaan manajemen untuk melihat kondisi KUD Musuk

terletak pada unsur keuangannya. Kondisi keuangan yang baik akan

menunjukkan usaha-usaha KUD telah dilakukan secara efisien dan

memungkinkan KUD dapat melakukan perencanaan yang matang dimasa

yang akan mendatang. Untuk mengetahui kondisi keuangan KUD dapat

dilakukan analisis tentang kinerja keuangan. Dalam menganalisa dan menilai

posisi keuangan dan potensi atau kemajuan KUD, faktor-faktor yang paling

utama adalah likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Selain berpegang pada

standart rasio, hal lain yang perlu diperhatikan adalah trend atas prosentase

(14)

commit to user

(Munawir, 1999). Berdasarkan uraian tersebut permasalahan yang dapat

dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kinerja keuangan KUD Musuk ditinjau dari likuiditas,

solvabilitas, dan rentabilitas?

2. Bagaimana perkembangan pos-pos dalam neraca pada KUD Musuk di

Kabupaten Boyolali?

C. Tujuan

Penelitian mengenai kinerja keuangan KUD Musuk ini bertujuan untuk :

1. Mengkaji kinerja keuangan KUD Musuk ditinjau dari likuiditas,

solvabilitas, dan rentabilitas.

2. Mengkaji perkembangan pos-pos dalam neraca dan laporan laba-rugi pada

KUD Musuk di Kabupaten Boyolali.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, sebagai syarat kelulusan dalam menempuh pendidikan strata

satu di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus

menerapkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah.

2. Bagi pihak manajemen KUD, penelitian ini diharapkan sebagai sumbang

saran untuk menyusun dasar perencanaan strategi operasional pada

periode yang akan datang.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat menjadi sumber tambahan referensi

dalam melakukan penelitian selanjutnya dan penelitian sejenis.

4. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran, bahan pertimbangan dan evaluasi terhadap

penetapan kebijakan, terutama kaitannya dengan pengembangan Koperasi

(15)

commit to user

5

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai Kinerja Keuangan Koperasi telah dilakukan

sebelumnya oleh Sari (2005) dengan judul “Analisis Keuangan KUD Susu

di Kabupaten Boyolali”. Peneliti menggunakan analisis rasio yang terdiri

dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio

aktivitas. Kemudian untuk mengkaji perkembangan pos-pos pada neraca

KUD Susu di Kabupaten Boyolali menggunakan analisis trend dan analisis

presentase per komponen. Hasil analisis rasio menunjukkan bahwa KUD

Susu di Kabupaten Boyolali memiliki tingkat likuiditas yang kurang

(masih dibawah standar), tingkat solvabilitas yang rendah, dan rentabilitas

KUD yang juga masih kurang ditandai dengan tingkat ROI dan ROE yang

kurang dari standar. Ditinjau dari rasio aktivitas, KUD Susu di Kabupaten

Boyolali masih belum efisisen dalam mengelola sumber daya yang

dimiliki ditandai dengan tingkat perputaran persediaan dan perputaran

piutang yang menurun. Dilihat dari analisis trend dan persentase terhadap

neraca dan laporan rugi-laba KUD Susu selama tahun 2000-2004

menunjukkan perkembangan posisi keuangan jangka pendek yang kurang

menguntungkan. Pada penelitian ini analisis laporan keuangan tidak dapat

digunakan oleh KUD yang bersangkutan karena analisis dilakukan secara

kumulatif pada semua KUD Susu di Kabupaten Boyolali sedangkan

keadaan keuangan per KUD berbeda-beda sehingga diperlukan analisis

laporan keuangan tiap-tiap KUD agar lebih memudahkan dalam

perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang.

Penelitian serupa dilakukan oleh Deritanti (2007), tentang kinerja

keuangan di KUD Mojosongo Kabupaten Boyolali. Peneliti menggunakan

analisis rasio likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aktivitas. Serta untuk

mengetahui perkembangan pada pos-pos neraca dan laporan rugi laba

(16)

commit to user

menunjukkan bahwa jika dilihat dari rasio likuiditas, current ratio, quick

ratio dan cash rationya menunjukkan posisi yang baik karena berada

diatas standar yang digunakan, ini berarti koperasi mampu membayar

hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya.

Dilihat dari rasio solvabilitas, total debt to equity ratio dan total debt to

capital assets menunjukkan adanya peningkatan dan dapat memenuhi

standar yang berarti koperasi dapat menjamin hutangnya dengan modal

sendiri dan total aktiva yang dimiliki. Kemampuan koperasi menghasilkan

laba dilihat dari ROI dan ROE masih rendah karena berada dibawah

standar. Rasio aktivitas menunjukkan perputaran persediaan dan aktiva

tetap menunjukkan kecenderungan yang baik, tetapi perputaran total aktiva

dan perputaran piutang berada dibawah standar karena masih kurang

efektif dalam penggunaannya. Trend dalam prosentase pada neraca dan

laporan rugi laba secara umum menunjukkan adanya trend meningkat.

Berdasarkan kedua penelitian diatas, dapat diketahui alat analisis

yang digunakan adalah analisis rasio yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio aktivitas serta untuk mengkaji

perkembangan pos-pos pada neraca KUD menggunakan analisis trend

dalam prosentase dan analisis presentase per komponen. Alat analisis

tersebut hampir sama seperti yang digunakan oleh peneliti. Namun pada

penelitian ini, peneliti tidak menggunakan rasio aktivitas seperti yang

digunakan pada kedua penelitian diatas. Penelitian-penelitian tersebut

dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan gambaran tentang keadaan

keuangan pada KUD sehingga dapat membantu perencanaan manajemen

keuangan pada periode mendatang.

2. Susu

Susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar susu

(mammae), baik dari binatang maupun dari buah dada seorang ibu. Dalam

segi gizi, susu merupakan makanan yang terbaik bagi manusia dan hewan

(17)

commit to user

pangan manusia. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki

kelenjar susu, seperti sapi, kuda dan domba. Susu binatang (biasanya sapi)

juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt, es krim,

keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi

manusia (Sediaoetama, 2004).

Berdasarkan jumlah bakteri yang terdapat dalam susu, kualitas susu

di negara-negara barat dan maju lainnya digolongkan menjadi tiga macam,

yaitu :

a. Susu dengan kualitas baik atau kualitas A (No. 1) jika jumlah bakteri

yang terdapat dalam susu segar tidak lebih dari 100.000 setiap milliliter.

Bakteri-bakteri koli tidak lebih dari 10 /ml.

b. Susu kualitas B (No. 2, sedang) jika jumlah bakteri nya antara 100.000 –

1.000.000/ml, dan jumlah bakteri koli tidak lebih dari 10/ml.

c. Susu dengan kualitas C (No. 3, jelek) jika jumlah bakterinya lebih

daripada 1.000.000/ml (Saleh, 2004).

Menurut Mukhtar (2006), susu beserta produk-produk olahan susu

merupakan salah satu bahan kebutuhan pokok bagi bangsa-bangsa di

negara maju. Semakin tinggi tingkat kehidupan dan kesejahteraan suatu

bangsa, akan semakin besar pula tingkat konsumsi susu dan

produk-produk olahan susu. Susu mengandung tiga komponen yang karakteristik,

yaitu laktosa, protein, dan lemak susu, disamping bahan-bahan lainnya,

seperti air, mineral, dan vitamin. Susu bukan saja penting artinya sebagai

sumber protein dan energi dalam tubuh. Demikian pula tentang kandungan

vitaminnya, tiada bahan pangan yang mengandung begitu banyak vitamin

selain susu. Hal yang sama juga terhadap kandungan mineral, seperti

fosfor, kalium, kalsium, klorin, natrium, iodin, sulfur, seng, fluorin,zat besi

dan tembaga. Semuanya terdapat dalam susu sebagai garam-garam

mineral.

3. Koperasi

Menurut UU Koperasi No. 12 tahun 1992, Koperasi Indonesia

(18)

commit to user

serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur

berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam tata

perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas

asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Koperasi lahir pada permulaan abad ke 19, sebagai reaksi terhadap

sistem liberalisme ekonomi, yang pada waktu itu segolongan kecil

pemilik-pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat. Susunan

masyarakat kapitalis sebagai lanjutan dari liberalisme ekonomi,

membiarkan setiap individu bebas bersaing untuk mengejar keuntungan

sebesar-besarnya bagi individu, dan bebas pula mengadakan segala macam

kontrak tanpa intervensi pemerintah. Akibat dari sistem ekonomi tersebut,

golongan kecil pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat. Mereka

hidup berlebih-lebihan, sedang golongan besar dari masyarakat, yang

lemah kedudukan sosial ekonominya, makin terdesak. Pada saat itulah

tumbuh gerakan koperasi yang menentang aliran individualisme dengan

asas kerja sama dan bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Bentuk

kerjasama melahirkan perkumpulan koperasi

(Widiyanti dan Sunindhia, 1998).

Bibit Koperasi di Indonesia tumbuh di Purwokerto tahun 1896.

Waktu itu pamong praja bernama R. Aria Wiria Atmaja mendirikan

sebuah bank yang diberi nama “Hulph-en Spaar Bank” (Bank Pertolongan

dan Simpanan). Bank itu dimaksudkan untuk menolong para

priyayi/pegawai negeri yang terjerat hutang pada lintah darat. Bank itu

meminjamkan kepada para pegawai negeri itu sendiri. Jadi, semacam

Koperasi Simpan Pinjam saat ini (Anoraga dan Ninik, 1998).

4. Koperasi Unit Desa

Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden No. 2/1978 tentang

BUUD/KUD, penjenisan koperasi di Indonesia mengalami perubahan lagi,

yaitu Koperasi-koperasi Unit Desa (KUD) yang aneka usaha. Itulah

sebabnya banyak koperasi di pedesaan, seperti Koperta yang beramalgasi

(19)

commit to user

koperasi aneka usaha, baik dari segi fungsi ekonomi yang dilakukan

maupun dari komoditi yang diperdagangkan. Oleh sebab itu KUD adalah

aneka usaha dalam pengertian aneka fungsi dan aneka komoditi atau dapat

disebut sebagai koperasi serba usaha (all purpose cooperative)

(Edilius dan Sudarsono, 1996).

Menurut Anoraga dan Widiyanti (1998), Koperasi Unit Desa (KUD)

adalah upaya pendekatan koperasi pada petani melalui penyatuan

(amalgasi) beberapa koperasi pertanian yang kecil-kecil dan sangat banyak

jumlahnya di pedesaan.

Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan salah satu pilar

perekonomian yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian

nasional. Namun, sejak dikeluarkan Inpres No. 18 Tahun 1998, KUD tidak

lagi menjadi koperasi tunggal di tingkat kecamatan. Program-program

pemerintah untuk membangun masyarakat pedesaan, seperti distribusi

pupuk, benih, dan pengadaan gabah, yang awalnya dilakukan melalui

KUD selanjutnya diserahkan pada mekanisme pasar. Hal inilah yang

kemudian mengakibatkan lebih dari 5.400 KUD di Indonesia secara umum

mengalami penurunan kinerja dan tidak sedikit yang hanya tinggal papan

nama. Meskipun demikian, tidak sedikit pula KUD yang bertahan, bahkan

berkembang (Humas UGM, 2010).

5. Koperasi Susu

Pengembangan susu sapi perah diatur dalam INPRES No. 1/1985

yaitu mengenai pengembangan persusuan dilakukan untuk membangun

dan membina usaha persusuan agar mampu meningkatkan produksi susu

dalam negeri dan susu olahan dengan mutu yang baik dan harga terjangkau

oleh masyarakat sekaligus untuk mengurangi impor susu serta

meningkatkan kesejahteraan petani ternak sapi perah pada khususnya dan

meningkatkan gizi masyarakat pada umumnya. Pada tahap awal

pengembangan susu sapi perah ini dikembangkan sistem kemitraan, yaitu

antara peternak, koperasi unit desa (KUD) dan industri pengolah susu

(20)

commit to user

yaitu adanya kewajiban industri pengolah susu untuk menyerap susu sapi

perah domestik (Mukhsin, 2002).

Koperasi susu merupakan lembaga resmi pemerintah untuk

penyaluran dana untuk kredit investasi bagi peternak dan penyaluran bibit

sapi perah khususnya impor, untuk dibagikan kepada anggota sebagai

pinjaman. Setiap peternak yang menjadi anggota koperasi memperoleh

layanan tersebut. Kewajiban peternak anggota adalah wajib menjual

seluruh produk susu segar kepada koperasi dengan harga yang ditetapkan

oleh koperasi dan IPS (Yusdja, 2005).

Usaha agribisnis susu adalah salah satu usaha yang telah

dilaksanakan koperasi sejak tahun 1948. Kegiatan ini merupakan usaha

andalan KUD dan koperasi susu, untuk tujuan menyelamatkan produksi

susu rakyat dan menambah pendapatan petemak. Susu merupakan

komoditas yang mudah rusak, mempunyai resiko tinggi, karena itu perlu

penanganan yang hati-hati dan spesialisasi. Spesialisasi menumbuhkan

kemampuan dan keahlian yang baik dimana keahlian memerlukan

kompetensi yang dapat dipelajari melalui pendidikan yang teratur dan

berkesinambungan (Panggabean, 2010).

6. Laporan Keuangan

Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil

yang telah dicapai oleh perusahaan, perlu adanya laporan keuangan dari

perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah

hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan

dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas

perusahaan tersebut (Munawir, 1999).

Laporan keuangan utama yang dihasilkan dari proses akuntansi

adalah neraca dan laporan rugi laba. Neraca dibuat dengan maksud untuk

menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi pada suatu saat tertentu,

sedangkan laporan rugi laba menggambarkan hasil-hasil usaha yang

(21)

commit to user

disusun setahun sekali (tahunan), namun tidak jarang dijumpai pula

perusahaan yang menyusun laporan keuangan tiap kuartal, bahkan tiap

bulan (Jusup, 2003).

Laporan finansiil memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansiil

suatu perusahaan, di mana Neraca (Balance Sheet) mencerminkan nilai

aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi

laba (Income Statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama

suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun

(Riyanto, 2001).

a. Neraca

Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada

suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku

ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau

tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet

(Munawir, 1999).

Neraca atau sering disebut juga laporan posisi keuangan adalah

suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan), kewajiban

dan modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat

tertentu. Judul suatu neraca terdiri atas nama organisasi, nama

laporan, dan tanggal neraca. Badan atau isi laporan terdiri atas tiga

bagian yaitu aktiva, kewajiban dan modal (Jusup, 2003).

1)Aktiva

Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan

perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk

pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus

dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang

tidak berwujud lainnya misalnya goodwill, hak paten, hak

menerbitkan dan sebagainya (Munawir, 1999).

Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian

(22)

commit to user

a) Aktiva lancar (current asset) adalah uang kas dan aktiva

lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan

menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi pada periode

berikutnya.

Yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah:

i. Kas, atau uang tunai yang dapat digunakan untuk

membiayai operasi perusahaan. Termasuk dalam

pengertian kas adalah cek yang diterima dari para

langganan dan simpanan perusahaan di Bank dalam

bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank

yang dapat diambil kembali setiap saat diperlukan oleh

perusahaan.

ii. Investasi jangka pendek adalah investasi yang sifatnya

sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk

memanfaatkan uang kas yang sementara belum

dibutuhkan dalam operasi. Yang termasuk dalam investasi

jangka pendek adalah deposito di bank, surat-surat

berharga yang berwujud saham, obligasi, sertifikat bank,

dan surat hipotek.

iii. Piutang wesel atau tagihan perusahaan kepada pihak lain

yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang

diatur dalam undang-undang.

iv. Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain sebagai

akibat adanya penjualan dagangan secara kredit.

v. Persediaan adalah semua barang-barang yang sampai

tanggal neraca masih di gudang atau belum laku dijual.

(Munawir, 1999)

b) Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang memiliki umur

kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai

umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis

(23)

commit to user

aktiva tidak lancar adalah investasi jangka panjang, aktiva

tetap, aktiva tetap tidak berwujud, beban yang ditangguhkan

dan aktiva lain-lainnya (Munawir, 1999).

i. Investasi jangka panjang bertujuan untuk mengadakan

pengawasan terhadap kebijaksanaan atau kegiatan

perusahaan lain, untuk memperoleh pendapatan yang tetap

secara terus menerus, membentuk suatu dana untuk tujuan

tujuan tertentu, dan untuk membina hubungan baik dengan

perusahaan lain.

ii. Aktiva tetap berujud merupakan aktiva yang mempunyai

umur ekonomis lama, digunakan dalam kegiatan usaha dan

tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kondisi

normal. Yang termasuk aktiva tetap berujud meliputi tanah,

bangunan, mesin pabrik, kendaraan dan peralatan kantor.

iii. Aktiva tak berujud merupakan aktiva yang secara fisik

tidak mempunyai wujud tetapi mempunyai manfaat

ekonomis bagi pemiliknya di masa yang akan datang,

meliputi patent, hak cipta, merk dagang, goodwill, waralaba

dan lain-lain.

iv. Beban yang ditangguhkan menunjukkan adanya

pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka

panjang. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain

biaya pemasaran, biaya pembukaan perusahaan, biaya

penelitian.

v. Aktiva lain-lain merupakan aktiva yang tidak termasuk

kategori aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva

tetap berujud dan aktiva tak berujud, meliputi piutang

jangka panjang, gedung dalam penyelesaian

(24)

commit to user 2) Hutang

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada

pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan

sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor

(Munawir, 1999).

a) Hutang lancar menurut Munawir (1999) meliputi:

i. Hutang dagang, adalah hutang yang timbul karena adanya

pembelian barang dagangan secara kredit.

ii. Hutang wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji

tertulis untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu

pada waktu tertentu di masa yang akan datang.

iii. Hutang pajak, baik pajak untuk perusahaan maupun pajak

pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas negara.

iv. Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya-biaya yang

sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.

v. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo adalah

sebagian (seluruh) hutang jangka panjang yang sudah

menjadi hutang jangka pendek karena harus segera

dilakukan pembayarannya.

vi. Penghasilan yang diterima dimuka adalah penerimaan uang

untuk penjualan barang/jasa yang belum direalisir.

b) Hutang jangka panjang yaitu segala kewajiban seperti hipotek,

surat obligasi, pinjaman bersyarat dan sebagainya, yang akan

dilunasi dalam waktu lebih dari setahun sejak tanggal

pinjaman. Hutang jangka panjang meliputi obligasi, hipotek

atau wesel jangka panjang (Gill dan Chatton, 2003).

3) Modal

Menurut Munawir (1999), modal adalah hak atau bagian yang

dimiliki perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal

(25)

commit to user

Neraca dapat disajikan dengan bentuk skontro (Account form)

dimana semua aktiva tercantum di sebelah kiri dan hutang serta modal

di sebelah kanan, dan be ntuk vertikal (Report Form). Neraca bentuk

vertikal ini semua aktiva terletak di bagian atas yang selanjutnya

diikuti dengan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, serta

modal.

Tabel 1. Contoh neraca bentuk akun

PT INDIRASARI N e r a c a 31 Desember 1978

AKTIVA (dalam ribuan) PASSIVA (dalam ribuan) Aktiva Lancar Jumlah hutang lancar 1.117.0

Aktiva Tetap Laba yang ditahan 1.771.4

3.771.4

Total Aktiva 5.488.4 Total Passiva 5.488.4

(26)

commit to user Tabel 2. Contoh neraca bentuk laporan

PT INDIRASARI

Jumlah aktiva lancar 3.366.9

Aktiva Tetap

Tanah 200.0

Bangunan 1.600.0

Alat-alat kantor 700.0 Akumulasi Penyusutan (378.5)

Jumlah aktiva tetap 2.121.5

TOTAL AKTIVA 5.488.4

Jumlah hutang lancar 1.117.0

Hutang Jangka Panjang

Hutang Obligasi 600.0 Jumlah hutang jangka panjang

600.0 Modal

Modal saham 2.000.0

Laba yang ditahan 1.771.4

3.771.4

TOTAL PASSIVA 5.488.4

Sumber: (Munawir, 1999)

b. Laporan Rugi Laba

Laporan rugi laba merupakan ikhtisar dari pendapatan (revenue)

dan beban-beban (expenses) untuk suatu periode waktu atau masa

tertentu. Dengan kata lain, laporan ini menunjukkan hasil usaha atau

kinerja perusahaan pada kurun waktu tertentu (Dunia, 2008).

Laporan laba rugi harus diberi judul, yang terdiri atas nama

perusahaan, nama laporan (dalam hal ini “Laporan Rugi Laba”), dan

periode laporan. Isi laporan rugi laba terdiri atas tiga komponen pokok,

(27)

commit to user

penerimaan kas atau harga lain yang diterima dari konsumen sebagai

hasil penjualan barang atau pemberian jasa. Biaya merupakan harga

pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi untuk

menghasilkan pendapatan. Sedangkan laba (atau rugi) adalah selisih

lebih (atau kurang) antara pendapatan dan biaya (Jusup, 2003).

Bentuk laporan rugi laba yang biasa digunakan adalah sebagai

berikut:

1) Bentuk Single Step, yaitu dengan menggabungkan semua

penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu

kelompok, sehingga untuk menghitung rugi atau laba bersih hanya

memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap

total penghasilan.

2) Bentuk Multiple Step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan

yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara

umum.

Tabel 3. Contoh laporan rugi laba bentuk single step

PT SARI INDAH Laporan Rugi Laba 31 Desember 1978 (dalam ribuan)

Penjualan Netto Rp 2.800

Harga Pokok Penjualan Rp 1.940 (-)

Laba Penjualan Rp 860

Biaya Penjualan Rp 430

Biaya Administrasi Rp 190(+)

Biaya Operasi Rp 620

Laba Operasi Rp 240

Pendapatan lain-lain Rp 50(+)

Pendapatan Netto Rp 290

(28)

commit to user

Tabel 4. Contoh laporan rugi laba bentuk multiple step

PT PANGGUNG SARI Laporan Rugi Laba 31 Desember 1978 (dalam ribuan) Penjualan bruto Rp 74.220 Potongan/retur penjualan Rp 2.000 (-) Penjualan netto Rp 72.200

Analisis rasio menurut Munawir (1999), menggambarkan suatu

hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu

jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan

alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan

gambaran tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu

perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan

dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.

Angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi

tiga, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan

rasio-rasio rentabilitas.

1. Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus

segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu

memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti

(29)

commit to user

dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada

waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat

pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada

hutang lancarnya ataupun hutang jangka pendek (Munawir, 1999).

Likuiditas badan usaha berarti kemampuan perusahaan untuk

dapat menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat

memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih. Likuiditas

dapat diketahui dari neraca pada suatu saat antara lain dengan

membandingkan jumlah aktiva lancar di satu pihak, dengan utang

lancar di lain pihak, hasil perbandingan tersebut disebut “current

ratio” (Riyanto, 2001).

a. Current Ratio

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (margin of

safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahan untuk

membayar hutang-hutang tersebut. Standar current ratio = 200%.

Current ratio = x 100%

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban

dengan tidak memperhitungkan persediaan. Rasio ini mengukur

kemampuan yang sesungguhnya untuk memenuhi

hutang-hutangnya tepat pada saatnya. Standar Quick Ratio > 1 (Riyanto,

Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

(30)

commit to user

dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun

jangka panjang (Munawir, 1999).

Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya pada

saat perusahaan tersebut dilikuidasi.

a. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva

Menunjukkan seberapa besar aktiva koperasi yang

dibiayai modal sendiri maupun modal pinjaman. Perhitungan

rasio menggunakan rumus di bawah ini :

Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva =

Aktiva Total

Sendiri Modal

(Munawir, 1999).

Ukuran standar rasio ini adalah 0,5 (Suwandi, 1985).

b. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap

Sejauh mana modal sendiri koperasi membiayai aktiva

tetap, dinyatakan sebagai perbandingan antara modal sendiri

dengan aktiva tetap. Perhitungan rasio menggunakan rumus di

bawah ini :

Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap =

Tetap Aktiva

Sendiri Modal

(Munawir, 1999)

c. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva

Sejauh mana nilai dari total aktiva yang dimiliki dibiayai

oleh hutang. Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang

total terhadap total aktiva. Perhitungan rasio menggunakan

(31)

commit to user

Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva =

Aktiva Total

Hutang Total

(Munawir, 1999).

Nilai rasio yang baik adalah < 0,5 (Suwandi, 1985).

d. Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri

Menunjukkan perbandingan antara total hutang terhadap

modal sendiri. Nilai rasio yang baik adalah = 1. Perhitungan

rasio menggunakan rumus di bawah ini :

Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri =

Sendiri

Rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

meghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu

perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan

menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian

rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan

memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu

periode dengan jumlah aktiva ataupun jumlah modal perusahaan

tersebut (Munawir, 1999).

1) Rentabilitas Ekonomis

Rentabilitas ekonomis merupakan kemampuan

menghasilkan laba dari modal sendiri yang digunakan untuk

menghasilkan laba tersebut (Riyanto, 1995). Menurut

Munawir (1999) Rentabilitas Ekonomis disebut juga Return of

Investment (ROI) adalah rasio profitabilitas yang dimaksudkan

untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan

keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang

digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan

(32)

commit to user

Semakin tinggi nilainya maka kemampuan menghasilkan

labanya semakin baik (Suwandi, 1985).

2) Rentabilitas Modal Sendiri

Rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan

menghasilkan laba dari sejumlah modal sendiri yang

digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas

modal sendiri disebut juga sebagai Return on Equity (ROE).

Rentabilitas Modal Sendiri = x 100%

Standar yang digunakan untuk menilai ROE adalah 0,15. Semakin

tinggi nilainya maka kemampuan menghasilkan labanya semakin

baik (Suwandi, 1985).

b. Analisis Trend Dalam Prosentase

Analisis dengan trend ratio menunjukkan suatu pos

mempunyai kecenderungan atau arah yang menurun, meningkat

atau tetap serta menunjukkan kecenderungan yang menguntungkan

atau tidak menguntungkan. Untuk dapat menghitung trend yang

dinyatakan dalam prosentase, diperlukan dasar pengukurnya atau

tahun dasarnya. Biasanya data atau laporan keuangan dari tahun

yang paling awal dalam laporan yang dianalisa tersebut dianggap

sebagai tahun dasar (base year). Trend yang dimaksud adalah

menunjukkan hubungan antara masing-masing pos suatu tahun

dengan tahun dasarnya (Munawir, 1999).

c. Analisis Persentase Per Komponen

Laporan keuangan dengan persentase per komponen atau

(33)

commit to user

persentase investasi pada masing-masing pos aktiva terhadap total

aktivanya, masing-masing pos pasiva terhadap total pasivanya serta

pos-pos rugi laba terhadap total penjualan nettonya (Munawir,

1999).

Apabila laporan keuangan disajikan dalam

prosentase-prosentase, yaitu prosentase dari masing-masing pos aktiva

terhadap total aktivanya masing-masing dan pos pasiva terhadap

total pasivanya serta pos-pos rugi laba terhadap total penjualan

nettonya, maka akan diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang

dapat digunakan sebagai pembanding. Laporan yang disajikan atau

dinyatakan dalam prosentase-prosentase ini disebut Common size

statement (Riyanto, 1995).

Analisis ini membandingkan pos-pos laporan keuangan

dengan pos tertentu dalam laporan yang sama dan dalam periode

yang sama. Angka yang digunakan sebagai dasar adalah total

aktiva dan pasiva untuk pos-pos dalam neraca dan total penjualan

untuk pos perhitungan rugi laba. Analisis ini dilakukan pada 5

periode keuangan.

Xm = x 100%

Q Q

i r

Dimana :

Xm = hasil analisis pos tertentu

Qr = nilai rupiah pos yang dianalisis

Qi = nilai rupiah angka dasar

(Munawir, 1999).

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Kinerja keuangan suatu koperasi dapat diketahui berdasarkan keadaan

laporan keuangannya yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi tiap

periodenya. Kedua laporan ini kemudian dianalisis menggunakan analisis

rasio (likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas), analisis trend dan analisis

(34)

commit to user

diketahui kondisi keuangan pada periode yang dianalisis dan perkembangan

pos-pos keuangan (pos-pos pada aktiva dan pasiva) sehingga dapat membantu

pihak-pihak yang bersangkutan dalam mengambil keputusan finansial pada

tahun mendatang. Kerangka berfikir pada analisis kinerja keuangan KUD

Musuk dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Diduga kinerja keuangan KUD Musuk Kabupaten Boyolali ditinjau dari

likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas baik.

D. Pembatasan Masalah

1. Sudut pandang kinerja keuangan dipandang dari segi analisis rasio

keuangan KUD Musuk Kabupaten Boyolali.

2. Penelitian berdasarkan Laporan Rapat Anggota Tahunan KUD Musuk

Kabupaten Boyolali.

Analisis Rasio

§ Likuiditas

§ Solvabilitas

§ Rentabilitas

Analisis Keuangan Analisis Perkembangan Pos-Pos

Analisis Persentase Per Komponen KUD Musuk Kabupaten Boyolali

Laporan Keuangan 1. Neraca

2. Laporan Rugi Laba

Analisis Trend dalam

Prosentase

(35)

commit to user

3. Data yang dianalisis adalah laporan laba rugi dan neraca KUD Musuk

selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 2005-2009.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Kinerja keuangan adalah keadaan keuangan KUD yang diukur

menggunakan analisis rasio likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, analisis

trend dan analisis presentase per komponen.

2. Analisis rasio merupakan alat analisis yang dapat menjelaskan atau

memberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan atau posisi

keuangan koperasi, pada penelitian ini adalah KUD Musuk.

3. Likuiditas adalah kemampuan KUD Musuk untuk memenuhi kewajiban

finansial jangka pendek.

4. Rentabilitas adalah kemampuan KUD Musuk untuk menghasilkan

keuntungan dari modal yang dimilikinya.

5. Solvabilitas adalah kemampuan KUD Musuk membayar segala kewajiban

finansialnya baik yang jangka pendek maupun jangka panjang.

6. Analisis trend dalam prosentase adalah alat analisis untuk menunjukkan

kecenderungan posisi keuangan KUD Musuk selama lima periode.

7. Analisis presentase per komponen adalah perhitungan keuangan dengan

membandingkan pos-pos dalam laporan keuangan, yaitu prosentase dari

masing-masing pos aktiva terhadap total aktivanya masing-masing dan pos

pasiva terhadap total pasivanya serta pos-pos rugi laba terhadap total

penjualan nettonya.

8. Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal

dari koperasi unit desa pada suatu saat tertentu.

9. Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh KUD Musuk yang

ditunjukkan dalam pos modal, surplus dan laba ditahan.

10.Aktiva Lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan

untuk dicairkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi pada periode

berikutnya. Pada penelitian ini yang termasuk aktiva lancar adalah kas dan

bank, simpanan jangka pendek, piutang anggota, piutang non anggota,

(36)

commit to user

11.Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi

KUD Musuk.

12.Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif

permanen atau jangka panjang (lebih dari satu tahun). Pada penelitian ini

yang termasuk aktiva tidak lancar adalah tanah, bangunan, kendaraan,

perlengkapan, akumulasi penyusutan.

13.Hutang adalah semua kewajiban keuangan KUD Musuk kepada pihak lain

yang belum terpenuhi.

14.Laba usaha (Sisa Hasil Usaha) adalah keuntungan bersih yang diperoleh

dari hasil usaha KUD Musuk selama satu tahun.

15.Pos adalah bagian dari neraca yang terdiri dari aktiva dan pasiva.

16.Komponen pada penelitian ini adalah seluruh bagian dari neraca dan

laporan laba rugi.

17.Tahun dasar merupakan tahun yang paling normal di antara tahun-tahun

yang dianalisa atau tahun yang paling awal dalam deretan laporan

keuangan yang dianalisa. Pada penelitian ini, tahun dasar adalah tahun

(37)

commit to user

27

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran

atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat. Data yang dikumpulkan

mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (Nazir, 2003).

Teknik pelaksanaan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi

kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan

dengan suatu fase spesifik. Studi kasus memusatkan perhatian pada suatu

kasus secara intensif dan mendetail. Subyek yang diselidiki terdiri dari satu

unit (atau satu kesatuan unit) individu, kelompok, lembaga atau masyarakat

yang dipandang sebagai kasus (Nazir, 2003).

B. Metode Pengambilan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di KUD Musuk karena KUD Musuk mulai tahun

1992 hingga saat ini dinyatakan sebagai KUD Mandiri Teladan Tingkat

Nasional, memiliki kelengkapan data-data keuangan sebagai bahan analisis,

serta atas dasar dari rekomendasi Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI)

Kabupaten Boyolali. KUD Musuk terletak di Kecamatan Musuk yang

merupakan daerah penghasil susu sapi kedua terbesar di Kabupaten Boyolali

yang ditunjukkan pada Tabel 5, dimana para peternak sapi perah

menyalurkan hasil produksinya ke KUD Musuk Kabupaten Boyolali.

Tabel 5. Banyaknya Penerimaan Susu (liter) di Kabupaten Boyolali Tahun 2008

No Wilayah dan KUD Penerimaan Susu dari KUD

1 Kecamatan Selo 900.000

2 Kecamatan Ampel 1.260.000

3 Kecamatan Cepogo 5.400.000

4 Kecamatan Musuk 11.520.000

5 Kecamatan Boyolali 900.000

6 Kecamatan Mojosongo 12.420.000

(38)

commit to user

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yaitu data yang diperoleh dari laporan keuangan KUD Musuk yang terdiri

dari neraca dan laporan rugi laba dari tahun 2005-2009, Dinas Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah Kabupaten Boyolali, BPS Kabupaten Boyolali, GKSI

Kabupaten Boyolali, serta sumber-sumber lain yang menunjang penelitian

ini.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca dan laporan rugi

laba dari tahun 2005-2009 serta data lain yang relevan dengan tujuan

penelitian.

D. Metode AnalisisData 1. Analisis Rasio

Analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui kinerja keuangan

KUD adalah dengan analisis likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas dari

KUD.

1. Ukuran dasar likuiditas adalah sebagai berikut :

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio Lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan

hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi untuk

membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar.

Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio lancar adalah :

Rasio Lancar = x 100%

Lancar Hutang

Lancar Aktiva

Standar current ratio = 200%.

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat adalah perbandingan antara aktiva lancar

dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini

menunjukkan kemampuan koperasi untuk membayar hutang yang

harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid.

(39)

commit to user

Standar Quick Ratio > 100%

2. Analisis solvabilitas

a. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva

Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva menunjukkan

seberapa besar aktiva koperasi yang dibiayai modal sendiri maupun

modal pinjaman. Perhitungan rasio menggunakan rumus di bawah

ini :

Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva =

Aktiva Total

Sendiri Modal

Ukuran standar rasio ini adalah 0,5.

b. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap

Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap menunjukkan

sejauh mana modal sendiri koperasi membiayai aktiva tetap,

dinyatakan sebagai perbandingan antara modal sendiri dengan

aktiva tetap. Perhitungan rasio menggunakan rumus di bawah ini :

Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap =

Tetap Aktiva

Sendiri Modal

Nilai rasio yang baik adalah > 1,5

c. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva

Rasio Total Hutang dengan total aktiva menunjuukan sejauh

mana nilai dari total aktiva yang dimiliki dibiayai oleh hutang.

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang total terhadap

total aktiva. Perhitungan rasio menggunakan rumus di bawah ini :

Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva =

Aktiva Total

Hutang Total

Nilai rasio yang baik adalah < 0,5.

d. Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri

Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri menunjukkan

(40)

commit to user

Perhitungan rasio menggunakan rumus di bawah ini Rasio Total

Hutang dengan Modal Sendiri =

Sendiri Modal

Hutang Total

Nilai rasio yang baik adalah = 1.

3. Analisis rentabilitas

a. Rentabilitas ekonomis

Rentabilitas ekonomis merupakan kemampuan untuk

menghasilkan SHU (Sisa Hasil Usaha) dari keseluruhan modal,

baik modal asing maupun modal sendiri, yang digunakan untuk

menghasilkan SHU. Rumus yang digunakan untuk mencari

rentabilitas ekonomis yaitu :

Standar yang digunakan untuk menilai ROI adalah 0,05

b. Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan untuk

menghasilkan SHU dari sejumlah modal sendiri yang digunakan

untuk menghasilkan SHU. Rumus yang digunakan untuk mencari

rentabilitas modal sendiri yaitu :

Standar yang digunakan untuk menilai ROE adalah 0,15

2. Analisis Trend Dalam Prosentase

Analisis trend dalam prosentase bertujuan untuk melihat

perkembangan tiap-tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan dalam

lima periode analisis, yaitu dari tahun 2005-2009. Analisis trend dalam

prosentase merupakan metode atau teknik analisis untuk mengetahui

tendensi keadaan keuangan apakah menunjukan tendensi naik, turun atau

(41)

commit to user Xn = x 100%

Q Q

b a

Keterangan:

Xn = nilai indeks pos tertentu pada tahun yang dianalisis

Qa = nilai rupiah pos tertentu pada tahun yang dianalisis

Qb = nilai rupiah pos tertentu pada tahun dasar

3. Analisis Prosentase per Komponen

Analisis prosentase per komponen adalah metode analisis untuk

mengetahui prosentasi investasi pada masing-masing aktiva terhadap total

aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalan dan komposisi

perongkosan yang dihubungkan dengan jumlah penjualannya. Analisis ini

membandingkan pos-pos laporan keuangan dengan pos tertentu dalam

laporan yang sama dan dalam periode yang sama. Angka yang digunakan

sebagai dasar adalah total aktiva dan pasiva untuk pos-pos dalam neraca

dan total penjualan untuk pos perhitungan rugi laba. Analisis ini dilakukan

pada 5 periode keuangan.

Xm = x 100%

Q Q

i r

Dimana :

Xm = hasil analisis pos tertentu

Qr = nilai rupiah pos yang dianalisis

(42)

commit to user

32

IV. KONDISI UMUM KUD MUSUK KABUPATEN BOYOLALI

A. Sejarah Berdirinya KUD Musuk

KUD Musuk berdiri berdasarkan Inpres No : 4 Tahun 1973, tentang

BUUD/KUD di Desa Kembangsari Musuk oleh peternak sapi potong yang

berjumlah 30 orang.

KUD Musuk berdiri pada tahun 1973 dengan berbadan hukum No.

8463b/BH/PAD/KWK.II/XII/96 tertanggal 31 Desember 1996. KUD ini

terletak di lereng Gunung Merapi yang mempunyai ketinggian 250-1200 m, di

atas permukaan laut, tepatnya di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

Kecamatan Musuk merupakan daerah yang memiliki potensi usaha peternakan

sapi perah, sehingga sangat berperan bagi penduduk di Kecamatan Musuk

yang sebagian bermatapencaharian sebagai petani dan peternak sapi perah,

terutama membantu dalam permodalan dan proses pemasaran.

KUD Musuk pada awal berdirinya pada tahun 1973 masih berbentuk

BUUD dan hanya beranggotakan 30 orang dan hanya memiliki 1 unit usaha

yaitu saprotan (sarana produksi tanaman). Pada tahun 1980 KUD Musuk

mendapatkan bantuan dari Presiden RI yaitu berupa kredit sapi potong dan

sapi perah. Kemudian seiring waktu unit usaha yang dikembangkan bertambah

antara lain pengembangan kredit candak kulak (KCK). Pada tahun 1985 KUD

mulai membudidayakan sapi perah dan dari hasil budidaya tersebut

memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan KUD ini. Sekitar tahun

1990 KUD Musuk mampu menampung susu dari para peternak mencapai

33-34 ton per hari. Dan KUD ini berkembang menjadi KUD susu terbesar di

Jateng, dan pada tahun yang sama KUD Musuk menerima piagam sebagai

KUD Mandiri dari Menteri Koperasi RI, atas keberhasilannya mencapai

tingkat kemandirian. Pada tahun 1991 mendapat penghargaan sebagai KUD

Mandiri Terbaik Tingkat Nasional dan mulai tahun 1992 hingga saat ini

(43)

commit to user

B. Tujuan KUD Musuk

KUD Musuk mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Ikut aktif melaksanakan program pemerintah dalam rangka pembangunan

ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan.

2. Membimbing, membina dan mengarahkan anggota (masyarakat)

pedesaan untuk melaksanakan kegiatan secara kooperatif.

3. Menciptakan tiga sehat koperasi, yaitu sehat organisasi, sehat manajemen

dan sehat usaha.

C. Keorganisasian

1. Rapat Anggota Tahunan

Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan alat perlengkapan

organisasi yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat

Anggota Tahunan ini diselenggarakan minimal satu kali dalam satu tahun

sebagai pertanggungjawaban pengurus terhadap anggota. Rapat anggota

mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Menetapkan Anggaran Dasar atau perubahannya dan kebijaksanaan

umum.

b. Memilih atau mengangkat dan memberhentikan pengurus dan badan

pengawas.

c. Menetapkan rencana kerja, anggaran belanja, pengesahan neraca dan

kebijaksanaan pengurus.

d. Membagikan SHU pada anggota.

e. Hal-hal lain yang ditetapkan oleh Anggaran Dasar.

2. Pengurus

Pengurus KUD Musuk dipilih dari dan oleh anggota dengan masa

jabatan lima tahun. Pengurus terdiri dari Ketua I dan II, Sekretaris,

Bendahara dan Pembantu Umum. Pengurus bertanggung jawab kepada

rapat anggota. Pengurus koperasi mempunyai tugas dan tanggung jawab

sebagai berikut:

a. Memimpin organisasi dan usaha koperasi serta mewakili koperasi di

(44)

commit to user

b. Melaksanakan keputusan rapat anggota, baik yang menyangkut

bidang-bidang organisasi maupun usaha.

c. Memberikan pelayanan kepada anggota dalam usahanya

memperoleh peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.

d. Mempertanggung jawabkan hal-hal yang dikerjakan selama

menjabat sebagai pengurus dan mempunyai kewajiban melaporkan

hal tersebut kepada Rapat Anggota Tahunan (RAT).

e. Melaporkan secara tertulis kepada badan pengawas.

f. Mengambil tindakan yang dianggap perlu dan tanggung jawab

kepentingan dan kemanfaatan koperasi.

g. Mengadakan daftar anggota pengurus menurut ketentuan yang telah

ditetapkan.

h. Menjaga kerukunan anggota.

3. Badan Pengawas

Badan Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dengan masa

kerjanya lima tahun, jumlahnya ada tiga orang. Jabatan badan pengawas

tidak boleh merangkap dengan jabatan sebagai pengurus, agar ada

pemisahan yang tegas antara pengawas dan tugas pelaksanaan. Badan

Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota.

Badan pengawas koperasi bertugas sebagai berikut:

a. Melakukan pegawasan terhadap seluruh kebijaksanaan dan

pengelolaan koperasi.

b. Mengamati perkembangan dan pertumbuhan koperasi.

c. Membuat laporan tertulis mengenai hasil pengawasannya.

d. Badan pengawas memiliki wewenang sebagai berikut:

e. Mengamati, meneliti, mengawasi dan memeriksa semua catatan yang

ada pada koperasi sekurang-kurangnya tiga bulan sekali.

f. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

g. Mengadakan pemeriksaan sewaktu-waktu mengenai bidang

keuangan dan persediaan barang serta kekayaan perusahaan.

(45)

commit to user 4. Unit Usaha

Untuk melayani dan memenuhi kebutuhan anggota dan masyarakat,

KUD Musuk memiliki berbagai unit usaha antara lain:

a. Unit Usaha Susu

Mengurus pelayanan pengelolaan susu dari anggota untuk

kebutuhan anggota.

b. Unit Usaha Simpan Pinjam

Usaha perkreditan dilaksanakan untuk membantu permodalan

bagi para anggota yang mempunyai mata pencaharian: peternak sapi

perah, bakul, dan pedagang dengan cara yang sangat mudah untuk

mendapatkan kredit atau pinjaman.

c. Unit Usaha Ternak

Mengusahakan dan mengadakan kredit sapi perah yang

dibutuhkan oleh peternak sapi perah dan pengadaan pakan

konsentrat.

d. Unit Usaha Angkutan

Mengurus pelayanan dan penyediaan sarana jasa angkutan

barang untuk memudahkan anggota dalam pengiriman susu kepada

KUD.

e. Unit Usaha Waserda

Mengurus pelayanan tentang penyediaan dan penyaluran

sarana-sarana produksi dan kebutuhan pokok sehari-hari.

f. Unit Usaha Saprotan

Menyediakan berbagai sarana produksi tanaman untuk

kebutuhan anggota.

g. Unit Usaha Listrik

Melaksanakan pencatatan atas penerimaan pembayaran listrik

pedesaan dari anggota.

D. Keanggotaan

Anggota KUD Musuk adalah warga yang bertempat tinggal di wilayah

(46)

commit to user

pencaharian sebagai petani, bakul/pedagang, pengrajin, pengusaha, pengawai

negeri sipil/TNI, peternak dan yang mendapat pelayanan dari koperasi.

KUD Musuk memiliki wilayah kerja se-wilayah Kecamatan Musuk

yang terdiri dari 20 desa. Perkembangan keanggotaan per desa KUD Musuk

adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Jumlah Anggota KUD Musuk dari Tahun 2005-2009

No Desa Tahun

penurunan karena meninggalnya anggota. Santunan kepada anggota KUD

yang meninggal dunia sebesar Rp.15.000,-

Pada tahun 2009, KUD Musuk mengikutsertakan pengurus dan

karyawan untuk mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan yang

diselenggarakan oleh DinasKop dan UKM baik tingkat kabupaten maupun

Gambar

Tabel 1. Contoh neraca bentuk akun
Tabel 2. Contoh neraca bentuk laporan
Tabel 3. Contoh laporan rugi laba bentuk single step
gambaran tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode analisis yang digunakan secara deskriptifdan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan anal isis rasio keuangan perbankan sebagai salab satu alat ukur kinerja

karena berkat Rahmat, dan hidayahNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK

Namun, berdasarkan rasio perbandingan rata-rata Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Modal, rata-rata jumlah dari hasil analisis memperlihatkan bahwa Rasio Modal Sendiri Terhadap

Pada dasarnya ada beberapa rasio keuangan yang biasa digunakan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio keuntungan/profitabilitas, rasio leverage, rasio

Rasio solvabilitas yang terdiri dari total hutang terhadap total aktiva dan total hutang terhadap modal sendiri berdasarkan perhitungan menunjukkan hasil bahwa kinerja

Pada dasarnya ada beberapa rasio keuangan yang biasa digunakan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio keuntungan/profitabilitas, rasio leverage, rasio aktivitas dan

Hal ini dikarenakan investasi aktiva tetap, solvabilitas, dan modal kerja berbanding lurus dengan profitabilitas sehingga semakin besar investasi, solvabilitas,

Disimpulkan bahwa dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 rasio solvabilitas bila dilihat dari hutang terhadap total aktiva pada Koperasi Wredatama Harum memiliki rata-rata