• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSEKUSI JAMINAN GADAI SAHAM YANG MELAMPAUI BATAS WAKTU PADA PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM YANG TIDAK ADA BATAS WAKTU PELUNASAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSEKUSI JAMINAN GADAI SAHAM YANG MELAMPAUI BATAS WAKTU PADA PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM YANG TIDAK ADA BATAS WAKTU PELUNASAN."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

EKSEKUSI JAMINAN GADAI SAHAM YANG MELAMPAUI BATAS WAKTU PADA PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM YANG TIDAK ADA BATAS WAKTU

PELUNASAN

Anara Mayo 110110110112

Saham merupakan instrumen penyertaan modal seseorang atau lembaga dalam suatu perseroan yang sering digunakan sebagai jaminan dalam perjanjian pinjam-meminjam antara perusahaan. Gadai adalah lembaga jaminan yang dapat dipasang kepada saham. Sebagai perjanjian accessoir, gadai tidak dapat berdiri sendiri tanpa perjanjian pokok. Dalam praktiknya terdapat perjanjian pokok dimana tidak terdapat batas waktu pelunasan, sementara dalam perjanjian gadainya mempunyai waktu kadaluarsa. Seperti kasus antara PT BFI Finance Indonesia, Tbk (BFI) yang meminjamkan uang kepada PT Ongko Multicorpora (OM) dengan jaminan gadai saham dan PT Aryaputra Teguharta (APT) yang bertindak sebagai penjamin. Ekskusi gadai saham yang dilakukan BFI dituntut secara terpisah oleh APT dan OM karena dilakukan setelah melampaui jangka waktu perjanjian gadai saham. Kasus ini menimbulkan suatu permasalahan hukum karena menimbulkan dua putusan berbeda oleh Mahkamah Agung. Tujuan dari riset ini adalah untuk mengetahui keabsahan jaminan gadai saham dalam kaitannya dengan perjanjian pinjam-meminjam yang tidak mempunyai batas waktu pelunasan serta bagaimana akibat hukum terhadap eksekusi jaminannya, dengan menggunakan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sebagai dasar hukum.

Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah pendekatan yuridis-normatif dengan deskriptif analitik, yaitu suatu pendekatan yang mengkaji, menguji dan menerapkan asas-asas hukum serta prinsip-prinsip umum hukum ekonomi. Penelitian ini menggunakan data sekunder seperti hasil karya dari kalangan hukum dan bahan-bahan kepustakaan. Metode yuridis-normatif ini digunakan untuk memahami kenyataan yang ada dikaitkan dengan ketentuan dan aspek hukum terhadap tugas akhir ini.

Referensi

Dokumen terkait

Elisabet Juliani Manalu : Proses Perjanjian Pinjam- Meminjam Uang Dengan Jaminan Polis di Perusahaan Asuransi Jiwa..., 2004... UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Perlindungan hukum terhadap para pihak yang melakukan perjanjian pinjam meminjam uang secara lisan (non kontraktual) dilakukan dengan melakukan beberapa penilaian

Dalam perjanjian pinjam meminjam yang terdapat dalam buku ke III bab ke XIII Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPdt) pada Pasal 1754 yang menyebutkan

mengalami kerugian, dalam perjanjian gadai, wanprestasi dapat dilakukan oleh dibitur seperti tindakan tidak membayar pinjaman dengan jaminan gadai pada pemegang gadai

UPAYA PENYELESAIAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM DENGAN JAMINAN SIMPANAN POKOK DAN SIMPANAN WAJIB DI KPRI KOPKA KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN

Sedangkan jika terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pinjam-meminjam tanpa jaminan di Koperasi Karya Mandiri Lombok Barat maka pihak koperasi melakukan

Pengaturan praktek perjanjian pinjam meminjam uang tanpa jaminan di kalangan masyarakat Kota Pematang Siantar sama dengan perjanjian pinjam pakai habis

Perlindungan hukum terhadap para pihak yang melakukan perjanjian pinjam meminjam uang secara lisan (non kontraktual) dilakukan dengan melakukan beberapa penilaian