Pikiran
Rakyat
Q:':"~'~
-o
Selasa
0
Rabll
.
Kamis
0
JlIma!
n
Sabtu
0
Minggll
1
2
3
4
5
6
7
8
B
10-
11
1213-
14
15--~
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
~
.----o
Jan
~---~
0
Peb
0
Mar
.
Apr
0
Mei
0
JlIn0
,...~
Jul
C)
Ags
0
Sep
0
Ok!
0
Nov
0
~
Des /
Memilih Itu Hak
Oleh NENENG YANIYUNINGSIH
S
ALAH satu
.
tujuan reformasi politik ialah terbangunnya
sis-tern politik yang menjamin
dan dapat memper1uas hak-hak
war-ga negara terhadap politik. Meningkatnya partisipasi pemilih dalam proses pemilihan umum
1999 dalam kerangka multiparty
system dapat dikesankan sebagai
pkibat reformasi politik yang bergulir , pertengahan tahun 1998.
Dukungan terhadap reformasi politik 1998 tidak hanya ditandai dengan partisipasi politik massa yang aktif, tetapi juga meluasnya saluran mobilisasi bagi kekuatan-kekuatan polit,ik, terutama pada Pemilu1999. Kondisi tersebut men-jadi referensi politik bagi pemilih dalam menggunakan hak pilihnya pada pemilu 1999. Akan tetapi pada pemilu2004, angka pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (abstainjgolongan putih. atau golput) meningkat dibandingkan dengan Pemilu1999, terutama untuk memilih anggota legis;latif. Proporsi pemilih terdaftar yang tidak datang ke TPS di-tambah dengan suara tidak sah terhadap seluruh pemilih yang terdaftar resmihya sebesar 23,34%. Artinya, golput Pemilu. 2004 lebih tinggi dibanding Pemilu1999 yaitu sebesar 10,4%.
Memilih adalah salah satu hak politik rakyat selain hak untuk dipilih. Dalam teori politik, hak memilih ini melekat dalam setiap warga negara dan .didalamnya terkandung..kebebasan.dalam. pengambilan keputusan. politik setiap individu. Jika keputusan politiknya untuk tidak memilih atau tidak menggunakan haknya untuk memiHh, konsekuensi politiknya se-batas pada penurunan tingkat partisipasinya dalam politik. Tetapi per1u juga diingat bahwa partisipasi politik tidak hanya terbatas pada
keputLl-san untuk memilih atau tidak memiUh.
Krisis ekonomi global saat ini salah satunya dapat memengaruhi pref-erensi politik pemilih menjelang dan pada saat Pemilu2009. Jika krisis ekanomi ini berkelanjutan, akan mengikis komitmen pemerintah yang berkuasa kepada reformasi dan liberalisasi politik serta dapat meng-hasilkan ketegangan politik. Kondisi inilah yang seharusnya dikhawatirkan dapat menururikan partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2009.
Untuk membalikkan kondisi tersebut pemerintah yang berkuasa dapat saja berupaya menggunakan Pemilu 2009 untuk memperkuat kembali posisi pemerintah dalam mempertahankan kontrol politik ketika krisis ekonomi berkelanjutan. Secara sistem, Pemilu2009 dapat memberikan kesempatan untuk membuktikan kekuatan sistem politik dalam menda-patkan kembali kepercayaan rakyat. Pilihan untuk memilih atau tidak memilih (golput) ter1etak pada preferensi politik pemilih yang berdasarkan rasionalitas bukan pada pengarahan pragmatis dengan mengharamkan golput.
***
.Penulls, dosen IImu Pemerintahan RSIP Unpad.
---K lip i n 9
Humos
Unpod
2 0 0 9--
-.-.. _. ---
--.