MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
Oleh :
Renata M.Hutagalung 4103131044
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karunia- Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan.
Skripsi berjudul Perbandingan Penyediaan Modul Inovatif Pembelajaran
Kimia Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis
Model Pembelajaran Problem Based Learning. disusun untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam
Unimed.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi (PS)
yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak
awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti,M.Si, Bapak Drs.
Marudut Sinaga, M.Si, dan Bapak Dr. Mahmud, M.Sc, sebagai dosen penguji
yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai
dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak
Drs. Rahmat Nauli, M.Si selaku dosen pembimbing akademik (PA) dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA
UNIMED yang sudah membantu penulis selama peruses perkuliahan. Ucapan
terima kasih juga kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga
penulis dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terima kasih kepada Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas
XI SMA Negeri 7 Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses
penelitian berlangsung.
Secara khusus dan Teristimewa saya mengucapkan terima kasih kepada
kedua Orang Tua saya Ir. Syahnan Hutagalung dan Meriani Tampubolon yang
saat kepada penulis (kalian adalah orang tua yang terhebat didunia), sehingga saya
dapat memperoleh gelar Sarjana. Terima kasih juga buat adik tersayang Arion
Hutagalung dan Kesya Miranda Hutagalung. Ucapan terima kasih juga kepada
Temen- temen saya yang selalu ada buat saya keluarga besar Nine icons (Yosi,
Oca, Agus, Made, Jusni, Desny, Geta, Renata, Irma) yang telah memberikan
dukungan/ motivasi dan semangat yang luar biasa.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada sahabat penulis yang selalu
memberikan masukan tentang pembentukan skripsi ini Mhd. Syahrianda dan
Magda Dwi. Begitu juga saya ucapkan terima kasih buat seluruh mahasiswa
Kimia Ekstensi 2010 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam
penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada seluruh teman, kakak,
abang dan saudara/i yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu
memberikan senyuman hangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini. Kiranya
isi skripsi saya ini bermanfaat bagi kita semua dalam memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan sains.
Medan, Agustus 2014
Penulis,
ii
PENYEDIAAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA LARUTAN ELEKTROLIT NONELEKTROLIT INOVATIF SESUAI KURIKULUM
2013 BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
Renata M. Hutagalung (NIM 4103331044)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan Menggunakan Modul dan pembelajaran Problem Based Learning dengan Menggunakan LKS dan Buku Teks. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 7 MEDAN yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas yaitu kelas X 3 dan sebagai kelas eksperimen dan kelas X 1 sebagai kelas kontrol. Sampel penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing berjumlah 40 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 20 soal. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan Menggunakan Modul dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan Menggunakan LKS dan Buku Teks. Dari hasil penelitian, untuk kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 40,75 ± 11,74 dan nilai rata-rata postest adalah 79,375 ± 9,28 sedangkan nilai rata-rata untuk kelas kontrol adalah 54,37 ± 13,40 dan nilai rata-rata postest adalah 73,875 ± 8,65. Nilai rata-rata gain kelas eksperimen diperoleh 0,61 dan nilai rata-rata gain untuk kelas kontrol dalah 0,43. Uji normalitas gain kelas eksperimen diperoleh χ 2 hitung = 7,18 dan χ 2 tabel = 11,07, untuk gain kelas kontrol diperoleh χ 2
hitung = 5,19 dan dan χ 2 tabel = 11,07. Sehingga χ 2 hitung < χ 2 tabel maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas, untuk gain diperoleh Fhitung = 1,028 dan Ftabel = 1,725, maka sampel homogen. Hasil uji t pihak kanan
diperoleh thitung= 2,6307 dan ttabel = 1,6671, sehingga Diperoleh thitung = 2,6307
berada pada daerah penolakan Ho di mana, thitung > ttabel (2,6307 > 1,6671) yang
CHEMISTRY LEARNING MODULE PROVIDING SOLUTIONS INNOVATIVE electrolyte nonelectrolyte COMPATIBLE MODEL-BASED
LEARNING CURRICULUM 2013 PROBLEM BASED LEARNING
Renata M. Hutagalung (NIM 4103331044)
ABSTRACT
v
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.6. Definisi Operasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Bahan Ajar 8
2.1.1. Pengertian Bahan Ajar 8
2.1.2. Ragam Bentuk Bahan Ajar 8
2.1.3. Modul Sebagai Bahan Ajar 9
2.2 Pengertian Modul 9
2.2.1.Tujuan dan Manfaat Penyusunan Modul 10
2.2.2. Prinsip – prinsip Penyusunan Modul Pembelajaran 11
2.2.3. Alur Penyusunan Modul 11
2.2.4. Format Modul 12
2.3.1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 13
2.3.2. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah 15
2.4 Kurikulum 2013 17
2.5 Pembelajaran Kimia Pada Kurikulum 2013 17
2.6. Standard Buku Ajar Berdasarkan BSNP 19
2.6.1. Standard Kelayakan Isi Buku Kimia 19
2.6.2. Standard Kelayakan Bahasa Buku Pelajaran Kimia 20
2.6.3. Standard Kelayakan Penyajian Buku Pelajaran Kimia 20
2.6.4. Standard Kelakan Kegrafikaan Buku Pelajaran Kimia 21
2.7. Materi Ajar Larutan Elektrolit Nonelektrolit 22
2.7.1. Pengertian Larutan 22
2.7.2. Zat Terlarut 22
2.7.3. Zat Pelarut 24
2.7.4. Daya Hantar Listrik 24
2.7.5. Derajat Disosiasi dan Ionisasi 25
2.7.6. Larutan Elektrolit 27
2.7.7. Larutan Nonelektrolit 29
2.7.8. Elektolit Lemah dan Elektrolit Kuat 30
2.7.9. Aliran Listrik dalam Sirkuit 32
2.8. Kerangka Konseptual 34
2.9. Hipotesis Penelitian 36
BAB III METODE PENELITIAN 37
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 37
3.2. Populasi dan Sampel 37
3.3. Variabel Penelitian 37
3.4. Rancangan Penelitian 38
3.5. Instrumen Penelitian 39
3.5.1. Validitas Tes 39
3.5.1.1 Validitas item tes 40
vii
3.5.1.3. Daya Pembeda 41
3.5.2. Reliabilitas Tes 41
3.6. Prosedur Penelitian 42
3.7. Tehnik Analisis Data 48
3.7.1. Analisis penilaian Modul BSNP 48
3.7.1. Uji Normalitas 48
3.7.2. Uji Homogenitas 48
3.7.3. Uji Hipotesis 49
3.7.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Validasi Modul 51
4.1.1. Analisis Validasi modul oleh guru 51
4.1.1.1. Analisis Validasi modul oleh validator ahli 52
4.1.1.2. Perbandingan Validasi modul dengan buku teks 54
4.1.2. Tingkat Kepuasan modul 57
4.1.2.1. Tabulasi tingkat kepuasan modul 57
4.2. Hasil Penelitian 58
4.2.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 59
4.2.1.2. Validitas Test 59
4.2.1.3. Reliabilitas Test 59
4.2.1.4. Tingkat Kesukaran Soal 59
4.2.1.5. Daya Pembeda Soal 60
4.2.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 60
4.2.2.1. Data Pretest Siswa 60
4.2.2.2. Data Posttest Siswa 60
4.2.2.3. Analisis Data Hasil Penelitian 61
4.2.2.4. Uji Normalitas 62
4.2.2.5. Uji Homogenitas 63
4.2.2.6. Uji Hipotesis 63
4.2.3. Ranah Kognitif Penelitian 66
4.2.3.1. perbandingan Ranah Kognitif 66
4.2.3.2. Peningkatan Hasil Belajar (Gain) Ranah Kognitif
Yang Terkembang 67
4.2.4. Analisis Afektif 69
4.2.4.1. Analisis Afektif Penelitian 69
4.2. Temuan Penelitian 70
4.3. Pembahasan 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 75
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Peran Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah 13
Tabel 2.2. Larutan Elektrolit Lemah, Elektrolit kuat, dan Nonelektrolit 30
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 37
Tabel 4.1. Data Ringkas Hasil Pretes Siswa 51
Tabel 4.2. Data Ringkas Hasil Posttes Siswa 51
Tabel 4.3. Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-Tes dan
Post – Test 52
Tabel 4.4. Uji Normalitas 53
Tabel 4.5. Uji Homogenitas Sampel 53
Tabel 4.6. Uji Hipotesis Data Post – Test 54
Tabel 4.7. Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 55
Tabel 4.8. Peningkatan Hasil Belajar Kimia
Siswa Kelas Eksperimen I Dan Eksperimen II 55
Tabel 4.9. Perbandingan Jumlah Rata-rata Ranah Kognitif
Eksperimen I dan Eksperimen II 57
Tabel 4.10. Gain Ranah Kognitif Eksperimen I dan Eksperimen II
Yang Terkembang 57
Tabel 4.11. Pertemuan rata-rata aktivitas Kelas Eksperimen I
dan Kelas Eksperimen II 59
Tabel 4.12. Hasil Tingkat Kepuasan siswa Oleh Modul
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. 60
Tabel 4.13. Hasil Rentang Validasi Penilaian Modul Oleh Guru 62 Tabel 4.14. Hasil Rentang Validasi Penilaian Modul Oleh Validator Ahli 62 Tabel 4.15. Hasil Rentang Validasi Gabungan Penilaian Modul Oleh
Validator Ahli Dengan Penilaian Modul Oleh Guru 63 Tabel 4.16. Perbandingan Analisis Rentang Validasi Modul dengan
Buku Teks Kode A 64
Tabel 4.17. Perbandingan Analisis Rentang Validasi Modul dengan
Buku Teks Kode B 65
Tabel 4.18. Perbandingan Analisis Rentang Validasi Modul dengan
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Keadaan Ion- ion Dalam Air 21
Gambar 3.1. Prosedur Pada Pengembangan dan Standarisasi
Modul Kimia di SMA 42
Gambar 3.2. Skema Rancangan Penelitian 45
Gambar 4.1. Hasil Belajar Siswa 52
Gambar 4.2. Grafik Perbandingan data kriteria Gain Kelas Eksperimen I
Dan Kelas Eksperimen II 56
Gambar 4.3. Grafik Rata – rata Gain Kelas Eksperimen I 58
Gambar 4.5. Grafik Rata – rata Gain Kelas Eksperimen II 58
Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Rata – rata Gain
Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 59
Gambar 4.6. Grafik Persentase Tingkat Kepuasan Siswa Oleh
Modul Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit 61
Gambar 4.7. Grafik Rentang Validasi OlehValidator Ahli 63
Gambar 4.8.Grafik Rentang Validasi Gabungan Penilaian Modul 64
Gambar 4.9. Perbandingan Rentang Validasi Penilaian
Modul dan Buku Teks Kode A 65
Gambar 4.10. Perbandingan Rentang Validasi Penilaian
Modul dan Buku Teks Kode B 66
Gambar 4.11. Perbandingan Rentang Validasi Penilaian
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus Mata Pelajaran Kimia 77
Lampiran 2 Rancangan Pembelajaran 80
Lampiran 3 LKS Analisis Masalah 107
Lampiran 4 LKS siswa 113
Lampiran 5 LKS Penelitian 114
Lampiran 6 Kunci Jawaban LKS Siswa 125
Lampiran 7 Kunci Jawaban LKS Penelitian 127
Lampiran 8 Instrumen Test Sebelum Divalidkan 130
Lampiran 9 Kunci Jawaban dan Kisi – Kisi Sebelum Divalidkan 136
Lampiran 10 Lembar Observasi 145
Lampiran 11 Angket Tingkat Kepuasan Menggunakan Modul 148
Lampiran 12 Instrument Test Penilaian BSNP 149
Lampiran 13 Instrumen Test Sesudah Divalidkan 163
Lampiran 14 Kunci Jawaban dan Kisi - Kisi Sesudah Divalidkan 168
Lampiran 15 Modul Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit 169
Lampiran 16 Data Validasi Instrumen Penelitian 170
Lampiran 17 Perhitungan Reabilitas Tes 171
Lampiran 18 Perhitungan Tingkat Kesukaran Test 174
Lampiran 19 Perhitungan Daya Pembeda Butir Test 176
Lampiran 20 Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I 178
Lampiran 21 Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen II 180
Lampiran 22 Tabulasi Nilai 182
Lampiran 23 Uji Normalitas Data 189
Lampiran 24 Tabel Chi Kuadrat 195
Lampiran 25 Uji Homogenitas 296
Lampiran 26 Perhitungan Standar Deviasi 200
Lampiran 27 Pengujian Hipotesis 203
Lampiran 28 Tabel t 206
Lampiran 30 Data Gain 208
Lampiran 31 Peningkatan Hasil Belajar 213
Lampiran 32 Tabel Product Moment 215
Lampiran 33 Ranah Kognitif 216
Lampiran 34 Penilaian Aktivitas 225
Lampiran 35 Tabulasi Data Tingkat Kepuasan Modul 235
Lampiran 36 Tabulasi Penilaian BSNP Oleh Guru dan Validator Ahli 246
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan ciri utama pendidikan disekolah, dengan kata lain
kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan atau pengajaran. Pemerintah
telah berusaha memperbaiki kurikulum, dari awalnya yang menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 diberlakukan mulai tahun ajaran 2013 / 2014 dengan tujuan “untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia “.
Permasalahan yang timbul pada setiap perubahan kurikulum adalah
persoalan sosialisasi dan implementasi. Dalam konteks implementasi kurikulum
2013, peserta didik diharapkan dapat memberi pengalaman proses pembelajaran
yang tidak hanya meningkatkan pengetahuan saja, tetapi harus meningkatkan
kreativitas, inovasi, berpikir kritis, dan berkarakter kuat, diantaranya bertanggung
jawab, mandiri, toleran, produktif, bekerja sama, dan lain-lain, disamping dukungan
kemampuan memanfaatkan informasi dan berkomunikasi (ginting , 2013).
Kimia sebagai salah satu mata pelajaran wajib peminatan bidang MIPA
dalam kurikulum 2013 pembelajaran di Kelas X SMA merupakan ilmu yang kaya
akan konsep yang bersifat abstrak. Kimia bukanlah pelajaran yang baru bagi siswa,
namun seringkali dijumpai siswa-siswi yang menganggap materi kimia rumit dan
sulit dipelajari, sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu untuk
mempelajarinya.
Salah satu upaya yang dapat di lakukan oleh guru untuk mengurangi
kejenuhan belajar pada siswa adalah dengan mengembangkan bahan ajar ke dalam
berbagai bentuk bahan ajar. Bahan ajar memiliki banyak ragam atau bentuk. Untuk
mengembangkan bahan ajar, guru dituntut untuk terus – menerus meningkatkan
Salah satu bahan ajar yang paling mudah di buat oleh guru adalah modul
karena tidak menuntut alat yang mahal dan keterampilan yang tinggi. Modul
merupakan salah satu dari ragam bentuk bahan ajar cetak. Bahan ajar cetak dapat
berupa lembar kerja siswa (LKS), hand out, leaflet, wilchart, buku, modul, brosur,
dan lain lain (Hamdani, 2011).
Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara dengan guru yang mengajar
di SMA Negeri 7 Medan bahwa salah satu permasalahan siswa dalam pembelajaran
yakni kurangnya sumber belajar dan kemalasan siswa untuk mencari sumber belajar
lainnya dari artikel atau jurnal penelitian ketika siswa sudah tidak mengerti materi
dan tidak memiliki sumber belajar lain selain buku pegangan siswa, maka siswa
tersebut cenderung malas membahas materi tersebut lebih dalam.
Menurut Ramdani dan Iwan dini (2011) bahwa Pengembangan Modul
Pembelajaran Berbasis Mindjet Manager Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran
Kimia Organik II terhadap media yang dikembangkan 42,35% menilai sangat baik,
49,26% menilai baik, 8,39% menilai cukup dan tidak ada responden yang menilai
buruk.
Sementara menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh pitriya ningtiyas
(2012) yang berjudul penggunaan metode kooperatif tipe TGT dilengkapi dengan
modul dan LKS ditinjau dari aktivitas siswa, menyatakan bahwa metode kooperatif
tipe TGT menggunakan modul dengan nilai rata – rata 79,69 lebih baik dari pada
metode kooperatif tipe TGT menggunakan LKS dengan nilai rata – rata 70,78.
Penerapan strategi pembelajaran ini bertumpu pada penyelesaian masalah
atau Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM). Dalam penerapan strategi
ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topic masalah,
walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas. Proses
pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelesikan masalah secara sistematis
Hal ini telah dibuktikan oleh hasil penelitian yang di lakukan oleh Mona
Charif (2010) mengenai “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Sikap
Dan Prestasi Akademik Siswa Sekolah Menengah” bahwa penerapan pendekatan
pembelajaran berbasis masalah telah meningkatkan prestasi dan sikap siswa.
Penelitian ini mendorong para guru untuk menerapkan metode pembelajaran
berbasis masalah dalam mengajar konsep-konsep sains khususnya kimia untuk
siswa sekolah menengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81% murid yang
di ajarkan menggunakan model pembelajaran PBL memiliki peningkatan pada
kemampuan kooperatifnya.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Wardani, dkk (2009), yang
berjudul peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan ketrampilan proses
sains berorientasi problem – based learning bahwa terdapat peningkatan hasil
belajar siswa pada III siklus, yakni : siklus I dengan skor 65,21 dengan persentase
67,5% ; siklus II skor siswa naik menjadi 75,88 dengan persentase 70%; siklus III
skor siswa meningkat menjadi 85,05 dengan persentase 90%.
Merujuk pada penelitian diatas disertai adanya berbagai pendapat tentang
hasil penelitian, penulis ingin mengembangkan modul pembelajaran kimia kelas X
SMA semester II sesuai kurikulum 2013 pada pokok bahasan Larutan Elektolit dan
Non Elektrolit yang didalamnya di integrasikan inovasi pembalajaran baik berupa
media, metode, dan atau model pembelajaran, dan melakukan penelitian terhadap
hasil belajar dengan judul “Penyediaan Modul Pembelajaran Kimia Larutan
Elektrolit Nonelektrolit Inovatif Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model
Pembelajaran Problem Based Learning”.
1.2. Identifikasi Masalah
2. Minimnya inovasi dalam penerapan maupun metode dalam
pengajaran kimia
3. Penyajian materi yang rumit, kurang menarik, dan monoton dan
membosankan.
4. Pemahaman siswa yang rendah terhadap konsep yang diajarkan.
5. Buku teks yang dirancang lebih fokus pada pemberian pengetahuan.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka
masalah dibatasi sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di kelas X SMAN 7 MEDAN.
2. Materi penelitian larutan elektrolit dan nonelektrolit.
3. Penelitian dilakukan dengan pengembangan modul inovatif larutan
elektrolit dan nonelektrolit sesuai dengan Kurikulum 2013.
4. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).
1.4. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukan
diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penilaian guru kimia tentang buku teks kimia untuk kelas
X pada materi Larutan Elektolit dan Non Elektrolit?
2. Bagaimanakah penilaian dari guru terhadap modul pembelajara kimia
inovatif yang dikembangkan pada materi Larutan Elektolit dan Non
Elektrolit sesuai Kurikulum 2013?
3. Bagaimana hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan
menggunakan modul kimia inovatif dibandingkan dengan hasil belajar
kimia siswa dengan menggunakan buku teks pada materi Larutan
4. Bagaimana ranah kognitif yang akan ditingkatkan dengan
menggunakan modul kimia inovatif pada materi Larutan Elektolit dan
Non Elektrolit?
5. Bagaimanakah perbandingan tingkat aktivitas kegiatan pembelajaran
siswa pada kedua kelas?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah :
1. Mengetahui penilaian guru tentang buku teks kimia untuk kelas X pada
materi Larutan Elektolit dan Non Elektrolit.
2. Mengetahui bagaimana penilaian dari guru pengembangan modul
kimia Larutan Elektolit dan Non Elektrolit berdasarkan Kurikulum
2013
3. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
menggunakan modul kimia inovatif dibandingkan tanpa menggunakan
modul kimia inovatif pada materi Larutan Elektolit dan Non Elektrolit.
4. Mengetahui ranah kognitif yang akan dikembangkan dengan
menggunakan modul kimia inovatif pada materi Larutan Elektolit dan
Non Elektrolit.
5. Perbandingan tingkat aktivitas kegiatan pembelajaran siswa pada
kedua kelas.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi guru : memberikan informasi untuk menggunakan sistem
pengajaran modul dalam pembelajaran kimia, khusunya pada materi
pada materi pembelajaran Larutan Elektolit dan Non Elektrolit.
3. Bagi peneliti : untuk memperoleh pengalaman langsung dalam
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan modul dalam
pembelajaran kimia, khususnya pada materi Larutan Elektolit dan Non
Elektrolit.
1.7. Defenisi Operasional
Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, dan
cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai
yang diharapkan kompetensi sesuai dengan tingkat kerumitan. (Deni, 2007).
Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) merupakan cara
memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan,
menelaah dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis
masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah (Majid, 2008).
Hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Munawar,
2009).
Inovatif adalah usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran,
kemampuan imajinasi, berbagai stimulan, dan individu yang mengelilinginya
dalam menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya
(Mulyasa, 2013).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:
1. Penilaian guru kimia atas materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit yang
ada di buku-buku teks kimia kelas X masih belum memadai, karena
mempunyai kelebihan dan kekurangan pada isi, bahasa, penyajian dan
kegrafikan sehingga perlu disusun modul yang inovatif. Dimana hasil
penilaian rentang validitas modul lebih tinggi daripada rentang validitas
buku teks (3,44 > 3,04), yang artinya modul lebih valid dari pada buku
teks.
2. Modul pembelajaran inovatif Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
merupakan modul yang memenuhi standar sebagai media pembalajaran
dan sesuai dengan kurikulum 2013 serta berdasarkan hasil penilaian tiga
guru kimia dari berbagai sekolah di kota Medan yang memberikan rataan
penilaian validitas modul pada kisaran 3,26 – 4,00, tepatnya pada angka
3,44 yang berarti modul valid, tidak perlu revisi, dan layak digunakan.
3. Modul pembelajaran inovatif memberi peningkatan hasil belajar yang
lebih tinggi dibandingkan dengan buku teks kimia pada pembelajaran
stoikiometri. Rata – rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen adalah
(79,375) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (73,875). Hal ini juga
didukung oleh penggunaan model pembelajaran yang dapat diintegrasikan
pada modul pembelajaran inovatif adalah model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) sehingga dapat mempermudah penyampaian
konsep yang telah disusun di dalam modul.
4. Ranah kognitif yang paling terkembang dari antara kedua kelas terdapat
pada C3 dikelas eksperimen dengan selisih nilai paling tinggi yaitu sebesar
0,675.
5. Tingkat aktivitas pada kelas eksperimen lebih tinggi (85,05) dari pada
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan :
1. Sebelum menggunakan buku atau modul sebagai media pembelajaran,
seharusnya guru terlebih dahulu memeriksa isi buku atau modul yang akan
digunakan, sehingga apabila ada kesalahan atu kekurangan baik dari segi
urutan materi serta dalam hal kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum
disampaikan kepada siswa.
2. Modul pembelajaran inovatif untuk pengajaran Larutan Elektrolit dan
Nonelektrolit perlu direkomendasikan untuk digunakan dalam proses
belajar mengajar karena dari hasil penelitian yang telah dilakukan, modul
kimia sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan modul
pembelajaran inovatif agar menganalisis lebih banyak buku pelajaran
kimia dan dilakukan secara bersamaan dengan guru di tempat penelitian.
Dan disarankan untuk mengembangkan modul pembelajaran inovatif pada
pokok bahasan kimia yang lain agar dapat dijadikan sebagai studi
perbandingan guna untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya
77
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (1999), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi aksara, Jakarta.
Charif, mona., (2010), The Effects Of Problem Based Learning In
Chemistry Education On Middle School Students’ Academic Achievement
And Attitude, Master of Education Lebanese American University,
American.
Deni,(2007), Definisi Modul (http://pena-deni.blogspot.com/2007/07/modul.html)
Ginting, tiwa., (2013), Laporan Implementasi Kurikulum 2013 (Makalah), Medan.
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia, Medan.
Iwan, (2011), Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Mindjet Manager
Sebagai Alternative Materi Pembelajaran Kimia Organic II, Journal
Chemical of UNM, 12(1) : 44 – 53.
Majid, abdul, (2005), Perencanaan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Justina, sandri, muchtaridi., (2007), Kimia SMA/MA Kelas X, Yudhistira, Jakarta.
Justina, sandri, muchtaridi., (2006), Kimia SMA/MA Kelas XI, Yudhistira, Jakarta.
Mulyasa, H.E., (2013), Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Munawar, indra., (2009), Hasil Belajar Pengertian dan Defenisi
(http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html).
Ningtiyas, pitriya., (2012), Pengembangan Metode Kooperatif tipe TGT
Dilengkapi Modul dan Lks Ditinjau Dari Aktivitas Siswa, Jurnal
Penelitian Pembelajaran Fisika IKIP PGRI Madiun, 3(1) : 51 – 58.
Prastowo, (2010), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, UNY Press,
Yogyakarta.
Rahayu, iman., (2009), Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas X Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah, Pusat Perbukuan, Jakarta.
Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan,
Silitonga, P.M, (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA UNIMED,
Medan.
Silitonga, P.M, (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA
UNIMED, Medan.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Yamin, martinis., (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP
Press Group, Jakarta.
Wardani, sri., (2009), Peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan
keterampilan proses sains berorientasi problem based instruction, Jurnal