• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYEDIAAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA LARUTAN ELEKTROLIT NONELEKTROLIT INOVATIF SESUAI KURIKULUM 2013 BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENYEDIAAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA LARUTAN ELEKTROLIT NONELEKTROLIT INOVATIF SESUAI KURIKULUM 2013 BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Oleh :

Renata M.Hutagalung 4103131044

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala rahmat dan karunia- Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada

penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan

waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul Perbandingan Penyediaan Modul Inovatif Pembelajaran

Kimia Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis

Model Pembelajaran Problem Based Learning. disusun untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam

Unimed.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi (PS)

yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak

awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima

kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti,M.Si, Bapak Drs.

Marudut Sinaga, M.Si, dan Bapak Dr. Mahmud, M.Sc, sebagai dosen penguji

yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai

dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak

Drs. Rahmat Nauli, M.Si selaku dosen pembimbing akademik (PA) dan kepada

seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA

UNIMED yang sudah membantu penulis selama peruses perkuliahan. Ucapan

terima kasih juga kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga

penulis dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terima kasih kepada Kepala

Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas

XI SMA Negeri 7 Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses

penelitian berlangsung.

Secara khusus dan Teristimewa saya mengucapkan terima kasih kepada

kedua Orang Tua saya Ir. Syahnan Hutagalung dan Meriani Tampubolon yang

(3)

saat kepada penulis (kalian adalah orang tua yang terhebat didunia), sehingga saya

dapat memperoleh gelar Sarjana. Terima kasih juga buat adik tersayang Arion

Hutagalung dan Kesya Miranda Hutagalung. Ucapan terima kasih juga kepada

Temen- temen saya yang selalu ada buat saya keluarga besar Nine icons (Yosi,

Oca, Agus, Made, Jusni, Desny, Geta, Renata, Irma) yang telah memberikan

dukungan/ motivasi dan semangat yang luar biasa.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada sahabat penulis yang selalu

memberikan masukan tentang pembentukan skripsi ini Mhd. Syahrianda dan

Magda Dwi. Begitu juga saya ucapkan terima kasih buat seluruh mahasiswa

Kimia Ekstensi 2010 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam

penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada seluruh teman, kakak,

abang dan saudara/i yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu

memberikan senyuman hangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini. Kiranya

isi skripsi saya ini bermanfaat bagi kita semua dalam memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan sains.

Medan, Agustus 2014

Penulis,

(4)

ii

PENYEDIAAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA LARUTAN ELEKTROLIT NONELEKTROLIT INOVATIF SESUAI KURIKULUM

2013 BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Renata M. Hutagalung (NIM 4103331044)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan Menggunakan Modul dan pembelajaran Problem Based Learning dengan Menggunakan LKS dan Buku Teks. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 7 MEDAN yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas yaitu kelas X 3 dan sebagai kelas eksperimen dan kelas X 1 sebagai kelas kontrol. Sampel penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing berjumlah 40 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 20 soal. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan Menggunakan Modul dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan Menggunakan LKS dan Buku Teks. Dari hasil penelitian, untuk kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 40,75 ± 11,74 dan nilai rata-rata postest adalah 79,375 ± 9,28 sedangkan nilai rata-rata untuk kelas kontrol adalah 54,37 ± 13,40 dan nilai rata-rata postest adalah 73,875 ± 8,65. Nilai rata-rata gain kelas eksperimen diperoleh 0,61 dan nilai rata-rata gain untuk kelas kontrol dalah 0,43. Uji normalitas gain kelas eksperimen diperoleh χ 2 hitung = 7,18 dan χ 2 tabel = 11,07, untuk gain kelas kontrol diperoleh χ 2

hitung = 5,19 dan dan χ 2 tabel = 11,07. Sehingga χ 2 hitung < χ 2 tabel maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas, untuk gain diperoleh Fhitung = 1,028 dan Ftabel = 1,725, maka sampel homogen. Hasil uji t pihak kanan

diperoleh thitung= 2,6307 dan ttabel = 1,6671, sehingga Diperoleh thitung = 2,6307

berada pada daerah penolakan Ho di mana, thitung > ttabel (2,6307 > 1,6671) yang

(5)

CHEMISTRY LEARNING MODULE PROVIDING SOLUTIONS INNOVATIVE electrolyte nonelectrolyte COMPATIBLE MODEL-BASED

LEARNING CURRICULUM 2013 PROBLEM BASED LEARNING

Renata M. Hutagalung (NIM 4103331044)

ABSTRACT

(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.6. Definisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Bahan Ajar 8

2.1.1. Pengertian Bahan Ajar 8

2.1.2. Ragam Bentuk Bahan Ajar 8

2.1.3. Modul Sebagai Bahan Ajar 9

2.2 Pengertian Modul 9

2.2.1.Tujuan dan Manfaat Penyusunan Modul 10

2.2.2. Prinsip – prinsip Penyusunan Modul Pembelajaran 11

2.2.3. Alur Penyusunan Modul 11

2.2.4. Format Modul 12

(7)

2.3.1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 13

2.3.2. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah 15

2.4 Kurikulum 2013 17

2.5 Pembelajaran Kimia Pada Kurikulum 2013 17

2.6. Standard Buku Ajar Berdasarkan BSNP 19

2.6.1. Standard Kelayakan Isi Buku Kimia 19

2.6.2. Standard Kelayakan Bahasa Buku Pelajaran Kimia 20

2.6.3. Standard Kelayakan Penyajian Buku Pelajaran Kimia 20

2.6.4. Standard Kelakan Kegrafikaan Buku Pelajaran Kimia 21

2.7. Materi Ajar Larutan Elektrolit Nonelektrolit 22

2.7.1. Pengertian Larutan 22

2.7.2. Zat Terlarut 22

2.7.3. Zat Pelarut 24

2.7.4. Daya Hantar Listrik 24

2.7.5. Derajat Disosiasi dan Ionisasi 25

2.7.6. Larutan Elektrolit 27

2.7.7. Larutan Nonelektrolit 29

2.7.8. Elektolit Lemah dan Elektrolit Kuat 30

2.7.9. Aliran Listrik dalam Sirkuit 32

2.8. Kerangka Konseptual 34

2.9. Hipotesis Penelitian 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 37

3.2. Populasi dan Sampel 37

3.3. Variabel Penelitian 37

3.4. Rancangan Penelitian 38

3.5. Instrumen Penelitian 39

3.5.1. Validitas Tes 39

3.5.1.1 Validitas item tes 40

(8)

vii

3.5.1.3. Daya Pembeda 41

3.5.2. Reliabilitas Tes 41

3.6. Prosedur Penelitian 42

3.7. Tehnik Analisis Data 48

3.7.1. Analisis penilaian Modul BSNP 48

3.7.1. Uji Normalitas 48

3.7.2. Uji Homogenitas 48

3.7.3. Uji Hipotesis 49

3.7.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Validasi Modul 51

4.1.1. Analisis Validasi modul oleh guru 51

4.1.1.1. Analisis Validasi modul oleh validator ahli 52

4.1.1.2. Perbandingan Validasi modul dengan buku teks 54

4.1.2. Tingkat Kepuasan modul 57

4.1.2.1. Tabulasi tingkat kepuasan modul 57

4.2. Hasil Penelitian 58

4.2.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 59

4.2.1.2. Validitas Test 59

4.2.1.3. Reliabilitas Test 59

4.2.1.4. Tingkat Kesukaran Soal 59

4.2.1.5. Daya Pembeda Soal 60

4.2.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 60

4.2.2.1. Data Pretest Siswa 60

4.2.2.2. Data Posttest Siswa 60

4.2.2.3. Analisis Data Hasil Penelitian 61

4.2.2.4. Uji Normalitas 62

4.2.2.5. Uji Homogenitas 63

4.2.2.6. Uji Hipotesis 63

(9)

4.2.3. Ranah Kognitif Penelitian 66

4.2.3.1. perbandingan Ranah Kognitif 66

4.2.3.2. Peningkatan Hasil Belajar (Gain) Ranah Kognitif

Yang Terkembang 67

4.2.4. Analisis Afektif 69

4.2.4.1. Analisis Afektif Penelitian 69

4.2. Temuan Penelitian 70

4.3. Pembahasan 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 75

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Peran Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah 13

Tabel 2.2. Larutan Elektrolit Lemah, Elektrolit kuat, dan Nonelektrolit 30

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 37

Tabel 4.1. Data Ringkas Hasil Pretes Siswa 51

Tabel 4.2. Data Ringkas Hasil Posttes Siswa 51

Tabel 4.3. Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-Tes dan

Post – Test 52

Tabel 4.4. Uji Normalitas 53

Tabel 4.5. Uji Homogenitas Sampel 53

Tabel 4.6. Uji Hipotesis Data Post – Test 54

Tabel 4.7. Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 55

Tabel 4.8. Peningkatan Hasil Belajar Kimia

Siswa Kelas Eksperimen I Dan Eksperimen II 55

Tabel 4.9. Perbandingan Jumlah Rata-rata Ranah Kognitif

Eksperimen I dan Eksperimen II 57

Tabel 4.10. Gain Ranah Kognitif Eksperimen I dan Eksperimen II

Yang Terkembang 57

Tabel 4.11. Pertemuan rata-rata aktivitas Kelas Eksperimen I

dan Kelas Eksperimen II 59

Tabel 4.12. Hasil Tingkat Kepuasan siswa Oleh Modul

Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. 60

Tabel 4.13. Hasil Rentang Validasi Penilaian Modul Oleh Guru 62 Tabel 4.14. Hasil Rentang Validasi Penilaian Modul Oleh Validator Ahli 62 Tabel 4.15. Hasil Rentang Validasi Gabungan Penilaian Modul Oleh

Validator Ahli Dengan Penilaian Modul Oleh Guru 63 Tabel 4.16. Perbandingan Analisis Rentang Validasi Modul dengan

Buku Teks Kode A 64

Tabel 4.17. Perbandingan Analisis Rentang Validasi Modul dengan

Buku Teks Kode B 65

Tabel 4.18. Perbandingan Analisis Rentang Validasi Modul dengan

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Keadaan Ion- ion Dalam Air 21

Gambar 3.1. Prosedur Pada Pengembangan dan Standarisasi

Modul Kimia di SMA 42

Gambar 3.2. Skema Rancangan Penelitian 45

Gambar 4.1. Hasil Belajar Siswa 52

Gambar 4.2. Grafik Perbandingan data kriteria Gain Kelas Eksperimen I

Dan Kelas Eksperimen II 56

Gambar 4.3. Grafik Rata – rata Gain Kelas Eksperimen I 58

Gambar 4.5. Grafik Rata – rata Gain Kelas Eksperimen II 58

Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Rata – rata Gain

Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 59

Gambar 4.6. Grafik Persentase Tingkat Kepuasan Siswa Oleh

Modul Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit 61

Gambar 4.7. Grafik Rentang Validasi OlehValidator Ahli 63

Gambar 4.8.Grafik Rentang Validasi Gabungan Penilaian Modul 64

Gambar 4.9. Perbandingan Rentang Validasi Penilaian

Modul dan Buku Teks Kode A 65

Gambar 4.10. Perbandingan Rentang Validasi Penilaian

Modul dan Buku Teks Kode B 66

Gambar 4.11. Perbandingan Rentang Validasi Penilaian

(12)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus Mata Pelajaran Kimia 77

Lampiran 2 Rancangan Pembelajaran 80

Lampiran 3 LKS Analisis Masalah 107

Lampiran 4 LKS siswa 113

Lampiran 5 LKS Penelitian 114

Lampiran 6 Kunci Jawaban LKS Siswa 125

Lampiran 7 Kunci Jawaban LKS Penelitian 127

Lampiran 8 Instrumen Test Sebelum Divalidkan 130

Lampiran 9 Kunci Jawaban dan Kisi – Kisi Sebelum Divalidkan 136

Lampiran 10 Lembar Observasi 145

Lampiran 11 Angket Tingkat Kepuasan Menggunakan Modul 148

Lampiran 12 Instrument Test Penilaian BSNP 149

Lampiran 13 Instrumen Test Sesudah Divalidkan 163

Lampiran 14 Kunci Jawaban dan Kisi - Kisi Sesudah Divalidkan 168

Lampiran 15 Modul Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit 169

Lampiran 16 Data Validasi Instrumen Penelitian 170

Lampiran 17 Perhitungan Reabilitas Tes 171

Lampiran 18 Perhitungan Tingkat Kesukaran Test 174

Lampiran 19 Perhitungan Daya Pembeda Butir Test 176

Lampiran 20 Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I 178

Lampiran 21 Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen II 180

Lampiran 22 Tabulasi Nilai 182

Lampiran 23 Uji Normalitas Data 189

Lampiran 24 Tabel Chi Kuadrat 195

Lampiran 25 Uji Homogenitas 296

Lampiran 26 Perhitungan Standar Deviasi 200

Lampiran 27 Pengujian Hipotesis 203

Lampiran 28 Tabel t 206

(13)

Lampiran 30 Data Gain 208

Lampiran 31 Peningkatan Hasil Belajar 213

Lampiran 32 Tabel Product Moment 215

Lampiran 33 Ranah Kognitif 216

Lampiran 34 Penilaian Aktivitas 225

Lampiran 35 Tabulasi Data Tingkat Kepuasan Modul 235

Lampiran 36 Tabulasi Penilaian BSNP Oleh Guru dan Validator Ahli 246

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kurikulum merupakan ciri utama pendidikan disekolah, dengan kata lain

kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan atau pengajaran. Pemerintah

telah berusaha memperbaiki kurikulum, dari awalnya yang menggunakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 diberlakukan mulai tahun ajaran 2013 / 2014 dengan tujuan “untuk

mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai

pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta

mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan

peradaban dunia “.

Permasalahan yang timbul pada setiap perubahan kurikulum adalah

persoalan sosialisasi dan implementasi. Dalam konteks implementasi kurikulum

2013, peserta didik diharapkan dapat memberi pengalaman proses pembelajaran

yang tidak hanya meningkatkan pengetahuan saja, tetapi harus meningkatkan

kreativitas, inovasi, berpikir kritis, dan berkarakter kuat, diantaranya bertanggung

jawab, mandiri, toleran, produktif, bekerja sama, dan lain-lain, disamping dukungan

kemampuan memanfaatkan informasi dan berkomunikasi (ginting , 2013).

Kimia sebagai salah satu mata pelajaran wajib peminatan bidang MIPA

dalam kurikulum 2013 pembelajaran di Kelas X SMA merupakan ilmu yang kaya

akan konsep yang bersifat abstrak. Kimia bukanlah pelajaran yang baru bagi siswa,

namun seringkali dijumpai siswa-siswi yang menganggap materi kimia rumit dan

sulit dipelajari, sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu untuk

mempelajarinya.

Salah satu upaya yang dapat di lakukan oleh guru untuk mengurangi

kejenuhan belajar pada siswa adalah dengan mengembangkan bahan ajar ke dalam

berbagai bentuk bahan ajar. Bahan ajar memiliki banyak ragam atau bentuk. Untuk

mengembangkan bahan ajar, guru dituntut untuk terus – menerus meningkatkan

(15)

Salah satu bahan ajar yang paling mudah di buat oleh guru adalah modul

karena tidak menuntut alat yang mahal dan keterampilan yang tinggi. Modul

merupakan salah satu dari ragam bentuk bahan ajar cetak. Bahan ajar cetak dapat

berupa lembar kerja siswa (LKS), hand out, leaflet, wilchart, buku, modul, brosur,

dan lain lain (Hamdani, 2011).

Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara dengan guru yang mengajar

di SMA Negeri 7 Medan bahwa salah satu permasalahan siswa dalam pembelajaran

yakni kurangnya sumber belajar dan kemalasan siswa untuk mencari sumber belajar

lainnya dari artikel atau jurnal penelitian ketika siswa sudah tidak mengerti materi

dan tidak memiliki sumber belajar lain selain buku pegangan siswa, maka siswa

tersebut cenderung malas membahas materi tersebut lebih dalam.

Menurut Ramdani dan Iwan dini (2011) bahwa Pengembangan Modul

Pembelajaran Berbasis Mindjet Manager Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran

Kimia Organik II terhadap media yang dikembangkan 42,35% menilai sangat baik,

49,26% menilai baik, 8,39% menilai cukup dan tidak ada responden yang menilai

buruk.

Sementara menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh pitriya ningtiyas

(2012) yang berjudul penggunaan metode kooperatif tipe TGT dilengkapi dengan

modul dan LKS ditinjau dari aktivitas siswa, menyatakan bahwa metode kooperatif

tipe TGT menggunakan modul dengan nilai rata – rata 79,69 lebih baik dari pada

metode kooperatif tipe TGT menggunakan LKS dengan nilai rata – rata 70,78.

Penerapan strategi pembelajaran ini bertumpu pada penyelesaian masalah

atau Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM). Dalam penerapan strategi

ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topic masalah,

walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas. Proses

pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelesikan masalah secara sistematis

(16)

Hal ini telah dibuktikan oleh hasil penelitian yang di lakukan oleh Mona

Charif (2010) mengenai “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Sikap

Dan Prestasi Akademik Siswa Sekolah Menengah” bahwa penerapan pendekatan

pembelajaran berbasis masalah telah meningkatkan prestasi dan sikap siswa.

Penelitian ini mendorong para guru untuk menerapkan metode pembelajaran

berbasis masalah dalam mengajar konsep-konsep sains khususnya kimia untuk

siswa sekolah menengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81% murid yang

di ajarkan menggunakan model pembelajaran PBL memiliki peningkatan pada

kemampuan kooperatifnya.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Wardani, dkk (2009), yang

berjudul peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan ketrampilan proses

sains berorientasi problem – based learning bahwa terdapat peningkatan hasil

belajar siswa pada III siklus, yakni : siklus I dengan skor 65,21 dengan persentase

67,5% ; siklus II skor siswa naik menjadi 75,88 dengan persentase 70%; siklus III

skor siswa meningkat menjadi 85,05 dengan persentase 90%.

Merujuk pada penelitian diatas disertai adanya berbagai pendapat tentang

hasil penelitian, penulis ingin mengembangkan modul pembelajaran kimia kelas X

SMA semester II sesuai kurikulum 2013 pada pokok bahasan Larutan Elektolit dan

Non Elektrolit yang didalamnya di integrasikan inovasi pembalajaran baik berupa

media, metode, dan atau model pembelajaran, dan melakukan penelitian terhadap

hasil belajar dengan judul “Penyediaan Modul Pembelajaran Kimia Larutan

Elektrolit Nonelektrolit Inovatif Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model

Pembelajaran Problem Based Learning”.

1.2. Identifikasi Masalah

(17)

2. Minimnya inovasi dalam penerapan maupun metode dalam

pengajaran kimia

3. Penyajian materi yang rumit, kurang menarik, dan monoton dan

membosankan.

4. Pemahaman siswa yang rendah terhadap konsep yang diajarkan.

5. Buku teks yang dirancang lebih fokus pada pemberian pengetahuan.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka

masalah dibatasi sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di kelas X SMAN 7 MEDAN.

2. Materi penelitian larutan elektrolit dan nonelektrolit.

3. Penelitian dilakukan dengan pengembangan modul inovatif larutan

elektrolit dan nonelektrolit sesuai dengan Kurikulum 2013.

4. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL).

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukan

diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penilaian guru kimia tentang buku teks kimia untuk kelas

X pada materi Larutan Elektolit dan Non Elektrolit?

2. Bagaimanakah penilaian dari guru terhadap modul pembelajara kimia

inovatif yang dikembangkan pada materi Larutan Elektolit dan Non

Elektrolit sesuai Kurikulum 2013?

3. Bagaimana hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan

menggunakan modul kimia inovatif dibandingkan dengan hasil belajar

kimia siswa dengan menggunakan buku teks pada materi Larutan

(18)

4. Bagaimana ranah kognitif yang akan ditingkatkan dengan

menggunakan modul kimia inovatif pada materi Larutan Elektolit dan

Non Elektrolit?

5. Bagaimanakah perbandingan tingkat aktivitas kegiatan pembelajaran

siswa pada kedua kelas?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah :

1. Mengetahui penilaian guru tentang buku teks kimia untuk kelas X pada

materi Larutan Elektolit dan Non Elektrolit.

2. Mengetahui bagaimana penilaian dari guru pengembangan modul

kimia Larutan Elektolit dan Non Elektrolit berdasarkan Kurikulum

2013

3. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

menggunakan modul kimia inovatif dibandingkan tanpa menggunakan

modul kimia inovatif pada materi Larutan Elektolit dan Non Elektrolit.

4. Mengetahui ranah kognitif yang akan dikembangkan dengan

menggunakan modul kimia inovatif pada materi Larutan Elektolit dan

Non Elektrolit.

5. Perbandingan tingkat aktivitas kegiatan pembelajaran siswa pada

kedua kelas.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi guru : memberikan informasi untuk menggunakan sistem

pengajaran modul dalam pembelajaran kimia, khusunya pada materi

(19)

pada materi pembelajaran Larutan Elektolit dan Non Elektrolit.

3. Bagi peneliti : untuk memperoleh pengalaman langsung dalam

menerapkan pembelajaran dengan menggunakan modul dalam

pembelajaran kimia, khususnya pada materi Larutan Elektolit dan Non

Elektrolit.

1.7. Defenisi Operasional

Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, dan

cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai

yang diharapkan kompetensi sesuai dengan tingkat kerumitan. (Deni, 2007).

Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) merupakan cara

memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan,

menelaah dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis

masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah (Majid, 2008).

Hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Munawar,

2009).

Inovatif adalah usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran,

kemampuan imajinasi, berbagai stimulan, dan individu yang mengelilinginya

dalam menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya

(Mulyasa, 2013).

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

(20)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:

1. Penilaian guru kimia atas materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit yang

ada di buku-buku teks kimia kelas X masih belum memadai, karena

mempunyai kelebihan dan kekurangan pada isi, bahasa, penyajian dan

kegrafikan sehingga perlu disusun modul yang inovatif. Dimana hasil

penilaian rentang validitas modul lebih tinggi daripada rentang validitas

buku teks (3,44 > 3,04), yang artinya modul lebih valid dari pada buku

teks.

2. Modul pembelajaran inovatif Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

merupakan modul yang memenuhi standar sebagai media pembalajaran

dan sesuai dengan kurikulum 2013 serta berdasarkan hasil penilaian tiga

guru kimia dari berbagai sekolah di kota Medan yang memberikan rataan

penilaian validitas modul pada kisaran 3,26 – 4,00, tepatnya pada angka

3,44 yang berarti modul valid, tidak perlu revisi, dan layak digunakan.

3. Modul pembelajaran inovatif memberi peningkatan hasil belajar yang

lebih tinggi dibandingkan dengan buku teks kimia pada pembelajaran

stoikiometri. Rata – rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen adalah

(79,375) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (73,875). Hal ini juga

didukung oleh penggunaan model pembelajaran yang dapat diintegrasikan

pada modul pembelajaran inovatif adalah model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) sehingga dapat mempermudah penyampaian

konsep yang telah disusun di dalam modul.

4. Ranah kognitif yang paling terkembang dari antara kedua kelas terdapat

pada C3 dikelas eksperimen dengan selisih nilai paling tinggi yaitu sebesar

0,675.

5. Tingkat aktivitas pada kelas eksperimen lebih tinggi (85,05) dari pada

(21)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan :

1. Sebelum menggunakan buku atau modul sebagai media pembelajaran,

seharusnya guru terlebih dahulu memeriksa isi buku atau modul yang akan

digunakan, sehingga apabila ada kesalahan atu kekurangan baik dari segi

urutan materi serta dalam hal kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum

disampaikan kepada siswa.

2. Modul pembelajaran inovatif untuk pengajaran Larutan Elektrolit dan

Nonelektrolit perlu direkomendasikan untuk digunakan dalam proses

belajar mengajar karena dari hasil penelitian yang telah dilakukan, modul

kimia sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan modul

pembelajaran inovatif agar menganalisis lebih banyak buku pelajaran

kimia dan dilakukan secara bersamaan dengan guru di tempat penelitian.

Dan disarankan untuk mengembangkan modul pembelajaran inovatif pada

pokok bahasan kimia yang lain agar dapat dijadikan sebagai studi

perbandingan guna untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya

(22)

77

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, (1999), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi aksara, Jakarta.

Charif, mona., (2010), The Effects Of Problem Based Learning In

Chemistry Education On Middle School Students’ Academic Achievement

And Attitude, Master of Education Lebanese American University,

American.

Deni,(2007), Definisi Modul (http://pena-deni.blogspot.com/2007/07/modul.html)

Ginting, tiwa., (2013), Laporan Implementasi Kurikulum 2013 (Makalah), Medan.

Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia, Medan.

Iwan, (2011), Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Mindjet Manager

Sebagai Alternative Materi Pembelajaran Kimia Organic II, Journal

Chemical of UNM, 12(1) : 44 – 53.

Majid, abdul, (2005), Perencanaan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Justina, sandri, muchtaridi., (2007), Kimia SMA/MA Kelas X, Yudhistira, Jakarta.

Justina, sandri, muchtaridi., (2006), Kimia SMA/MA Kelas XI, Yudhistira, Jakarta.

Mulyasa, H.E., (2013), Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, PT.

Remaja Rosdakarya, Bandung.

Munawar, indra., (2009), Hasil Belajar Pengertian dan Defenisi

(http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html).

Ningtiyas, pitriya., (2012), Pengembangan Metode Kooperatif tipe TGT

Dilengkapi Modul dan Lks Ditinjau Dari Aktivitas Siswa, Jurnal

Penelitian Pembelajaran Fisika IKIP PGRI Madiun, 3(1) : 51 – 58.

Prastowo, (2010), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, UNY Press,

Yogyakarta.

Rahayu, iman., (2009), Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas X Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah, Pusat Perbukuan, Jakarta.

Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan,

(23)

Silitonga, P.M, (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA UNIMED,

Medan.

Silitonga, P.M, (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA

UNIMED, Medan.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Yamin, martinis., (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP

Press Group, Jakarta.

Wardani, sri., (2009), Peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan

keterampilan proses sains berorientasi problem based instruction, Jurnal

Inovasi Pensisikan Kimia FMIPA UNS. 3(1) : 391 – 399.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4 dan 5 menunjukkan bahwa pada ukuran step h yang sama, estimasi eror mutlak penyelesaian dengan metode Runge-Kutta orde empat lebih kecil dibandingkan dengan

[r]

Pada durante operasi ditemukan subluksasi lensa ke superior, segmen posterior ditemukan papil bulat batas tegas dengan Cup Disc Ratio 0,4 dan tidak ditemukan cupping

dalam rangka meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dalam pemecahan soal matematika. Bagi sekolah hasil penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka

[r]

IPO merupakan penjualan saham yang dilakukan perusahaan untuk pertama kalinya, saham-saham pada saat penawaran perdana ditawarkan pada harga di bawah harga pasar saham

[r]

Sedangkan filsafat pendidikan Islam merupakan suatau kajian secara filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-Qur’an