• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU STATIKA DAN

TEGANGAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN

TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON

SMK NEGERI 2 BINJAI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

HARUN ARRASYID NASUTION

N I M. 509 311 019

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Harun Arrasyid Nasotion (NIM. 508311019). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015.

(6)

ii

ABSTRACT

Harun Arrasyid Nasotion (NIM. 508 311 019). Application of Problem Based Learning Model to Improve Learning Outcomes Science Activities and Statics and Class X Voltage Engineering Program Stone and Concrete Construction Vocational High School 2 Binjai Academic Year 2014/2015

(7)

iv 1. Hakikak Aktivitas Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan ... 10

2. Krakteristik aktivitas Belajar ... 13

3. Faktor – factor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar ... 14

4. Cara Penilaian Aktivitas Belajar ... 16

B. HakikatHasil Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan ... 18

1. Hakekat Hasil Belajar ... 18

2. Materi Pelajaran Ilmu Statika Dan Tegangan ... 21

3. Cara penilaian hasil belajar statika dan tegangan ... 21

C. Hakikat Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 22

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah ... 22

2. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 25

3. Ciri – Ciri Pembelajaran Berbasis Masalah(PBM) ... 26

(8)

v

F. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ... 40

1. Tes ... ... 40

C. Pembahasan Hasil Penelitian………. ... 72

D. Keterbatasan Penelitian………. ... 73

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. PerolehanNilai Hasil Belajar ………... 4

Tabel 2. Pelaksanaan Tindakan Pada ( siklus I ) ... ... 37

Tabel 3. Pelaksanaan Tindakan Pada ( siklus II ) ... ... 38

Tabel4 - 5. Tes Submateri Siklus 1 ... 40

Siklus 2 ... 41

Tabel 6. Format Obserfasi Aktifitas Siswa ... 42

Tabel 4.1. Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Siklus I………... 55

Tabel 4.2. Kriteria Nilai Aktivitas siswa siklus I……….. 56

Tabel 4.3. Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I………. 58

Tabel 4.4.Kriteria Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I………. 58

Tabel 4.5. Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Siklus II………... 65

Tabel 4.6. Kriteria Nilai Aktivitas Siswa Siklus II……….. 66

Tabel 4.7. Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II……… 67

Tabel 4.8. Kriteria Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II………... 68

Tabel 4.9. Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Dan Siklus II……….. 70

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. Penelitian Tindakan Kelas………..34

Gambar 4.1. Grafik Aktivitas Siswa pada Siklus I……… 57

Gambar 4.2. Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus I……….. 59

Gambar 4.3. Grafik Aktivitas Siswa pada Siklus II……… 66

Gambar 4.4. Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus II………. 69

Gambar 4.5. Grafik Nilai Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II.. 71

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Mata diklat Ilmu Statika Dan Tegangan

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I dan II

Lampiran 3. Naskah Pembelajaran Siklus I dan II

Lampiran 4. Tes Kemempuan Siklus I

Lampiran 5. Tes Kemempuan Siklus II

Lampiran6. Kunci Jawaban Siklus I dan II

Lampiran7. Perhitungan Validitas Tes

Lampiran8. Perhitungan Indeks Kesukaran

Lampiran9. Perhitungan Daya Pembeda

(12)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini

menuntun manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang

khususnya bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi umat manusia dan tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia. Mengingat sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan

manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga akan

memperoleh hasil yang diharapkan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional disebutkan bahwa tujuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah

mempersiapkan peserta didik terutama bekerja dalam bidang tertentu. Selanjutnya secara

spesifik tujuan SMK prokram jurusan Teknik Bangunan menurut kurikulum 2004 adalah: (a)

Memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profisional dalam lingkup keahlian

Teknik bangunan, ( b) mampu memilih kalir, mampu berkompetensi dan mampu

mengembangkan diri dalam lingkup Teknik Bangunan, (c) Menjadi tenaga kerja kelas

menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang

akan datang dalam lingkup Teknik Bangunan, (d) Menjadi warga negara yang produktif,

adaptif dan kereatif.

Dalam rangka memenuhi dunia kerja untuk memenuhi kebutuhan dunia industiri maka

lulusan SMK di didik untuk memiliki kemampuan yang mencakup tiga aspek yaitu, kognitif,

(13)

Aspek kognitif berkenaan dengan panguasaan pengetahuan baru atau penambahan

pengetahuan yang telah ada, aspek afektif berkenaan dengan pengembangan sikap dan minat

baru atau penyempurnaan sikap dan minat yang telah dimiliki, sedangkan aspek psikomotorik

berhubungan dengan penguasaan keterampilan bam atau penyempurnaan keterampilan yang

dimiliki, ketiga aspek tersebut dikenal dalam dunia pendidikan sebagai indikator keberhasilan

belajar.

Penerapan sistem kurikulum yang digunakan yakni Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan yang menjadi pedoman pada proses pembelajaran. Struktur kurikulum yang terdiri

dari mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif. Pelajaran normatif dan adaptif merupakan

pelajaran non kejuruan yang diberikan kepada siswa sebagai penunjang kemampuan

produktif. pembelajaran normatif dan adaptif diberikan di dalam kelas oleh guru yang

berkompetensi di bidang normatif dan adaptif. Mata pelajaran produktif adalah pembelajaran

kejuruan yang merupakan kemampuan khusus yang diberikan kepada siswa sesuai dengan

program keahlian yang dipilihnya.

Dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bekali terhadap Kompetensi

Kejuruan sesuai jurusan masing- masing, yaitu : Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB),

Teknik Mesin Otomotif (TMO), Teknik Body Repair (TBR), dan Teknik Komputer Jaringan (TKJ).

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah khusus untuk Program Keahlian Teknik Konstruksi

Batu dan Beton (TKBB).Untuk mata pelajaran yang diambil adalah DKK 02 (Ilmu Statika

dan Tegangan) termasuk salah satu mata pelajaran kejuruan yang bertujuan membekali siswa

dengan penguasaan teoritis, aplikatif dan sikap profesional. Dalam mata pelajaranStatika dan

Tegangan Dipelajari Tentang Membuat Diagram Gaya Lintang, Gaya Normal, Momen Dan

(14)

(TKBB) merupakan program pendidikan teknik kejuruan yang melaksanakan serangkaian

kegiatan belajar yang meliputi berbagai mata pelajaran keteknikan.

Dengan demikian mata pelajaran Statika dan Tegangan merupakan mata pelajaran

yang sangat penting dalam program keahlian Teknik Konstruksi Batu Dan Beton. Kompotensi

siswa tidak hanya untuk melanjutkan materi pelajaran tetapi juga dapat dipergunakan untuk

bekerja. Memperhatikan pentingnya mata pelajaran Statika dan Tegangan ini diharapkan

semua siswa memiliki kompetensi yang direncanakan dalam kurikulum. Namun kenyataan

menunjukkan bahwa harapan tersebut belum menjadi kenyataan. Hal ini dapat dilihat dari

hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Statika dan Tegangan sebagai berikut.

Tabel 1.1Hasil Belajar Teknik Konstruksi Batu Dan Beton (TKBB) SMK Negeri 2

Binjai 2012/2013

N0 Interval Nilai F0 Fr (%) Kategori

1 90 – 100 3 10 % Sangat kompeten 2 80-89 15 50 % Berkompetensi baik

3 70 -79 8 27 % Kompeten

4 < 70 4 13 % Tidak kompeten Jumlah 30 100%

Sumber: Daftar nilai siswa kelas X Teknik Konstruksi Batu Dan Beton Tahun Pelajaran

2012/ 2013.

Hasil belajar siswa seperti yang tertera pada tabel 1. Menunjukkan sebagian besar

siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran Dasar Kompetensi

Kejuruan pada Kompotensi menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan. Berdasarkan Kriteria

(15)

mata pelajaran Statika dan Tegangan tahun ajaran 2012/ 2013 terdapat 3 siswa dengan

persentase 10% dinyatakan sangat kompoten, 15 siswa dengan persentase 50% dinyatakan

berkompetensi baik, 8 siswa dengan persentase 27% dinyatakan kompoten dan 4 siswa

dengan persentase 13% dinyatakan tidak kompoten dari hasil belajar siswa menunjukkan

masih ada peserta didik yang nilainya dibawah ≤ 70.

Ada beberapa aspek yang diduga sebagai penyebab hasil belajar statika dan tegangan

rendah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 4 september 2013

bahwa model pembelajaran yang digunakan guru adalah model konvensional dan metode

mengajar yang digunakan cenderung metode ceramah, tanya jawab dan latihan. Penggunaan

model dan metode pembelajaran tersebut, guru cenderung menguasai aktivitas pembelajaran (

learningteacher center) hal ini berdampak atas aktivitas belajar siswa, siswa cenderung pasif

aktivitas siswa lebih banyak mendengar, mencatat dan berlatih

Seperti yang dikatakan oleh Sardiman (2006) bahwa peningkatan kualitas pendidikan

ditentukan oleh peningkatan proses belajar mengajar. Dengan adanya peningkatan proses

belajar mengajar dapat meningkat pula kualitas lulusannya. Peningkatan kualitas proses

pembelajaran ini akan sangat tergantung pada pengelolaan kelas dan pengajaran/pendekatan

yang diterapkan guru.

Banyak faktor yang dapat meningkatan hasil belajar adalah penggunaan model

pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran ini bisa menjadi salah satu indikator dalam

meningkatkan hasil belajar.

Mendesain suatu mata pelajaran di SMK untuk keperluan proses pembelajaran tentu

bukanlah pekerjaan yang sederhana. Mendesain model pembelajaran, guru harus menguasai

(16)

diungkapkan Sardiman (2007) bahwa “Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi dan

mengatur lingkungan dengan baik dan menghubungkan anak didik ke dalam lingkungan

tersebut sehingga terjadi proses belajar-mengajar.”

Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi

pembelajaran yang kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah pendekatan

dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Menurut Sudjana (1989 : 30) yang

termasuk dalam komponen pembelajaran adalah “tujuan, bahan, model dan alat serta

penilaian“. Melalui PBM, penerapan pembelajaran ini adalah memecahkan masalah

keseharian (authentic) sehingga siswa sudah dibiasakan dengan situasi nyata sehari-hari.

Selain itu, dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) guru dapat melatih siswa untuk

jadi pembelajar berkelompok.

Model pembelajaran yang digunakan peneliti untuk mengaktifkan siswa, yaitu: Model

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran Pembelajaran Berbasis

Masalah (PBM). Penggunaan model pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) diharapkan dapat

memotivasi siswa untuk belajar aktif, memecahkan masalah layaknya seperti orang dewasa

dan tentunya akhir dari ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian

dalam bentuk tulisan ilmiah (skripsi) dengan judul, Penerapan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X

Pada Mata Pelajaran Statika Dan Tegangan Program Keahlian Teknik Konsturuksi Batu

Dan Beton SMK Negeri 2 Binjai

(17)

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah penelitiaan ini dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa dalam pelajaranStatika dan Tegangan masih rendah.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Statika dan tegangan masih rendah

3. Guru cenderung menggunakan model konvensional

4. Metode yang diajarkan guru cenderung ceramah, tanyajawab dan latihan

5. Guru belum menerapkan Pembelajaran Berbasis Masalahdalam meningkatkan hasil

belajar Statika dan Tegangan siswa kelas X Program Keahlian Teknik Kosturuksi Batu

Dan Beton (TKBB) SMK Negeri 2 Binjai.

C. Pembatasan Masalah

Guna memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah, mengingat begitu luas dan

kompleksnya permasalahan, maka perlu dibuat suatu pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini adalah dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah pada mata

pelajaranmembuat diagram gaya lintang, gaya normal, momen dan menerapkan teori

keseimbangan dalam bentuk teori yang terangkum dalam satu penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research).

2. Penelitian ini diterapkan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran

membuat diagram gaya lintang, gaya normal, momen dan menerapkan teori

keseimbanganpada siswa kelas X Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2

Binjai.Tahun Ajaran 2014/2015.

3. Penelitian ini diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

(18)

keseimbanganpada siswa kelas X Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2

Binjai. Tahun Ajaran 2014/2015.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi identifikasi

bahwa permasalahan yang dihadapi pada mata pelajaran membuat diagram gaya lintang, gaya

normal, momen dan teori keseimbanganadalah rendahnya aktivitas belajar siswa dan hasil

belajar siswa, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat

meningkatkan aktivitas belajar Ilmu Statika dan teganganpada siswa kelas X Program

Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai ?

2. Apakah dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat

meningkatkan hasil belajar Statika dan Teganganpada siswa kelas X Program Keahlian

Teknik Konstruksi Batu dan Beton.

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah seperti yang disebutkan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar mata pelajaran Statika dan Tegangan

pada kelas X Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB) SMK Negeri 2 Binjai dengan

penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaranStatika dan Tegangan pada

kelas X Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB) SMK Negeri 2 Binjai dengan

(19)

F. Manfaat Penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat :

1. Bagi siswa : Sebagai model pembelajaran dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar.

2. Bagi guru : Sebagai bahan informasi untuk memilih alternatif dan model pembelajaran

yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan serta meningkatkan kompetensi guru

dalam merancang atau mendesain pembelajaran.

(20)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Penerapan model pembelajaran berbasis masalahdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa,

terlihat dari siklus pertama dengan rata-rata 69,32 % meningkat mejadi 83,33 % pada siklus

kedua.

2. Penerapan model pembelajaran berbasis masalaah dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

terlihat dari siklus pertama 69,33 menjadi 80,83 pada siklus kedua.

B.Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka diberikan implikasi

sebagai berikut:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka perlu menjadi pertimbangan bagi pihak

sekolah dan guru mata pelajaran dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa selama

proses belajar mengajar.Dengan kata lain, ketika mengajar di kelas, guru harus berupaya

menciptakan kondisi lingkungan belajar yang dapat membelajarkan siswa, dapat

mendorong siswa belajar, atau memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif

mengkonstruksi konsep-konsep yang dipelajarinya. Menemukan pengetahuan secara aktif

sehingga terjadi peningkatan pemahaman (bukan ingatan). Dapat memberikan bimbingan

agar siswa dapat menumbuhkan rasa kerjasama dan berbagi ilmu terhadap siswa yang

belum memahami pelajaran, sehingga diharapkan menerapkan model pembelajaran

(21)

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka perlu menjadi pertimbangan bagi pihak sekolah

dan guru mata diklat dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan

model pembelajan berbasis masalah pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan

maupun pembelajaran lainnya.

C.Saran

Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini yang membuktikan model pembelajaran

berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil siswa karena telah melakukan

pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan kompetensi

perhiungan dan menerapkan teori keseimbangan, maka peneliti memberi saran sebagai

berikut:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan model pembelajaran

berbasis masalahsebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran Ilmu Statika dan

Tegangankhususnya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan

kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam materi pokok perhitungan

dan menerapkan teori keseimbangan dan mata pelajara Ilmu Statika dan Tegangan maupun

pelajaran lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

SMK Negeri 2 Binjai. 2012/2013. Daftar Nilai Siswa Kelas X TKBB

(22)

Jhonson dan Jhonson. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Pustaka Setia

Sanjaya, (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana

Prenada Media Group, Jakarta.

Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi. Jakarta : Rineka Cipta

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persama.

Sardimran. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persama.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yangMempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sujanna. 1989. Metode Statika, Tarsisto. Bandung

Sudjana. 2002. Metode Statika, Tarsinto. Bandung

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

SMK Negeri 2 Binjai. 2012/2013. Daftar Nilai Siswa Kelas X TKBB

Hamalik, Oemar. 2009. Prinsi-Prinsip Belajar Untuk Mengajar. Bandung: Usaha Nasional.

Jhonson dan Jhonson. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Pustaka Setia

Sanjaya, (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi. Jakarta : Rineka Cipta

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persama.

Sardimran. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persama.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yangMempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sujanna. 1989. Metode Statika, Tarsisto. Bandung Sudjana. 2002. Metode Statika, Tarsinto. Bandung

Gambar

Gambar 2. Penelitian Tindakan Kelas……………………………………………..34
Tabel 1.1Hasil Belajar Teknik Konstruksi Batu Dan Beton (TKBB) SMK Negeri 2

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping) Terhadap Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa Kelas X Program Keahlian Konstruksi Batu Dan Beton Di

Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Statika Dan Tegangan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung.. Universitas

Self Efficacy dengan Hasil Belajar Konstruksi Beton Bertulang Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton Siswa SMK Negeri 1 Mempura Kab. Penelitian ini bertujuan

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ilmu Bahan Bangunan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik

disimpulkan bahwa Hasil belajar Ilmu Statika dan Tegangan kelompok siswa yang diajar dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori lebih tinggi dari hasil belajar Ilmu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Terdapat hubungan yang signifikan antara mata pelajaran matematika dengan prestasi belajar ilmu statika dan tegangan siswa program

8.1 Memahami prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai karakteristik bidang keahlian teknik konstruksi batu dan beton. 8.1.1 Menganalisis prinsip