PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU STATIKA DAN
TEGANGAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON
SMK NEGERI 2 BINJAI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
HARUN ARRASYID NASUTION
N I M. 509 311 019
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
i ABSTRAK
Harun Arrasyid Nasotion (NIM. 508311019). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Binjai Tahun Ajaran 2014/2015.
ii
ABSTRACT
Harun Arrasyid Nasotion (NIM. 508 311 019). Application of Problem Based Learning Model to Improve Learning Outcomes Science Activities and Statics and Class X Voltage Engineering Program Stone and Concrete Construction Vocational High School 2 Binjai Academic Year 2014/2015
iv 1. Hakikak Aktivitas Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan ... 10
2. Krakteristik aktivitas Belajar ... 13
3. Faktor – factor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar ... 14
4. Cara Penilaian Aktivitas Belajar ... 16
B. HakikatHasil Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan ... 18
1. Hakekat Hasil Belajar ... 18
2. Materi Pelajaran Ilmu Statika Dan Tegangan ... 21
3. Cara penilaian hasil belajar statika dan tegangan ... 21
C. Hakikat Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 22
1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah ... 22
2. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 25
3. Ciri – Ciri Pembelajaran Berbasis Masalah(PBM) ... 26
v
F. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ... 40
1. Tes ... ... 40
C. Pembahasan Hasil Penelitian………. ... 72
D. Keterbatasan Penelitian………. ... 73
DAFTAR TABEL
Tabel 1. PerolehanNilai Hasil Belajar ………... 4
Tabel 2. Pelaksanaan Tindakan Pada ( siklus I ) ... ... 37
Tabel 3. Pelaksanaan Tindakan Pada ( siklus II ) ... ... 38
Tabel4 - 5. Tes Submateri Siklus 1 ... 40
Siklus 2 ... 41
Tabel 6. Format Obserfasi Aktifitas Siswa ... 42
Tabel 4.1. Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Siklus I………... 55
Tabel 4.2. Kriteria Nilai Aktivitas siswa siklus I……….. 56
Tabel 4.3. Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I………. 58
Tabel 4.4.Kriteria Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I………. 58
Tabel 4.5. Perolehan Nilai Aktivitas Siswa Siklus II………... 65
Tabel 4.6. Kriteria Nilai Aktivitas Siswa Siklus II……….. 66
Tabel 4.7. Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II……… 67
Tabel 4.8. Kriteria Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II………... 68
Tabel 4.9. Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Dan Siklus II……….. 70
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. Penelitian Tindakan Kelas………..34
Gambar 4.1. Grafik Aktivitas Siswa pada Siklus I……… 57
Gambar 4.2. Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus I……….. 59
Gambar 4.3. Grafik Aktivitas Siswa pada Siklus II……… 66
Gambar 4.4. Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus II………. 69
Gambar 4.5. Grafik Nilai Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II.. 71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Mata diklat Ilmu Statika Dan Tegangan
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I dan II
Lampiran 3. Naskah Pembelajaran Siklus I dan II
Lampiran 4. Tes Kemempuan Siklus I
Lampiran 5. Tes Kemempuan Siklus II
Lampiran6. Kunci Jawaban Siklus I dan II
Lampiran7. Perhitungan Validitas Tes
Lampiran8. Perhitungan Indeks Kesukaran
Lampiran9. Perhitungan Daya Pembeda
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini
menuntun manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang
khususnya bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi umat manusia dan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Mengingat sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan
manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga akan
memperoleh hasil yang diharapkan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan bahwa tujuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah
mempersiapkan peserta didik terutama bekerja dalam bidang tertentu. Selanjutnya secara
spesifik tujuan SMK prokram jurusan Teknik Bangunan menurut kurikulum 2004 adalah: (a)
Memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profisional dalam lingkup keahlian
Teknik bangunan, ( b) mampu memilih kalir, mampu berkompetensi dan mampu
mengembangkan diri dalam lingkup Teknik Bangunan, (c) Menjadi tenaga kerja kelas
menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang
akan datang dalam lingkup Teknik Bangunan, (d) Menjadi warga negara yang produktif,
adaptif dan kereatif.
Dalam rangka memenuhi dunia kerja untuk memenuhi kebutuhan dunia industiri maka
lulusan SMK di didik untuk memiliki kemampuan yang mencakup tiga aspek yaitu, kognitif,
Aspek kognitif berkenaan dengan panguasaan pengetahuan baru atau penambahan
pengetahuan yang telah ada, aspek afektif berkenaan dengan pengembangan sikap dan minat
baru atau penyempurnaan sikap dan minat yang telah dimiliki, sedangkan aspek psikomotorik
berhubungan dengan penguasaan keterampilan bam atau penyempurnaan keterampilan yang
dimiliki, ketiga aspek tersebut dikenal dalam dunia pendidikan sebagai indikator keberhasilan
belajar.
Penerapan sistem kurikulum yang digunakan yakni Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang menjadi pedoman pada proses pembelajaran. Struktur kurikulum yang terdiri
dari mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif. Pelajaran normatif dan adaptif merupakan
pelajaran non kejuruan yang diberikan kepada siswa sebagai penunjang kemampuan
produktif. pembelajaran normatif dan adaptif diberikan di dalam kelas oleh guru yang
berkompetensi di bidang normatif dan adaptif. Mata pelajaran produktif adalah pembelajaran
kejuruan yang merupakan kemampuan khusus yang diberikan kepada siswa sesuai dengan
program keahlian yang dipilihnya.
Dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bekali terhadap Kompetensi
Kejuruan sesuai jurusan masing- masing, yaitu : Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB),
Teknik Mesin Otomotif (TMO), Teknik Body Repair (TBR), dan Teknik Komputer Jaringan (TKJ).
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah khusus untuk Program Keahlian Teknik Konstruksi
Batu dan Beton (TKBB).Untuk mata pelajaran yang diambil adalah DKK 02 (Ilmu Statika
dan Tegangan) termasuk salah satu mata pelajaran kejuruan yang bertujuan membekali siswa
dengan penguasaan teoritis, aplikatif dan sikap profesional. Dalam mata pelajaranStatika dan
Tegangan Dipelajari Tentang Membuat Diagram Gaya Lintang, Gaya Normal, Momen Dan
(TKBB) merupakan program pendidikan teknik kejuruan yang melaksanakan serangkaian
kegiatan belajar yang meliputi berbagai mata pelajaran keteknikan.
Dengan demikian mata pelajaran Statika dan Tegangan merupakan mata pelajaran
yang sangat penting dalam program keahlian Teknik Konstruksi Batu Dan Beton. Kompotensi
siswa tidak hanya untuk melanjutkan materi pelajaran tetapi juga dapat dipergunakan untuk
bekerja. Memperhatikan pentingnya mata pelajaran Statika dan Tegangan ini diharapkan
semua siswa memiliki kompetensi yang direncanakan dalam kurikulum. Namun kenyataan
menunjukkan bahwa harapan tersebut belum menjadi kenyataan. Hal ini dapat dilihat dari
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Statika dan Tegangan sebagai berikut.
Tabel 1.1Hasil Belajar Teknik Konstruksi Batu Dan Beton (TKBB) SMK Negeri 2
Binjai 2012/2013
N0 Interval Nilai F0 Fr (%) Kategori
1 90 – 100 3 10 % Sangat kompeten 2 80-89 15 50 % Berkompetensi baik
3 70 -79 8 27 % Kompeten
4 < 70 4 13 % Tidak kompeten Jumlah 30 100%
Sumber: Daftar nilai siswa kelas X Teknik Konstruksi Batu Dan Beton Tahun Pelajaran
2012/ 2013.
Hasil belajar siswa seperti yang tertera pada tabel 1. Menunjukkan sebagian besar
siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran Dasar Kompetensi
Kejuruan pada Kompotensi menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan. Berdasarkan Kriteria
mata pelajaran Statika dan Tegangan tahun ajaran 2012/ 2013 terdapat 3 siswa dengan
persentase 10% dinyatakan sangat kompoten, 15 siswa dengan persentase 50% dinyatakan
berkompetensi baik, 8 siswa dengan persentase 27% dinyatakan kompoten dan 4 siswa
dengan persentase 13% dinyatakan tidak kompoten dari hasil belajar siswa menunjukkan
masih ada peserta didik yang nilainya dibawah ≤ 70.
Ada beberapa aspek yang diduga sebagai penyebab hasil belajar statika dan tegangan
rendah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 4 september 2013
bahwa model pembelajaran yang digunakan guru adalah model konvensional dan metode
mengajar yang digunakan cenderung metode ceramah, tanya jawab dan latihan. Penggunaan
model dan metode pembelajaran tersebut, guru cenderung menguasai aktivitas pembelajaran (
learningteacher center) hal ini berdampak atas aktivitas belajar siswa, siswa cenderung pasif
aktivitas siswa lebih banyak mendengar, mencatat dan berlatih
Seperti yang dikatakan oleh Sardiman (2006) bahwa peningkatan kualitas pendidikan
ditentukan oleh peningkatan proses belajar mengajar. Dengan adanya peningkatan proses
belajar mengajar dapat meningkat pula kualitas lulusannya. Peningkatan kualitas proses
pembelajaran ini akan sangat tergantung pada pengelolaan kelas dan pengajaran/pendekatan
yang diterapkan guru.
Banyak faktor yang dapat meningkatan hasil belajar adalah penggunaan model
pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran ini bisa menjadi salah satu indikator dalam
meningkatkan hasil belajar.
Mendesain suatu mata pelajaran di SMK untuk keperluan proses pembelajaran tentu
bukanlah pekerjaan yang sederhana. Mendesain model pembelajaran, guru harus menguasai
diungkapkan Sardiman (2007) bahwa “Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi dan
mengatur lingkungan dengan baik dan menghubungkan anak didik ke dalam lingkungan
tersebut sehingga terjadi proses belajar-mengajar.”
Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi
pembelajaran yang kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah pendekatan
dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Menurut Sudjana (1989 : 30) yang
termasuk dalam komponen pembelajaran adalah “tujuan, bahan, model dan alat serta
penilaian“. Melalui PBM, penerapan pembelajaran ini adalah memecahkan masalah
keseharian (authentic) sehingga siswa sudah dibiasakan dengan situasi nyata sehari-hari.
Selain itu, dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) guru dapat melatih siswa untuk
jadi pembelajar berkelompok.
Model pembelajaran yang digunakan peneliti untuk mengaktifkan siswa, yaitu: Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM). Penggunaan model pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) diharapkan dapat
memotivasi siswa untuk belajar aktif, memecahkan masalah layaknya seperti orang dewasa
dan tentunya akhir dari ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian
dalam bentuk tulisan ilmiah (skripsi) dengan judul, Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X
Pada Mata Pelajaran Statika Dan Tegangan Program Keahlian Teknik Konsturuksi Batu
Dan Beton SMK Negeri 2 Binjai
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah penelitiaan ini dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dalam pelajaranStatika dan Tegangan masih rendah.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Statika dan tegangan masih rendah
3. Guru cenderung menggunakan model konvensional
4. Metode yang diajarkan guru cenderung ceramah, tanyajawab dan latihan
5. Guru belum menerapkan Pembelajaran Berbasis Masalahdalam meningkatkan hasil
belajar Statika dan Tegangan siswa kelas X Program Keahlian Teknik Kosturuksi Batu
Dan Beton (TKBB) SMK Negeri 2 Binjai.
C. Pembatasan Masalah
Guna memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah, mengingat begitu luas dan
kompleksnya permasalahan, maka perlu dibuat suatu pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini adalah dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah pada mata
pelajaranmembuat diagram gaya lintang, gaya normal, momen dan menerapkan teori
keseimbangan dalam bentuk teori yang terangkum dalam satu penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research).
2. Penelitian ini diterapkan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
membuat diagram gaya lintang, gaya normal, momen dan menerapkan teori
keseimbanganpada siswa kelas X Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2
Binjai.Tahun Ajaran 2014/2015.
3. Penelitian ini diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
keseimbanganpada siswa kelas X Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2
Binjai. Tahun Ajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi identifikasi
bahwa permasalahan yang dihadapi pada mata pelajaran membuat diagram gaya lintang, gaya
normal, momen dan teori keseimbanganadalah rendahnya aktivitas belajar siswa dan hasil
belajar siswa, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat
meningkatkan aktivitas belajar Ilmu Statika dan teganganpada siswa kelas X Program
Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai ?
2. Apakah dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat
meningkatkan hasil belajar Statika dan Teganganpada siswa kelas X Program Keahlian
Teknik Konstruksi Batu dan Beton.
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah seperti yang disebutkan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar mata pelajaran Statika dan Tegangan
pada kelas X Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB) SMK Negeri 2 Binjai dengan
penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaranStatika dan Tegangan pada
kelas X Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB) SMK Negeri 2 Binjai dengan
F. Manfaat Penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat :
1. Bagi siswa : Sebagai model pembelajaran dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar.
2. Bagi guru : Sebagai bahan informasi untuk memilih alternatif dan model pembelajaran
yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan serta meningkatkan kompetensi guru
dalam merancang atau mendesain pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Penerapan model pembelajaran berbasis masalahdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa,
terlihat dari siklus pertama dengan rata-rata 69,32 % meningkat mejadi 83,33 % pada siklus
kedua.
2. Penerapan model pembelajaran berbasis masalaah dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
terlihat dari siklus pertama 69,33 menjadi 80,83 pada siklus kedua.
B.Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka diberikan implikasi
sebagai berikut:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka perlu menjadi pertimbangan bagi pihak
sekolah dan guru mata pelajaran dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa selama
proses belajar mengajar.Dengan kata lain, ketika mengajar di kelas, guru harus berupaya
menciptakan kondisi lingkungan belajar yang dapat membelajarkan siswa, dapat
mendorong siswa belajar, atau memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif
mengkonstruksi konsep-konsep yang dipelajarinya. Menemukan pengetahuan secara aktif
sehingga terjadi peningkatan pemahaman (bukan ingatan). Dapat memberikan bimbingan
agar siswa dapat menumbuhkan rasa kerjasama dan berbagi ilmu terhadap siswa yang
belum memahami pelajaran, sehingga diharapkan menerapkan model pembelajaran
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka perlu menjadi pertimbangan bagi pihak sekolah
dan guru mata diklat dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan
model pembelajan berbasis masalah pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan
maupun pembelajaran lainnya.
C.Saran
Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini yang membuktikan model pembelajaran
berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil siswa karena telah melakukan
pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan kompetensi
perhiungan dan menerapkan teori keseimbangan, maka peneliti memberi saran sebagai
berikut:
1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan model pembelajaran
berbasis masalahsebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran Ilmu Statika dan
Tegangankhususnya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan
kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam materi pokok perhitungan
dan menerapkan teori keseimbangan dan mata pelajara Ilmu Statika dan Tegangan maupun
pelajaran lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
SMK Negeri 2 Binjai. 2012/2013. Daftar Nilai Siswa Kelas X TKBB
Jhonson dan Jhonson. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Pustaka Setia
Sanjaya, (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi. Jakarta : Rineka Cipta
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persama.
Sardimran. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persama.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yangMempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Sujanna. 1989. Metode Statika, Tarsisto. Bandung
Sudjana. 2002. Metode Statika, Tarsinto. Bandung
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
SMK Negeri 2 Binjai. 2012/2013. Daftar Nilai Siswa Kelas X TKBB
Hamalik, Oemar. 2009. Prinsi-Prinsip Belajar Untuk Mengajar. Bandung: Usaha Nasional.
Jhonson dan Jhonson. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Pustaka Setia
Sanjaya, (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi. Jakarta : Rineka Cipta
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persama.
Sardimran. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persama.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yangMempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Sujanna. 1989. Metode Statika, Tarsisto. Bandung Sudjana. 2002. Metode Statika, Tarsinto. Bandung